Oleh :
ABSTRAKSI
CV. Kawal Pantai Bintan bergerak di bidang dagang, kegiatan utama CV. Kawal
Pantai Bintan adalah pelayanan penyediaan bahan baku pangan (food supply) yang
berasal dari alam, berupa ikan laut dalam. Setiap perusahaan yang memiliki manajemen
yang baik dalam akuntansinya maka diperlukan pencatatan dan penilaian persediaan
yang akurat sehingga menghasilkan laporan keuangan yang akurat sesuai dengan
PSAK No.14, karena metode yang digunakan dalam mencatat dan menilai persediaan
membantu pihak manajemen dalam membuat keputusan agar tidak terjadi kekurangan
dan kelebihan barang sehingga selalu dapat memenuhi kebutuhan pelanggan.
Penelitian ini termasuk jenis penelitian deskriptif kualitatif. Jenis data
yangdigunakan adalah data sekunder berupa data dokumentasi dari arsip-arsip
perusahaan pada tahun 2012. Kemudian data yang telah kumpulkan dari perusahaan
selanjutnya dianalisis dengan menggunakan metode deskriptif dengan cara
mengumpulkan data, menyusun, mengklasifikasi, menginterpretasikan, mengolah dan
menganalisis data sehingga diperoleh gambaran masalah yang diteliti.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada dasarnya Akuntansi Persediaan pada
CV. Kawal Pantai Bintan belum sesuai dengan PSAK Nomor 14 (Revisi 2008), seperti
tidak adanya biaya persediaan, biaya lain-lain dan biaya konversi pada pengukuran
persediaan, biaya standar pada Teknik pengukuan biayanya, tidak ada pemulihan
kembali pada pengakuan sebagai beban dan tidak adanya penurunan nilai, pemulihan
dari setiap terjadinya penurunan nilai, dan peristiwa setiap terjadinya pemulihan nilai
pada Pengungkapan dalam laporan keuangannya, adapun yang sesuai dengan PSAK
Nomor 14 (revisi 2008) yaitu, biaya pembelian, biaya persediaan pemberi jasa pada
pengukuran persediaan, metode eceran pada Teknik pengukuran biaya, menggunakan
metode penilaian FIFO pada rumus biaya, dan jika persediaan barang dijual harus
diakui sebagai beban pada periode pendapatan, seluruh kerugian persediaan diakui
sebagai beban pada periode terjadinya penurunan atau kerugian pada pengakuan sebagai
beban.
1
A. Pendahuluan
1. Latar Belakang Penelitian
Akuntansi merupakan control dan juga berfungsi sebagai alat untuk mengukur
tingkat keberhasilan perusahaan dalam mengelola persediaan. Dalam perhitungan
rugi laba, nilai persediaan mempengruhi besarnya harga pokok sehingga
mempengaruhi laba operasioal perusahaan. Sebaliknya dalam neraca, persediaan
akhir tercatat dalam aktiva lancar. Oleh sebab itu dalam penyusunan laporan
keuangan persediaan merupakan hal yang sangat penting.
Semakin besar suatu perusahaan, maka semakin besar pula organisasi
perusahaan. Sehingga semakin besar pula pendelegasian wewenang yang harus
dilakukan. Dalam mengontrol pendelegasian wewenang dan tanggungjawab tersebut
haruslah dibentuk akuntansi persediaan yang dapat menjamin keamanan persediaan.
CV. Kawal Pantai Bintan adalah perusahaan yang bergerak dibidang usaha
perdagangan, dimana barang-barang yang dijual oleh perusahaan tersebut berupa
bahan mentah atau bahan baku. Kegiatan CV. Kawal Pantai Bintan adalah dalam
pelayanan penyediaan bahan baku pangan (food supply) dan catering untuk
masyarakat pada umumnya dan untuk pabrik, perkantoran, hotel dan lain-lain. Dalam
menjalankan aktivitasnya, perusahaan mendatangkan barang-barang melalui
prosedur penerimaan, pemprosesan, penyimpanan dan pengeluaran persedian yang
semua kegiatan tersebut memerlukan pengawasan yang memadai terhadap
persediaan tersebut, sehingga tujuan perusahaan untuk mencapai laba yang optimal
dapat terwujud.
Berdasarkan hal-hal tersebut diatas maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul : “Analisis Akuntansi Persediaan Barang Dagang pada
CV. Kawal Pantai Bintan”.
2. Rumusan Masalah
Apakah Akuntansi persediaan pada CV. Kawal Pantai Bintan sudah sesuai dengan
PSAK No.14?
3. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui apakah Akuntansi Persediaan pada CV. Kawal Pantai Bintan
sudah sesuai dengan PSAK No.14.
4. Sistematika Penulisan Penelitian
BAB I : Dalam bab ini dijabarkan tentang latar belakang penelitian, perumusan
masalah, tujuan penelitian, pembatasan masalah, manfaat penelitian,
dan sistematika penulisan.
BAB II : Bab ini akan menguraikan kerangka teoretik yang berhubungan dengan
variabel penelitian, dan penelitian terdahulu.
BAB III : Bab ini menguraikan tentang Metode Penelitian, Lokasi Penelitian,
Jenis dan Sumber Data, Metode Pengumpulan Data, Analisa Data.
BAB IV : Bab ini menguraikan tentang hasil penelitian
BAB V : Bab ini menguraikan tentang kesimpulan dan saran
B. Tinjauan Teori dan Hipotesis
1. Pengertian Persediaan Barang
Menurut Ikatan Akuntan Indonesia dalam PSAK No.14 paragraf 05
(2008:14.2) memberikan definisi persediaan sebagai berikut :
Persediaan digunakan untuk menyatakan barang berwujud seperti :
Persediaan adalah asset :
a. tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha biasa;
2
b. dalam proses produksi untuk penjualan tersebut; atau
c. dalam bentuk bahan atau perlengkapan untuk digunakan dalam proses produksi
atau pemberian jasa.
2. Pengertian Akuntansi
Menurut American Accounting Association yang diterjemahkan oleh Soemarso
(2007 : 3) bahwa akuntansi adalah proses mendefinisikan, mengatur dan melaporkan
informasi ekonomi untuk memungkinkan adanya penilaian dan keputusan yang jelas
dan tegas bagi mereka yang menggunakan informasi tersebut.
C. Metode Penelitian
1. Pengumpulan Data
Teknik ataupun metode pengumpulan data dapat menggunakan sumber primer
maupun sekunder. Sumber primer merupakan sumber data yang memberikan data
kepada pengumpul data, sedangkan sumber sekunder adalah sumber data yang secara
tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalkan melalui dokumen
atau arsip (Sumarni dan Salamah 2006 : 85).
Dalam penelitian ini ada 3 teknik pengumpulan data yang dilakukan yaitu
dengan cara :
a. Observasi, dimana metode ini menuntut adanya pengamatan dari si peneliti baik
secara langsung maupun tidak langsung terhadap objek yang diteliti dengan
menggunakan instrumen berupa pedoman penelitian dalam bentuk lembar
pengamatan atau lainnya (Umar, 2007 : 87). Teknik ini dilakukan guna
mengumpulkan data-data berupa data dokumentasi tentang prosedur pengiriman
dan penerimaan barang dagang seperti ikan yang merupakan hasil tangkapan yang
di akan eskpor dan dijual oleh CV. Kawal Pantai Bintan, faktur-faktur pengiriman
dan penjualan dan hal-hal yang berhubungan dengan pencatatan akuntansi
persediaan ikan pada CV. Kawal Pantai Bintan.
b. Wawancara/Interview, yang digunakan untuk studi pendahuluan dalam
menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin
mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam (Sugiyono, 2010:194).
c. Studi Literatur (Kepustakaan), merupakan teknik pengumpulan data dengan
mengumpulkan, membaca dan mengkaji dokumen, buku-buku yang relevan baik
yang dibeli maupun yang ada diperpustakaan provinsi kepulauan riau.
2. Analisis Data
Data yang peneliti kumpulkan dari perusahaan selanjutnya dianalisa dengan
menggunakan metode deskriptif kualitatif yaitu data yang sudah diperoleh dijelaskan
dengan kata-kata yang sistematis sehingga penelitian dapat diterangkan secara
objektif. Metode deskriptif merupakan metode yang dilakukan dengan cara
mengumpulkan data, menyusun, mengklasifikasi, menginterpretasikan, mengolah
dan menganalisis data sehingga diperoleh gambaran masalah yang diteliti.
Analisis dilaksanakan dengan cara menelaah seluruh data yang tersedia yang
bersumber dari pengamatan yang sudah ditulis dalam catatan lapangan, wawancara
dan sebagainya. Selain itu digunakan juga PSAK No. 14 sebagai panduan dan
menggunakan teori-teori mengenai akuntansi persediaan untuk menganalisis
perlakuan akuntansi persediaan yang diterapkan oleh CV. Kawal Pantai Bintan
apakah telah sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan. Melalui seluruh data yang
didapat dan semua teori yang mendukung maka dilakukan pembahasan sehingga
dapat ditarik kesimpulan dan saran.
3
D. Pembahasan
1. Jenis – Jenis Persediaan
Persediaan barang dagangan pada CV. Kawal Pantai Bintan adalah meliputi
barang yang dibeli dan disimpan untuk dijual kembali dalam kegiatan normal
perusahaan. Hal ini sesuai dengan PSAK 14 (Revisi 2008) dalam paragraf 7 (14.3)
menyatakan bahwa persediaan meliputi barang yang dibeli dan dimiliki untuk dijual
kembali, misalnya, barang dagangan dibeli oleh pengecer untuk dijual kembali.
2. Metode Pencatatan Persediaan
CV. Kawal Pantai Bintan menggunakan sistem perpetual. Dengan
menggunakan sistem ini maka perusahaan akan senantiasa mengetahui saldo
persediaan yang ada pada saat tertentu dengan cara melihat buku persediaan (buku
tekong) dan juga memberikan kemudahan dalam melakukan pengawasan persediaan
barang yang ada dalam gudang. Setiap barang yang didistribusikan oleh CV. Kawal
Pantai Bintan terlebih dahulu harus dicatat dalam buku besar persediaan. Pencatatan
persediaan ini sangat penting karena menyangkut seluruh aktifitas perusahaan juga
berpengaruh pada penyusunan laporan keuangan. Apabila pencatatan persediaan
dilakukan dengan tepat, maka laporan keuangan tersebut dapat disajikan dengan
benar.
Dengan penerapan sistem pencatatan perpetual, pencatatan dilakukan secara
terus menerus tiap terjadi transaksi persediaan. Persediaan yang ada disesuaikan
dengan jumlah pemesanan dari konsumen. Jika persediaan belum mencukupi dengan
jumlah permintaan maka ikan akan diendapkan paling lama satu minggu agar ikan
tidak mengalami penurunan kualitas daging. Jadi dengan melihat sistem pencatatan
yang diterapkan oleh CV. Kawal Pantai Bintan, dapat diketahui bahwa perusahaan
telah melaksanakan sistem pengawasan yang memadai terhadap persediaan barang
dagangan yang dimiliki.
3. Metode Penilaian Persediaan
Berdasarkan penelitian, CV Kawal Pantai Bintan menggunakan metode FIFO
(First In First Out), Perusahaan menggunakan metode FIFO ini untuk memudahkan
penghitungan cost. Hal ini dikarenakan barang yang di beli lebih dahulu (masuk)
adalah barang yang paling dulu dijual (keluar). Dengan demikian barang-barang
yang ada dalam persediaan, berasal dari pembelian-pembelian yang terakhir karena
barang-barang yang berasal dari pembelian sebelumnya telah dijual (dikeluarkan).
Dalam metode ini persediaan akhir dinilai dengan harga pokok pembelian yang
paling akhir oleh karenanya, barang-barang yang dibeli pertama kali adalah barang-
barang pertama yang dijual dan barang-barang sisa di tangan (persediaan akhir)
diasumsikan untuk biaya akhir. Karenanya untuk penentuan pendapatan, biaya-biaya
sebelumnya di cocokkan dengan pendapatan dan biaya-biaya yang baru digunakan
untuk penilaian laporan neraca. Metode ini konsisten dengan arus biaya aktual, sejak
pemilik barang dagang mencoba untuk menjual persediaan lama pertama kali.
Sedangkan sisa dari persediaan akan diecerkan ke penjual ikan yang ada Pacar
Bintan Centre Tanjungpinang. Dengan demikian tidak ada kejadian pendendapan
ikan yang terlalu lama di gudang, karena pengendapan terlalu lama akan
menyebabkan penurunan kualitas dading ikan yang berpengaruh terhadap harga jual
sehingga mengurangi pendapatan CV. Kawal Pantai Bintan.
4
4. Penyajian Dalam Laporan Keuangan
Persediaan akhir barang dagangan pada CV. Kawal Pantai Bintan telah
tercantum dalam laporan rugi labakhususnya pada bagian harga pokok penjualan.
Nilai persediaan pada laporan rugi laba ini adalah cukup tinggi mengingat CV.
Kawal Pantai Bintan adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang usaha dagang
yang investasi terbesarnya terletak pada persediaan barang dagangan. Dalam laporan
laba rugi CV. Kawal Pantai Bintan, persediaan barang dagangan akan muncul dalam
harga pokok penjualan yang terdiri dari : persediaan awal ditambahkan dengan
pembelian periode tersebutsehingga diperoleh barang yang tersedia untuk dijual.
Kemudian dikurangkan dengan nilai dari persediaan akhir pada tahun periode
berjalan sehingga bisa diperoleh harga pokok penjualannya (HPP). Jika penjualan
bersih dikurangkan dengan harga pokok penjualan maka laba kotor operasi
perusahaan bisa didapatkan hasilnya seperti yang terlihat pada laporan rugi laba.
Nilai persediaan yang tercantum dalam laporan keuangan adalah merupakan nilai
persediaan akhir pada laporan laba rugi CV. Kawal Pantai Bintan tahun 2012.
Dapat disimpulkan penyajian persediaan dalam laporan keuanganCV. Kawal Pantai
Bintan telah sesuai PSAK Nomor 14, dimana persediaan disajikan pada laporan rugi
laba yaitu pada bagian harga pokok penjualan, dan dalam neraca persediaan dapat
disajikan dalam aktiva lancar.
Berikut disajikan data harga pembelian dan penjualan ikan oleh CV. Kawal Pantai
Bintan :
Tabel 4.1. Harga Pembelian dan Penjualan IkanLuar Negeri (Ekspor/Kg)
5
Tabel 4.2. Harga Pembelian dan Penjualan Ikan Dalam Negeri (Domestik/Kg)
Ikan Tongkol
8 6.000 10.000 10.000 14.000 -
Merah
Ikan Tongkol
9 10.000 15.000 14.000 19.000 -
Putih
Berdasarkan data di atas dapat dilakukan analisis pendapatan dari penjualan ikan
oleh CV. Kawal Pantai Bintan. Analisis laba bersih penjualan ikan dalam satu tahun :
PENJUALAN
Penjualan Luar Negeri Rp 19,951,000,000
Penjualan Dalam Negeri Rp 4,424,548,000
Jumlah Penjualan Rp 24,375,548,000
6
Biaya Operasional
Biaya Pengiriman Rp 869,759,000
Biaya Umum & Adminsitrasi Rp 269,398,000
Biaya Gaji/Upah Rp 799,800,000
Biaya Listrik Rp 587,844,000
Biaya Telepon 120,587,000
Biaya Air Rp 39,764,000
Biaya Pembelian Es/Pendingin Rp 1,937,600,000
Total Biaya Operasional Rp 4,624,752,000
Biaya Non Operasional
Biaya Penyusutan Gedung Rp 150,962,000
Biaya Perawatan Gedung Rp 362,867,000
Biaya Perawatan Box Ikan Rp 38,500,000
Total Biaya Non Operasional Rp 552,329,000
Total Biaya Rp (5,177,081,000)
LABA BERSIH Rp 7,913,979,000
7
Analisis harga pokok penjualan (HPP) pada CV. Kawal Pantai Bintan dapat
dilihat pada hasil perhitungan di bawah ini :
Persediaan Awal
Ikan Pari Air
Segar Rp 296,100,000
Beku Rp 76,500,000
Ikan Pari Pasir
Segar Rp 258,500,000
Beku Rp 110,000,000
Ikan Pari Minki
Segar Rp 166,400,000
Beku Rp 66,200,000
Ikan Tongkol Putih
Segar Rp 209,000,000
Beku Rp 97,500,000
Ikan Jahan
Segar Rp 256,000,000
Beku Rp 136,000,000
Ikan Merah
Segar Rp 543,500,000
Beku Rp 310,400,000
Rp 2,526,100,000
Pembelian
Ikan Pari Air Rp 1,252,400,000
Ikan Pari Pasir Rp 1,604,000,000
Ikan Pari Minki Rp 615,800,000
Ikan Tongkol
Putih Rp 1,284,000,000
Ikan Jahan Rp 1,155,500,000
Ikan Merah Rp 2,990,025,000
Ikan Tongkol
Merah Rp 205,338,000
Ikan Pinang Rp 242,976,000
Ikan Kembung Rp 380,160,000
Ikan Kaci Rp 618,045,000
Ikan Tukak Rp 248,544,000
8
Barang tersedia untuk dijual Rp 14,032,188,000
Persediaan Akhir
Ikan Pari Air
Segar Rp 333,600,000
Beku Rp 86,500,000
Ikan Pari Pasir
Segar Rp 279,000,000
Beku Rp 120,000,000
Ikan Pari Minki
Segar Rp 166,400,000
Beku Rp 76,200,000
Ikan Tongkol Putih
Segar Rp 221,000,000
Beku Rp 111,000,000
Ikan Jahan
Segar Rp 248,500,000
Beku Rp 136,000,000
Ikan Merah
Segar Rp 637,600,000
Beku Rp 331,900,000
Rp 2,747,700,000
9
CV. Kawal Pantai Bintan
Neraca
Per 31 Desember 2012
Aktiva Tetap
Peralatan Modal 6.951.622.000
Box 1.732.470.000
Akm. Peny. Box (35.760.000)
1.696.710.000
Freezer 1.483.270.000
Akm. Peny. Freezer (18.892.000)
1.464.382.000
10
Berdasarkan hasil pembahasan tersebut, dapat dibuat suatu tabel perbandingan
antara kegiatan akuntansi persediaan pada CV.Kawal Pantai Bintan dengan PSAK
No.14 (Revisi 2008) sebagai berikut :
Tabel 3. Analisis kesesuaian PSAK No. 14 (Revisi 2008) dengan hasil penelitian di
CV. Kawal Pantai Bintan
b. Biaya pembelian
Biaya pembelian persediaan meliputi CV. Kawal Pantai Bintan √
harga beli, bea impor, pajak lainnya telah memperhitungkan
(kecuali yang kemudian dapat segala jenis biaya pembelian
ditagih kembali oleh identitas kepada seperti biaya pembelian ikan
otoritas pajak), biaya pengangkutan, dari nelayan.
biaya penanganan, dan biaya lainnya
yang secara langsung dapat
diatribusikan pada perolehan barang
jadi, bahan, dan jasa. Diskon dagang,
rabat dan hal lain yang serupa
dikurangkan dalam menentukan
biaya pembelian.
11
c. Biaya konversi
Biaya konversi persediaan meliputi Tidak ada √
biaya yang secara langsung terkait
unik yang diproduksi, misalnya
biaya tenaga kerja langsung.
Termasuk juga alokasi sistematis
overhead produksi tetap dan
variabel yang timbul dalam
mengonversi bahan menjadi barang
jadi. Overhead produksi tetap adalah
biaya produksi tetap adalah biaya
produksi tidak langsung yang relatif
konstan, tanpa memerhatikan
volume produksi yang dihasilkan
seperti penyusutan dan pemeliharaan
bangunan dan peralatan pabrik, dan
biaya manajemen dan biaya
administrasi pabrik. Overhead
produksi variabel adalah biaya
produksi tidak langsung yang
berubah secara langsung, atau
hampir secara langsung, mengikuti
perubahan volume produksi, seperti
bahan tidak langsung dan biaya
tenaga kerja tidak langsung.
d. Biaya Lain-Lain
Biaya-biaya lain hanya dibebankan
sebagai biaya persediaan sepanjang Tidak ada √
biaya tersebut timbul agar persediaan
berada dalam kondisi dan lokasi saat
ini. Misalnya, dalam keadaan
tertentu diperkenankan untuk
memasukkan overhead non produksi
atau biaya perancangan produk
untuk pelanggan tertentu sebagai
biaya persediaan.
12
dan administrasi umum tidak
termasuk sebagai biaya persediaan
tetapi diakui sebagai beban pada
periode terjadinya. Biaya persediaan
pemberi jasa tidak termasuk marjin
laba atau overhead yang tidak dapat
diatribusikan yang sering merupakan
faktor pembebanan harga oleh
pemberi jasa.
2. Teknik Pengukuran
a. Biaya Standar
Biaya standar memperhitungkan Tidak ada biaya standar √
tingkat normal penggunaan bahan
dan perlengkapan, tenaga kerja,
efisiensi dan utilisasi kapasitas.
Biaya standar di-review secara
reguler dan, jika diperlukan, direvisi
sesuai dengan kondisi terakhir.
b. Metode eceran
Metode eceran seringkali digunakan Biaya eceran karena barang √
dalam industri eceran untuk menilai yang diekspor adalah barang
persediaan dalam jumlah besar item yang mudah rusak jadi
yang berubah dengan cepat, dan harganya sewaktu-waktu
memiliki marjin yang sama di mana bisa berubah dan turun
tidak praktis untuk menggunakan sesuai dengan keadaan
metode penetapan biaya lainnya. barang saat diterima oleh
Biaya persediaan ditentukan dengan konsumen dan biaya tersebut
mengurangi nilai jual persediaan disesuaikan dengan sesuai
dengan persentase marjin bruto yang musim dan fluktuasi harga
sesuai. Persentase tersebut pasar, yang biasanya
digunakan dengan memerhatikan berubah mengikuti
persediaan yang telah diturunkan perubahan musim.
nilainya di bawah harga jual normal.
Persentasi rata-rata sering digunakan
untuk setiap departemen eceran.
3.Rumus Biaya
a. Formula MPKP
Mengasumsikan item persediaan Metode penilaian persediaan √
yang pertama dibeli akan dijual atau CV. Kawal Pantai Bintan
digunakan terlebih dahulu sehingga menggunakan formula
item yang tertinggal dalam MPKP/FIFO (First In First
persediaan akhir adalah yang dibeli Out) Rumus biaya tersebut
atau diproduksi kemudian. telah sesuai dengan PSAK
No. 14 yang menyatakan
bahwa biaya persediaan
harus dihitung dengan
menggunakan rumus biaya
masuk pertama keluar
pertama (MPKP).
13
b. Dalam rumus biaya rata-rata
tertimbang
Biaya setiap item ditentukan Tidak ada √
berdasarkan biaya rata-rata
tertimbang dari item yang serupa
pada awal periode dan biaya item
yang serupa yang dibeli atau
diproduksi selama suatu periode.
Perhitungan rata-rata dapat
dilakukan secara berkala atau pada
setiap penerimaan kiriman,
tergantung pada keadaan entitas.
14
4 Pengungkapan Pengungkapan dalam Laporan
. Keuangan
a. Kebijakan akuntansi yang digunakan Dalam CV. Kawal Pantai √
dalam pengukuran persediaan, Bintan pengukuran
termasuk rumus biaya yan persediaan menggunakan
digunakan. biaya pembelian dan dengan
rumus MPKP/ FIFO
15
h. Nilai tercatat persediaan yang Perusahaan memiliki √
diperuntukkan sebagai jaminan persediaan yang nilainya
kewajiban diperuntukkan sebagai
jaminan kewajiban.
16
DAFTAR PUSTAKA
17