Panduan K3-Ok
Panduan K3-Ok
DEFINISI
Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah salah satu bentuk upaya untuk
menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari pencemaran lingkungan, sehingga dapat
mengurangi dan atau bebas dari kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang pada akhirnya
dapat meningkatkan pelayanan mutu dan keselamatan pegawai maupun pasien dan keluarga
pasien.
Kecelakaan kerja tidak saja menimbulkan korban jiwa maupun kerugian materi bagi pekerja dan
rumah sakit, tetapi juga dapat mengganggu pelayanan mutu secara menyeluruh, yang pada
akhirnya akan berdampak pada pasien maupun terhadap pegawai.
Kemungkinan bahaya tersebut di antaranya adalah akibat adanya bahan-bahan kimia yang
bersifat karsinogenik (dapat menyebabkan kanker) baik karena uapnya atau karena paparan
bahan tertentu di kulit, bahaya kebakaran, bahaya keracunan, serta pontensi bahaya lainnya. Di
samping hal itu orang yang bekerja di laboratorium (analis, dan lainnya) dihadapkan pada
pekerjaan dengan resiko yang besar, yang disebabkan karena dalam setiap pengerjaan sampel
pasien digunakan:
Untuk menghindari terjadinya kecelakaan kerja, para pegawai hendaknya menggunakan alat
pelindung diri (APD) sesuai prosedur.
Untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja akibat kesalahan cara dan prosedur melakukan
pekerjaan, maka perlu diadakan tata tertib laboratorium dan panduan kegiatan laboratorium yang
jelas. Untuk mencegah terjadinya kerusakan alat-alat laboratorium akibat kesalahan
pengoperasian alat-alat maka manual penggunaan alat dan penuntun percobaan, harus selalu
tersedia bagi setiap staf yang akan menggunakan alat-alat itu.
1
Jadi pada dasarnya prinsip untuk membuat suatu laboratorium bebas dan aman dari kecelakaan
(accident free operation), yaitu:
1. Semua kecelakaan sekecil apapun yang mungkin terjadi, harus dapat dicegah sedini
mungkin.
2. Lingkungan kerja termasuk bangunan, alat, sistem, dan sarana laboratorium harus diatur
sedemikian rupa sehingga tidak akan menimbulkan bahaya kecelakaan.
3. Setiap personal yang bekerja di laboratorium harus dilatih agar membiasakan diri bekerja
secara aman, bersih dan disiplin.
BAB II
RUANG LINGKUP
2
4. Prosedur penanganan limbah berbahaya:
Limbah laboratorium adalah buangan dari kegiatan laboratorium dalam bentuk limbah
cair, padat dan gas. Limbah laboratorium dibagi menjadi tiga yaitu limbah umum,
limbah khusus padat dan limbah khusus cair.
a. Limbah umum adalah limbah yang berasal dari sampah umum
(domestik) misalnya kertas.
b. Limbah khusus padat adalah peralatan habis pakai seperti alat
suntik, sarung tangan, kapas, botol spesimen, kemasan reagen, sisa spesimen dan
medium biakan.
c. Limbah khusus cair adalah pelarut organik, bahan kimia untuk
pengujian, air bekas pencucian alat, sisa spesimen.
5. Prosedur Mencuci Tangan.
Prosedur mencuci tangan adalah Mencuci tangan adalah suatu tindakan mencuci kotoran
dan mikroorganisme pada tangan yang didapat melalui kontak dengan pasien, petugas
kesehatan lain dan permukaan lingkungan (flora transien) dengan menggunakan
sabun/antiseptik dibawah air mengalir atau menggunakan hand rub atau berbasis
alkohol.
3
Pengelolaan limbah khusus padat laboratorium yang berasal dari pelayanan laboratorium
yang sudah terkontaminasi dengan darah atau cairan tubuh pasien, berupa spuit, jarum
suntik, tabung sisa darah, lancet, card/strip pemeriksaan, masker, sarung tangan
terkontaminasi darah yang infeksius.
10. Pengelolaan Limbah umum laboratorium
Pengelolaan limbah khusus padat laboratorium yang berasal dari pelayanan laboratorium
yang sudah terkontaminasi dengan darah atau cairan tubuh pasien, berupa spuit, jarum
suntik, tabung sisa darah, lancet, card/strip pemeriksaan, masker, sarung tangan
terkontaminasi darah yang infeksius.
11. Keamanan Kerja di Laboratorium
Keamanan kerja di laboratorium adalah keamanan kerja di laboratorium adalah bagian
dari upaya keselamatan laboratorium yang menjadi tanggung jawab bersama antara
pimpinan dan Petugas yang bekerja di laboratorium mengingat adanya bahaya penularan
dari sampel.
BAB III
TATA LAKSANA
a. Ruangan :
Bersihkan selalu ruangan laboratorium.
Bersihkan permukaan meja dan tidak ada tumpahan bahan.
Keringkan dan bersihkan lantai.
Atur suhu ruangan antara 19-260 C.
Pintu laboratorium selalu ditutup dan yang tidak berkepentingan dilarang
masuk.
b. Peralatan :
Lepas sarung tangan saat menerima telepon.
Jangan gunakan pipet mulut.
Jangan simpan Jas laboratorium dengan baju lain yang dipakai di luar
laboratorium.
4
Wajib memakai sarung tangan karet selama bekerja.
Lepas sarung tangan setelah dipakai secara aseptik dan dibuang bersama
limbah laboratorium lainnya, kemudian petugas mencuci tangan sampai
bersih.
c. Petugas :
Tidak boleh makan, minum, merokok, menyimpan makanan dan
menggunakan kosmetik diruangan laboratorium.
Ikat selalu rambut yang panjang selama bekerja.
Tidak memakai sepatu terbuka di laboratorium.
Laporkan kejadian kecelakaan kerja baik karena tertumpah atau terpapar
bahan yang berpotensi berbahaya kepada penanggung jawab K3-RS secara
tertulis.
Jas lab harus dikenakan oleh setiap petugas laboratorium pada waktu pengambilan
sampel, preparasi, analisis dan pengelolaan limbah. Jas laboratorium hanya dapat di
gunakan satu kali pakai lalu di cuci.
b. Sarung tangan:
Sarung tangan di ganti setiap selesai melakukan pengambilan darah/ sampling dan
jika terkontaminasi oleh cairan tubuh atau reagen.
Petugas menggunakan Sarung tangan pada saat pengambilan darah/sampling,
melakukan preparasi, menerima, membawa dan melabel sampel, membuka
ampul, membuka wadah sampel, menuangkan atau pipetisasi sampel ke
wadah lain /tabung /cup, dan melakukan pengelolaan limbah. ( setiap pasien
di gunakan satu sarung tangan)
c. Masker:
Masker di ganti setiap hari, kecuali jika telah terciprat oleh cairan tubuh atau reagen.
6
Waktu penggunaan:
Petugas menggunakan masker pada saat pengambilan darah/sampling,
melakukan preparasi, menerima, membawa dan melabel sampel, membuka
ampul, membuka wadah sampel, menuangkan atau pipetisasi sampel ke
wadah lain /tabung /cup, dan melakukan pengelolaan limbah.
Buang masker yang sudah terciprat bahan infeksius atau setelah selesai bekerja
di laboratorium ke tempat sampah medis ( tempat sampah kuning).
d. Kaca Mata
Kacamata pelindung digunakan untuk mencegah mata dari percikan bahan kimia dan
dilaboratorium perlu disediakan paling sedikit sepasang. Idealnya setiap pegawai
memilikinya.
a. Gunakan kaca mata pada saaat pemeriksaan sampel, membuka ampul, membuka
wadah sampel, melakukan pengelolaan limbah, dan pada waktu menuangkan atau
pipetisasi sampel ke wadah lain/ tabung/ cup.
9
1. Pemeriksaan radiologi paru-paru (Foto thorax) setiap tahun bagi petugas
laboratorium.
2. Pemberian makanan bergizi yang cukup.
3. Pemberian imunisasi, misalnya vaksinasi Hepatitis B.
4. Melakukan check-up setahun sekali atau di saat merasakan perubahan kondisi
kesehatan.
10
2. Pada waktu mensterilkan ose, pemanasan sebaiknya dimulai dari pangkal ose lalu
ke ujung.
3. Letakkan posisi api bunsen di depan tabung sampel yang akan diperiksa, sehingga
berada pada posisi tengah antara petugas dan sampel.
4. Pada waktu membuka tutup sampel dalam tabung, bibir tabung dilewatkan pada
api bunsen.
5. Bersihkan meja kerja pada pagi hari sebelum bekerja dan setelah selesai bekerja
dengan menggunakan kain yang dibasahi larutan Germisep.
6. Sebelum dan setelah selesai bekerja, petugas mencuci tangan menggunakan cairan
antiseptik.
11
Prosedur :
1. Petugas laboratorium menyiapkan tempat sampah dalam keadaan bersih.
2. Petugas laboratorium melapisi tempat sampah infeksius yang tersedia di
laboratorium dengan kantong plastik warna kuning dan bertutup.
3. Petugas laboratorium menutup sampah mudah dibuka, sebaiknya bisa dibuka
dengan menggunakan kaki.
4. Petugas laboratorium membuang sampah / limbah medik ke dalam tempat sampah
yang telah dilapisi kantong plastik warna kuning.
5. Khusus limbah benda tajam yaitu jarum, lancet, pisau cuter, objek glas, petugas
laboratorium memasukkan ke dalam kotak berwarna kuning yang tidak dapat
dibuka lagi.
6. Petugas Kes Ling setiap pagi mengambil sampah infeksius.
1. Gunakan jas laboratorium guna melindungi diri dari bahan-bahan yang dapat
menularkan penyakit, dan melepaskan jas laboratorium jika selesai bekerja.
2. Cuci tangan dengan cairan antiseptik sebelum dan sesudah bekerja.
12
Cuci tangan dengan cairan antiseptik sebelum dan sesudah menggunakan sarung
tangan.
13
1. Wadah penampung harus terbuat dari gelas atau plastik yang tidak mudah pecah
dan tidak bocor.
2. Wadah harus diberi label yang jelas dan lengkap.
3. Formulir permintaan pemeriksaan harus lengkap dan jangan ditempel pada
wadah.
14
BAB IV
DOKUMENTASI
15