DI INDONESIA
Oleh :
09
XII IPA 3
Ada beberapa pendapat yang menyatakan tentang masuknya Islam ke Indonesia. Pendapat
tersebut antara lain :
Masuknya Islam ke Indonesia antara abad 7 dan 8, buktinya pada abad 7 dan 8 telah
terdapat perkampungan Islam di sekitar Malaka.
Islam masuk ke Indonesia pada abad 11, buktinya Nisan Fatimah binti Maimun di
desa Leran (Gresik) Jawa Timur yang berangka tahun 1082
Islam masuk ke Indonesia pada abad 13, buktinya :
- Batu nisan Sultan Malik Al Saleh berangka tahun 1297
- Catatan Marcopolo tahun 1292 yang menyatakan bahwa penduduk Perlak telah
memeluk agama Islam
- Catatan Ibnu Batutah tahun 1345 -1346 yang menyatakan bahwa penguasa
Samudra Pasai menganut paham Syafi’i
- Catatan Ma Huan yang menyatakan bahwa pada abad 15 sebagian besar
masyarakat di Pantai Utara Jawa Timur telah memeluk agama Islam
- Summa Oriental karya dari Tome Pires yang memberitahukan tentang
penyebaran Islam meliputi Sumatera, Kalimantan, Jawa hingga kepulauan
Maluku.
Islam masuk ke Indonesia melalui 2 jalur, yaitu :
Jalur utara, dengan rute : Arab (Mekah dan Madinah) – Damaskus – Bagdad –
Gujarat (Pantai Barat India) – Srilangka – Indonesia
Jalur selatan, dengan rute : Arab (Mekah dan Madinah) – Yaman – Gujarat –
Srilangka – Indonesia
Daerah yang pertama kali dimasuki Islam adalah pantai Sumatera bagian utara. Kemudian,
Islam menyebar ke seluruh pelosok Indonesia. Dalam waktu cepat, Islam telah tersebar ke
berbagai pelosok Indonesia. Hal itu disebabkan karena :
Wilayah Sumatera bagian utara letaknya di tepi Selat Malaka, tempat lalu lintas kapal-
kapal dagang dari India ke Cina. Para pedagang dari India yaitu bangsa Arab, Persia, dan Gujarat,
yang juga para mubalig Islam, banyak menetap di Bandar-bandar sepanjang Sumatera Utara.
Mereka menikah dengan wanita-wanita pribumi yang sebelumnya telah diislamkan, sehingga
terbentuklah keluarga-keluarga muslim.
Agama Islam yang secara berangsur-angsur berkembang di pesisir utara Pulau Sumatera
ini kemudian mendapatkan pijakan yang amat kuat dengan berdirinya Kerajaan Samudera Pasai
yang merupakan Kerajaan Islam pertama di Indonesia yang terletak di Kampung Samudera di
tepi Sungai Pasai yang berdiri pada pertengahan abad ke-13 M. Letaknya yang strategis di
kawasan perairan Selat Malaka menyebabkan Kerajaan Samudera Pasai mencapai kemajuan
dalam bidang ekonomi. Kerajaan Samudera Pasai mengalami kemajuan selama kurang lebih
tiga abad. Pada masa itu Samudera Pasai menjadi mercusuar kerajaan Islam yang sangat
gemilang. Akan tetapi, sejak pertengahan abad ke-14 Masehi, Kerajaan Samudera Pasai
mengalami kemunduran karena serangan Kerajaan Majapahit. Posisinya sebagai pusat aktifitas
perdagangan dan dakwah Islamiyah digantikan oleh Kerajaan Islam Malaka.
Pada abad ke-16 Masehi, di Sumatera Utara muncul Kerajaan Aceh yang didirikan oleh
Sultan Ali Mughayat Syah. Wilayah kekuasaannya meliputi seluruh bekas wilayah kekuasaan
Samudera Pasai dari Pidie sampai perbatasan Sungai Rokan. Kerajaan Aceh mengalami kejayaan
pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda Mahkota Alam (1607 -1636). Ia melakukan
rihlah dakwah ke beberapa daerah di sekitar wilayah kekuasaannya, seperti: Deli, Johor, Bintan,
Pahang, Kedah, Perak, dan Nias.Untuk keperluan syiar Islam, ia mendirikan masjid
“Baiturrahman” yang berfungsi sebagai tempat ibadah dan pengajaran agama Islam. Kerajaan
Aceh menemui keruntuhannya ketika dapat ditaklukkan oleh Belanda pada abad ke-19 M.
Kapan tepatnya Islam mulai masuk ke Pulau Jawa tidak dapat diketahui dengan pasti.
Akan tetapi, di Desa Leran, Manyar, Gresik ditemukan makam Fatimah binti Maimun bin
Haibatallah berangka tahun 475/495 H (1082 - 1101 M). Dari bukti ini dapat diketahui bahwa di
daerah tersebut sudah ada orang Islam. Dengan demikian dapat diketahui bahwa jauh sebelum
kedatangan Maulana Malik Ibrahim di Gresik, sudah terdapat pemeluk agama Islam di Pulau
Jawa. Namun, dakwah Islamiyah berjalan semakin intensif setelah periode Maulana Malik
Ibrahim dan para Wali Sanga, yaitu sekitar abad ke -14 dan ke-15 M. Adapun gerakan dakwah
Islam di Pulau Jawa yang dilakukan oleh para Wali Sanga, yaitu :
o Sunan Ampel
Sunan Ampel nama aslinya adalah Raden Rahmat. Lahir pada tahun 1401 M dan wafat
pada tahun 1481 M dan dimakamkan di desa Ampel. Sunan Ampel telah mendirikan
pesantren di Ampel Denta, dekat Surabaya. Dari pesantren ini lahir para mubalig
kenamaan yang pernah diutus untuk mensyiarkan Islam ke daerah Blambangan. Beliau
juga berperan aktif dalam membangun masjid agung Demak, yang dibangun pada tahun
1479 dan beliau memelopori berdirinya kerajaan Islam Demak serta ikut menobatkan
Raden Fatah sebagai sultan pertamanya.
o Sunan Bonang
Sunan Bonang nama aslinya adalah Makdum Ibrahim, putra Sunan Ampel yang lahir tahun
1465 M dan wafat tahun 1515 M. Semasa hidup beliau mempelajari Islam dari ayahnya
sendiri, kemudian bersama Raden Paku merantau ke Pasai untuk mendalami Islam. Jasa
beliau sangat besar dalam penyiaran Islam.
o Sunan Giri
Beliau adalah salah seorang wali yang sangat besar pengaruhnya di Jawa, terutama di Jawa
Timur. Sekembalinya di Gresik, Sunan Giri mendirikan pesantren Giri, kira-kira 3 km dari
Gresik. Selain itu, beliau mengutus para mubalig untuk berdakwah ke daerah Madura,
Bawean, Kangean, bahkan ke Lombok, Makassar, Ternate, dan Tidore.
o Sunan Drajat
Nama aslinya adalah Syarifuddin, putra Sunan Ampel. Beliau berjasa dalam mensyiarkan
Islam dan mendidik para santri sebagai calon mubalig.
o Sunan Kudus
Nama aslinya adalah Ja’far shadiq, lahir pada petengahan abad ke-15 dan wafat pada
tahun 1550 M. Beliau berjasa dalam menyebarkan Islam di daerah Kudus dam sekitarnya,
Jawa Tengah bagian utara. Sunan Kudus membangun sebuah masjid yang terkenal sebagai
Masjid Menara Kudus, yang dipandang sebagai warisan kebudayaan Islam Nusantara.
Sunan Kudus juga terkenal sebagai sastrawan.
o Sunan Kalijaga
Nama aslinya adalah Raden Mas Syahid, salah seorang Wali Sanga yang terkenal karena
berjiwa besar, toleran, dan juga pujangga. Beliau adalah seorang mubalig yang berdakwah
sambil berkelana. Di dalam dakwahnya, Sunan Kalijaga sering menggunakan kesenian
rakyat, seperti gamelan dan wayang. Bweliau wafat pada akhir abad ke-16 dan
dimakamkan di desa Kadilangu sebelah timur laut kota Demak.
o Sunan Muria
Nama aslinya adalah Raden Umar Said, putra dari Sunan Kalijaga. Beliau seorang mubalig
yang berdakwah ke pelosok-pelosok desa dan daerah pegunungan. Di dalam dakwahnya
beliau menggunakan sarana gamelan serta kesenian daerah lainnya. Beliau dimakamkan di
Gunung Muria, yang terletak di sebelah utara kota Kudus.
3. Masa Pembangunan
a. Peranan Umat Islam pada Masa Pembangunan
Dalam upaya mempertahankan kemerdekaan RI, umat Islam yang merupakan
mayoritas penduduk, tampil di barisan terdepan dalam perjuangan, baik perjuangan
politik maupun perjuangan diplomasi.
b. Peranan Organisasi Islam dalam Masa Pembangunan
Peranan Muhammadiah dalam pembangunan antara lain:
- Melakukan usaha-usaha agar masyarakat Indonesia berilmu pengetahuantinggi,
berbudi luhur dan bertaqwa kepada tuhan YME
- Melakukan usaha-usaha dibidang kesehatan dan kesejahteraan masyarakat.
- Mendirikan madrasah-madrasah
- Mendirikan, mengelola, dan mengembangkan pesantren-pesantren
- Membantu dan mengurusi anak-anak yatim dan fakir miskin
Majelis Ulama Indonesia adalah organisasi keilmuan yang bersifat independen tidak
berafiliasi kepada salah satu aliran politik, mazhab atau aliran keagamaan Islam yang ada
di Indonesia. Adapun peranan MUI pada masa pembangunan adalah :
Pada masa pembangunan ini terdapat pula organisasi Islam yang menampung pada
cendekiawan muslim yang disebut ICMI. ICMI lahir pada Desember 1990 dan berkiprah
pada hampir semua aspek kehidupan bangsa.
Setelah Islam datang ke Indonesia banyak perubahan-perubahan yang terjadi terutama bagi
rakyat yang menengah ke bawah. Mereka lebih di hargai dan tidak tertindas lagi karena Islam
tidak mengenal sistem kasta, karena semua masyarakat memiliki derajat yang sama. Islam juga
membawa perubahan-perubahan baik di bidang politik, ekonomi dan agama. Islam juga bisa
mempersatukan seluruh masyarakat Indonesia untuk melawan dan memgusir para penjajah.