Anda di halaman 1dari 19

PENDAHULUAN

 Latar Belakang

Kanker payudara merupakan salah satu penyakit menakutkan bagi kaum wanita. Walaupun kini
sudah ada pengobatan terbaik, tetapi perjuangan melawan kanker payudara tidak selalu berhasil.
Hal itu karena masih kurangnya atensi dari kaum wanita dalam memahami kanker payudara
guna menghindarkan diri dari serangan kanker payudara serta cara melakukan deteksi sejak dini
( Setiati, 2009).

Kesadaran akan pentingnya memahami apa dan bagaimana penyakit kanker tersebut menjadi
sangat penting, sebab pengenalan dan pemahaman sejak dini akan mampu mendeteksi dini setiap
gejala penyakit ini, sehingga penyakit kanker ini bisa ditangani sejak dini. karena jika sudah
terdeteksi sejak dini, penanganannya pun efektif dan efesien, sehingga tidak terlalu
membahayakan dan bahkan bisa ditangani secara tuntas (Diananda, 2009).

Di seluruh dunia, diperkirakan 7,6 juta orang meninggal akibat kanker pada tahun 2005 (WHO,
2005) dan 84 juta orang akan meninggal hingga 10 tahun ke depan (Diananda, 2009).

American Cancer Society merekomendasikan agar sejak usia 20 tahun kaum wanita
memeriksakan payudaranya setiap tiga tahun sekali sampai usia 40 tahun. Sesudahnya,
pemeriksaan dapat dilakukan sekali dalam setahun. Meskipun sebelum umur 20 tahun benjolan
pada payudara bisa di jumpai, tetapi potensi keganasannya sangat kecil (Setiati, 2009).

Untuk menemukan gejala awal kanker payudara dapat di deteksi sendiri oleh kaum wanita, jadi
tidak perlu seorang ahli untuk menemukan awal kanker payudara. Secara rutin wanita dapat
melakukan metode SADARI dengan cara memijat dan meraba seputar payudaranya untuk
mengetahui ada atau tidaknya benjolan disekitar payudara.

 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan Payudara ?


2. Apakah yang dimaksud dengan perubahan seiring pertambahan usia ?
3. Apa yang dimaksud dengan system limfatik ?
4. Apa yang dimaksud dengan skrining kanker payudara?
5. Apa yang dimaksud dengan Kanker Payudara ?
6. Bagaimanakah Pemeriksaan Fisik Payudara ?
7. Bagaimanakah tekhnik pemeriksaan payudara wanita dan pria ?
8. Bagaimanakah pemeriksaan aksila ?
 Tujuan

Adapun tujuan dari makalah ini adalah:

1. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan Payudara


2. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan perubahan seiring pertambahan usia
3. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan system limfatik
4. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan skrining kanker payudara
5. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan Kanker Payudara
6. Untuk mengetahui proses Pemeriksaan Fisik Payudara
7. Untuk mengetahui tekhnik pemeriksaan payudara wanita dan pria
8. Untuk mengetahui proses pemeriksaan aksila

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Anatomi Fisiologi Payudara

Payudara (buah dada) atau kelenjar mammae adalah salah satu organ reproduksi pada wanita
yang berfungsi mengeluarkan air susu. Payudara terdiri dari lobules-lobulus yaitu kelenjar yang
menghasilkan ASI, tubulus atau duktus yang menghantarkan ASI dari kelenjar sampai pada
puting susu (nipple). Kelenjar mammae merupakan cirri pembeda pada semua mamalia.
Payudara manusia berbentuk kerucut tapi sering berukuran tidak sama.

Payudara terletak pada hermithoraks kanan dan kiri dengan batas-batas yang tampak dari sebagai
berikut:

-Batas Superior : iga II atau III


– Batas Inferior: iga VI atau VII
– Batas Medial: pinggir sternum
– Batas Lateral: garis aksillars anterior

Pada payudara terdapat tiga bagian utama, yaitu :

1. Korpus (badan), yaitu bagian yang membesar.


2. Areola, yaitu bagian yang kehitaman di tengah.
3. Papilla atau puting, yaitu bagian yang menonjol di puncak payudara.

Anatomi payudara

a.Korpus
Alveolus, yaitu unit terkecil yang memproduksi susu. Bagian dari alveolus adalah sel Aciner,
jaringan lemak, sel plasma, sel otot polos dan pembuluh darah.
Lobulus, yaitu kumpulan dari alveolus.
Lobus, yaitu beberapa lobulus yang berkumpul menjadi 15-20 lobus pada tiap payudara.
ASI dsalurkan dari alveolus ke dalam saluran kecil (duktulus), kemudian beberapa duktulus
bergabung membentuk saluran yang lebih besar (duktus laktiferus).

b.Areola
Sinus laktiferus, yaitu saluran di bawah areola yang besar melebar, akhirnya memusat ke dalam
puting dan bermuara ke luar. Di dalam dinding alveolus maupun saluran-saluran terdapat otot
polos yang bila berkontraksi dapat memompa ASI keluar.

c.Papilla
Bentuk puting ada empat, yaitu bentuk yang normal, pendek/ datar, panjang dan
terbenam(inverted).

Bentuk puting susu normal


Bentuk puting susu pendek
Bentuk puting susu panjang

Bentuk puting susu terbenam/ terbalik

Payudara merupakan jaringan yang secara hormonal sensitif dan responsif terhadap perubahan
dalam siklus bulanan dan pertambahan usia. Jaringan kelenjar yaitu kelenjar sekretorik
tubuloalveolaris serta salurannya membentuk 15-20 buah lobus bersekat yang menyebar di
sekeliling puting susu (papilla mamma.) Dalam setiap lobus terdapat banyak lobulus yang
berukuran lebih kecil. Lobulus ini mengalirkan ASI ke dalam duktus dan sinus yang
memproduksi ASI serta bermuara pada permukaan areola atau puting susu. Jaringan ikat fibrosa
memberikan dukungan struktural dalam bentuk pita-pita fibrosa atau ligamentum suspensorium
yang terhubung dengan kulit maupun fasia di bawahnya. Jaringan adiposa atau lemak
membungkus payudara, terutama di daerah superfisial dan perifer. Proporsi komponen ini
bervariasi menurut usia, status gizi, kehamilan, penggunaan hormon eksogen, dan faktor lain.

Permukaan areola memiliki tonjolan bulat kecil yang dibentuk oleh kelenjar sebasea, kelenjar
keringat, dan kelenjar areolar aksesorius. Beberapa helai rambut sering terlihat di daerah areola
mamma.

Di dalam puting susu ataupun areola terdapat otot-otot polos yang jika berkontraksi akan
mengeluarkan ASI dari dalam sistem saluran pada saat ibu menyusui bayinya. Inervasi saraf
sensorik yang sangat kaya dalam kedua organ ini, khususnya puting susu, akan memicu proses
yang dinamakan “milk letdown” sesudah terjadinya stimulasi hormonal yang timbul ketika bayi
mengisap puting tersebut. Stimulasi taktil di daerah tersebut, termasuk pemeriksaan payudara,
membuat puting menjadi lebih kecil, kencang, dan tegak sementara areola menguncup dan
mengerut. Refleks otot polos yang normal ini tidak boleh dikelirukan dengan tanda-tanda
penyakit payudara.
Kadang-kadang satu puting susu tambahan atau lebih terlihat di sepanjang milk line (garis susu),
seperti diilustrasikan pada gambar di sebelah kanan. Biasanya hanya terdapat puting dan sreola
kecil yang sering dikelirukan dengan tahi lalat biasa. Di bawah puting susu tambahan itu
mungkin ditemukan jaringan kelenjar. Puting tambahan ini tidak mempunyai makna patologis.

Payudara pria terutama terdiri atas puting dan areola yang kecil. Keduanya terletak di atas
piringan kecil jaringan payudara yang tidak berkembang dan tidak bisa dibedakan secara klinis
dengan jaringan di sekitarnya. Gumpalan kenyal jaringan payudara yang berukuran 2 cm atau
lebih dilaporlan terdapat pada sekitar satu di antara tiga orang pria dewasa. Batasan normalnya
masih belum ditetapkan dengan jelas.
2.2. Perubahan Seiring Pertambahan Usia

Usia Dewasa. Payudara orang dewasa yang normal mungkin teraba lunak kendati sering pula
terasa sebagai jaringan yang granular, nodular, atau berbenjol-benjol. Tekstur yang tidak rata ini
merupakan keadaan yang normal dan dapat disebut dengan istilah nodularitas fisiologik.
Nodularitas ini sering terdapat secara bilateral. Karakteristik tersebut mungkin teraba di seluruh
payudara atau hanya pada sebagian dari payudara tersebut. Nodularitas fisiologik dapat
meningkat sebelum haid (suatu periode ketika payudara sering membesar dan terasa sensitif bila
disentuh atau bahkan nyeri)

Pertambahan Usia. Payudara wanita yang berusia lanjut cenderung berkurang ukurannya
karena jaringan kelenjarnya mengalami atrofi dan digantikan dengan lemak. Meskipun proporsi
jaringan lemak meningkat, jumlah totalnya mungkin menurun juga. Sering kali payudara
menjadi flasid dan lebih menggantung. Duktus atau saluran yang mengelilingi puting susu dapat
lebih mudah diraba seperti jaringan kenyal mirip serabut. Rambut atua bulu-bulu aksila juga
berkurang.

2.3. Sistem Limfatik

Saluran limfatik yang berasal dari sebagian besar payudara mengalirkan getah bening ke arah
aksila. Di antara nodus limfatikus aksilaris, nodus sentralis merupakan kelenjar limfe yang paling
sering teraba. Nodus limfatikus tersebut berada di sepanjang dinding dada, biasanya terletak
tinggi dalam ruang aksila serta di titik tengah antara lipatan aksilaris anterior dan posterior. Ke
daerah ini disalurkan getah bening dari tiga kolompok nodus limfatikus lainnya yang jarang
dapat diraba ;

 Nodus limfatikus pektoralis – anterior yang terletak di sepanjang tepi inferior muskulus
pektoralis mayor di sebelah dalam lipatan aksilaris anterior. Nodus limfatikus ini
mengalirkan getah bening dari dinding anterior dada dan sebagian besar payudara.
 Nodus limfatikus subskapularis – posterior yang terletak di sepanjang tepi lateral
skapula; kelenjar limfe ini teraba dalam (profunda) pada lipatan aksilaris posterior. Nodus
limfatikus tersebut mengalirkan getah bening dari dinding posterior dada dan sebagian
lengan.
 Nodus limfatikus lateralis yang terletak di sepanjang humerus pars superior. Nodus
limfatikus ini mengalirkan getah bening dari sebagian besar lengan.

Getah bening mengalir dari nodus limfatikus aksilaris sentral ke nodus limfatikus
infraklavikularis dan supraklavikularis.
Tidak semua saluran limfatik dari payudara mengalirkan getah bening ke dalam aksila. Sel-sel
malignan dari kanker payudara dapat menyebar langsung ke nodus limfatikus infraklavikularis
atau ke dalam saluran limfatik profunda di dalam dada.

2.4. Skrining Kanker Payudara

Skrining kanker kanker payudara adalah deteksi dini dari suatu penyakit atau usaha
untuk mengidentifikasi penyakit atau kelainan seara klinis belum jelas dengan menggunkan tes,
pemeriksaan atau prosedur tertentu yng dapat digunakan secara cepat untuk membedakan orang-
orang yang kelihatannya sehat tetapi sesungguhnya menderita sesuatu kelainan.

1. Prosedur Skrining Berkala Kanker Payudara

Benjolan payudara pada wanita umumnya lebih sering ditemukan pada usia sebelum
menopouse. Umumnya, benjolan payudara menunjukkan masa jinak, seperti kista, fibroadenoma,
fibrocystic changes, atau keganasan seperti infiltrating carcinoma atau Carcinoma in situ.
Fibroadenoma yang merupakan hiperplastik lobuler umumnya terjadi pada wanita usia 30 atau
40. Sedangkan pada wanita usia di bawah 25 tahun yang memiliki keluhan benjolan pada
payudara, biasanya merupakan suatu fibroadenoma. Tumor yang paling sering ditemukan pada
payudara adalah infiltrating ductal carcinoma, yang merupakan 70% darikanker payudara.
Pemeriksaan payudara klinis merupakan komponen penting dari kesehatan wanita untuk
meningkatkan deteksi dini kanker payudara yang dapat terlewatkan oleh mamografi dan
memberikan kesempatan bagi para wanita untuk menunjukkan teknik pemeriksaan yang dapat
dilakukan oleh diri sendiri. Ketika memulai pemeriksaan payudara, para wanita mungkin merasa
tidak nyaman.Oleh karena itu, pemeriksaan seharusnya dimulai dengan pendekatan yang sopan.

Sebelum pemeriksaan, tanyakan kepada pasien apakah dia telah melihat ada benjolan atau
masalah lain dan apakah dia melakukan pemeriksaan payudara bulanan diri sendiri (Breast
Self Examination/ BSE ). Sebuah pemeriksaan yang memadai memerlukan paparan penuh
dada,namun kemudian dalam pemeriksaan mungkin dirasa perlu untuk menutupi satu
payudarasaat meraba payudara yang lain.Karena payudara cenderung membengkak dan menjadi
lebih nodular sebelummenstruasi sebagai akibat dari stimulasi estrogen meningkat, waktu terbaik
untuk pemeriksaan adalah 5 sampai 7 hari setelah onset menstruasi. Nodul yang muncul selama
fase pramenstruasi harus dievaluasi ulang ini kemudian waktu.
Pemeriksaan dini payudara ini dapat diajarkan oleh beberapa instansi kesehatan, LSM yang
berkompeten di bidangnya dan wanita yang mengerti tentang hal ini . Dalam hal ini perawat
cukup mengambil andil besar dalam upaya promosi kesehatan , yang dapat diberikan pada semua
wanita .Perawat dapat member informasi dan pengajaran dan memberikan pendidikan kesehatan
serta upaya untuk mencari bantuan medis apabila menemukan benjolan.

Sumber – sumber pengajaran pemeriksaan dini skrining payudara ini ,dapat meningkatkan
motivasi untuk melakukan pemeriksaan secara mandiri dan rutin. Pilihan waktu yang tepat untuk
melaukan pemeriksaan payudara adalah pada hari ke lima dan hari ke sepuluh dari siklus haid.
Wanita pasca menopause dianjurkan melakukan pemeriksaan setiap awal bulan . Semua pasien
yang sudah menjalani masektomi di instruksikan dengan cermat tentang cara untuk memeriksa
payudara yang tersisa dan letak insisi untuk mendeteksi setiap nodul , yang dapat menandakan
adanya kekambuhan .

2. Kanker Payudara

Kanker kedua yang paling sering terjadi pada wanita adalah karsinoma payudara (setelah kanker
paru). Karsinoma payudara merupakan 27% dari kanker pada wanita dan menyebabkan 20%
kematian akibat kanker. Sekitar 1 dari 11 wanita akan mengalami kanker payudara selama
kehidupannya. Kanker payudara kebanyakan menyerang kelompok usia 40-70 tahun, tetapi
risiko terus meningkat dengan tajam dengan makin bertambahnya usia. Karsinoma ini jarang
terjadi pada usia di bawah 30 tahun: 3% terjadi selama kehamilan; 99% dari kanker payudara
terjadi pada wanita.

Sebab-sebab keganasan pada payudara masih belum jelas, tetapi virus, faktor lingkungan, faktor
hormonal, dan faktor familial semuanya berkaitan dengan risiko terjadinya tumor.

Kanker payudara berasal dari jaringan epitelial, dan paling sering terjadi pada sistem duktal.
Mula-mula terjadi hiperplasia sel-sel dengan perkembangan sel-sel atipik. Sel-sel ini akan
berlanjut menjadi karsinoma in situ dan menginvasi stroma. Kanker membutuhkan waktu 7
tahun untuk bertumbuh dari sebuah sel tunggal sampai menjadi massa yang cukup besar untuk
dapat teraba (kira-kira berdiameter 1 cm).
Deteksi dan Diagnosis Karsinoma Payudara
Pemeriksaan payudara sendiri

Riwayat medis

Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan visual

Palpasi

Mamografi

Aspirasi jarum halus

Biopsi

Tabel 64-6
Rekomendasi American Canser Society (2001) untuk Deteksi Dini
Kanker Payudara
Usia Pemeriksaan Pemindaian
≥20 tahun BSE setiap bulan

20-39 tahun CBE setiap 3 tahun

≥40 tahun CBE dan mamografi setiap tahun


BSE, Breast self-examination; CBE, clinical breast examination.

Pemeriksaan payudara klinis (CBE) oleh ahli kesehatan yang profesional dan mamografi adalah
metode utama untuk mendeteksi dini kanker payudara. Penapisan mamogram digunakan pada
perempuan yang tidak terdapat gejala kanker untuk mendeteksi berbagai ketidaknormalan pada
stadium praklinis sebelum penyebaran atau sebelum terlibatnya kelenjar getah bening aksilaris
ketika angka pengobatan tinggi. Angka harapan hidup langsung berhubungan dengan ukuran
tumor dan keadaan kelenjar getah bening aksilaris, sehingga sangat penting untuk membuat
diagnosis dini. Namun, kanker payudara seringkali ditemukan pertama kali oleh perempuan itu
sendiri melalui pemeriksaan payudara sendiri (SBE) setelah massa dapat teraba (sekitar 1cm).
Rekomendasi terbaik untuk mamografi dari penuntun American Canser Society terdapat pada
Tabel 64-6.

Mamografi, yaitu radiogram jaringan lunak, merupakan pemeriksaan klinis tambahan yang
penting. Mamografi dapat memberikan informasi selama penelitian yang intensif untutk
mendiagnosis kelainan, setelah menampis perempuan-perempuan sehat yang tidak memiliki
gejala. Mamografi juga dapat mendeteksi massa yang terlalu kecil untuk dapat teraba dan pada
banyak keadaan dapat memberikan dugaan ada tidaknya sifat keganasan dari massa yang teraba.
Untuk mengambil spesimen dilakukan prosedur pengambilan contoh jaringan untuk pemeriksaan
mikroskopik untuk keperluaan diagnosis yaitu dengan melakukan aspirasi jarum halus, biopsi
jarum inti, dan biopsi terbuka-eksisional (selurun massa diangkat) atau insisional (sebagian
massa diangkat). Jika spesimen bersifat ganas, maka dibutuhkan pemeriksaan selanjutnya.

Pengobatan bedah primer kanker payudara adalah lumpektomi dan mastektomi total dengan
diseksi kelenjar aksilaris, ditetapkan tingkatan tersebut untuk dirujuk ke onkolog dalam
mendapatkan pengobatan tambahan. Pengobatan ini terdiri dari iradiasi, kemoterapi dan terapi
endokrin (tamoksifen dan ablasi ovarium).

2.5. Teknik Pemeriksaaan Payudara


Agar tidak segan melakukan pemeriksaan payudara,perlu mendapatkan informasi tentang
bagaimana pemeriksaan payudara yang biasa dilakukan dan kelemahannya. Berikut ini beberapa
teknik pemeriksaan payudara yang dapat di temukan di rumah sakit.

1. Mammografi

Teknik mammografi merupakan teknik pemeriksaan yang paling populer yang digunakan untuk
memeriksa payudara. Dianjurkan agar para wanita melakukan pemerikasaan mammografi setiap
tahun, khususnya bagi wanita yang telah berumur 35 tahun keatas.

Teknik ini dilakukan dengan cara melakukan penekanan pada area payudara kemudian
menggunakan sinar X dengan radiasi yang sangat rendah untuk mendapatkan gambaran dari
payudara. Deteksi yang dilakukan adalah mencari adanya pengapuran halus pada payudara yang
dapat menjadi cikal bakal kanker payudara. Mammografi juga dapat mendeteksi lesi dalam
ukuran yang sangat kecil yang tidak teraba.

Kelemahan mammografi adalah kurang sensitif jika digunakan untuk memeriksa wanita muda
dengan payudara padat dan belum melahirkan. Selain itu, mammografi juga tidak bisa
membedakan anatara lesi padat dan lesi cair. Jika demikian, maka perlu pemeriksaan USG untuk
mendapatkan hasil yang tepat.

2. USG (Ultrasonografi)

Pada pemeriksaan dengan alat USG menggunakan gelombang suara untuk mendeteksi kelainan
pada payudara. USG dapat digunakan untuk memeriksa payudara pada wanita dengan usia
kurang dari 30 tahun, pada wanita hamil dan menyusui yang tidak bisa dideteksi dengan tepat
jika menggunakan Mammografi. Teknik ini juga dapat digunakan untuk memeriksa wanita yang
menggunakan breast implant.

Salah satu kelemahan USG adalah sangat bergantung pada operator (operator dependent) untuk
keakuratan hasilnya. Sedangkan, kelemahan lainnnya adalah tidak dapat mendeteksi pengapuran
halus juga tidak dapat mendeteksi dengan akurat pada payudara yang didominasi lemak. Maka,
pemeriksaan USG dan Mammografi dilakukan bersama untuk mendapatkan hasil yang
maksimal.

3. MRI (Magnetic Resonance Imaging)

Penggunaan MRI merupakan teknik pemeriksaan yang paling akurat karena memiliki
sensitivitas yang tinggi terhadap benjolan kecil. MRI menggunakan medan magnet kuat dan
gelombang radio.
Kelemahan dari pemeriksaan ini adalah biaya yang mahal dan waktu pemeriksaan yang lama.
Maka, MRI biasa direkomendasikan jika ada kecurigaan adanya benjolan, benjolan tidak teraba
data pada payudara implant.

4. PET-Scan

Pemeriksaan PET-Scan menggunakan zat radiofarmaka untuk mendapatkan gambar 3 dimensi


berwarna dan digunakan untuk mendeteksi perubahan sel di dalam tubuh manusia. PET-Scan
dapat memberikan informasi mengenai anatomi, metabolisme dan penyebaran sel kanker dalam
tubuh.

Kelemahan PET-Scan adalah harga pengecekan yang sangat mahal. Sehingga teknik
pemeriksaan ini tidak dianjurkan untuk skrining secara berkala. PET-Scan diperlukan penderita
kanker untuk mengetahui bagaimana penyebaran kanker sehingga bisa diketahui keberhasilan
suatu terapi atau pengobatan tertentu.

5. Biopsi

Metode biopsi adalah pemeriksaan dengan mengambil sampel jaringan dari benjolan yang
dicurigai kanker untuk kemudian diperiksa di bawah mikroskop apakah terdapat sel kanker atau
tidak.

Kelemahannya, biopsi menimbulkan luka. Teknik ini dilakukan jika ada suatu benjolan yang
mencurigakan dan masih tidak dapat dideteksi dengan pemeriksaan lain, karena keakuratannya
cukup baik untuk mendeteksi kanker payudara.

Hal lainnya yang memerlukan biopsi adalah jika perlu dilakukan operasi secepatnya karena
adanya benjolan yang dicurigai sebagai kanker yang ganas.

6. Sadari

Selalu jaga kesehatan payudara Anda. Anda dapat juga melakukan pemeriksaan payudara
sendiri (teknik SADARI) setiap hari.
2.6. Pemeriksaan Payudara

Payudara terletak secara bilateral pada dinding anterior diantara spasium interkostalis kedua
sampai keenam atu ketujuh payudara mengandung 3 jaringan:

1. jaringan glandula
2. jaringan fibrosa stroma
3. jaringan adipose

Pada pemeriksaan payudara dapat dilakukan dengan cara :

1. Inspeksi

 Bantu pasien mengatur posisi duduk meng hadap kedepan, telanjang dada dengan kedua
lengan rilex disisi tubuh.
 Mulai inspeksi mengenau ukuran bentuk dan keseimbangan payudara normalnya
melingkar dan agak simetris dan dapat didiskripsikan kecil, sedang dan besar.
 Inspeksi kulit payudara mengenai warna, lesi, vaskularisasi dan edema.
 Inspeksi warna areola pada wanita hamil umumnya berwarna lebih gelap.
 Inspeksi payudara dan puting susu mengenai setiap adanya penonjolan atau reaksi akibat
adanya sekar atau lesi
 Inspeksi puting susu mengenai setiap adanya keluaran, ulkus, pergerakan, atau
pembengkakan, amati juga posisi kedua putting.
 Inspeksi ketiak dan klapikula untuk mengetahui adanya pembengkakan atau tanda
kemerah merahan.

2. palpasi

 Lakukan palpasi disekeliling puting susu untuk mengetahui adanya keluaran.


 Palpasi daerah klapikula dan ketiak terutama pada area limfenodi.
 Lakukan palpasi setiap payudara denagan tehnis bimanual terutama untuk payudara yang
berukuran besar dengan sabar.
 Tekankan telapak tangan / tiga jari tengah pada kuadran samping atas
 Lakukan palpasi dengan gerakan memutar terhadap dinding dada dari tepi menuju
areola dan memutar searah jarum jam
 Lakukan palpasi payudara sebelahnya
 Bila diperlukan pda pengkajian dengan posisi supi nasi dan diganjal bantal / selimut
dibawah bahunya.
2.7. Teknik Pemeriksaan Payudara Pria

Palpasi puting susu masing-masing, mencatat elastisitasnya.

Contoh Kelainan : Penebalan puting dan hilangnya elastisitas menyarankan kanker


yang mendasari.

Pemeriksaan payudara laki-laki mungkin singkat tapi kadang-kadang penting. Periksa puting
dan Arcola untuk nodul, bengkak, atau ulserasi. Meraba Arcola dan jaringan payudara untuk
nodul. Jika payudara muncul membesar, distingnish antara pembesaran lemak lembut obesitas
dan disc perusahaan pembesaran kelenjar, yang disebut ginekomastia.

Ginekomastia adalah disebabkan ketidakseimbangan estrogen dan androgen, kadang-kadang


berhubungan dengan obat. Sebuah nodul keras, tidak teratur, eksentrik, atau ulserasi tidak
gynocomastia dan menunjukkan kanker payudara.

 Tekhnik Pemeriksaan Payudara Perempuan dengan SADARI

1. Pemeriksaan payudara sendiri dapat dilakukan pada wanita sejak usia 20 tahun

yaitu dapat dilakukan secara teratur sebulan sekali selama 10 menit.

2. Pemeriksaan payudara sendiri pada wanita yang berumur ≥ 20 tahun dapat di

Lakukan setiap tiga bulan sekali ( Saryono, 2008).

3. Pemeriksaan payudara sendiri sebaiknya dilakukan setelah menstruasi selesai

( Diananda, 2009).

4. Usia 35-40 tahun melakukan mamografi.


5. Di atas 40 tahun melakukan check-up pada dokter ahli.
6. Lebih dari 50 tahun check-up rutin dan mamografi setiap tahun.
Cara melakukan SADARI pada wanita :

 Lepas pakaian yang menutupi payudara dan berdirilah di depan cermin dengan tangan
rileks disamping badan. Jika Anda tidak dapat berdiri nyaman, boleh juga sambil duduk.
Lihatlah dengan seksama payudara Anda apakah ada perubahan atau kelainan sekecil
apapun. Beritahu penyedia layanan kesehatan segera jika Anda melihat adanya perubahan
atau sesuatu yang aneh.
 Bandingkan payudara Anda saat berbalik dari sisi ke sisi (kanan-kiri). Carilah setiap
perubahan pada payudara dalam segi ukuran, bentuk, tekstur kulit atau warna termasuk
kemerahan, benjolan, kerutan atau retraksi (penarikan kulit).
 Perhatikan perubahan pada puting susu, seperti penarikan ke satu sisi, atau perubahan
arah ke samping atau ke dalam.
 Tempatkan tangan Anda pada pinggang lalu kencangkan dada, kemudian berbalik dari
sisi ke sisi bandingkan kanan-kiri untuk mencatat setiap perubahan.
 Mengencangkan otot dada dengan cara lain juga dapat membantu Anda untuk melihat
perubahan. Dengan cara mencoba berbagai posisi, seperti menempatkan tangan di atas
kepala dan mengubah dari sisi ke sisi seperti yang Anda lihat.
 Tempatkan tangan di pinggang dan merunduk didepan cermin, biarkan payudara
menggantung. Lalu perhatikan setiap perubahan bentuk.
 Perhatikan apakah ada cairan yang keluar dari puting susu dan bisa juga dilihat pada bra
atau pakaian, tetapi janganlah memencet puting atau mencoba mengeluarkan cairan
tersebut. Beritahu penyedia layanan kesehatan jika Anda melihat adanya cairan yang
keluar.
 Meraba daerah atas dan bawah tulang selangka (clavicula) apakah ada benjolan atau
penebalan. Gunakanlah lotion kulit untuk mempermudah prosedur ini.
 Periksalah apakah ada benjolan atau penebalan di bawah lengan di sekitar ketiak kearah
bawah dan depan (payudara) secara merata kanan dan kiri. Perhatikan setiap perubahan
dari permeriksaan (SADARI) sebelumnya.
 Untuk langkah selanjutnya, dilakukan dengan berbaring.
 Tempatkan bantal atau lipatan handuk di bawah bahu kiri untuk membantu jaringan
payudara merata di dinding dada. Tekuk lengan kiri di belakang kepala dan jangkaulah
payudara kiri dengan tangan kanan. Anda dapat menggunakan lotion agar mempermudah
prosedur ini.
 Mulailah pemeriksaan dari ketiak dengan cara menggerakkan tiga jari bersama-sama
menekan ringan, sedang dan kuat. Gerakkan jari-jari tangan dengan tekanan ringan secara
melingkar searah jarum jam di sekeliling payudara, mulai dari tepi luar payudara lalu
bergerak ke arah tengah sampai ke puting susu sehingga terbentuk pola seperti obat
nyamuk bakar. Tekan secara perlahan, rasakan setiap benjolan, pengerasan atau massa di
bawah kulit.
 Gerakkan jari anda memutar sekitar payudara.

Manfaat SADARI
1) Dapat mendeteksi adanya tumor dalam ukuran kecil.

2) Dapat mendeteksi adanya kanker payudara stadium dini.

3) Dapat mencegah penyakit kanker payudara.

4) Dapat menemukan adanya kelainan pada payudara.

5) Dapat menurunkan angka kematian wanita akibat kanker payudara.

2.9. Pemeriksaan Aksila

Periksa masing-masing kulit aksila, mencatat fakta :

1. Ruam : Deodoran dan ruam lainnya


2. Infeksi : Infeksi kelenjar keringat (hidrodenitis suppurativa)
3. pigmentasi yang tidak biasa: Deeply berpigmen, kulit ketiak beludru menunjukkan
acanthosis nigricans, salah satu bentuk yang dikaitkan dengan keganasan internal.

Rabaan

Untuk memeriksa ketiak kiri, meminta pasien untuk bersantai dengan lengan kiri bawah.
Bantuan dengan mendukung pergelangan tangan kiri atau tangan dengan tangan kiri Anda.
Cangkir bersama-sama jari-jari tangan kanan Anda dan mencapai setinggi yang Anda bisa
menuju puncak aksila. Memperingatkan payient bahwa ini mungkin merasa tidak nyaman. Jari-
jari Anda harus berada tepat di belakang otot dada, menunjuk ke arah midclavicle tersebut.
Sekarang tekan jari Anda di arah dinding dada dan geser mereka ke bawah, mencoba untuk
merasakan node pusat terhadap dinding dada. Dari node ketiak, ini adalah yang paling sering
teraba. Satu atau lebih lembut, kecil (<1 cm), node nonrender sering dirasakan.

Pembesaran kelenjar aksila dari interfection dari lengan orm tangan, imunisasi rcent atau tes kulit
di lengan, atau bagian dari limfadenopati generalisata. Periksa node epitrochlear dan kelompok
lain dari kelenjar getah bening.
Node yang besar (≥ 1 cm) dan perusahaan atau keras, kusut bersama-sama, atau tetap pada kulit
atau jaringan di bawahnya menunjukkan keterlibatan ganas.

Gunakan tangan kiri Anda untuk memeriksa ketiak kanan.


Jika node pusat merasa besar, keras, atau membuat, atau jika ada lesi yang mencurigakan di
daerah drainase untuk kelenjar getah bening aksilaris, merasa untuk kelompok lain dari kelenjar
getah bening aksila :

 Pectoral nodes−−memegang dada lipatan ketiak anterior antara ibu jari dan jari-jari, dan
dengan jari-jari. Anda meraba dalam perbatasan dari otot dada.
 Lateral nodes−−dari tinggi di ketiak, rasakan sepanjang humerus atas.
 Subscapular nodes−−langkah belakang pasien dan dengan jari-jari terasa di sisi otot dari
lipatan ketiak posterior.

Juga, merasa untuk node infraklavikula dan menguji kembali node supraklavikula.

Teknik Khusus

Penilaian Pemberhentian Puting Susu spontan. Jika ada riwayat keluarnya cairan dari puting
spontancous, mencoba untuk menentukan asal-usulnya dengan menekan Arcola dengan jari
telunjuk Anda, ditempatkan di posisi radial di sekitar puting. Perhatikan debit muncul melalui
salah satu saluran bukaan di permukaan puting itu. Perhatikan warna, konsistensi, dan jumlah
debit apapun dan lokasi yang tepat di mana ia muncul.

Debit susu yang tidak terkait dengan kehamilan sebelumnya dan menyusui disebut galaktorea
nonpuerperal. Penyebab utama adalah hormonal dan farmakologi.

Posisi Berbaring Terlentang

1. Baring dengan suatu bantal di bawah bahu kanan mu. Tempatkan lengan tangan kananmu
di belakang kepalamu.
2. Gunakan bantalan jari yaitu ke tiga jari tengah pada [atas] tangan kiri mu untuk
merasakan bengkak di dada kanan. Bantalan Jari adalah puncak yang ketiga dari tiap jari.
3. Tekan dengan kekuatan cukup untuk mengetahui bagaimana rasa dada mu. Suatu
punggung bukit di (dalam) kurva yang lebih rendah dari tiap dada adalah normal. Jika
kamu tidak yakin bagaimana kekuatan untuk menekan, berbicara dengan penyedia
pelayanan kesehatan mu, atau mencoba untuk mencontoh cara doktor atau perawat
mengerjakan itu.
4. Tekan dengan kuat pada [atas] dada dan turun atau melepaskan pakaian. Kamu dapat juga
menggunakan suatu pola lingkar atau baji, tetapi jadilah pasti untuk menggunakan pola
yang sama setiap kali. Memeriksa keseluruhan area dada, dan mengingat bagaimana
merasakan dada mu dari bulan ke bulan.
5. Ulangi pemeriksaan seperti di atas pada dada kiri mu, menggunakan bantalan jari tangan
kanan.
6. Jika kamu temukan perubahan apapun, hubungi doktor mu segera.

Posisi Berdiri

1. Ulangi pemeriksaan di atas pada kedua dada dngan berdiri, dengan satu lengan tangan di
belakang kepala mu. Posisi tangan kanan diangkat mebuat lebih mudah untuk memeriksa
bagian luar dada ( ke arah ketiak mu). Inilah dimana separuh kanker dada dapat
ditemukan. Kamu mungkin ingin melakukan bagian dari BSE yaitu mengangkat tangan
kanan ketika kamu sedang mandi. Tanganmu yang bersabun akan membuat lebih mudah
untuk mengecek bagaimana merasakan dadamu ketika mereka meluncur di atas kulit
yang basah.
2. Untuk menambah keselamatan, kamu mungkin ingin mengecek dadamu dengan berdiri di
depan cermin pastikan setelah BSE kamu beberapa bulan. Lihat jika disana terjadi
perubahan apapun di sepanjang dadamu terlihat, misalnya dimpling di kulit, perubahan di
nipple, kemerahmerahan, atau bengkak.
3. Jika kamu menemukan perubahan apapun. Segera hubungi dokter.

BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Pemeriksaan fisik payudara maupun aksila adalah pemeriksaan tubuh klien dibagian payudara
dan aksila yang dianggap penting, karena untuk mengetahui apakah ada kelainan atau tidak dan
untuk memperoleh data yang sistematif dan komprehensif, memastikan/membuktikan hasil
anamnesa, menentukan masalah dan merencanakan tindakan keperawatan yang tepat bagi klien.

3.2. Saran

Agar pemeriksaan fisik payudara maupun aksila ini dapat dilakukan dengan baik, maka perawat
harus memahami ilmu pemeriksaan fisik tersebut dengan sempurna dan pemeriksaan fisik ini
harus dilakukan secara berurutan, sistematis, dan dilakukan dengan prosedur yang benar.
DAFTAR PUSTAKA

Diananda, R. 2009. Panduan Lengkap Mengenal Kanker. Jogjakarta: Mirza Media Pustaka.

Bickley, Lynn.2008.Pemeriksaan Fisik dan Riwayat Kesehatan.Jakarta : EGC

Mardiana, L. 2009. Mencegah dan Mengobati Kanker Pada Wanita Dengan Tanaman
Obat.Jakarta : Penebar Swadaya

Nurcahyo, J. 2010. Bahaya Kanker Rahim dan Payudara. Jakarta: Wahana Totalita Publisher.

Setiant, E. 2009. Waspadai 4 Kanker Ganas Pembunuh Wanita. Jogjakarta: CV. Andi Offset.

Buku saku bidan.helen varney.2002. Penerbit buku Kedokteran EGC


Buckman. 2009. Pemeriksaan SADARI. http://www.info-rollet.com.

Anda mungkin juga menyukai