Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Posyandu menjadi sarana penting di dalam masyarakat yang mendukung upaya pencapaian
keluarga sadar gizi (KADARZI), membantu penurunan angka kematian bayi dan kelahiran,
serta mempercepat penerimaan norma keluarga kecil bahagia dan sejahtera. Kegiatan
didalamnya meliputi kegiatan pemantauan pertumbuhan yang diintegrasikan dalam
pelayanan seperti imunisasi seperti pencegahan penyakit, penanggulangan diare, pelayanan
kesehatan ibu dan anak, pelayanan kontrasepsi, hingga penyuluhan dan konseling.
Posyandu tersebar di lebih dari 70.000 desa di Indonesia. Pada tahun 2010, diperkirakan
sekitar 91,3% anak 6-11 bulan dan 74,5% balita dibawa ke Posyandu sekurang-kurangnya satu
kali selama enam bulan terakhir.
Dalam pergerakannya, Posyandu dimotori oleh para kader terpilih dari wilayah sendiri yang
terlatih dan terampil untuk melaksanakan kegiatan rutin di Posyandu maupun diluar hari
Posyandu. Untuk memperlancar pelaksanaan tugas kader Posyandu.
Adapun landasan penyelenggaraan posyandu di Indonesi, diatur dalam : 1) Undang-undang
No. 36 Tahun 2009 tentang kesehatan; 2) Surat Keputusan Bersama:
Mendagri/Menkes/BKKBN. Masing-masing No.23 tahun 1985. Tentang penyelenggaraan
Posyandu; 3) Inmendagri Nomor 9 Tahun 1990 tentang Peningkatan Pembinaan mutu
Posyandu.
Pelaksanaan kegiatan Posyandu di tingkat Nasional dilaksanakan setiap satu bulan satu kali
yang ditentukan oleh LKMD, Kader, Tim Penggerak PKK Desa/Kelurahan serta petugas
kesehatan dari KB. Pada hari buka Posyandu dilakukan pelayanan masyarakat yaitu
:Pendaftaran, Penimbangan, Pengisian KMS, Penyuluhan perorangan berdasarkan KMS
Penyuluhan tersebut meliputi: 1) Informasi kesehatan tentang anak balita berdasarkan hasil
penimbangan berat badan, diikuti pemberian makanan tambahan, oralit dan vitamin A dosis
tinggi; 2) Memberikan informasi kepada ibu hamil yang termasuk risiko tinggi tentang
kesehatannya diikuti dengan pemberian tablet tambah darah; 3) Memberikan informasi
kepada PUS (Pasangan Usia Subur) agar menjadi anggota KB lestari diikuti dengan pemberian
dan pelayanan alat kontrasepsi. Pelayanan KB pada posyandu meliputi: Imunisasi,
Pemberian vitamin A Dosis Tinggi berupa obat, Tetes ke mulut tiap Februari dan Agustus,
Pembagian pil atau kondom, Pengobatan ringan, Kosultasi KB-Kes.
Penulis mengambil judul Posyandu karena penulis ingin mengetahui pelaksanaan Sistem
Pencatatan dan Pelaporan Posyandu di Puskesmas Cipedes Kota Tasikmalaya.

B. TUJUAN KEGIATAN
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui pelaksanaan Sistem Pencatatan dan Pengelolaan Posyandu Puskesmas
Cipedes Kota Tasikmalaya.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui pengertian dan konsep Posyandu di Puskesmas Cipedes Kota Tasikmalaya;
b. Mengetahui tugas dan fungsi Posyandu di Puskesmas Cipedes Kota Tasikmalaya.
c. Mengetahui sumber data yang digunakan Posyandu di Puskesmas Cipedes Kota
Tasikmalaya;
d. Mengetahui sistem pencatatan dan pelaporan Posyandu di Puskesmas Cipedes Kota
Tasikmalaya;
e. Mengetahui manajemen data Posyandu di Puskesmas Cipedes Kota Tasikmalaya;
f. Mengetahui penyajian, diseminasi dan pemanfaatan data dan informasi Posyandu di
Puskesmas Cipedes;
g. Mengetahui sumber daya Posyandu di Puskesmas Cipedes Kota Tasikmalaya.

C. MANFAAT KEGIATAN
Laporan ini disusun dengan harapan memberikan kegunaan baik secara teoritis maupun
secara praktis. Secara teoritis laporan ini berguna sebagai pengembangan konsep Posyandu.
Secara praktis, laporan ini bermanfaat bagi :
1. Bagi Penyusun, sebagai wahana penambah pengetahuan dan konsep keilmuan khususnya
tentang Posyandu;
2. Bagi Kader, pengurus Posyandu dan tokoh masyarakat mendapatkan informasi terdahulu
tentang upaya kesehatan yang terkait dengan penurunan Angka Kesehatan Ibu (AKI) dan
angka Kesehatan Bayi (AKB).
3. Bagi Puskesmas, optimalisasi fungsi puskesmas sebagai pusat penggerak pembangunan
kesehatan masyarakat, pusat pelayanan kesehatan strata pertama.
4. Bagi Akademik, laporan ini dapat digunakan untuk menambah kepustakaan bagi
mahasiswa dan dosen, sehingga memperluas pengetahuan tentang Posyandu yang ada di
wilayah Puskesmas Cipedes Kota Tasikmalaya.
5. Bagi Pembaca, sebagai media informasi tentang Posyandu yang ada di wilayah
Puskesmas Cipedes Kota Tasikmalaya.

D. RUANG LINGKUP
Adapun ruang lingkup dalam sistem pencatatan dan pelaporan kegiatan Posyandu Puskesmas
Cipedes antara lain:
1. Ruang lingkup Waktu
Posyandu di Puskesmas Cipedes dilaksanakan setiap satu minggu dua kali dalam Posyandu
yang berbeda dimulai pada jam 08.30 s/d 11.30 WIB.
2. Ruang Lingkup Tempat
Tempat pelaksanaan Posyandu dilakukan disetiap RW yang ada di Kelurahan Cipedes.
3. Ruang Lingkup Materi
Ruang lingkup penulisan laporan Posyandu mengenai pencatatan dan pelaporan Posyandu di
Puskesmas Cipedes.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. POSYANDU
Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM) yang
dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat dalam
penyelenggaraan pembangunan kesehatan guna memberdayakan masyarakat dan
memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan
dasar/ sosial dasar untuk mempercepat penurunan Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian
Bayi. (Kemenkes RI : Direktorat Bina Gizi).
Dilihat dari indikator-indikator yang ditetapkan oleh Depkes, Posyandu secara umum dapat
dibedakan menjadi 4 (empat) tingkat yaitu : (1) Posyangu Pratama; (2) Posyandu Madya; (3)
Posyandu Purnama dan (4). Posyandu Mandiri (Depkes RI, 2006).
1. Posyandu Pratama
Posyandu Pratama adalah Posyandu yang belum mantap, yang ditandai oleh kegiatan
bulanan Posyandu belum terlaksana secara rutin serta jumlah kader terbatas yakni kurang
dari 5 (lima) orang. Penyebab tidak terlaksananya kegiatan rutin bulanan Posyandu,
disamping jumlah kader yang terbatas, dapat pula karena belum siapnya masyarakat.
Intervensi yang dapat dilakukan untuk perbaikan peringkat adalah memotivasi masyarakat
serta menambah jumlah kader.

2. Posyandu Madya
Posyandu Madya adalah Posyandu yang sudah dapat melaksanakan kegiatan lebih dari 8 kali
per tahun, dengan rata-rata jumlah kader sebanyak 5 orang atau lebih, tetapi cakupan
kelima kegiatan utamanya masih rendah yaitu < 50%. Intervensi yang dapat dilakukan untuk
perbaikan peringkat adalah meningkat cakupan dengan mengikut sertakan tokoh masyarakat
sebagai motivator serta lebih menggiatkan kader dalam mengelola kegiatan Posyandu.
3. Posyandu Purnama
Posyandu Purnama adalah Posyandu yang sudah melaksanakan kegiatan lebih dari 8 kali per
tahun dengan rata-rata jumlah kader sebanyak 5 (lima) orang atau lebih. Cakupan utamanya
> 50% serta mampu menyelenggarakan program tambahan seta telah memperoleh sumber
pembiayaan dari dana sehat yang dikelola oleh masyarakat yang pesertanya masih terbatas
yakni kurang dari 50% KK di wilayah kerja Posyandu.
4. Posyandu Mandiri
Posyandu Mandiri adalah Posyandu yang sudah dapat melaksanakan kegiatan lebih dari 8 kali
per tahun dengan rata-rata kader sebanyak 5 (lima) orang atau lebih. Cakupan dari kegiatan
utamanya > 50%, mampu menyelenggarakan program tambahan serta telah memperoleh
sumber pembiayaan dari dana sehat yang dikelola masyarakat yang pesertanya lebih dari
50% KK yang bertempat tinggal di wilayah kerja Posyandu Intervensi yang dilakukan bersifat
pembinaan termasuk pembinaan dana sehat, sehingga terjamin kesinambungannya.
Posyandu yang terintegrasi adalah kegiatan pelayanan sosial dasar keluarga dalam aspek
pemantauan tumbuh kembang anak. Dalam pelaksanaannya dilakukan secara koordinatif
dan integratif serta saling memperkuat antar kegiatan dan program untuk kelangsungan
pelayanan di Posyandu sesuai dengan situasi/kebutuhan lokal yang dalam kegiatannya tetap
memperhatikan aspek pemberdayaan masyarakat.

B. TUGAS DAN FUNGSI POSYANDU


Program kegiatan yang dilakukan di Posyandu, yang sekaligus masyarakat dapat memperoleh
pelayanan kesehatan antara lain mencakup: Keluarga Berencana (KB), kesehatan ibu dan
anak, imunisasi, peningkatan gizi dan penanggulangan diare.
1. Keluarga Berencana (KB)
Pemerintah dalam rangka mengupayakan kesejahteraan masyarakat selain melalui
pembangunan dalam bidang ekonomi, pembangunan fisik maka upaya yang tidak kalah
penting adalah melalui pertumbuhan penduduk supaya tidak berlebihan. Upaya yang
menyangkut pertumbuhan penduduk tersebut adalah melalui program keluarga berencana
(Depkes RI, 2006).
Keluarga Berencana (KB) adalah perencanaan kehamilan, sehingga kehamilan terjadi pada
waktu yang diinginkan. Jarak antara kelahiran diperjarang untuk membina kesehatan bagi
keluarga. Keberhasilan KB harus diikuti dengan penurunan angka kematian bayi dan anak
balita atau ibu keluarga atau sebaliknya, untuk itu maka perlu adanya upaya peningkatan
pelestarian pemakaian alat kontrasepsi yang efektif serta pengayoman medis terhadap
penderita. Dalam pelayanan Keluarga berencana di Posyandu antara lain : pembagian pil KB
atau kondom, suntikan KB, konsultasi KB, alat kontrasepsi dalam rahim dan imflan (susuk)
(Depkes RI, 2006).
2. Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)
Bahwa salah satu hal yang penting untuk mendukung keberhasilan melahirkan bayi yang
sehat adalah seorang ibu yang sehat di waktu kehamilannya. Bayi yang akan lahir dari
seorang ibu ditumbuhkan oleh gizi di dalam rahim. Zat gizi tersebut diambil dari bagian lain
tubuh ibu melalui tali pusat. Bila ibu hamil kurang makan, maka bayi yang akan dilahirkan
kecil dan lemah karena itu kesehatan ibu amatlah penting. Didalam program Posyandu
dalam pelayanan kesehatan ibu dan anak yaitu pemberian pil tambah darah (ibu hamil),
pemberian imunisasi Tetanus Toxoid (TT), imunisasi, penimbangan balita, pemberian oralit
dan pemberian makanan tambahan (PMT) (Depkes RI, 2006).
Kesehatan ibu hamil yang harus diperhatikan meliputi sebagai berikut :
a. Ibu hamil harus makan lebih banyak dibandingkan dengan sebelum hamil.
b. 1-2 piring nasi lebih banyak dari biasa dalam satu hari, ditambah dengan sayur dan
buah.
c. Ibu hamil hendaknya memeriksakan kehamilan secara teratur kepada petugas kesehatan
minimal 4 kali selama hamil.
d. Mendapatkan imunisasi tetanus toxoid (TT) sebanyak 2 kali.
Sedangkan yang perlu diperhatikan untuk ibu menyusui dan nifas mencakup :
a. Penyuluhan kesehatan, KB, ASI dan gizi, untuk ibu nifas perawatan kebersihan jalan
lahir (vagina).
b. Pemberian vitamin A dosis tinggi dan tablet besi.
c. Perawatan payudara.
d. Senam ibu nifas.
e. Jika ada tenaga kesehatan dan tersedia ruangan dilakukan pemeriksaan kesehtan
umum, pemeriksaan payudara.
f. Pemeriksaan tinggi fundus dan pemeriksaan lochia. Apabila ada ditemukan kelainan,
segera dirujuk ke Puskesmas.
3. Pelayanan Gizi
Tujuan pelayanan gizi yang utama adalah untuk menurunkan angka Kurang Kalori Protein
(KKP) dan kebutaan karena kekurangn vitamin A pada balita, serta anemia gizi pada ibu
hamil. Tujuan ini dapat dicapai secara lebih efektif dan efisien dengan jalan memadukan
kegiatan-kegiatan penyuluhan gizi, pelayanan kesehatan dasar dan keluarga berencana di
Posyandu. Dengan demikian sasaran pelayanan gizi di Posyandu adalah bayi, anak balita, ibu
hamil, ibu menyusui dan Pasangan Usia Subur (PUS). Pelayanan gizi di Posyandu meliputi :
pemantauan pertumbuhan melalui penimbangan berat badan balita, pendistribusian kapsul
vitamin A, zat besi (Fe), pemberian larutan oralit, penyuluhan gizi dan pemberian makanan
tambahan (Depkes RI, 1990).
4. Imunisasi
Imunisasi balita berasal dari kata imun yang berarti kebal atau resisten. Anak diimunisasi
berarti diberikan kekebalan terhadap suatu penyakit tertentu. Tingkat kekebalan terhadap
penyakit tertentu belum tentu kebal terhadap penyakit lain.
a. Jenis-jenis Imunisasi
Pada dasarnya ada 2 (dua) jenis imunisasi yaitu :
1) Imunisasi pasif (pasive immunization)
Imunisasi pasif ini adalah “Inmuno globulin” jenis imunisasi ini dapat mencegah penyakit
campak (measles pada anak-anak)
2) Imunisasi aktif (active immunization)
Imunisasi yang diberikan pada anak adalah :
a) BCG, untuk mencegah panyakit TBC.
b) DPT, untuk mencegah penyakit-penyakit diptheri, partusis dan tetanus.
c) Polio, untuk mencegah penyakit poliomilitis dan campak untuk mencegah penyakit
campak (measles).
b. Cara Pemberian Imunisasi atau Vaksin
Vaksin adalah suatu produk biologis yang terbuat dari kuman, komponen kuman (bakteri,
virus atau riketsia), atau racun kuman (toxoid) yang telah dilemahkan atau dimatikan dan
akan menimbulkan kekebalan spesifik secara aktif terhadap penyakit tertentu. Jenis-jenis
vaksin yang saat ini dipakai dalam program imunisasi rutin di Indonesia adalah :
1) Vaksin BCG (Bacillus Calmette Guerine), cara pemberiannya yaitu :
a) Sebelum disuntikkan vaksin BCG harus dilarutkan terlebih dahulu. Melarutkan dengan
menggunakan alat suntik steril (ADS 5 ml).
b) Dosis pemberian 0,05 ml, sebanyak 1 kali.
c) Disuntikkan secara intrakutan di daerah lengan kanan atas (insertio musculus
deltoideus), dengan menggunakan ADS 0,05 ml).
d) Vaksin yang sudah dilarutkan harus digunakan sebelum lewat 3 jam.
2) Vaksin DPT (Difteri Pertusis Tetanus), cara pemberiannya yaitu :
a) Sebelum digunakan vaksin harus dikocok terlebih dahulu agar suspensi menjadi
homogen.
b) Disuntikkan secara intramuskuler dengan dosis pemberian 0,5 ml sebanyak 3 dosis.
c) Dosis pertama diberikan pada umur 2 bulan, dosis selanjutnya diberikan dengan interval
paling cepat 4 minggu (1 bulan).
d) Di unit pelayanan statis vaksin DPT yang telah dibuka hanya boleh digunakan selama 4
minggu dengan ketentuan:
(1) Vaksin belum kadaluarsa.
(2) Vaksin disimpan dalam suhu 2ºC - 8ºC.
(3) Tidak pernah terendam air.
(4) Sterilitasnya terjaga.
(5) VVM masih dalam kondisi A atau B.
(6) Sedangkan di Posyandu vaksin yang sudah dibuka tidak boleh digunakan lagi untuk hari
berikutnya.
3) Vaksin TT (Tetanus Toksoid), cara pemberiannya yaitu :
a) Sebelum digunakan vaksin harus dikocok terlebih dahulu agar suspensi menjadi
homogen.
b) Untuk mencegah tetanus/tetanus neonatal terdiri dari 2 dosis primer yang disuntikkan
secara intramuskular, atau subkutan dalam, dengan dosis pemberian 0,5 ml dengan interval
4 minggu. Dilanjutkan dengan dosis ketiga setelah 6 bulan berikutnya. Untuk
mempertahankan kekebalan terhadap tetanus pada wanita usia subur, maka dianjurkan
diberikan 5 dosis. Dosis ke 4 dan ke 5 diberikan dengan interval minimal 1 tahun setelah
pemberian dosis ke tiga dan ke empat. Imunisasi TT dapat diberikan secara aman selama
masa kehamilan bahkan periode trimester pertama.
c) Di unit pelayanan statis, vaksin TT yang telah dibuka hanya boleh digunakan selama 4
minggu, dengan ketentuan :
(1) Vaksin belum kadaluarsa.
(2) Vaksin disimpan dalam suhu + 2ºC 8ºC.
(3) Tidak pernah terendam air.
(4) Sterilitasnya terjaga.
(5) VVM masih dalam kondisi A atau B
d) Sedangkan di Posyandu vaksin yang sudah terbuka tidak bisa digunakan untuk hari
berikutnya.
4) Vaksin DT (Difteri dan Tetanus), cara pemberiannya yaitu :
a) Sebelum digunakan vaksin harus dikocok terlebih dahulu agar suspensi menjadi
homogen.
b) Disuntikkan secara intramuskular atau subkutan dalam, dengan dosis pemberian 0,5 ml.
Dianjurkan untuk anak usia dibawah 8 tahun. Untuk usia 8 tahun atau lebih dianjurkan
imunisasi dengan vaksin Td.
c) Di unit pelayanan statis, vaksin DT yang telah dibuka hanya boleh digunakan selama 4
minggu dengan kriteria : (1) Vaksin belum kadaluarsa.
(2) Vaksin disimpan dalam suhu 2ºC - 8ºC.
(3) Tidak pernah terendam air.
(4) Strilitasnya terjaga.
(5) VVM masih dalam kondisi A atau B.
d) Sedangkan di Posyandu vaksin yang sudah dibuka tidak boleh digunakan lagi untuk hari
berikutnya.
5) Vaksin Polio (Oral Polio Vaccine =OPV), cara pemberiannya yaitu :
a) Diberikan secara oral (melalui mulut, 1 dosis adalah 2 tetes sebanyak 4 kali (dosis)
pemberian, dengan interval setiap dosis minimal 4 minggu.
b) Setiap membuka Vial baru harus menggunakan penetes (dopper) yang baru.
c) Di unit pelayanan statis, vaksin polio yang telah dibuka hanya boleh digunakan selam 2
minggu dengan ketentuan :
(1) Vaksin belum kadaluarsa.
(2) Vaksin disimpan dalam suhu + 2º C 8ºC.
(3) Tidak pernah terendam air.
(4) Sterilitasnya terjaga.
(5) VVM masih dalam kondisi A atau B.
6) Vaksin Campak. Merupakan vaksin virus hidup yang dilemahkan, cara pemberian:
a) Sebelum disuntikkan vaksin campak terlebih dahulu harus dilarutkan dengan pelarut
steril yang tersedia yang berisi 5 ml cairan pelarut.
b) Dosis pemberian 0,5 ml disuntikkan secara subkutan pada lengan kiri atas, pada usia 9-
11 bulan. Dan ulangan (booster) pada usia 6-7 tahun (kelas 1 SD) setelah cath-up campaign,
campak pada anak Sekolah Dasar kelas 1-6.
7) Vaksin Hepatitis B. Merupakan vaksin virus recombinan yang telah diinaktivasikan dan
bersifat non-infectious, berasal dari HbsAg yagn dihasilkan dalam sel ragi (Hansenula
polymorphl) menggunakan teknologi DNA rekombinan. Cara pemberian :
a) Sebelum digunakan vaksin harus dikocok terlebih dahulu agar suspensi menjadai
homogen.
b) Vaksin disuntikkan dengan dosis 0,5 ml atau 1 buah HB PID, pemberian suntikkan secara
intra muskuler, sebaiknya pada anterolateral paha.
c) Pemberian sebanyak 3 kali.
d) Dosis pertama diberikan pada usia 0-7 hari, dosis berikutnya dengan interval minimum
4 minggu (1 bulan) (Depkes RI, 2005).

c. Tujuan dan Sasaran Imunisasi.


Program imunisasi bertujuan untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian dari penyakit
yang dapat dicegah dengan imunisasi. Pada saat ini penyakit-penyakit tersebut adalah
disentri, tetanus, batuk rejan (pertusis), campak (measles), polio dan tubercoluse. Imunisasi
bermanfaat untuk melindungi anak balita dari beberapa penyakit infeksi yang berbahaya.
Sasaran imunisasi adalah bayi dibawah umur 1 tahun (0-12 bulan), ibu hamil (awal kehamilan
– 8 bulan), wanita usia subur (calon mempelai wanita) dan anak sekolah dasar kelas I dan
VI. Setiap anak sebelum umur 1 tahun harus mendapatkan cakupan imunisasi lengkap
(Notoatmodjo, 1997).
Menurut Depkes RI (2005), sasaran imunisasi meliputi imunisasi pada anak sekolah untuk DT
dan TT yang dikenal dengan Bulan imunisasi Anak Sekolah (BIAS), TT pada wanita usia subur
(WUS), crash program pada balita maupun cath up campaign campak pada anak sekolah yang
dilanjutkan dengan BIAS campak.
Imunisasi didapatkan oleh anak melalui pemberian vaksin secara sengaja. Imunisasi yang
diberikan terdiri dari imunisasi BCG untuk mencegah penyakit TBC (Tubercolosis), imunisasi
DPT untuk mencegah penyakit difteri, pertusis dan tetanus, imunisasi Polio untuk mencegah
penyakit kelumpuhan, imunisasi Campak untuk mencegah penyakit campak dan imunisasi
Hepatitis B untuk mencegah penyakit hepatitis (Direktorat Bina Gizi Masyarakat, 1999).
Setiap anak sebelum umur 1 tahun harus mendapatkan imunisasi lengkap. Imunisasi yang
diberikan pada waktu kegiatan di Posyandu antara lain BCG, DPT I, II, III, Polio I, II, III,IV,
Campak pada umur 9 bulan dan Hepatitis B (Depkes RI, 1990).
Menurut program Departemen Kesehatan RI (1996), pemberian imunisasi lengkap kepada
balita yaitu vaksin BCG satu kali, DPT tiga kali, Polio empat kali, Campak satu kali dan
Hepatitis B tiga kali.
5. Pencegahan dan Penanggulangan Diare
Menurut Depkes RI (2002), diare (mencret) adalah buang air besar dengan frekuensi yang
tidak normal dan konsistensinya lebih lembek atau cair. Diare dapat terjadi secara perlahan-
lahan, bertahap, tiba-tiba dan perkembangannya cepat sekali. Diare adalah penyebab
utama kematian balita. Penanggulangan diare dapat dilakukan dengan : memberikan oralit,
bila oralit tidak ada membuat larutan gula garam, asi dan makanan terus diberikan kepada
anak seperti biasa.

C. TUGAS DAN FUNGSI KADER POSYANDU


Kader sebagai salah satu sub sistem dalam Posyandu yang bertugas untuk mengatur jalannya
program dalam Posyandu, kader harus lebih tahu atau lebih menguasai tentang kegiatan
yang harus dijalankan atau dilaksanakan (Sahrul, 2006).
Kader adalah warga masyarakat setempat yang dipilih atau dituju oleh masyarakat dengan
kata lain kader kesehatan merupakan wakil dari warga setempat yang membantu
masyarakat dalam masalah kesehatan agar diperoleh kesesuaian antara fasilitas pelayanan
dan kebutuhan masyarakat yang bersangkutan.
Kinerja menurut Anwar Prabu Mangkunegara (2000 : 67), Kinerja adalah hasil kerja secara
kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang kader dalam melaksanakan tugasnya
sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Kemudian menurut Ambar Teguh
Sulistiyani (2003), kinerja seseorang merupakan kombinasi dari kemampuan, usaha dan
kesempatan yang dapat dinilai dari hasil kerjanya. Maluyu S.P. Hasibuan (2001),
mengemukakan kinerja (prestasi kerja) adalah suatu hasil kerja yang dicapai seseorang
dalam melaksanakan tugas tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas
kecakapan, pengalaman dan kesungguhan serta waktu (Wikipedia, 2009).
Keaktifan kader dapat dilihat dari ada atau tidaknya dilaksanakan kegiatan-kegiatan sebagai
tugas yang diembannya. Kegiatan-kegiatan ini akan berjalan dengan baik bila didukung oleh
fasilitas yang memadai. Penyediaan fasilitas kerja adalah bahwa fasilitas kerja yang
disediakan harus cukup dan sesuai dengan tugas dan fungsi yang harus dilaksanakan serta
tersedia waktu dan tempat yang tepat. Fasilitas Posyandu yaitu segala sesuatu yang dapat
menunjang penyelenggaraan kegiatan Posyandu, seperti lokasi yang tetap dan rutin untuk
pemberian makanan tambahan, alat-alat yang diperlukan misalnya, meja, kursi, buku
register, KMS dan lain-lain (Syafridah, 2003).

BAB III
HASIL KEGIATAN DAN PEMBAHASAN

A. HASIL KEGIATAN
1. Gambaran Umum
a. Wilayah Posyandu di Puskesmas Cipedes.
Posyandu yang ada di Puskesmas Cipedes terdapat 19 Posyandu, tersebar dalam 13 RW.
Tabel 3.1
Jumlah Posyandu disetiap RW

No Rukun Warga (RW) Jumlah


1 I 1
2 II 1
3 III 1
4 IV 1
5 V 3
6 VI 2
7 VII 2
8 VIII 2
9 IX 1
10 X 1
11 XI 2
12 XII 1
13 XIII 1
Total 19

Tempat pelaksanaan Posyandu diantaranya di Rumah Kader, Madrasah dan Rumah RW


disetiap Posyandu masing-masing. Pelaksanaan Posyandu dilaksanakan setiap satu minggu
dua kali dalam Posyandu yang berbeda.

b. Sumber Daya Posyandu di Puskesmas Cipedes


1) Tenaga
Jumlah tenaga kesehatan yang bertugas di Posyandu diantaranya sebagai berikut :
Tabel 3.2
Nama Posyandu dan Nama Petugas Kesehatan

No Rukun Warga
(RW) Nama Posyandu Nama Petugas Kesehatan
1 I Cendana Erni Kurniawati AMK
2 II An-Nur Yeyet Suryati Am.Kg dan Dr.Beta Selinia
3 III Anggrek Ungu Hj. Nining Sarbini Am.Keb
4 IV Anggrek Hj.Iis Am.Keb
5 V Kencana Hj. Nining Sarbini Am.Keb
Puspa Eneng Iyet Am.Keb
Bunga Matahari Eneng Iyet Am.Keb
6 VI Haluma Eneng Iyet Am.Keb
Kemala Neulis Siti Aisyah. AMK
7 VII Mawar Eneng Iyet Am.Keb
Melati Imas Masriah Am.Keb
8 VIII Harapan Kita Eneng Iyet Am.Keb
Harapan Bunda Sri Wartiati
9 IX Al-Hamid Hj. Iis Am.Keb
10 X Tunas Harapan Hj. Momoh R AMK
11 XI Kartika Eneng Iyet Am.Keb
An-Nisa Eneng Iyet Am.Keb
12 XII Plamboyan Eneng Iyet Am.Keb
13 XIII Saluyu Neulis Siti Aisyah AMK

Tenaga non kesehatan Posyandu yang terdapat di Puskesmas Cipedes adalah :


Tabel 3.3
Tenaga Non Kesehatan di Posyandu

No Rukun Warga
(RW) Nama Posyandu Nama Petugas Non Kesehatan
1 I Cendana Delima
2 II An-Nur Hj. Mamah
3 III Anggrek Ungu Sri Jami Jami
4 IV Anggrek Popon
5 V Kencana Lilis
Puspa A.Sukantini
Bunga Matahari Salwan
6 VI Haluma Entin S
Kemala Siti Nurjamilah
7 VII Mawar Sri Sulistyaningsih
Melati Elin Nurlina
8 VIII Harapan Kita Eti Suhaeti
Harapan Bunda E.Rukasih
9 IX Al-Hamid Eni Tjarmini
10 X Tunas Harapan Dedeh Djuarsih
11 XI Kartika Sri Latipah
An-Nisa Atia Ardiana
12 XII Plamboyan Aat
13 XIII Saluyu Iis Masriah

2) Sarana dan Prasarana


Dalam meningkatkan pelayanan kepada masyarakat telah dikembangkan suatu pendekatan
di tingkat kelurahan melalui Posyandu sebagai wadah peran serta masyarakat yang dibina
oleh Puskesmas, adapun jumlah Posyandu di wilayah Puskesmas Cipedes sebanyak 19
Posyandu. Untuk tempat pelaksanaannya dilakukan di rumah kader, madrasah dan rumah
RW dikarenakan Posyandu yang berada dibawah naungan Puskesmas Cipedes belum
mempunyai tempat yang memadai khusus untuk pelaksanaan Posyandu.
2. Sistem Informasi Posyandu
Sistem Informasi Posyandu (SIP) adalah tatanan berbagai komponen kegiatan Posyandu yang
menghasilkan data dan informasi tentang pelayanan terhadap proses tumbuh kembang anak
dan pelayanan kesehatan dasar ibu dan anak yang meliputi cakupan program, pencapaian
program, kontinuitas penimbangan dan partisipasi masyarakat.
a. Peran SIP dalam Posyandu
Dalam kegiatan Posyandu belum menggunakan komputerisasi semuanya berbentuk manual,
sehingga untuk melakukan pendaftaran ataupun pelayanan masih dalam bentuk kertas.
Untuk pendaftarannya dilakukan oleh kader dan pelaksanaannya setiap satu minggu dua kali
dalam Posyandu yang berbeda.

b. Type SIP
Type pengolahan Posyandu dengan menggunakan Pengelolaan SIP secara manual yaitu setiap
melakukan pelayanan harus dilakukan pencatatan di dalam register manual sesuai dengan
format yang telah ditentukan.
c. Macam-macam format SIP
1) Catatan ibu hamil, kelahiran, kematian bayi dan kematian ibu hamil, melahirkan nifas.
2) Registrasi bayi di wilayah kerja Posyandu.
3) Registrasi balita di wilayah kerja Posyandu.
4) Register WUS dan PUS di wilayah kerja Posyandu.
5) Register Ibu Hamil dan Nifas di wilayah kerja Posyandu.
6) Data Posyandu.
7) Data hasil kegiatan Posyandu.
d. Cara mengisi format SIP
1) Catatan ibu hamil, kelahiran, kematian bayi dan kematian ibu hamil, melahirkan nifas,
dilaksanakan setiap bulan oleh kader dan disampaikan secara lisan kepada Ketua Kelompok
PKK/RW/Dusun/Lingkungan melalui Kelompok Rukun Tetangga (RT) dan Kader Posyandu di
wilayah yang bersangkutan.
2) Registrasi bayi di wilayah kerja Posyandu, dilaksanakan oleh kader Posyandu setiap
bulan. Satu lembar format berlaku untuk 1 tahun.
3) Registrasi balita di wilayah kerja Posyandu, dilaksanakan oleh kader Posyandu setiap
bulan. Satu lembar format berlaku untuk 1 tahun.
4) Register WUS dan PUS di wilayah kerja Posyandu, dilaksanakan oleh kader Posyandu
untuk selama 1 tahun.
5) Register Ibu Hamil dan Nifas di wilayah kerja Posyandu, dilaksanakan oleh kader
Posyandu untuk selama 1 tahun.
6) Data Posyandu, dilaksanakan oleh kader Posyandu setiap bulan setelah hari buka
Posyandu.
7) Data Hasil Kegiatan Posyandu, dilaksanakan oleh kader Posyandu setiap bulan setelah
hari buka Posyandu.
3. Pelaksanaan Posyandu
Posyandu di Puskesmas Cipedes dilaksanakan setiap satu minggu dua kali dalam Posyandu
yang berbeda, Posyandu itu sendiri terdapat 19 Posyandu dalam 11 RW. Tidak ada tempat
khusus untuk pelaksanaan Posyandu. Untuk tenaga kesehatannya oleh bidan desa, dokter,
perawat dan dibantu oleh kader.
a. Pendaftaran
1) Pendaftaran Balita
a) Balita didaftar dalam pencatatan balita.
b) Meminta Kartu Menuju Sehat (KMS)/ Buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) pada ibu. Untuk
balita yang baru pertama kali ditimbang dan tidak mempunyai KMS/Buku KIA, berikan sesuai
jenis kelamin/Buku KIA. Isi kolomnya secara lengkap, nama balita dicatat pada secarik
kertas dan diselipkan pada KMS/Buku KIA. Bagi balita yang tidak mempunyai KMS/Buku KIA
karena hilang pencatatan sementara menggunakan SIP Posyandu.
c) Ibu dipersilahkan membawa balita menuju ke tempat penimbangan.
2) Pendaftaran Ibu Hamil
Ibu hamil didaftar dalam formulir catatan untuk ibu hamil, kemudian dipersilahkan menuju
ke tempat penimbangan dan pengukuran Lingkar Lengan Atas (LILA).
3) Pendaftaran Pasangan Usia Subur (PUS)
PUS didaftar dalam formulir catatan dan namanya ditulis di secarik kertas, kemudian
dipersilahkan langsung menuju ke tempat penyuluhan, dilanjutkan dengan penepisan status
imunisasi TT oleh petugas kesehatan.
b. Penimbangan
1) Mempersiapkan Dacin.
2) Menimbang balita.
a) Masukkan balita kedalam sarung timbang dengan pakaian seminim mungkin dan geser
bandul sampai jarum tegak lurus.
b) Baca berat badan balita dengan melihat angka di ujung bandul geser.
c) Catat hasil penimbangan dengan benar di kertas/buku register, tulis dalam kg dan ons.
d) Kembalikan bandul ke angka nol dan keluarkan balita dari sarung timbang.
3) Pengukuran LILA pada ibu hamil dan WUS.
a) Pengukuran dilakukan di bagian tengah. Antara bahu dengan siku lengan kiri.
b) Lengan dalam keadaan bebas. Artinya otot lengan tidak boleh tegang.
c) Alat ukur tidak kusut (permukaanya rata).
(1) Tetapkan letak bahu dan letak siku tangan.
(2) Tetapkan titik tengah lengan atas.
Caranya rentangkan pita dari bahu ke arah siku. Tentukan tengah-tengah lengan atas ibu.
(3) Lingkaran pita-ukur tepat pada tengah-tengah lengan atas ibu.
(4) Bacalah skalanya secara benar. Bila masih berada di bagian MERAH, maka ibu tersebut
tergolong SANGAT KURUS atau menderita Kekurangan Energi Kronis (KEK).
d) Bila setelah hasil pengukuran LILA-nya masih berada di bagian merah (kurang dari 23,5
cm), berarti ibu tergolong SANGAT KURUS, atau KEK.
e) Memberikan perhatian khusus kepada ibu berupa penyuluhan makana sehat.
c. Pencatatan
1) Balita
a) Penimbangan pertama, isilah kolom identitas yang tersedia pada KMS/Buku KIA.
b) Cantumkan bulan lahir dan bulan penimbangan anak.
c) Pindahkan hasil penimbangan dari secarik kertas ke KMS.
d) Letakkan titikberat badan dan buat gafik garis pertumbuhan anak.
e) Hubungkan titik berat badan bulan lalu dengan bulan ini.
f) Catat setiap kejadian yang dialami anak.
g) Isi kolom ASI, imunisasi, dan Vitamin A bila diberikan.
h) Salin semua data dari KMS/Buku KIA pada SIP.
2) Ibu Hamil
Hasil penimbangan berat badan dan pengukuran LILA ibu hamil dicatat dalam buku KIA dan
register ibu hamil (SIP).
3) Pasangan Usia Subur (PUS)/Wanita Usia Subur (WUS)
Hasil pengukuran LILA pada WUS dicatat pada register PUS/WUS.
d. Penyuluhan
Penyuluhan dilakukan untuk perorangan yang dapat diperkaya dengan penyuluhan
kelompok.
1) Penyuluhan untuk ibu balita
a) Memperhatikan umur dan hasil penimbangan anak bulan ini.
b) Memberikan penyuluhan pada ibu balita sesuai hasil penimbangan dan kondisi anak.
Balita yang berat badannya tidak naik 2 kali berturut-turut segera merujuk ke petugas
kesehatan.
Topik penyuluhan antara lain :
(1) Pemberian Air Susu Ibu (ASI) saja sampai anak umur 6 bulan (ASI Eksklusif).
(2) Pemberian Makanan Pendamping (MP)-ASI setelah anak berumur 6 bulan.
(3) Melanjutkan pemberian ASI sampai anak berumur 2 tahun.
(4) Imunisasi dasar lengkap pada bayi kurang dari 1 tahun.
(5) Pemberian vitamin A setiap bulan Februari dan Agustus pada bayi (6-12 bulan) dan
balita (1-5 tahun), untuk pencegahan kebutaan dan daya tahan tubuh anak.
(6) Bahaya diare bagi balita.
(7) Bahaya Infeksi Saluran Pencernaan Akut (ISPA). Balita yang batuk pilek dengan sesak
nafas atau sukar bernafas dirujuk ke tenaga kesehatan.
(8) Gejala demam pada balita dapat sebagai salah satu tanda awal penyakit malaria,
campak atau demam berdarah. Segera dirujuk ke petugas kesehatan.
(9) Perawatan gigi dan mulut.
2) Penyuluhan untuk ibu hamil
a) Memperhatikan hasil pengukuran LILA bulan ini.
b) Memberikan penyuluhan pada ibu hamil sesuai kondisi ibu.
Topik penyuluhan antara lain :
(1) Istirahat cukup.
(2) Imunisasi Tetanus Toxoid (TT).
(3) Makan hidangan bergizi.
(4) Keluarga Berencana (KB).
(5) Tablet tambah Darah.
(6) Pengenalan dini tanda bahaya kehamilan.
(a) Bahaya Anemia.
(b) Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY).
(7) Ibu hamil KEK dirujuk ke sarana pelayanan kesehatan.
(8) Inisiasi Menyusu Dini (IMD).
(9) Kolostrum ASI.
(10) Perawatan kesehatan gigi dan mulut.
3) Penyuluhan untuk Ibu Nifas dan Ibu Menyusui.
Semua ibu nifas dan ibu menyusui diberi penyuluhan sesuai kondisinya.
Topik penyuluhan antara lain :
a) Menganjuran ibu makan makanan yang bergizi 1 piring lebih banyak dari biasanya.
b) Menganjurkan ibu minum air putih paling sedikit 8 gelas setiap hari.
c) Jika ASI keluarnya sedikit, ibu dianjurkan konsultasi ke petugas pelayanan kesehatan.
d) Menganjurkan ibu nifas untuk segera ber-KB.
e) Menganjurkan ibu minum 1 kapsul Vitamin A segera setelah melahirkan dan minum lagi
pada hari kedua.
f) ASI Eksklusuf.
g) Cara menyusui yang baik dan benar.
h) ASI diberikan sesering mungkin, baik siang ataupun malam semakin sering semakin baik.
i) ASI diberikan sampai anak usia 2 tahun.
4) Penyuluhan untuk PUS
Topik penyuluhan antara lain :
a) Menganjurkan untuk ber-KB.
b) Menjaga jarak/mengatur kehamilan.
c) Manfaat imunisasi TT 5 dosis.
d) Memelihara kesehatan reproduksi.
e) Menjaga keharmonisan keluarga.
5) Pelayanan Kesehatan dan KB
a) Pemberian vitamin A pada ibu nifas, bayi dan balita.
b) Pemberian tablet tambah darah pada ibu hamil.
c) Pemberian penyuluhan Pemberian Makanan Tambahan (PMT).
d) Pelayanan KB.
4. Tugas Pokok dan Fungsi Posyandu
a. Tugas
Tugas Pokok Posyandu di Puskesmas Cipedes yaitu :
1) Pendaftaran.
2) Penimbangan.
3) Pencatatan.
4) Penyuluhan dan Pemberian Makanan Tambahan (PMT).
5) Pelayanan Kesehatan dan KB.
b. Fungsi
Fungsi Posyandu yaitu sebagai ujung tombak dalam memberikan pelayanan kesehatan
terutama ibu dan anak dalam pemeliharaan kesehatan yang dilakukan dari dan untuk
masyarakat.
5. Kegiatan Posyandu
Kegiatan Posyandu yaitu melayani balita, ibu hamil, dan WUS PUS untuk meningkatkan angka
kesehatan ibu dan bayi, melaksanakan imunisasi, vaksin, KB, melakukan penyuluhan kepada
masyarakat dalam pencegahan penyakit dan lain-lain.
Pelaporan Kegiatan Posyandu diantaranya :
a. KIA (Kesehatan Ibu dan Anak).
Kegiatan KIA yaitu diantaranya : Sasaran Ibu Hamil (Bumil), Bumil baru, Bumil datang ke
Posyandu, K1 & K4, Askes murni, TT1, tablet Fe, Bumil resti, Bumil KEK, Bumil anemia,
persalinan, kelahiran, Hb Neonatus, Bufas, Kematian ibu, balita dan bayi, vitamin dan PWS
KIA.
b. Imunisasi.
Kegiatan Imunisasi diantaranya : HB neonatus, polio 1, BCG, polio 2, combo 1, polio 3,
combo 2, polio 4, combo 3, campak, TT 1 – TT 5, PWS, TT Catin.
c. Gizi
Kegiatan Gizi diantaranya: sasaran, KMS, datang, naik, tetap/turun, bulan lalu tidak
ditimbang, baru ditimbang, dapat vitamin A, ASI, Fe 1- Fe 3 Bumil, Bumil KEK, Vit A bufas,
BGM baru, BGM lama dan kader.
6. Posyandu
Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM) yang
dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat dalam
penyelenggaraan pembangunan kesehatan guna memberdayakan masyarakat dan
memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan
dasar/sosial dasar untuk mempercepat penurunan Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian
Bayi. Pelaksanaan Posyandu tersebut dilakukan di rumah kader, madrasah dan rumah RW
dikarenakan belum mempunyai tempat yang memadai khusus untuk pelaksanaan Posyandu.
7. Sistem Pengelolaan Dokumen Rekam Medis Posyandu
Sistem identifikasi Posyandu dalam pelaksanaan registrasi pendaftaran berdasarkan
alfabetical yaitu berdasarkan nama lengkap, alamat lengkap, data pribadi dan lain-lain, dan
untuk sistem penamaan itu sendiri menggunakan nama asli tapi terkadang menggunakan
kata gelar seperti (Ny) untuk penamaan pada ibu hamil dan ibu balita, (Tn) disimpan didepan
sebelum nama atau sesuai nama asli yang ada di KTP (kartu Tanda pengenal) untuk
pemberian nama suami bagi suami ibu hamil dan pasangan usia subur. Dalam pengelolaan
dokumen rekam medis tidak diberlakukannya sistem penjajaran, sistem retensi/
penyusutan, sistem pemusnahan tetapi masih berlaku dalm pelaksanaan sistem
penyimpanan.
8. Sumber Data
Sumber data Posyandu berasal dari masyarakat yang berkunjung ke Posyandu. Data di
Posyandu dicatat oleh petugas-petugas kesehatan khususnya bidan desa dibantu oleh para
kader.
9. Manajemen Data
Dalam manajemen data terdapat pengumpulan data, untuk pengumpulan datanya setiap
satu bulan sekali. Standar data yang digunakan yaitu dengan pengisian identitas balita, ibu
hamil, dan WUS PUS. Data dientri setiap bulan dengan digabungkan dengan laporan bidan
desa, setelah itu dilakukan rapat untuk bidan desa. Dalam pelayanan Posyandu masih
menggunakan sistem manual sehingga tingkat keamanannya sangat minim.
10. Penyajian, Desiminasi, Pemanfaatan Data dan Informasi
Penyajian Informasi disajikan dalam bentuk kertas, penyampaian informasi dilakukan setiap
bulan sekali setiap tanggal 25, dalam pengumpulan tersebut mempunyai manfaat tersendiri
yaitu untuk mengetahui tingkat kesehatan ibu, bayi dan balita.
11. Sumber Daya
Pelayanan Posyandu di Puskesmas Cipedes registrasi pendaftaran dilakukan oleh kader, dan
untuk penentuan kebijakan dalam pelayanannya mengacu pada Puskesmas Cipedes.
Posyandu masih menggunakan manual karena dana untuk SIP itu sendiri kurang mencukupi,
alangkah lebih pentingnya Puskesmas yang didahulukan.

B. PEMBAHASAN
1. Sistem Informasi Posyandu (SIP)
a. Peran SIP dalam Posyandu
Pelaksanaan pelayanan Posyandu belum didukung Sistem Informasi Posyandu (SIP),
dikarenakan masih menggunakan sistem manual dalam pelayanannya. Sehingga untuk
pendaftaran ataupun pelayanan masih dalam bentuk kertas selembar yang dilakukan oleh
para kader.
b. Type SIP Posyandu
Type pengolahan data yang digunakan dalam pelaksanaan SIP secara manual yaitu setiap
melakukan pelayanan harus dilakukan pencatatan baik pelayanan registrasi pendaftaran,
penimbangan, pencatatan, dan penyuluhan, selesai melaksanakan pelayanan data tersebut
yang belum berupa informasi harus disimpan di tempat aman setiap bulan direkapitulasi
menjadi laporan bulanan, setiap bulan laporan hasil dari kegiatan Posyandu dikirimkan ke
Puskesmas.
2. Pelaksanaan Posyandu
Pelaksanaan Posyandu di Puskesmas Cipedes Kota Tasikmalaya sudah berjalan dengan lancar
sesuai jadwalnya masing-masing. Akan tetapi sebagian kadernya itu sendiri kurang persiapan
dalam mempersiapkan peralatan yang akan digunakan. Oleh karena itu kader harus lebih
siap dalam menyiapkan peralatan yang diperlukan walaupun petugas kesehatan dari
Puskesmas belum datang.
3. Kegiatan Posyandu
Kegiatan Posyandu dilaksanakan untuk meningkatkan angka kesehatan ibu dan bayi,
melaksanakan imunisasi, vaksin, KB, melakukan penyuluhan kepada masyarakat dalam
pencegahan penyakit dan lain-lain. Supaya tingkat morbiditas dan mortalitas di Kelurahan
Cipedes menurun.
4. Tugas Pokok dan Fungsi Posyandu
Tugas Pokok Posyandu di Puskesmas Cipedes yaitu pendaftaran, penimbangan, pencatatan,
Penyuluhan dan Pemberian Makanan Tambahan (PMT), Pelayanan Kesehatan dan KB.
Sedangkan fungsi Posyandu yaitu sebagai ujung tombak dalam memberikan pelayanan
kesehatan terutama ibu dan anak dalam pemeliharaan kesehatan yang dilakukan dari dan
untuk masyarakat.

5. Posyandu
Posyandu atau Pos Pelayanan Terpadu merupakan ujung tombak pelayanan kesehatan dan
merupakan bagian dari pembangunan kesehatan yang diprogramkan oleh pemerintah yang
bertujuan untuk mempercepat penurunan angka kematian bayi (infant mortality rate),
angka kelahiran bayi (birth rate) dan angka kematian ibu (maternal mortality rate), serta
dalam rangka mempercepat terwujudnya Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera (NKKBS)
(Depkes RI, 1998).
Posyandu di Puskesmas Cipedes terdapat 19 Posyandu di 11RW dan pelaksanaanya dua kali
dalam satu minggu disetiap Posyandu yang berbeda. Pencatatan dan pelaporannya masih
dalam bentuk kertas dan direkap setiap satu bulan satu kali dan langsung dikirimkan ke
Puskesmas.
6. Sistem Pengelolaan Dokumen Rekam Medis Posyandu
Sistem pengelolaan dokumen rekam medis, yaitu untuk sistem penamaannya menggunakan
secara langsung, sesuai dengan nama yang ada di Kartu Keluarga (KK) untuk pasien balita
dan Kartu Tanda Penduduk (KTP) untuk ibu hamil dan Pasangan Usia Subur (PUS), untuk
penyimpanannya itu sendiri disimpan di tempat dilakukannya Posyandu tanpa ada yang tahu.
Tetapi tidak diberlakukannya sistem pemusnahan, retensi dan penjajaran dikarenakan tidak
ada penggunaan dokumen rekam medis pasien.

7. Sumber Data
Sumber data didapat dari masyarakat yang berkunjung ke Posyandu. Data tersebut disajikan
dalam bentuk kertas dan dicatat oleh petugas-petugas kesehatan khususnya bidan desa
dibantu oleh para kader.
8. Manajemen Data
Manajemen data terdapat pengumpulan data, untuk pengumpulan datanya setiap satu bulan
sekali. Standar data yang digunakan yaitu dengan pengisian identitas balita, ibu hamil, dan
WUS PUS. Jika perlu pemberian obat maka bisa langsung didapatkan di Posyandu. Data
dientri setiap bulan dengan digabungkan dengan laporan bidan desa. Dalam pelayanan
Posyandu masih menggunakan sistem manual sehingga tingkat keamanannya sangat
minim.Untuk kualitas data itu sendiri ada yang sudah lengkap ada yang belum lengkap
tergantung Sumber Daya Manusia (SDM) kader Posyandu tersebut.
9. Penyajian, Desiminasi, Pemanfaatan Data dan Informasi
Data dan informasi disajikan dalam bentuk kertas, penyampaian informasi dilakukan setiap
bulan sekali setiap tanggal 25, dalam pengumpulan data tersebut mempunyai manfaat
tersendiri yaitu untuk mengetahui tingkat kesehatan, kesakitan ataupun kematian ibu, bayi
dan balita.

10. Sumber Daya


Pelayanan Posyandu di Puskesmas Cipedes registrasi pendaftaran dilakukan oleh kader, dan
untuk penentuan kebijakan dalam pelayanannya mengacu pada Puskesmas Cipedes.
Posyandu masih menggunakan manual karena dana untuk Sistem Informasi Posyandu (SIP)
itu sendiri kurang mencukupi, sehingga alokasi dana lebih kepada Puskesmas yang
didahulukan.
Sumber daya manusia itu sendiri kurang memadai sehingga tidak hanya satu petugas
pelayanan kesehatan melainkan harus lebih dari satu orang, supaya proses pelayanan lebih
cepat dan memberikan kepuasan kepada para pengunjung Posyandu.

BAB IV
SIMPULAN DAN SARAN

A. SIMPULAN
Dari hasil Praktik Lapangan di Puskesmas Cipedes Kota Tasikmalaya mengenai Posyandu
dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM)
yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat dalam
penyelenggaraan pembangunan kesehatan guna memberdayakan masyarakat dan
memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan
dasar/ sosial dasar untuk mempercepat penurunan Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian
Bayi.
2. Posyandu yang ada di Puskesmas Cipedes terdapat 19 Posyandu, tersebar dalam 13 RW.
Tempat pelaksanaan Posyandu diantaranya di Rumah Kader, Madrasah dan Rumah RW
disetiap Posyandu masing-masing. Pelaksanaan Posyandu dilaksanakan setiap satu minggu
dua kali dalam Posyandu yang berbeda.
3. Sistem Informasi Posyandu (SIP) adalah tatanan berbagai komponen kegiatan Posyandu
yang menghasilkan data dan informasi tentang pelayanan terhadap proses tumbuh kembang
anak dan pelayanan kesehatan dasar ibu.
4. Peran Sistem Informasi Posyandu (SIP) sebagai pengumpul data yang nantinya digunakan
sebagai bahan laporan Puskesmas.
5. Type pengolahan Posyandu dengan menggunakan Pengelolaan SIP secara manual yaitu
setiap melakukan pelayanan harus dilakukan pencatatan di dalam register manual sesuai
dengan format yang telah ditentukan.
6. Jenis sumber data di Posyandu dicatat oleh petugas-petugas kesehatan khususnya bidan
desa dibantu oleh para kader.
7. Standar data yang digunakan mengikuti standar data yang telah ditetapkan oleh Dinas
Kesehatan.
8. Pelayanan Posyandu di Puskesmas Cipedes registrasi pendaftaran dilakukan oleh kader,
dan untuk penentuan kebijakan dalam pelayanannya mengacu pada Puskesmas Cipedes.
9. Sistem identifikasi Posyandu dalam pelaksanaan registrasi pendaftaran berdasarkan
alfabetical yaitu berdasarkan tanda pengenal. Dalam pengelolaan dokumen rekam medis
tidak diberlakukannya sistem penjajaran, sistem retensi/penyusutan, sistem pemusnahan
tetapi masih berlaku dalm pelaksanaan sistem penyimpanan.
10. Dalam manajemen data terdapat pengumpulan data, untuk pengumpulan datanya
setiap satu bulan sekali. Standar data yang digunakan yaitu dengan pengisian identitas
balita, ibu hamil, dan WUS PUS.
11. Penyajian Informasi disajikan dalam bentuk kertas, penyampaian informasi dilakukan
setiap bulan sekali setiap tanggal 25, dalam pengumpulan tersebut mempunyai manfaat
tersendiri yaitu untuk mengetahui tingkat kesehatan ibu, bayi dan balita.

B. SARAN
Adapun saran yang dapat di kemukakan guna pengembangan dan peningkatan kegiatan
Posyandu di Puskesmas Cipedes Kota Tasikmalaya, antara lain :
1. Memberikan pemberitahuan kepada setiap pengunjung Posyandu supaya melakukan
pendaftaran terlebih dahulu agar memudahkan dalam melakukan pemeriksaan, seperti
dengan memasang kertas pengumuman tentang prosedur pemeriksaan di posyandu.
2. Perlu adanya ketertiban dalam pemeriksaan agar tidak berdesak-desakan, misalnya
dapat dilakukan dengan memberikan nomor antrian bagi setiap pengunjung sehingga dapat
tertib memperoleh pelayanan.
3. Petugas Posyandu (Kader) harus lebih mempersiapkan alat-alat yang akan digunakan
sebelum pemeriksaan dimulai.
4. Sebaiknya pemberian makanan tambahan yang bergizi, misalnya buah-buahan
dikarenakan jika diberikan makanan seperti chiki dan cokelat tidak baik untuk pertumbuhan
anak.

Anda mungkin juga menyukai