BAB I .................................................................................................................................. 2
Pendahuluan ........................................................................................................................ 2
1.1 Latar Belakang .......................................................................................................... 2
1.2 Identifikasi masalah .................................................................................................. 3
1.3 Rumusan Masalah ..................................................................................................... 3
1.4 Tujuan Penelitian ...................................................................................................... 3
1.5 Manfaat Penelitian .................................................................................................... 3
BAB II ................................................................................................................................ 4
KAJIAN TEORI ................................................................................................................. 4
2.1 Dasar Keselamatan Kerja.......................................................................................... 4
2.2 Standar Keselamatan Kerja ....................................................................................... 5
2.3 Sistem Keselamatan Kerja ........................................................................................ 6
2.4 Sebab Terjadinya kecelakaan.................................................................................... 7
2.5 Faktor - faktor Kecelakaan.................................................................................. 8
2.6 Tindakan Menghindari Cara Kerja yang Tidak Aman.............................................. 8
2.7 Mencegah Terjadinya Kecelakaan ............................................................................ 9
2.8 Masalah Kesehatan Dan Keselamatan Kerja .................................................... 10
BAB III ............................................................................................................................. 12
HASIL OBSERVASI ....................................................................................................... 12
SMP NEGERI 29 BANDUNG ..................................................................................... 12
SMP KARTIKA IX ...................................................................................................... 15
SMP SUMATERA 40 .................................................................................................. 19
TK CITRA .................................................................................................................... 23
TK AL-FITRAH ........................................................................................................... 27
TKQ MADRASAH AL-MUSTAQIEM....................................................................... 30
BAB IV ............................................................................................................................. 35
PENUTUP ........................................................................................................................ 35
A. Kesimpulan .............................................................................................................. 35
B. Saran......................................................................................................................... 36
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 36
1
BAB I
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
2
1.2 Identifikasi masalah
Berdasarkan pembahasan latar belakang permasalahan dapat diidentifikasi
beberapa masalah dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut:
3
BAB II
KAJIAN TEORI
2.1 Dasar Keselamatan Kerja
Tindakan Keselamatan kerja bertujuan untuk menjamin keutuhan
dan kesempurnaan, baik jasmani maupun rohani manusia, serta hasil kerja
dan budaya tertuju pada kesejahteraan masyarakat pada umumnya.
Keselamatan kerja manusia secara terperinci antara meliputi: pencegahan
terjadinya kecelakaan, mencegah dan atau mengurangi terjadinya penyakit
akibat pekerjaan, mencegah dan atau mengurangi cacat tetap, mencegah
dan atau mengurangi kematian, dan mengamankan material, konstruksi,
pemeliharaan, yang kesemuanya itu menuju pada peningkatan taraf hidup
dan kesejahteraan umat manusia.
Dasar-dasar keselamatan kerja yang ada di Indonesia telah diatur
dalam undang-undang RO No. 1 Th 1970. Pada pasal satu ayat lima
misalnya, dikemukakan bahwa ahli keselamatan kerja adalah tenaga teknis
berkeahlian khusus dari luar Departemen Tenaga Kerja yang ditunjuk oleh
Menteri Tenaga Kerja untuk mengawasi ditaatinya UU No. 1 Th 1970.
Organisasi keselamatan kerja dalam administrasi pemerintah di tingkat
pusat diwadahi dalam bentuk Direktorat Pembinaan Norma Keselamatan
dan Kesehatan Kerja dan Direktorat Perlindungan Perawatan Tenaga
Kerja. Fungsi Direktorat ini antara lain: melaksanakan pembinaan,
pengawasan, serta penyempurnaan dalam penetapan norma keselamatan
kerja dibidang mekanik, bidang listrik,uap, dan kebakaran.
Selain Undang-undang yang mengatur keselamatan kerja, terdapat
pula suatu organisasi lain yang dibentuk oleh perusahaan-perusahaan
sebagai bagian dari struktur organisasi yang ada di perusahaan, yang
sisebut bidang keselamatan kerja.
Selain organisasi-organisasi di atas ada satu organisasi yang
konsen terhadap keselamatan kerja, misalnya organisasi ikatan Higine
Perusahaan, Kesehatan dan Keselamatan Kerja, yang didirikan pada tahun
1971. Adapun tujuan organisasi tersebut antara lain menunjang
4
terlaksananya tugas-tugas pemerintah, khususnya di bidang peningkatan
taraf hidup dan kesejahteraan tenaga kerja di perusahaan, industri,
perkebunan, pertanian yang meliputi di antaranya tentang penanganan
keselamatan kerja. Berikut adalah beberapa pengertian K3:
Pengertian k3 menurut filosofi
Semua kondisi dan faktor yang dapat berdampak pada keselamatan dan
kesehatan tenaga kerja maupun orang
lain(kontraktor,pemasok,pengunjung dan tamu) di tempat kerja.
5
Disamping penggolongan pengaman tersebut di atas, standar keselamatan
kerja terutama di bengkel mekanik eletro, ada urutan penanggung jawab
keselamatan kerja. Seorang kepala bengkel mempunyai tugas dan
kewajiban antara lain memberikan intruksi dengan benar kepada anak
buahnya secara tepat dan aman untuk tiap-tiap bagian yang akan
dikerjakan. Jika terjadi kecelakaan, seorang kepala bengkel berkewajiban
menyelidiki sebab-sebab terjadinya kecelakaan dan kerusakan yang
terjadi. Dia wajib melaporkan kepada atasannya atas kejadian kecelakaan
tersebut, melaporkan tentang kerusakan mesin maupun alat-alat yang
digunakan serta mencatat peristiwa tersebut secara akurat dan tertib.
Seorang teknisi, bertugas dan bertanggung jawab penuh terhadap
alat-alat mesin yang ada di ruang bengkel untuk memelihara alat-alat
kerja, memberikan alat-alat peminjaman alat bagi pekerja atau peserta
praktikan, mencatat kerusakan alat-alat kerja, baik alat tangan maupun
peralatan mesin.
Seorang pekerja atau praktikan, mempunyai tugas dan kewajiban antara
lain: mentaati segala peraturan dan intruksi yang ada. Ia berkewajiban
melakukan pekerjaan dengan hati-hati dan aman, menjaga keutuhan alat
dan kebersihan ruang kerja, bertindak secara tepat jika terjadi kecelakaan
dan melaporkan kepada kepala bengkel.
6
terjadi kecelakaan maka orang yang bersangkutan akan menderita sakit
atau gangguan psikis lainnya. Kerugian lainnya adalah kerugian benda,
usaha kerja, kesehatan, dan aktivitas sosial lainnya.
7
kurang, mempunyai rambut panjang yang mengganggu di dalam
melakukan pekerjaan dan sistem penerangan ruang yang tidak
mendukung.
8
Kerja sama dari semua orang yang terlibat dalam bekerja sangat
diperlukan dalam mencegah kondisi yang tidak aman. Kondisi kerja yang
aman tidak hanya memiliki alat-alat yang bagus dan mesin yang baru.
Kerjasama dari setiap individu tempat kerja merupakan hal yang sangat
penting. Menjadikan tempat kerja yang bersih, sehat, tertib, teratur dan
rapi merupakan syarat yang sangat menentukan keberhasilan kerja secara
maksimal.
9
mata atau gogles untuk melindungi dari sinar yang kuat, loncatan bunga
api, loncatan logam panas dan sebagainya.
Keselamatan kerja manusia secara terperinci antara meliputi
pencegahan terjadinya kecelakaan, mencegah dan atau mengurangi
terjadinya penyakit akibat pekerjaan, mencegah dan atau mengurangi cacat
tetap, mencegah dan atau mengurangi kematian, dan mengamankan
material, konstruksi, pemeliharaan, yang kesemuanya itu menuju pada
peningkatan taraf hidup dan kesejahteraan umat manusia. Dasar-dasar
keselamatan kerja yang ada di Indonesia antara lain telah diatur dalam
Undang-Undang RO No. 1 Th 1970. Pada pasal satu ayat lima misalnya,
sikemukakan bahwa ahli keselamatan kerja adalah tenaga teknis
berkeahlian khusus dari luar Departemen Tenaga Kerja yang ditunjuk oleh
Menteri Tenaga Kerja untuk mengawasi ditaatinya UU No.1 Th 1970.
a) Kapasitas Kerja
Status kesehatan masyarakat pekerja di Indonesia pada umumnya
belum memuaskan. Dari beberapa hasil penelitian didapat gambaran
bahwa 30-40% masyarakat pekerja kurang kalori protein, 30%
menderita anemia gizi dan 35% kekurangan zat besi tanpa anemia.
Kondisi kesehatan seperti ini tidak memungkinkan bagi para pekerja
untuk bekerja dengan produktivitas yang optimal. Hal ini diperberat
10
lagi dengan kenyataan bahwa angkatan kerja yang ada sebagian besar
masih di isi oleh petugas kesehatan dan non kesehatan yang
mempunyai banyak keterbatasan, sehingga untuk dalam melakukan
tugasnya mungkin sering mendapat kendala terutama menyangkut
masalah PAHK dan kecelakaan kerja.
b) Beban Kerja
Sebagai pemberi jasa pelayanan kesehatan maupun yang bersifat
teknis beroperasi 8 - 24 jam sehari, dengan demikian kegiatan
pelayanan kesehatan pada laboratorium menuntut adanya pola kerja
bergilirdan tugas/jaga malam. Pola kerja yang berubah-ubah dapat
menyebabkan kelelahan yang meningkat, akibat terjadinya perubahan
pada bioritmik (irama tubuh). Faktor lain yang turut memperberat
beban kerja antara lain tingkat gaji dan jaminan sosial bagi pekerja
yang masih relatif rendah, yang berdampak pekerja terpaksa
melakukan kerja tambahan secara berlebihan. Beban psikis ini dalam
jangka waktu lama dapat menimbulkan stres.
c) Lingkungan Kerja
Lingkungan kerja bila tidak memenuhi persyaratan dapat
mempengaruhi kesehatan kerja dapat menimbulkan Kecelakaan Kerja
(Occupational Accident), Penyakit Akibat Kerja dan Penyakit Akibat
Hubungan Kerja (Occupational Disease & Work Related Diseases).
11
BAB III
HASIL OBSERVASI
SMP NEGERI 29
SMP SUMATERA 40
SMP KARTIKA
TK CITRA
TK AL-FITRAH
TKQ AL-MUSTAQIEM
12
2 Rendah Penempatan TPA untuk
sampah yang sampah
terlihat ini seharusnya lebih
sangat tidak diorganisir.
baik maupun
sehat, terlebih
di sebelah
tempat sampah
ini adalah
kantin sekolah.
3 Rendah Masih pada TPA untuk
urusan sampah sampah
yang tidak seharusnya lebih
teratur. Hal diorganisir.
dapat
mempengaruhi
kesehatan para
siswa/I sekolah.
4 Rendah Ruang kelas -
tidak
teridentifikasi
adanya bahaya
kecelakaan
maupun
kesehatan.
Namun akan
tetap ada risiko
walau sekecil
apapun.
13
5 Sedang Kamar mandi Kamar mandi
yang tidak sebaiknya
bersih dirawat dan
mengidentifikas dibersihkan
ikan lingkungan secara rutin.
yang tidak
sehat.
6 Sedang Adanya bagian Penutup lantai
penutup lantai sebaiknya
yang lepas diperbaiki/direno
dapat vasi.
mngakibatkan
luka (apabila
jatuh).
7 Tinggi Bangunan ini Sama seperti
(tempat tinggal yang lain, bagian
penjaga bangunan yang
sekolah) rusak atau tidak
memiliki risiko memenuhi
kecelakaan standar
akibat benda keamanan
tajam dan sebaiknya
memiliki krisis diperbaiki/renova
kesehatan si.
karena dekat
dengan TPS
utama.
14
8 Sedang Dapat terjadi Seharusnya
kecelakaan diperbaiki.
tertimpa pada
siswa maupun
guru yang
melintas di
bawah genting
yang nyaris
jatuh ini.
SMP KARTIKA IX
N GAMBAR TINGKA RISIKO SOLUSI
O T RISIKO
1 Rendah Beberapa System
siswa belum pembuangan
memiliki sampah di
kesadaran sekolah ini
untuk perlu
membuang ditingkatkan
sampah pada .
tempatnya.
Hal ini
menunjukka
n bahwa
gaya hidup
sekolah
belum
sepenuhnya
sehat.
3 Sedang Penempatan Barang-
15
barang- barang
barang yang tersebut
tak terpakai dipindahkan
seharusnya ke tempat
di letakkan yang lebih
di gudang, tepat
walaupun (gudang).
kecil, tetap
hal ini dapat
menyebabka
n kecelakaan
sewaktu-
waktu.
4 Sedang Beberapa Ditempatka
instalasi n di tempat
listrik kurang yang
terpelihara. seharusnya.
Hal ini
merupakan
salah satu
risiko
kecelakaan
di sekolah.
5 sedang Beberapa Ditempatka
instalasi n di tempat
listrik kurang yang
terpelihara. seharusnya.
Hal ini
merupakan
salah satu
16
risiko
kecelakaan
di sekolah.
6 Rendah Kamar -
mandi
terlihat
cukup bersih
dan sehat.
17
9 Rendah Di Ruang -
kelas, tak
banyak hal
bisa
dikategorika
n sebagai
risiko
kecelakaan.
Jadi ruang
kelas
umumnya
relative
aman.
10 Rendah Di Ruang -
kelas, tak
banyak hal
bisa
dikategorika
n sebagai
risiko
kecelakaan.
Jadi ruang
kelas
umumnya
relative
aman.
18
SMP SUMATERA 40
N GAMBAR TINGKA RISIKO SOLUSI
O T RISIKO
1 Rendah Sekolah ini -
diapit oleh
beberapa
gedung yang
merupakan
sekolah
menengah
atas sehingga
cahaya
matahari
tidak terlalu
masuk ke
dalam
ruangan
(kurang
sehat).
2 Tinggi Dari yang Ruang
terlihat, lingkup
sekolah ini renovasi
sedang dalam seharusnya
proses dipasang
renovasi. pembatas
Namun atau
karena ruang penghalang
lingkupnya .
yang sempit,
jadi kegiatan
tersebut
19
berisiko
untuk terjadi
kecelakaan
kerja
(tertimpa dll).
3 Rendah Di Ruang -
kelas, tak
banyak hal
bisa
dikategorikan
sebagai risiko
kecelakaan.
Jadi ruang
kelas
umumnya
relative aman.
4 Sedang Tangga sudah -
memiliki
pegangan
dimana hal ini
dapat
meminimalisi
r risiko
kecelakaan
jatuh.
5 rendah Di Ruang -
kelas, tak
banyak hal
bisa
20
dikategorikan
sebagai risiko
kecelakaan.
Jadi ruang
kelas
umumnya
relative aman.
6 Tinggi Adanya -
palang yang
relative
rendah pada
tangga
berisiko
menyebabkan
kecelakaan
terbentur dan
jatuh.
7 Sedang Ini adalah Barang-
ruang kosong barang
yang berada yang ada
di sekitaran seharusnya
koridor kelas. dipindahka
Adanya n ke dalam
peralatan- gudang.
peralatan ini
(yang ada di
gambar)
dinilai kurang
efektif.
21
8 Rendah Kamar -
mandi/toilet
yang terlihat
sudah cukup
bersih dan
sehat.
9 Sedang Ada instalasi Kabel
listrik yang tersebut
tidak terpakai seharusnya
namun diamankan
didiamkan ke tempat
menggantung yang tidak
berisiko dapat
meneyebabka terjangkau
n kecelakaan oleh orang
tersengat arus awam.
listrik.
10 Tinggi Adanya Ruang
kegiatan lingkup
renovasi di renovasi
lingkungan seharusnya
sekolah tanpa dipasang
pembatas pembatas
berisiko atau
tinggi untuk penghalang
terjadi .
kecelakaan
dalam
aktivitas
sekolah
22
maupun
untuk pekerja
itu sendiri.
11 Tinggi Adanya Ruang
kegiatan lingkup
renovasi di renovasi
lingkungan seharusnya
sekolah tanpa dipasang
pembatas pembatas
berisiko atau
tinggi untuk penghalang
terjadi .
kecelakaan
dalam
aktivitas
sekolah
maupun
untuk pekerja
itu sendiri.
TK CITRA
N GAMBAR TINGKA RISIKO SOLUSI
O T RISIKO
1 Tinggi Letak TK Dipasang
yang berada pagar di
di pinggir halaman
jalam depan.
memiliki
risiko
kecelakaan
23
mengingat
yang
bersekolah
di tingkat ini
adalah anak-
anak kecil.
2 Rendah Di Ruang -
kelas, tak
banyak hal
bisa
dikategorika
n sebagai
risiko
kecelakaan.
Jadi ruang
kelas
umumnya
relative
aman.
3 Rendah Di Ruang -
kelas, tak
banyak hal
bisa
dikategorika
n sebagai
risiko
kecelakaan.
Jadi ruang
kelas
umumnya
24
relative
aman.
4 Sedang Rak dan rak dibuat
lemari yang lebih pendek
ada di ruang menyesuaika
kelas n dengan
memiliki tinggi anak.
fungsi yang
tepat namun
tetap
memiliki
risiko sekecil
apapun itu.
5 Sedang Kursi yang tata letak di
ada di atas susun dengan
meja bisa lebih rapi.
saja
mengenai
anak- anak.
Hal ini
menunjukka
n adanya
risiko
kecelakaan.
6 Tinggi Banyak Barang-
barang- barang
barang yang tersebut
tidak dipindahkan
berhubungan serta
dengan dijauhkan
25
proses dari
pembelaran jangkauan
berada tepat anak-anak.
di belakang
kelas memili
banyak
risiko
kecelakaan.
7 Tinggi Banyak Barang-
barang- barang
barang yang tersebut
tidak dipindahkan
berhubungan serta
dengan dijauhkan
proses dari
pembelaran jangkauan
berada tepat anak-anak.
di belakang
kelas memili
banyak
risiko
kecelakaan.
8 Tinggi Barang- Barang-
barang barang
berukuran tersebut
besar dipindahkan
diletakkan di serta
atas lemari dijauhkan
yang dapat dari
menyebabka jangkauan
26
n kecelakaan anak-anak.
tetimpa/jatuh
.
TK AL-FITRAH
N GAMBAR TINGKA RISIKO SOLUSI
O T
RISIKO
1 Rendah walaupun TK -
ini berada di
pinggir jalan
namun
dengan
adanya pagar
tinggi, dapat
membatasi
ruang main
anak sehingga
dapat
meminimalisi
r risiko
kecelakaan.
2 Rendah Tempat -
bermain anak
tentulah tidak
aman
sepenuhnya.
Dengan
pengawasan
dari guru, hal
tersebut dapat
27
dikontrol dan
diminimalisir.
3 Rendah Adanya keran -
air adalah
baik karena
selain sebagai
sarana untuk
beribadah,
juga dapat
mengajari
anak untuk
hidup sehat.
4 Rendah Ruang kelas -
yang baikpun
butuh
pengawasan
dari guru agar
mengontrol
kegiatan
anak-anak
guna
meminimalisi
r risiko
kecelakaan.
5 Sedang Tata letak Barang-
barang yang barang
ada di kelas tersebut
tidak sesuai disusun
dengan ruang dengan
gerak anak kreatif
28
yang aktif sehingga
dan luas tidak
sehingga membatasi
menimbulkan ruang anak.
risiko.
6 Sedang Rak yang ada Meletakkan
di kelas sudah tas di bagian
cukup baik. bawah
Namun, sehingga
dengan dapat
meletakkan meminimalis
tas di bagian ir risiko
atas jatuh.
mempersulit
anak-anak
untuk
meraihnya.
Hal ini
menimbulkan
risiko
kecelakaan.
7 Tinggi Arsip-arsip Dipindahkan
serta barang- ke dalam
barang yang gudang serta
seharusnya di jauhkan dari
gudang ada di jangkauan
damping anak-anak.
kelas. Hal ini
memungkink
an terjadinya
29
kecelakaan
tertimpa/jatuh
.
30
di tempat
yang tidak
dapat
dijangkau
anak-anak.
Namun
instalasi
kabel listrik
tetap
memiliki
risiko.
4 Tinggi Barang yang Pindahkan
ditaruh dia barang
tas lemari yang ada
memiliki di atas ke
risiko jatuh. tempter
yang
semestinya
.
5 Rendah Adanya -
wastafel
mengajarkan
anak untuk
memiliki
gaya hidup
sehat.
31
anak-anak n dengan
TK sehingga tinggi
tingkat anak.
risiko
kecelakaan
yang dimiliki
semakin
tinggi.
Dari beberapa gambar diatas, dapat disimpulkan bahwa permasalahan dari setiap
sekolah rata-rata adalah permasalahan sampah, instalasi listrik, bagian bangunan
yang sudah tidak layak/rusak. Jenis kecelakaan yang mungkin terjadi dari paparan
diatas antara lain :
• Terjatuh
• Tertimpa benda
• Tertumbuk atau terkena benda-benda
• Terjepit oleh benda
• Gerakan-gerakan melebihi kemampuan
• Terkena arus listrik
Namun disini, dari beberapa sekolah yang telah dikunjungi, semua sekolah
memiliki satu masalah yang sama. Suatu bangunan hendaknya memiliki sign/
notasi untuk jalur evakuasi. Namun dari setiap sekolah yang dikunjungi, tak
satupun yang memiliki jalur evakuasi tersebut.
Dari setiap sekolah yang telah dikunjungi, ada bebrapa sekolah yang
memiliki masalah yang harus ditanggapi secara serius, yaitu SMP SUMATERA
40 dan TK CITRA.
SMP SUMATRA 40
Sekolah ini merupakan bagian dari sekolah yang terintegritas, mulai dari
sekolah dasar, sekolah menengah pertama, hingga sekolah menengah atas.
Untu SMP Sumatra 40 sendiri terletak di anatara banguna-bangunan
sekolah lain.
32
(gambar : SMP Sumatra 40)
Dilihat dari paparan table di atas dapat diketahui bahwa banyak risiko
kecelakaan yang mungkin terjadi karena adanya kegiatan renovasi
sekolah. Sayangnya renovasi yang melibatkan kontruksi bangunan ini
tidak terlindung.
TK CITRA
33
(gambar : halaman depan TK CITRA)
(gambar : ruangan penuh barang yang disatukan dengan tempat bermain anak)
34
(gambar : ruangan penuh barang yang disatukan dengan tempat bermain anak)
dari semua sekolah yang telah diamati dan dianalisis, dapat dikemukakan bahwa
setiap sekolah belum memahami betul bagaimana seharusnya system manajemen
kesehatan dan keselamatan kerja (SMK3) diterapkan di bangunan sekolah.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
35
• Terjatuh
• Tertimpa benda
• Tertumbuk atau terkena benda-benda
• Terjepit oleh benda
• Gerakan-gerakan melebihi kemampuan
• Terkena arus listrik
c. Segala bahaya dan risiko yang ada di sekolah dapat ditanggulangi atau
dicegah dengan mengetahui terlebih dahulu apa itu K3 dan kemudian
adanya penerapan K3 itu sendiri oleh pihak terkait.
Oleh karena itu, adanya sosialisasi dari seluruh pihak terkait akan
sangat membantu proses pendidikan K3 di dalam instansi pendidikan.
B. Saran
1. Progam K3 dalam dunia pendidikan masih kurang diterapkan
dalam bangunan sekolah. Sehingga sebaiknya pihak sekolah lebih
peduli terhadap pentingnya kesehatan dan keselamatan dalam
dunia kerja.
2. Sosialisasi tentang SMK3(Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja) dirasa penting dilakukan oleh berbagai pihak
agar kecelakaan atau penyakit yang dialami oleh para peserta didik
maupun tenaga pendidik dapat diminimalisir.
DAFTAR PUSTAKA
36
Halawa, Michael Sulaiman. Makalah Kesehatan dan Keselamatan Kerja
(K3).16 Februari 2013.
http://michaelmank25.blogspot.co.id/2013/02/makalah-kesehatan-dan-
keselamatan-kerja.html
37