Kolesistitis akut
Pankreasitis akut
Perforasi tukak peptik
Hepatitis akut
Abses hati
Kongestif hepatomegali akut
Pneumonia dengan reaksi pleura
Kiri Atas:
Perforasi lambung
Pankreasitis akut
Perforasi kolon
Pneumonia dengan reaksi pleura
Infark Miokard
Pielonefritis akut
Peri Umbilikal:
Obstruksi
Apendiksitis
Pankreasitis akut
Hernia strangulasi
Divertikulitis
Kanan Bawah:
Apendiksitis
Adneksitis
Endometriosis
KET (kehamilan ektopik terganggu
Divertikulitis
Perforasi caecum
Batu ureter
Hernia
Abses psoas
Kiri Bawah:
Divertikulitis
Adneksitis / Endometriosis
Perforasi kolon / sigmoid
Batu ureter
Hernia
Abses psoas
6. Diagnosis Banding -
2. Anamnesis
Proses terjadinya trauma
Benda apa yang mengenai mata tersebut
Bagaimana arah datangnya benda yang mengenai
mata itu (Apakah dari depan, samping atas, samping
bawah, atau dari arah lain)
Bagaimana kecepatannya waktu mengenai mata
Berapa besar benda yang mengenai mata
Bahan benda tersebut (Apakah terbuat dari kayu,
besi atau bahan lainnya)
Riwayat terjadinya penurunan penglihatan setelah
terjadinya trauma.
3. Pemeriksaan Fisik 1. Pemeriksaan visus.
2. Pemeriksaan fisik mata dengan sentolop atau slit lamp
di dapatka pada konjungtiva terdapat adanya kemerahan
yang tidak hilang dengan penekanan.
3. Pemeriksaan TIO.
6. Diagnosis Banding -
6. Diagnosis Banding -
6. Diagnosis Banding -
B (Breathing):
Perhatikan suara nafas, apakah terdapat suara nafas
tambahan atau tidak, gerak dada baik (dinilai apakah
perlu nafas buatan?)
Masker oksigen/nasal
C (Circulation):
Perhatikan Perfusi, Nadi, Tensi
Bila terdapat tanda-tanda Shock -> RL dan cari
sumber perdarahan. (Ingat luka di kepala hampir
tidak pernah menyebabkan shock).
Tensi < 90 nadi < 90 -> kemungkinn spinal shock!
Batasi cairan
Hentikan perdarahan dari luka terbuka
D (Disability):
Nilai kesadaran dengan menilai GCS.
Nilai pupil (diameter, simetris, RC)
E (Exposure):
Periksa bagian tubuh lain secara cepat (nyeri/jejas di dada,
perut, tungkai, panggul, leher)
SECONDARY SURVEY
Anamnesa:
Kejadian?
Sadar sesudah kejadian?
Mabuk?
Penyakit lain: epilepsi, DM, kelainan mata, darah,
riwayat jatuh?
Pemeriksaan:
GCS
Pupil
Motorik (parese/plegi)
Sensorik / rangsang nyeri
Periksa teliti: wajah, kepala, leher, tulang punggung
2. Observasi di RS selama 1-2 jam.
3. Bila dalam observasi di dapat tanda-tanda sebagai
berikut:
1. Orientasi baik
2. Tidak ada gangguan fokal neurologis
3. Tidak ada muntah/sakit kepala.
4. Tidak ada tanda-tanda fraktur basis crania (otore,
rinore, ekimosis periorbita)
5. Ada yg mengawasi di rmh
6. Tmpt tgl dlm kota
Pasien dipulangkan dengan KIE.
4. Bila dalam observasi di dapat tanda-tanda sebagai
berikut:
1. Gangguan kesadaran (GCS<15)
2. Gagguan fokal neurologis (+) [hemiparese, anisokor,
kejang]
3. Nyeri kepala/muntah-muntah yg menetap
4. Terdapat tanda-tanda fraktur tulang kepala/basis
crania.
5. Luka tusuk/luka tembak (corpus alienum)
6. Tidak ada yg mengawasi d rmh
7. Tinggal d luar kota
8. Ada mabuk/epilepsi
Pasien dirujuk ke RS yang mempuyai fasilitas untuk
menangani kasus cidera kepala.
5. Bila terdapat indikasi sebagai berikut:
Indikasi x-foto kepala:
1. Jejas > 5 cm (hematom/vulnus)
2. Luka tusuk/clurit/tembak (Corpus alienum)
3. Fraktur terbuka
4. Deformitas kepala
5. Nyeri kepala menetap
6. Gangguan fokal nurologis
7. Gangguan kesadaran
Indikasi ct-scan kepala:
1. Luka tusuk/tembak (corpus alienum)
2. Nyeri kepala menetap/muntah menetap
3. Kejang-kejang
4. Penurunan GCS > 1 poin
5. Lateralisasi (anisokor+hemiparese)
6. GCS < 15 & slm terapi konservatif tidak
membaik
7. Bradikardi yang menyertai salah satu gejala di
atas
Pasien dirujuk ke RS yang mempuyai fasilitas untuk
menangani kasus cidera kepala
6. Diagnosis Banding -
10. Prognosis Ad bonam jika segera ditangani, Ad vitam jika tidak segera
tertangani.
11. Tingkat Evidens IV
12. Tingkat Rekomendasi C
13. Penelaah Kritis 1. dr. Jimmy Ronald Joseph
2. dr. Meriam Howard
3. dr. Ellen Seprilia Sujiman
4. dr. Selfa
1. Tirah baring
9. Edukasi 2. Tidak menyentuh, menggosok, menekan mata karena
bisa terjadi infeksi
3. Jangan oleskan obat / salep mata
4. Hindari penggunaan obat Aspirin, Ibuprofen, NSAID
karena dapat mengencerkan darah.
5. Kompres dingin untuk mengurangi sakit /
pembengkakan.
10. Prognosis Dubius Ad Bonam
14. Indikator Medis Perdarahan hilang / berkurang, visus membaik, TIO normal.
15. Kepustakaan 1. Sidarta, Ilyas. Penuntun Ilmu Penyakit Mata. Cet. 5.
Jakarta : Balai Penerbit FKUI ;
2. Wijana,Nana S,Ilmu Penyakit Mata. Cetakan ke VI
1993
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)
TATA LAKSANA KASUS
RUMAH SAKIT SANTA ANNA KENDARI
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
2018-2020
RUMAH SAKIT SANTA ANNA
KENDARI
PROVINSI SULAWESI
TENGGARA
6. Uji Psoas
Dilakukan dengan rangsangan otot psoas lewat
hiperekstensi sendi panggul kanan atau fleksi aktif sendi
panggul kanan, kemudian paha kanan ditahan. Bila
apendiks yang meradang menepel di m. poas mayor,
tindakan tersebut akan menimbulkan nyeri.
7. Uji Obturator
Digunakan untuk melihat apakah apendiks yang
meradang kontak dengan m. obturator internus yang
merupakan dinding panggul kecil. Gerakan fleksi dan
endorotasi sendi panggul pada posisi terlentang akan
menimbulkan nyeri pada apendisitis pelvika.
Pemeriksaan uji psoas dan uji obturator merupakan
pemeriksaan yang lebih ditujukan untuk mengetahui
letak apendiks
8. Indeks Alvarado
Characteristic Score
M = Migration of pain to the RLQ 1
A = Anorexia 1
N = Nausea and vomiting 1
T = Tenderness in RLQ 2
R = Rebound pain 1
E = Elevated temperature 1
L = Leukocytosis 2
S = Shift of WBC to the left 1
Total 10
Interpretasi:
1. Skor >8 : Kemungkinan besar menderita
apendisitis. Pasien ini dapat langsung diambil
tindakan pembedahan tanpa pemeriksaan lebih
lanjut. Kemudian perlu dilakukan konfirmasi
dengan pemeriksaan patologi anatomi.
2. Skor 2-8 : Tingkat kemungkinan sedang untuk
terjadinya apendisitis. Pasien ini sebaiknya
dikerjakan pemeriksaan penunjang seperti foto
polos abdomen ataupun CT scan.
3. Skor <2 : Kecil kemungkinan pasien ini
menderita apendisitis. Pasien ini tidak perlu
untuk di evaluasi lebih lanjut dan pasien dapat
dipulangkan dengan catatan tetap dilakukan
follow up pada pasien ini.
4. Kriteria Diagnosis 1. Ada riwayat nyeri epigatrium yang berpindah ke
region kanan bawah (Mc Burney sign).
2. Nyeri perut kanan bawah pada pemeriksaan fisik.
3. Alvarado score > 7 poin
4. Kriteria 1 Dengan anamnesis seperti nampak batuk medadak hebat dan bertubi tubi
Diagnosis Sesak kadang sampai sianosis. Pasien tidak dapat bicara, bernafas,
bersuara. Menunjukkan sikap tercekik
2 Pemeriksaan Fisik dengan ada penyumbatan jalan napas atas, tampak:
Gelisah
Sesak
stridor inspirasi
Retraksi supraklavikuler, interkostal, epigastrial, supra steroal biru
(sianosis)
Bila benda asing berhenti pada salah satu cabang bronkus:
- Gerak nafas satu sisi berkurang
- Suara nafas satu sisi berkurang
- Pada fase tenang, mungkin gejala tersebut di atas tidak ada.
3.Trakeitis
4.Bronkitis
5.Pneumoni
7. Pemeriksaan 1. X-foto toraks, hanya dikerjakan pada kasus-kasus tertentu, karena bila
Penunjang masih baru dan bendanya non radio opaqe, sering tidak tampak kelainan.
8. Terapi 1. Bila pasien sadar dan belum menunjukan tanda tanda hipoksia ,tenangkan
pasien dan berikan oksigen 2 liter /menit
4. Jika tidak berhasil dengan tindakan diatas dapat dilakukan insersi needle
dengan ukuran terbesar pada kartilago cricoid
14. Indikator Medis 1. Benda Asing dari saluran nafas dapat dikeluarkan
15. Kepustakaan 1. Tamin S. Benda asing saluran napas dan cerna. Satelit simposium
penanganan mutakhir kasus telinga hidung tenggorok.
2. Buku Ajar Ilmu Kesehatan: Telinga, Hidung, Tenggorok, Kepala & Leher
(Edisi 7), Penulis: Tim FKUI, Penerbit: Balai Penerbit FKUI,
Kolesistitis akut
Pankreasitis akut
Perforasi tukak peptik
Hepatitis akut
Abses hati
Kongestif hepatomegali akut
Pneumonia dengan reaksi pleura
Kiri Atas:
Perforasi lambung
Pankreasitis akut
Perforasi kolon
Pneumonia dengan reaksi pleura
Infark Miokard
Pielonefritis akut
Peri Umbilikal:
Obstruksi
Apendiksitis
Pankreasitis akut
Hernia strangulasi
Divertikulitis
Kanan Bawah:
Apendiksitis
Adneksitis
Endometriosis
KET (kehamilan ektopik terganggu
Divertikulitis
Perforasi caecum
Batu ureter
Hernia
Abses psoas
Kiri Bawah:
Divertikulitis
Adneksitis / Endometriosis
Perforasi kolon / sigmoid
Batu ureter
Hernia
Abses psoas