Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRESENTASI RENCANA PERAWATAN (PRP)

PERAWATAN RESTORASI INDIREK ONLAY KOMPOSIT PADA GIGI MOLAR


PERTAMA KIRI RAHANG BAWAH

MODUL OPERATIVE DENTISTRY

DISUSUN OLEH :

RIAN ISARDANU

NIM : J530170014

PENDIDIKAN PROFESI DOKTER GIGI

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2018
BAB I

PENDAHULUAN

A. DEFINISI

Restorasi akhir merupakan bagian yang paling penting dari kunci keberhasilan
perawatan endodontik. Restorasi pasca endodontik membutuhkan desain yang dapat
melindungi sisa jaringan gigi dari fraktur, mencegah terjadinya reinfeksi melalui sistem
saluran akar dan menggantikan struktur gigi yang hilang. Bila beberapa tonjol gigi yang
hilang namun masih memiliki ketebalan struktur email dentin yang cukup dan pasien
menginginkan restorasi sewarna gigi, maka onlay komposit indirek bisa menjadi pilihan.
Secara umum restorasi komposit gigi dibagi menjadi dua golongan yaitu, restorasi direk dan
restorasi indirek (Asmah, 2013).
Restorasi ini masing masing memiliki kelebihan dan kekurangan, pada restorasi
komposit direk memiliki keuntungan, antara lain estetik baik, pembuangan jaringan minimal,
preparasi lebih mudah, lebih ekonomois dari restorasi indirek, waktu lebih singkat, sedangkan
kekurangannya adalah pengerutan akibat polimerisasi dan keausan, untuk mengatasi
kekurangan komposit secara direk dikembangkan restorasi komposit secara indirek. restorasi
yang dibuat adalah onlay komposit indirek karena restorasi ini memiliki beberapa
keuntungan, antara lain kemampuan memperkuat struktur gigi yang tersisa, dapat mengurangi
shrinkage yang terjadi pada saat polimerisasi, dapat membentuk kontur dan kontak yang
lebih akurat, biokompatibel, keadaan fisik lebih baik, tidak terkontaminasi saliva pada saat
pengerjaan serta mudah dikoreksi bila terjadi kerusakan. Sedangkan kerugiannya adalah,
biaya dan waktu bertambah serta dibutuhkan keterampilan khusus dalam prosesnya di
laboratorium untuk mendapatkan restorasi yang akurat (Asmah, 2013).
Onlay merupakan restorasi indirek untuk merestorasi gigi posterior yang mengalami
karies dengan keadaan kavitas melibatkan bagian proksimal gigi dan tonjolnya. Restorasi
indirek biasanya digunakan untuk gigi yang memerlukan estetika yang baik, menumpat
kavitas yang besar atau menggantikan restorasi besar yang sudah kurang baik terutama untuk
kavitas faciolingual luas yang memerlukan penutupan tonjol (Roberson et al., 2002).
Indikasi onlay, di antaranya:
- Abrasi gigi posterior yang luas
- Kerusakan gigi posterior yang besar tetapi email dan dentin bagian bukal dan lingual
masih sehat
- Gigi pasca perawatan endodontik
- Memperbaiki fungsi oklusi
- Kemungkinan terjadinya fraktur cups karena kurang jaringan sehat pendukungnya
Bahan yang sering digunakan dalam restorasi onlay adalah:
1. Komposit
Resin komposit terdiri atas empat bahan utama, yaitu matriks polimer organik,
partikel filler inorganik, bahan pengikat dan sistem initiator-accelerator. Komposit yang
digunakan untuk restorasi indirek sering disebut sebagai laboratory composite. Bahan ini
umumnya digunakan untuk pembuatan crown, inlay veneer dan metal-free bridges dengan
memprosesnya melalui kombinasi penyinaran, pemanasan, tekanan dan vacuum untuk
meningkatkan polimerisasi dan resistensi pemakaiannnya (Craig dan Powers, 2002).
2. Porselen
Keramik merupakan bahan restorasi non-logam yang dibentuk dengan cara
memanaskannya pada temperatur tinggi hingga mencapai sifat yang diinginkan sedangkan
porselen sendiri diartikan sebagai salah satu jenis bahan keramik yang terdiri dari kaolin,
quartz daan feldspar yang dipanaskan dalam suhu tinggi. Bahan ini diklasifikasikan
berdasarkan temperatur fusi, penggunaan, teknik fabrikasi dan fase kristalinnya (Craig dan
Powers, 2002).
Berdasarkan temperatur fusinya, keramik atau porselen terbagi atas high-fusing
ceramic, medium-fusing ceramic dan low-fusing ceramic. High-fusing ceramic dan
medium-fusing ceramic umumnya digunakan untuk pembuatan gigi tiruan, sedangkan
untuk restorasi biasanya menggunakan medium-fusing ceramic atau low-fusing ceramic.
Low-fusing ceramic memiliki kekuatan yang hampir sama dengan high-fusing ceramic dan
translusensi serta kelarutannya adekuat. Berdasarkan penggunaannya, keramik dibagi
kedalam 3 klasifikasi, yaitu keramik untuk metal crown dan gigi tiruan cekat, all-ceramic
crown, inlay, onlay, veneer serta gigi tiruan keramik. Onlay keramik memiliki resistensi
terhadap abrasi yang lebih baik dibandingkan dengan onlay komposit untuk gigi posterior.
Kekurangannya adalah apabila polishingnya kurang baik maka dapat mengikis gigi
antagonisnya (Craig dan Powers, 2002).
3. Logam
Bahan logam yang umum digunakan dalam kedokteran gigi diantaranya adalah
cobalt-chromium, nickel-chromium, titanium, stainless steel, atau emas. Syarat utama
untuk bahan metal yang aman digunakan dalam kedokteran gigi adalah bahan yang tidak
menyebabkan alergi dan tidak toksik terhadap pasien maupun operator, tidak korosi, tidak
berubah bentuk, memiliki konduktivitas termal dan kekuatan yang baik, serta mudah
didapat (Craig dan Powers, 2002).
BAB II
KASUS
A. IDENTITAS PASIEN
- Nama : Arum Puspita
- Alamat : Pati
- Jenis kelamin : Perempuan
- Tempat tangga lahir : 3 April 1996
- Pekerjaan : Mahasiswi
- Golongan darah :-
- Alergi :-
- Penyakit sistemik :-
A. PEMERIKSAAN SUBJEKTIF
Anamnesis
- Keluhan utama (CC) : Pasien datang dengan keluhan gigi kanan belakang
bawahnya patah dan ingin ditambal
- Riwayat perjalanan penyakit (PI) : Menurut keterangan pasien, pasien
merasakan keadaan gigi tersebut patah sejak 2 bulan yang lalu setelah
sebelumnya pernah ditambal bahan sewarna gigi
- Riwayat kesehatan umum (PMH) :
o Pasien tidak dicurigai menderita penyakit sistemik
o Pasien belum pernah dirawat di RS
o Pasien memiliki alergi debu
o Pasien sedang tidak dalam perawatan dokter dan tidak sedang
mengkonsumsi obat
- Riwayat kesehatan mulut (PDH) : Pasien terakhir datang ke dokter gigi
beberapa bulan yang lalu untuk mencabutkan gigi kanan bawahnya, pasien
terakhir kali datang ke dokter gigi satu tahun yang lalu untuk
membersihkan karang gigi
- Riwayat kesehatan keluarga (FH)
Riwayat umum ayah : ayah pasien tidak dicurigai menderita penyakit
sistemik
Riwayat umum ibu : ibu pasien menderita penyakit darah tinggi
Riwayat gigi ayah : ayah pasien tidak memiliki keluhan gigi
Riwayat gigi ibu : ibu pasien tidak memiliki keluhan gigi
- Riwayat Kehidupan pribadi (SH) :
Pasien menggosok gigi 2x sehari, pada waktu mandi pagi dan sore hari.
Pasien mengkonsumsi teh 2x sehari dan kopi 1x sehari
Pasien tinggal di kos-kosan
B. PEMERIKSAAN OBJEKTIF
KESAN UMUM KESEHATAN PENDERITA
Jasmani : Sehat
Mental : Sehat, Kooperatif dan Komunikatif
VITAL SIGN
Tekanan darah : 130/80
Nadi : 72x/Menit
Pernafasan : 17x/Menit
Suhu : afebris
Berat badan : 48 kg
Tinggi badan : 157 Cm
PEMERIKSAAN EKSTRA ORAL

Fasial Neuromuskular Kelenjar Kelenjar Tulang TMJ


ludah linfe rahang
Deformitas TAK TAK TAK TAK TAK TAK
Nyeri TAK TAK TAK TAK TAK TAK
Tumor TAK TAK TAK TAK TAK TAK
G. fungis TAK TAK TAK TAK TAK TAK

PEMERIKSAAN INTRA ORAL


- Bibir : TAK - Torus Palatinus : Tidak ada
- Pipi : TAK - Torus Mandibula : Tidak
ada
- Dasar Mulut : TAK
- Palatum : Tinggi
- Lidah : TAK - Supernumerary Teeth :
- Gingiva : TAK Tidak ada
- Diastema : TAK
- Orofaring : TAK
- Gigi Anomali : Tidak ada
- Oklusi : Normal Bite - Gigi Tiruan : Tidak ada
- Oal Hygine : 1,0 (Baik)
PEMERIKSAAN JARINGAN LUNAK

= TAK

C. DIAGNOSIS DAN RENCANA PERAWATAN

ELEMEN RINGKASAN HASIL DIAGNOSIS/ Kode RENCANA


PEMERIKSAAN DIFFERENTIAL (ICD-10) PERAWATAN
DIAGNOSIS (BERDASAR
PRIORITAS)
36 Terdapat patahan pada D/ Fraktur Ellis S03.1 TP/ Onlay
bagian cups distolingual Klas II
kedalaman dentin
Sondasi (-)
Perkusi (-)
Palpasi (-)
CE (+)
GAMBAR KLINIS
D. DIAGNOSIS
D/ Gigi 36 fraktur ellis klas II
E. RENCANA PERAWATAN
 Onlay PFM

BAB III
PEMBAHASAN DAN CARA KERJA
A. CARA KERJA
1. Persiapan Alat
- Diagnostic set - Metal round bur
- Handpiece - Sendok cetak
- Tapered fissure flat dan - Paper pad
diamond bur - Agate spatula
- Bur fisur ujung bulat
2. Persiapan Bahan
- Elastomer
- Gips stone
- Inlay/Onlay Wax (malam biru)
- Cotton roll
- Cotton pellet
- SIK tipe 1
- Cotton Roll
- Articulating paper
3. Cara Kerja
a. Kunjungan pertama
- Tumpatan sementara dibersihkan
- Pengurangan bidang oklusal menggunakan bur fissure ujung datar sebanyak
1,5-2,0mm
- Membuat kontrabevel dengan fissure diamond bur selebar 0,5mm dengan
akhiran chamfer
- Dinding kavitas dibentuk divergen ke arah oklusal 3-50 dengan bur fissure
ujung datar
- Finishing dengan bur pita kuning
- Membuat model kerja dengan mencetak gigi yang akan dibuatkan onlay
menggunakan sendok cetak yang sesuai dengan menggunakan bahan
elastomer dengan teknik double impression kemudian hasil cetakan diisi
dengan gipstone
- Membuat cetakan gigitan dengan malam
b. Kunjungan kedua
Melepas dan membersihkan tumpatan sementara, mencoba hasil
restorasi onlay pada kavitas, cek traumatik oklusi menggunakan articulate
paper, Isolasi daerah kerja, sementasi restorasi menggunakan semen resin
dan Pasien diinstruksikan untuk kontrol.
c. Kunjungan ketiga
Pasien difollow-up selama satu minggu, saat kunjungan keempat
dilakukan pemeriksaan subjaktif dan objektif, apakah ada keluhan dari hasil
perawatan yang sudah dilakukan.
BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN
1. Onlay merupakan restorasi indirek untuk merestorasi gigi posterior yang
mengalami karies dengan keadaan kavitas melibatkan bagian proksimal gigi
dan tonjolnya. Restorasi indirek biasanya digunakan untuk gigi yang
memerlukan estetika yang baik dan menumpat kavitas yang besar.
2. Bahan yang akan dipakai yaitu PFM, karena kavitas besar dan memerlukan
tekanan beban kunyah yang besar sehingga diperlukan bahan yang mampu
menahan beban kunyah yang besar dan tidak mudah mengalami abrasi.
DAFTAR PUSTAKA

Asmah, 2013. Restorasi onlay komposit indirek pada gigi molar kedua rahang
bawah kanan. pdgimakassar.org/journal.

Bakar Abu. 2012. Kedokteran Gigi Klinis. Yogyakarta, Indonesia : Quantum


sinergis Media.

Budiyanti, Arlia. 2006. Perawatan Endodontik Pada Anak. Jakarta : Penerbit


Buku Kedokteran EGC.

Craig, R.G., Powers, J.M. 2002. Restorative Dental Materials 11th ed. Mosby :
USA.

Grossman, LI., Oliet S., and Rio, CED., 2013. Ilmu Endodontik Dalam Prakter:
edisi kesebelas, EGC: Jakarta.

Roberson, T.M., Heyman, H.O., Swift E.J. 2002. Studervant’s Art Science Of
Operative Dentistry 4th ed. Mosby : USA

Soeprapto. 2015. Rangkuman Teori Penunjang Klinik FKG UI. Fakultas


Kedokteran Gigi. Universitas Indonesia.

Tarigan, R. 2006, Perawatan Pulpa Gigi (Endodontik), Ed. ke-2, EGC., Jakarta

Walton, 2014, Prinsip & Praktik Ilmu Endodonsia. Ed ke-3. EGC. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai