Anda di halaman 1dari 2

LO 3 Manifestasi oral dari DM

1. Xerostomia

Neuropati diabetik terjadi banyak faktor yaitu vaskular, metabolik dan mekanik.
Sedangkan faktor kausatif utamanya adalah gangguan metabolik jaringan saraf. Pada diabetes
mellitus, glukosa yang berlebihan diubah oleh aldose reduktase menjadi sorbitol. Sehingga
terdapat banyak akumulasi sorbitol terutama pada neuron, lensa mata, pembuluh darah dan
eritrosit. Sorbitol ini bersifat higroskopik sehingga menarik air dan meningkatkan tekanan
osmotik dalam sel saraf. Tekanan osmotik ini mampu menyebabkan rusaknya saraf.
Penumpukan sorbitol dan fruktosa dalam sel juga menyebabkan rendahnya mioinositol.
Gangguan ini menyebabkan fungsi ATP-ase juga terganggu, padahal ATP-ase berperan
penting dalam konduksi sel saraf. Kedua faktor ini menyebabkan gangguan pada sel Schwann
dan akson sehingga menyebabkan demielinisasi dan degenerasi akson.
Adanya komplikasi neuropati ini pada penderita diabetes mellitus, menyebabkan
gangguan saraf termasuk inervasi ke kelenjar saliva. Padahal kelenjar saliva terutama
dikontrol oleh sinyal saraf simpatis dan parasimpatis.

Mekanisme lainnya yang mungkin terjadi adalah terjadinya diuresis pada penderita
diabetes melitus. Ini menyebabkan terjadinya poliurin mengakibatkan dehidrasi dan
berpengaruh terhadap turunnya sekresi saliva oleh glandula saliva.
Kemungkinan lain yang menyebakan xerostomia pada penderita DM adalah
penggunaan beberapa obat yang memengaruhi produksi saliva.

2. Karies
Karies merupakan proses demineralisasi yang menyebabkan kerusakan jaringan keras
gigi, hal ini terjadi oleh karena asam yang ada dalam karbohidrat melalui perantara
mikroorganisme yang ada dalam saliva. Seseorang dengan diabetes memiliki risiko yang
lebih tinggi untuk terkena karies karena tingginya kadar glukosa dalam saliva.
Tingginya kejadian karies pada penderita diabetes mellitus dikarenakan ketidakmampuan
dalam pengendalian glukosa darah yang mengakibatkan tingginya kadar glukosa dalam
saliva.
Seseorang dengan diabetes dapat mengalami keadaan yang disebut hyposalivasi dan
gangguan fungsi saliva, dimana saliva tersebut memiliki komponen-komponen yang dapat
menghambat pertumbuhan bakteri kariogenik. Sehingga penurunan produksi saliva dapat
meningkatkan resistensi bakteri penyebab karies. Tingginya kadar glukosa darah pada
penderita diabetes berhubungan dengan tingginya kadar glukosa dalam saliva55. Saliva
dengan kadar glukosa yang tinggi dapat meningkatkan produksi asam melalui proses
fermentasi oleh bakteri di dalam mulut, kemudian terjadi proses demineralisasi yang
menghasilkan karies gigi.

DAFTAR PUSTAKA

Rina K S, Agung W. 2012. Pengaruh Komplikasi Neuropati Terhadap Xerostomia


Pada Penderita Diabetes Mellitus Tipe II. Jurnal Kedokteran Gigi dan Ilmu Kesehatan,
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. IDJ, Volume 1, No. 2, Tahun 2012
Miller K, Marie O. Miller-Keane encyclopedia and dictionary of medicine, nursing, and
allied health. 7th ed. New Jersey: Elvesier; 2003.

Norma S, Sandra M, Cresio A. Dental caries-associated risk factors and type 1 diabetes
mellitus. Salvador (Brazil): Federal University of Bahia; 2011.

Maricelle A. Diabetes and dental caries prevalence: is there an association? [Tesis]. New
york: University of Rochester; 2009.

Anda mungkin juga menyukai