Anda di halaman 1dari 37

DAFTAR ISI

BAB I .................................................................................................................................. 2
Pendahuluan ........................................................................................................................ 2
1.1 Latar Belakang .......................................................................................................... 2
1.2 Identifikasi masalah .................................................................................................. 3
1.3 Rumusan Masalah ..................................................................................................... 3
1.4 Tujuan Penelitian ...................................................................................................... 3
1.5 Manfaat Penelitian .................................................................................................... 3
BAB II ................................................................................................................................ 4
KAJIAN TEORI ................................................................................................................. 4
2.1 Dasar Keselamatan Kerja.......................................................................................... 4
2.2 Standar Keselamatan Kerja ....................................................................................... 5
2.3 Sistem Keselamatan Kerja ........................................................................................ 6
2.4 Sebab Terjadinya kecelakaan.................................................................................... 7
2.5 Faktor - faktor Kecelakaan.................................................................................. 8
2.6 Tindakan Menghindari Cara Kerja yang Tidak Aman.............................................. 8
2.7 Mencegah Terjadinya Kecelakaan ............................................................................ 9
2.8 Masalah Kesehatan Dan Keselamatan Kerja .................................................... 10
BAB III ............................................................................................................................. 12
HASIL OBSERVASI ....................................................................................................... 12
SMP NEGERI 29 BANDUNG ..................................................................................... 12
SMP KARTIKA IX ...................................................................................................... 15
SMP SUMATERA 40 .................................................................................................. 19
TK CITRA .................................................................................................................... 23
TK AL-FITRAH ........................................................................................................... 27
TKQ MADRASAH AL-MUSTAQIEM....................................................................... 30
BAB IV ............................................................................................................................. 35
PENUTUP ........................................................................................................................ 35
A. Kesimpulan .............................................................................................................. 35
B. Saran......................................................................................................................... 36
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 36

1
BAB I

Pendahuluan
1.1 Latar Belakang

Keselamatan dan kesehatan kerja pada dunia pendidikan adalah suatu


pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik
jasmaniah maupun rohaniah para guru,pelajar,staf dan karyawan sekolah pada
khususnya, dan manusia pada umumnya, hasil karya dan budaya untuk
menuju masyarakat adil dan makmur.
Keselamatan dan kesehatan kerja mempunyai banyak pengeruh terhadap
faktor kecelakaan. Terjadinya kecelakaan banyak dikarenakan oleh
ketidaktahuan perancang bangunan dalam membangun sebuah bangunan
yang aman dan nyaman, seharusnya adanya pengawasan terhadap kondisi
fisik bangunan-bangunan sekolah agar dapat mendeteksi sacera dini agar
seluruh masyarakat sekolah dapat terhindar dari risiko-risiko yang
ditimbulkan. Keselamatan dan kesehatan kerja perlu diperhatikan dalam
lingkungan sekolah, karena kesehatan merupakan keadaan atau situasi sehat
seseorang baik jasmani maupun rohani sedangkan keselamatan kerja suatu
keadaan dimana para pelajar,guru,staf dan karyawan sekolah terjamin
keselamatan pada saat proses belajar mengajar atau sebagainya. Apabila para
warga sekolah dalam kondisi sehat jasmani maupun rohani dan didukung oleh
sarana dan prasarana yang terjamin keselamatannya maka proses belajar
mengajar serta penilaian sekolah dapat ditingkatkan. Masalah kesehatan
adalah suatu masalah yang kompleks, yang saling berkaitan dengan masalah-
masalah lain di luar kesehatan itu sendiri. Banyak faktor yang mempengaruhi
kesehatan, baik kesehatan individu maupun kesehatan masyarakat, antara
lain: keturunan, lingkungan, perilaku, dan pelayanan kesehatan.

2
1.2 Identifikasi masalah
Berdasarkan pembahasan latar belakang permasalahan dapat diidentifikasi
beberapa masalah dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut:

1. Apakah para perancang bangunan sekolah mengetahui betul tentang k3?


2. Apakah pengawas bangunan fisik sekolah secara berkala memonitor
bangunan-bangunan sekolah seperti ruang kelas,ruang laboratorium,
ruang guru, dan lain-lainnya?

1.3 Rumusan Masalah


Penulisan makalah penelitian mengenai keselamatan dan kesehatan kerja
dalam dunia pendidikan, dimaksudkan untuk memperoleh gambaran yang
jelas tentang keselamatan dan kesehatan kerja (K3) di lingkungan sekolah.
Berdasarkan hal tersebut, dirumuskan beberapa masalah sebagai berikut:
1. Apakah seluruh bangunan sekolah sesuai standar yang telah ada?
2. Apa saja risiko kecelakaan yang mungkin terjadi di lingkungan sekolah?
3. Bagaimana caranya agar setiap bangunan yang berisiko dapat
ditanggulangi?
1.4 Tujuan Penelitian

1. Mengetahui system K3 yang ada di sekolah.


2. Mengidentifikasi risiko dan bahaya K3 yang ada di sekolah.
3. Mengetahui solusi yang tepat untuk menanggulangi risiko K3 yang ada di
sekolah.

1.5 Manfaat Penelitian

1. Sebagai bahan referensi untuk membantu dan menunjang di masa


mendatang.
2. sebagai seorang sarjana pendidikan teknik sipil diharapkan mengetahui
segala jenis risiko yang dapat ditimbulkan akibat dari bangunan yang
tidak sesuai dengan K3.

3
BAB II

KAJIAN TEORI
2.1 Dasar Keselamatan Kerja
Tindakan Keselamatan kerja bertujuan untuk menjamin keutuhan
dan kesempurnaan, baik jasmani maupun rohani manusia, serta hasil kerja
dan budaya tertuju pada kesejahteraan masyarakat pada umumnya.
Keselamatan kerja manusia secara terperinci antara meliputi: pencegahan
terjadinya kecelakaan, mencegah dan atau mengurangi terjadinya penyakit
akibat pekerjaan, mencegah dan atau mengurangi cacat tetap, mencegah
dan atau mengurangi kematian, dan mengamankan material, konstruksi,
pemeliharaan, yang kesemuanya itu menuju pada peningkatan taraf hidup
dan kesejahteraan umat manusia.
Dasar-dasar keselamatan kerja yang ada di Indonesia telah diatur
dalam undang-undang RO No. 1 Th 1970. Pada pasal satu ayat lima
misalnya, dikemukakan bahwa ahli keselamatan kerja adalah tenaga teknis
berkeahlian khusus dari luar Departemen Tenaga Kerja yang ditunjuk oleh
Menteri Tenaga Kerja untuk mengawasi ditaatinya UU No. 1 Th 1970.
Organisasi keselamatan kerja dalam administrasi pemerintah di tingkat
pusat diwadahi dalam bentuk Direktorat Pembinaan Norma Keselamatan
dan Kesehatan Kerja dan Direktorat Perlindungan Perawatan Tenaga
Kerja. Fungsi Direktorat ini antara lain: melaksanakan pembinaan,
pengawasan, serta penyempurnaan dalam penetapan norma keselamatan
kerja dibidang mekanik, bidang listrik,uap, dan kebakaran.
Selain Undang-undang yang mengatur keselamatan kerja, terdapat
pula suatu organisasi lain yang dibentuk oleh perusahaan-perusahaan
sebagai bagian dari struktur organisasi yang ada di perusahaan, yang
sisebut bidang keselamatan kerja.
Selain organisasi-organisasi di atas ada satu organisasi yang
konsen terhadap keselamatan kerja, misalnya organisasi ikatan Higine
Perusahaan, Kesehatan dan Keselamatan Kerja, yang didirikan pada tahun
1971. Adapun tujuan organisasi tersebut antara lain menunjang

4
terlaksananya tugas-tugas pemerintah, khususnya di bidang peningkatan
taraf hidup dan kesejahteraan tenaga kerja di perusahaan, industri,
perkebunan, pertanian yang meliputi di antaranya tentang penanganan
keselamatan kerja. Berikut adalah beberapa pengertian K3:
 Pengertian k3 menurut filosofi

Suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan


jasmani dan rohani tenaga kerja khususnya dan manusia pada umumnya
serta hasil karya dan budaya menuju masyarakat adil dan makmur.

 Pengertian K3 menurut keilmuan

Semua ilmu dan penerapannya untuk mencegah terjadinya kecelakaan


kerja penyakit akibat kerja kebakaran,peledakan dan pencemaran
lingkungan.

 Pengertian K3 menurut OHSAS 18001:2007

Semua kondisi dan faktor yang dapat berdampak pada keselamatan dan
kesehatan tenaga kerja maupun orang
lain(kontraktor,pemasok,pengunjung dan tamu) di tempat kerja.

2.2 Standar Keselamatan Kerja


Pengamanan sebagai tindakan keselamatan kerja ada beberapa hal yang
perlu diperhatikan dan digolongkan sebagai berikut:
 Pelindung badan, meliputi mata, tangan, hidung, kaki, kepala, dan telinga.
 Pelindung mesin, sebagai tindakan untuk melindungi mesin dari bahaya
yang mungkin timbul dari luar atau dari dalam atau dari pekerja itu
sendiri.
 Alat pengaman listrik, yang setiap saat dapat membahayakan.
 Pengaman ruang, meliputi pemadam kebakaran, sistem alarm, air hidrant,
penerangan yang cukup, ventilasi udara yang baik, dan sebagainya.

5
Disamping penggolongan pengaman tersebut di atas, standar keselamatan
kerja terutama di bengkel mekanik eletro, ada urutan penanggung jawab
keselamatan kerja. Seorang kepala bengkel mempunyai tugas dan
kewajiban antara lain memberikan intruksi dengan benar kepada anak
buahnya secara tepat dan aman untuk tiap-tiap bagian yang akan
dikerjakan. Jika terjadi kecelakaan, seorang kepala bengkel berkewajiban
menyelidiki sebab-sebab terjadinya kecelakaan dan kerusakan yang
terjadi. Dia wajib melaporkan kepada atasannya atas kejadian kecelakaan
tersebut, melaporkan tentang kerusakan mesin maupun alat-alat yang
digunakan serta mencatat peristiwa tersebut secara akurat dan tertib.
Seorang teknisi, bertugas dan bertanggung jawab penuh terhadap
alat-alat mesin yang ada di ruang bengkel untuk memelihara alat-alat
kerja, memberikan alat-alat peminjaman alat bagi pekerja atau peserta
praktikan, mencatat kerusakan alat-alat kerja, baik alat tangan maupun
peralatan mesin.
Seorang pekerja atau praktikan, mempunyai tugas dan kewajiban antara
lain: mentaati segala peraturan dan intruksi yang ada. Ia berkewajiban
melakukan pekerjaan dengan hati-hati dan aman, menjaga keutuhan alat
dan kebersihan ruang kerja, bertindak secara tepat jika terjadi kecelakaan
dan melaporkan kepada kepala bengkel.

2.3 Sistem Keselamatan Kerja


Seorang pekerja yang akan bekerja dalam lingkungan bengkel atau
laboratorium khususnya dalam teknik kejuruan haruslah mengetahui
tentang pengetahuan keselamatan kerja. Mereka juga harus mengetahui
tata cara bekerja secara benar, cara bekerja yang aman dan selamat bagi
dirinya sebagai orang yang terlibat dalam pekerjaan itu maupun benda
kerja yang dikerjakan serta lingkungan kerja di sekitarnya. Terjadinya
kecelakaan menyebabkan kerugian pada tiap-tiap orang yang terlibat baik
secara langsung maupun tidak langsung dalam pekerjaan tersebut. Jika

6
terjadi kecelakaan maka orang yang bersangkutan akan menderita sakit
atau gangguan psikis lainnya. Kerugian lainnya adalah kerugian benda,
usaha kerja, kesehatan, dan aktivitas sosial lainnya.

2.4 Sebab Terjadinya kecelakaan


Suatu kecelakaan sering terjadi diakibatkan oleh lebih dari satu
sebab. Kecelakaan dapat dicegah dengan menghilangkan hal-hal yang
menyebabkan kecelakaan tersebut. Ada dua sebab utama terjadinya suatu
kecelakaan. Pertama tindakan yang tidak aman, kedua, kondisi kerja yang
tidak aman. Orang yang mendapat kecelakaan luka-luka sering kali
disebabkan oleh orang lain atau karena tindakannya sendiri yang tidak
menunjang keamanan.
Berikut beberapa contoh tindakan yang tidak aman, antara lain:
 Memakai peralatan tanpa penerima latihan yang tepat.
 Memakai alat atau peralatan dengan cara yang salah.
 Tanpa memakai perlengkapan alat pelindung, seperti kacamata
pengaman, sarung tangan atau pelindung kepala jika pekerjaan
tersebut memerlukannya.
 Bersendang gurau, tidak konsentrasi, bermain dengan teman
sekerja arau alat perlengkapan lainnya.
 Sikap tergesa-gesa dalam melakukan pekerjaan dan membawa
barang berbahaya ke tempat kerja.
 Membuat gangguan atau mencegah orang lain dari pekerjaannya
atau mengizinkan orang lain mengambil alih pekerjaannya, padahal
orang tersebut belum mengetahui pekerjaan tersebut.
Di sisi lain, kecelakaan sering teerjadi akibat kondisi kerja
yang tidak aman. Berikut ini beberapa contoh yang menggambarkan
kondisi kerja tidak aman, antara lain tidak ada instruksi tentang
metode yang aman, tidak ada atau kurangnya pelatihan si pekerja,
memakai pakaian yang tidak cocok untuk megerjakan tugas pekerjaan
tersebut, menderita cacat jasmani, penglihatan kabur, pendengarannya

7
kurang, mempunyai rambut panjang yang mengganggu di dalam
melakukan pekerjaan dan sistem penerangan ruang yang tidak
mendukung.

2.5 Faktor - faktor Kecelakaan


Studi kasus menunjukkan hanya proporsi yang kecil dari pekerja
sebuah industri terdapat kecelakaan yang cukup banyak. Pekerja pada
industri mengatakan itu sebagai kecenderungan kecelakaan. Untuk
mengukur kecenderungan kecelakaan harus menggunakan data dari situasi
yang menunjukkan tingkat resiko yang ekivalen.
Begitupun, pelatihan yang diberikan kepada pekerja harus dianalisa,
untuk seseorang yang berada di kelas pelatihan kecenderungan kecelakaan
mungkin hanya sedikit yang diketahuinya. Satu lagi pertanyaan yang tak
terjawab ialah apakah ada hubungan yang signifikan antara kecenderungan
terhadap kecelakaan yang kecil atau salah satu kecelakaan yang besar.
Pendekatan yang sering dilakukan untuk seorang manager untuk salah satu
faktor kecelakaan terhadap pekerja adalah dengan tidak membayar
upahnya. Bagaimanapun jika banyak pabrik yang melakukan hal diatas
akan menyebabkan berkurangnya rata-rata pendapatan, dan tidak
membayar upah pekerja akan membuat pekerja malas melakukan
pekerjaannya dan terus membahayakan diri mereka ataupun pekerja yang
lain. Ada kemungkinan bahwa kejadian secara acak dari sebuah
kecelakaan dapat membuat faktor-faktor kecelakaan tersendiri

2.6 Tindakan Menghindari Cara Kerja yang Tidak Aman


Menghindarkan cara kerja yang tidak nyaman merupakan tanggung
jawab semua pekerja yang bekerja di ruang kerja. Sebaliknya sikap yang
tidak bertanggung jawab merupakan suatu tindakan kebodohan. Sikap
yang bodoh menyebabkan bahaya bagi dirinya sendiri maupun orang lain.
Oleh karena itu, ikutilah instruksi supervisor (pengawas/pimpinan).
Pakailah cara-cara kerja yang benar, tenang dan tidak ceroboh dalam
segala hal jika akan memulai bekerja.

8
Kerja sama dari semua orang yang terlibat dalam bekerja sangat
diperlukan dalam mencegah kondisi yang tidak aman. Kondisi kerja yang
aman tidak hanya memiliki alat-alat yang bagus dan mesin yang baru.
Kerjasama dari setiap individu tempat kerja merupakan hal yang sangat
penting. Menjadikan tempat kerja yang bersih, sehat, tertib, teratur dan
rapi merupakan syarat yang sangat menentukan keberhasilan kerja secara
maksimal.

2.7 Mencegah Terjadinya Kecelakaan


Tindakan pencegahan terhadap jemungkinan terjadinya kecelakaan
adalah hal yang lebih penting dibandingkan dengan mengatasi terjadinya
kecelakaan. Kecelakaan dapat dicegah dengan menghindarkan sebab-
sebab yang bisa mengakibatkan terjadinya kecelakaan. Tindakan
pencegahan bisa dilakukan dengan cara penuh kehati-hatian dalam
melakukan pekerjaan dan ditandai dengan rasa tanggung jawab. Mencegah
kondisi kerja yang tidak aman, mengetahui apa yang harus dikerjakan
dalam keadaan darurat, dan melaporkan segala kejadian, kejanggalan dan
karusakan peralatan sekecil apapun kepada atasannya. Kerusakan yang
kecil atau ringan jika dibiarkan maka semakin lama akan semakin
berkembang dan menjadi kesalahan yang serius jika hal tersebut tidak
diperbaiki.
Tindakan pencegahan terjadinya kecelakaan harus dilakukan
dengan rasa bertanggung jawab sepenuhnya terhadap tindakan
keselamatan kerja. Bertanggung jawab merupakan sikap yang perlu
dijunjung tinggi baik selama bekerja maupun saat beristirahat. Hal ini akan
sangat bermanfaat bagi keselamatan dalam bekerja.
Peralatan perlindungan anggota badan dalam setiap bekerja harus
selalu digunakan dengan menyesuaikan sifat pekerjaan yang dilakukan.
Pada gambar dibawah ini diperlihatkan beberapa alat pelindung keamanan
anggota badan, terdiri dari pelindung mata, kepala, telinga, tangan, kaki
dan hidung. Penggunaan alat pelindung ini disesuaikan dengan jenis
pekerjaan yang dikerjakan. Sebagai contoh pelindung mata, pakailah kaca

9
mata atau gogles untuk melindungi dari sinar yang kuat, loncatan bunga
api, loncatan logam panas dan sebagainya.
Keselamatan kerja manusia secara terperinci antara meliputi
pencegahan terjadinya kecelakaan, mencegah dan atau mengurangi
terjadinya penyakit akibat pekerjaan, mencegah dan atau mengurangi cacat
tetap, mencegah dan atau mengurangi kematian, dan mengamankan
material, konstruksi, pemeliharaan, yang kesemuanya itu menuju pada
peningkatan taraf hidup dan kesejahteraan umat manusia. Dasar-dasar
keselamatan kerja yang ada di Indonesia antara lain telah diatur dalam
Undang-Undang RO No. 1 Th 1970. Pada pasal satu ayat lima misalnya,
sikemukakan bahwa ahli keselamatan kerja adalah tenaga teknis
berkeahlian khusus dari luar Departemen Tenaga Kerja yang ditunjuk oleh
Menteri Tenaga Kerja untuk mengawasi ditaatinya UU No.1 Th 1970.

2.8 Masalah Kesehatan Dan Keselamatan Kerja


Kinerja (performa) setiap petugas kesehatan dan non kesehatan
merupakan resultante dari tiga komponen kesehatan kerja yaitu kapasitas
kerja, beban kerja dan lingkungan kerja yang dapat merupakan beban
tambahan pada pekerja. Bila ketiga komponen tersebut serasi maka bisa
dicapai suatu derajat kesehatan kerja yang optimal dan peningkatan
produktivitas. Sebaliknya bila terdapat ketidak serasian dapat menimbulkan
masalah kesehatan kerja berupa penyakit ataupun kecelakaan akibat kerja
yang pada akhirnya akan menurunkan produktivitas kerja.

a) Kapasitas Kerja
Status kesehatan masyarakat pekerja di Indonesia pada umumnya
belum memuaskan. Dari beberapa hasil penelitian didapat gambaran
bahwa 30-40% masyarakat pekerja kurang kalori protein, 30%
menderita anemia gizi dan 35% kekurangan zat besi tanpa anemia.
Kondisi kesehatan seperti ini tidak memungkinkan bagi para pekerja
untuk bekerja dengan produktivitas yang optimal. Hal ini diperberat

10
lagi dengan kenyataan bahwa angkatan kerja yang ada sebagian besar
masih di isi oleh petugas kesehatan dan non kesehatan yang
mempunyai banyak keterbatasan, sehingga untuk dalam melakukan
tugasnya mungkin sering mendapat kendala terutama menyangkut
masalah PAHK dan kecelakaan kerja.
b) Beban Kerja
Sebagai pemberi jasa pelayanan kesehatan maupun yang bersifat
teknis beroperasi 8 - 24 jam sehari, dengan demikian kegiatan
pelayanan kesehatan pada laboratorium menuntut adanya pola kerja
bergilirdan tugas/jaga malam. Pola kerja yang berubah-ubah dapat
menyebabkan kelelahan yang meningkat, akibat terjadinya perubahan
pada bioritmik (irama tubuh). Faktor lain yang turut memperberat
beban kerja antara lain tingkat gaji dan jaminan sosial bagi pekerja
yang masih relatif rendah, yang berdampak pekerja terpaksa
melakukan kerja tambahan secara berlebihan. Beban psikis ini dalam
jangka waktu lama dapat menimbulkan stres.

c) Lingkungan Kerja
Lingkungan kerja bila tidak memenuhi persyaratan dapat
mempengaruhi kesehatan kerja dapat menimbulkan Kecelakaan Kerja
(Occupational Accident), Penyakit Akibat Kerja dan Penyakit Akibat
Hubungan Kerja (Occupational Disease & Work Related Diseases).

11
BAB III

HASIL OBSERVASI

Objek observasi adalah beberapa sekolah di kota Bandung, yaitu :

 SMP NEGERI 29
 SMP SUMATERA 40
 SMP KARTIKA
 TK CITRA
 TK AL-FITRAH
 TKQ AL-MUSTAQIEM

Metode observasi adalah pengumpulan data yang dilakukan dengan sengaja,


sistematis mengenai fenomena sosial dan gejala-gejala pisis untuk kemudian
dilakukan pencatatan. Dalam kaitannya dengan penelitian ini penulis langsung
terjun ke lapangan menjadi partisipan (observer partisipatif) untuk menemukan
dan mendapatkan data yang berkaitan dengan fokus penelitian, yaitu
mengidentifikasi risiko yang ada di lingkungan sekolah. Berikut adalah hasil
pengamatan yang telah dilakukan :

SMP NEGERI 29 BANDUNG


TINGK
N
GAMBAR AT RESIKO SOLUSI
O
RISIKO
1 Sedang Adanya bagian Tangga yang
penutup lantai rusak sebaiknya
yang lepas segera
dapat diperbaiki.
mngakibatkan
luka (apabila
jatuh).

12
2 Rendah Penempatan TPA untuk
sampah yang sampah
terlihat ini seharusnya lebih
sangat tidak diorganisir.
baik maupun
sehat, terlebih
di sebelah
tempat sampah
ini adalah
kantin sekolah.
3 Rendah Masih pada TPA untuk
urusan sampah sampah
yang tidak seharusnya lebih
teratur. Hal diorganisir.
dapat
mempengaruhi
kesehatan para
siswa/I sekolah.
4 Rendah Ruang kelas -
tidak
teridentifikasi
adanya bahaya
kecelakaan
maupun
kesehatan.
Namun akan
tetap ada risiko
walau sekecil
apapun.

13
5 Sedang Kamar mandi Kamar mandi
yang tidak sebaiknya
bersih dirawat dan
mengidentifikas dibersihkan
ikan lingkungan secara rutin.
yang tidak
sehat.
6 Sedang Adanya bagian Penutup lantai
penutup lantai sebaiknya
yang lepas diperbaiki/direno
dapat vasi.
mngakibatkan
luka (apabila
jatuh).
7 Tinggi Bangunan ini Sama seperti
(tempat tinggal yang lain, bagian
penjaga bangunan yang
sekolah) rusak atau tidak
memiliki risiko memenuhi
kecelakaan standar
akibat benda keamanan
tajam dan sebaiknya
memiliki krisis diperbaiki/renova
kesehatan si.
karena dekat
dengan TPS
utama.

14
8 Sedang Dapat terjadi Seharusnya
kecelakaan diperbaiki.
tertimpa pada
siswa maupun
guru yang
melintas di
bawah genting
yang nyaris
jatuh ini.

SMP KARTIKA IX
N GAMBAR TINGKA RISIKO SOLUSI
O T RISIKO
1 Rendah Beberapa System
siswa belum pembuangan
memiliki sampah di
kesadaran sekolah ini
untuk perlu
membuang ditingkatkan
sampah pada .
tempatnya.
Hal ini
menunjukka
n bahwa
gaya hidup
sekolah
belum
sepenuhnya
sehat.
3 Sedang Penempatan Barang-

15
barang- barang
barang yang tersebut
tak terpakai dipindahkan
seharusnya ke tempat
di letakkan yang lebih
di gudang, tepat
walaupun (gudang).
kecil, tetap
hal ini dapat
menyebabka
n kecelakaan
sewaktu-
waktu.
4 Sedang Beberapa Ditempatka
instalasi n di tempat
listrik kurang yang
terpelihara. seharusnya.
Hal ini
merupakan
salah satu
risiko
kecelakaan
di sekolah.
5 sedang Beberapa Ditempatka
instalasi n di tempat
listrik kurang yang
terpelihara. seharusnya.
Hal ini
merupakan
salah satu

16
risiko
kecelakaan
di sekolah.
6 Rendah Kamar -
mandi
terlihat
cukup bersih
dan sehat.

7 Sedang Pemeliharaa Atap yang


n gedung rusak segera
yang kurang diperbaiki.
dapat
memperbesar
tingkat risiko
kecelakaan.
8 Rendah Manajemen System
sampah yang pembuangan
ada di sampah di
sekolah tidak sekolah ini
dikelola perlu
dengan baik. ditingkatkan
Hal ini .
menunjukka
n tingkat
kesehatan
lingkungan
yang tidak
baik pula.

17
9 Rendah Di Ruang -
kelas, tak
banyak hal
bisa
dikategorika
n sebagai
risiko
kecelakaan.
Jadi ruang
kelas
umumnya
relative
aman.
10 Rendah Di Ruang -
kelas, tak
banyak hal
bisa
dikategorika
n sebagai
risiko
kecelakaan.
Jadi ruang
kelas
umumnya
relative
aman.

18
SMP SUMATERA 40
N GAMBAR TINGKA RISIKO SOLUSI
O T RISIKO
1 Rendah Sekolah ini -
diapit oleh
beberapa
gedung yang
merupakan
sekolah
menengah
atas sehingga
cahaya
matahari
tidak terlalu
masuk ke
dalam
ruangan
(kurang
sehat).
2 Tinggi Dari yang Ruang
terlihat, lingkup
sekolah ini renovasi
sedang dalam seharusnya
proses dipasang
renovasi. pembatas
Namun atau
karena ruang penghalang
lingkupnya .
yang sempit,
jadi kegiatan
tersebut

19
berisiko
untuk terjadi
kecelakaan
kerja
(tertimpa dll).

3 Rendah Di Ruang -
kelas, tak
banyak hal
bisa
dikategorikan
sebagai risiko
kecelakaan.
Jadi ruang
kelas
umumnya
relative aman.
4 Sedang Tangga sudah -
memiliki
pegangan
dimana hal ini
dapat
meminimalisi
r risiko
kecelakaan
jatuh.
5 rendah Di Ruang -
kelas, tak
banyak hal
bisa

20
dikategorikan
sebagai risiko
kecelakaan.
Jadi ruang
kelas
umumnya
relative aman.
6 Tinggi Adanya -
palang yang
relative
rendah pada
tangga
berisiko
menyebabkan
kecelakaan
terbentur dan
jatuh.
7 Sedang Ini adalah Barang-
ruang kosong barang
yang berada yang ada
di sekitaran seharusnya
koridor kelas. dipindahka
Adanya n ke dalam
peralatan- gudang.
peralatan ini
(yang ada di
gambar)
dinilai kurang
efektif.

21
8 Rendah Kamar -
mandi/toilet
yang terlihat
sudah cukup
bersih dan
sehat.
9 Sedang Ada instalasi Kabel
listrik yang tersebut
tidak terpakai seharusnya
namun diamankan
didiamkan ke tempat
menggantung yang tidak
berisiko dapat
meneyebabka terjangkau
n kecelakaan oleh orang
tersengat arus awam.
listrik.
10 Tinggi Adanya Ruang
kegiatan lingkup
renovasi di renovasi
lingkungan seharusnya
sekolah tanpa dipasang
pembatas pembatas
berisiko atau
tinggi untuk penghalang
terjadi .
kecelakaan
dalam
aktivitas
sekolah

22
maupun
untuk pekerja
itu sendiri.
11 Tinggi Adanya Ruang
kegiatan lingkup
renovasi di renovasi
lingkungan seharusnya
sekolah tanpa dipasang
pembatas pembatas
berisiko atau
tinggi untuk penghalang
terjadi .
kecelakaan
dalam
aktivitas
sekolah
maupun
untuk pekerja
itu sendiri.

TK CITRA
N GAMBAR TINGKA RISIKO SOLUSI
O T RISIKO
1 Tinggi Letak TK Dipasang
yang berada pagar di
di pinggir halaman
jalam depan.
memiliki
risiko
kecelakaan

23
mengingat
yang
bersekolah
di tingkat ini
adalah anak-
anak kecil.
2 Rendah Di Ruang -
kelas, tak
banyak hal
bisa
dikategorika
n sebagai
risiko
kecelakaan.
Jadi ruang
kelas
umumnya
relative
aman.
3 Rendah Di Ruang -
kelas, tak
banyak hal
bisa
dikategorika
n sebagai
risiko
kecelakaan.
Jadi ruang
kelas
umumnya

24
relative
aman.
4 Sedang Rak dan rak dibuat
lemari yang lebih pendek
ada di ruang menyesuaika
kelas n dengan
memiliki tinggi anak.
fungsi yang
tepat namun
tetap
memiliki
risiko sekecil
apapun itu.
5 Sedang Kursi yang tata letak di
ada di atas susun dengan
meja bisa lebih rapi.
saja
mengenai
anak- anak.
Hal ini
menunjukka
n adanya
risiko
kecelakaan.
6 Tinggi Banyak Barang-
barang- barang
barang yang tersebut
tidak dipindahkan
berhubungan serta
dengan dijauhkan

25
proses dari
pembelaran jangkauan
berada tepat anak-anak.
di belakang
kelas memili
banyak
risiko
kecelakaan.
7 Tinggi Banyak Barang-
barang- barang
barang yang tersebut
tidak dipindahkan
berhubungan serta
dengan dijauhkan
proses dari
pembelaran jangkauan
berada tepat anak-anak.
di belakang
kelas memili
banyak
risiko
kecelakaan.
8 Tinggi Barang- Barang-
barang barang
berukuran tersebut
besar dipindahkan
diletakkan di serta
atas lemari dijauhkan
yang dapat dari
menyebabka jangkauan

26
n kecelakaan anak-anak.
tetimpa/jatuh
.

TK AL-FITRAH
N GAMBAR TINGKA RISIKO SOLUSI
O T
RISIKO
1 Rendah walaupun TK -
ini berada di
pinggir jalan
namun
dengan
adanya pagar
tinggi, dapat
membatasi
ruang main
anak sehingga
dapat
meminimalisi
r risiko
kecelakaan.
2 Rendah Tempat -
bermain anak
tentulah tidak
aman
sepenuhnya.
Dengan
pengawasan
dari guru, hal
tersebut dapat

27
dikontrol dan
diminimalisir.
3 Rendah Adanya keran -
air adalah
baik karena
selain sebagai
sarana untuk
beribadah,
juga dapat
mengajari
anak untuk
hidup sehat.
4 Rendah Ruang kelas -
yang baikpun
butuh
pengawasan
dari guru agar
mengontrol
kegiatan
anak-anak
guna
meminimalisi
r risiko
kecelakaan.
5 Sedang Tata letak Barang-
barang yang barang
ada di kelas tersebut
tidak sesuai disusun
dengan ruang dengan
gerak anak kreatif

28
yang aktif sehingga
dan luas tidak
sehingga membatasi
menimbulkan ruang anak.
risiko.
6 Sedang Rak yang ada Meletakkan
di kelas sudah tas di bagian
cukup baik. bawah
Namun, sehingga
dengan dapat
meletakkan meminimalis
tas di bagian ir risiko
atas jatuh.
mempersulit
anak-anak
untuk
meraihnya.
Hal ini
menimbulkan
risiko
kecelakaan.
7 Tinggi Arsip-arsip Dipindahkan
serta barang- ke dalam
barang yang gudang serta
seharusnya di jauhkan dari
gudang ada di jangkauan
damping anak-anak.
kelas. Hal ini
memungkink
an terjadinya

29
kecelakaan
tertimpa/jatuh
.

TKQ MADRASAH AL-MUSTAQIEM


N GAMBAR TINGKA RISIKO SOLUSI
O T RISIKO
1 Tinggi Adanya kaca Kaca yang
yang belah rusak
memiliki diganti.
resiko yang
lumayan
tinggi di
sekitar anak-
anak TK.
2 Rendah Di Ruang -
kelas, tak
banyak hal
bisa
dikategorika
n sebagai
risiko
kecelakaan.
Jadi ruang
kelas
umumnya
relative
aman.
3 Sedang Walaupun -
sudah berapa

30
di tempat
yang tidak
dapat
dijangkau
anak-anak.
Namun
instalasi
kabel listrik
tetap
memiliki
risiko.
4 Tinggi Barang yang Pindahkan
ditaruh dia barang
tas lemari yang ada
memiliki di atas ke
risiko jatuh. tempter
yang
semestinya
.
5 Rendah Adanya -
wastafel
mengajarkan
anak untuk
memiliki
gaya hidup
sehat.

6 Tinggi Tangga yang Pegangan


ada terlalu tangga
besar untuk disesuaika

31
anak-anak n dengan
TK sehingga tinggi
tingkat anak.
risiko
kecelakaan
yang dimiliki
semakin
tinggi.

Dari beberapa gambar diatas, dapat disimpulkan bahwa permasalahan dari setiap
sekolah rata-rata adalah permasalahan sampah, instalasi listrik, bagian bangunan
yang sudah tidak layak/rusak. Jenis kecelakaan yang mungkin terjadi dari paparan
diatas antara lain :
• Terjatuh
• Tertimpa benda
• Tertumbuk atau terkena benda-benda
• Terjepit oleh benda
• Gerakan-gerakan melebihi kemampuan
• Terkena arus listrik
Namun disini, dari beberapa sekolah yang telah dikunjungi, semua sekolah
memiliki satu masalah yang sama. Suatu bangunan hendaknya memiliki sign/
notasi untuk jalur evakuasi. Namun dari setiap sekolah yang dikunjungi, tak
satupun yang memiliki jalur evakuasi tersebut.
Dari setiap sekolah yang telah dikunjungi, ada bebrapa sekolah yang
memiliki masalah yang harus ditanggapi secara serius, yaitu SMP SUMATERA
40 dan TK CITRA.
 SMP SUMATRA 40
Sekolah ini merupakan bagian dari sekolah yang terintegritas, mulai dari
sekolah dasar, sekolah menengah pertama, hingga sekolah menengah atas.
Untu SMP Sumatra 40 sendiri terletak di anatara banguna-bangunan
sekolah lain.

32
(gambar : SMP Sumatra 40)

Dilihat dari paparan table di atas dapat diketahui bahwa banyak risiko
kecelakaan yang mungkin terjadi karena adanya kegiatan renovasi
sekolah. Sayangnya renovasi yang melibatkan kontruksi bangunan ini
tidak terlindung.

(gambar : keadaan lapangan dan jalan masuk SMP SUMATRA 40)

 TK CITRA

33
(gambar : halaman depan TK CITRA)

Letak instansi ini tidak strategis, karena berada di pinggir jalan


yang pasti berbahaya untuk keselamatan dan keamanan anak-anak.
Menurut pengurus dan guru-guru dari TK itu sendiri, selain menjadi
tempat belajar (TK), gedung ini juga menjadi gedung serba guna untuk
kegiatan-kegiatan masyarakat sekitar. Hal ini membuat gedung ini penuh
dengan barang-barang untuk keperluan kegiatan tersebut yang pastinya
tidak aman dan penuh risiko apabila digabung atau disatukan menjadi
tempat untuk kegaitan belajar mengajar.

(gambar : ruangan penuh barang yang disatukan dengan tempat bermain anak)

34
(gambar : ruangan penuh barang yang disatukan dengan tempat bermain anak)

dari semua sekolah yang telah diamati dan dianalisis, dapat dikemukakan bahwa
setiap sekolah belum memahami betul bagaimana seharusnya system manajemen
kesehatan dan keselamatan kerja (SMK3) diterapkan di bangunan sekolah.

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah melakukan observasi tentang penerapan K3 di beberapa sekolah, dapat


disimpulkan bahwa :
a. Masih banyak sekolah/intansi pendidikan yang masih belum memahami
apa itu K3.
b. Risiko dan bahaya yang mungkin terjadi di sekolah antara lain :

35
• Terjatuh
• Tertimpa benda
• Tertumbuk atau terkena benda-benda
• Terjepit oleh benda
• Gerakan-gerakan melebihi kemampuan
• Terkena arus listrik
c. Segala bahaya dan risiko yang ada di sekolah dapat ditanggulangi atau
dicegah dengan mengetahui terlebih dahulu apa itu K3 dan kemudian
adanya penerapan K3 itu sendiri oleh pihak terkait.
Oleh karena itu, adanya sosialisasi dari seluruh pihak terkait akan
sangat membantu proses pendidikan K3 di dalam instansi pendidikan.

B. Saran
1. Progam K3 dalam dunia pendidikan masih kurang diterapkan
dalam bangunan sekolah. Sehingga sebaiknya pihak sekolah lebih
peduli terhadap pentingnya kesehatan dan keselamatan dalam
dunia kerja.
2. Sosialisasi tentang SMK3(Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja) dirasa penting dilakukan oleh berbagai pihak
agar kecelakaan atau penyakit yang dialami oleh para peserta didik
maupun tenaga pendidik dapat diminimalisir.

DAFTAR PUSTAKA

Daryanto. 2010. Keselamatan Kerja Peralatan Bengkel dan Perawatan


Mesin. Bandung : ALFABETA, CV.
Heriana, Cecep. 2015. Manajemen pengolahan data kesehatan. Bandung :
PT Refika Aditama.
Herman, Nanang Dalil, et al. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan
Hukum Ketenagakerjaan. 2010.

36
Halawa, Michael Sulaiman. Makalah Kesehatan dan Keselamatan Kerja
(K3).16 Februari 2013.
http://michaelmank25.blogspot.co.id/2013/02/makalah-kesehatan-dan-
keselamatan-kerja.html

37

Anda mungkin juga menyukai