BRONKIAL
1. PENGERTIAN
Asma Bronkial adalah penyakit pernafasan obstruktif yang ditandai oleh spame akut
otot polos bronkiolus. Hal ini menyebabkan obsktrusi aliran udara dan penurunan ventilasi
alveolus. (Huddak & Gallo, 1997)
Asma bronchial adalah suatu penyakit dengan ciri meningkatnya respon trakea dan
bronkus terhadap berbagai rangsangan dengan manifestasi adanya penyempitan jalan nafas
yang luas dan derajatnya dapat berubah-ubah baik secara spontan maupun hasil dari
pengobatan ( The American Thoracic Society ).
2. KLASIFIKASI ASMA BRONKIAL
Klasifikasi Berdasarkan penyebabnya, asma bronkhial dapat diklasifikasikan menjadi 3
tipe, yaitu :
A. Ekstrinsik (alergik)
Ditandai dengan reaksi alergik yang disebabkan oleh faktor-faktor pencetus yang
spesifik, seperti debu, serbuk bunga, bulu binatang, obat-obatan (antibiotic dan aspirin)
dan spora jamur. Asma ekstrinsik sering dihubungkan dengan adanya suatu predisposisi
genetik terhadap alergi. Oleh karena itu jika ada faktor-faktor pencetus spesifik seperti
yang disebutkan di atas, maka akan terjadi serangan asma ekstrinsik.
B. Intrinsik (non alergik)
Ditandai dengan adanya reaksi non alergi yang bereaksi terhadap pencetus yang tidak
spesifik atau tidak diketahui, seperti udara dingin atau bisa juga disebabkan oleh adanya
infeksi saluran pernafasan dan emosi. Serangan asma ini menjadi lebih berat dan sering
sejalan dengan berlalunya waktu dan dapat berkembang menjadi bronkhitis kronik dan
emfisema. Beberapa pasien akan mengalami asma gabungan.
C. Asma gabungan
Bentuk asma yang paling umum. Asma ini mempunyai karakteristik dari bentuk alergik
dan non-alergik.
3. PENYEBAB
A. Faktor predisposisi
Genetik yang diturunkan adalah bakat alerginya, meskipun belum diketahui
bagaimana cara penurunannya yang jelas. Penderita dengan penyakit alerg biasanya
mempunyai keluarga dekat juga menderita penyakit alergi. Karena adanya bakat
alergi ini, penderita sangat mudah terkena penyakit asma bronkhial jika terpapar
dengan foktor pencetus. Selain itu hipersentifisitas saluran pernafasannya juga bisa
diturunkan.
B. Faktor presipitasi
1) Alergen
Alegen dapat dibagi menjadi 3 jenis, yaitu :
Inhalan yang masuk melalui pernapasan, seperti : debu, bulu binatang, serbuk
bunga, spora jamur, bakteri dan polusi.
Ingestan yang masuk melalui mulut, seperti : makanan dan obat-obatan
Kontaktan yang masuk melalui kontak dengan kulit, seperti : perhiasan, logam,
dan jam tangan
2) Perubahan cuaca
Cuaca lembab dan hawa pegunungan yang dingin sering mempengaruhi asma.
Atmosfir yang mendadak dingin merupakan faktor pemicu terjadinya serangan
asma. Kadang-kadang serangan berhubungan dengan musim, seperti: musim
hujan, musim kemarau, musim bunga. Hal ini berhubungan dengan arah angin
serbuk bunga dan debu.
3) Stress
Stress/ gangguan emosi dapat menjadi pencetus serangan asma, selain itu juga
bisa memperberat serangan asma yang sudah ada. Disamping gejala asma yang
timbul harus segera diobati penderita asma yang mengalami
stress/gangguanemosi perlu diberi nasehat untuk menyelesaikan masalah
pribadinya. Karena jika stressnya belum diatasi maka gejala asmanya belum bisa
diobati.
4) Lingkungan kerja
Mempunyai hubungan langsung dengan sebab terjadinya serangan asma. Hal ini
berkaitan dengan dimana dia bekerja. Misalnya orang yang bekerja di
laboratorium hewan, industri tekstil, pabrik asbes, polisi lalu lintas. Gejala ini
membaik pada waktu libur atau cuti.
5) Olahraga atau aktifitas jasmani yang berat
Sebagian besar penderita asma akan mendapat serangan jika melakukan aktifitas
jasmani atau aloh raga yang berat. Lari cepat paling mudah menimbulkan
serangan asma. Serangan asma karena aktifitas biasanya terjadi segera setelah
selesai aktifitas tersebut.
4. TANDA DAN GELAJA
Bising mengi (wheezing) yang terdengar dengan/tanpa stetoskop
Batuk produktif, sering pada malam hari
Nafas atau dada seperti tertekan, ekspirasi memanjang
5. PENGKAJIAN
1) Riwayat kesehatan yang lalu
Kaji riwayat pribadi atau keluarga tentang penyakit paru sebelumnya
Kaji riwayat reaksi alergi atau sensitifitas terhadap zat/ faktor lingkungan
Kaji riwayat pekerjaan pasien
2) Aktivitas
Ketidakmampuan melakukan aktivitas karena sulit bernapas
Adanya penurunan kemampuan/peningkatan kebutuhan bantuan melakukan
aktivitas sehari-hari
Duduk dengan posisi tegak : bersandar kedepa
3) Pernafasan
Perpanjangan ekspirasi mengi
Penggunaan otot-otot aksesori
Perpendekan periode inpirasi
Sesak nafas
Restraksi interkostral dan esternal
Krekels
Bunyi nafas : mengi, menurun, tidak terdengar
Batuk keras, kering : batuk produktif sulit
4) Sirkulasi
Adanya penurunan tekanan darah
Hipoksia
Diaforesis atau berkeringat.
Sianosis : area sirkumoral, dasar kuku
Pulsus paradoksus > 10 mm
5) Integritas
Peningkatan anseitas : takut menderita, takut mati
6) Asupan nutrisi
Ketidakmampuan untuk makan karena distress pernapasan.
Penurunan berat badan karena anoreksia.
7) Hubungan Sosial
Keterbatasan mobilitas fisik
Susah bicara atau bicara terbata-bata
Adanya ketergantungan pada orang lain.
8) Seksualitas
Penurunan libido
6. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Spirometri
Uji provokasi bronkus
Pemeriksaan sputum
Pemeriksaan cosinofit total
Uji kulit
Pemeriksaan kadar IgE total dan IgE spesifik dalam sputum
Foto dada Analisis gas darah
7. DIAGNOSIS DAN INTERVENSI
NOC DIAGNOSA NIC NOC
1 Tidak 1. Mempertahankan jalan nafas paten 1. Auskultasi bunyi nafas, catat
efektifnya dengan bunyi nafas bersih/jelas adanya bunyi nafas, mis;
bersihan jalan 2. Menunjukkan perilaku untuk mengi, krekels, ronki
nafas memperbaiki bersihan jalan nafas. Auskultasi suara nafas, catat
Tujuan : misal: batuk efektif dan adanya suara nafas tambahan
Bersihan jalan mengeluarkan sekret 2. Kaji/pantau frekuensi
nafas efektif pernafasan
3. Catat adanya/derajat
diespnea mis : gelisah,
ansietas, distress pernafasan,
penggunaan otot bantu
4. Kaji pasien untuk posisi
yang nyaman mis :
peninggian kepala tempat
tidur, duduk pada sandaran
tempat tidur
5. Pertahankan polusi
lingkungan minimum
6. Dorong/bantu latihan nafas
abdomen/bibir
7. Observasi karakteristik batuk
mis : menetap, batuk pendek,
basah
8. Tingkatkan masukan cairan
sampai 3000 ml/hr ss
toleransi jantung dan
memberikan air hangat,
anjurkan masukkan cairan
sebagai ganti makanan
9. Berikan obat sesuai indikasi
10. Awasi/buat grafik seri GDA,
nadi oksimetri, foto dada
2 Kerusakan 1. Menunjukkan perbaikan vertilasi dan 1. Kaji frekuensi, kedalaman
pertukaran gas oksigen jaringan adekuat dalam pernafasan, catat penggunaan
Tujuan : rentang normal dan bebas gejala otot aksesori, nafas bibir,
Pertukaran gas distres pernafasan ketidak mampuan
efektie dan 2. Berpartisipasi dalam program bicara/berbincang
adekuat pengobatan dalam tingkat 2. Tinggikan kepala tempat
kemampuan atau situasi tidur, pasien untuk memilih
posisi yang mudah untuk
bernafas, dorong nafas dalam
perlahan / nafas bibir sesuai
kebutuhan / toleransi
individu
3. Dorong mengeluarkan
sputum : penguapan bila
diindikasikan
4. Auskultasi bunyi nafas, catat
area penurunan aliran udara
dan / bunyi tambahan
8. EVALUASI
DAFTAR PUSTAKA
https://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=2&ved=0ahUKEwi
_6ei9l8PWAhUISY8KHdnpBYwQFggsMAE&url=http%3A%2F%2Flibrary.usu.ac.id%2Fd
ownload%2Ffk%2Fkeperawatan-
dudut2.pdf&usg=AFQjCNHzI0jFd6OFxWRtGoBzmBff0Yf-HA
https://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=3&ved=0ahUKEwi
_6ei9l8PWAhUISY8KHdnpBYwQFgg2MAI&url=http%3A%2F%2Fwww.stikeskusumahus
ada.ac.id%2Fimages%2Ffile%2F40.pdf&usg=AFQjCNEle2feXIyrC394upPUiBAPjdI1TA