Anda di halaman 1dari 8

1

PERSEPSI MASYARAKAT PENGGUNA PELAYANAN KESEHATAN DI POLI


UMUM PUSKESMAS BANDA SAKTI KOTA LHOKSEUMAWE

Muchtar 1, Ibrahim2, Jufrizal3


1.
Mahasiswa STIKes Muhammadiyah Lhokseumawe
2.
Dosen STIKes Muhammadiyah Lhokseumawe
3.
Dosen STIKes Muhammadiyah Lhokseumawe
e-mail:

ABSTRAK
Persepsi adalah proses kognitif yag dialami oleh setiap orang dalam memahami
informasi tentang lingkungannya, baik lewat penglihatan, penghayatan, perasaan, dan
penciuman. Namun adanya isu bahwa pelayanan yang diberikan kadang kurang memuaskan,
para petugas yang seenaknya memberikan pelayanan yang menyebabkan kadang Puskesmas
mendapatkan pandangan yang buruk. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui
persepsi masyarakat pengguna pelayanan kesehatan di poli umum Puskesmas Banda Sakti.
Metode yang digunakan adalah deskriptif dengan jumlah responden sebanyak 83
orang dan diambil dengan menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data
dilakukan di tempat penelitian dengan menggunakan kuesioner. Data dianalisis dengan Uji
Univariat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi masyarakat terhadap pelayanan
kesehatan yaitu bernilai positif. Hal ini dibuktikan dengan hasil yang didapatkan yaitu
sebanyak 53 responden (63,5%) memiliki persepsi yang positif terhadap pelayanan
kesehatan.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah sudah banyak masyarakat yang memiliki
persepsi yang positif terhadap pelayanan kesehatan Puskesmas Banda Sakti. diharapkan dapat
meningkatkan kesadaran dalam menjaga kesehatan memanfaatkan fasilitas kesehatan yang
disediakan oleh pemerintah yang dalam hal ini adalah Puskesmas Banda Sakti. Untuk pihak
Puskesmas Banda Sakti diharapkan untuk lebih memantau kinerja petugas-petugasnya agar
pelayanan yang diterima pasien ataupun pengunjung bisa memuaskan.
Kata Kunci : Persepsi Masyarakat, Pelayanan Kesehatan,
Daftar Pustaka : 15 Buku + 1 Internet ( Tahun 2003-2013) + Jurnal

ABSTRACK
Perception is a cognitive process by everyone in understanding information about the
environment, either through sight, appreciation, feeling, and smell. However, the existence of
the service issue is sometimes unsatisfactory, the officers who see it build a service that is
sometimes bad. The purpose of this research is to know the perception of the public of the
users of health services in the general public health center of Banda Sakti.
This research uses descriptive method that is through. Sampling of this research is
through purposive sampling by purposely finding what the purpose of the sample is 83
respondents
For the result of public perception on health service is positive order as many as 53
respondents (63,5%).
Obtained at the site the author gets to the public is expected to increase awareness in
maintaining health from health facilities provided by the government which in this case is the
2

Puskesmas Banda Sakti. For the Puskesmas Banda Sakti is expected to further improve the
performance of patients who can recover.

Keywords : Public Perception, Health Service


Bibliography: 15 Books + 1 Internet (Year 2003-2013) + Journal

PENDAHULUAN Adanya ketidakpuasan pasien dapat


Indonesia adalah salah satu negara disebabkan oleh beberapa hal yaitu waktu
yang memiliki jumlah perawat terbanyak tempuh rumah tangga menuju rumah sakit
dibandingkan tenaga kesehatan lain. pemerintah menurut tempat tinggal dengan
Berdasarkan Pusat Data Dan Informasi waktu 16-30 menit, tertinggi di perkotaan
(Pusdatin) Kementerian Kesehatan RI (41%) dan perdesaan 25,6 %. Dengan
Tahun 2010, perawat di Indonesia 160.074 waktu 31-60 menit di perkotaan 24,7% dan
orang. Jumlah yang cukup banyak dengan perdesaan 34,5%. Sedangkan dengan
lahan kerja yang memadai. Lahan kerja waktu tempuh < 15 menit di perkotaan
perawat di Indonesia sangat luas, tidak 27,3% dan perdesaan 6,3%. Biaya
hanya di dalam negeri namun dapat juga di transportasi menuju, Upaya Kesehatan
luar negeri. Perawat juga dapat bekerja di Bersumber daya Masyarakat seperti
instansi pemerintah maupun swasta. Poskesdes dan poskestren (97,4%),
Rumah sakit, Pusat Kesehatan Masyarakat Polindes (95,8%) dan posyandu (97,8 %),
(Puskesmas) dan klinik adalah contoh area 69,6 % rumah tangga mengetahui
kerja perawat yang sering dijumpai. keberadaan rumah sakit pemerintah,
Seiring dengan berjalannya waktu sedangkan rumah sakit swasta diketahui
dan bertambahnya kebutuhan pelayanan oleh 53,9 % rumah tangga (Riskesdas,
kesehatan menuntut perawat saat ini 2013).
memiliki pengetahuan dan keterampilan di Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM)
berbagai bidang. Saat ini adalah data dan informasi tentang tingkat
perawat memiliki peran yang lebih luas kepuasan masyarakat yang diperoleh dari
dengan penekanan pada peningkatan hasil pengukuran secara kuantitatif dan
kesehatan dan pencegahan penyakit, juga kualitatif atas pendapat masyarakat dalam
memandang klien secara komprehensif. memperoleh pelayanan dari aparatur
Perawat menjalankan fungsi dalam penyelenggara pelayanan publik dengan
kaitannya dengan berbagai peran pemberi membandingkan antara harapan dan
perawatan, pembuat keputusan klinik dan kebutuhannya. Adapun tujuan dari Indeks
etika, pelindung dan advokat bagi klien, Kepuasan Masyarakat adalah untuk
manajer kasus, rehabilitator, komunikator mengetahui tingkat kinerja unit pelayanan
dan pendidik (Firwan, 2012). secara berkala sebagai bahan untuk
Permasalahan kesehatan yang menetapkan kebijakan dalam rangka
dihadapi sampai saat ini cukup kompleks, peningkatan kualitas pelayanan publik
karena upaya kesehatan belum dapat selanjutnya (Riskesdas, 2013).
menjangkau seluruh lapisan masyarakat. Faktor dalaman (internal) Puskesmas
Berdasarkan data Akses Pelayanan yang berhubung kait dengan kualitas
Kesehatan dalam Riskesdas 2013 pelayanan kesehatan dan tingkat
mengetahui keberadaan fasilitas kesehatan kepuasaan pasien. Artinya, selama kualitas
yang terdiri dari rumah sakit pemerintah, pelayanan kesehatan memenuhi kepuasan
rumah sakit swasta, puskesmas atau pasien, maka tingkat kebersesuaianan akan
puskesmas pembantu, praktek dokter atau tinggi dan Puskesmas akan tetap
klinik, praktek bidan atau rumah bersalin, merupakan keperluan masyarakat.
posyandu,poskesdes atau poskestren dan Sebaliknya, selama kualitas pelayanan
polindes (Riskesdas, 2013). kesehatan tidak memenuhi tingkat
3

kepuasaan pasien, maka tingkat dilaksanakan oleh Puskesmas. Perkesmas


kebersesuaianan akan rendah, dilakukan dengan penekanan pada upaya
mengakibatkan Puskesmas akan pelayanan kesehatan dasar. Pelaksanaan
ditinggalkan oleh masyarakat (Santosa, Perkesmas bertujuan untuk meningkatkan
2010). kemandirian masyarakat dalam mengatasi
Ketidakpuasan pelayanan dapat masalah kesehatan yang dihadapi,
berasal dari kebersihan ruangan sehingga tercapai derajat kesehatan yang
tunggu, kebersihan ruang perawatan, dan optimal. Untuk mengupayakan terbinanya
kelalaian petugas dalam kesehatan masyarakat, maka diharapkan
menangani pasien, lambatnya petugas 40 % keluarga rawan kesehatan
dalam menangani keluhan pasien, memperoleh kunjungan rumah dan
hal ini dikarenakan daya tampung dari pembinaan kesehatan oleh tenaga
puskesmas ini sangat minim. Tidak kesehatan melalui kegiatan perkesmas
bisa dipungkiri daya tampung berdampak (Efendi, 2009).
pada antrian pasien yang akan Berdasarkan penelitian Septino
mendapatkan pelayanan pada puskesmas (2007) diketahui beberapa masalah
sehingga kemungkinan untuk Perkesmas yang dihadapi pada Puskesmas-
terjadinya nepotisme dalam pelayanan Puskesmas di Indonesia antara lain laporan
kesehatan sangat mungkin untuk yang tidak sesuai dari Puskesmas,
terjadi. Permasalahan yang kemudian Puskesmas yang tidak membuat rencana
terjadi adalah membludaknya pasien tahunan dan jumlah sasaran tidak
yang akan datang berobat sedangkan dilakukan pendataan. Tentang masalah
puskesmas dan kekurangan sumber daya dana, Dinas Kesehatan memberikan dana
manusia dalam menangani pasien, secara block grand ke Puskesmas
sehingga hal ini berdampak pada daya berdasarkan usulan kegiatan yang mereka
tanggap yang kurang maksimal dari buat. Selanjutnya, tentang sarana dan
pemberi layanan kepada pasien yang prasarana seperti Public Health Nursing
datang. Hal tersebut kemungkinan menjadi (PHN) kit, obat, buku pedoman dan
pengalaman yang mengecewakan bagi formulir laporan sudah tersedia, tetapi
para pasien yang berobat di Puskesmas pencapaiannya masih rendah.
( Santosa, 2010). Masyarakat sebagai pasien dalam
Sehubungan dengan hal tersebut, menerima pelayanan kesehatan yang
perlu terus ditingkatkan upaya-upaya diberikan oleh perawat menjadi salah satu
untuk memperluas jangkauan dan tolak ukur mutu dari pelayanan yang
mendekatkan pelayanan kesehatan kepada diberikan perawat. Persepsi yang diberikan
masyarakat dengan mutu pelayanan yang masyarakat oleh perawat dapat menjadi
baik, berkelanjutan dan dapat menjangkau gambaran pengenai peran parawat.
seluruh lapisan masyarakat terutama Persepsi positif masyarakat terhadap peran
keluarga miskin rawan kesehatan/risiko perawat dapat meningkatkan minat
tinggi. Upaya pelayanan kesehatan dasar masyarakat terhadap peran perawat dapat
kepada masyarakat melalui upaya meningkatkan minat masyarakat untuk
kesehatan wajib dan upaya kesehatan berkunjung ke puskesmas dan
pengembangan. Salah satu upaya menimbulkan respon tenang pada pasien
kesehatan pengembangan yang dilakukan yang menjalani pengobatan (Indriati,
oleh Puskesmas adalah program Perawatan 2009).
Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) Hal ini sekaligus menciptakan citra
(Efendi, 2009). perawat yang baik di masyarakat sehingga
Perawatan kesehatan masyarakat dapat meningkatkan pelayanan kesehatan.
(Perkesmas) merupakan bagian integral Sementara persepsi negatif masyarakat
dari pelayanan kesehatan dasar yang menunjukkan pelayanan kesehatan yang
4

masih optimal dan tidak memuaskan, yang Instrumen yang digunakan berupa
menimbulkan perasaan tidak senang dan kuesioner dengan jumlah pernyataan
dapat menurunkan minat masyarakat untuk sebanyak 20. Instrumen telah diuji dengan
melakukan pengobatan (Rosyadi, 2008) uji content validity, serta telah dilakukan
Data awal yang penulis dapatkan di uji reliabilitas.
Puskesmas Banda Sakti jumlah tenaga Analisa data yang digunakan pada
kesehatan yaitu perawat sebanyak 55 penelitian ini adalah uji univariat.
orang dan yang bekerja di poli umum Pengumpulan data dilaksanakan pada
puskesmas Banda Sakti sebanyak 8 orang. tanggal 30 Oktober - 1 November 2017 di
Sedangkan pengunjung yang datang ke poli umum Puskesmas Banda Sakti Kota
poli umum dari bulan Januari sampai Lhokseumawe.
dengan Juni 2017 sebanyak 519 orang
dengan jumlah rata-rata pengunjung HASIL PENELITIAN
sebanyak 40 responden. Hasil penelitian data karakteristik
Dan jika keadaan ini terus berlanjut responden didapatkan bahwa distribusi
dan tidak ada perubahan, maka peran frekuensi tertinggi jenis kelamin responden
puskesmas dalam upaya untuk yaitu perempuan sebanyak 43 orang
memperbaiki dan meningkatkan kesehatan (52%), umur responden berada pada 51 -
masyarakat tidak akan terwujud. Di 70 tahun yaitu sebanyak 40 orang (48%),
Puskesmas Banda Sakti, para pasien pun tingkat pendidikan terakhir responden
telah banyak yang mengutarakan keluhan SMA 28 orang (35%), pekerjaan
atau kritikan terhadap pelayanan dan responden yaitu Wiraswasta 49 orang (59
fasilitas yang ada. Oleh karena itu, para %) dan Jarak Tempuh responden yaitu > 3
pegawai dan kepala Puskesmas berusaha Km sebanyak 47 orang (57 %). Distribusi
meningkatkan fasilitas, media dan sarana frekuensi karakteristik responden dapat
prasarana yang ada untuk kembali dilihat pada Tabel 1.
memfungsikan peran Puskesmas yang
bertujuan untuk meningkatkan Tabel 1. Distribusi Karakteristik
kesejahteraan hidup masyarakat khususnya Responden Di Poli Umum Puskesmas
dalam bidang kesehatan. Banda Sakti Kota Lhokseumawe Tahun
Berdasarkan latar belakang di atas, 2017 (n=83)
maka peneliti merasa tertarik untuk
meneliti tentang bagaimana persepsi
masyarakat terhadap pelayanan kesehatan
di Puskesmas Banda Sakti Kota
Lhokseumawe. Karakteristik
No F %
Responden
1 Jenis Kelamin
METODE PENELITIAN Laki-laki 40 48
Desain penelitian yang dilakukan Perempuan 43 52
dengan metode deskriptif. Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh pasien yang 2 Umur
berobat ke Poli umum Puskesmas Banda 10-30 tahun 13 15,5
Sakti Kota Lhokseumawe selama 6 bulan 31-50 tahun 23 27,5
terakhir dari Januari sampai Juni 2017. 51 – 70 tahun 40 48
Berdasarkan rumus Slovin, jumlah sampel >70 tahun 7 9
dalam penelitian ini adalah 83 orang
responden. Penarikan sampel dalam
penelitian ini dilakukan dengan teknik 3 Tingkat
purposive sampling. Pendidikan
5

SD 11 13 di Puskesmas dimana 88% pasien


SMP 9 11 memiliki persepsi positif terhadap
SMU/SMA 28 35 pelayanan yang diberikan Puskesmas.
Diploma III 12 15 Beranjak dari pemikiran tersebut peneliti
Sarjana /S1 22 26 mengajukan beberapa pertanyaan
berkaitan dengan pengetahuan,
4 Jenis Pekerjaan pemahaman, dan pengalaman yang
Wiraswasta 49 59 dimiliki oleh masyarakat.
PNS 24 29 Persepsi masyarakat mengenai
Lainnya 10 12 puskesmas Banda Sakti secara umum
dapat diketahui dari pengalaman
5 Jarak Tempuh berkunjung ke Puskesmas Banda Sakti dan
< 3 Km 36 43 bagaimana dengan lokasinya, sedangkan
> 3 Km 47 57 pelayanannya dapat diketahui dari
pengetahuan masyarakat tentang
Persepsi Masyarakat Pengguna bagaimana bentuk pelayanan.
Pelayanan Kesehatan Di Poli Umum Persepsi merupakan suatu proses
Puskesmas Banda Sakti Kota pemahaman, cara merasa, dan
Lhokseumawe Tahun 2017. mengintepretasikan lewat pengalaman-
pengalaman terdahulu atau
Rata-rata persepsi masyarakat masukanmasukan dari luar atau dapat
pengguna pelayanan kesehatan didapatkan dikatakan sebagai salah satu bentuk
hasil persepsi positif dengan jumlah 53 ekspresi dalam menanggapi suatu
responden (63,9%), dapat dilihat pada rangsangan atau stimulus yang datang dari
tabel 2. luar diri individu. Persepsi merupakan
suatu penilaian, sebagai persiapan untuk
Tabel 2. Persepsi Masyarakat Pengguna perilaku konkrit dan nilai-nilai itu dengan
Pelayanan Kesehatan (n = 83) melalui emosi, motivasi dan ekspektasi
akan mempengaruhi persepsi, dan nilai-
Persepsi nilai yang berbeda juga mempengaruhi
NO F
Masyarakat % persepsi perilaku tersebut. Dalam
1 Positif 53 63,9 memandang sesuatu hal, baik itu benda,
2 Negatif 30 36,1 perbuatan atau sesuatu yang lain, kita
PEMBAHASAN selalu mempunyai pendapat atau
Persepsi Masyarakat Pengguna pandangan tersendiri yang mungkin
Pelayanan Kesehatan Di Poli Umum berbeda dengan pendapat orang lain. Hal
Puskesmas Banda Sakti Kota tersebut karena dipengaruhi oleh beberapa
Lhokseumawe faktor, baik eksternal maupun internal.
Berdasarkan hasil uji statistik Karena persepsi juga merupakan
persepsi masyarakat pengguna pelayanan sebuah internal yang dilakukan oleh
kesehatan di poli umum puskesmas banda individu untuk memilih, mengevaluasi dan
sakti kota lhokseumawe tahun 2017 mengorganisasikan rangsangan dari
didapatkan bahwa bahwa nilai positif dari lingkungan eksternal. Persepsi yang
penelitian persepsi masyarakat terhadap dimiliki seseorang individu terhadap
pengguna pelayanan kesehatan yaitu sesuatu akan mempengaruhi tingkah laku
positif sebanyak 53 reponden (63,9%) dan individu tersebut terhadap sesuatu tadi.
nilai negatif hanya 30 responden (36,1%). Jadi tingkah laku seseorang selalu
Hal ini sejalan dengan penelitian didasarkan atas makna sebagai hasil
Nurjannah (2003) mengenai persepsi persepsi terhadap lingkungannya di mana
masyarakat terhadap pelayanan kesehatan dia hidup. Apa yang dilakukan dan
6

mengapa seseorang melakukan atau tidak dari harapan Puskesmas Banda Sakti
melakukan atas berbagai hal selalu dengan kata lain, pegawai sudah
didasarkan pada batasan-batasan menurut melakukan yang memang harus dilakukan.
pendapatnya sendiri secara selektif. Sehingga persepsi yang muncul di
Dalam penelitian ini, persepsi masyarakat menyatakan bahwa petugas
masyarakat mengenai pelayanan Puskesmas Banda Sakti telah memiliki
Puskesmas Banda Sakti dapat diketahui sikap ramah, sabar, dan komunikatif pada
dari pengetahuan, pemahaman, dan setiap pasien dan pengunjung.
pengalaman seseorang dengan pelayanan Berkaitan dengan penelitian ini,
puskesmas itu sendiri. Pengetahuan dan persepsi masyarakat adalah bagian dari
pemahaman tentang kesehatan yang suatu konsep tindakan sosial, hal ini jelas
dimiliki oleh masyarakat Banda Sakti merupakan bagian dari Paradigma Definisi
mempengaruhi sikap dan perilaku disaat sosial, yang mana paradigma ini
mereka dalam keadaan sakit. Sakit menyangkut ”tindakan penuh arti” dari
merupakan suatu keadaan subyektif individu. Di dalam jurnal Purwatiningsih
dimana perasaan dan kondisi satu orang (2008) secara definitive, Max Weber
dengan yang lainnya berbeda. Pengetahuan merumuskan bahwa sosiologi sebagai ilmu
masyarakat terhadap puskesmas Banda yang berusaha menafsirkan dan memahami
Sakti tidak terlepas dari pengalaman, (Interpretative Understanding) tindakan
kebiasaan, dan kepercayaan yang berada atau perilaku sosial serta antar hubungan
pada diri individu serta lingkungan di luar sosial untuk sampai pada penjelasan
individu. kausal.
Sementara itu masyarakat yang Dan menurut WJS Poerwadraminta
memiliki persepsi negatif terhadap peran pelayanan dilihat sebagai perbuatan
perawat Puskesmas juga disebabkan oleh melayani apa yang diperlukan dan
beberapa faktor. Pengalaman terdahulu diharapkan oleh orang lain dengan bantuan
yang kurang menyenangkan terhadap pihak lain yang menyediakan sesuatu yang
pelayanan kesehatan yang diterima akan diperlukan oleh orang lain tersebut.
membuat masyarakat memiliki persepsi
yang negatif. Selain itu, pelayanan yang
kurang memuaskan dan tidak sesuai KESIMPULAN DAN SARAN
dengan harapan juga menjadi salah satu Kesimpulan
penyebab timbulnya persepsi negatif. Hal Berdasarkan hasil penelitian
itu didukung dengan adanya karakter “Persepsi Masyarakat Pengguna Pelayanan
individu yang sulit menerima stimulus Kesehatan Di Poli Umum Puskesmas
yang diberikan sehingga mempersepsikan Banda Sakti Kota Lhokseumawe”
pelayanan kesehatan negatif. menunjukkan bahwa dari 83 responden
Kepuasan pasien atau pelanggan dengan persepsi masyarakat pengguna
adalah sasaran utama dalam pelayanan. pelayanan kesehatan berada pada kategori
Jadi, petugas medis dan non medis positif yaitu 53 responden (63,9%) dan
Puskesmas Banda Sakti dituntut harus kategori negatif sebanyak 30 responden
mampu memberikan pelayanan kesehatan (36,1%).
yang berkualitas. Keterbatasan petugas Saran
nantinya akan menjadi kendala dalam 1. Untuk masyarakat diharapkan dapat
memperoleh pelayanan kesehatan, jangan meningkatkan kesadaran dalam
sampai pasien harus menunggu lama untuk menjaga kesehatan memanfaatkan
memperoleh pelayanan. Mengenai petugas fasilitas kesehatan yang disediakan
medis dan non medis Puskesmas Banda oleh pemerintah yang dalam hal ini
Sakti menurut sebagian besar informan adalah Puskesmas Banda Sakti
dirasa sudah cukup memadai. hal positif berusaha mendapatkan pelayanan
7

kesehatan secara optimal dari Idriati, Kusumaningsi (2009). Persepsi


Puskesmas Banda Sakti dan jika Masyarakat Terhadap Citra
memerlukan pelayanan kesehatan Perawat. Jakarta Pusat :
yang lebih masyarakat bisa lebih Universitas Indonesia.
sering aktif bertanya untuk Notoatmodjo, Soekidjo (2007). Promosi
mendapatkan pelayanan seperti yang Kesehatan dan Ilmu Perilaku.
diharapkan sehingga tidak perlu Jakarta : PT Rineka Cipta
berobat ke tempat pelayanan Riskesdas (2013), Badan
kesehatan yang lain. Penelitian Dan Pengembangan
2. Untuk pihak Puskesmas Banda Sakti Kesehatan Kementerian
diharapkan untuk lebih memantau Kesehatan Republik Indonesia.
kinerja petugas-petugasnya agar Jakarta : Kemenkes RI.
pelayanan yang diterima pasien Potter, Perry (2005). Fundamental
ataupun pengunjung bisa memuaskan Keperawatan. Jakarta : EGC.
berupaya memberikan fasilitas yang PPNI (2003). Standar Praktek
lebih baik, menjalin hubungan yang Keperawatan
baik dengan masyarakat saat Riskesda (2013). Badan Penelitian Dan
berinteraksi, meningkatkan publikasi Pengembangan Kesehatan.
tentang hal-hal yang berkaitan dengan Kementerian Kesehatan
Puskesmas Banda Sakti selalu Republik Indonesia :
memberikan kemudahan pelayanan Jakarta.
pada pasien atau pengunjung dan terus Rosyadi (2008). Analisa Hubungan
meningkatkan kualitas pelayanan Persepsi Pasien Tentang
kesehatan. Mutu Pelayanan Kesehatan
Dengan Tingkat Kepuasan
DAFTAR PUSTAKA Pasien. Surakarta : Berita
Arikunto, Suharsimi (2005). Manajemen Ilmu Keperawatan.
Penelitian. Jakarta: Renika Cipta. Rianti, (2017). Persepsi Kesehatan
Departemen Kesehatan Republik masyarakat.
Indonesia. “Visi Pembangunan http://www.scribd.com/doc/perse
Kesehatan: Indonesia Sehat psi kesehatan masyarakat. diakses
2010.” http://www.depkes.go.id/i tanggal 28 November 2017.
ndonesiasehat.html. Septino, kusnanto (2007). Pengantar
Departemen Kesehatan RI (2004). Profesi Dan Praktik Keperawatan
Rancangan Pedoman Profesional. Jakarta : EGC.
Peningkatan Kinerja Perawat Santosa (2010). Persepsi Masyarakat
Kesehatan Masyarakat di Terhadap Kualitas Pelayanan
puskesmas. Jakarta : Direktorat Kesehatan. Departemen
Jendral Bina Kesehatan Kependudukan dan Biostatistika
masyarakat. Fakultas Kesehatan Masyarakat
Efendi, Ferry dan Makhfudli (2009). Universitas Sumatera Utara
Keperawatan Kesehatan Suharto, Edi (2005). Membangun
Komunitas: Teori dan Praktek Masyarakat Memberdayakan
Dalam Keperawatan. Jakarta: Rakyat. Bandung : PT Refika
Salemba. Aditama.
Hidayat, A.Aziz (2007). Metode Toha, M (2008). Perilaku Organisasi ;
Penelitian Keperawatan dan Konsep Dasar dan
Tekhnik Analisa Data. Jakarta : Aplikasinya. Jakarta : Raya
Salemba Medika. Grafindo Persada.
8

Waspadji (2007). Manajement Hidup


Sehat. Jakarta : Balai Penerbit
FKUI

Anda mungkin juga menyukai