Anda di halaman 1dari 17

Delayed Tooth Replantation

After Traumatic Avulsion


(A Case Report)
Disusun oleh :
Tiara Surya Dewi (J520130005)
Rian Iswardanu (J520130011)
Nurlaily Hayu Rachmi (J520130018)
Regina Dilian K. (J520130026)
Yolanda Putri P.A (J520130032)
Defita Ferawati (J520130038)
Erman Subiyanto (J520130045)
Fatidar Rahmatika (J520130052)
Citra Amaliasari M. (J520130058)
Mohammad Zulfikar I. (J520130064)
Karisma Aulia M. (J520130070)

Pendahuluan

Traumatik injuri untuk gigi permanen


anterior yang baru erupsi umum
terjadi selama masa kanak-kanak
dan 0,5-1,6% dari umur 7-70 tahun
mengalami avulsi. Manajemen yag
paling baikuntuk gigi avulsi adalah
replantasi imediet, dalam 20-30
menit setelah cidera atau
menempatkan gigi pada media
penyimpanan sampai melakukan
. Gigi adalah faktor yang paling penting dalam
menentukan prognosis traumatic injury. Beberapa
penelitian telah menemukan bahwa diperpanjangnya
waktu ekstraalveolar merupakan prediktor yang baik
untuk resorpsi (Martins et al., 2004; Finucane, 2006
Tujuan dari laporan kasus ini adalah untuk
menyajikan kondisi klinis dan radiografis dari gigi
insisivus sentral atas yang avulsi dan ditanam
kembali yang dilakukan perawatan dengan kalsium
hidroksida jangka panjang, setelah kering periode
ekstra-alveolar diperpanjang pada pasien masa
pertumbuhan.
Laporan Kasus
Seorang anak laki-laki sehat berusia 8 tahun dirujuk
ke klinik endodontik untuk perawatan trauma avulsi
gigi insisivus sentral kiri rahang atas setelah
kecelakaan mobil. Gigi ditemukan 4 jam setelah
kecelakaan. Gigi insisivus sentral kanan atas juga
mengalami luksasi. Kemudian, gigi itu ditanam
kembali oleh dokter gigi umum setelah 30 menit.
Dokter gigi membersihkan
soket serta gigi dengan salin dan
terapi antibiotik profilaksis yang
diresepkan untuk satu minggu.
Pasien dilakukan pemeriksaan secara
klinis dan radiografi. Hasil pemeriksaan
intraoral menunjukkan tidak adanya
laserasi, abrasi, dan memar pada
jaringan lunak. Insisivus sentral rahang
atas dilakukan splinting menggunakan
kawat splin yang dilekatkan pada gigi
yang berdekatan elama satu minggu
denganetsa asam dan resin komposit.
Kemudian gigi ditumpat
menggunakan resin komposit pada
bagian koronal (Charisma, Kultzer,
Jerman). Pasta kalsium hidroksida
diganti tiga kali selama satu tahun
(3, 6, dan 12 bulan). Satu tahun
kemudian apeks kedua insisivus
sentral tertutup (Gambar 2).
Insisivus sentral rahang atas yang telah
dilakukan pemeriksaan klinis dan radiografi
dijadwalkan untuk datang kembali setelah
satu tahun . Setelah satu tahun pasta
kalsium hidroksida diganti untuk terakhir
kalinya dan itu dibiarkan di dalam saluran
akar. Gigi direstorasi dengan resin komposit
secara permanen. Selama pengobatan,
vitalitas dari gigi insisivus sentral kanan
dilakukan pengecekan.
Keesokan harinya, gigi yang telah
direplantasi kemudian dilakukan
perawatan endodotik. Saluran akar
telah dilakukan preparasi dan
diirigasi dengan larutan salin atau
2% larutan natrium hipoklorit. Pasta
kalsium hidroksida (Merk, Darmstadt,
Jerman) ditempatkan di saluran akar
(Gambar 1).
Setelah 5 tahun, gigi avulsi berada dalam posisi
yang benar. Namun, gigi tersebut mengalami
infra posisi karena adanya ankylosis yang dapat
mengganggu proses pertumbuhan tulang alveolar
secara vertikal. Meskipun lebar saluran akar gigi
insisivus sentralis kanan sama seperti pada tahun
pertama, namun gigi dapat tumbuh sempurna,
apeks gigi telah tertutup dan gigi tetap vital
(Gambar 4).
diskusi
Dalam kasus ini, waktu ekstraoral 270 menit
tanpa penempatan di media apapun. Ketika
gigi telah mempunyai waktu ekstraoral kering
lebih besar dari 60 menit, ligamen periodontal
tidak diharapkan untuk bertahan hidup. Pra
perawatan gigi seperti itu, sebelum replantasi,
akan membuat lebih resisten terhadap resorpsi.
Jika gigi tetap kering selama lebih dari 60 menit
tanpa pertimbangan untuk menjaga ligamen
periodontal, terapi endodontikdapat dilakukan
ekstraoral (Finucane, 2003; Trope, 2006).
waktu kering merupakan faktor klinis
yang paling penting terkait dengan
perkembangan pasca replantasi
resorpsi akar. Dimana risiko resorpsi
meningkat secara dramatis setelah 5
menit dari kekeringan dengan
probabilitas resorpsi meningkat
sebesar 29% untuk setiap 10 menit
tambahan kekeringan
Perawatan yang harus dilakukan
ketika ingin melakukan replantasi
gigi adalah dengan saluran akar
dibersihkan secara menyeluruh.
Sehari setelah avulsi, kalsium
hidroksida telah ditempatkan di kanal
untuk mencegah inflamasi resorpsi
akar eksternal.
penggunaan kalsium hidroksida untuk gigi avulsi
mengakibatkan tingkat keberhasilan yang sangat
tinggi (Martins et al., 2004). Namun, di sisi lain
perawatan penggunaan kalsium hikroksida
mungkin mempunyai beberapa kelemahan.
Perawatan ini membutuhkan beberapa kali
kunjungan selama jangka waktu yang panjang,
membuat kerjasama dengan pasien merupakan
faktor penting. Tanpa kerjasama pasien, saluran
akar mungkin akhirnya menjadi terinfeksi, yang
mengakibatkan kemungkinan hilangnya gigi
(Martin et al., 2004).
Terapi endodontik sangat efektif dalam
pengobatan resorpsi tidak dapat
dikembalikan seperti semula. Meskipun tidak
ada pengobatan paten untuk ankylosis
dentoalveolar tetapi jika perawatan yang
dilakukan itu dengan mengekstraksi gigi
pada masa pertumbuhan tulang alveolar
akan mengakibatkan resorpsi puncak dan
terhambatnya pertumbuhan di daerah
tersebut.
ekstraksi disertai dengan pengobatan
prostetik pada usia dini harus dihindari agar
tidak mengganggu pertumbuhan dan
perkembangan jaringan.
Pemindahan gigi tetangga ke area
edentolus juga bisa dijadikan pilihan
alternatif namun Kasus dengan penutupan
ruang unilateral lebih sering mengakibatkan
ketidakpuasan pasien dibandingkan dengan
pembuatan implan pada ruang edentulous.
Perawatan implan tidak sependapat dengan
usia perawatan tersebut karena akan
mengganggu pertumbuhan atau biasa yang
dikenal dengan gigi ankylosis yang
menyebabkann infra-posisi
Dekoronasi disarankan untuk gigi ankylosis
memelihara kontur tulang alveolar dan ketika
infra-posisi mahkota gigi lebih 1 mm. Pada
kasus ini, pasta kalsium hidroksida masih
digunakan di dalam saluran akar dan tidak
diganti setelah satu satun. Tindak lanjut
klinis dan radiografis masih terus berlanjut.
Kesimpulan
Meskipun resorpsi pemindahan merujuk
pada hilangnya gigi ankylosis selama 1-5
tahun, gigi tersebut dapat dikembalikan
dalam keadaan stabil, infraposisi akan
tetapi kondisi fungsional dapat bertahan
lebih dari 5 tahun. Maka dari itu,
merupakan pilihan bijak penggunaan
kalsium hidroksida di dalam saluran akar
selama mungkin.

Anda mungkin juga menyukai