Anda di halaman 1dari 7

ISSN: 1979-9292

JURNAL IPTEKS TERAPAN E-ISSN: 2460-5611


Research of Applied Science and Education V8.i3 (88-94)

PENGARUH PEMBERIAN TIMBAL (PB) TERHADAP MORFOLOGI


DAUN BAYAM (AMARANTHUS TRICOLOR L.)DALAM SKALA LABORATORIUM

Wirdati Irma
Program Studi Bilogi Fak.MIPA dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Riau
Email: wi@gmail.com

Submitted: 20-07-2015, Rewiewed: 21-07-2015, Accepted: 22-07-2015


http://dx.doi.org/10.22216/jit.2014.v8i3.4

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh timbal (Pb) terhadap bentuk morfologi daun
bayam (Amaranthus tricolor L.) dengan 3 konsentrasi Pb yang berbeda, yaitu 1 ppm, 3 ppm, 5 ppm
dan kontrol dalam skala laboratorium. Metode penelitian secara eksperimen di laboratorium. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa dari analisis Pb yang dilakukan, bayam Pb 1 ppm terjadi
perubahan morfologi hanya pada warna daun dan permukaan daun. Pada bayam Pb 3 ppm dan 5
ppm terjadi perubahan morfologi pada semua karakteristik daun. Kerusakan terlihat yang diakibatkan
dari ketiga konsentrasi tersebut beragam, makin tinggi konsentrasi Pb, kerusakan tanaman pun semakin
besar.
Kata kunci: Bayam, Morfologi, Daun, Timbal (Pb), Karakteristik

PENDAHULUAN bayam yang rasanya gurih dan renyah


(Tafajani, 2011).
Bayam adalah tanaman yang termasuk
Bayam (Amaranthus tricolor L.)
dalam Famili Amaranthaceae, dengan nama
merupakan tanaman yang daunnya biasa
latin Amaranthus sp yang merupakan
dikonsumsi sebagai sayuran, karena
tanaman perdu dan semak. Bayam memiliki
memiliki tekstur yang lunak. Kandungan
banyak jenis, ada yang dibudidayakan dan
seratnya pun cukup tinggi sehingga dapat
ada yang tidak dibudidayakan. Fungsi
membantu memperlancar proses pencernaan.
bayam sangat beragam dan bermanfaat, di
Bayam kaya akan garam mineral seperti
antaranya bayam dapat memperbaiki
kalsium, fosfor, dan besi. Bayam juga
daya kerja ginjal, akarnya dapat digunakan
mengandung beberapa macam vitamin,
untuk mengobati penyakit disentri,
seperti vitamin A, B, dan C.
mempercepat pertumbuhan sel, serta dapat
mempercepat proses penyembuhan bagi Sayur ini juga mempunyai nilai ekonomis
orang yang sedang menjalani perawatan tinggi dibandingkan dengan beberapa jenis
setelah sakit. Bayam juga dapat bayam lainnya. Hal ini disebabkan besarnya
digunakan sebagai bahan untuk masakan permintaan yang cukup tinggi dari beberapa
seperti gado-gado, sayur bening, pecel, dan supermarket, hotel dan restoran. Bayam jika
lain-lain. Daun bayam juga dapat dipelihara dengan baik, dan syarat
dimanfaatkan untuk membuat keripik

KOPERTIS WILAYAH X 88
ISSN: 1979-9292
JURNAL IPTEKS TERAPAN E-ISSN: 2460-5611
Research of Applied Science and Education V8.i3 (88-94)

tumbuhnya terpenuhi, maka dapat aspek kehidupan. Logam Pb berperan


diperoleh produksi sebagai mobilitas pada proses penyerapan
3,5-5 ton per hektar (Sunarjono, 2013 logam dari akar tanaman menuju daun.
dan Tafajani, 2011). Pencemaran logam timbal dapat
menimbulkan pengaruh negatif pada klorofil
Tanaman bayam merupakan salah satu karena sebagian besar diakumulasi oleh
jenis sayuran komersial yang mudah organ tanaman, yaitu daun, batang, akar
diperoleh di setiap pasar, baik pasar dan tanah sekitar tanaman. Tanaman dapat
tradisional maupun pasar swalayan. menyerap logam timbal pada saat kondisi
Umumnya tanaman bayam dikonsumsi kesuburan dan kandungan bahan organik
bagian daun dan batangnya. Ditinjau dari tanah rendah, pada keadaan ini Pb akan
kandungan gizinya, bayam merupakan terlepas dari ikatan tanah berupa ion dan
jenis sayuran hijau yang banyak bergerak bebas dalam larutan tanah maka
manfaatnya bagi kesehatan, terutama bagi akan terjadi serapan Pb oleh akar
anak-anak dan wanita hamil. Di dalam 5 tanaman. Kemudian ditransfer ke bagian
daun bayam terdapat cukup banyak lain dari tanaman yaitu batang, ranting,
kandungan protein, kalsium, zat besi, dan dan daun, tapi pada konsentrasi yang
vitamin yang dibutuhkan oleh tubuh tinggi (100-1000 mg/kg) dapat
manusia (Bandini dan Azis, 2005). mengakibatkan pengaruh toksik terhadap
Di Indonesia produk bayam saat ini proses fotosintesis sehingga pertumbuhan
sangat berpotensi untuk dikembangkan akan terhambat (Widowati et al., 2008).
baik kualitas dan kuantitasnya. Oleh Hal ini terlihat dengan penurunan warna
karena itu diperlukan upaya baik dalam hijau pada batang dan daun tanaman yang
bidang peningkatan kualitas dan kuantitas akhirnya menguning dan mengalami
keamanan sayuran segar tersebut, karena klorisis, serta nekrosis pada ujung dan
pada akhir-akhir ini kasus keracunan sisi daun, sayur paling besar
logam berat yang berasal dari bahan mengakumulasi logam Pb, sehingga dapat
pangan semakin meningkat jumlahnya. mengalami perubahan penurunan warna
hijau, karena logam dapat menggantikan
Timbal (Pb) adalah salah satu logam unsur Mg dalam klorofil, suatu senyawa
berat yang dapat mempengaruhi tanaman. yang menyebabkan batang dan daun
Logam berat Pb dapat terserap dalam berwarna hijau.
jaringan tanaman melalui akar dan stomata
daun yang akhirnya terjadi gejala klorisis Pb bersifat toksik jika terhirup atau
pada ujung sisi daun dan daun menjadi tertelan oleh manusia dan di dalam tubuh
busuk juga rusak. Timbal (Pb) dapat akan beredar mengikuti aliran darah, diserap
terakumulasi di lingkungan, tidak dapat kembali di dalam ginjal dan otak, dan
terurai secara biologis dan disimpan di dalam tulang dan gigi (Cahyadi,
toksisitasnya tidak berubah sepanjang 2006). Toksisitas timbal dapat
Menurut penelitian yang dilakukan waktu. menyebabkan hipertensi. Bahkan tidak
Timbal (Pb) merupakan logam oleh hanya itu, Charlena (2004)
Widowati (2011), adanya logam berat Pb mengungkapkan bahwa akumulasi logam
dapat mempengaruhi bentuk morfologi berat Pb pada tubuh manusia yang terus
berat yang sangat beracun pada seluruh menerus dapat mengakibatkan anemia,

KOPERTIS WILAYAH X 89
ISSN: 1979-9292
JURNAL IPTEKS TERAPAN E-ISSN: 2460-5611
Research of Applied Science and Education V8.i3 (88-94)

kemandulan, penyakit ginjal, kerusakan menguji kadar Pb: 1 set alat AAS
syaraf dan kematian. Pada anak- anak, (Spektrofotometer Serapan Atom/ASS
akumulasi Pb dapat menurunkan kecerdasan Varian Spectr- AA3110 Series).
yang dilihat pada angka IQ (Suparwoko,
2 Bahan-Bahan yang digunakan meliputi
2008).
bayam (Amaranthus tricolor L.) yang telah
Timbal adalah logam yang mendapat berumur 2 minggu, tanah sebagai
perhatian karena bersifat toksik melalui media tanam yang bebas Pb (0 ppm),
konsumsi makanan, minuman, udara, air, larutan PbNO3 (timbal nitrat) cair
serta debu yang tercemar timbal. Timbal 1000 ppm, HNO3 (asam sitrat) (p) 65 %,
masuk ke dalam tubuh melalui jalur oral, aquades, pupuk NPK, HClO4 30%.
lewat makanan, minuman, pernafasan,
kontak lewat kulit, serta kontak lewat mata 3. Metodologi
(Widowati, 2008). Untuk mengetahui pengaruh pemberian
timbal (Pb) terhadap morfologi daun bayam
Toksik yang disebabkan oleh logam Pb (Amaranthus tricolor L.) digunakan
dalam tubuh dapat mempengaruhi organ- metode penelitian secara eksperimen di
organ tubuh antara lain sistem saraf, laboratorium dengan 3 perlakuan, yaitu Pb 1
ginjal, sisitem reproduksi, sistem endokrin ppm, Pb 3 ppm, Pb 5 ppm dan tanaman
dan jantung (Suharto, 2005). kontrol.
Indonesia mempunyai batas maksimum 4. Pelaksanaan Penelitian
cemaran Timbal (Pb) pada bahan makanan Langkah-langkah pelaksanaan penelitian
yang ditetapkan oleh Dirjen POM dilakukan sebagai berikut:
dalam Surat Keputusan Dirjen POM No. a. Dari 40 polybag yang telah
03725/B/SK/VII/89 tentang Batas dipersiapkan dibagi menjadi sampel
Maksimum Cemaran Logam dalam sayuran untuk 3 perlakuan dan 1 kontrol.
dan hasil olahannya maksimum 2,0 ppm. 1. Sampel A: terdiri atas 5 sampel
Sedangkan untuk kandungan Pb dalam tanah bayam dimana untuk perlakuan
secara alamiah yaitu sebesar 10 ppm digunakan larutan Pb 1 ppm.
(Widiningrum et al., 2007). 2. Sampel B: terdiri atas 5 sampel
bayam, dimana untuk perlakuan
METODOLOGI digunakan larutan Pb 3 ppm.
1. Alat 3. Sampel C: terdiri atas 5 sampel
Alat untuk membuat larutan Pb meliputi: bayam dimana untuk perlakuan
beaker glass, gelas ukur 10 ml, labu ukur, digunakan larutan Pb 5 ppm.
pipet ukur, buret, batang statif, batang 4. Sampel D: merupakan sampel
pengaduk, spatula, timbangan, labu kjedhal, bayam yang tidak diberikan Pb
kertas saring whatmann no.42, alat tulis dan (kontrol) yang terdiri dari 5
kertas label. Sedangkan alat untuk di polybag.
lapangan meliputi: polybag, kantong plastik, b. Pemberian larutan Pb dilaksanakan
gunting, penyemprot (tempat semprotan), dengan cara disemprot dan
botol kecil (tempat larutan Pb), cangkul, dilakukan 2x sehari yaitu, pada pukul
paranet, tali raffia, palu, paku, literan, pisau, 07.00 WIB (pagi) dan pukul 06.00
meteran, kamera. Sedangkan alat untuk WIB (sore).

KOPERTIS WILAYAH X 90
ISSN: 1979-9292
JURNAL IPTEKS TERAPAN E-ISSN: 2460-5611
Research of Applied Science and Education V8.i3 (88-94)

c. Air yang digunakan untuk Keterangan :


H : Hijau
penyemprotan ditambahkan larutan M : Membualat
Pb per konsentrasi sebanyak 1 liter Rc : Runcing
(untuk 2x penyiraman). S : Sempurna
KH : Hijau Kekuningan
d. Khusus untuk tanaman kontrol dan T : Tumpul
cadangan, air yang digunakan dalam R : Rata
penyiraman tidak ditambahkan TR : Tidak Rata
P : Putus
larutan Pb.
e. Analisis bentuk morfologi daun Pada Tabel 1. dapat dilihat bahwa secara
dilakukan pada usia bayam 3 umum terjadi perubahan morfologi daun
mingggu dan analisis konsentrasi Pb bayam untuk setiap perlakuan konsentrasi
pada daun bayam dilakukan pada saat Pb dibandingkan tanpa perlakuan Pb.
tanaman telah mencapai usia 5 Pengaruh tersebut terlihat dengan
minggu. timbulnya beberapa kerusakan pada
f. Tanaman yang akan dianalisis morfologi daun bayam seperti pada warna
dipanen dengan cara memotong daun, permukaan daun, pangkal daun, tepi
bagian tangkai daun tanaman bayam. daun, dan susunan tulang-tulang daun.
5. Analisis Morfologi daun bayam yang Adapun perubahan yang terjadi dapat
diamati adalah warna daun, permukaan dilihat bahwa karakteristik morfologi daun
daun, pangkal daun, ujung daun, tepi bayam yang terkontaminasi Pb dengan
daun, dan susunan tulang-tulang daun. perlakuan yang berbeda terjadi perubahan
bila dibandingkan dengan tanaman kontrol,
HASIL DAN PEMBAHASAN ini terjadi pada saat bayam berumur 3
minggu atau setelah 1 minggu disemprotkan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah timbal (Pb). Perubahan yang terjadi dapat
dilakukan hasil yang diperoleh dapat di lihat dilihat dari warna daunnya, yang awalnya
pada tabel berikut : berwarna hijau berubah menjadi
warna hijau kekuningan. Permukaan
Tabel 1. Karakteristik Morfologi Daun Bayam daun menjadi berubah dan timbul
Cabut Hijau pada Usia 3 minggu
bercak-bercak putih serta ada daun yang
Karakteristik bolong. Pangkal daun yang awalnya rata
No
morfologi
Kontrol
1 3 5 berubah menjadi tumpul.
daun ppm ppm ppm
Bayam
1 Warna daun H HK HK HK
2 Permukaan R TR TR TR
daun
3 Pangkal daun M M T R
4 Ujung daun Rc Rc T R
5 Tepi daun R R TR TR
6 Susunan S S P P
tulang daun

KOPERTIS WILAYAH X 91
ISSN: 1979-9292
JURNAL IPTEKS TERAPAN E-ISSN: 2460-5611
Research of Applied Science and Education V8.i3 (88-94)

Gambar 1. Gambar Bayam control (a) permukaan daun dan warna daun
dan dengan perlakuan diberi 1 ppm menunjukkan perubahan yang signifikan.
Pb(b).
Pangkal daun berubah dan berbentuk
Kerusakan yang terjadi pada daun bayam tumpul dengan daging daun yang masih
yang diberi Pb 1 ppm adalah permukaan berbentuk tipis lunak. Kerusakan morfologi
daun menjadi tidak rata dan timbul bercak- tersebut terjadi pada saat usia tanaman 3
bercak putih, perubahan ini terjadi pada minggu. Terdapatnya bercak-bercak putih
minggu ke-3 pertumbuhan bayam setelah 1 pada bagian permukaan daun
minggu disemprotkan Timbal (Pb), hal ini mengakibatkan daun berlubang/tidak rata
sesuai dengan hasil penelitian yang dan susunan tulang- tulang daun rusak.
dilakukan oleh Onggo (2006) yang Warna daun berubah menjadi hijau
menyatakan bahwa penyemprotan dengan kekuningan dan pangkal daun tumpul dan
konsentrasi rendah, gejala kerusakan awal rusak.
yang tampak menyebabkan permukaan
tanaman berubah. Daun tanaman yang Timbal (Pb) sebagian besar diakumulasi
berubah mengakibatkan permukaan daun oleh organ tanaman, yaitu daun.
tidak rata atau rusak, warna daun berubah Perpindahan timbal dari tanah ke tanaman
menjadi hijau kekuningan. Perubahan tergantung komposisi dan pH tanah.
tersebut dapat dilihat pada gambar berikut : Konsentrasi timbal yang tinggi (100-
1000 mg/kg) akan mengakibatkan pengaruh
toksik pada proses fotosintesis dan
pertumbuhan. Timbal hanya mempengaruhi
tanaman bila konsentrasinya tinggi
(Widiningrum et al.,2007).
Pemberian Pb dengan konsentrasi 5 ppm
pada tanaman bayam menunjukkan
perubahan morfologi secara menyeluruh,
diawali dengan munculnya bercak-bercak
putih pada permukaan daun, perubahan
Gambar 2. Gambar Bayam control (a) bentuk ujung daun menjadi tumpul, tepi
dan dengan perlakuan diberi 2 ppm daun memperlihatkan lekukan-lekukan
Pb(b). yang menjadikan tidak rata (berombak
bahkan sampai membentuk torehan yang
Kerusakan daun pada pemberian Pb 3 agak dala). Lekukan pada pangkal daun
ppm pada minggu ke-3 pertumbuhan bayam tidak sempurna/rusak, begitu juga dengan
setelah 1 minggu disemprotkan Pb susunan tulang-tulang daun yang rusak dan
mengakibatkan kerusakan morfologi pada putus akibat tidak sempurnanya
daun tanaman bayam. Kerusakan tersebut permukaan dan tepi daun.
adalah terjadinya susunan tulang-tulang
daun rusak/tidak sempurna. Hal ini Permukaan daun yang tidak rata terjadi
diakibatkan oleh perubahan morfologi akibat timbulnya bercak-bercak putih
pada bagian ujung daun menjadi tumpul, dalam jumlah yang banyak. Bercak- bercak
bagian tepi daun berombak/tidak rata, putih tersebut lama kelamaan akan kering

KOPERTIS WILAYAH X 92
ISSN: 1979-9292
JURNAL IPTEKS TERAPAN E-ISSN: 2460-5611
Research of Applied Science and Education V8.i3 (88-94)

dan menyebabkan daun berlubang. 2. Pada bayam Pb 3 ppm dan 5 ppm terjadi
Perubahan warna daun menjadi hijau perubahan morfologi pada semua
kekuningan. Akibat terjadi perubahan karakteristik daun, yaitu pada warna
morfologi di atas, maka susunan tulang- daun, permukaan daun, pangkal daun,
tulang daun dan bentuk daun bayam ujung daun, tepi daun dan susunan
menjadi rusak dan tidak sempurna seperti tulang-tulang daun.
kondisi tanaman normal biasanya.
Kerusakan ini dapat dengan jelas dilihat DAFTAR PUSTAKA
pada gambar daun bayam kontrol dan
tanaman yang disemprotkan Pb 5 ppm Bandini L dan Aziz, 2005, Bayam,Jakarta,
berikut ini : Penebar Swadaya.
Cahyadi. W, 2006,”Analisis dan Aspek
Kesehatan Bahan Tambahan
Pangan”, Bumi Aksara, Jakarta.
Charlena, 2004, Pencemaran Logam Berat
Timbal (Pb) dan Cadmium (Cd).
Pada Sayur-sayuran, Falsafah Sain
Program Pascasarjana (S3) Institut,
Pertanian Bogor.
Onggo, T.M, 2006, Jurnal Pengaruh
Konsentrasi Larutan Berbagai
Senyawa Timbal (Pb)
Gambar 3. Gambar Bayam control (a) TerhadapKerusakan Tanaman, Hasil
dan dengan perlakuan diberi 2 ppm dan Beberapa Kriteria Kualitas
Pb(b). Sayuran Daun Spinasia, Universitas
Padjajaran, Bandung.
Penelitian yang dilakukan oleh Onggo Sunarjono. H, 2013, Bertanam 36 Jenis
(2006), menunjukkan bahwa pada Sayur, Jakarta, Penebar Swadaya.
penyemprotan dengan konsentrasi yang Suparwoko, 2008, Puring paling Top Serap
lebih tinggi, 3 hari setelah penyemprotan Timbal, artikel majalah Trubus
tampak pada permukaan daun bercak- Online,
bercak putih, makin meningkat konsentrasi http://www.trubusnline.co.id/mod.ph
larutan, gejala kerusakan akan meningkat p?mod=publisher&op= viewarticle
pula. &cid=1&artid=1414 edisi Jumat,
Agustus 2008, diakses Februari
KESIMPULAN 2013.
Suharto, 2005, Dampak Pencemaran Logam
Terjadi perubahan bentuk morfologi Timbal (Pb) terhadap tubuh. Efek
daun bayam akibat pemberian timbal (Pb). Toksik Logam. Yogyakarta.
Perubahan tersebut dapat dilihat pada Tafajani. H, 2011, Panduan Komplit
karakteristik bayam yang meliputi : Bertanam Sayur dan Buah-buahan,
1. Pada bayam Pb 1 ppm, perubahan Yogyakarata, Cahaya Atma.
morfologi yang terjadi hanya pada
warna daun dan permukaan daun.

KOPERTIS WILAYAH X 93
ISSN: 1979-9292
JURNAL IPTEKS TERAPAN E-ISSN: 2460-5611
Research of Applied Science and Education V8.i3 (88-94)

Widiningrum, Miskiyah dan Suismono,


2007, Jurnal pertanian. Ahaya
Kontaminasi Logam Berat Dalam
Sayuran dan Alternatif Pencegahan
Cemarannya, Vol.3, Balai Besar
Penelitian dan Pengembangan Pasca
Panen Pertanian, Jakarta.
Widowati. H. 2011. Pengaruh Logam Berat
Cd, Pb Terhadap Perubahan Warna
Batang dan Daun Sayuran. Jurnal
Sains. Vol. 1, No. 4.

KOPERTIS WILAYAH X 94

Anda mungkin juga menyukai