Anda di halaman 1dari 6

LAMPIRAN

PERATURAN DIREKTUR RS SANTA ANNA


Nomor 104.PERDIR.SA.ARK.II.2018
Tentang
AKSES KE RUMAH SAKIT DAN
KONTINUITAS PELAYANAN

PANDUAN
SKRINING DI DALAM & DI LUAR RUMAH SAKIT

BAB I
DEFINISI

Skrining adalah seleksi yang dijalani pasien guna mengidentifikasi kebutuhan


pelayanan kesehatan. Skrining pasien dapat dilakukan dengan cara ;
1. Triase
2. Evaluasi visual
3. Pemeriksaan fisik
4. Riwayat kesehatan dan psikologis, hasil laboratorium dan hasil radiologi sebelumnya.

Skrining dibedakan dua jenis, Antara lain:


1. Skrining di dalam rumah sakit, yaitu pada saat pertama kali kontak dengan Rumah Sakit
Santa Anna, baik terhadap pasien yang datang langsung di RS Santa Anna. Berdasarkan
hasil skrining tersebut ditentukan apakah kebutuhan pasien sesuai dengan misi dan sumber
daya rumah sakit. Semua pasien diterima sebagai pasien rawat jalan dan rawat inap setelah
dilakukan identifikasi kebutuhan kesehatannya dan disesuaikan dengan sumber daya
(ketenagaan dan fasilitas) dan misi Rumah Sakit Santa Anna. Pasien diterima hanya jika
rumah sakit dapat memberikan layanan yang diperlukan baik rawat jalan atau kebutuhan
rawat inap yang tepat.
2. Skrining di luar rumah sakit, Skrining dilakukan pada saat pertama kali kontak dengan
pasien di luar Rumah Sakit Santa Anna melalui telepon. Berdasarkan hasil skrining
tersebut ditentukan apakah pasien sesuai dengan sumber daya & misi rumah sakit, jika
sesuai pasien tersebut dijemput dan dibawa ke rumah RS Santa Anna. Jika tidak, pasien
dianjurkan ke rumah sakit lain yang memenuhi kebutuhan pasien (ketenagaan dan fasilitas)
tersebut. Semua pasien diterima sebagai pasien rawat jalan dan rawat inap setelah
dilakukan identifikasi kebutuhan kesehatannya.

1
BAB II
RUANG LINGKUP

Baik skrining dari luar maupun di dalam rumah sakit, skrining dilakukan untuk
mengidentifikasi dan memprioritaskan perawatan preventif, kuratif, rehabilitatif dan
pelayanan paliatif yang dibutuhkan oleh pasien serta memilih layanan atau unit yang sesuai
dengan kebutuhan pasien.
Proses melengkapi skrining dengan hasil tes diagnostic dan tanggung jawab untuk
membuat keputusan pasien diterima atau dirujuk. Sehingga diperlukan adanya regulasi
tentang standar pelaksanaaan skrining dan tes diagnosis yang diperlukan sebelum penerimaan
pasien.
Skrining yang dilakukan di dalam rumah sakit pada penerimaan pasien rawat inap,
tindakan beresiko tinggi, operasi, persalinan dan lain-lain meliputi ;
1. Anamnesis
2. Pemeriksaan fisik lengkap
3. Pemeriksaan penunjang (darah rutin, urine rutin, GDS, kimia darah seperti ureum dan
kreatinin, serologi spt HbsAg dan widal  tergantung pada jenis gejala/keluhan yang
dialami oleh pasien).
Dan untuk skrining pada pasien di luar rumah sakit biasanya hanya dilakukan dengan cara
anamnesis.
Keputusan untuk mengobati, merawat atau merujuk hanya dilakukan setelah hasil evaluasi
skrining ada dan keputusan tersebut ditentukan oleh dokter penanggung jawab pelayanan
(DPJP). Hasil evaluasi skrining akan diinformasikan kepada pasien/keluarga tentang ;
1. Perawatan yang diusulkan
2. Hasil yang diharapkan dari perawatan
3. Biaya yang diperkirakan

Berdasarkan kebutuhannya, pasien akan diterima sebagai pasien rawat jalan dan rawat
inap. Ketepatan mengenali kondisi pasien menentukan alokasi sumber daya untuk memenuhi
kebutuhan pasien, meliputi Dokter Penanggung Jawab Pelayanan (DPJP), fasilitas dan alat
yang dibutuhkan, petugas kesehatan dan ruang rawat inap.
Kebutuhan perawatan pasien dengan prioritas preventif dirawat pada unit ruang isolasi.
Kebutuhan perawatan pasien dengan prioritas kuratif dirawat pada unit perawatan sesuai
dengan kelas perawatan yang diinginkan atau dijamin oleh pihak penjamin (perusahaan,

2
asuransi swasta maupun BPJS), kecuali pasien dengan kondisi khusus yang memerlukan
perawatan tersendiri maka diwajibkan menggunakan ruang perawatan tersendiri seperti pada
kondisi penyakit : Hepatitis, disentri, luka ganggren, dll. Dapat ditempatkan pada ruangan
khusus yang terdapat di unit perawatan Sto Fransiskus ataupun kelas perawatan dengan 1
(satu) tempat tidur (VIP).
Kebutuhan perawatan pasien dengan prioritas rehabilitatif dirawat pada unit perawatan
sama seperti pasien dengan kebutuhan perawatan kuratif yang mana dapat disertai dengan
pelayanan perawatan lainnya baik dilakukan di kamar perawatan maupun ke tempat
pelayanan rehabilitatif.

3
BAB III
TATA LAKSANA

A. SKRINING PASIEN DI DALAM RUMAH SAKIT


Skrining dilakukan dengan cara ;
1. Untuk rawat jalan : pasien diarahkan ke bagian pendaftaran rawat jalan di area lobby
rumah sakit. Pasien atau keluarga mengambil nomor antrian sesuai dengan poli tujuan
masing - masing.
2. Untuk IGD : sesuai dengan triase. Semua pasien yang datang ke Instalasi Gawat
Darurat dengan membawa rujukan dokter atau non rujukan harus dinilai oleh perawat
triage dan mendapatkan penanganan gawat darurat yang sesuai dengan tingkat
kegawatdaruratan pasien, sesuai dengan kriteria Australian Triage Scale (ATS).
Setelah itu skrining dilanjutkan dengan assessment medis dan keperawatan yang mana
dapat menyimpulkan kebutuhan pelayanan yang dibutuhkan oleh pasien.

Berdasarkan kebutuhannya, pasien akan diterima sebagai pasien rawat jalan dan
rawat inap. Ketepatan mengenali kondisi pasien menentukan alokasi sumber daya untuk
memenuhi kebutuhan pasien, meliputi Dokter Penanggung Jawab Pelayanan (DPJP),
fasilitas dan alat yang dibutuhkan, petugas kesehatan dan ruang rawat inap.
Pemilihan unit perawatan rawat inap tentunya memperhatikan prioritas kebutuhan
perawatan preventif, kuratif, rehabilitatif dan paliatif seperti yang telah dijelaskan pada
ruang lingkup.

B. SKRINING PASIEN DI LUAR RUMAH SAKIT


Skrining dilakukan oleh dokter/perawat IGD dengan cara melakukan anamnesis
melalui telepon untuk mengetahui kondisi pasien yang akan dijemput di luar rumah sakit.
Setelah mengetahui kondisi dan kebutuhan pasien, dokter penanggungjawab menentukan
apakah pasien dapat diterima di Rumah Santa Anna berdasarkan kesesuaian kebutuhan
pasien dengan sumber daya rumah sakit. Apabila kebutuhan pasien di luar rumah sakit
dapat terpenuhi, maka dokter/perawat IGD menghubungi bagian transportasi untuk
melakukan penjemputan di luar rumah sakit dengan pendampingan perawat IGD sesuai
kriteria kebutuhan pasien.
Pada saat tiba di lokasi penjemputan, dokter/perawat IGD melakukan skrining
lanjutan dengan cara pemeriksaan fisik dan penunjang sederhana untuk memastikan

4
kondisi dan kebutuhan pasien sesuai dengan sumber daya Rumah Sakit Santa Anna. Jika
pasien dapat dilayani kebutuhan perawatannya di Rumah Sakit Santa Anna maka pasien
diantar ke Rumah Sakit Santa Anna, jika tidak maka perawat/dokter IGD menganjurkan
untuk pasien tersebut diantar ke rumah sakit lain yang dapat memenuhi kebutuhan
perawatannya.
Ketika pasien yang dijemput tiba di Rumah Sakit Santa Anna, tata laksana skrining
pasien dilanjutkan dengan menggunakan panduan skrining pasien didalam rumah sakit.

5
BAB IV
DOKUMENTASI

A. SKRINING PASIEN DI DALAM & DI LUAR RUMAH SAKIT


Proses skrining dan penerimaan pasien, didokumentasikan dalam berkas rekam medis
pasien seperti ;
1. Formulir Identitas Pasien
2. Formulir Assessmen Pasien Rawat Jalan
3. Formulir Assessmen IGD
4. Anamnesis Pasien di Luar Rumah Sakit

Anda mungkin juga menyukai