PROSEDUR LANGKAH-LANGKAH
a. Menyampaikan tindakan yg akan dilakukan
b. Pada abortus imminens anjurkan ibu untuk bedrest
c. Injeksi TT O,5 ML secara IM
d. Pada abortus inkomplit yang sering disertai perdarahan
periksa HB,pasang infuse dan transfuse darah bila
perlu,siapkan untuk kuretase
e. Pada abortus inkomlit provakatus infeksiosa pasang infuse
dan terapi dengan antibiotik.
f. Setelah keadaan umum ibu baik siapkan untuk kuret
g. Lakukan pendokumentasian
1
MALPRESENTASI DAN MALPOSISI
2
PENANGANAN PASIEN PRE EKLAMSI
3
No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :
MDG’S.SPO.003B 1/1
4
No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :
MDG’S.SPO.004 1/1
GAWAT JANIN
5
No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :
MDG’S.SPO.005 1/1
6
No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :
MDG’S.SPO.006 1/1
7
INDUKSI DAN AKSELERASI PERSALINAN
8
PERDARAHAN PASKA PERSALINAN
9
No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :
MDG’S.SPO.008 2/2
10
No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :
MDG’S.SPO.009 1/1
11
No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :
MDG’S.SPO.010 1/2
12
No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :
MDG’S.SPO.010 2/2
13
PERSIAPAN TINDAKAN PLASENTA MANUAL
14
No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :
MDG’S.SPO.011 2/2
15
No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :
MDG’S.SPO.012 1/1
16
PELAYANAN KESEHATAN PELAKSANAAN
RUJUKAN PONEK
MDG’S.SPO.013 0 1/2
17
PELAYANAN KESEHATAN PELAKSANAAN
RUJUKAN PONEK
MDG’S.SPO.013 0 2/2
9. Lakukan pemantauan apakah pasien yang dikirim benar
telah melapor kepada petugas unit pelayanan tujuan
PROSEDUR masing-masing
18
MENGUKUR PANJANG BADAN BAYI BARU LAHIR
19
MENGUKUR LINGKAR DADA BAYI BARU LAHIR
20
MENGUKUR LINGKAR LENGAN BAYI BARU LAHIR
21
MENGUKUR LINGKAR KEPALA BAYI BARU LAHIR
22
PEMERIKSAAN BAYI BARU LAHIR
23
PEMERIKSAAN BAYI BARU LAHIR
24
PEMERIKSAAN DALAM
25
No. Dokumen No. Revisi Halaman
MDG’S.SPO.020 1/1
- Kamar Bersalin
UNIT TERKAIT
- Poli Kebidanan
26
ASISTEN DOKTER MENOLONG PERSALINAN
27
ASISTEN DOKTER MELAKUKAN PEMASANGAN
LAMINARIA
28
ASISTEN DOKTER MELAKUKAN PEMASANGAN
LAMINARIA
29
PERAWATAN PUERPERIUM
30
PERAWATAN PUERPERIUM
7. menyusui
8. Bila payu dara bengkak akibat pembendungan ASI maka
dilakukan:
a. Pengompresan payudara dengan kain basah hangat selama 5
menit
PROSEDUR b. Lakukan masase payudara dengan cara; masase dari kedua
payudara dari arah dalam keluar dan dengan telapak tangan
secara melingkar searah jarum jam. Kemudian kepalkan
tangan mu, memase dari pangkal menuju putting susu
c. Mengompres payudara dengan kain dingin dan bersihkan
payudara baby oil.
9. Melakukan pemeriksaan palpasi pada perut untuk mengetahui
tinggi fundus uteri dan kontraksi uterus, serta kandung kemilih
10. Melakukan vulva hygiene dengan kapas gublimat untuk
melihat pendarahan pervaginam dan luka opisiotonimi atau
laserasi pada perinerium
11. Luka episiotomi laserasi dioleskan dengan calf betadine
- Menjaga kebersihan seluruh tubuh
- Membersihkan vulva setiap kali selesai buang air kecil
atau besar dan oleskan zalf betadine.
- Mengganti pembalut setidaknya 2 X sehari atai lebih
- Mencuci tangan dengan sabun dan air sebelum dan
sesudah membersihkan daerah genitalia
- Istirahat yang cukup
- Memberikan ESI eksklusif
- Perawatan payudara (masase)
- Mengikuti program KB untuk menunda kehamilan
minimal 2 thn
12. Merapikan alat-alat
13. Mencatat hasil pemeriksaan
UNIT TERKAIT - Instansi Rawat
31
PENATALAKSANAAN PASIEN POST OPERASI
Ditetapkan Oleh :
STANDAR Tanggal Terbit : Direktur RS Stella Maris
PROSEDUR Makassar
OPERASIONAL 02 Mei 2015
dr. Thomas Soharto, M.Kes
Direktur
PENGERTIAN Tindakan yang dilakukan pada asisten setelah operasi
1. Mengevaluasi keadaan umum pasien
TUJUAN
2. Memenuhi kebutuhan cairan / intake output
Sesuai dengan SK Direktur RS. Stella Maris Makassar
KEBIJAKAN No.1085.SM.SK.MDG’S.IN.IV.2015 Tentang Kebijakan Pelayanan
PONEK:
A. Persiapan Alat
PROSEDUR - Tidur pasien
- Tiang infus
- Nierbeken
- Underpand
Perawatan Ruangan
a. Jemput pasien setelah pasien sadar dan diperbolehkan pindah
dari ruang pemulihan ke ruang perawatan dengan
menggunakan tempat tidur/ brancard yang harus dibawa saat
menjemput pasien yaitu, piala ginjal/com mntah dan
underpand
b. Cek monitor, keperluan cek perdarahan (luka op/ e/u)
Serah terima dengan perawat ruang pemilihan tentang
instruksi dokter post op
Ruang perawatan
a. Atur posisi sesuai dengan keadaan umum pasien dan anestesi
yang digunakan (tanpa bantal)
b. Sediakan piala ginjal untuk mengantipasi pasien muntah
c. Observasi tanda vital dan warna kulit (sianosisi atau tidak)
d. Diatur tetesan infus
e. Observasi pengeluaran urine (kateter/ spontan)
f. Berikan terapi injeksi sesuai instruksi dokter
g. Beritahu keluarga pasien mengenai :
- Alasan pasien dipuaskan
- Batasan mobilitas pasien
- Jelaskan ibu tentang nyeri pasca operasi
- Ajarkan ibu teknik relaksasi
h. Tekan bel, bila memerlukan bantuan bidan masalah pasca
operasi
i. dokumentasi
32
MEMBERIKAN SUNTIKAN NEO-K
PROSEDUR A. PERSIAPAN :
1. Obat: Vit K-1 (phytonadion) kemasan ampul, 2 mg/1 ml
2. bak instrumen
3. spuit 1 cc
4. kapas akhol (plastik)
5. flansaplas/ hipapik
B. PELAKSANAAN
1. Siapkan alat-alat obat
2. Perawat cuci tangan
3. Siapkan bayi yang akan disuntik
4. Neo-K dimasukkan kedalam spuit 1 cc (bayi ≥1500 gram 1
mg, bayi < 1500 gram : 0,5 mg)
5. Lokasi yang akan disuntik: paha kiri lateroanterior bawah
6. Disenfektan daerah yang akan disuntik
7. Posisi jarum suntik tegak lurus. Pada posisi paha bayi
8. Aspirasi lebih dahulu, jika tidak ada darah, masukkan obat
secara perlahan dan jika ada darah, jarum dicabut kembali
dan ditusuk kembali di daerah lainnya.
9. Bekas suntikan ditekan dengan kapas alkohol dan tutup
dengan hansaplas atau hipapik
10. Observasi 5-10 menit apakah tanda-tanda perdarahan
11. Bayi dan alat-alat dirapikan kembali
12. Perawat mencuci tangan
13. Catat dalam buku laporan/file bayi
UNIT TERKAIT - Instansi rawat
33
INISIASI MENYUSU DINI
PROSEDUR A. PERSIAPAN :
1. Ibu yang akan menyusui
2. Bayi yang akan disusui
3. Kapas puting
4. Nierbeken
B. PELAKSANAAN
1. Pastikan keadaan umum bayi dan ibu baik
2. Ibu diberi tahu/informasi tentang ASI
3. Ibu dan bidan mencuci tangan
4. Atur posisi ibu (dalam keadaan yang rileks, baik posisi duduk
ataupun tidur memiring)
5. Bersihkan putting ibu dengan kapas puting
6. Mengatur posisi bayi dimana badan bayi berhadapan dan
menempel pada perut ibu memegang tubuh bayi hingga
bokong sedangkan tangan ibu yang satunya lagi menyokong
payudara agar areola dan puting masuk kemulut bayi.
7. Pastikan aerola dan puting seluruhnya atau sebagian besar
masuk kedalam mulut bayi
8. Lama menyusui 15-20 menit tiap payudara
9. Oleskan kedua puting hingga areola dengan ASI setelah
selesai menyusui
10. Bayi anjurkan kepada ibu untuk menyendawakan bayi
dengan posisi bayi tegak dan bersandar pada bahu ibu, sambil
menepuk-nepuk punggung bayi.
11. Posisikan bayi sehingga nyaman untuk berbaring/tidur
12. Merapikan pakaian ibu dan alat
13. Ibu dan bidan mencuci tangan
34
INISIASI MENYUSU DINI
35
MENYIMPAN ASI (AIR SUSU IBU)
36
MENIMBANG BERAT BADAN BAYI BARU LAHIR
PROSEDUR A. Persiapan :
Ibu yang akan menyusui
1. Timbangan bayi/anak dalam keadaan siap pakai
2. Buku catatan
3. Kain pengalas timbangan
B. Pelaksanaan
1. Cuci tangan
2. Timbangan diletakkan pada tempat terang, rata dan keras
3. Perawat memakai baju jubah dan masker
4. Pastikan jarum diangka nol atau pastikan di push
5. Pakaian bayi dibuka, lalu bayi dibaringkan di atas timbangan
6. Berat badan dicatat dalam satuan gram
7. Bayi dibedung kembali
8. Timbangan dilap dengan air savlon dan dilap kering
9. Bidan/perawat cuci tangan
10. Dokumentasikan hasil berat badan
UNIT TERKAIT - Instansi rawat inap
37
MEMASANG KATETER ARTERI UMBILIKALIS
PROSEDUR A. Indikasi :
1. Primer
a. Pengukuran kadar O2
b. Pembuluh darah nadi
c. Angiografi
d. Resusitasi
2. Sekunder
a. Transfusi tukar
b. Infus cairan maintenance/obat
B. Persiapan Alat :
1. Sarung tangan
2. Cairan antiseptik
3. Kateter, gunting dan three way
4. Spuit 10 cc
5. Larutan saline (+ heparin 1-2 u/cc)
C. Tindakan
1. Cuci tangan
2. Pengukuran
3. Kateter dimasukkan ke arteri umbilikalis melalui arteri iliaka
interna aorta low position/high position
4. Kedalaman kateter yang masuk setelah dinilai cukup
dihubungkan ke cairan NS + heparin
5. Kepastian posisi kateter roentgen
- Yanmed
UNIT TERKAIT
- Direktur
38
MEMASANG KATETER VENA UMBILIKALIS
PROSEDUR A. Indikasi
1. Primer
a. Pemberian cairan infus/obat emergency
b. Monitoring CVP
c. Transfusi tukar
2. Sekunder
a. Pemberian parenteral nutrisi jangka panjang
b. Diagnosa
B. Persiapan Alat
1. Sarung tangan
2. Cairan antiseptik
3. Kateter, gunting dan three way
4. Spuit 10 cc
5. Larutan saline (+ heparin 1-2 u/cc)
C. Tindakan
1. Pengukuran
2. Kateter dimasukkan ke arteri umbilikalis melalui arteri iliaka
interna aorta low position/high position
3. Kedalaman kateter yang masuk setelah dinilai cukup
dihubungkan ke cairan NS + heparin
4. Kepastian posisi kateter roentgen
- Yanmed
UNIT TERKAIT
- Direktur
39
MELAKUKAN INTUBASI ENDOTRAKHEAL PADA BAYI
BARU LAHIR
PROSEDUR A. Indikasi
1. Apabila diperlukan VTP agak lama
2. Apabila ventilasi dengan balon dan sungkup tidak efektif
3. Apabila perlu melakukan penghisapan trakhea
4. Apabila dicurigai ada hernia diafragmatika
5. Bayi lahir kurang bulan dengan berat < 1.000 g
B. Alat Intubasi :
1. Laryngoscope dengan lidah lurus No. 0 untuk bayi kurang
bulan dan No. 1 untuk bayi cukup bulan
2. Lampu dan baterai ekstra untuk laryngoscope
3. Pipa endotracheal ukuran 2,5, 3,0, 3,5, 4,0 mm
4. Gunting
5. Sarung tangan
C. Tindakan
1. Masukkan daun laringoskop antara palatum dan lidah.
2. Bila terdapat sekret menutupi jalan nafas, dilakukan
penghisapan lendir menggunakan kateter sampai tampak
epiglottis
3. Tindakan intubasi dibatasi 20 detik untuk mencegah hipoksia.
4. Pada waktu berhenti, bayi distabilkan dengan memompa
balon dan sungkup.
5. Masukkanlah pipa ET di antara pita suara, sampai sebatas
garis tanda pita suara, dan ujung pipa terletak dalam trakea di
tengah antara pita suara dan carina.
6. Laringoskop dikeluarkan dengan tangan kiri tanpa menggeser
pipa ET Cabut stilet dari pipa ET
40
MELAKUKAN INTUBASI ENDOTRAKHEAL PADA BAYI
BARU LAHIR
41
MENYIAPKAN BAYI UNTUK PEMERIKSAAN ULTRA
SONOGRAFI (USG)
PROSEDUR A. Persiapan :
1. Formulir permintaan USG yang sudah diisi lengkap oleh
dokter.
2. Jika ada hasil yang terdahulu dilampirkan.
3. Inkubator transportasi dipanaskan.
4. Oksigen lengkap (set oksigen).
5. Pakaian bayi (popok, bedong).
B. Pelaksanaan
1. Cuci tangan
2. Alat-alat disiapkan.
3. Formulir permintaan dikirim ke unit radiologi.
4. Komunikasi dengan bayi.
5. Bayi disiapkan, kemudian diantar ke unit radiologi sesuai
dengan jadwal yang telah ditentukan.
6. Selama pelaksanaan perawat harus selalu mendampingi bayi.
7. Posisi bayi diatur sesuai kebutuhan.
8. Posisi bayi diatur sesuai kebutuhan.
9. Selesai pelaksanaan bayi dibawa kembali ke ruangan.
10. Pasang kembali baju bayi
11. Alat-alat dibereskan.
12. Catat pada Catatan perawat, USG telah dilaksanakan.
13. Cuci tangan.
C. Perhatian :
1. Bila pelaksanaan untuk ke 2 atau ke 3 kalinya, jangan lupa
ditulis pada formulir permintaan.
2. Bila keadaan bayi tidak memungkinkan untuk dibawa
ketempat pemeriksaan U.S.G, usahakan untuk dilakukan di
ruangan.
UNIT TERKAIT - Direktur
42
MEMBERHENTIKAN FOTO TERAPI PADA BAYI
PROSEDUR A. Indikasi :
Kadar bilirubin serum kurang dari 12 mg / dl untuk bayi cukup
bulan dengan berat badan diatas 3000 gram dan kurang dari 10
mg / dl untuk bayi kurang bulan dengan berat badan kurang dari
2500 gram.
B. Persiapan :
Gunakan alcohol swab untuk melepas plester kalau perlu.
C. Pelaksanaan :
1. Kedua orangtua diberitahu
2. Cuci tangan.
3. Matikan lampu foto terapi.
4. Lepaskan penutup mata dengan hati-hati, dengan
menggunakan alcohol swab.
5. Nilai keadaan kulit dan mata bayi.
6. Pakaikan baju dan popok, kalau perlu dibedong
7. Catat di flow sheet / pengawasan khusus, tanggal, jam foto
terapi distop dan lamanya terapi sinar.
8. Catat tanggal, jam dan jumlah pemakaian lampu foto terapi
di format yang telah disediakan.
9. Cuci tangan.
10. Kembalikan alat foto terapi ketempatnya.
43
MELAKUKAN FOTO TERAPI PADA BAYI
PROSEDUR A. Indikasi :
Fototerapi dilakukan baik kadar bilirubin indirek sudah mencapai
setengah dari indeks transfus tukar.
B. Persiapan :
1. Orang tua: jelaskan tentang tindakan yang akan dilakukan,
tujuan dan kegunaan foto terapi.
2. Siapkan inform concent (S10)
3. Alat foto terapt siap pakai.
4. Sebelum digunakan alat pencatat irradiasi di-nol-kan dulu.
5. Lingkungan: Pertahankan suhu kamar 28 - 30°C.
6. Klien / bayi:
- Perawat cuci tangan
- Lepaskan baju dan popok bayi
- Pastikan suhu bayi dalam batas normal
7. Pasang penutup mata dengan bahan yang tidak tembus sinar
(lapis karbon) tempelkan plester penutup mata di atas plester
yang di pelipis . Daerah genetalia tidak harus ditutup
C. Pelaksanaan:
1. Perawat mencuci tangan
2. Baringkan bayi dibawah fototerapi dengan jarak 40-60 cm.
3. Hidupkan lampu fototerapi.
4. Catat tanggal dan jam awal pengunaan fototerapi, pencatatan
dilakukan berkesinambungan.
5. Observasi kulit tiap 8 jam: catat warna dan keadaan kulit
6. Ubah posisi tidur: telentang / tengkurap tiap 3 jam.
7. Monitor suhu untuk mencegah hipotermi
8. Cukupi kebutuhan cairan bayi
44
MELAKUKAN FOTO TERAPI PADA BAYI
PROSEDUR 9. Lepaskan penutup mata pada setiap touching time dan nilai
keadaan mata.
10. Laksanakan parent-infant bounding
11. Informasikan keadaan bayi setiap hari kepada orangtua.
12. Kolaborasi dengan dokter dalam pemeriksaan dan hasil
pemeriksaan bilirubin.
13. Matikan lampu selama proses pengambilan darah.
Fototerapi dihentikan bila nilai bilirubin dalam batas normal
UNIT TERKAIT - Kamar Bayi Sehat
- Kamar Bayi Sakit
45
MEMELIHARA KEBERSIHAN MULUT PADA BAYI
PROSEDUR A. Persiapan :
1. Kassa Bersih
2. Air hangat / air matang.
3. Baki plastik untuk tempat sampah
B. Pelaksanaan
1. Alat - alat disiapkan
2. Cuci tangan.
3. Komunikasi dengan bayi
4. Posisi bayi dalam keadaan terlentang
5. Buka mulut bayi, bersihkan mulut bayi dengan menggunakan
kassa bersih yang telah dibasahi dengan air hangat/air matang
6. Lakukan berulang-ulang dengan mengganti kassa basah,
sampai mulut bayi bersih.
7. Alat-alat dibersihkan.
8. Cuci tangan.
UNIT TERKAIT - Kamar Bayi Sehat
46
PEMBERIAN OBAT SUNTIKAN INTRAVENA
PROSEDUR A. Persiapan :
1. Tourniquet
2. Spuit
3. Pastik (kassa alkohol)
4. Plester (hipafiks)
5. Duk steril
6. Obat yang diperlukan sesuai dengan instruksi dokter
B. Pelaksanaan
1. Alat - alat disiapkan
2. Cuci tangan.
3. Komunikasi dengan bayi
4. Tentukan vena yang akan ditusuk dibagian atasnya, lakukan
pembendungan
5. Desinfektan daerah penusukan dengan pastik (kassa alkohol)
6. Tusukkan spuit yang telah berisi obat kedalam pembuluh
darah vena yang sudah ditentukan
7. Lakukan aspirasi untuk memastikan apakah obat tetap masuk
kepembuluh darah dengan ciri-ciri keluar darah
Perhatikan
Tentukan daerah penusukan yang memberikan posisi baik.
Setelah selesai memasukkan obat jangan dilepas, dapat
dipergunakan untuk berikutnya.
8. Setelah semua obat dimasukkan, cabut jarum lalu ditutup
dengan plester (hipafix)
9. Alat-alat dibereskan
10. Perawat mencuci tangan
UNIT TERKAIT - Instalasi Rawat Inap
47
MEMBERSIHKAN JALAN NAPAS BAYI DENGAN MESIN
PENGHISAP LENDIR
PROSEDUR A. Persiapan
1. Perangkat pengisap lendir terdiri dari :
- Botol berisi larutan savlon 1:100
- Selang pengisap lendir.
- Manometer.
2. Kateter pengisap lendir sesuai kebutuhan ( No: 8, 10, 12 )
3. Aquadest steril dalam kom steril.
4. Pinset atau sarung tangan
B. Pelaksanaan:
1. Alat - alat disiapkan.
2. Perawat cuci tangan.
3. Komunikasi dengan bayi.
4. Posisi bayi miring atau ekstensi ringan
5. Kateter pengisap lendir disambungkan dengan selang
pengisap lendir.
6. Mesin pengisap lendir dihidupkan dan atur tekanan ± 80
mm Hg.
7. Pegangan kateter pengisap lendir dengan menggunakan
pinset
8. Sebelum mengisap lendir bayi, coba terlebih dahulu dengan
menutup lubang kateter penghisap sambil melihat tekanan
jangan sampai melebihi 50 mm Hg.
9. Isaplah lendir berulang kali dengan tekanan 80 mmHg mulai
dari mulut kemudian hidung dan bilas kateter pengisap lendir
dengan aquadest steril sampai bersih.
10. Kateter kotor masukkan dalam rendaman savlon.
11. Mesin pengisap dimatikan.
12. Alat - alat dirapikan.
13. Cuci tangan.
48
MEMBERSIHKAN JALAN NAPAS BAYI DENGAN MESIN
PENGHISAP LENDIR
PROSEDUR PERHATIAN
1. Jangan melakukan pengisapan terus menerus, berilah
kesempatan bayi untuk bernapas.
2. Lakukan pengisapan lendir dengan penuh perasaan.
3. Lakukan teknik pengisapan dengan gerakan memutar.
4. Jangan lupa mematikan mesin pengisap.
Kateter yang dipakai selalu berbeda untuk pengisapan ke trakea
( melalui E.T.T) hidung atau mulut
49
MENILAI SKOR APGAR PADA BAYI BARU LAHIR
50
MEMOTONG DAN MENGIKAT TALI PUSAT
PROSEDUR A. Persiapan
1. Bak instrumen yang berisi alat - alat steril:
- Klem arteri 2 buah.
- Gunting tali pusat 1 buah.
- Umbilical cord
- Sarung tangan 1 pasang.
- Kasa.
2. Kapas DTT
3. Korentang beserta tempatnya
B. Pelaksanaan
1. Perawat cuci tangan
2. Pakai sarung tangan
3. Bersihkan kulit disekitar tali pusat (diameter 4 cm) dan tali
pusat (panjang 4 cm) dengan kapas DTT
4. Klem tali pusat bayi dengan arteri klem dengan jarak + 2 cm
dari pusat bayi dan klem + 2 cm ke arah distal dengan arteri
klem lainnya
5. Pegang dengan tangan kiri (telunjuk & jari tengah) diantara
kedua klem arteri lalu guntinglah tali pusat by
6. Bayi ditolong lebih lanjut
- Kamar bersalin
UNIT TERKAIT - Kamar operasi
- Kamar Bayi
51
MELEPASKAN KATETER UMBILIKAL
PROSEDUR A. Persiapan :
1. Alat
- Set umbilical
- Betadine
- Plester.
- Gunting.
- Baki plastik untuk tempat alat - alat kotor.
2. Personal
Perawat 2 orang.
B. Pelaksanaan
1. Alat - alat didekatkan ke pasien.
2. Hentikan aliran cairan infus kateter vena / arteri umbilikal.
3. Cuci tangan.
4. Perawat pertama melepas plester yang memfiksasi kateter vena
umbilikal dan perawat kedua menyiapkan alat-alat yang akan
digunakan.
5. Perawat pertama memakai sarung tangan steril.
- Desinfeksi daerah umbilikal dengan betadin cair.
- Pasang duk lubang pada abdomen.
- Ikat pangkal tali pusat dengan pengikat tali pusat dengan
ikatan longgar.
- Gunting benang jahitan tali pusat dengan gunting steril.
- Pelan-pelan cabut kateter vena umbilikal sampai ± 5 cm,
kemudian cabut 1 cm setiap menit untuk mencegah
perdarahan dan memberi kesempatan vena vasokonstriksi.
- Bila kateter tercabut seluruhnya, tekan umbilikal dengan
kasa yang diberi betadin.
6. Perawat kedua menyiapkan botol steril.
7. Ujung kateter dimasukkan kedalam botol steril dan dipotong ±
2 cm oleh perawat pertama.
52
MELEPASKAN KATETER UMBILIKAL
PERHATIAN :
1. Bila terjadi kesulitan dalam pencabutan dan ada perdarahan,
lapor dokter.
2. Umbilikal dirawat secara terbuka dan Observasi tanda-tanda
infeksi.
3. Bila kateter vena dan arteri akan dicabut dua-duanya, kateter
vena umbilikal dicabut lebih dahulu.
4. Observasi tungkai bawah selama tindakan apakah ada
sianosis /pucat.
5. Instalansi Rawat Inap Kamar Bayi Sakit
53
PERAWATAN TALI PUSAT TERBUKA
PROSEDUR A. Persiapan
Alkafil secukupnya
B. Pelaksanaan
1. Alat Disiapkan
2. Cuci tangan
3. Komunikasi dengan bayi
4. Tali pusat dibersihkan dengan alkafil mulai dari
pangkal ke ujung tali pusat sampai bersih. Kalau perlu dinding
abdomen sekitar tali pusat dibersihkan juga dengan alkafil
5. Bila talpus masih basah/berdarah, talpus dioles dengan
betadine
6. Bayi dirapikan dan alat-alat dibereskan
7. Cuci tangan.
8. Perawatan tali pusat dilakukan setiap pagi setelah bayi mandi,
setiap touching time, bila kotor dan pada setiap pasien baru
- Kamar bersalin
UNIT TERKAIT
- Kamar operasi
54
MENOLONG BAYI DENGAN SUHU TINGGI DALAM
INKUBATOR
PROSEDUR A. Persiapan :
1. Termometer
2. Obat penurun panas
B. Pelaksanaan :
1. Alat - alat disiapkan.
2. Cuci tangan.
3. Komunikasi dengan bayi.
4. Bila bayi dirawat dalam inkubator:
- Ukur suhu bayi setiap jam melalui aksilah
- Turunkan suhu inkubator setiap 30 menit 1°C sampai setting
suhu inkubator 28°C
- Buka Jendela inkubator bagian kepala bayi jika perlu.
5. Bila bayi tetap panas, cari penyebab lain.
6. Kalau perlu beri obat penurun panas
7. Periksa peralatan set infus dan alat - alat lain apakah sudah
diganti sesuai jadwal setiap 3 hari.
8. Alat dirapikan.
9. Cuci tangan.
PERHATIAN :
1. Suhu inkubator minimal 28 ° C.
2. Hindarkan timbulnya hipotermi akibat dari suhu incubator
3. diturunkan. 5. Bila perlu suhu inkubator dinaikkan kembali.
- Yanmed
UNIT TERKAIT
- Direktur
55
MEMBERI MINUM BAYI DENGAN MENGGUNAKAN SONDE
LAMBUNG
PROSEDUR A. Persiapan :
1. Spuit 10 ml.
2. Susu atau cairan sesuai kebutuhan.
3. Baki plastik.
4. Stetoskop.
B. Pelaksanaan
1. Alat - alat disiapkan dan dibawa ke samping klien.
2. Cuci tangan.
3. Bayi disiapkan dalam posisi kepala lebih tinggi dari badan.
4. Lakukan pengecekan posisi sonde lambung dengan cara:
- Memasukkan udara kedalam lambung 0,5 - 1 ml dengan
mempergunakan spuit 10 ml dan didengar dengan
stetoskop
- Bila terdengar suara, posisi selang pipa lambung
sudah tepat. -,
- Mengisap cairan lambung dengan spuit 10 ml.
5. Lakukan pengukuran residu lambung dengan cara mengisap
cairan lambung dengan spuit 10 ml. (Pengukuran residu
biasanya setiap 6 Jam sekali).
6. Bila terdapat residu catat jumlah dan warnanya.
7. Bila Jumlah residu sebanyak 50 % dari volume minum dan
berwarna kuning / hijau atau kemerahan, lapor ke dokter untuk
pemberian minum yang akan diberikan.
8. Bila residu sedikit dan berwarna putih, residu tadi
jangan dibuang dan masukkan kembali kedalam
lambung.
9. Pasang spuit 10 ml pada pangkal sonde lambung
56
MEMBERI MINUM BAYI DENGAN MENGGUNAKAN SONDE
LAMBUNG
PERHAT1AN :
1. Selama memberikan minum melalui selang sonde. Bayi tidak boleh
ditinggal.
2. Perhatikan bayi selama pemberian minum.
3. Jika ada muntah hentikan pemberian minum dan kepala bayi
miringkan ke sebelah kanan.
Jangan ada sisa susu dalam selang sonde.
UNIT TERKAIT - Yanmed
- Direktur
57