Anda di halaman 1dari 8

Public Health Perspective Journal 2 (1) (2017) 72 - 79

Public Health Perspective Journal

http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/phpj

Faktor-Faktor yang Berpengaruh terhadap Perilaku Kepala Keluarga dalam


Pemanfaatan Jamban di Pemukiman Kampung Nelayan Tambaklorok Semarang

Linda Destiya Kurniawati , Rudatin Windraswara

Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang,
Indonesia

Info Artikel Abstrak


________________ ___________________________________________________________________
SejarahArtikel: Perilaku Buang Air Besar Sembarangan (BABS) dan cenderung tidak memanfaatkan jamban yang dialami oleh
Diterima 10 Agustus2016 warga di pemukiman pesisir merupakan salah satu kebiasaan yang dimiliki individu akibat dari meniru perilaku
Disetujui 6 Januari 2017 orang-orang disekitarnya. Karakteristik masyarakat Tambak Lorok yang tradisional sertamemiliki latar belakang
pendidikan yang rendah dan terbatasnya sosial ekonomi merupakan salah satu faktor penyebabnya.Tujuan
Dipublikasikan 2 Juni
penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap perilaku kepala keluarga dalam
2017
pemanfaatan jamban di pemukiman kampung nelayan Tambak Lorok Semarang.Penelitian ini menggunakan
________________ pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kepala keluarga di Tambak Lorok yang
Keywords: berjumlah 2165 KK. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 92 KK. Instrumen yang digunakan adalah
the householder behavior, kuesioner. Analisis data dilakukan secara univariat dan bivariat (menggunakan uji chi square dengan
α=0,05).Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan antara umur (ρ= 0,012), pengetahuan (ρ= 0,006),
toilet usage, fisherman
sikap (ρ= 0,008, pendidikan (ρ= 0,009), kepemilikan jamban (ρ= 0,001), jumlah anggota keluarga (ρ= 0,002)
village
dengan perilaku KK dalam pemanfaatan jamban.Saran yang diberikan dalam penelitian ini adalah bagi kepala
____________________ keluargaa dan masyarakat Tambak Lorok agar dapat memanfaatkan jamban yang memenuhi syarat kesehatan
sehingga layak digunakan.

Abstract
___________________________________________________________________
Open defecation and the habbit not to use the toilet happened towards seasore people was one of attitude as the
result of imitating the people arrounds. The traditional people characteristic and the low of education
background, and also the limited of economical social were to be one of causing factors. The purpose of this
study was to know the factors influence the family leader attitude in toilet using in the Fisherman village,
Tambak Lorok Semarang.This study used cross sectional method. The population in this study was all family
leaders in Tambak Lorok 2165 respondence. There were 92 samples in this study. The instruments used in this
study was questionnaire. The analysist of data is conducted univariat and bivariat (using chi-square test with
α=0,05).The result showed that there was a correlation between age (ρ = 0,012), knowledge (ρ= 0,006),
attitude (ρ= 0,008), education (ρ= 0,009), toilet ownership (ρ= 0,001), amount of family members (ρ= 0,001)
with the family leaders attitude using toilet.The suggestion given here was for the family leader and people in
Tambak Lorok Semarang should use the toilet with has standards health and standards used.
© 2017 UniversitasNegeri Semarang


Alamatkorespondensi: p-ISSN 2528-5998
Kampus Sekaran Gunungpati Semarang 50229 Indonesia
e-ISSN 2540-7945
E-mail: nda.destya@gmail.com

72
Linda Destiya Kurniawati & Rudatin Windraswara / Public Health Perspective Journal 2 (1) (2017) 72 - 79

PENDAHULUAN
Permasalahan pembangunan masyarakat dari lingkungannya yang
sanitasi di Indonesia merupakan masalah diakui keberadaannya.
tantangan sosial-budaya, salah satunya Sedangkan menurut Ibrahim, dkk
adalah perilaku penduduk yang terbiasa (2012) alasan Kepala Keluarga (KK) yang
Buang Air Besar (BAB) di sembarangan buang air besar (BAB) di sembarang
tempat. Berdasarkan Deklarasi tempat adalah (1) faktor ekonomi keluarga
Johannesburg yang dituangkan dalam yang rendah menyebabkan masalah
Millenium Development Goals (MDGs) kesehatan bukan prioritas utama seperti
menetapkan pada tahun 2015 sepakat memiliki jamban dalam rumah sendiri
untuk menurunkan separuh proporsi serta memperbaiki jamban yang tidak
penduduk dunia yang tidak memiliki memenuhi syarat agar layak pakai (2)
akses sanitasi dasar yaitu jamban sehat rendahnya kesadaran masyarakat
dan harus mendapatkan akses sanitai mengenai perlunya pemanfaatan jamban
dasar (jamban) pada tahun 2025. Tambak dan (3) kualitas pendidikan masyarakat
Lorok yang merupakan wilayah kerja yang relatif rendah juga berpengaruh.
Puskesmas Bandarharjo yang pada tahun Berdasarkan studi pendahuluan
2011 telah mendapat program Sanitasi yang dilakukan peneliti 8 dari 10
Total Berbasis Masyarakat (STBM) responden menyatakan pengambilan
berupa penyuluhan mengenai upaya keputusan di pemukiman kampung
pemanfaatan jamban sehat yang nelayan Tambak Lorok berada di tangan
dilakukan oleh petugas sanitarian dengan kepala keluarga. Kemudian berdasarkan
peserta kader kesehatan, aparat desa, dan informasi dari sanitarian Puskesmas
kepala keluarga. Namun pada tahun 2014 Bandarharjo dan kader kesehatan di
berdasarkan gambaran keadaan jamban Tambak Lorok, keluarga yang tidak
sesuai Rekapitulasi Hasil Pemetaan memiliki akses jamban melakukan
Rumah Tangga Sehat Kota Semarang aktifitas buang air besar pada jamban
Tahun 2014 diketahui dari 2165 rumah umum yang dibangun oleh pemerintah
yang ada di pemukiman Tambak Lorok, dan jamban cemplungyang dibuat
hanya 436 rumah yang memiliki akses dipinggir laut/ kolam.Tujuan yang ingin
sanitasi dasar berupa jamban sehat. dicapai dalam penelitian ini untuk
Terlebih lagi cakupan penggunaan jamban mengetahui faktor – faktor yang
di Tambak Lorok baru 50% dari 436 berpengaruh terhadap perilaku kepala
rumah yang memiliki jamban. keluarga dalam pemanfaatan jamban di
Perilaku buang air besar (BAB) di pemukiman kampung nelayan Tambak
sembarang tempat dan cenderung tidak Lorok Semarang
memanfaatkan jamban tersebut
merupakan salah satu kebiasaan yang METODE
dimiliki individu akibat dari meniru
perilaku orang-orang di sekitarnya. Jenis penelitian ini termasuk
Menurut Andreas (2014), peran yang penelitian analitik observasional dengan
paling dominan dalam sebuah keluarga pendekatan cross sectional yaitu peneliti
adalah kepala keluarga. Kepala keluarga ingin mengetahui hubungan variabel satu
memiliki peran dalam sebuah keluarga dengan variabel lainnya yang
dan masyarakat, karena dianggap dapat mempengaruhi perilaku kepala keluarga
mempengaruhi individu dalam sebuah dalam pemanfaatan jamban di Tambak
keluarga yang bermasalah, selain itu Lorok Semarang.
kepala keluarga merupakan angota dari Variabel bebas dalam penelitian
kelompok sosialnya dan anggota ini adalah umur, pengetahuan, sikap,

73
Linda Destiya Kurniawati & Rudatin Windraswara / Public Health Perspective Journal 2 (1) (2017) 72 - 79

pendidikan, kepemilikan jamban, jumlah adalah Proportional random sampling,


anggota keluara, peran petugas kesehatan yaitu metode pengambilan sampel dengan
dan dukungan aparat desa, tokoh memperhatikan proporsi jumlah sub-sub
masyarakat, dan tokoh agama. Sedangkan populasi (Agus Riyanto, 2011). Instrumen
variabel terikat penelitian ini adalah yang digunakan dalam penelitian ini
perilaku KK dalam pemanfaatan jamban. adalah kuesioner. Uji statistik yang
Populasi penelitian ini adalah digunakan adalah chi-square.
seluruh kepala keluarga di Tambak Lorok
yang berjumlah 2165 KK, dan didapatkan HASIL DAN PEMBAHASAN
sampel sebanyak 92 responden. Teknik
pengambilan sampel yang digunakan Distribusi Responden
tamat SD sebanyak 44 Distribusi responden berdasarkan
responden(47,8%), responden dengan peran petugas kesehatan diketahui
tingkat pendidikan tanat SMP 16 sebanyak 27 responden (29,3%)
responden (17,4%), dan tamat SMA mendapatkan dukungan dari petugas
sebanyak 13 responden(14,1%). kesehatan untuk memanfaatkan jamban
Distribusi responden berdasarkan sedangkan responden yang tidak
Kepemilikan Jamban diketahui responden mendapat dukungan dari petugas
yang memiliki jamban sebanyak 32 kesehatan sebanyak 65 orang (70,7%).
responden (34,8%) dan responden yang Berdasarkan distribusi responden
tidak memiliki jamban sebanyak 60 diketahui adanya dukungan dari aparat
responden dengan prosentase 65,2%. desa, tokoh masyarakat dan tokoh agama
Diketahui responden yang memiliki dirasakan oleh 24 responden (26,1%)
jumlah tanggungan anggota keluarga sedangkan sebanyak 68 responden (73,9%)
kategori keluarga kecil (1-4 orang) merasa tidak mendapat dukungan dari
sebanyak 30 responden (32,6%)., aparat desa, tokoh masyarakat dan tokoh
sedangkan responden yang memiliki agama dalam pemanfaatan jamban.
jumlah tanggungan anggota keluarga Berdasarkan distribusi responden
kategori keluarga sedang (5-7 orang) diketahui responden yang memiliki
sebanyak 53 responden (57,6%) dan perilaku memanfaatkan jamban sebanyak
responden yang memiliki jumlah anggota 16 orang (17,4%) dan responden yang
keluarga kategori keluarga besar (≥ 8 memiliki perilaku tidak memanfaatkan
orang) sebanyak 9 responden dengan jamban sebanyak 76 orang (82,6%).
prosentase 9,8%.

Tabel 1. Distribusi Responden


Distribusi Responden Jumlah %

74
Linda Destiya Kurniawati & Rudatin Windraswara / Public Health Perspective Journal 2 (1) (2017) 72 - 79

Umur
≥ 35 th 40 43.5
< 35 th 35 56.5
Pengetahuan
Tinggi 13 14.1
Sedang 20 21.7
Rendah 59 64.1
Sikap
Baik 25 27.2
Buruk 67 72.8
Pendidikan
TS 19 20.7
Tamat SD 44 47.8
Tamat SMP 16 17.4
Tamat SMA 13 14.1
Kepemilikan Jamban
Memiliki 32 34.8
Tidak Memiliki 60 65.2
J. Angg Keluarga
Keluarga Kecil (1-4 org) 30 32.6
Keluarga Sedang (5-7 org) 53 57.6
Keluarga Besar (≥ 8 org) 9 9.8

Peran Petugas Kesehatan


Mendukung 27 29.3
Tidak Mendukung 65 70.7
Dukungan AD, ToMAs, ToAg
Mendukung 24 26.1
Tidak Mendukung 68 73.9
Perilaku KK
Memanfaatkan 16 17.4
Tidak Memanfaatkan 76 62.6

Berdasarkan tabel 1. diketahui Distribusi responden berdasarkan


bahwa distribusi responden menurut umur sikap diketahui bahwa responden yang
responden yang berusia lebih dari sama memiliki sikap kategori baik sebanyak 25
dengan 35 tahun (≥ 35 tahun) sebanyak 40 responden (27,2%) dan responden
orang (43,5%) dan responden yang berusia penelitian dengan kategori buruk
dibawah 35 tahun (< 35 tahun) sebanyak sebanyak 65responden (72,8%).
52 orang (56,5%). Distribusi responden berdasarkan
Distribusi responden berdasarkan pendidikan diketahui bahwa terdapat
pengetahuan responden yang memiliki responden yang tidak sekolah sebanyak 19
pengetahuan kategori tinggi sebanyak 13 responden (20,7%), responden dengan
responden dengan presentase 14,1 %, tingkat pendidikan
sedangkan responden yang memiliki
pengetahuan dengan kategori sedang
sebanyak 20 responden (21,7%) dan
responden yang memiliki pengetahuan
kategori rendah 59 responden (64,1%).

75
Linda Destiya Kurniawati & Rudatin Windraswara / Public Health Perspective Journal 2 (1) (2017) 72 - 79

Analisis bivariat
pemanfaatan hingga pemeliharaan jamban
Berdasarkan variabel umur keluarga.
diketahui (p= 0,012).Hasil tersebut Terwujudnya sikap menjadi suatu
menunjukkan bahwa ada hubungan yang tindakan, menurut Soekidjo (2007)
signifikan antara umur dengan perilaku diperlukan suatu kondisi yang
Kepala Keluarga dalam Pemanfaatan memungkinkan seseorang dapat
Jamban. Nilai Risk Prevalens (RP) sebesar menerapkan apa yang sudah ia ketahui.
3,900 yang berarti responden dengan Artinya pengetahuan atau sikap yang baik
umur ≥ 35 tahun lebih berpeluang untuk belum tentu mewujudkan suatu tindakan
memiliki perilaku memanfaatkan jamban yang baik. Karena perubahan sikap ke
sebesar 3,9 kali dibanding dengan arah yang lebih baik akan mempengaruhi
responden yang berusia kurang dari (< 35 terjadinya peran serta masyarakat yang
tahun). Hasil penelitian ini sesuai dengan merupakan modal utama keberhasilan
analisis psikologi perkembangan program kesehatan. Sikap memiliki
pendekatan sepanjang kehidupan yang hubungan dengan perilaku KK dalam
menyebutkan bahwa warga negara yang pemanfaatan jamban (p=0,008). . Temuan
berusia 35-60 tahun bertanggung jawab ini sejalan dengan penelitian Suherman
secara sosial membantu anak dan remaja (2009) yang menyebutkan bahwa sikap
menjadi dewasa, sehingga individu- kepala keluarga (KK) terhadap jamban
individu tersebut mengetahui cara memiliki hubungan dengan ketidakmauan
mewujudkan perilaku sehat (Hurlock, keluarga dalam menggunakan
1980). jambandimana KK yang memiliki sikap
. Pengetahuan merupakan domain positif lebih banyak mau menggunakan
yang sangat penting dalam membentuk jamban (57,85%) dibandingkan dengan
suatu tindakan seseorang. Apabila KK yang memiliki sikap negatif (37,98%).
pengetahuan yang terbentuk adalah Variabel pendidikan mempunyai
pengetahuan yang cukup untuk kesehatan hubungan dengan perilaku KK dalam
maka hal tersebut akan tercermin pada pemanfaatan jamban, dimana KK yang
pola perilaku masyarakatnya berpendidikan tinggi akan berpeluang 3,6
(Soekidjo,2007). Pengetahuan memiliki kali untuk memanfaatkan jamban
hubungan bermakna dengan perilaku KK daripada KK yang berpendidikan rendah.
dalam pemanfaatan jamban (p=0,006). Pendidikan dalam penelitian ini adalah
Berdasarkan hasil uji keeratan hubungan pendidikan formal yang ditempuh oleh
diketahui responden yang memiliki responden mulai dari tingkat sekolah
pengetahuan baik akan memiliki perilaku dasar, tingkat SMP, tingkat SMA hingga
memanfaatkan jamban 3,9 kali lebih besar perguruan tinggi. Hasil penelitian ini
daripada responden yang memiliki didapatkan sebanyak 13responden dari
pengetahuan buruk. Temuan ini sejalan kategori pendidikan tinggi6 (2,3%)
dengan penelitian Kamria dkk (2013) diantaranya memanfaatkan jamban dan
menyatakan bahwa tingkat pengetahuan sebanyak 79 responden yang
masyarakat tentang kesehatan lingkungan berpendidikan dasar, 10 respoden (13,7%)
sangat penting, karena akan memanfaatkan jamban. Dari data-data
mempengaruhi perilaku masyarakat diatas dapat dikatakan pendidikan di
selanjutnya dalam hal pengadaan jamban pemukiman nelayan Tambak Lorok masih
keluarga atau sarana maupun dalam hal tergolong rendah, karena mayoritas kepala

76
Linda Destiya Kurniawati & Rudatin Windraswara / Public Health Perspective Journal 2 (1) (2017) 72 - 79

keluarga tidak sekolah (20,7%) atau 0,068). Hal ini dikarenakan


sekolah hanya sampai tingkat SD (47,8%) kecenderungan masyarakat untuk
yang menyebabkan kepala keluarga berperilaku hidup bersih dan sehat
kesulitan menerima informasi tentang (PHBS) masih rendah, selain itu mindset
pentingnya berperilaku hidup bersih dan yang mengharap bantuan jamban dari
sehat yang berujung tidak adanya pemerintah dan masyarakat merasa
perubahan perilaku dari setiap kepala diuntungkan dengan melakukan BABS di
keluarga atau adanya perubahan perilaku tepi laut karena tidak mengotori dan
namun tidak berlangsung lama. menimbulkan bau dirumah mereka.
Kepemilikan jamban di Tambak Sehingga dibutuhkan peran petugas
Lorok sendiri cakupannya masih rendah, kesehatan berupa pemberian motivasi,
sebanyak 34,8% masyarakat sudah bimbingan teknis, penggerakan,
memiliki jamban pribadi dan sisanya pemberdayaan serta penyuluhan dari
65,2% masyarakat belum memiliki petugas puskesmas dibantu oleh kader
jamban. Hasil analisis diketahui terdapat kesehatan yang diharapkan petugas
hubungan antara kepemilikan jamban kesehatan dapat memberdayakan
dengan perilaku KK dalam pemanfaatan masyarakat dengan cara menumbuhkan
jamban (p= 0,001). Dari hasil kepemilikan serta meningkatkan pengetahuan,
jamban di pemukiman Tambak lorok kemauan dan kemampuan individu,
dapat dikatakan banyak rumah yang keluarga dan masyarakat untuk mencegah
belum memenuhi syarat kesehatan, penyakit yang diharapkan dapat
dimana salah satu ciri rumah yang sehat meningkatkan kesehatan masyarakat
yaitu adanya jamban sebagai tempat sehingga terciptanya lingkungan sehat
pembuangan kotoran / tinja. serta aktif dalam penyelenggaraan setiap
Berdasarkan uji statistik terdapat upaya kesehatan (I Nengah Darsana,
hubungan antara jumlah anggota keluarga 2012).
dengan perilaku KK dalam pemanfaaatan Keterlibatan aparat desa, tokoh
jamban (RP= 4,547), artinya berarti masyarakat dan tokoh agama dirasa masih
responden yang memiliki jumlah anggota rendah oleh 68 responden dari 92
keluarga ( ≤ 4 orang) akan memiliki responden yang dijadikan sampel
perilaku memanfaatkan jamban sebesar penelitian (0,654> 0,05). Selama ini
4,5 kali dibanding dengan responden yang dukungan yang didapatkan oleh
memiliki jumlah anggota keluarga (> 4 masyarakat Tambak Lorok berupa
orang). Walaupun secara uji statistik bantuan jamban umum dari pemerintah,
didapatkan hasil ada hubungan antara program CSR dari Pertamina dan
jumlah anggota keluarga dengan perilaku Indoneisa Power, serta bantuan jamban
kepala keluarga dalam memanfaatkan umum dari LSM yang bererak di bidang
jamban, tetapi responden yang memiliki kesehatan, namun dukungan diatas tidak
jumlah anggota keluarga bukan catur diimbangi dengan dukungan berupa
warga di penelitian ini tidak begitu penyuluhan atau pemberian informasi
memengaruhi tindakan seluruh kepala mengenai jamban sehat dan himbauan
keluarga untuk ikut serta memanfaatkan untuk tidak buang air besar sembarangan
jamban. (BABS) khususnya bagi kepala keluarga
Variabel peran petugas kesehatan yang memiliki anak balita. Akibatnya
tidak memiliki hubungan dengan perilaku perubahan perilaku masyarakat untuk
KK dalam pemanfaatan jamban (p= menggunakan jamban sebagai sarana

77
Linda Destiya Kurniawati & Rudatin Windraswara / Public Health Perspective Journal 2 (1) (2017) 72 - 79

BAB tidak berlangsung lama. sesuai masyarakat yang mendapat dukungan dari
dengan teori B.Kar dalam Soekidjo (2007) tokoh masyarakat berpeluang untuk
yang mengungkapkan bahwa perilaku memiliki perilaku kesehatan yang lebih
kesehatan bertitik tolak pada ada atau baik dibandingkan dengan masyarakat
tidaknya dukungan sosial dari tokoh yang tidak mendapat dukungan dari tokoh
masyarakat, petugas kesehatan dan ada masyarakat dan petugas.
tidaknya informasi kesehatan. Artinya

Tabel 2. Analisis bivariat


Variabel Kategori p- value RP
≥ 35 th
Umur 0,012 3,9
< 35 th
Baik
Pengetahuan 0,006 3,933
Buruk
Baik
Sikap 0,008 3,621
Buruk
Tinggi
Pendidikan 0,009 3,646
Dasar
Memiliki
Kepemilikan Jamban 0.001 5,625
Tidak Memiliki
Tidak Catur Warga(≤ 4 org)
Jumlah Ang.Keluarga 0.002 4,547
Catur Warga(> 4 org)
Mendukung
Peran p.Kesehatan 0,068 2,407
Tidak Mendukung
Dukungan Mendukung
0,548 0,654
AD,ToMas.ToAg Tidak Mendukung

SIMPULAN 0,068) dan dukungan aparat desa, tokoh


masyarakat dan tokoh agama ( p-value=
Berdasarkan hasil penelitian yang 0,548) secara analisis bivariat tidak
telah dilakukan tentang faktor – faktor berhubungan dengan perilaku KK dalam
yang berpengaruh terhadap perilaku pemanfaatan jamban.
kepala keluarga dalam pemanfaatan
jamban di pemukiman kampung nelayan DAFTAR PUSTAKA
Tambak Lorok Semarang dapat ditarik
simpulan sebagai berikut :Faktor yang Agus Riyanto.2011. Aplikasi Metodologi
menunjukkan hubungan dengan perilaku Penelitian Kesehatan. Yoyakarta.
KK dalam pemanfaatan jamban menurut Nuha Medika.
analisis bivariat adalah umur (p- Andreas, Horhorruw. 2014. Faktor Faktor
value=0,012), pengetahuan (p-value= Yang Mempengaruhi Perilaku
0,006), sikap (p-value= 0,008), pendidikan Keluarga Dalam Menggunakan
( p-value= 0,009), kepemilikan jamban ( p- Jamban Di Desa Tawin Kecamatan
value= 0,001) dan jumlah anggota Teluk Kota Ambon. Tesis.
keluarga ( p-value= 0,002), sedangkan Universitas Diponegoro.
Faktor peran petugas kesehaan (p-value=

78
Linda Destiya Kurniawati & Rudatin Windraswara / Public Health Perspective Journal 2 (1) (2017) 72 - 79

Hurlock, EB. 1980. Psikologi Kamria, dkk. 2013. Faktor Faktor yang
Perkembangan Suatu Pendekatan Mempengaruhi Masyarakat Terhadap
Sepanjang Rentang Kehidupan. Pemanfaatan Jamban Keluarga di
Jakarta. Erlangga. Desa Bontotallasa Dusun Makuring
I Nengah Darsana, dkk. 2014. Faktor-faktor Kabupaten Maros. Volume 3 Nomor
yang Berhubungan dengan 1 Tahun 2013.hlm 99-102.
Kepemilikan Jamban Keluarga di Desa Soekidjo Notoadmodjo. 2007. Promosi
Jehem, Kecamatan Tembuku, Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta.
Kabupaten Bangli Tahun 2012. Jurnal Rineka Cipta.
Kesehatan Lingkungan Vol.4 No.2 Suherman.F. 2001. Faktor-Faktor Yang
november 2014: 124-143. Berhubungan Dengan Ketidakmauan
Ibrahim, I., D.Nuraeni, dan T.Ashar. Menggunakan Jamban Keluarga Pada
2012. Faktor Nfaktor Yang Lingkungan Perumahan Penduduk Di
Berhubungan Dengan Pemanfaatan Kecamatan Walantaka Kabupaten
Jamban Di Desa Pintu Langit Jae Serang. Tesis. Universitas Indonesia
Kecamatan Padangsidimpuan
Angkoloa Julu Tahun 2012. 21
januari 2015 (15:52).

79

Anda mungkin juga menyukai