Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH KEPERAWATAN MATERNITAS II

PENYAKIT JANTUNG PADA KEHAMILAN

Dosen Pembimbing :
Dr. Esti Yunitasari, S.Kep.,Ns. M.Kep

Disusun Oleh :
SGD 2 A2 2016

1. Soura Kristiani Tarigan (131611133059)


2. Nahdiya Rosa Ahmari (131611133065)
3. Silvia Farhanidiah (131611133072)
4. Asih Parama Anindhia (131611133075)
5. Fatatin Nazhifah (131611133089)
6. Laila Mufida (131611133095)
7. Maratus Sholihah R. (131611133096)

S1 PENDIDIKAN NERS
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS AIRLANGGASURABAYA
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah “Penyakit Jantung
Pada Kehamilan” ini tepat waktu. Meskipun banyak hambatan yang kami alami dalam proses
pengerjannya.
Atas dukungan moral dan materil yang diberikan dalam penyusunan makalah ini,
makapenulis menyampaikan terima kasih kepada :
1. Dr. Esti Yunitasari, S.Kep.,Ns. M.Kep selaku dosen pembimbing mata kuliah Keperawatan
Maternitas di Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga, yang memberikan bimbingan
dan saran.
2. Teman-teman kelas A2 Program Studi S1 Pendidikan Ners Fakultas Keperawatan
Universitas Airlangga, yang memberikan kontribusi baik secara langsung maupun tidak
langsung.
3. Kedua orang tua yang selalu memberikan doa dan dukungannya kepada penulis.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun dari rekan-rekan sangat kami butuhkan demi
penyempurnaan makalah ini.
Kami berharap agar makalah ini dapat menjadi sesuatu yang bermanfaat bagi kita
semua. Semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan bagi pembaca.

Surabaya, 27 Agustus 2018

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR …………………………………………………………………….. i


DAFTAR ISI……………………………………………………………………………….. ii
BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………………………………..1
1.1 LATAR BELAKANG..................................................................................................1
1.2 RUMUSAN MASALAH.............................................................................................1
1.3 TUJUAN......................................................................................................................1
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ………………………………………………………………2
2.1 KONSEP PENYAKIT JANTUNG PADA KEHAMILAN..........................................2
2.2 KARDIOMIOATI HIPERTROFI................................................................................3
2.2.1 Definisi..................................................................................................................3
2.2.2 Etiologi..................................................................................................................3
2.2.3 Manifestasi Klinis.................................................................................................3
2.2.4 Patofisiologi..........................................................................................................4
2.2.5 Pendekatan Diagnostik..........................................................................................5
2.2.6 Pemeriksaan Penjunjang.......................................................................................5
2.2.7 Penatalaksanaan dan terapi...................................................................................5
2.2.8 Prediktor penderita HCM dengan risiko tinggi.....................................................6
2.3 KARDIOMIOPATI PERIPARTUM IDIOPATI...........................................................6
2.3.1 Definisi.................................................................................................................6
2.3.2 Etiologi.................................................................................................................6
2.3.3 Patofisiologi.........................................................................................................7
2.3.4 Manifestasi Klinis................................................................................................8
2.4 ASUHAN KEPERAWATAN......................................................................................9
2.4.1 Pengkajian............................................................................................................9
2.4.2 Diagnosa Keperawatan......................................................................................10
2.4.3 Intervensi Keperawatan....................................................................................10
BAB 3 PENUTUP...................................................................................................................14
3.1 KESIMPULAN.........................................................................................................14
3.2 SARAN.....................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................15

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Kehamilan merupakan suatu keadaan istimewa bagi pasangan suami istri. Kejadian
tersebut merupakan proses biologis yang dialami oleh seorang wanita setelah terjadinya
fertilisasi ovum oleh sperma. Namun keadaan ini juga membawa perubahan fisiologis
pada ibu yang menyebabkan terganggunya beberapa fungsi pada organ ibu akibat
perubahan hormon secara drastis dan menyebabkan ibu hamil rentan mengalami gangguan
kesehatan. Banyak masalah kesehatan yang timbul akibat kehamilan salah satunya adalah
masalah jantung yang dapat merupakan penyakit yang timbul akibat kehamilan maupun
memburuknya prognosis penyakit akibat kehamilan.
Penyakit jantung mempengaruhi kehamilan sebanyak 1%. Namun, dengan angka
kematian mencapai 10-25% walaupun telah ada penangan penyakit kardiovaskuler
maternal pada zaman sekarang. Meskipun prevalensinya hanya 1% namun gejala seperti
sesak napas, bising ejeksi sistolik yang merupakan gejala pada penyakit kardiovaskuler
ditemukan sekitar 90% dari populasi kehamilan.
Gangguan jantung pada kehamilan diakibatkan oleh peningkatan volume sirkulasi
darah. Hal tersebut terjadi khususnya pada trimester kedua dimana volume sirkulasi darah
meningkat sebanyak 50-70% dari pada wanita tidak hamil. Peningkatan sirkulasi
mengakibatkan meningkatnya cardiac output dan menimbulkan berbagai masalah yang
berkaitan dengan kardiovaskuler.
Diagnosis dini pada kelainan kardiovaskuler dapat menurunkan resiko prognosis
penyakit yang buruk. Dari diagnosis yang dilakukan dapat ditentukan langkah pengobatan
serta diet yang harus dilakukan oleh ibu, sehingga dapat menekan resiko pada ibu hamil.

1.2 RUMUSAN MASALAH


a. Apakah penyakit jantung pada kehamilan?
b. Apakah penyakit kardiomiopati?
c. Bagaimana penerapan asuhan keperawatan penyakit jantung pada kehamilan?

1.3 TUJUAN
a. Mengetahui konsep dan ragam penyakit jantung pada kehamilan
b. Mengetahui penyakit kardiomiopati beserta klasifikasinya
c. Mengetahui asuhan keperawatan penyakit jantung pada kehamilan

1
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 KONSEP PENYAKIT JANTUNG PADA KEHAMILAN


Kehamilan dengan penyakit jantung selalu saling berhubungan, karena kehamilan
dapat memperberat penyakit jantung yang diderita. Dan penyakit jantung dapat
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan janin dalam Rahim. Jantung yang normal
dapat menyesuaikan diri terhadap segala perubahan system jantung dan pembuluh darah
yang disebabkan oleh kehamilan, yaitu dorongan diafragma oleh besarnya janin yang
dikandugnya sehingga dapat mengubah posisi jantung dan pembuluh darah sehingga
terjadi perubahan dari kerja jantung. Hal lain yang dapat mempengaruhi penyakit jantung
pada kehamilan diantaranya (Manuaba, Ida Bagus Gde, 1998):
a. Pengaruh peningkatan hormone dalam tubuh
b. Terjadi haemodelusi darah dengan puncaknya pada kehamilan usia 28-32
minggu
c. Kebutuhan janin untuk pertumbuhan dan perkembangan dalam Rahim
d. Kembalinya darah sehingga plasenta lahir karena kontraksi Rahim dan
terhentinya peredaran darah plasenta
e. Saat post partum sering terjadi infeksi

Klasifikasi penyakit jantung pada kehamilan menurut Fungsional New York


Association dibagi menjadi 4, antara lain:
a. Kelas 1 : Penderita tidak terbatas dalam kegiatan fisik. Kegiatan fisik
biasa sehari-hari tidak menimbulkan dispneu atau kelelahan
b. Kelas 2 : Penderita disertai sedikit terbatas aktivitas fisiknya. Saat
istirahat tidak ada keluhan. Aktivitas biasa sehari-hari menimbulkan dispneu
atau kelelahan
c. Kelas 3 : Penderita terbatas dalam kegiatan fisiknya secara nyata.
Aktivitas fisik yang lebih ringan dari aktivitas sehari-hari sudah menimbulkan
dispneu atau kelelahan
d. Kelas 4 : Penderita tidak mampu melakukan setiap aktivitas fisik tanpa
menimbulkan keluhan gejala-gejala gagal jantung bahkan mungkin sudah
Nampak saat istirahat. Setiap aktivitas fisik akan menambah beratnya keluhan.

Penyakit jantung pada kehamilan meliputi:


a. Kardiomiopati Hipertrofi
b. Kardiomiopati Peripartum Idiopati
c. Gagal Jantung
d. Tekanan Darah Tinggi

2
2.2 KARDIOMIOATI HIPERTROFI
2.2.1 Definisi
Kardiomiopati hipertrofik (Hypertrophic Cardiomyopathy) merupakan
penyakit primer yang diklasifikasikan dengan berbasis pada kelaianan dan fungsi
struktur. (Lobak, 2004)
Penyakit jantung yang ditandai dengan penebalan -tetapi tidak melebar-
ventrikel kiri, tanpa dijumpai adanya penyakit jantung lain atau kondisi sistemik
yang dapat menyebabkan penebalan otot ventrikel. (Himpunan Dokter Spesialis
Kardiovaskular Indonesia, 2016)
Kardiomiopeti hpertrofik merupakan kardiomiopati dengan ciri yang dominan
adalah terjadinya hipertrofi otot jantung (Lilly, 2011)
Gambaran mikroskopis yang penting pada kelainan ini adalah terjadinya
hipertrofik miokardium yang ekstensif yang jarang dijumpai pada kelainan lain
dengan diameter transversal miokardium >40 mikrometer dimana nilai normalnya
adalah kurang lebih 15 mikrometer dan terjadi miofiber disarray yaitu susunan
miokardium yang berubah antara lain miosit terlihat sendiri-sendiri dan sususnan
yang tidak teratur, serta terjadinya finrosis interstitial dan fibrosis pengganti
arongan yang rusak.

2.2.2 Etiologi
Etiologinya adalah kelainan genetic dengan pola penurunan autosomal
dominan. (Lily, 2011)

2.2.3 Manifestasi Klinis


Kardiomiopati hipertrofi ditandai dengan adanya hipertrofi ventrikel kiri tanpa
diikuti dilatasi ruang ventrikel kiri dan juga tidak disebabkan tekanan yang
meningkat karena peningkatan resistensi sistemik kronis (contoh bukan karena
hipertensi ataupun stenosis aorta). Hipertrofi ventrikel kiri yang terjadi dapat
bersifat asimetrik yaitu penebalan septum ventrikel tidak proporsional dengan
penebalan dinding ventrikel kiri dengan rasio leboh dari 1:3. Gejala yang terjaadi
pada ibu hamil dengan gangguan kardiopati hipertrofik antara lain angina, pusing,
sinkop, aritmia ventricular, gallop S3, kardiomegalli ringan, sesak, sakit dada,
pingsan, sudden death.

3
2.2.4 Patofisiologi
Gejala klinis pada kardiohipertrofi disebabkan karena adanya penurunan fungsi
diastolic dan juga karena ada atau tidaknya sumbatan intermitten aliran keluar saat
sistolik.
a. Kardiomiopati hipertrofi tanpa sumbatan aliran sistolik
Di ventrikel kiri terjadi hipertrofi sekaligus kekakuan dan gangguan
relaksasi.Gangguan relaksasi yang menurun pada ventrikel kiri menyebabkan
peningkatan tekanan ventrikel kiri yang akan dialirkan ke belakang sehingga
mengakibatkan peningkatan tekanan atrium, vena pulmonalis, dan kapiler
pulmonal. Peningkatan tekanan pada vena pulmonal dan kapiler pulmonal
inilah yang menyebabkan gejala dispnea pada penderita kardiomiopati
hipertrofi. Jantung yang hipertrofi menyebabkan angina peningkatan
kebutuhan oksigen oleh miokardium. Jantung hipertrofi serta adanya miosit
disarry rentan terhadap timbutnya aritmia malignan.
b. Kardiomiopati hipertrofi dengan sumbatan aliran sistolik
Mekanisme sumbatan intermiten aliran sistolik disebabkan oleh gerakan
abnormal dari katup mitral anterior yang lokasinya dekat dengan posisi
penebalan septum ventrikel. Pada saat ventrikel berkontraksi, ejeksi darah ke
katup aorta lebih cepat dari biasanya karena harus mengalir melalui jalur yang
sudah menyempit. Aliran darah menyebabkan tekanan pada katup mitral
sehingga secara abnormal mendorong katup mitral kea rah septum, akibatnya
ketup mitral mendekat septum ventrikel kiri yang hipertrofik dan menutup
sementara aliran darah ke aorta. Katup mitral bagian anterior tidak dapat
menutup sempurna saat sistolik sehingga terjadi regurgutas katup mitral.
Angina disebabkan oleh hipertrofi otot jantung ditambah dengan peningkatan
kerja ventrikel kiri karena harus melawan sumbatan sistolik. Dispnea terjadi
karena adanya regurgitasi mitral. Kegagalan meningkatnya curah jantung
terjadi saat berolahraga.
HCM dihubungkan dengan kematian mendadak, tidak berhubungan dengan
status fungsional. HCM dapat diresipitasi oleh stress fisik atau emosi. Iskemia
miokardia yang merupakan akibat stress dapat meningkatkan fibrilasi ventricular.
Pada gangguan ini, jaringan otot dinding jantung dan septum mengalami
hipertrofi, meninggalkan suatu struktur yang lebih kecil. HCM biasanya
asimtomatik sampai masa remaja lanjut atau masa dewasa dini atau lebih jarang
lagi pada usia tengah baya. (Lobak, 2004)

4
2.2.5 Pendekatan Diagnostik
a. Anamnesis
Lekas lelah, sesak napas, orthopnoea, paroxysmal nocturnal dyspnoe, nyeri
dada, pingsan, rasa melayang
b. Pemeriksaan fisik
Murmus sistolik ejeksi di area LSB. Murmur sistolik di area mitral.
c. Radiologi
Tidak ada tanda khas. Tidak ada penyakit jantung lain, kelaian katup atau
penyakit sistemik yang dapa menyebabkan penebalan ventrikel kiri.
d. EKG
Abnormalitas segmen ST dan gelombang T.
e. Ekokardiografi
Menunjukkan penebalan otot ventrikel kiri (LVH). Disfungsi diastolic tapi
fungsi sitolik normal.

2.2.6 Pemeriksaan Penjunjang


a. Foto polos dada
b. Elektrokardiografi
c. Ekokardiografi
d. Biopsimiokardium

2.2.7 Penatalaksanaan dan terapi


a. Medikal
Menangani gejala dengan pengobatan inotropic negative, obat pilihan seperti
beta bloker, propanolol (Inderal), suatu penyekat beta, diberikan bila gejala
muncul. (Cunningham, dkk, 1993), biosoprolol 5-10 mg, atenolol 50-100 mg,
metoprolol 50-100 mg, varaparmil 40-80 mg, warfarin atau coumarine (bila
disertai vibrilasi atrium), alcohol septal ablation, dan hindari keadaan
hipovolemik atau yang membuat hiperkinetik.
b. Intervensi
Pacu jantung permanen. Implanr defibrillator kardioversi. Ablasi alcohol di
septum ventrikel.
c. Pembedahan
Subaortic miotomi, reseksi basal septum. Koreksi katup mitral (kalua ada MR).
Transplantasi jantung.
d. Edukasi
Edukasi kepatuhan pengobatan, edukasi retriksi cairan dan garam, edukasi diet
seimbang, edukasi pengetahuan penyebab kekambuhan, edukasi pengaturan
dosisi diuretic, edukasi latihan fisik yang aman dan bermanfaat.

2.2.8 Prediktor penderita HCM dengan risiko tinggi


a. Riwayat cardiac arrest

5
b. Ventrikel takikardi
c. Riwayat keluarga dengan sudden death
d. LVOT gradienr >50 mmHg
e. Tebal dinding LV >20 mm
f. Dilatasi LA >45mm
g. Respons hipotensi saat aktivitas

2.3 KARDIOMIOPATI PERIPARTUM IDIOPATI


2.3.1 Definisi
Definisi dari kardiomiopati peripartum tersebut sebagai salah satu bentuk
kardiomiopati dilatasi dengan tanda-tanda gagal jantung pada bulan terakhir
kehamilan atau dalam 5 bulan pasca melahirkan.
Kardiomiopati peripartum adalah penyakit miokardium idiopatik yang terjadi
pertama kali pada trimester III kehamilan atau 5 bulan setelah melahirkan. Criteria
kardiomiopati peripartum adalah :
a. Terjadi pertama kali antara trimester III kehamilan sampai 5 bulan pertama
setelah melahirkan
b. Etiologi tidak dapat ditemukan
c. Tidak pernah menderita penyakit jantung sebelumnya.

2.3.2 Etiologi
Kardiomiopati peripartum merupakan salah satu bentuk dari penyakit
miokardial primer idiopatik yang berhubungan dengan kehamilan. Meskipun
beberapa kemungkinan mekanisme etiologi dari penyakit tersebut yang
diperkirakan selama ini, tetapi tidak satupun yang dapat menjelaskan dengan pasti.
Beberapa kejadian yang diperkirakan dapat menjadi penyebab ataupun
mekanisme kardiomiopati peripartum, adalah :
a. Miokarditis
Melvin dkk pernah membuktikan adanya miokarditis dari biopsi
endomiokardial pada pasien dengan kardiomiopati peripartum. Dikatakan
bahwa hipotesis menurunnya sistem imnunitas selama hamil, dapat
meningkatkan replikasi virus dan kemungkinan untuk terjadinya miokarditis
akan meningkat.
b. Infeksi viral yang bersifat kardiotropik
c. Apoptosis dan inflamasi
d. Respon abnormal hemodinamik pada kehamilan : perubahan hemodinamik
selama kehamilan dengan meningkatnya volume darah dan curah jantung serta
6
menurunnya afterload, sehingga respon dari ventrikel kiri untuk penyesuaian
menyebabkan terjadinya hipertrofi sesaat.
e. Factor-faktor penyebab lain : efek tokolisis yang lama, kardiomiopati dilatasi
idiopatik, abnormalitas dari relaxine, defisiensi selenium dll

Wanita yang beresiko. Sedangkan factor-faktor resiko yang dapat


menyebabkan seorang wanita mengalami kardiomiopati peripartum, diantaranya
adalah; multiparitas, usia maternal yang lanjut (walaupun penyakit ini dapat
mengenai semua usia, insidensi akan meningkat pada wanita berusia > 30 tahun),
kehamilan multifetal, pre-eklamsia, hipertensi gestasional dan ras Afrika Amerika.

2.3.3 Patofisiologi
Peripartum kardiomiopati adalah salah satu bentuk kardiomiopati dilatasi.
Masalah yang mendasar adalah menghilangnya kontraktilitas miokardium, yang
ditandai dengan menghilangnya kemampuan sistolik jantung. Kardiomiopati
dilatasi menyebabkan penurunan fraksi ejeksi, peningkatan volume end-diastolik,
dan volume residual, penurunan volume sekuncup ventrikel, serta gagal
biventrikel.
Sekitar setengah kasus, etiologi kardiomiopati dilatasi adalah idiopatik, tetapi
kemungkinan besar kelainan ini merupakan hasil akhir dari kerusakan miokard
akibat produksi berbagai macam toksin, zat metabolit, atau infeksi. Kerusakan
akibat infeksi viral akut pada miokard yang akhirnya mengakibatkan terjadi
kardiomiopati dilatasi ini terjadi melalui mekanisme imunologis. Pada
kardiomiopati dilatasi yang disebabkan oleh penggunaan alkohol, kehamilan (pada
3-4 bulan pertama), penyakit tiroid, penggunaan kokain dan keadaan takikardia
kronik yang tidak terkontrol, dikatakan kardiomiopati tersebut bersifat reversibel.
Obesitas akan meningkatkan risiko terjadinya gagal jantung, sebagaimana juga
gejala sleep apnea.
Kardiomiopati dilatasi dapat juga diakibatkan oleh konsekuensi lanjut infeksi
virus, bakteri, parasit atau proses autoimun. Respon inflamasi dan autoimun
termasuk pelepasan sitokin dan interleukin yang menghasilkan terjadinya
miokarditis dan fungsi kontraktil. Jenis ini diklasifikasikan ke dalam
“inflammatory cardiomyopathy” oleh WHO.
Penyakit ini bersifat genetik heterogen tetapi kebanyakan transmisinya secara
autosomal dominan, walaupun dapat pula secara autosomal resesif dan diturunkan

7
secara x-linked. Sampai saat ini belum diketahui bagaimana seseorang akan
memiliki predisposisi kardiomiopati dilatasi apabila tidak diketahui riwayat
kejadian penyakit ini dalam keluarganya.

Gambar 8. Perbandingan jantung normal (kiri), kardiomiopati hipertrofik (tengah) dan kardiomiopati dilatasi (kanan).

2.3.4 Manifestasi Klinis


Kriteria untuk diagnosis peripartum kardiomiopati ditegakkan oleh Demakis et
al pada tahun 1971. Gagal jantung harus bermanifestasi dalam bulan-
bulan terakhir kehamilan atau dalam waktu 5 bulan sebelum melahirkan dan
ditemukan penyebab lain gagal jantung.
Kriteria diagnostik untuk peripartum kardiomiopati;
a. Ditemukan disfungsi ventrikel kiri (yakni, fraksi ejeksi ventrikel kiri <45%).
b. Gejala gagal jantung bermanifestasi dalam bulan-bulan terakhir kehamilan atau
dalam waktu 5 bulan sebelum melahirkan.
c. Tidak ditemukan penyebab lain untuk gagal jantung.

Peripartum kardiomiopati bermanifestasi dengan gejala-gejala dyspnea,


orthopnea, dispnea paroksismal nokturnal, batuk, nyeri dada, anorexia, fatigue
dan.edema pedis. Pasien dengan peripartum kardiomiopati adalah mirip
dengan pasien lain dengan disfungsi sistolik ventrikel kiri. Gejala-gejala umum
terdiri dari distensi vena di leher, takikardi, takipneu, hepatomegali, hepatojugular
refluks, asites, edema perifer, terjadinya perubahan status mental dan
tromboemboli jantung. Gejala kardiak terdiri dari adanya irama gallop, murmur
regurgitasi mitral, loud P2 dan rales.
8
Dokter haruslah berhati-hati mendiagnosis kardiomiopati peripartum dan
menolak diagnosis-diagnosis yang lain. Selama kehamilan terdapat banyak
perubahan fisiologis yang dapat menyerupai gagal jantung. Pada
trimester pertama terjadi peningkatan volume
darah, yang dapat menyebabkan distensi vena jugularis. Pada bulan-bulan terakhir
kehamilan normal sering ditemukan edema pedis. Dyspneu dan fatigue juga gejala
sering pada kehamilan normal. Perubahan fisiologis normal ini dapat membuka
kedok penyakit jantung subklinis atau kompensasi untukpertama kalinya.
Misalnya jika status cairan pasien meningkat, penyakit jantung valvular
asimptomatis dapat menjadi simptomatis untuk pertama kalinya.

2.4 ASUHAN KEPERAWATAN


2.4.1 Pengkajian
a. Data Demografi
b. Pemeriksaan Fisik
 Nutrisi
Gejala : Kehilangan nafsu makan, mual/muntah, penambahan BB,
pembengkakakn ekstremitas bawah, diet tinggi garam dan penggunaan
diuretik
 Pernafasan
Gejala : Dispnea saat aktivitas, batuk dengan/tanpa sputum, riwayat
penyakit kronis, penggunaan bantuan pernafasan.
 Sirkulasi
Gejala : Riwayat HT, IM baru/akut, GJK sebelumnya, penyakit jantung,
bedah jantung. Endokarditis, anemia, syok septic, bengkak pada kaki,
telapak kaki, abdomen.
 Neurosensori
Gejala : Kelemahan, episode pingsan.
 Eliminasi
Gejala : Penurunan berkemih, urin berwarna gelap, berkemih malam hari
(nokturia), diare/konstipasi.
 Hygiene
Gejala : Kelelahan selama aktivitas perawatan diri
 Aktivitas/Istirahat
Gejala : Keletihan/kelelahan terus menerus sepanjang hari, insomnia, nyeri
dada, dispnea pada saat istirahat.

2.4.2 Diagnosa Keperawatan


a. Penurunan curah jantung b/d gangguan irama jantung, stroke volume,
preload dan afterload, kontraktilitas jantung.
9
b. Kelebihan Volume Cairan b/d penurunan curah jantung/ meningkatnya
produksi ADH dan retensi natrium
c. Intoleransi aktivitas b/d immobilisasi, ketidakseimbangan suplai O2
dengan keburuhan, kelemahan umum.

10
2.4.3 Intervensi Keperawatan

11
NO Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Rasional
Keperawatan
1. Penurunan curah Tujuan: Mandiri:
Curah jantung tidak Auskultasi nadi Biasanya terjadi
jantung b/d
menurun setelah apikal, kaji takikardi untuk
gangguan irama
dilakukan perawatan frekuensi dan mengkompensasi
jantung, stroke
2x24 jam dengan irama jantung penurunan
volume, preload
Kriteria Hasil:
kontraktilitas
dan afterload, a. Tanda Vital dalam
ventrikuler
kontraktilitas rentang normal
b. Dapat Catat bunyi Indikator klinis
jantung.
mentoleransi jantung, palpasi dari keadequatan
aktivitas/ tidak nadi perifer, curah jantung
ada kelelahan pantau tekanan
c. Tidak ada
darah tiap 1
penurunan
jam
kesadaran
Kaji kulit Pucat indikasi
d. Tidak ada edema
terhadap pucat, penurunan
paru, perifer, dan
dan sianosis. perfusi ferifer,
tidak ada asites
cyanosis karena
kongseti vena
Tinggikan kaki
dengan Menurunkan
mengganjal stasis vena dan
bagian tumit dapat
kaki dengan menurunkan
bantal/gulungan insidentrombus /
kai pembentukan
embolus
Tingkatkan/ Menurunkan
dorong tirah volume darah
baring dengan yang kembali ke
kepala jantung yang
ditinggikan 45◦ memungkinkan
oksigenasi,
menurunkan
dispneu dan
regangan jantung

12 Kolaborasi: Meningkatkan
Berikan sediaan okesigen
oksigen sesuai untuk kebutuhan
BAB 3
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Penyakit jantung merupakan penyebab utama kematian maternal. Karena setiap
kehamilan mempengaruhi system kardiovaskuler ibu. Jantung normal dapat
mengompensasikan peningkatan beban kerja sehingga kehamilan dan kelahiran bayi
ditoleransi dengan baik. Selain itu, jantung yang normal dapat menyesuaikan diri terhadap
segala perubahan system jantung dan pembuluh darah yang disebabkan oleh kehamilan ,
yaitu dorongan dafragma oleh besarnya janin yang dikandungnya sehingga dapat
mengubah posisi jantung dan pembuluh darah sehingga terjadi perubahan dari kerja
jantung. Namun apabila hal ini tidak ditoleransi dengan baik. Kegagalan jantung dapat
terjadi. Penyakit jantung dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan janin
dalam rahim. Etiologi kelainan jantung dapat berupa kelainan primer dan sekunder.
Mengetahui tanda dan gejala yang memicu terjadinya penyakit jantung pada ibu hamil
sangatlah penting dalam menentukan asuhan dan diagnosa yang tepat dalam
menanggulangi penyakit jantung. Selain hal itu, pemerikasaan penunjang lewat
ekokardiografi, juga penting untuk mengetahui kelainan irama dan gangguan konduksi.
Pemeriksaan radiologi untuk mengetahui dehidrasi dalam kehamilan. Intervensi
keperawatan dapat dilskukan dengan cara mandiri dan kolaborasi, hal ini penting
dilakukan guna meningkatkan kesehatan pasien. Penanganan yang tepat dapat
mengurangi kecemasan dan mempermudah penyembuhan pasien.

3.2 SARAN
Sebaiknya dalam menanggulangi penyakit jantung pada ibu hamil, ketrampilan
interpersonal, intelektual, teknikal, sangat penting dilakukan dengan cermat dan efisien
pada situasi yang tepat. Selain itu keamanan dan kenyamanan fisik serta psikologis dari
pasien harus dilindungi dengan baik guna mengurangi tingkat kecemasan dari pasien serta
meminimalkan stressor dan memaksimalkan fungsi jantung. Tentunya juga akan
mengurangi angka kematian pada bayi dan ibu hamil di negara Indonesia.

13
DAFTAR PUSTAKA

Bobak, Lowdermilk, Jensen. 2004. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Jakarta : EGC.
Departemen Kardiologi dan Kedokteran Vaskular Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia. -. Kuliah S1 Kardiomiopati.
Doenges, Marilynn E. 2001. Rencana Perawatan Maternal / Bayi : Pedoman untuk
Perencanaan dan Dokumentasi Perawatan Klien. Jakarta : EGC.
Himpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia. 2016. Panduan Praktik Klinis (PPK)
dan Clinical Pathway (CP) Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah. Jakarta : PERKI.
William. - . Patofisiologi dan Patogenesis Kardiomoipati. Jakarta : FK UKRIDA

14

Anda mungkin juga menyukai