Anda di halaman 1dari 57

PERSIAPAN TINDAKAN PADA PASIEN ABORTUS

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


MDG’S.SPO.001 1/1

Tanggal Terbit Ditetapkan Oleh :


STANDAR Direktur RS Stella Maris
OPERASIONAL 02 Mei 2015 Makassar
PROSEDUR

dr. Thomas Soharto, M.Kes

PENGERTIAN Menyiapkan pertolongan pada pasien hamil dimana hasil


konsepsi keluar sebelum 20 mmg dan belum mampu hidup
TUJUAN a. Untuk mempertahankan janin pada abortus imminens
b. Untuk mencegah syok hipovolemik dan neurogenik pada
abortus inkomplit
KEBIJAKAN Sesuai dengan SK Direktur RS. Stella Maris Makassar
No.1085.SM.SK.MDG’S.IN.IV.2015 Tentang Kebijakan
Pelayanan PONEK.
Persiapan pasien dan alat/obat
a. Persetujuan tindakan
b. Set transfusi, IVkateter, cairan RL atau NACL
c. TT, obat antibiotic

PROSEDUR LANGKAH-LANGKAH
a. Menyampaikan tindakan yg akan dilakukan
b. Pada abortus imminens anjurkan ibu untuk bedrest
c. Injeksi TT O,5 ML secara IM
d. Pada abortus inkomplit yang sering disertai perdarahan
periksa HB,pasang infuse dan transfuse darah bila
perlu,siapkan untuk kuretase
e. Pada abortus inkomlit provakatus infeksiosa pasang infuse
dan terapi dengan antibiotik.
f. Setelah keadaan umum ibu baik siapkan untuk kuret
g. Lakukan pendokumentasian

UNIT TERKAIT Kamar Bersalin

1
MALPRESENTASI DAN MALPOSISI

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


MDG’S.SPO.002 1/1

Tanggal Terbit Ditetapkan Oleh :


STANDAR Direktur RS Stella Maris
OPERASIONAL 02 Mei 2015 Makassar
PROSEDUR

dr. Thomas Soharto, M.Kes

PENGERTIAN Menyiapkan pertolongan pada pasien dengan letak ubun-ubun


kecil yang tidak normal terhadap panggul ibu
TUJUAN Untuk mencegah partus macet yg sering terjadi serta tidak
terjadi gawat janin
KEBIJAKAN Sesuai dengan SK Direktur RS. Stella Maris Makassar
No.1085.SM.SK.MDG’S.IN.IV.2015 Tentang Kebijakan
Pelayanan PONEK
PERSIAPAN PASIEN
-Infont consent
LANGKAH-LANGKAH
1. Menyampaikan tindakan yang akan dilakukan
PROSEDUR
2. lakukan penilaian KU ibu lewat TTV
3. Pantau secara ketat DJJ
4. Pantau kemajuan persalinan dengan Partograf
5. Identifikasi jenis malpresentasi dan malposisi
6. tatalaksana sesuai dengan jenis malpresentasi
7. lakukan pendokumentasian

UNIT TERKAIT Kanar Bersalin

2
PENANGANAN PASIEN PRE EKLAMSI

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


MDG’S.SPO.003A 1/1

Tanggal Terbit Ditetapkan Oleh :


Direktur RS Stella Maris
STANDAR 02 Mei 2015 Makassar
OPERASIONAL
PROSEDUR

dr. Thomas Soharto, M.Kes

PENGERTIAN Menyiapkan pertolongan pada pasien hamil yang disertai


peningkatan tekanan darah dan protein uri positif
TUJUAN Agar tidak terjadi eklamsi dan gawat janin

KEBIJAKAN Sesuai dengan SK Direktur RS. Stella Maris Makassar


No.1085.SM.SK.MDG’S.IN.IV.2015 Tentang Kebijakan
Pelayanan PONEK
1. Memberitahu pasien akan tindakan yang akan dilakukan
2. timbang BB ibu saat ibu masuk RS dan setiap hari
3. tegakkan diagnose melalui pemeriksaan lab urine protein
4. pengukuran desakan darah tiap 4 jam kecuali ibu tidur
5. pengukuran produksi urine setiap 3 jam
6. lakukan pengamatan gerakan janin setiap hari
7. pengamatan adanya edema pada muka,tungkai dan
PROSEDUR
abdomen
8. amati kemungkinan tanda-tanda eklamsi
9. pada kehamilan kurang dari 37 mmg gejala tidak
memburuk
10. pertahankan sampai aterm
11. pada kehamilan lebih dari 37 mmg pertimbangkan untuk
terminasi
12. lakukan pendokumentasian

UNIT TERKAIT Ruang isolasi kebidanan

PENANGANAN PASIEN EKLAMSI

3
No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :
MDG’S.SPO.003B 1/1

Tanggal Terbit Ditetapkan Oleh :


STANDAR Direktur RS Stella Maris
OPERASIONAL 02 Mei 2015 Makassar
PROSEDUR

dr. Thomas Soharto, M.Kes

PENGERTIAN Menyiapkan pertolongan pada pasien ibu hamil hipertensi yang


disertai kejang
TUJUAN Untuk mencegah kematian ibu dan janin

KEBIJAKAN Sesuai dengan SK Direktur RS. Stella Maris Makassar


No.1085.SM.SK.MDG’S.IN.IV.2015 Tentang Kebijakan
Pelayanan PONEK
1. memberitahu keluarga atas tindakan yang akan dilakukan
2. segera pasang infuse RL dengan jarum besar
3. beri obat antikonvulsan(magnesium sulfat)
4. bebaskan jalan nafas,beri 02 4-5 ltr/menitaspirasi
PROSEDUR 5. baringkan pasien kesisi kiri untuk mencegah
6. aspirasi mulut dan tenggorokan
7. lindungi pasien dari kemungkinan trauma
8. pasang kateter urin dan pantau pengeluaran urin
9. observasi ketat tanda-tanda vital dan DJJ
10. Jika tekanan diastole ≥110,beri antihipertensi sampai
tekanan diastolic diantara 90-100mmHg
11. bila ada tanda-tanda edema paru stop pemberian cairan
12. setelah ku ibu membaik pertimbangkan untuk terminasi
pada kehamilan ≥37 mmg
13. lakukan pendokumentasian

UNIT TERKAIT Kamar bersalin

PERSIAPAN PENANGANAN PASIEN KET

4
No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :
MDG’S.SPO.004 1/1

Tanggal Terbit Ditetapkan Oleh :


STANDAR Direktur RS Stella Maris
OPERASIONAL 02 Mei 2015 Makassar
PROSEDUR

dr. Thomas Soharto, M.Kes

PENGERTIAN Menyiapkan pertolongan pasien dengan kehamilan diluar


kandungan
TUJUAN Mencegah terjadinya syok hipovolemik dan syok neurogenik

KEBIJAKAN Sesuai dengan SK Direktur RS. Stella Maris Makassar


No.1085.SM.SK.MDG’S.IN.IV.2015 Tentang Kebijakan
Pelayanan PONEK:
“ Pelayanan PONEK Bertujuan Untuk Upaya Menurunkan
AKI/AKB.”
Persiapan pasien
1. siapkan informed conset untuk tindakan medis
2. puasakan pasien untuk persiapan operasi
LANGKAH-LANGKAH
1. segera merestorasi cairan tubuh dengan RL atau NACL
PROSEDUR 2. Tegakkan diagnose melalui pemeriksaan planotest,beta
hcg, hb seri,kuldosintesis atau melalui usg obstetri
3. segera tansfusi darah bila pasien anemia
4. setelah ada rencana tindakan beritahu pasien atas
tindakan yang akan dilakukan
5. siapkan pasien untuk dilakukan operasi salpingektomia
6. lakukan pendokumentasian

UNIT TERKAIT Kamar bersalin

GAWAT JANIN

5
No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :
MDG’S.SPO.005 1/1

Tanggal Terbit Ditetapkan Oleh :


STANDAR Direktur RS Stella Maris
OPERASIONAL 02 Mei 2015 Makassar
PROSEDUR

dr. Thomas Soharto, M.Kes

PENGERTIAN Menyiapkan pertolongan pada persalinan dengan gawat janin

TUJUAN Untuk mencegah kematian janin dalam rahim


KEBIJAKAN Sesuai dengan SK Direktur RS. Stella Maris Makassar
No.1085.SM.SK.MDG’S.IN.IV.2015 Tentang Kebijakan
Pelayanan PONEK:
“ Pelayanan PONEK Bertujuan Untuk Upaya Menurunkan
AKI/AKB.”
PERSIAPAN PASIEN
1. Minta persetujuan tindakan yang akan dilakukan
LANGKAH-LANGKAH
1. Menyampaikan pada pasien tindakan yang akan dilakukan
2. Miringkan ibu keposisi kir
3. Berikan 02
PROSEDUR
4. Hentikan infuse oksitosin bila sedang diinduksi
5. Observasi ketat DJJ
6. Identifikasi penyebab gawat janin
7. Bila gawat janin karena dari ibu dengan demam segera
terapi dengan antibiotic
8. Bila gawat janin karena prolapsus tangani segera sesuai
protap -konsultasi dengan dokter tentang persalinan
dengan seksio sesarea

UNIT TERKAIT Kamar bersalin

KEMATIAN JANIN DALAM RAHIM

6
No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :
MDG’S.SPO.006 1/1

Tanggal Terbit Ditetapkan Oleh :


STANDAR Direktur RS Stella Maris
OPERASIONAL 02 Mei 2015 Makassar
PROSEDUR

dr. Thomas Soharto, M.Kes

PENGERTIAN Menyiapkan pertolongan pada pasien masalah gerakan janin


tidak dirasakan
TUJUAN Untuk segera mengidentifikasi adanya kematian dalam rahim
sehingga kehamilan segera diakhiri
KEBIJAKAN Sesuai dengan SK Direktur RS. Stella Maris Makassar
No.1085.SM.SK.MDG’S.IN.IV.2015 Tentang Kebijakan
Pelayanan PONEK
PERSIAPAN PASIEN
1. Minta infont consent untuk tindakan
2. Berikan dukungan moril pada ibu
LANGKAH-LANGKAH
1. Menyampaikan tindakan yg akan dilakukan
PROSEDUR
2. Pantau DJJ dng dopler dan minta bantuan beberapa orang
untuk mendengarkan
3. Pastikan DJJ melalui USG
4. Bila janin sudah dipastikan matii rencanakan persalinan
melalui induksi
5. Bila ada terianda-tanda infeksi beri antibiotic

UNIT TERKAIT Kamar bersalin

7
INDUKSI DAN AKSELERASI PERSALINAN

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


MDG’S.SPO.007 1/1

Tanggal Terbit Ditetapkan Oleh :


STANDAR Direktur RS Stella Maris
OPERASIONAL 02 Mei 2015 Makassar
PROSEDUR

dr. Thomas Soharto, M.Kes

PENGERTIAN Menyiapkan pasien untuk memulai terjadinya persalinan

TUJUAN Untuk mencapai his yang adekuat sehingga by segera dilahirkan


KEBIJAKAN Sesuai dengan SK Direktur RS. Stella Maris Makassar
No.1085.SM.SK.MDG’S.IN.IV.2015 Tentang Kebijakan
Pelayanan PONEK
PERSIAPAN PASIEN
1. Minta persetujuan tindakan
2. Minta pasien untuk mengosongkan kandung kemih
PERSIAPAN ALAT
1. Set infus,dekstrose/garam fisiologik,IV kateter
2. oksitosin
PROSEDUR
3. Tensi , dopler,lembaran fatograf
LANGKAH-LANGKAH
1. meanyampaikan tindakan yang akan dilakukan
2. Mencuci tangan dan memasang infuse
3. Drips oksitosin 5 unit dalam 500 cc dektrose mulai 8 tetes
dinaikkan 4 tetes setiap 30 menit sampai his adekuat
4. Pantau his dan djj tiap 30 menit dan TTV tiap 4 jam
5. Lakukan pendokumentasian lewat patograf

UNIT TERKAIT Kamar bersalin

8
PERDARAHAN PASKA PERSALINAN

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


MDG’S.SPO.008 1/2

Tanggal Terbit Ditetapkan Oleh :


STANDAR Direktur RS Stella Maris
OPERASIONAL 02 Mei 2015 Makassar
PROSEDUR

dr. Thomas Soharto, M.Kes

PENGERTIAN Menyiapkan pertolongan pada pasien perdarahan setelah


bersalin yang diperkirakan lebih dari 500 cc
TUJUAN Untuk mencegah kematian ibu post partum yang disebabkan
karena perdarahan
KEBIJAKAN Sesuai dengan SK Direktur RS. Stella Maris Makassar
No.1085.SM.SK.MDG’S.IN.IV.2015 Tentang Kebijakan
Pelayanan PONEK:
“ Pelayanan PONEK Bertujuan Untuk Upaya Menurunkan
AKI/AKB.”
PERSIAPAN ALAT/OBAT
1. transfusi set,IV kateter,cairan RL
2. spoit 3cc
3. hanscoen steril
4. Oxytosin
5. set hecting
PROSEDUR
PERSIAPAN PASIEN
-minta persetujuan tindakan
LANGKAH-LANGKAH
1. Memberitahu pasien/keluarga tindakan yang akan
dilakukan
2. segera pasang infus dengan RL
3. periksa TTV
4. periksa kelengkapan plasenta

PERDARAHAN PASKA PERSALINAN

9
No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :
MDG’S.SPO.008 2/2

5. Identifikasi penyebab perdarahan


6. Bila perdarahan karena atoni segera tangani sesuai protap
atoni
7. bila perdarahan karena robekan jalan lahir segera hecting
8. jika perdarahan terus berlangsung lakukan uji beku darah
9. lakukan pemeriksaan kadar hb
PROSEDUR
10. jika hb kurang dari 7 segera transfuse
11. segera setelah tindakan rendam alat dalam klorin
12. mencuci tangan
13. lakukan pendokumentasian

UNIT TERKAIT Kamar bersalin

PERSIAPAN TINDAKAN SEKSIO SESAR

10
No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :
MDG’S.SPO.009 1/1

Tanggal Terbit Ditetapkan Oleh :


STANDAR Direktur RS Stella Maris
OPERASIONAL 02 Mei 2015 Makassar
PROSEDUR

dr. Thomas Soharto, M.Kes

PENGERTIAN Menyiapkan pasien untuk tindakan seksio yaitu melahirkan


bayi melalui sayatan pada dinding uterus yang masih utuh
TUJUAN Untuk mengakhiri kehamilan pada persalinan patologi
KEBIJAKAN Sesuai dengan SK Direktur RS. Stella Maris Makassar
No.1085.SM.SK.MDG’S.IN.IV.2015 Tentang Kebijakan
Pelayanan PONEK
Persiapan pasien
1. infomed conset untuk tindakan operasi
2. puasakan pasien kurang lebih 8 jam,dan cukur pubis
3. siapkan darah dan lengkapi pemeriksaan laboratorium
4. Persiapan alat dan obat
5. 1 set alat seksio
PROSEDUR 6. obat anestesi
LANGKAH-LANGKAH
1. Sampaikan pada pasien tindakan yang akan dilakukan
2. atur posisi pasien
3. pasang infuse dan urine kateter
4. memberitahu dokter bahwa pasien sudah siap
5. setelah selesai bersihkan pasien rendam alat dalam klorin
6. cuci tangan sesuai standar,dan dokumentasi

UNIT TERKAIT Kamar Operasi

DILATASI DAN KURETASE

11
No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :
MDG’S.SPO.010 1/2

Tanggal Terbit Ditetapkan Oleh :


STANDAR Direktur RS Stella Maris
OPERASIONAL 02 Mei 2015 Makassar
PROSEDUR

dr. Thomas Soharto, M.Kes

PENGERTIAN Menyiapkan pasien untuk dikuret


TUJUAN Untuk segera mengeluarkan sisa jaringan
KEBIJAKAN Sesuai dengan SK Direktur RS. Stella Maris Makassar
No.1085.SM.SK.MDG’S.IN.IV.2015 Tentang Kebijakan
Pelayanan PONEK
PERSIAPAN PASIEN
Infont consent
PERSIAPAN ALAT/OBAT
1. Set kuret ,hanscoen DTT
2. Set infuse bila perlu
3. spoit dan oksitosin
PROSEDUR
4. alat pelindung diri
5. lampu sorot
LANGKAH-LANGKAH
1. Menyampaikan tindakan yg akan dilakukan
2. Memberi posisi litotomi
3. Memakai alat pelindung diri
4. Mencuci tangan sesuai standar
5. Pemberian petidin oleh anestesi
6. Suntik oksitosin atau ergometrin
7. lakukan tindakan aseptic/antiseptic pada vagina
8. lakukan pemeriksaan dalam
9. lakukan dilatasi serviks mulai dari dilatator terkecil
10. lakukan kuretase

DILATASI DAN KURETASE

12
No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :
MDG’S.SPO.010 2/2

11. hasil evakuasi jaringan dikirim ke laboratorium


12. Rapikan pasien dan rendam alat dalam larutan klorin
13. Mencuci tangan sesuai standar
PROSEDUR 14. lakukan pendokumentasian

UNIT TERKAIT Kamar Operasi

13
PERSIAPAN TINDAKAN PLASENTA MANUAL

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


MDG’S.SPO.011 1/2

Tanggal Terbit Ditetapkan Oleh :


STANDAR Direktur RS Stella Maris
OPERASIONAL 02 Mei 2015 Makassar
PROSEDUR

dr. Thomas Soharto, M.Kes

PENGERTIAN Menyiapkan pasien untuk dilakukan manual plasenta


TUJUAN Untuk melepaskan plasenta dari tempat implantasinya pada
dinding uterus dan mengeluarkan dari kavum uteri dengan
menggunakan tangan
KEBIJAKAN Sesuai dengan SK Direktur RS. Stella Maris Makassar
No.1085.SM.SK.MDG’S.IN.IV.2015 Tentang Kebijakan
Pelayanan PONEK
Persiapan pasien:
1. minta persetujuan tindakan
2. Persiapan alat:
3. sarung DTT yang panjang
4. alat pelindung diri
5. set infuse dan cairan
PROSEDUR 6. obat uterotonika
7. set partus
8. wadah plasenta
9. kateter nelaton
LANGKAH-LANGKAH
1. menyampaikan pada pasien tindakan yg akan dilakukan
2. gunakan pelindung diri dan mencuci tangan
3. pakai hanscoen steril kosongkan kandung kemih
4. pakai hanskoen panjang masukkan tangan kedalam vagina
5. Dengan menelusuri tali pusat dan punggung tangan
menghadap kebawah
6. setelah tangan mencapai kavum uteri tempat implantasi

PERSIAPAN TINDAKAN PLASENTA MANUAL

14
No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :
MDG’S.SPO.011 2/2

plasenta buka tangan seperti memberi salam dan tangan kiri


menahan pundus uteri.
7. gerakkan tangan kekiri dan kekanan sambil bergeser
PROSEDUR
kekranial sehingga semua permukaan maternal plasenta
dapat dilepaskan.
8. keluarkan plasenta secara perlahan-lahan sambil asisten
menarik keluar koher yg terjepit ditali pusat
9. letakkan plasenta ditempatnya dan amati kontraksi uterus
dan perdarahan
10.kontaminasi alat dengan larutan larutan klorin
11. mencuci tangan dan pendokumentasian
UNIT TERKAIT Kamar Bersalin

ASUHAN BAYI BARU LAHIR BERMASALAH

15
No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :
MDG’S.SPO.012 1/1

Tanggal Terbit Ditetapkan Oleh :


STANDAR Direktur RS Stella Maris
OPERASIONAL 02 Mei 2015 Makassar
PROSEDUR

dr. Thomas Soharto, M.Kes

PENGERTIAN Persiapan pertolongan pada bayi baru baru lahir bermasalah


TUJUAN Untuk menurunkan angka kesakitan dan angka kematian
perinatal
KEBIJAKAN Sesuai dengan SK Direktur RS. Stella Maris Makassar
No.1085.SM.SK.MDG’S.IN.IV.2015 Tentang Kebijakan
Pelayanan PONEK.
PERSIAPAN ALAT
1. Handuk kering dan selimut
2. tabung 02 yang lengkap
3. Alat resusitasi
4. lampu pemanas
5. pengisap lender
PROSEDUR PERSIAPAN PASIEN
-infont consent
LANGKAH-LANGKAH
1. Menyampaikan tindakan yang akan dilakukan
2. Mencuci tangan
3. lakukan asuhan BBL sesuai protap
aspirasi mekonium bila ada pada mulut dan hidung
4. nilai bayi bila bayi belum bernafas spontan lakukan VTP
dan pemberian oksigen
5. Lakukan pendokumentasian

UNIT TERKAIT Kamar Operasi

16
PELAYANAN KESEHATAN PELAKSANAAN
RUJUKAN PONEK

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :

MDG’S.SPO.013 0 1/2

Tanggal Terbit Ditetapkan Oleh :


Direktur RS Stella Maris
STANDAR Makassar
PROSEDUR 02 Mei 2015
OPERASIONAL

dr. Thomas Soharto, M. Kes

PENGERTIAN Pasien Dirujuk adalah pasien yang atas pertimbangan dokter /


perawat / bidan memerlukan pelayanan di RS baik untuk
diagnostik penunjang atau terapi.
TUJUAN Sebagai acuan penatalaksanaan pengantaran rujukan sampai
rumah sakit tujuan dengan cepat dan aman
Sesuai dengan SK Direktur RS. Stella Maris Makassar
No.1085.SM.SK.MDG’S.IN.IV.2015 Tentang Kebijakan
KEBIJAKAN Pelayanan PONEK
1. Memberi penjelasan kepada pasien dan keluarga bahwa
segala tindakan yang dilakukan untuk menyelamatkan
ibu da bayinya:
2. Menjelaskan kepada pasien atau keluarga pasien alasan
PROSEDUR pasien dirujuk
3. Menyiapkan petugas yang terampil dan terlatih dalam
penanganan pasien PONEK
4. Menyiapkan sarana danprasarana serta membuat surat
rujukan atau kartuke RS rujukan
5. Melampirkan/mencatat hasilpemeriksaan dan tindakan
yang dilakukan selama pasien dirawat
6. Pasien didampingi olehpetugas kesehatan berangkat ke
Rumah Sakit.
7. Petugasyang mengantar akan memastikan keberadaan
dan menghubungi unit pelayanan yang akan dituju
selanjutnya.
8. Setiap pasien yang di rujuk akan dibekali dengan surat
rujukan yang telah diisi oleh dokter dan nomor petugas
baru yang bisa dihubungi

17
PELAYANAN KESEHATAN PELAKSANAAN
RUJUKAN PONEK

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :

MDG’S.SPO.013 0 2/2
9. Lakukan pemantauan apakah pasien yang dikirim benar
telah melapor kepada petugas unit pelayanan tujuan
PROSEDUR masing-masing

UNIT TERKAIT UGD,Ruang Perawatan Kebidanan.

18
MENGUKUR PANJANG BADAN BAYI BARU LAHIR

No. Dokumen No. Revisi Halaman


MDG’S.SPO.014 1/1

STANDAR Tanggal Terbit : Ditetapkan Oleh :


PROSEDUR Direktur RS Stella Maris
OPERASIONAL 02 Mei 2015 Makassar

dr. Thomas Soharto, M.Kes


Direktur
PENGERTIAN Mengukur panjang badan bayi dengan alat pengukur
TUJUAN Untuk mengetahui panjang badan bayi baru lahir
Sesuai dengan SK Direktur RS. Stella Maris Makassar
KEBIJAKAN No.1085.SM.SK.MDG’S.IN.IV.2015 Tentang Kebijakan
Pelayanan PONEK:
A. Persiapan
PROSEDUR - Meteran
B. Pelaksanaan
1. Perawat cuci tangan.
2. Alat pengukur panjang badan disiapkan.
3. Komunikasi dengan bayi
4. Bayi dibaringkan telentang tanpa dibedong dengan kedua
kaki diluruskan.
5. Panjang badan diukur mulai dari ubun-ubun sampai
ketumit.
6. Hasilnya dicatat pada identitas bayi dan Catatan perawat.
7. Bayi dirapikan
8. Alat-alat dibersihkan
9. Cuci tangan setelah melakukan tindakan

UNIT TERKAIT - kamar bayi

19
MENGUKUR LINGKAR DADA BAYI BARU LAHIR

No. Dokumen No. Revisi Halaman


MDG’S.SPO.015 1/1

STANDAR Tanggal Terbit : Ditetapkan Oleh :


PROSEDUR Direktur RS Stella Maris
OPERASIONAL 02 Mei 2015 Makassar

dr. Thomas Soharto, M.Kes


Direktur
Mengukur lingkar dada bayi dengan alat pengukur
PENGERTIAN

TUJUAN Untuk mengetahui lingkar dada bayi baru lahir

Sesuai dengan SK Direktur RS. Stella Maris Makassar


KEBIJAKAN No.1085.SM.SK.MDG’S.IN.IV.2015 Tentang Kebijakan Pelayanan
PONEK:
A. Persiapan
PROSEDUR - Meteran
B. Pelaksanaan
1. Perawat cuci tangan.
2. Alat pengukur disiapkan.
3. Komunikasi dengan bayi
4. Bayi dibaringkan telentang tanpa dibedong dan baju
5. Tubuh bayi diangkat sedikit dan lingkarkan meteran pada
dada bayi melewati kedua puting susu
6. Hasilnya dicatat pada formulir riwayat kelahiran. Catatan
perawat, dan buku bayi
7. Bayi dirapikan
8. Alat-alat dibereskan
9. Cuci tangan setelah melakukan tindakan
UNIT TERKAIT - Instalasi Rawat Inap

20
MENGUKUR LINGKAR LENGAN BAYI BARU LAHIR

No. Dokumen No. Revisi Halaman


MDG’S.SPO.016 1/1

STANDAR Tanggal Terbit : Ditetapkan Oleh :


PROSEDUR Direktur RS Stella Maris
OPERASIONAL 02 Mei 2015 Makassar

dr. Thomas Soharto, M.Kes


Direktur
Mengukur lingkar lengan bayi dengan alat pengukur
PENGERTIAN

TUJUAN Untuk mengetahui lingkar lengan bayi baru lahir

Sesuai dengan SK Direktur RS. Stella Maris Makassar


KEBIJAKAN No.1085.SM.SK.MDG’S.IN.IV.2015 Tentang Kebijakan Pelayanan
PONEK:
A. Persiapan
PROSEDUR - Meteran
B. Pelaksanaan
1. Perawat cuci tangan.
2. Alat pengukur disiapkan.
3. Komunikasi dengan bayi
4. Baringkan bayi dan lingkarkan meteran pada 1/3 bagian
lengan atas kanan (satuan cm)
5. Hasilnya dicatat pada formulir riwayat kelahiran. Catatan
perawat dan buku bayi.
6. Bayi dirapikan.
7. Alat-alat dibereskan.
8. Cuci tangan setelah melakukan tindakan
UNIT TERKAIT - Instalasi Rawat Inap

21
MENGUKUR LINGKAR KEPALA BAYI BARU LAHIR

No. Dokumen No. Revisi Halaman


MDG’S.SPO.017 1/1

STANDAR Tanggal Terbit : Ditetapkan Oleh :


PROSEDUR Direktur RS Stella Maris
OPERASIONAL 02 Mei 2015 Makassar

dr. Thomas Soharto, M.Kes


Direktur
Mengukur lingkar kepala bayi dengan alat pengukur
PENGERTIAN
Untuk mengetahui lingkar kepala bayi baru lahir dan kelainan pada
TUJUAN
kepala
Sesuai dengan SK Direktur RS. Stella Maris Makassar
KEBIJAKAN No.1085.SM.SK.MDG’S.IN.IV.2015 Tentang Kebijakan Pelayanan
PONEK:
A. Persiapan
PROSEDUR - Meteran
B. Pelaksanaan
1. Perawat cuci tangan.
2. Alat pengukur disiapkan.
3. Komunikasi dengan bayi
4. Lingkarkan meteran pada kepala bayi melingkari dahi
(glabella) sampai bagian belakang kepala yang menonjol
(osipitalis)
5. Bayi dirapikan.
6. Alat-alat dibereskan.
7. Cuci tangan setelah melakukan tindakan
UNIT TERKAIT - Instalasi Rawat Inap

22
PEMERIKSAAN BAYI BARU LAHIR

No. Dokumen No. Revisi Halaman


MDG’S.SPO.018 1/2

STANDAR Tanggal Terbit : Ditetapkan Oleh :


PROSEDUR Direktur RS Stella Maris
OPERASIONAL 02 Mei 2015 Makassar

dr. Thomas Soharto, M.Kes


Direktur
Pertolongan segera pada bayi yang lahir secara spontan atau tanpa
PENGERTIAN
tindakan
Memberikan bantuan pada bayi yang lahir spontan, sesuai dengan
TUJUAN
kebutuhan untuk kelangsungan hidupnya.
Sesuai dengan SK Direktur RS. Stella Maris Makassar
KEBIJAKAN No.1085.SM.SK.MDG’S.IN.IV.2015 Tentang Kebijakan Pelayanan
PONEK:
A. Persiapan;
Lihat prosedur persiapan menolong bayi baru lahir
B. Pelaksanaan
1. Membuat file/status bayi
2. Menyiapkan dan mengecek alat-alat resusitasi
3. Siapkan 2 helai handuk diatas meja resusitasi
4. Nyalakan radian warmer/lampu pemanas
5. Cuci tangan bila ibu mengalami pembukaan lengkap
6. Pakai scort
7. Pakai sarung tangan
PROSEDUR 8. Setelah kepala bayi lahir hidung dan mulut bayi bersihkan
dengan kassa steril
9. Setelah tubuh bayi lahir secara keseluruhan nilai APGAR
10. Setelah tali pusat dipotong dan diklem, bayi diangkat dengan
kain yang telah dihangatkan, langsung diperlihatkan kepada
ibunya sambil menunjukkan jenis kelaminnya.
11. Bayi dibawa kemeja resusitasi yang telah dihangatkan
12. Jika masih banyak lendir dilakukan pengisapan memakai
kateter pengisap no. 8 dengan tekanan maksimal 100 mHg
mulai dari mulut sampai trachea, jangan sampai kelambung,
kemudian dilakukan pengisapan melalui hidung.
13. Bayi dikeringkan dari air ketuban/darah dengan menggunakan
handuk yang telah dihangatkan, kemudian vernix caseosa
dibersihkan dan ganti dengan handuk yang kedua yang telah
dihangatkan.
14. Bayi dibedong dan lakukan “bonding attachme” dengan

23
PEMERIKSAAN BAYI BARU LAHIR

No. Dokumen No. Revisi Halaman


MDG’S.SPO.018 2/2

15. Bawa bayi keruangan perinatologi


16. Lakukan identifikasi, pemeriksaan anus dan mengukur
antropometri pada bayi
17. Berikan obat zalf mata pada mata kanan dan kiri
18. Bila adaptasi baik, bayi dipindahkan keruangan rawat gabung
PROSEDUR
sesuai dengan ruangan perawatan ibunya.

UNIT TERKAIT - Ruangan Bayi

24
PEMERIKSAAN DALAM

No. Dokumen No. Revisi Halaman


MDG’S.SPO.019 1/1

STANDAR Tanggal Terbit : Ditetapkan Oleh :


PROSEDUR Direktur RS Stella Maris
OPERASIONAL 02 Mei 2015 Makassar

dr. Thomas Soharto, M.Kes


Direktur
Melakukan pemeriksaan untuk mendapatkan hasil guna menilai
PENGERTIAN
kemajuan persalinan
Sesuai dengan SK Direktur RS. Stella Maris Makassar
KEBIJAKAN No.1085.SM.SK.MDG’S.IN.IV.2015 Tentang Kebijakan Pelayanan
PONEK:
A. Persiapan;
PROSEDUR - Handscon Steril
- Kapas Sublimat
- Nierbekken
B. Pelaksanaan
1. Mencuci tangan.
2. Beritahu pasien tindakan yang akan dilakukan dan tujuan
tindakan dilakukan
3. Posisikan pasien (utotomi)
4. Memakai Handscon Steril
5. Kakukan vulva hygiene
6. Meminta ibu untuk menarik nafas panjang dan rilek
7. Jari tengah makan dan menelusuri jalan lahir yang diikuti jari
telunjuk kanan
8. Tangan kiri memegang fondus
9. Menilai posisi partio, presentasi, ketuban pembukaan dan
lambang feto pelvic
10. Cuci tangan
11. Beritahu pasien mengena hasil pemeriksaan yang telah
dilakukan
12. Lakukan pendokumentasian
13. Kalaborasi dengan Dokter
- Kamar Bersalin
UNIT TERKAIT
- Poli Klinik Kebidanan

PEMERIKSAAN DENYUT JANTUNG JANIN


MENGGUNAKAN DOPPLER

25
No. Dokumen No. Revisi Halaman
MDG’S.SPO.020 1/1

STANDAR Tanggal Terbit : Ditetapkan Oleh :


PROSEDUR Direktur RS Stella Maris
OPERASIONAL 02 Mei 2015 Makassar

dr. Thomas Soharto, M.Kes


Direktur
Suatu alat untuk mendeteksi atau mendengar frekuensi denyut
PENGERTIAN
jantung janin
TUJUAN
Sesuai dengan SK Direktur RS. Stella Maris Makassar
KEBIJAKAN No.1085.SM.SK.MDG’S.IN.IV.2015 Tentang Kebijakan Pelayanan
PONEK:
A. Persiapan;
PROSEDUR - Dopplex
- Gel
- Tissu/ handuk Kecil
B. Pelaksanaan
1. Tekan tombol power/ On untuk menghidupkan
2. Beritahu ibu tindakan yang akan dilakukan
3. Memastikan posisi/ letak punggung janin untuk memudahkan
pencarian denyut jantung janin
4. Beri Gel pada stik dopplex secukupnya
5. Dengan denyut jantung janin 5 detik 1,5 detik ke 3, kemudian
hasil dibagi 4
6. Beritahu pasien keadaan denyut jantung janin sesuai hasil
pemeriksaan yang telah dilakukan
7. Lakukan pendukentasian
8. Kolaborasi dengan Dokter

- Kamar Bersalin
UNIT TERKAIT
- Poli Kebidanan

26
ASISTEN DOKTER MENOLONG PERSALINAN

No. Dokumen No. Revisi Halaman


MDG’S.SPO.021 1/1

STANDAR Tanggal Terbit : Ditetapkan Oleh :


PROSEDUR Direktur RS Stella Maris
OPERASIONAL 02 Mei 2015 Makassar

dr. Thomas Soharto, M.Kes


Direktur
Membantu menjadi asisten dokter kebidanan dalam tindakan
PENGERTIAN
menolong persalinan
Memberikan bantuan pada dokter kebidanan untuk menolong
TUJUAN
persalinan normal
Sesuai dengan SK Direktur RS. Stella Maris Makassar
KEBIJAKAN No.1085.SM.SK.MDG’S.IN.IV.2015 Tentang Kebijakan Pelayanan
PONEK:
A. Persiapan;
PROSEDUR - Lihat prosedur persiapan pertolongan bayi baru lahir
B. Pelaksanaan
1. Memeriksa ulang kelengkapan alat-alat bayi alat-alat partus
dan hecting set
2. Nyalakan Radien Warmer, Bentangkan 2 helai kain
pembungkus bayi diatas meja resositasati
3. Membuat status/ file bayi
4. Cuci tangan
5. Pakai sarung tangan
6. Mengajarkan cara mengedan yang benar dan tehnik pelukasi
dan memberi dukungan
7. Setelah bayi lahir bersihkan mulut dengan duk yang sudah
dihangatkan sambil melakukan penilaian Apgar memburuk
langsung melakukan resusitasi dan segera kolaborasi dengan
dr. Sp.A
8. Klem, tali pusat dengan urabilikal dan bungkus dengan kasa
steril.
9. Segera lakukan IMD. T. 1 jam
10. Bidan memberikan ini oksitosim 1 ampul sesuai instruksi
dokter (IV/IM)
11. Plasenta lahir kogri kelengkapan plasenta
12. Bidan memberikan ini metergin 1 amp sesuai instruksi dokter
(IV/ IM)
13. Membantu dokter untuk tindakan baik luka episiotomy /
laserasi jalan lahir
14. Nilai kala IV dan bersihkan pasien
15. Mengobservasi vital sign
16. Membersihkan alat-alat
17. Mencuci tangan
UNIT TERKAIT - Kamar Bersalin

27
ASISTEN DOKTER MELAKUKAN PEMASANGAN
LAMINARIA

No. Dokumen No. Revisi Halaman


MDG’S.SPO.022 1/2

STANDAR Tanggal Terbit : Ditetapkan Oleh :


PROSEDUR Direktur RS Stella Maris
OPERASIONAL 02 Mei 2015 Makassar

dr. Thomas Soharto, M.Kes


Direktur
PENGERTIAN Memasukkan laminaria kedalam oui

TUJUAN Membuka mulut rahim untuk memudahkan tindakan curetase.


Sesuai dengan SK Direktur RS. Stella Maris Makassar
KEBIJAKAN No.1085.SM.SK.MDG’S.IN.IV.2015 Tentang Kebijakan Pelayanan
PONEK:
Persiapan Alat
PROSEDUR 1. Kapas Sublimat
2. Hanscone
3. Luminaria Set :
- speculum syros
- combetadine
- teraculum
- sonde uterus
- tampan tang
- penster klem
- lamaria batang
- duk steril
4. Kassa steril
5. Bethadine
6. Lampu sorot
7. Monitor
8. 02 + selang tinasal
9. Obat-obat anastesi
Cara kerja
1. Cuci tangan
2. Memakai sarung tangan
3. Posisi pasien (litotomi)
4. Lepaskan pakaian bawah pasien
5. Kosongkan kandung kemih & vulva hygiene
6. Pasang duk steril
7. Lakukan inspekulo
8. Identifikasi partio
9. Lakukan penjepitan/ viksasi partio pada posisi jam 11

28
ASISTEN DOKTER MELAKUKAN PEMASANGAN
LAMINARIA

No. Dokumen No. Revisi Halaman


MDG’S.SPO.022 2/2

10. Ambil lamaria kemudian benang diikat dengan kassa steril


11. Jepit laminaria dengan penster klem
12. Masukkan laminaria ke ostium eksterna kemudian ke ostium
iterna biarkan selama 12 jam
13. Lepaskan terakulum dan beri betadine
PROSEDUR 14. Lepaskan speculum syms dan alat-alat kemudian letakkan pada
tempatnya
15. Informasi kepada pasien untuk bedrest s/d tindak curetase dan
jadwal puasa
16. Cuci tangan

UNIT TERKAIT - Kamar Bersalin

29
PERAWATAN PUERPERIUM

No. Dokumen No. Revisi Halaman


MDG’S.SPO.023 1/2

STANDAR Tanggal Terbit : Ditetapkan Oleh :


PROSEDUR Direktur RS Stella Maris
OPERASIONAL 02 Mei 2015 Makassar

dr. Thomas Soharto, M.Kes


Direktur
Perawatan yang dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir ketika
PENGERTIAN alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil
berlangsung selama 6 minggu
Untuk menghindari adanya kemungkinan pendarahan post partum
TUJUAN
infeksi dan memberikan pendidikan kesehatan tentang masa nifas.
Sesuai dengan SK Direktur RS. Stella Maris Makassar
KEBIJAKAN No.1085.SM.SK.MDG’S.IN.IV.2015 Tentang Kebijakan Pelayanan
PONEK:

PROSEDUR A. Persiapan Alat


1. Sarung tangan bersih
2. Baby oil
3. Kapas putting
4. Kapas sublimate dan tempatnya
5. Betadine
6. Nierbekken
7. Pispot (Pada pasien PPS)
8. Dua buah waslap/ handuk kecil
9. Com berisi air hangat dan dingin
10. skerm
B. Persiapan Pasien
1. Beritahu ibu akan tindakan yang akan dilakukan
2. Mengatur posisi pasien (Tidur terlentang lengan kedua kaki
di tekuk)
C. Cara Kerja
1. Mencuci tangan
2. Memasang skrem
3. Periksa tanda-tanda vital (TD, RR, HR, TEMP)
4. Kaji keluhan pasien
5. Melakukan pemeriksaan inspeksi
6. Melakukan perawatan pada payudara terutama putting susu
dibersihkan dengan kapas putting yang dibasahi dengan air
hangat. Apabila putting susu lecet oleskan colostrums atau
ASI yang keluar pada sekitar putting susu setiap mau

30
PERAWATAN PUERPERIUM

No. Dokumen No. Revisi Halaman


MDG’S.SPO.023 2/2

7. menyusui
8. Bila payu dara bengkak akibat pembendungan ASI maka
dilakukan:
a. Pengompresan payudara dengan kain basah hangat selama 5
menit
PROSEDUR b. Lakukan masase payudara dengan cara; masase dari kedua
payudara dari arah dalam keluar dan dengan telapak tangan
secara melingkar searah jarum jam. Kemudian kepalkan
tangan mu, memase dari pangkal menuju putting susu
c. Mengompres payudara dengan kain dingin dan bersihkan
payudara baby oil.
9. Melakukan pemeriksaan palpasi pada perut untuk mengetahui
tinggi fundus uteri dan kontraksi uterus, serta kandung kemilih
10. Melakukan vulva hygiene dengan kapas gublimat untuk
melihat pendarahan pervaginam dan luka opisiotonimi atau
laserasi pada perinerium
11. Luka episiotomi laserasi dioleskan dengan calf betadine
- Menjaga kebersihan seluruh tubuh
- Membersihkan vulva setiap kali selesai buang air kecil
atau besar dan oleskan zalf betadine.
- Mengganti pembalut setidaknya 2 X sehari atai lebih
- Mencuci tangan dengan sabun dan air sebelum dan
sesudah membersihkan daerah genitalia
- Istirahat yang cukup
- Memberikan ESI eksklusif
- Perawatan payudara (masase)
- Mengikuti program KB untuk menunda kehamilan
minimal 2 thn
12. Merapikan alat-alat
13. Mencatat hasil pemeriksaan
UNIT TERKAIT - Instansi Rawat

31
PENATALAKSANAAN PASIEN POST OPERASI

No. Dokumen No. Revisi Halaman


MDG’S.SPO.024 1/1

Ditetapkan Oleh :
STANDAR Tanggal Terbit : Direktur RS Stella Maris
PROSEDUR Makassar
OPERASIONAL 02 Mei 2015
dr. Thomas Soharto, M.Kes
Direktur
PENGERTIAN Tindakan yang dilakukan pada asisten setelah operasi
1. Mengevaluasi keadaan umum pasien
TUJUAN
2. Memenuhi kebutuhan cairan / intake output
Sesuai dengan SK Direktur RS. Stella Maris Makassar
KEBIJAKAN No.1085.SM.SK.MDG’S.IN.IV.2015 Tentang Kebijakan Pelayanan
PONEK:
A. Persiapan Alat
PROSEDUR - Tidur pasien
- Tiang infus
- Nierbeken
- Underpand
Perawatan Ruangan
a. Jemput pasien setelah pasien sadar dan diperbolehkan pindah
dari ruang pemulihan ke ruang perawatan dengan
menggunakan tempat tidur/ brancard yang harus dibawa saat
menjemput pasien yaitu, piala ginjal/com mntah dan
underpand
b. Cek monitor, keperluan cek perdarahan (luka op/ e/u)
Serah terima dengan perawat ruang pemilihan tentang
instruksi dokter post op
Ruang perawatan
a. Atur posisi sesuai dengan keadaan umum pasien dan anestesi
yang digunakan (tanpa bantal)
b. Sediakan piala ginjal untuk mengantipasi pasien muntah
c. Observasi tanda vital dan warna kulit (sianosisi atau tidak)
d. Diatur tetesan infus
e. Observasi pengeluaran urine (kateter/ spontan)
f. Berikan terapi injeksi sesuai instruksi dokter
g. Beritahu keluarga pasien mengenai :
- Alasan pasien dipuaskan
- Batasan mobilitas pasien
- Jelaskan ibu tentang nyeri pasca operasi
- Ajarkan ibu teknik relaksasi
h. Tekan bel, bila memerlukan bantuan bidan masalah pasca
operasi
i. dokumentasi

UNIT TERKAIT - Instansi rawat inap

32
MEMBERIKAN SUNTIKAN NEO-K

No. Dokumen No. Revisi Halaman


MDG’S.SPO.025 1/1

STANDAR Tanggal Terbit : Ditetapkan Oleh :


PROSEDUR Direktur RS Stella Maris
OPERASIONAL 02 Mei 2015 Makassar

dr. Thomas Soharto, M.Kes


Direktur
PENGERTIAN Memberikan Neo-K melalui suntikan kepada bayi baru lahir

TUJUAN Untuk mencegah terjadinya definisi Neo-K


Sesuai dengan SK Direktur RS. Stella Maris Makassar
KEBIJAKAN No.1085.SM.SK.MDG’S.IN.IV.2015 Tentang Kebijakan Pelayanan
PONEK:

PROSEDUR A. PERSIAPAN :
1. Obat: Vit K-1 (phytonadion) kemasan ampul, 2 mg/1 ml
2. bak instrumen
3. spuit 1 cc
4. kapas akhol (plastik)
5. flansaplas/ hipapik
B. PELAKSANAAN
1. Siapkan alat-alat obat
2. Perawat cuci tangan
3. Siapkan bayi yang akan disuntik
4. Neo-K dimasukkan kedalam spuit 1 cc (bayi ≥1500 gram 1
mg, bayi < 1500 gram : 0,5 mg)
5. Lokasi yang akan disuntik: paha kiri lateroanterior bawah
6. Disenfektan daerah yang akan disuntik
7. Posisi jarum suntik tegak lurus. Pada posisi paha bayi
8. Aspirasi lebih dahulu, jika tidak ada darah, masukkan obat
secara perlahan dan jika ada darah, jarum dicabut kembali
dan ditusuk kembali di daerah lainnya.
9. Bekas suntikan ditekan dengan kapas alkohol dan tutup
dengan hansaplas atau hipapik
10. Observasi 5-10 menit apakah tanda-tanda perdarahan
11. Bayi dan alat-alat dirapikan kembali
12. Perawat mencuci tangan
13. Catat dalam buku laporan/file bayi
UNIT TERKAIT - Instansi rawat

33
INISIASI MENYUSU DINI

No. Dokumen No. Revisi Halaman


MDG’S.SPO.026 1/1

STANDAR Tanggal Terbit : Ditetapkan Oleh :


PROSEDUR Direktur RS Stella Maris
OPERASIONAL 02 Mei 2015 Makassar

dr. Thomas Soharto, M.Kes


Direktur
PENGERTIAN Pemberian makanan atau air susu ibu secara langsung kepada bayi
Untuk memperkenalkan air susu ibu atau makanan sedini mungkin
TUJUAN
dan nutrisi yang sehat pada bayi
Sesuai dengan SK Direktur RS. Stella Maris Makassar
KEBIJAKAN No.1085.SM.SK.MDG’S.IN.IV.2015 Tentang Kebijakan
Pelayanan PONEK:

PROSEDUR A. PERSIAPAN :
1. Ibu yang akan menyusui
2. Bayi yang akan disusui
3. Kapas puting
4. Nierbeken
B. PELAKSANAAN
1. Pastikan keadaan umum bayi dan ibu baik
2. Ibu diberi tahu/informasi tentang ASI
3. Ibu dan bidan mencuci tangan
4. Atur posisi ibu (dalam keadaan yang rileks, baik posisi duduk
ataupun tidur memiring)
5. Bersihkan putting ibu dengan kapas puting
6. Mengatur posisi bayi dimana badan bayi berhadapan dan
menempel pada perut ibu memegang tubuh bayi hingga
bokong sedangkan tangan ibu yang satunya lagi menyokong
payudara agar areola dan puting masuk kemulut bayi.
7. Pastikan aerola dan puting seluruhnya atau sebagian besar
masuk kedalam mulut bayi
8. Lama menyusui 15-20 menit tiap payudara
9. Oleskan kedua puting hingga areola dengan ASI setelah
selesai menyusui
10. Bayi anjurkan kepada ibu untuk menyendawakan bayi
dengan posisi bayi tegak dan bersandar pada bahu ibu, sambil
menepuk-nepuk punggung bayi.
11. Posisikan bayi sehingga nyaman untuk berbaring/tidur
12. Merapikan pakaian ibu dan alat
13. Ibu dan bidan mencuci tangan

34
INISIASI MENYUSU DINI

No. Dokumen No. Revisi Halaman


MDG’S.SPO.026 2/2

UNIT TERKAIT - Instansi Rawat

35
MENYIMPAN ASI (AIR SUSU IBU)

No. Dokumen No. Revisi Halaman


MDG’S.SPO.027 1/1

STANDAR Tanggal Terbit : Ditetapkan Oleh :


PROSEDUR Direktur RS Stella Maris
OPERASIONAL 02 Mei 2015 Makassar

dr. Thomas Soharto, M.Kes


Direktur
PENGERTIAN Menyimpan ASI yang sudah diperas

TUJUAN Mempertahankan agar ASI tetap dalam keadaan baik


Sesuai dengan SK Direktur RS. Stella Maris Makassar
KEBIJAKAN No.1085.SM.SK.MDG’S.IN.IV.2015 Tentang Kebijakan Pelayanan
PONEK:

PROSEDUR A. Cara Penyimpanan ASI


1. Di udara terbuka (suhu kamar) tahan 6 jam
2. Didalam lemari pendingin tahan 24 jam
3. Didalam lemari pembeku (freezer) tahan 6 bulan

B. Pemberian ASI Setelah Disimpan


1. Cuci tangan
2. Sebelum diberikan kepada bayi, ASI dihangatkan lebih dulu
dengan cara merendam botol ASI didalam kom berisi air
panas (bukan mendidih) dan pastikan botol ASI steril
3. ASI tidak boleh direbus/dipanaskan langsung diatas api
dengan menggunakan microwave
4. ASI dihangatkan sesuai kebutuhan bayi, karena ASI yang
sudah dipanaskan tidak bisa disimpan lagi
5. ASI diberikan ke bayi dengan menggunakan sendok atau
mangkuk kecil, untuk mencegah bingung putting.
6. Cuci tangan
- Instalasi rawat inap
UNIT TERKAIT
- Kamar bayi

36
MENIMBANG BERAT BADAN BAYI BARU LAHIR

No. Dokumen No. Revisi Halaman


MDG’S.SPO.028 1/1

STANDAR Tanggal Terbit : Ditetapkan Oleh :


PROSEDUR Direktur RS Stella Maris
OPERASIONAL 02 Mei 2015 Makassar

dr. Thomas Soharto, M.Kes


Direktur
Menimbang berat badan bayi dengan mempergunakan timbangan
PENGERTIAN
berat badan
1. Mengetahui berat badan bayi
TUJUAN
2. Untuk membantu menentukan pengobatan
Sesuai dengan SK Direktur RS. Stella Maris Makassar
No.1085.SM.SK.MDG’S.IN.IV.2015 Tentang Kebijakan Pelayanan
KEBIJAKAN
PONEK:

PROSEDUR A. Persiapan :
Ibu yang akan menyusui
1. Timbangan bayi/anak dalam keadaan siap pakai
2. Buku catatan
3. Kain pengalas timbangan
B. Pelaksanaan
1. Cuci tangan
2. Timbangan diletakkan pada tempat terang, rata dan keras
3. Perawat memakai baju jubah dan masker
4. Pastikan jarum diangka nol atau pastikan di push
5. Pakaian bayi dibuka, lalu bayi dibaringkan di atas timbangan
6. Berat badan dicatat dalam satuan gram
7. Bayi dibedung kembali
8. Timbangan dilap dengan air savlon dan dilap kering
9. Bidan/perawat cuci tangan
10. Dokumentasikan hasil berat badan
UNIT TERKAIT - Instansi rawat inap

37
MEMASANG KATETER ARTERI UMBILIKALIS

No. Dokumen No. Revisi Halaman


MDG’S.SPO.029 1/1

STANDAR Tanggal Terbit : Ditetapkan Oleh :


PROSEDUR Direktur RS Stella Maris
OPERASIONAL 02 Mei 2015 Makassar

dr. Thomas Soharto, M.Kes


Direktur
PENGERTIAN Insersi kateter kedalam arteri umbilikalis
Untuk pengambilan sampel darah dan melakukan monitoring gas
TUJUAN
darah
Sesuai dengan SK Direktur RS. Stella Maris Makassar
KEBIJAKAN No.1085.SM.SK.MDG’S.IN.IV.2015 Tentang Kebijakan Pelayanan
PONEK:

PROSEDUR A. Indikasi :
1. Primer
a. Pengukuran kadar O2
b. Pembuluh darah nadi
c. Angiografi
d. Resusitasi
2. Sekunder
a. Transfusi tukar
b. Infus cairan maintenance/obat
B. Persiapan Alat :
1. Sarung tangan
2. Cairan antiseptik
3. Kateter, gunting dan three way
4. Spuit 10 cc
5. Larutan saline (+ heparin 1-2 u/cc)
C. Tindakan
1. Cuci tangan
2. Pengukuran
3. Kateter dimasukkan ke arteri umbilikalis melalui arteri iliaka
interna  aorta low position/high position
4. Kedalaman kateter yang masuk setelah dinilai cukup 
dihubungkan ke cairan NS + heparin
5. Kepastian posisi kateter  roentgen

- Yanmed
UNIT TERKAIT
- Direktur

38
MEMASANG KATETER VENA UMBILIKALIS

No. Dokumen No. Revisi Halaman


MDG’S.SPO.030 1/1

STANDAR Tanggal Terbit : Ditetapkan Oleh :


PROSEDUR Direktur RS Stella Maris
OPERASIONAL Makassar
02 Mei 2015
dr. Thomas Soharto, M.Kes
Direktur
PENGERTIAN Insersi kateter ke dalam vena umbilikalis

TUJUAN Memasukkan cairan ke dalam vena yang lebih besar


Sesuai dengan SK Direktur RS. Stella Maris Makassar
KEBIJAKAN No.1085.SM.SK.MDG’S.IN.IV.2015 Tentang Kebijakan Pelayanan
PONEK:

PROSEDUR A. Indikasi
1. Primer
a. Pemberian cairan infus/obat  emergency
b. Monitoring CVP
c. Transfusi tukar
2. Sekunder
a. Pemberian parenteral nutrisi jangka panjang
b. Diagnosa
B. Persiapan Alat
1. Sarung tangan
2. Cairan antiseptik
3. Kateter, gunting dan three way
4. Spuit 10 cc
5. Larutan saline (+ heparin 1-2 u/cc)
C. Tindakan
1. Pengukuran
2. Kateter dimasukkan ke arteri umbilikalis melalui arteri iliaka
interna  aorta low position/high position
3. Kedalaman kateter yang masuk setelah dinilai cukup 
dihubungkan ke cairan NS + heparin
4. Kepastian posisi kateter  roentgen
- Yanmed
UNIT TERKAIT
- Direktur

39
MELAKUKAN INTUBASI ENDOTRAKHEAL PADA BAYI
BARU LAHIR

No. Dokumen No. Revisi Halaman


MDG’S.SPO.031 1/2

STANDAR Tanggal Terbit : Ditetapkan Oleh :


PROSEDUR Direktur RS Stella Maris
OPERASIONAL Makassar
02 Mei 2015
dr. Thomas Soharto, M.Kes
Direktur
Suatu tindakan untuk menolong bayi baru lahir sehingga bayi dalam
PENGERTIAN
keadaan optimal
TUJUAN Untuk mencegah terjadinya hipoksia pada bayi baru lahir
Sesuai dengan SK Direktur RS. Stella Maris Makassar
KEBIJAKAN No.1085.SM.SK.MDG’S.IN.IV.2015 Tentang Kebijakan Pelayanan
PONEK:

PROSEDUR A. Indikasi
1. Apabila diperlukan VTP agak lama
2. Apabila ventilasi dengan balon dan sungkup tidak efektif
3. Apabila perlu melakukan penghisapan trakhea
4. Apabila dicurigai ada hernia diafragmatika
5. Bayi lahir kurang bulan dengan berat < 1.000 g
B. Alat Intubasi :
1. Laryngoscope dengan lidah lurus No. 0 untuk bayi kurang
bulan dan No. 1 untuk bayi cukup bulan
2. Lampu dan baterai ekstra untuk laryngoscope
3. Pipa endotracheal ukuran 2,5, 3,0, 3,5, 4,0 mm
4. Gunting
5. Sarung tangan
C. Tindakan
1. Masukkan daun laringoskop antara palatum dan lidah.
2. Bila terdapat sekret menutupi jalan nafas, dilakukan
penghisapan lendir menggunakan kateter sampai tampak
epiglottis
3. Tindakan intubasi dibatasi 20 detik untuk mencegah hipoksia.
4. Pada waktu berhenti, bayi distabilkan dengan memompa
balon dan sungkup.
5. Masukkanlah pipa ET di antara pita suara, sampai sebatas
garis tanda pita suara, dan ujung pipa terletak dalam trakea di
tengah antara pita suara dan carina.
6. Laringoskop dikeluarkan dengan tangan kiri tanpa menggeser
pipa ET Cabut stilet dari pipa ET

40
MELAKUKAN INTUBASI ENDOTRAKHEAL PADA BAYI
BARU LAHIR

No. Dokumen No. Revisi Halaman


MDG’S.SPO.031 2/2

7. Sambil memegang pipa ET, pasang sambungan pipa ke balon


resusitasi dan lakukan ventilasi sambil memperhatikan dada
dan perut bayi. Apabila letak pipa ET betul akan terlihat dada
mengembang dan perut tidak mengembung sewaktu
PROSEDUR ventilasi. Mintalah kepada orang lain (pembantu) untuk
mendengarkan suara nafas menggunakan stetoskop.
8. Fikassi pipa ET ke wajah bayi dengan plester atau dengan
pemegang pipa yang dapat ditempelkan ke wajah bayi.
Sebelumnya wajah bayi harus dikeringkan.
9. Membereskan alat-alat
10. Cuci tangan
11. Dokumentasikan hasil tindakan

UNIT TERKAIT - Direktur

41
MENYIAPKAN BAYI UNTUK PEMERIKSAAN ULTRA
SONOGRAFI (USG)

No. Dokumen No. Revisi Halaman


MDG’S.SPO.032 1/1

STANDAR Tanggal Terbit : Ditetapkan Oleh :


PROSEDUR 03 Januari 2008 Direktur RS Stella Maris
OPERASIONAL Makassar

dr. Thomas Soharto, M.Kes


Direktur
Menyiapkan bayi untuk pemeriksaan USG sehingga pembuatan USG
PENGERTIAN
dapat berlangsung dengan baik dan lancer
TUJUAN Menegakkan diagnosis
Sesuai dengan SK Direktur RS. Stella Maris Makassar
KEBIJAKAN No.1085.SM.SK.MDG’S.IN.IV.2015 Tentang Kebijakan Pelayanan
PONEK:

PROSEDUR A. Persiapan :
1. Formulir permintaan USG yang sudah diisi lengkap oleh
dokter.
2. Jika ada hasil yang terdahulu dilampirkan.
3. Inkubator transportasi dipanaskan.
4. Oksigen lengkap (set oksigen).
5. Pakaian bayi (popok, bedong).
B. Pelaksanaan
1. Cuci tangan
2. Alat-alat disiapkan.
3. Formulir permintaan dikirim ke unit radiologi.
4. Komunikasi dengan bayi.
5. Bayi disiapkan, kemudian diantar ke unit radiologi sesuai
dengan jadwal yang telah ditentukan.
6. Selama pelaksanaan perawat harus selalu mendampingi bayi.
7. Posisi bayi diatur sesuai kebutuhan.
8. Posisi bayi diatur sesuai kebutuhan.
9. Selesai pelaksanaan bayi dibawa kembali ke ruangan.
10. Pasang kembali baju bayi
11. Alat-alat dibereskan.
12. Catat pada Catatan perawat, USG telah dilaksanakan.
13. Cuci tangan.
C. Perhatian :
1. Bila pelaksanaan untuk ke 2 atau ke 3 kalinya, jangan lupa
ditulis pada formulir permintaan.
2. Bila keadaan bayi tidak memungkinkan untuk dibawa
ketempat pemeriksaan U.S.G, usahakan untuk dilakukan di
ruangan.
UNIT TERKAIT - Direktur

42
MEMBERHENTIKAN FOTO TERAPI PADA BAYI

No. Dokumen No. Revisi Halaman


MDG’S.SPO.033 1/1

STANDAR Tanggal Terbit : Ditetapkan Oleh :


PROSEDUR Direktur RS Stella Maris
OPERASIONAL Makassar
02 Mei 2015
dr. Thomas Soharto, M.Kes
Direktur
Pemberhentian pemberian terapi sinar oleh karena kadar bilirubin
PENGERTIAN
serum sudah dalam batas normal.
TUJUAN Untuk menghindari efek samping fototerapi dan pemborosan.
Sesuai dengan SK Direktur RS. Stella Maris Makassar
KEBIJAKAN No.1085.SM.SK.MDG’S.IN.IV.2015 Tentang Kebijakan Pelayanan
PONEK:

PROSEDUR A. Indikasi :
Kadar bilirubin serum kurang dari 12 mg / dl untuk bayi cukup
bulan dengan berat badan diatas 3000 gram dan kurang dari 10
mg / dl untuk bayi kurang bulan dengan berat badan kurang dari
2500 gram.
B. Persiapan :
Gunakan alcohol swab untuk melepas plester kalau perlu.
C. Pelaksanaan :
1. Kedua orangtua diberitahu
2. Cuci tangan.
3. Matikan lampu foto terapi.
4. Lepaskan penutup mata dengan hati-hati, dengan
menggunakan alcohol swab.
5. Nilai keadaan kulit dan mata bayi.
6. Pakaikan baju dan popok, kalau perlu dibedong
7. Catat di flow sheet / pengawasan khusus, tanggal, jam foto
terapi distop dan lamanya terapi sinar.
8. Catat tanggal, jam dan jumlah pemakaian lampu foto terapi
di format yang telah disediakan.
9. Cuci tangan.
10. Kembalikan alat foto terapi ketempatnya.

- Kamar Bayi Sehat


UNIT TERKAIT
- Kamar Bayi Sakit

43
MELAKUKAN FOTO TERAPI PADA BAYI

No. Dokumen No. Revisi Halaman


MDG’S.SPO.034 1/2

STANDAR Tanggal Terbit : Ditetapkan Oleh :


PROSEDUR Direktur RS Stella Maris
OPERASIONAL Makassar
02 Mei 2015
dr. Thomas Soharto, M.Kes
Direktur
PENGERTIAN Terapi sinar dengan panjang gelombang cahaya 450 - 460 nm.
Untuk menurunkan kadar bilirubin di dalam jaringan dan serum,
dengan cara menyinari seluruh permukaan tubuh / kulit bayi,
TUJUAN
sehingga dapat memecah bilirubin jadi larut dalam air dan dapat
dikeluarkan bersama urin.
Sesuai dengan SK Direktur RS. Stella Maris Makassar
KEBIJAKAN No.1085.SM.SK.MDG’S.IN.IV.2015 Tentang Kebijakan Pelayanan
PONEK:

PROSEDUR A. Indikasi :
Fototerapi dilakukan baik kadar bilirubin indirek sudah mencapai
setengah dari indeks transfus tukar.
B. Persiapan :
1. Orang tua: jelaskan tentang tindakan yang akan dilakukan,
tujuan dan kegunaan foto terapi.
2. Siapkan inform concent (S10)
3. Alat foto terapt siap pakai.
4. Sebelum digunakan alat pencatat irradiasi di-nol-kan dulu.
5. Lingkungan: Pertahankan suhu kamar 28 - 30°C.
6. Klien / bayi:
- Perawat cuci tangan
- Lepaskan baju dan popok bayi
- Pastikan suhu bayi dalam batas normal
7. Pasang penutup mata dengan bahan yang tidak tembus sinar
(lapis karbon) tempelkan plester penutup mata di atas plester
yang di pelipis . Daerah genetalia tidak harus ditutup
C. Pelaksanaan:
1. Perawat mencuci tangan
2. Baringkan bayi dibawah fototerapi dengan jarak 40-60 cm.
3. Hidupkan lampu fototerapi.
4. Catat tanggal dan jam awal pengunaan fototerapi, pencatatan
dilakukan berkesinambungan.
5. Observasi kulit tiap 8 jam: catat warna dan keadaan kulit
6. Ubah posisi tidur: telentang / tengkurap tiap 3 jam.
7. Monitor suhu untuk mencegah hipotermi
8. Cukupi kebutuhan cairan bayi

44
MELAKUKAN FOTO TERAPI PADA BAYI

No. Dokumen No. Revisi Halaman


MDG’S.SPO.034 2/2

PROSEDUR 9. Lepaskan penutup mata pada setiap touching time dan nilai
keadaan mata.
10. Laksanakan parent-infant bounding
11. Informasikan keadaan bayi setiap hari kepada orangtua.
12. Kolaborasi dengan dokter dalam pemeriksaan dan hasil
pemeriksaan bilirubin.
13. Matikan lampu selama proses pengambilan darah.
Fototerapi dihentikan bila nilai bilirubin dalam batas normal
UNIT TERKAIT - Kamar Bayi Sehat
- Kamar Bayi Sakit

45
MEMELIHARA KEBERSIHAN MULUT PADA BAYI

No. Dokumen No. Revisi Halaman


MDG’S.SPO.035 1/1

STANDAR Tanggal Terbit : Ditetapkan Oleh :


PROSEDUR Direktur RS Stella Maris
OPERASIONAL Makassar
02 Mei 2015
dr. Thomas Soharto, M.Kes
Direktur
PENGERTIAN Melaksanakan perawatan rongga mulut dan lidah.
1. Menjaga kebersihan mulut dan lidah.
TUJUAN 2. Mencegah infeksi pada mulut, lidah dan bibir.
3. Memberikan rasa segar dan nyaman
Sesuai dengan SK Direktur RS. Stella Maris Makassar
KEBIJAKAN No.1085.SM.SK.MDG’S.IN.IV.2015 Tentang Kebijakan Pelayanan
PONEK:

PROSEDUR A. Persiapan :
1. Kassa Bersih
2. Air hangat / air matang.
3. Baki plastik untuk tempat sampah
B. Pelaksanaan
1. Alat - alat disiapkan
2. Cuci tangan.
3. Komunikasi dengan bayi
4. Posisi bayi dalam keadaan terlentang
5. Buka mulut bayi, bersihkan mulut bayi dengan menggunakan
kassa bersih yang telah dibasahi dengan air hangat/air matang
6. Lakukan berulang-ulang dengan mengganti kassa basah,
sampai mulut bayi bersih.
7. Alat-alat dibersihkan.
8. Cuci tangan.
UNIT TERKAIT - Kamar Bayi Sehat

46
PEMBERIAN OBAT SUNTIKAN INTRAVENA

No. Dokumen No. Revisi Halaman


MDG’S.SPO.036 1/1

STANDAR Tanggal Terbit : Ditetapkan Oleh :


PROSEDUR Direktur RS Stella Maris
OPERASIONAL Makassar
02 Mei 2015
dr. Thomas Soharto, M.Kes
Direktur
PENGERTIAN Memberikan obat dengan spuit kedalam pembuluh darah vena

TUJUAN Sebagai pengobatan


Membuat suatu ketetapan bahwa bila ada bayi mendapatkan Sesuai
dengan SK Direktur RS. Stella Maris Makassar
KEBIJAKAN
No.1085.SM.SK.MDG’S.IN.IV.2015 Tentang Kebijakan Pelayanan
PONEK:

PROSEDUR A. Persiapan :
1. Tourniquet
2. Spuit
3. Pastik (kassa alkohol)
4. Plester (hipafiks)
5. Duk steril
6. Obat yang diperlukan sesuai dengan instruksi dokter
B. Pelaksanaan
1. Alat - alat disiapkan
2. Cuci tangan.
3. Komunikasi dengan bayi
4. Tentukan vena yang akan ditusuk dibagian atasnya, lakukan
pembendungan
5. Desinfektan daerah penusukan dengan pastik (kassa alkohol)
6. Tusukkan spuit yang telah berisi obat kedalam pembuluh
darah vena yang sudah ditentukan
7. Lakukan aspirasi untuk memastikan apakah obat tetap masuk
kepembuluh darah dengan ciri-ciri keluar darah
Perhatikan
Tentukan daerah penusukan yang memberikan posisi baik.
Setelah selesai memasukkan obat jangan dilepas, dapat
dipergunakan untuk berikutnya.
8. Setelah semua obat dimasukkan, cabut jarum lalu ditutup
dengan plester (hipafix)
9. Alat-alat dibereskan
10. Perawat mencuci tangan
UNIT TERKAIT - Instalasi Rawat Inap

47
MEMBERSIHKAN JALAN NAPAS BAYI DENGAN MESIN
PENGHISAP LENDIR

No. Dokumen No. Revisi Halaman


MDG’S.SPO.037 1/2

STANDAR Tanggal Terbit : Ditetapkan Oleh :


PROSEDUR Direktur RS Stella Maris
OPERASIONAL Makassar
02 Mei 2015
dr. Thomas Soharto, M.Kes
Direktur
Membersihkan saluran napas lebih ke dalam dengan menggunakan
PENGERTIAN
alat pengisap lendir baik melalui mulut hidung maupun trakea.
Saluran napas bebas dari sumbatan semua kotoran / lendir sehingga
TUJUAN
bayi dapat bernapas secara normal.
Sesuai dengan SK Direktur RS. Stella Maris Makassar
KEBIJAKAN No.1085.SM.SK.MDG’S.IN.IV.2015 Tentang Kebijakan Pelayanan
PONEK:

PROSEDUR A. Persiapan
1. Perangkat pengisap lendir terdiri dari :
- Botol berisi larutan savlon 1:100
- Selang pengisap lendir.
- Manometer.
2. Kateter pengisap lendir sesuai kebutuhan ( No: 8, 10, 12 )
3. Aquadest steril dalam kom steril.
4. Pinset atau sarung tangan
B. Pelaksanaan:
1. Alat - alat disiapkan.
2. Perawat cuci tangan.
3. Komunikasi dengan bayi.
4. Posisi bayi miring atau ekstensi ringan
5. Kateter pengisap lendir disambungkan dengan selang
pengisap lendir.
6. Mesin pengisap lendir dihidupkan dan atur tekanan ± 80
mm Hg.
7. Pegangan kateter pengisap lendir dengan menggunakan
pinset
8. Sebelum mengisap lendir bayi, coba terlebih dahulu dengan
menutup lubang kateter penghisap sambil melihat tekanan
jangan sampai melebihi 50 mm Hg.
9. Isaplah lendir berulang kali dengan tekanan 80 mmHg mulai
dari mulut kemudian hidung dan bilas kateter pengisap lendir
dengan aquadest steril sampai bersih.
10. Kateter kotor masukkan dalam rendaman savlon.
11. Mesin pengisap dimatikan.
12. Alat - alat dirapikan.
13. Cuci tangan.

48
MEMBERSIHKAN JALAN NAPAS BAYI DENGAN MESIN
PENGHISAP LENDIR

No. Dokumen No. Revisi Halaman


MDG’S.SPO.038 2/2

PROSEDUR PERHATIAN
1. Jangan melakukan pengisapan terus menerus, berilah
kesempatan bayi untuk bernapas.
2. Lakukan pengisapan lendir dengan penuh perasaan.
3. Lakukan teknik pengisapan dengan gerakan memutar.
4. Jangan lupa mematikan mesin pengisap.
Kateter yang dipakai selalu berbeda untuk pengisapan ke trakea
( melalui E.T.T) hidung atau mulut

UNIT TERKAIT - Instalasi Rawat lnap

49
MENILAI SKOR APGAR PADA BAYI BARU LAHIR

No. Dokumen No. Revisi Halaman


MDG’S.SPO.039 1/1

STANDAR Tanggal Terbit : Ditetapkan Oleh :


PROSEDUR Direktur RS Stella Maris
OPERASIONAL Makassar
02 Mei 2015
dr. Thomas Soharto, M.Kes
Direktur
Memberikan penilaian yang tepat tentang keadaan bayi segera sesudah
PENGERTIAN
lahir, untuk menentukan tingkat kegawatan janin.
1. Menentukan perlu tidaknya melakukan bantuan ventilasi terhadap
bayi baru lahir.
TUJUAN
2. Untuk meramalkan kemungkinan hidup selanjutnya dengan gejala
sisa neurologik.
Sesuai dengan SK Direktur RS. Stella Maris Makassar
KEBIJAKAN No.1085.SM.SK.MDG’S.IN.IV.2015 Tentang Kebijakan Pelayanan
PONEK:
Penilaian Skor APGAR meliputi:
PROSEDUR 1. Jantung / denyut nadi.
2. Usaha napas , yang berhubungan dengan tangis bayi
3. Tonus otot.
4. Refleks, misalnya: batuk, bersin pada saat dilakukan
pengisapan lendir
5. Warna kulit.
TABEL MENENTUKAN SKOR APGAR

No Tanda Nilai 0 Nilai 1 Nilai 2


1 Jantung, Tidak ada <100 x/mnt >100x/mnt
denyut nadi
(Pulse)
2 Usaha napas Tidak ada Lemah Menangis
kuat
(Respiratory)
3 Tonus Otot Lemah Ekstremitas Gerakan
aktif/
(Activity) Sedikit Ekstremitas
refleksi fleksi
4 Refleks Tidak ada Perubahan Bersin/batuk
(Gimace) Mimik
5 Warna Kulit Seluruh Badan Seluruh
tubuh merah/ tubuh
(Appearance) Biru/putih Kaki biru Kemerahan
- Kamar Bayi Sehat
UNIT TERKAIT
- Kamar Bayi Sakit

50
MEMOTONG DAN MENGIKAT TALI PUSAT

No. Dokumen No. Revisi Halaman


MDG’S.SPO.040 1/1

STANDAR Tanggal Terbit : Ditetapkan Oleh :


PROSEDUR Direktur RS Stella Maris
OPERASIONAL Makassar
02 Mei 2015
dr. Thomas Soharto, M.Kes
Direktur
Memutuskan hubungan tali pusat bayi dengan plasenta ibu pada saat
PENGERTIAN
bayi baru lahir.
1. Secara fisik memisahkan hubungan langsung antara ibu dengan
bayi.
TUJUAN
2. Mencegah perdarahan.
3. Mencegah infeksi.
Sesuai dengan SK Direktur RS. Stella Maris Makassar
KEBIJAKAN No.1085.SM.SK.MDG’S.IN.IV.2015 Tentang Kebijakan Pelayanan
PONEK:

PROSEDUR A. Persiapan
1. Bak instrumen yang berisi alat - alat steril:
- Klem arteri 2 buah.
- Gunting tali pusat 1 buah.
- Umbilical cord
- Sarung tangan 1 pasang.
- Kasa.
2. Kapas DTT
3. Korentang beserta tempatnya
B. Pelaksanaan
1. Perawat cuci tangan
2. Pakai sarung tangan
3. Bersihkan kulit disekitar tali pusat (diameter 4 cm) dan tali
pusat (panjang 4 cm) dengan kapas DTT
4. Klem tali pusat bayi dengan arteri klem dengan jarak + 2 cm
dari pusat bayi dan klem + 2 cm ke arah distal dengan arteri
klem lainnya
5. Pegang dengan tangan kiri (telunjuk & jari tengah) diantara
kedua klem arteri lalu guntinglah tali pusat by
6. Bayi ditolong lebih lanjut
- Kamar bersalin
UNIT TERKAIT - Kamar operasi
- Kamar Bayi

51
MELEPASKAN KATETER UMBILIKAL

No. Dokumen No. Revisi Halaman


MDG’S.SPO.041 1/2

STANDAR Tanggal Terbit : Ditetapkan Oleh :


PROSEDUR Direktur RS Stella Maris
OPERASIONAL Makassar
02 Mei 2015
dr. Thomas Soharto, M.Kes
Direktur
PENGERTIAN Melepaskan kateter vena / arteri umbilikal yang tidak diperlukan lagi.
1. Mengurangi / mencegah infeksi.
TUJUAN
2. Mengurangi kemungkinan terjadinya komplikasi, seperti (N.E.C).
Sesuai dengan SK Direktur RS. Stella Maris
Makassar.No.1085.SM.SK.MDG’S.IN.IV.2015,Tentang
KEBIJAKAN
Kebijakan Pelayanan PONEK:

PROSEDUR A. Persiapan :
1. Alat
- Set umbilical
- Betadine
- Plester.
- Gunting.
- Baki plastik untuk tempat alat - alat kotor.
2. Personal
Perawat 2 orang.
B. Pelaksanaan
1. Alat - alat didekatkan ke pasien.
2. Hentikan aliran cairan infus kateter vena / arteri umbilikal.
3. Cuci tangan.
4. Perawat pertama melepas plester yang memfiksasi kateter vena
umbilikal dan perawat kedua menyiapkan alat-alat yang akan
digunakan.
5. Perawat pertama memakai sarung tangan steril.
- Desinfeksi daerah umbilikal dengan betadin cair.
- Pasang duk lubang pada abdomen.
- Ikat pangkal tali pusat dengan pengikat tali pusat dengan
ikatan longgar.
- Gunting benang jahitan tali pusat dengan gunting steril.
- Pelan-pelan cabut kateter vena umbilikal sampai ± 5 cm,
kemudian cabut 1 cm setiap menit untuk mencegah
perdarahan dan memberi kesempatan vena vasokonstriksi.
- Bila kateter tercabut seluruhnya, tekan umbilikal dengan
kasa yang diberi betadin.
6. Perawat kedua menyiapkan botol steril.
7. Ujung kateter dimasukkan kedalam botol steril dan dipotong ±
2 cm oleh perawat pertama.

52
MELEPASKAN KATETER UMBILIKAL

No. Dokumen No. Revisi Halaman


MDG’S.SPO.041 2/2

PROSEDUR 8. Perawat kedua menyiapkan botol steril.


9. Ujung kateter dimasukkan kedalam botol steril dan dipotong ±
2 cm oleh perawat pertama.
10. Perawat kedua menutup botol steril dan membuat format
pemeriksaan kultur, lalu kirim ke laboratorium.
11. Pasien dan alat-alat dirapikan
12. Cuci tangan.

PERHATIAN :
1. Bila terjadi kesulitan dalam pencabutan dan ada perdarahan,
lapor dokter.
2. Umbilikal dirawat secara terbuka dan Observasi tanda-tanda
infeksi.
3. Bila kateter vena dan arteri akan dicabut dua-duanya, kateter
vena umbilikal dicabut lebih dahulu.
4. Observasi tungkai bawah selama tindakan apakah ada
sianosis /pucat.
5. Instalansi Rawat Inap Kamar Bayi Sakit

UNIT TERKAIT - Kamar bersalin


- Kamar Bayi

53
PERAWATAN TALI PUSAT TERBUKA

No. Dokumen No. Revisi Halaman


MDG’S.SPO.042 1/1

STANDAR Tanggal Terbit : Ditetapkan Oleh :


PROSEDUR Direktur RS Stella Maris
OPERASIONAL 02 Mei 2015 Makassar

dr. Thomas Soharto, M.Kes


Direktur
PENGERTIAN Melakukan perawatan tali pusat bayi secara terbuka
1. Mencegah terjadinya infeksi
TUJUAN 2. Mempercepat proses pengeringan tali pusat.
3. Mempercepat terlepasnya tali pusat.
Dengan mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan perawatan tali
KEBIJAKAN
pusat dilakukan secara terbuka

PROSEDUR A. Persiapan
Alkafil secukupnya
B. Pelaksanaan
1. Alat Disiapkan
2. Cuci tangan
3. Komunikasi dengan bayi
4. Tali pusat dibersihkan dengan alkafil mulai dari
pangkal ke ujung tali pusat sampai bersih. Kalau perlu dinding
abdomen sekitar tali pusat dibersihkan juga dengan alkafil
5. Bila talpus masih basah/berdarah, talpus dioles dengan
betadine
6. Bayi dirapikan dan alat-alat dibereskan
7. Cuci tangan.
8. Perawatan tali pusat dilakukan setiap pagi setelah bayi mandi,
setiap touching time, bila kotor dan pada setiap pasien baru

- Kamar bersalin
UNIT TERKAIT
- Kamar operasi

54
MENOLONG BAYI DENGAN SUHU TINGGI DALAM
INKUBATOR

No. Dokumen No. Revisi Halaman


MDG’S.SPO.043 1/1

STANDAR Tanggal Terbit : Ditetapkan Oleh :


PROSEDUR Direktur RS Stella Maris
OPERASIONAL Makassar
02 Mei 2015
dr. Thomas Soharto, M.Kes
Direktur
Memberikan pertolongan pertama kepada bayi dengan suhu tinggi
PENGERTIAN
(lebih dari 37.5°C ) dalam inkubator.
TUJUAN Suhu badan normal (36,5° - 37,5°C)
Sesuai dengan SK Direktur RS. Stella Maris
KEBIJAKAN Makassar.No.1085.SM.SK.MDG’S.IN.IV.2015.Tentang
Kebijakan Pelayanan PONEK:

PROSEDUR A. Persiapan :
1. Termometer
2. Obat penurun panas
B. Pelaksanaan :
1. Alat - alat disiapkan.
2. Cuci tangan.
3. Komunikasi dengan bayi.
4. Bila bayi dirawat dalam inkubator:
- Ukur suhu bayi setiap jam melalui aksilah
- Turunkan suhu inkubator setiap 30 menit 1°C sampai setting
suhu inkubator 28°C
- Buka Jendela inkubator bagian kepala bayi jika perlu.
5. Bila bayi tetap panas, cari penyebab lain.
6. Kalau perlu beri obat penurun panas
7. Periksa peralatan set infus dan alat - alat lain apakah sudah
diganti sesuai jadwal setiap 3 hari.
8. Alat dirapikan.
9. Cuci tangan.
PERHATIAN :
1. Suhu inkubator minimal 28 ° C.
2. Hindarkan timbulnya hipotermi akibat dari suhu incubator
3. diturunkan. 5. Bila perlu suhu inkubator dinaikkan kembali.
- Yanmed
UNIT TERKAIT
- Direktur

55
MEMBERI MINUM BAYI DENGAN MENGGUNAKAN SONDE
LAMBUNG

No. Dokumen No. Revisi Halaman


MDG’S.SPO.044 1/2

STANDAR Tanggal Terbit : Ditetapkan Oleh :


PROSEDUR Direktur RS Stella Maris
OPERASIONAL Makassar
02 Mei 2015
dr. Thomas Soharto, M.Kes
Direktur
Memasukkan cairan / susu kedalam lambung bayi dengan
PENGERTIAN
menggunakan sonde lambung.
TUJUAN Memenuhi kebutuhan tubuh akan zat makanan / cairan dan elektrolit.
Sesuai dengan SK Direktur RS. Stella Maris
KEBIJAKAN Makassar.No.1085.SM.SK.MDG’S.IN.IV.2015.Tentang
Kebijakan Pelayanan PONEK:

PROSEDUR A. Persiapan :
1. Spuit 10 ml.
2. Susu atau cairan sesuai kebutuhan.
3. Baki plastik.
4. Stetoskop.
B. Pelaksanaan
1. Alat - alat disiapkan dan dibawa ke samping klien.
2. Cuci tangan.
3. Bayi disiapkan dalam posisi kepala lebih tinggi dari badan.
4. Lakukan pengecekan posisi sonde lambung dengan cara:
- Memasukkan udara kedalam lambung 0,5 - 1 ml dengan
mempergunakan spuit 10 ml dan didengar dengan
stetoskop
- Bila terdengar suara, posisi selang pipa lambung
sudah tepat. -,
- Mengisap cairan lambung dengan spuit 10 ml.
5. Lakukan pengukuran residu lambung dengan cara mengisap
cairan lambung dengan spuit 10 ml. (Pengukuran residu
biasanya setiap 6 Jam sekali).
6. Bila terdapat residu catat jumlah dan warnanya.
7. Bila Jumlah residu sebanyak 50 % dari volume minum dan
berwarna kuning / hijau atau kemerahan, lapor ke dokter untuk
pemberian minum yang akan diberikan.
8. Bila residu sedikit dan berwarna putih, residu tadi
jangan dibuang dan masukkan kembali kedalam
lambung.
9. Pasang spuit 10 ml pada pangkal sonde lambung

56
MEMBERI MINUM BAYI DENGAN MENGGUNAKAN SONDE
LAMBUNG

No. Dokumen No. Revisi Halaman


MDG’S.SPO.045 2/2

PROSEDUR 10. Tuangkan susu ke dalam spuit sesuai kebutuhan, biarkan


mengalir sendiri dan tidak boleh di dorong.
11. Bila cairan sudah hampir habis, masukkan udara 0,5 - 1 ml
sampai tidak ada lagi sisa susu di dalam selang sonde.
12. Tutup kembali pangkal sonde lambung dengan penutupnya.
13. Bayi disendawakan.
14. Pasien dan alat - alat dirapikan.

PERHAT1AN :
1. Selama memberikan minum melalui selang sonde. Bayi tidak boleh
ditinggal.
2. Perhatikan bayi selama pemberian minum.
3. Jika ada muntah hentikan pemberian minum dan kepala bayi
miringkan ke sebelah kanan.
Jangan ada sisa susu dalam selang sonde.
UNIT TERKAIT - Yanmed
- Direktur

57

Anda mungkin juga menyukai