Anak bukan merupakan suatu miniatur orang dewasa yang telah berkembang baik tingkat kematangan fisik maupun psikis. Anak juga begitu bergantung dengan orang dewasa dan lingkungan sehingga mereka membutukan lingkungan yang dapat membantu perkembangan adaptasi dan belajar mandiri (Supartini, 2014). Kemampuan adaptasi yang terbatas membuat waktu yang mereka butuhkan untuk menyesuaikan dengan lingkungan baru menjadi lebih lama, terlebih lagi apabila lingkungan tersebut merupakan hal yang menggambarkan kesakitan seperti rumah sakit. Anak merupakan populasi yang rentan akan trauma. Untuk itu komunikasi memegang peran penting untuk mengurangi hal-hal negatif yang ditumbulakan saat proses adaptasi pada anak. Anak mendapat bagian yang cukup besar dalam jumlah total pasien rawat inap di rumah sakit. Berdasarkan penelitian Muchlastriningsih pada tahun 2005 dalam buku Hidayat 2008 bahwa 60,28% merupakan anak-anak. Pada penelitian lain yang dilakukan Sumaryoko dan Purwadari (2010) terdapat kurang lebih 35 dari 1000 anak mengalami hospitalisasi. Pada saat ini kondisi yang lebih serius harus dihadapi anak-anak. Tingkatan penyakit yang mereka alami juga meningkatkan dampak yang ditimbulkan dari lingkungan di rumah sakit. Proses adaptasi dengan lingkungan baru, proses pengobatan, perpisahan, penyesuaian dengan orang baru, pengalaman bergaul dengan teman-teman yang sakit menjadi tantangan tersendiri yang harus dijalani anak-anak. Komunikasi menjadi kunci penting dalam meminimalisir trauma yang ditimbulkan di rumah sakit. Anak-anak memerlukan perlakuan khusus karena sistem koping mereka belum berkembang secara sempurna. Tindakan yang diberikan tidak boleh meningkatkan tingkat stres mereka. Tenaga kesehatan juga dituntut untuk menimbulkan hubungan saling percaya pada anak-anak. Selain itu melibatkan keluarga dalam setiap tindakan juga menjadi salah satu cara yang mampu mengurangi stres pada anak. 1.2 Rumusan Masalah 1. Bagaimana metode komunikasi yang baik terhadap anak-anak? 2. Apa saja jenis dan tingkatan nyeri pada anak? 3. Bagaimana respon nyeri pada setiap fase perkembangan anak? 4. Apakah metode manajemen nyeri yang dapat diterapkan pada anak-anak?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Meningkatkan pengetahuan yang berhubungan dengan metode komuikasi yang baik terhadap anak-anak. 2. Dapat menilai jenis dan tingkatan nyeri pada anak. 3. Membandingkan respon nyeri pada setiap fase perkembangan anak 4. Dapat menerapkan metode manajemen nyeri pada anak- anak.
1.4 Manfaat Penulisan
1. Mengetahui metode komuikasi yang baik terhadap anak-anak. 2. Mengetahui jenis dan tingkatan nyeri pada anak. 3. Mengetahui respon nyeri pada setiap fase perkembangan anak 4. Mengetahui metode manajemen nyeri yang dapat diterapkan pada anak- anak.