Anda di halaman 1dari 4

Pendahuluan

Infeksi Menular Seksual (IMS) adalah infeksi yang penularannya terutama melalui hubungan
seksual yang mencakup infeksi yang disertai gejala-gejala klinis maupun asimptomatis (Daili,
2009). Penyebab infeksi menular seksual ini sangat beragam dan setiap penyebab tersebut akan
menimbulkan gejala klinis atau penyakit spesifik yang beragam pula.

Cara penularan IMS adalah dengan cara kontak langsung yaitu kontak dengan eksudat infeksius
dari lesi kulit atau selaput lendir pada saat melakukan hubungan seksual dengan pasangan yang
telah tertular. Lesi bisa terlihat jelas ataupun tidak terlihat dengan jelas. Pemajanan hampir
seluruhnya terjadi karena hubungan seksual (vaginal, oral, anal). Salah satu diantaranya adalah
gonore atau kencing nanah.

Penyakit gonore adalah IMS yang disebabkan oleh bakteri Neisseria Gonorrhoeae yang tidak
hanya menyerang pada daerah kelamin tapi juga bisa menyerang daerah lainnya seperti oral.
Definisi

Kencing nanah atau gonore (bahasa Inggris: gonorrhea atau gonorrhoea) adalah penyakit
menular seksual yang disebabkan oleh Neisseria gonorrhoeae yang menginfeksi lapisan
dalam uretra, leher rahim, rektum, tenggorokan, dan bagian putih mata (konjungtiva). Gonore
bisa menyebar melalui aliran darah ke bagian tubuh lainnya, terutama kulit dan persendian.
Pada wanita, gonore bisa menjalar ke saluran kelamin dan menginfeksi selaput di dalam
pinggul sehingga timbul nyeri pinggul dan gangguan reproduksi.

Gonorhea merupakan penyakit infeksi yang menyerang lapisan epitel (lapisan paling atas dari
suatu jaringan). Bila tidak diobati, infeksi ini akan menyebar ke jaringan yang lebih
dalam.(Fauci, Anthony S, 2008) Biasanya membentuk koloni di daerah mukosa, orofaring,
dan anogenital. (Wolff, Klaus, 2009)

Gonore merupakan semua penyakit yang disebabkan oleh bakteri Neisseria gonorrhoeae
yang bersifat purulen dan dapat menyerang permukaan mukosa manapun di tubuh manusia
(Berman, 2009).

Etiologi dan Patofisologi

Gonore disebabkan oleh gonokok yang ditemukan oleh Neisser pada tahun 1879 dan baru
diumumkan pada tahun 1882. Kuman tersebut dimasukkan dalam kelompok Neisseria,
sebagai Neisseria gonorrhoeae. Selain spesies itu, terdapat 3 spesies lain, yaitu N.
meningitides, dan 2 lainnya yang bersifat komensal N. catarrhalis serta N. pharyngis sicca.
Keempat spesies ini sukar dibedakan kecuali dengan fermentasi (Daili,2009).

Gonokok termasuk golongan diplokok berbentuk biji kopi dengan lebar 0,8 u, panjang 1,6 u,
dan bersifat tahan asam. Kuman ini bersifat negatif-Gram, tampak di luar dan di dalam
leukosit, tidak tahan lama di udara bebas, cepat mati pada keadaan kering, tidak tahan suhu di
atas 39 derajat celcius, dan tidak tahan zat desinfektan (Daili,2009). Gonokok terdiri atas 4
tipe secara morfologik, yaitu tipe 1 dan 2 yang mempunyai pili yang bersifat virulen, serta
tipe 3 dan 4 yang tidak mempunyai pili dan bersifat nonvirulen. Pili akan melekat pada
mukosa epitel dan akan menimbulkan reaksi radang (Daili, 2009).
Kuman ini menyerang membrana mukosa dengan epitel kolumner. Pada wanita endoserviks
merupakan tempat primer dari infeksi gonore, juga bisa didapatkan pada uretra, sedangkan
pada pria terdapat di uretra. Selain itu bisa didapatkan pada rektum dan faring baik wanita
maupun pria. Pada wanita dengan gejala asimtomatis dan tanpa komplikasi secara
mikroskopis dapat ditemukan sekitar 50-75% kuman gonokok gram negative dan pada
penderita pria yang dicurigai menderita gonore dapat ditemukan 95% kuman tersebut secara
mikroskopis (Daili, 2009).

Gonokok menyerang epitel kolumner baik pada uretra, rectum, kunjungtiva pria maupun
wanita, kanalis servikalis atau endoserviks pada wanita serta dapat pula mencapai tuba
falopii, ovarium saat terjadi menstruasi. Selain itu dapat menyebar pada membran mukosa di
luar vagina pada duktus atau glandula di sekitar vulva dengan jenis epitel yang sama
yaitu epitel kolumner (Widyastuti, 2000).

Gonokok mempunyai pili beberapa protein permukaan sehingga dapat melekat pada sel epitel
kolumner dan menuju ruang subepitelial, serta dengan adanya lipooligosakarida yang
terdapat pada gonokok akan menimbulkan invasi dan destruksi sel epitel mukosa secara
progresif juga pada lapisan sub mukosa disertai dengan respons dari lekosit polimorfonuklear
yang hebat. Peradangan dan destruksi sel epitel tersebut menimbulkan duh tubuh
mukopurulen (Widyastuti, 2000).
Daftar Pustaka
1. Fauci, Anthony S. (2008). principles of Internal medicine. McGraw-Hill's
company. ISBN 978-0-07-147691-1.
2. Wolff, Klaus (2009). Fitzpatrick's Color Atlas and Synopsis of Clinical Dermatology.
McGraw-Hill's company. ISBN: 978-0-07-163342-0
3. Behrman, A.J. & Shoff, W.H., 2009. Gonorrhea, University of Pennsylvania.
4. Daili, S.F., 2009. Gonore. In: Daili, S.F., et al., Infeksi Menular Seksual. 4th ed. Jakarta:
Balai Penerbitan FKUI, 65-76.
5. Widyastuti. 2000. Uji diagnostik pemeriksaan gram pada penderita tersangka servitis
gonorrhoeae wanita tuna susila (WTS) di lokalisasi Tegal panas dan Kabupaten
Bandung.

Anda mungkin juga menyukai