Siklus Wilson (Gambar 1).,merupakan suatu siklus yang menggambarkan interaksi antar
lempeng mulai dari pemekaran suatu lempeng sampai pada tahap kolisi yang menyebabkan
lempeng yang terpisah karena pemekaran tersebut bergabung lagi. Berikut ini merupakan
tahapan-tahapan dalam siklus Wilson
Tahap 1: continental rifting dimulai, membentuk rift valley yang merupakan embrio samudra.
Tahap 3: Tahap akhir, samudra luas dengan passive continental margin di kedua sisi.
Tahap 4a: Penutupan samudra dimulai dengan pembentukan batas subduksi baru pada lempeng
samudra. Tahap 4b: terbentuk busur kepulauan gunungapi di dekat batas subduksi.
Tahap 5: Konvergensi busur kepulauan. Batas subduksi baru di dekat batas benua
mengakibatkan busur kepulauan gunungapi bertumbukan dengan benua.
b.
i. rangkaian kepulauan yang dipenuhi gunung api sepanjang Mariana Trench
di bagian barat Samudera Pasifik.
ii. di daerah zona penyusupan di sepanjang pantai barat sumatera dan di
sepanjang pantai selatan Jawa
4.
a. Zona divergen antara lempeng-lempeng pada lantai dasar samudera.
i. Tempat pertemuan dua batas lempeng dengan tipe Lempeng divergen disebut
seafloor spreading atau spreading center. Contohnya terdapat pada pertemuan
antara lempeng Amerika Utara dan lempeng Eurasia di Samuera Antartika,
b. Zona divergen antara dua lempeng benua
i. Ciri-ciri morfologi zona divergen: Keadaan ini menyebabkan terjadinya
rekahan yang cukup besar pada daratan. Rekahan itu akan terus meluas
setiap tahunnya. Sebagai contoh yang terjadi di Afrika Timur yang dikenal
sebagai Great Rift Valley.
Adanya bekas tarikan berlawanan arah antara kedua lempeng, yang
bisa ditandai dengan: celah antara kedua lempeng, atau bisa juga
dengan adanya penipisan lempeng di pertengahan kedua arah gaya.
Pada zona ini bisa terbentuk gunungapi, dimana magma di dalam
bumi akan lebih mudah mencapai permukaan (dikarenakan
lempeng yang menipis). Dicirikan gunungapi cenderung berbentuk
landai
TAMBAHAN