Anda di halaman 1dari 41

PERENCANAAN KEBUTUHAN TENAGA

RUMAH SAKIT STELLA MARIS MAKASSAR

1. Pendahuluan
Sejalan dengan berkembangnya zaman, pelayanan kesehatan pun
mengalami perkembangan dalam upaya menghadapi era globalisasi yang
menuntut persaingan yang cukup tinggi diantara rumah sakit baik rumah sakit swasta
maupun pemerintah. Pada kondisi persaingan yang tinggi, pelanggan memiliki
informasi yang memadai dan mampu untuk memilih diantara beberapa alternatif
pelayanan yang ada. Oleh karena itu untuk memenangkan persaingan dalam
mendapatkan pelanggan, rumah sakit harus dapat memberikan pelayanan kesehatan
yang berkualitas yang dapat memberikan kepuasan pada klien.
Salah satu bagian yang berperan penting dalam meningkatkan kualitas
pelayanan kesehatan yaitu pelayanan keperawatan. Pelayanan keperawatan
merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang mempunyai kontribusi
yang besar terhadap pelayanan kesehatan, selain itu keperawatan merupakan
armada terbesar dalam pelayanan kesehatan di suatu rumah sakit sehingga pelayanan
keperawatan mempunyai posisi yang sangat penting dan strategis dalam meningkatkan
kualitas pelayanan kesehatan di rumah sakit. Dan salah faktor utama untuk
meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan adalah tenaga keperawatan yang
efektif dan efisien sebagai sumber daya manusia.
Keperawatan memberikan pelayanan di rumah sakit selama 24 jam sehari,
serta mempunyai kontak dengan pasien oleh karena itu, pelayanan keperawatan di
rumah sakit merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan dan memberikan
konstribusi yang sangat menentukan kualitas pelayanan rumah sakit. Analisis
kebutuhan tenaga perawat bermanfaat bagi rumah sakit untuk perencanaan tenaga
perawat terutama dalam menentukan jumlah kebutuhan tenaga perawat. Metode
WISN adalah metode perhitungan kebutuhan SDM keseluruhan berdasarkan pada
beban kerja nyata yang dilaksanakan oleh tiap kategori SDM kesehatan pada tiap
unit kerja di fasilitas pelayanan kesehatan (Depkes 2004).
Workload Indicators of staffing need (WISN), langkah perhitungan
kebutuhan tenaga berdasarkan WISN meliputi 5 langkah yaitu :
1. Menetapkan waktu kerja tersedia
2. Menetapkan unit kerja dan kategori SDM yang dihitung
3. Menyusun standar beban kerja
4. Menyusun standar kelonggaran
5. Mengitung kebutuhan tenaga perunit kerja

Adapun rumus waktu kerja tersedia yaitu :

Waktu kerja tersedia = ( A-(B+C+D+E) x F

A = Hari kerja (6 hari kerja/minggu)

B = Cuti tahunan

C = Pendidikan dan pelatihan

D = Hari libur nasional

E = Ketidakhadiran kerja (sesuai data rata-rata ketidakhadiran kerja selama kurun


waktu satu tahun karena alasan sakit, tidak masuk kerja dengan atau tanpa
pemberitahuan atau izin)

F = Waktu kerja (waktu kerja dalam satu hari adalah 7-8 jam)

Beban kerja masing-masing kategori SDM di unit kerja rumah sakit meliputi
:

1. Kegiatan pokok yang dilaksanakan oleh masing-masing kategori tenaga


2. Rata-rata waktu yang di butuhkan untuk menyelesaikan tiap kegiatan pokok
3. Standar beban kerja per satu tahun masing-masing kategori SDM

Efektifitas dan efisiensi ketenagaan dalam keperawatan sangat


ditunjang oleh pemberian asuhan keperawatan yang tepat dan kompetensi
perawat yang memadai. Oleh karena itu, perlu kiranya dilakukan perencanaan
yang strategis dan sistematis dalam memenuhi kebutuhan tenaga keperawatan. Dan
perencanaan yang baik mempertimbangkan : klasifikasi klien berdasarkan tingkat
ketergantungan, metode pemberian asuhan keperawatan, jumlah dan kategori tenaga
keperawatan serta perhitungan jumlah tenaga keperawatan. Untuk itu dip erlukan
kontribusi dari manager keperawatan dalam menganalisis dan merencanakan
kebutuhan tenaga keperawatan di suatu unit rumah sakit.
Dalam menentukan kebutuhan tenaga keperawatan harus memperhatikan
beberapa faktor yang terkait beban kerja perawat, diantaranya seperti berikut :

a. Jumlah klien yang dirawat/hari/bulan/tahun dalam suatu unit


b. Kondisi atau tingkat ketergantungan klien
c. Rata-rata hari perawatan klien
d. Pengukuran perawatan langsung dan tidak langsung
e. Frekuensi tindakan yang dibutuhkan
f. Rata-rata waktu keperawatan langsung dan tidak langsung
g. Pemberian cuti

2. Klasifikasi Klien Berdasarkan Tingkat Ketergantungan


Menurut Douglas (1984, dalam Swansburg & Swansburg, 1999) membagi
klasifikasi klien berdasarkan tingkat ketergantungan klien dengan menggunakan
standar sebagai berikut :

a. Kategori I : self care/perawatan mandiri, memerlukan waktu 1-2 jam/hari


1) Kebersihan diri, mandi, ganti pakaian dilakukan sendiri
2) Makanan dan minum dilakukan sendiri
3) Ambulasi dengan pengawasan
4) Observasi tanda-tanda vital setiap pergantian shift
5) Pengobatan minimal dengan status psikologi stabil
6) Perawatan luka sederhana.
b. Kategori II : Intermediate care/perawatan partial, memerlukan waktu 3-4
jam/hari
1) Kebersihan diri dibantu, makan minum dibantu
2) Observasi tanda-tanda vital setiap 4 jam
3) Ambulasi dibantu
4) Pengobatan dengan injeksi
5) Klien dengan kateter urin, pemasukan dan pengeluaran dicatat
6) Klien dengan infus, dan klien dengan pleura pungsi.
c. Kategori III : Total care/Intensif care, memerlukan waktu 5-6 jam/hari
1) Semua kebutuhan klien dibantu
2) Perubahan posisi setiap 2 jam dengan bantuan
3) Observasi tanda-tanda vital setiap 2 jam
4) Makan dan minum melalui selang lambung
5) Pengobatan intravena “perdrip”
6) Dilakukan suction
7) Gelisah / disorientasi
8) Perawatan luka kompleks
3. Metode Penugasan
Prinsip pemilihan metode penugasan adalah : jumlah tenaga, kualifikasi
staf dan klasifikasi pasien. Adapun jenis-jenis metode penugasan yang
berkembang saat ini adalah sebagai berikut :
a. Metode Fungsional
Metode fungsional dilaksanakan oleh perawat dalam pengelolaan
asuhan keperawatan sebagai pilihan utama pada saat perang dunia
kedua. Pada saat itu karena masih terbatasnya jumlah dan kemampuan
perawat maka setiap perawat hanya melakukan satu sampai dua jenis
intervensi, misalnya merawat luka kepada semua pasien di bangsal.

Kepala Ruang

Perawat Perawat Perawat Perawat


Pengobatan Merawat Luka Pengobatan Merawat Luka

Pasien / Klien

Gambar 1 : Sistem pemberian asuhan Keperawatan Fungsional


(Marquis dan Huston, 1998)

Kelebihan :

1) Manajemen klasik yang menekankan efisiensi, pembagian tugas


yang jelas dan pengawasan yang baik
2) Sangat baik untuk Rumah Sakit yang kekurangan tenaga
3) Perawat senior menyibukkan diri dengan tugas manajerial,
sedangkan perawat pasien diserahkan kepada peraw at junior dan
atau belum berpengalaman.

Kelemahan :

1) Tidak memberikan kepuasan pada pasien maupun perawat.


2) Pelayanan keperawatan terpisah-pisah, tidak dapat menerapkan
proses keperawatan.
3) Persepsi perawat cenderung kepada tindakan yang berkaitan dengan
keterampilan saja
b. Metode Perawatan Tim
Metode pemberian asuhan keperawatan dimana seorang perawat
professional memimpin sekelompok tenaga keperawatan dengan
berdasarkan konsep kooperatif dan kolaboratif (Douglas, 1992)
Tujuan Metode Tim :
1) Memfasilitasi pelayanan keperawatan yang komprehensif
2) Menerapkan penggunaan proses keperawatan sesuai standar
3) Menyatuhkan kemampuan anggota tim yang berbeda-beda
Konsep Metode Tim :
1) Ketua tim sebagai perawat professional harus mampu menggunakan
berbagai teknik kepemimpinan
2) Pentingnya komunikasi yang efektif agar kontinuitas rencana
keperawatan terjamin
3) Anggota tim harus menghargai kepemimpinan ketua tim
4) Peran kepala ruang penting dalam model tim. Model tim akan
berhasil baik jika didukung oleh kepala ruang.

Kelebihan :

1) Memungkinkan pelayanan keperawatan yang menyeluruh


2) Mendukung pelaksanaan proses keperawatan
3) Memungkinkan komunikasi antar tim sehingga konflik mudah
diatasi dan memberikan kepuasan kepada anggota tim
Kelemahan :

1) Komunikasi antara tim terbentuk terutama dalam bentuk konferensi


tim, yang biasanya membutuhkan waktu dimana sulit untuk
melaksanakan pada waktu-waktu sibuk (memerlukan waktu)
2) Perawat yang belum terampil dan kurang berpengalaman cenderung
untuk bergantung/berlindung kepada perawat yang mampu.
3) Jika pembagian tugas tidak jelas, maka tanggung jawab dalam tim
kabur

Kepala Ruang

Ketua Tim Ketua Tim Ketua Tim

Staf Perawat Staf Perawat Staf Perawat

Pasien / Klien Pasien / Klien Pasien / Klien

Gambar 2 : Sistem pemberian asuhan keperawatan “Team Nursing”


(Marquis dan Huston, 1998)

c. Metode Primer
Metode penugasan dimana satu orang perawat bertanggung jawab
penuh selama 24 jam terhadap asuhan keperawatan pasien mulai dari
masuk sampai keluar rumah sakit. Mendorong praktek kemandirian
perawat, ada kejelasan antara pembuat perencanaan asuhan dan
pelaksana. Metode primer ini ditandai dengan adanya keterkaitan kuat
dan terus menerus antara pasien dengan perawat yang ditugaskan
untuk merencanakan, melakukan, dan koordinasi asuhan keperawatan
selama pasien dirawat.
Konsep dasar metode primer :
1) Ada tanggungjawab dan tanggunggugat
2) Ada otonomi
3) Ketertiban pasien dan keluarga

Kelebihannya :
1) Model praktek profesional
2) Bersifat kontinuitas dan komprehensif
3) Perawat primer mendapatkan akontabilitas yang tinggi terhadap hasil
dan memungkinkan pengembangan diri → kepuasan perawat

4) Klien/keluarga lebih mengenal siapa yang merawatnya

Kelemahannya :
1) Hanya dapat dilakukan oleh perawat yang memiliki pengalaman dan pengetahuan
yang memadai dengan kriteria asertif, self direction, kemampuan
mengambil keputusan yang tepat, menguasai keperawatan klinik,
akontable serta mampu berkolaborasi dengan berbagai disiplin.
2) Biaya lebih besar

Kepala Ruang Kepala Ruang Kepala Ruang

Perawat Primer

Pasien / Klien

Perawat Pelaksana Perawat Pelaksana Perawat Pelaksana


Evening Night Jika Diperlukan Days

Gambar 3 : Diagram sistem asuhan keperawatan “ Primary Nursing “ (Marquis dan


Huston, 1998)
d. Metode Kasus
Setiap pasien ditugaskan kepada semua perawat yang melayani seluruh
kebutuhannya pada saat ia dinas. Pasien akan dirawat oleh perawat yang berbeda
untuk setiap shift dan tidak ada jaminan bahwa pasien akan dirawat oleh orang
yang sama pada hari berikutnya. Metode penugasan kasus biasa diterapkan
satu pasien satu perawat, umumnya dilaksanakan untuk perawat privat atau
untuk perawatan khusus seperti : isolasi, intensive care.
Kelebihan :

1) Perawat lebih memahami kasus per kasus


2) Sistem evaluasi dari manajerial menjadi lebih mudah

Kekurangan :
1) Belum dapatnya diidentifikasi perawat penanggungjawab
2) Perlu tenaga yang cukup banyak dan mempunyai kemampuan dasar yang
sama

Kepala Ruang

Kepala Ruang Kepala Ruang Kepala Ruang

Kepala Ruang Kepala Ruang Kepala Ruang

Gambar 4 : Sistem asuhan keperawatan “Case Method Nursing”


(Marquis dan Huston, 1998)
Tanggung Jawab Kepala Ruangan (Karu), Ketua Tim (Katim) dan
Anggota Tim

Secara umum, masing kepala ruangan, ketua tim dan anggota tim
memiliki tanggung jawab yang berbeda-beda, antara lain :

1. Tanggung jawab Karu :


a. Menetapkan standar kinerja yang diharapkan dari staf
b. Membantu staf menetapkan sasaran dari ruangan
c. Member kesempatan katim untuk mengengbangkan keterampilan
kepemimpinan dan managemen
d. Mengorientasikan tenaga baru
e. Menjadi narasumber bagi tim
f. Mendorong kemampuan staf untuk menggunakan riset keperawatan
2. Tanggung Jawab Katim :
a. Melakukan orientasi kepada pasien baru dan keluarga
b. Mengkaji setiap klien, menganalisa, menetapkan rencana keperawatan
(renpra) menerapkan tindakan keperawatan dan mengevaluasi renpra.
c. Mengkoordinasikan renpra dengan tindakan medis melalui komunikasi
yang konsisten
d. Membagi tugas anggota tim dan merencanakan kontinuitas asuhan
keperawatan melalui konfrens
e. Membimbing dan mengawasi pelaksanaan asuhan keperawatan oleh
anggota tim
f. Bertanggung jawab terhadap kepala ruangan.
3. Tanggung Jawab Anggota Tim :
a. Melaksanakan perawatan sesuai renpra yang dibuat katim
b. Memberikan perawatan total/komprehensif pada sejumlah pasien
c. Bertanggung jawab atas keputusan keperawatan selama katim tidak
ada di tempat
d. Berkonstribusi terhadap perawatan
 Observasi terus menerus
 Ikut ronde keperawatan
 Berinteraksi dengan pasien dan keluarga
 Berkonstribusi dengan katim/karu bila ada masalah
4. Cara Perhitungan Jumlah dan Kategori Tenaga Keperawatan
a. Metode Douglas
Douglas (1984, dalam Swansbrug dan Swansburg, 1999) menetapkan
jumlah perawat yang dibutuhkan dalam suatu unit perawatan
berdasarkan klasifikasi klien, dimana masing-masing kategori
mempunyai nilai standar per shifnya, yaitu sebagai berikut :

.Jml Klasifikasi Klien


Klien Minimal Parsial Total
Mala
Pagi Sore Malam Pagi Sore Malam Pagi Sore
m

1 0,17 0,14 0,07 0,27 0,15 0,10 0,36 0,30 0,20

2 0,34 0,28 0,14 0,54 0,30 0,20 0,72 0,60 0,40

3 0,15 0,42 0,21 0,81 0,45 0,30 1,08 0,90 0,60

dst

b. Metode Sistem Akuitas


Kelas 1 : 2 jam/hari
Kelas II : 3 jam/hari
Kelas III : 4,5 jam/hari
Kelas IV : 6 jam/hari
Untuk tiga kali pergantian shift Pagi : Sore : Malam = 35% : 35% :
30%
c. Metode Gillies
Gillies (1994) menjelaskan rumus kebutuhan tenaga keperawatan di
suatu unit perawatan adalah sebagai berikut :
= Jlh jam keperawatan yg dibutuhkan klien/ hari x rata-rata klien/hari x jumlh
hari/tahun
Jlh hari/tahun – hari libur masing-masing perawat x Jlh jam kerja tiap perawat

= Jumlah keperawatan yang dibutuhkan/tahun


Jlh jam keperawatan yg diberikan perawat/tahun
= Jumlah perawat di satu unit

Prinsip Perhitungan rumus Gillies :


Jumlah jam keperawatan yang dibutuhkan klien perhari :
1) Waktu keperawatan langsung (rata-rata 45 jam/klien/hari) dengan
spesfikasi pembagian adalah : keperawatan mandiri (s elf care) = ¼
x 4 = 1 jam, keperawatan partial (partial care) = ¾ x 4 = 3 jam,
keperawatan total (total care) = 1-1.5 x 4 = 4-6 jam dan
keperawatan intensif (intensive care) = 2x4 jam = 8 jam.
2) Waktu keperawatan tidak langsung
 Menurut RS Detroit ( Gillies, 1994 ) = 38 menit/klien/hari
 Menurut Wolfe & Young ( Gillies, 1994 ) = 60
menit/klien/hari = 1 jam/klien/hari
3) Waktu penyuluhan kesehatan lebih kurang 15 menit/klien/hari =
0,25 jam/hari/klien
4) Rata rata klien per hari adalah jumlah klien yang dirawat di sua tu
unit berdasarkan rata rata biaya atau menurut Bed Occupancy Rate
( BOR ) dengan rumus :
Jumlah hari perawatan RS dalam waktu tertentu x 100 %
Jumlah Tempat Tidur X 365 Hari
 Jumlah hari pertahun yaitu : 365 hari
 Hari libur masing – masing perawat per tahun, yaitu : 73 hari
( Hari minggu / libur = 52 hari ( untuk hari sabtu tergantung
kebijakan rumah sakit setempat, kalau ini merupakan hari
libur maka harus diperhitungkan, begitu juga sebaliknya ),
hari libur nasional = 13 hari dan cuti tahunan = 8 ha ri)
 Jumlah jam kerja tiap perawat adalah 40 jam per minggu (
kalau hari kerja efektif 6 hari maka 40/6 = 6,6 = 7 jam per
hari, kalau hari kerja efektif 5 hari maka 40/5 = 8 jam per
hari )
 Jumlah tenaga keperawatan yang dibutuhkan disatu unit
harus ditambah 20% ( untuk antisipasi kekurangan /
cadangan )
 Perbandingan professional berbanding dengan vacosional +
55% : 45 %
Contoh :
Rata – rata jam perawat klien per hari = 5 jam/hari
Rata-rata = 17 klien/hari (3 orang dengan ketergantungan minimal,
8 orang dengan ketergantungan partial dan 6 orang dengan
ketergantungan total)
Jumlah jam kerja tiap perawat = 40 jam/minggu (6 hari/minggu)
jadi jumlah jam kerja perhari 40 jam dibagi = 7 jam/hari
Jumlah hari libur : 73 hari (52=8 (cuti) + 13 (libur nasional)

 Jumlah jam keperawatan langsung


- Ketergantungan minimal = 3 orang x 1 jam = 3 jam
- Ketergantungan partial = 8 orang x 3 jam = 24 jam
- Ketergantungan total = 6 orang x 6 jam = 36 jam
Jumlah jam = 63 jam
 Jumlah keperawatan tidak langsung
17 orang klien x 1 jam = 17 jam
 Pendidikan Kesehatan = 17 orang klien x 0,25 = 4,25 jam
Sehingga jumlah total jam kerja keperawatan/klien/hari :
63 jam + 17 jam + 4,25 jam = 4,96 jam/klien/hari
17 orang
Jumlah tenaga yang dibutuhkan :
4,96 x 17 x 365 = 30.776,8 = 15,06 (15 orang)
(365 – 73) x 7 2044
Untuk cadangan 20% menjadi 15 x 20% = 3 orang
Jadi jumlah tenaga yang dibutuhkan secara keseluruhan 15+3= 18
orang/ hari
Perbandingan professional berbanding dengan vocasional = 55% :
45% = 10:8 orang

d. Metode Swansburg
Contoh :
Pada suatu unit dengan 24 tempat tidur dan 17 klien rata -rata perhari.
Jumlah jam kontak langsung perawat-klien = 5 jam/klien/hari
1) Total jam perawat/hari : 17 x 5 jam = 85 jam)
Jumlah perawat yang dibutuhkan : 85 / 7 = 12,143 (12 orang)
perawat/hari
2) Total jam kerja / minggu = 40 jam
Jumlah shift perminggu = 12 x 7 (1 minggu) = 84 shift/minggu
Jumlah staf yang dibutuhkan perhari = 84/6 = 14 orang
(jumlah staf sama bekerja setiap hari dengan 6 hari kerja
perminggu dan 7 jam/shift)

Menurut Warstler dalam swansburg dan swansburg (1999),


merekomendasikan untuk pembagian proporsi dinas dalam satu hari
pagi : siang : malam = 47% : 36% : 17%. Sehingga jika jumlah total
staf keperawatan/hari = 14 orang

- Pagi : 47% x 14 = 6,58 = 7 orang


- Sore : 36% x 14 = 5,04 = 5 orang
- Malam : 17% X 14 = 2 orang

5. Kesimpulan
Salah satu aspek penting tercapainya mutu pelayanan di suatu
rumah sakit adalah tersedianya tenaga keperawatan yang sesuai dengan
situasi dengan situasi dan kebutuhan. Untuk hal ini dibutuhkan kesiapan
yang baik dalam membuat perencanaan terutama tentang k etenagaan.
Perencanaan ketenagaan ini harus benar-benar diperhitungkan sehingga
tidak menimbulkan dampak pada beban kerja yang tinggi sehingga
memungkinkan kualitas pelayanan akan menurun.
Seorang manajer keperawatan harus mampu membuat perencanaan
ketenagaan dengan baik, yaitu dengan baik, yaitu dengan memanfaatkan
hasil perhitungan yang didasarkan pada data-data kepegawaian sesuai
dengan yang ada di rumah sakit tersebut. Dalam melakukan penghitungan
kebutuhan tenaga perawat di rumah sakit, kita dapat me nggunakan
beberapa rumus dimana tiap metode penghitungan pada prinsipnya
hamper sama akan tetapi memiliki kekhasan bagi situasi dan kondisi
tertentu pemberian layanan asuhan keperawatan kepada klien.
BAB I
ANALISA BEBAN KERJA DAN POLA KETENAGAAN

I.1 Ruang Keperawatan St. Maria III VIP


Ruang keperawatan VIP Lantai VI mempunyai kapasitas 20 tempat tidur, dengan
BOR 75%, rata-rata jumlah pasien perhari 15 pasien. Jumlah tenaga perawat agustus 2015
sebanyak 19 orang, termasuk PJ sift 6 orang dan kepala ruang dengan kualifikasi
pendididikan S1 Keperawatan ada 4 orang, DIII Keperawatan 15 orang. Untuk
perencanaan kebutuhan perawat/bidan menggunakan Metode Gillie.

A. Rumus Gillies
Rumus Metode Gillies dapat dilihat sebagai beikut:
Penghitungan tenaga perawat dan bidan di ruang keperawatan VIP lantai III.

= Jlh jam keperawatan yg dibutuhkan x rata-rata klien/hari x jumlah hari/tahun


Jlh hari/tahun – hari libur masing-masing perawat x Jlh jam kerja tiap perawat

= Jumlah keperawatan yang dibutuhkan/tahun


Jlh jam keperawatan yg diberikan perawat/tahun

= Jumlah perawat di satu unit

I.a St. Maria III VIP


Kapasitas 20 tempat tidur dengan jumlah pasien rata-rata 15 orang/hari dan BOR
75%.
Minimal Care : 2 orang
Partial Care : 7 orang
Total Care : 6 orang
Jumlah jam kerja perawat 7 jam/hari
Jumlah hari libur : 73 hari (52+12cuti+9 hari libur nasional)
Jumlah jam keperawatan tidak langsung
- Minimal Care : 3 orang x 1 jam = 3 jam
- Partial Care : 7 orang x 3 jam = 21 jam
- Total Care : 6 orang x 6 jam = 36 jam
Jumlah = 60 jam
 Jumlah keperawatan tidak langsung
15 orang x 1 jam = 15 jam

 Pendidikan kesehatan = 15 orang x 0,25 = 3,75 jam


Jumlah total jam keperawatan/klien/hari :
60 jam + 15 jam + 3,75 jam = 78,75 = 5,25 jam
15 orang 15

Jumlah tenaga yang dibutuhkan:


5,25 x 15 x 365 = 28743,75= 14,06 = 15 orang
(365 – 73) x 7 2044

Untuk cadangan 20 % x 15 = 2,8 = 3 orang


Jadi jumlah tenaga perawat yang dibutuhkan secara keseluruhan 15 + 3 = 18 orang.
Tenaga perawat ruang rawat lantai III Sta. Maria III saat ini memiliki tenaga 19 orang
(termasuk PJ siff dan Karu). Jadi tenaga perawat Sta. Maria III = 18 – 18 = 0 orang
.
I.2 Ruang Keperawatan St.Maria II
Ruang keperawatan St.Maria II mempunyai kapasitas 12 tempat tidur, dengan BOR
90%, rata-rata jumlah pasien perhari 10 pasien. Jumlah tenaga perawat pada periode
Agustus 2015 sebanyak 16 orang, termasuk Penanggung Jawab ruangan 1 orang dan
PJ Sift 6 orang dengan kualifikasi pendididikan S1 Keperawatan ada 4 orang, DIII
Keperawatan 10 orang dan SPK 2 orang. Untuk perencanaan kebutuhan perawat
menggunakan metode Gillis sebagai beikut:
Rumus Metode Gillies dapat dilihat sebagai beikut:
Penghitungan tenaga perawat dan bidan di ruang keperawatan VIP lantai II

= Jlh jam keperawatan yg dibutuhkan x rata-rata klien/hari x jumlah hari/tahun


Jlh hari/tahun – hari libur masing-masing perawat x Jlh jam kerja tiap perawat

= Jumlah keperawatan yang dibutuhkan/tahun


Jlh jam keperawatan yg diberikan perawat/tahun

= Jumlah perawat di satu unit

I.a Lantai II St. Maria II


Kapasitas 12 tempat tidur dengan jumlah pasien rata-rata 10 orang/hari dan BOR
90%.
Minimal Care : 1 orang
Partial Care : 6 orang
Total Care : 3 orang
Jumlah jam kerja perawat 7 jam/hari
Jumlah hari libur : 73 hari (52+12cuti+9 hari libur nasional)
Jumlah jam keperawatan tidak langsung
- Minimal Care : 1 orang x 1 jam = 1 jam
- Partial Care : 6 orang x 3 jam = 18 jam
- Total Care : 3 orang x 6 jam = 18 jam
Jumlah = 37 jam

 Jumlah keperawatan tidak langsung


10 orang x 1 jam = 10 jam
 Pendidikan kesehatan = 10 orang x 0,25 jam = 2,5 jam
Jumlah total jam keperawatan/klien/hari :
37 jam + 10 jam + 2,5 jam = 49,5 = 4,95
10 orang = 10

Jumlah tenaga yang dibutuhkan:


4,95 x 10 x 365 = 18,067 = 8,83 = 9 Orang
(365 – 73) x 7 2044

Untuk cadangan 20 % x 9 = 1,8 = 2 orang


Jadi jumlah tenaga perawat yang dibutuhkan secara keseluruhan 9 + 2 = 12
orang/hari. Tenaga perawat ruang rawat lantai II saat ini memiliki tenaga 15 orang
termasuk PJ dan Karu. Kebutuhan jumlah tenaga keperawatan yaitu 15 – 12 = 3
orang
1. Ruang Keperawatan St.Bernadeth III A Lantai III
Ruang keperawatan St.Bernadeth III A mempunyai kapasitas 16 tempat tidur,
dengan BOR 90%, rata-rata jumlah pasien perhari 14 pasien. Jumlah tenaga perawat
pada periode Agustus 2015 sebanyak 19 orang termasuk Penanggung Jawab ruangan
1 orang dan PJ Sift 5 orang dengan kualifikasi pendididikan S1 Keperawatan ada 5
orang, DIII Keperawatan 11 orang dan SPK 1 orang. Untuk perencanaan kebutuhan
perawat menggunakan metode Gillis sebagai beikut:
Rumus Metode Gillies dapat dilihat sebagai beikut:
Penghitungan tenaga perawat di ruang keperawatan St.Bernadeth III A

= Jlh jam keperawatan yg dibutuhkan x rata-rata klien/hari x jumlah hari/tahun


Jlh hari/tahun – hari libur masing-masing perawat x Jlh jam kerja tiap perawat

= Jumlah keperawatan yang dibutuhkan/tahun


Jlh jam keperawatan yg diberikan perawat/tahun

= Jumlah perawat di satu unit

I.a Lantai III St.Bernadeth III A


Kapasitas 16 tempat tidur dengan jumlah pasien rata-rata 14 orang/hari dan BOR
90%.
Minimal Care : 1 orang
Partial Care : 8 orang
Total Care : 5 orang
Jumlah jam kerja perawat 7 jam/hari
Jumlah hari libur : 73 hari (52+12cuti+9 hari libur nasional)
Jumlah jam keperawatan tidak langsung
- Minimal Care : 1 orang x 1 jam = 1 jam
- Partial Care : 8 orang x 3 jam = 24 jam
- Total Care : 5 orang x 6 jam = 30 jam
Jumlah = 55 jam

 Jumlah keperawatan tidak langsung


14 orang x 1 jam = 14 jam
 Pendidikan kesehatan = 14 orang x 0,25 jam = 3,5 jam
Jumlah total jam keperawatan/klien/hari :
55 jam + 14 jam + 3,5 jam = 72,5 = 5,17
14 orang 14

Jumlah tenaga yang dibutuhkan:


5,17 x 14 x 365= 26,418 = 12,92 = 13 Orang
(365 – 73) x 7 2044

Untuk cadangan 20 % x 13 = 2,6 = 3 orang


Jadi jumlah tenaga perawat yang dibutuhkan secara keseluruhan 13 + 3 = 16
orang/hari. Tenaga perawat ruang rawat lantai III saat ini memiliki tenaga 17 orang
termasuk PJ dan Karu. Kebutuhan jumlah tenaga keperawatan yaitu 16 – 16 = 0, Jadi
tenaga di ruang ini cukup
1. Ruang Keperawatan St.Bernadeth III B Lantai III
Ruang keperawatan St.Bernadeth III B mempunyai kapasitas 22 tempat tidur,
dengan BOR 90%, rata-rata jumlah pasien perhari pasien. Jumlah tenaga perawat
pada periode Agustus 2015 sebanyak 19 orang termasuk Penanggung Jawab ruangan
1 orang dan PJ Sift 5 orang dengan kualifikasi pendididikan S1 Keperawatan ada 5
orang, DIII Keperawatan 13 orang dan SPK 1 orang. Untuk perencanaan kebutuhan
perawat menggunakan metode Gillis sebagai beikut:
Rumus Metode Gillies dapat dilihat sebagai beikut:
Penghitungan tenaga perawat dan bidan di ruang keperawatan St.Bernadeth III B

= Jlh jam keperawatan yg dibutuhkan x rata-rata klien/hari x jumlah hari/tahun


Jlh hari/tahun – hari libur masing-masing perawat x Jlh jam kerja tiap perawat

= Jumlah keperawatan yang dibutuhkan/tahun


Jlh jam keperawatan yg diberikan perawat/tahun

= Jumlah perawat di satu unit

I.b Lantai III St.Bernadeth III B


Kapasitas 23 tempat tidur dengan jumlah pasien rata-rata 19 orang/hari dan BOR
85%.
Minimal Care : 6 orang
Partial Care : 14 orang
Total Care : 2 orang
Jumlah jam kerja perawat 7 jam/hari
Jumlah hari libur : 73 hari (52+12cuti+9 hari libur nasional)
Jumlah jam keperawatan tidak langsung
- Minimal Care : 6 orang x 1 jam = 6 jam
- Partial Care : 14 orang x 3 jam = 42 jam
- Total Care : 2 orang x 6 jam = 18 jam
Jumlah = 66 jam

 Jumlah keperawatan tidak langsung


19 orang x 1 jam = 19 jam
 Pendidikan kesehatan = 19 orang x 0,25 jam = 4,75 jam
Jumlah total jam keperawatan/klien/hari :
66 jam + 19 jam + 4,75 jam = 89,75 = 4,72
19 orang = 19

Jumlah tenaga yang dibutuhkan:


4,72 x 19 x 365 = 32733,2 = 16,014 = 17 Orang
(365 – 73) x 7 2044

Untuk cadangan 20 % x 17 = 3,4 = 4 orang


Jadi jumlah tenaga perawat yang dibutuhkan secara keseluruhan 17 + 4 = 21
orang/hari. Tenaga perawat ruang rawat lantai IIIB saat ini memiliki tenaga 19 orang
termasuk Karu dan PJ Sift. Kebutuhan jumlah tenaga keperawatan yaitu 21-18 = 3
orang, jadi butuh tenaga 2 orang lagi
I. Ruang Keperawatan St.Bernadeth II Lantai II
Ruang keperawatan St.Bernadeth II mempunyai kapasitas 21 tempat tidur, dengan
BOR 90%, rata-rata jumlah pasien perhari 20 pasien. Jumlah tenaga perawat pada
periode Agustus 2015 sebanyak 19 orang termasuk Penanggung Jawab ruangan 1
orang dan PJ Sift 7 orang dengan kualifikasi pendididikan S1 Keperawatan ada 3
orang, DIII Keperawatan 15 orang dan SPK 1 orang. Untuk perencanaan kebutuhan
perawat menggunakan metode Gillis sebagai beikut:
Rumus Metode Gillies dapat dilihat sebagai beikut:
METODE GILLIES :
Penghitungan tenaga perawat di ruang keperawatan Sta.Bernadet lantai II

= Jlh jam keperawatan yg dibutuhkan x rata-rata klien/hari x jumlah hari/tahun


Jlh hari/tahun – hari libur masing-masing perawat x Jlh jam kerja tiap perawat

= Jumlah keperawatan yang dibutuhkan/tahun


Jlh jam keperawatan yg diberikan perawat/tahun

= Jumlah perawat di satu unit

Kapasitas 21 tempat tidur, dengan jumlah pasien rata-rata 20 orang/hari dan BOR 95%.
Minimal care : 4 orang
Partial Care : 10 orang
Total Care : 6 orang
Jumlah jam kerja perawat 7 jam/hari
Jumlah hari libur : 73 hari [52 = 12cuti + 9 hari libur nasional]
*Jumlah jam keperawatan langsung:
- Minimal care = 4 org X 1 jam = 4 jam
- Partial care = 10 org X 3 jam = 30 jam
- Total cari = 6 org X 6 Jam = 36 jam
Jumlah = 70 jam

*Jumlah keperawatan tidak langsung


20 org pas X 1 jam = 20 jam
* Pendidikan Kesehatan
20 X 0,25 = 5 jam

Sehingga jumlah total jam keperawata/klien/hari:


70 jam + 20 jam + 5 jam = 95 = 4,75
20 20

Jumlah tenaga yang di butuhkan :


4,75 X 20 X 365 = 34.675 = 16,96 = 17 org
(365 – 73 ) X 7 2044

Untuk cadangan 20% X 17 = 3,4 = 4 org


Jadi jumlah tenaga yang dibutuhkan secara keseluruhan 17 + 4 = 21 orang/hari
Tenaga perawat lantai II Sta. Bernadeth II yang ada = 19 orang termasuk Pj dan Karu.
Jumlah tenaga yang dibutuhkan yaitu 21-18= 3 orang, jadi butuh penambahan tenaga 2
orang lagi
1. Ruang Keperawatan St. Yosep Lantai II
Ruang keperawatan St.Yosep mempunyai kapasitas 17 tempat tidur, dengan BOR
94,1%, rata-rata jumlah pasien perhari 10 pasien. Jumlah tenaga perawat pada periode
Agustus 2015 sebanyak 18 orang termasuk Penanggung Jawab ruangan 1 orang dan
PJ Sift 7 orang dengan kualifikasi pendididikan S1 Keperawatan ada 2 orang, DIII
Keperawatan 15 orang dan SPK 1 orang. Untuk perencanaan kebutuhan perawat
menggunakan metode Gillis sebagai beikut:
Rumus Metode Gillies dapat dilihat sebagai beikut:
Penghitungan kebutuhan tenaga perawat di ruang keperawatan menggunakan metode :
METODE GILLIES :
= Jlh jam keperawatan yg dibutuhkan x rata-rata klien/hari x jumlah hari/tahun
Jlh hari/tahun – hari libur masing-masing perawat x Jlh jam kerja tiap perawat

= Jumlah keperawatan yang dibutuhkan/tahun


Jlh jam keperawatan yg diberikan perawat/tahun

= Jumlah perawat di satu unit

Kapasitas 17 tempat tidur, dengan jumlah pasien rata-rata 15 orang/hari dan BOR 90%.

Rata-rata jumlah pasien 15 orang/hari


Minimal care : 4 orang
Partial Care : 11 orang
Total Care : 2 orang
Jumlah jam kerja perawat 7 jam/hari
Jumlah hari libur : 73 hari (52 = 12cuti + 9 hari libur nasional)
 Jumlah jam keperawatan langsung:
- Minimal care = 4 org X 1 jam = 4 jam
- Partial care = 11 org X 3 jam = 33 jam
- Total cari = 2 org X 6 Jam = 12 jam
Jumlah = 49 jam
 Jumlah keperawatan tidak langsung
15 org pas X 1 jam = 15 jam
 Pendidikan Kesehatan
15 X 0,25 = 3,75 jam

Sehingga jumlah total jam keperawata/klien/hari:


49 jam+15 jam+ 3,75 = 67.75 = 4,51
15 15

Jumlah tenaga yang di butuhkan :


4,51 X 15 X 365 = 24692,25 = 12,9080 = 13 org
(365 – 73 ) X 7 2044

Untuk cadangan 20% X 13 = 2,6 = 3 org


Jadi jumlah tenaga yang dibutuhkan secara keseluruhan 13 + 3 = 16 orang/hari
Tenaga perawat lantai II St. Yosep yang ada = 18 orang termasuk Karu dan PJ Sift
Jumlah tenaga yaitu 18-16 = 2 orang, jadi tenaga yang lebih 2 orang
1. Ruang Keperawatan Sta. Bernadeth I
Ruang keperawatan St.Yosep mempunyai kapasitas 24 tempat tidur, dengan BOR
90%, rata-rata jumlah pasien perhari 18 pasien. Jumlah tenaga perawat pada periode
Agustus 2015 sebanyak 17 orang termasuk Penanggung Jawab ruangan dan PJ Sift
dengan kualifikasi pendididikan S1 Keperawatan ada 1 orang dan DIII Keperawatan
16 orang. Untuk perencanaan kebutuhan perawat menggunakan metode Gillis sebagai
beikut:
Rumus Metode Gillies dapat dilihat sebagai beikut:
METODE GILLIES :

= Jlh jam keperawatan yg dibutuhkan x rata-rata klien/hari x jumlah hari/tahun


Jlh hari/tahun – hari libur masing-masing perawat x Jlh jam kerja tiap perawat

= Jumlah keperawatan yang dibutuhkan/tahun


Jlh jam keperawatan yg diberikan perawat/tahun

= Jumlah perawat di satu unit

Kapasitas 24 tempat tidur, dengan jumlah pasien rata-rata 20 orang/hari dan BOR 80%.
Rata-rata jumlah pasien 20 orang/hari
Minimal care : 6 orang
Partial Care : 13 orang
Total Care : 1 orang
Jumlah jam kerja perawat 7 jam/hari
Jumlah hari libur : 73 hari (52 = 12 cuti + 9 hari libur nasional)
*Jumlah jam keperawatan langsung:
- Minimal care = 6 org X 1 jam = 6 jam
- Partial care = 13 org X 3 jam = 39 jam
- Total cari = 1 org X 6 Jam = 6 jam
Jumlah = 51 jam
*Jumlah keperawatan tidak langsung
20 org pas X 1 jam = 20 jam

* Pendidikan Kesehatan
20 X 0,25 = 5 jam

Sehingga jumlah total jam keperawata/klien/hari:


51 jam+20 jam+5 = 76 = 3,8
20 20
Jumlah tenaga yang di butuhkan :
3,8 X 20 X 365 = 27.740 = 13,57 = 14 org
(365 – 73 ) X 7 2044
Untuk cadangan 20% X = 2,8 = 3 org
Jadi jumlah tenaga yang dibutuhkan secara keseluruhan 14 + 3 = 17 orang/hari
Tenaga perawat lantai 1 St.Bernadeth I yang ada = 17orang termasuk Karu dan PJ Sift
Jumlah tenaga yang dibutuhkan = 1 orang
I. Ruang Keperawatan Sta. Theresia
Ruang keperawatan St.Theresia mempunyai kapasitas 25 tempat tidur, dengan
BOR 90%, rata-rata jumlah pasien perhari 10 pasien. Jumlah tenaga perawat pada
periode Agustus 2015 sebanyak 18 orang termasuk Penanggung Jawab ruangan 1
orang dan PJ Sift 7 orang dengan kualifikasi pendididikan S1 Keperawatan 2 orang
dan DIII Keperawatan 17 orang. Untuk perencanaan kebutuhan perawat
menggunakan metode Gillis sebagai beikut:
Rumus Metode Gillies dapat dilihat sebagai beikut:
Penghitungan kebutuhan tenaga perawat di ruang keperawatan menggunakan metode :
METODE GILLIES :

= Jlh jam keperawatan yg dibutuhkan x rata-rata klien/hari x jumlah hari/tahun


Jlh hari/tahun – hari libur masing-masing perawat x Jlh jam kerja tiap perawat

= Jumlah keperawatan yang dibutuhkan/tahun


Jlh jam keperawatan yg diberikan perawat/tahun

= Jumlah perawat di satu unit

Kapasitas 25 tempat tidur, dengan jumlah pasien rata-rata 15 orang/hari dan BOR 60 %.
Minimal care : 2 orang
Partial Care : 13 orang
Total Care : 2 orang
Jumlah jam kerja perawat 7 jam/hari
Jumlah hari libur : 73 hari (52 = 12cuti + 9 hari libur nasional)
*Jumlah jam keperawatan langsung:
- Minimal care = 2 org X 1 jam = 2 jam
- Partial care = 13 org X 3 jam = 39 jam
- Total cari = 2 org X 6 Jam = 12 jam
Jumlah = 63 jam
*Jumlah keperawatan tidak langsung
15 org pas X 1 jam = 15 jam

* Pendidikan Kesehatan
15 X 0,25 = 3,75 jam
Sehingga jumlah total jam keperawata/klien/hari:
63 jam+15 jam+2,5 = 80,5 = 5,366
15 15
Jumlah tenaga yang di butuhkan :
5,366 X 15 X 365 = 29,378 = 14,37 = 15 org
(365 – 73 ) X 7 2044
Untuk cadangan 20% X 15 = 3 org
Jadi jumlah tenaga yang dibutuhkan secara keseluruhan 15 + 3 = 18 orang/hari
Tenaga perawat Sta. Theresia lantai II yang ada = 18 orang termasuk Karu dan PJ Sift
Jumlah tenaga yang dibutuhkan = 1 orang
1. Instalasi Gawat Darurat
Kebutuhan ketenagaan keperawatan IGD menggunakan metode koreksi yaitu :
Ruang IGD mempunyai kapasitas tempat tidur 12 bed, dan jumlah tenaga
keperawatan/kebidanan 26 orang dan sudah termasuk Penanggung jawab dan
supervisor, dengan kualifikasi :
S1 Keperawatan : 4 Orang
D III Keperawatan : 17 Orang
D III Kebidanan : 1 Orang
SPK : 4 Orang
Rata-rata jumlah kunjungan perhari 59 pasien. Rata-rata jam perawatan pasien per
24jam adalah 2,5jam.
Jumlah minggu efektif = Jumlah hari dalam 1 tahun – Cuti tahunan- hari libur nasional
Jumlah Jam kerja efektif per hari
= 365-52-12-9
7
= 42 Minggu
Perhitungan tenaga keperawatan IGD menurut Rumus Metode Koreksi.
Rmus Metode Koreksi
= Jumlah jam keperawatan x 52 minggu x 7 hari x jmlh kunjungan + Koreksi 10%
Jumlah minggu efektif x 40 jam
= 2,5x 52 x 7 x 59 + 10%
42 x 40
= 35,15= 35 Orang
Tenaga yang ada saat ini di Unit Gawat Darurat 25 perawat tidak termasuk Karu dan
13 dokter termasuk penanggung jawab instalasi. Berdasarkan perhitungan jumlah
tenaga yang dibutuhkan 35 orang. Total kebutuhan tenaga untuk ruang IGD yaitu :
Jumlah perhitungan tenaga 35 orang – 25 orang (tenaga yang ada sekarang). Jadi
tenaga yang dibutuhkan 10 orang
Kebutuhan Ketenagaan Ruang Sta. Elisabeth (Obstetri dan Gynekologi)
Jumlah tenaga bidan pada periode Agustus 2015 sebanyak 16 orang ( sudah termasuk
Penanggung Jawab ruangan dan PJ Sift ) dengan kualifikasi pendidikan DIV Kebidanan 3
Orang DIII Kebidanan 12 orang dan D I Kebidanan 1 orang. Untuk perencanaan
kebutuhan tenaga bidan menggunakan metode Depkes.
a. Kebutuhan Ketenagaan Di Ruangan Bayi
Mempunyai kapasitas 3 tempat tidur, dengan BOR 40%, rata-rata jumlah pasien
perhari 1 pasien
Untuk perencanaan kebutuhan perawat/bidan menggunakan metode Asumsi,
dimana perawatan maksimal 80% dan perawatan intensive 20%.
Perawatan maximal = 80% x 1
= 0,8 Orang = 1 Orang
Perawatan Intensive = 20% x 1
= 0,2 Orang = 1 orang
Jadi jumlah tenaga yang dibutuhkan adalah 2 orang
b. Kebutuhan Ketenagaan Di Ruangan Perinatal (Nifas)
Ruang keperawatan Perinatal (Nifas) mempunyai kapasitas 13 tempat tidur,
dengan BOR 90%, rata-rata jumlah pasien perhari 12 pasien. Penghitungan
kebutuhan tenaga bidan di ruang Perinatal ( Nifas ) adalah sebagai berikut :
Jumlah Bed = 13 tempat tidur dengan BOR 90 %
Jadi jumlah tempat tidur terisi per hari :
= BOR x Jumlah bed
= 90 % x 27
= 12 Pasien
Rata-rata jam perawatan pasien/ hari = 3 jam
Jadi, jumlah tenaga bidan yang dibutuhkan di ruang Perinatal (Nifas) tahun 2015
adalah :
= Jumlah TT terisi/ hari x rata-rata jam perawatan/ hari
Jumlah jam efektif kerja/ hari
= 12 x 3
7
= 5,1 = 5 orang bidan

Jumlah tenaga bidan yang perlu ditambah dengan hari libur untuk :
= Jumlah hari minggu dalam 1 tahun + cuti + hari besar x jumlah bidan
Jumlah hari kerja efektif tersedia
= 52 + 12 + 9 x 1
287
= 2,5
= 3 orang bidan
Jadi total tenaga bidan yang dibutuhkan diruang Perinatal (Nifas) adalah : Jumlah
tenaga bidan yang dibutuhkan + jumlah tenaga bidan yang dibutuhkan saat libur : 5
orang bidan + 3 orang bidan = 8 orang bidan
a. Kamar Bersalin
Kamar bersalin di Rumah Sakit Stella Maris mempunyai kapasitas 2 tempat tidur,
rata-rata partus perhari 1 orang, Perhitungan kebutuhan ketenagaan dengan
menggunakan rumus koreksi yaitu :
= Jumlah jam keperawatan X 52 minggu X 7hari X Jumlah partus/hr +koreksi 10%
Jumlah minggu efektif X 40 Jam
= 4 x 52x 7x1+ 10% = 16016 = 0,95 = 1 orang
42 x 40 1680
Tenaga yang dibutuhkan Sta. Elisabeth di ruang kamar bersalin 1 orang

Total tenaga bidan yang dibutuhkan untuk ruang Sta. Elisabet (ruang bayi, ruang
nifas dan di kamar bersalin) yaitu :
 Ruang bayi = 2 orang
 Ruang nifas = 8 orang
 Ruang bayi = 1 orang
Total = 11 orang
Jadi jumlah tenaga yang dibutuhkan adalah 11 orang sedangkan jumlah tenaga
yang ada saat ini 16 orang termasuk kepala ruang 1 orang dan PJ sift 5 orang. Jadi
kelebihan tenaga 2 orang.
1. Kebutuhan Ketenagaan Di Ruangan ICU, HCU, ICCU dan PICU
Ruang keperawatan Intensive Care Unit mempunyai kapasitas 26 tempat tidur di
bagi dalam empat kategori yaitu, ICU 3 tempat tidur ICCU 5 tempat tidur HCU 13
tempat tidur, PICU 2 tempat tidur dan isolasi 3 tempat tidur dengan BOR 57 %,
rata-rata jumlah pasien perhari 15 pasien. Jumlah tenaga perawat/bidan pada
periode April 2015 sebanyak 31 orang ( sudah termasuk Penanggung Jawab
ruangan ) dengan kualifikasi pendididikan S1 Keperawatan ada 4 orang, DIII
Keperawatan 23 orang dan SPK 4 orang. Untuk perencanaan kebutuhan perawat
menggunakan metode yaitu :
a. Ruangan ICU
a). Gillies
Gillies yang akan dijelaskan sebagai berikut :
Jlh jam keperawatan yg dibutuhkan x rata-rata klien/hari x jumlah hari/tahun
Jlh hari/tahun – hari libur masing-masing perawat x Jlh jam kerja tiap perawat

= jumlah keperawatan yang dibutuhkan/tahun


Jlh jam keperawatan yg diberikan perawat/tahun

= Jumlah perawat di satu unit

Kapasitas 26 tempat tidur dengan jumlah pasien rata-rata 3 orang/hari dan BOR
60% dengan Jumlah jam kerja perawat 7 jam/hari dan Jumlah hari libur: 73 hari
(52+12cuti+9 hari libur nasional)
 Jumlah jam keperawatan langsung
Intansive care = 3 X 8 = 24 jam
 Jumlah keperawatan tidak langsung
2 pasien x 1 jam = 2 jam
Pendidikan kesehatan = 2 orang x 0,25 = 0,5 jam
Jumlah total jam keperawatan/klien/hari :
24 jam + 2 jam + 0,5 jam = 26,5 = 13,25 jam
2 orang 2
Jumlah tenaga yang dibutuhkan:
13,25 x 2 x 365 = 9672,5 = 4,73 orang = 5 orang
(365 – 73) x 7 2044
Untuk cadangan 20 % x 5 = 1 orang
Jadi jumlah tenaga perawat yang dibutuhkan secara keseluruhan 5 + 1 = 6
orang/hari.
a. Ruang HCU, ICCU dan PICU
Untuk perencanaan kebutuhan perawat menggunakan 1 metode yaitu :
a). Gillies
Gillies yang akan dijelaskan sebagai berikut :
Jlh jam keperawatan yg dibutuhkan x rata-rata klien/hari x jumlah hari/tahun
Jlh hari/tahun – hari libur masing-masing perawat x Jlh jam kerja tiap perawat

= jumlah keperawatan yang dibutuhkan/tahun


Jlh jam keperawatan yg diberikan perawat/tahun

= Jumlah perawat di satu unit


Kapasitas 20 tempat tidur dengan jumlah pasien rata-rata 15 orang/hari dan BOR
75% dengan Jumlah jam kerja perawat 7 jam/hari dan Jumlah hari libur: 73 hari
(52+12cuti+9 hari libur nasional)

 Jumlah jam keperawatan langsung


Intansive care = 15 X 8 = 120 jam

 Jumlah keperawatan tidak langsung


15 pasien x 1 jam = 15 jam

 Pendidikan kesehatan = 15 orang x 0,25 = 3,75 jam


Jumlah total jam keperawatan/klien/hari :
120 jam + 15 jam + 3,75 jam = 9,25jam
15 orang
Jumlah tenaga yang dibutuhkan:
9,25 x 15 x 365 = 50643 = 24,77 orang= 25 orang
(365 – 73) x 7 2044
Untuk cadangan 20 % x 25 = 5 orang
Jadi jumlah tenaga perawat yang dibutuhkan secara keseluruhan 25 + 5 = 30
orang/hari.
Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa untuk saat ini jumlah tenaga diruang ICU,
ICCU HCU dan PICU sebanyak :
 Ruang ICU = 6 Orang
 Ruang ICCU, HCU dan PICU = 30 Orang
Total tenaga yang dibutuhkan 36 orang, tenaga yang ada sekarang 34 orang termasuk
Karu dan PJ Sift. Jadi tenaga yang dibutuhkan 2 orang.
1. Kebutuhan Ketenagaan INSTALASI KAMAR BEDAH
Ruang kamar bedah Rumah Sakit Stella Maris mempunyai kapasitas 4 ruangan
operasi, dengan rata-rata jumlah operasi perhari 12 pasien, Jumlah tenaga
perawat/bidan pada periode Januari 2015 sebanyak 30 orang ( sudah termasuk
Penanggung Jawab ruangan ) dengan kualifikasi pendididikan ada 1 orang, S1 Ners 3
orang, DIII Keperawatan 21 orang,dan Sekolah Perawat Kesehatan 4 orang.

A. Dasar perhitungan tenaga di Kamar Operasi :


1. Jumlah Operasi Rata – rata perhari = 12
a. Operasi besar = 5 orang/ hari
b. Operasi sedang = 4 orang/ hari
c. Operasi Kecil = 3 orang / hari
2. Jumlah tenaga perawat dalam 1 tim operasi
a. Perawat Assisten = 2 orang
b.Perawat Instrumen = 1 orang
c. Perawat Sirkulasi = 1 orang
d. Perawat Mahir Anestesi = 1 orang
3. Jam Perawatan pasien Operasi ( Jam Ketergantungan Pasien )
a. Operasi Besar = 4 jam / 1 operasi
b. Operasi Sedang = 2 jam / 1 operasi
c. Operasi Kecil = 1 Jam / 1 operasi
4.Jam Ketergantungan pasien di ruang penerimaan dan Ruang Pulih
( RR )
a. Di ruang penerimaan = 15 menit
b. Di ruang Pulih ( RR ) = 2 Jam
5. Jam kerja efektif perawat = 7 Jam / hari
B. Rumus Perhitungan Tenaga
a. Perawat Bedah Kamar Operasi
= ( Jml.Jam Perawatan / hari x Jml.Operasi ) x Jml.Perawat dalam tim
Jam kerja Efektif / hari
= ( 5 x 4 ) + ( 2 x 4 ) + ( 1 x 3 ) x 5 orang perawat
7
= 23 Orang
2. Perawat Mahir Anestesi :
= (Jml.Jam Perawatan/hari x Jml.Operasi) x Jml perawat anest.dlm tim
Jam Kerja efektif / hari
= (5 x 4 ) + ( 2 x 4 ) x 1 orang mahir anest
7
= 4 Orang
3. Perawat di Ruang pulih ( RR )
= Jml.Jam Ketergantungan Pasien di RR x Jml Operasi
Jml.Jam kerja efektif
= 2 x 12 Pasien = 4 orang
7

Jadi total tenaga yang dibutuhkan adalah 31 orang perawat sedangkan tenaga saat
ini adalah 31 orang sudah termasuk penanggung jawab ruangan (karu),
kekurangan tenaga perawat 1 orang perawat.
1. Kebutuhan Tenaga Keperawatan/Bidan di Poli Rawat Jalan Umum dan
Spesialis
Pelayanan dipoliklinik umum dan speialis RS Stella Maris saat ini melayani 17
poliklinik rawat jalan terdiri dari :
a. Poliklinik umum
b. Poliklinik kulit kelamin
c. Poliklinik paru
d. Poliklinik THT
e. Poliklinik Mata
f. Poliklinik Anak
g. Poliklinik Kebidanan
h. Poliklinik penyakit dalam
i. Poliklinik syaraf
j. Poliklinik bedah umum
k. Poliklinik kejiwaan
l. Poiklinik bedah saraf
m. Poliklinik ortopedi
n. Poliklinik gigi
o. Poliklinik onkologi
p. Poliklinik gizi
Mempunyai tenaga perawat/bidan 16 orang (termasuk Karu) dengan komposisi tenaga S1
Keperawatan 1 orang, DIII keperawatan 6 orang, DII kebidanan 3 orang, SPK 5 orang, DIII
Kep. Gigi 1 orang.
Rata-rata kunjungan poliklinik tahun 2015 sebanyak 180 orang.
Rata-rata jumlah jam rawatan pasien perorang menurut metode di Thailand dan Philipina thn
1984 = 0,5 jam.
Penghitungan kebutuhan tenaga rawat jalan menurut rumus koreksi
= Jumlah jam kep. x 52 mgg x 6 hari x jumlh kunjungan + koreksi 10 %
Jumlah mgg efektif x 40 jam

= 0,5 x 52 x 6 x 180 + 10 % = 28080 + 10% = 16,72 = 17 orang


42 x 40 1680
Untuk mengatasi kekurangan tenaga, dilemburkan tenaga perawat atau bidan yang belum
menikah atas kesepakatan bersama.
1. Kebutuhan Tenaga Unit Hemodialisa
Ruang Hemodialisa Rumah Sakit Stella Maris mempunyai kapasitas 15 tempat
tidur/15 mesin. Jumlah tenaga perawat 2015 sebanyak 18 orang ( sudah termasuk
Penanggung Jawab ruangan ) dengan kualifikasi pendididikan S1 Ners 1 orang, DIII
Keperawatan 17 orang. Perhitungan Kebutuhan Tenaga Unit Hemodialisa
menggunakan Rumus Depkes, 2005
Rasio perawat : Tempat tidur = 1:1

1. Jumlah tempat tidur yang ada di instalasi HD saat ini = 15 tempat tidur/15 mesin
2. Perawat mahir HD mampu menangani 2 mesin. Jadi perawat mahir HD yang
dibutuhkan adalah 8 orang
3. Perawat pelaksana menangani 1 tempat tidur/1 mesin = 15 perawat.
4. Kepala ruangan = 1 orang
5. Jadi kebutuhan tenaga perawat di HD : 8 + 15 + 1 = 24 orang
 Jumlah tenaga yang dibutuhkan = 24 orang
 Jumlah tenaga saat ini = 18 orang
 Jumlah tenaga mahir = 8 orang
 Jumlah perawat pelaksana yang kurang = 6 orang
 Penambahan cleaning service untuk kebersihan ruangan= 2 orang (shift pagi dan
sore)
DAFTAR PUSTAKA

DepKesRI (2003), Indonesia sehat 2010. Jakarta : Departemen Kesehatan R.I


Douglas, Laura Mae. (1992) The effective Nurse : Leader and Manager ., 4 Th. Ed,. Mosby
- year book, Inc.
Gillies, D.A. (1994). Nursing management, a system approach. Third Edition. Philadelphia
: WB Saunders.

Marquis, B.L. dan Huston, C.J. (1998). Management Decision Making for Nurses (3rd ed)
Philadelphia: Lippincot – Raven Publisher
Marquis, B.L. dan Huston, C.J. (2000). Leaderships Roles and Management Functions in
Nursing (3rd ed) Philadelphia: Lippincot – Raven Publisher
Nursalam, M.Nurs (Hons). (2011). Manajemen Keperawatan. Aplikasi dalam praktik
Keperawatan Profesional. Jakarta : Salemba Medika
Swansburg, R.C. & Swansburg, R.J. (1999). Introductory management and leadership for
nurses. Canada : Jones and Barlett Publishers
Yaslis, I. (2004). Perencanaan SDM rumah sakit. teori, metoda dan formula. Depok :
FKMUI.

Anda mungkin juga menyukai