Anda di halaman 1dari 9

NPM : 260110160067

Nama : Sausan Rihhadatulaisy

1. Jelaskan peranan organ-organ yang terlibat dalam sistem respirasi !


Jawab :
a. Hidung

Sumber : http://www.medicinesia.com/kedokteran-dasar/respirasi/anatomi-sistem-respirasi/

Hidung merupakan tempat masuknya udara, hidung memiliki dua lubang


(kavum nasi) dan dipisahkan oleh sekat hidung (septum nasi). Rongga hidung
mempunyai permukaan yang dilapisi jaringan epithelium. Epithelium ini
mengandung banyak kapiler darah dan sel yang mensekresikan lendir. Udara
yang masuk melalui hidung mengalami beberapa perlakuan, seperti diatur
kelembapan dan suhunya dan akan mengalami penyaringan oleh rambut atau
bulu-bulu getar (Syaifudin, 1997).
b. Faring

Faring atau tekak merupakan tempat persimpangan antara jalan pernapasan


dan jalan makanan. Faring atau tekak terdapat dibawah dasar tengkorak,
dibelakang rongga hidung dan mulut setelah depan ruas tulang leher
(Syaifudin, 1997). Faring dapat dibagi menjadi 3 daerah anatomis:
1. Nasofaring
Nasofaring adalah bagian faring yang terletak di belakang hidung di atas
palatum yang lembut. Pada dinding posterior terdapat lintasan jaringan
limfoid yang disebut tonsil faringeal, yang biasanya disebut sebagai adenoid.
Jaringan ini kadang-kadang membesar dan menutup faring. Tubulus
auditorium terbuka dari dinding lateral nasofaring dan melalui tabung
tersebut udara dibawa kebagian tengah telinga. Nasofaring dilapisi membran
mukosa bersilia yang merupakan lanjutan membran yang dilapisi bagian
hidung (Syaifudin, 1997).
2. Orofaring
Orofaring terletak di belakang mulut di bawah palatum lunak, dimana
dinding lateralnya saling berhubungan. Diantara lipatan dinding ini, ada yang
disebut arkus palato-glosum yang merupakan kumpulan jaringan limfoid
yang disebut tonsil palatum (Watson, 2002).
3. Latingofaring
Laringofaring adalah bagian inferior dari faring, dimulai dari tulang
hyoid. Pada ujung inferiornya, laringofaring terbuka ke esophagus di
posterior dan laring di anterior. Laringofaring juga sebagai jalur respirasi dan
digesti (Syaifudin, 1997).
c. Laring

Sumber : http://www.medicinesia.com/kedokteran-dasar/respirasi/anatomi-sistem-respirasi/
Laring merupakan saluran udara dan bertindak sebagai pembentukan suara
yang terletak di depan bagian faring sampai ketinggian vertebra servikalis dan
masuk kedalam trakea dibawahnya. Pangkal tenggorokan itu dapat ditutup oleh
sebuah empang tenggorok yang disebut epiglotis, yang terdiri dari tulang-tulang
rawan yang berfungsi pada waktu kita menelan makanan manutupi laring
(Syaifudin, 1997).
Dalam laring terdapat pita suara yang berfungsi dalam pembentukan suara.
Suara dibentuk dari getaran pita suara. Tinggi rendah suara dipengaruhi
panjang dan tebalnya pita suara. Dan hasil akhir suara ditentukan oleh
perubahan posisi bibir, lidah dan platum mole (Tamabayong, 2001).

d. Trachea (Batang Tenggorokan)

Sumber : http://www.medicinesia.com/kedokteran-dasar/respirasi/anatomi-sistem-respirasi/

Trakea cukup fleksibel untuk meregang dan bergerak inferior selama


inspirasi dan recoil selama ekspirasi, tetapi cincin kartilago mencegahnya
kolaps dan menjaga jalan napas paten walaupun tekanan berubah selama
bernapas. Bagian posterior yang terbuka dari cincin kartilago yang berbatasan
dengan esophagus dihubungkan dengan serat otot polos dari otot trakealis dan
dengan jaringan ikat lunak. Karena bagian dinding trakea sebelah sini tidak
rigid, esophagus dapat mengembang ke anterior ketika menelan makanan
yang melaluinya. Dindingnya terdiri atas epitel, cincin tulang rawan yang
berotot polos dan jaringan pengikat. Pada tenggorokan ini terdapat bulu getar
halus yang berfungsi sebagai penolak benda asing selain gas (Pearce, 1995).
e. Bronchus

Sumber : http://materiipa.com/organ-organ-pernapasan

Bronchus merupakan cabang batang tenggorokan. Cabang pembuluh


napas sudah tidak terdapat cicin tulang rawan. Gelembung paru-paru,
berdinding sangat elastis, banyak kapiler darah serta merupakan tempat
terjadinya pertukaran oksigen dan karbondioksida. Kedua bronkhus yang
terbentuk dari belahan dua trakhea pada ketinggian kira-kira vertebra torakalis
kelima, mempunyai struktur serupa dengan trakhea dan dilapisi oleh jenis sel
yang sama. Bronkhusitu berjalan ke bawah dan ke samping ke arah tampuk
paru-paru. Bronkhus kanan lebih pendek dan lebih lebar daripada yang kiri,
sedikit lebih tinggi dari arteri pulmonalis dan mengeluarkan sebuah cabang
yang disebut bronkhus lobus atas, cabang kedua timbul setelah cabang utama
lewat di bawah arteri, disebut bronkhus lobus bawah. Bronkhus lobus tengah
keluar dari bronkhus lobus bawah. Bronkhus kiri lebih panjang dan lebih
langsing dari yang kanan, dan berjalan di bawah arteri pulmonalis sebelum
dibelah menjadi beberapa cabang yang berjalanke lobus atas dan bawah
(Pearce, 1995).
f. Bronkiolus

Sumber : http://materiipa.com/organ-organ-pernapasan

Bronkiolus merupakan cabang dari bronkus, dinding pada bronkiolus


lebih tipis selain itu salurannya juga lebih kecil jika dibandingkan dengan
bronkus. Bronkiolus memiliki fungsi sebagai penyalur udara dari Bronkus ke
Alveolus, dan juga sebagai pengontrol jumlah udara yang didistribusikan
melalui paru – paru dengan dilatasi dan konstriksi (Pearce, 1995).
g. Alveolus

Sumber : https://dosenbiologi.com/manusia/fungsi-alveolus
Alveolus menjadi saluran akhir dari alat pernapasan pada manusia yang
berupa gelembung-gelembung udara. Dindingnya tipis, dengan kondisi
lembab dan saling berlekatan dengan kapiler – kapiler darah. Pada Alveolus
terdapat satu lapis sel epitelium pipih dan di tempat inilah udara hampir
langsung bersentuhan dengan darah. Di dalam Alveolus ini terjadi pertukaran
gas O2 dari yang udara dihirup ke sel – sel darah sedangkan CO2 dari sel –
sel darah dikeluarkan ke ruang terbuka. Jaringan yang ada di dalam alveoli
akan melaksanakan fungsi sekunder. Selain itu Alveolus juga menjadi tempat
zat yang dihirup seperti obat – obatan, patogen dan bahan kimia lainnya
(Pearce, 1995).

h. Paru-paru

Sumber : http://www.therespiratorysystem.com/lungs/
Paru – paru merupakan alat pernapasan paling utama sekaligus salah satu
organ terpenting bagi manusia. Letak paru – paru ada di dalam rongga dada.
Lebih tepatnya di sebelah kanan dan kiri dan ditengahnya dipisahkan oleh
jantung. Jaringan pada paru – paru mempunyai sifat elastis dan berpori seperti
spon. Paru – paru terbagi menjadi beberapa belahan atau lobus. Paru – paru
sebelah kanan memiliki tiga belahan atau lobus sedangkan paru – paru kiri
terbagi menjadi dua, setiap belahan atau lobus tersusun atas lobula. Terdapat
juga selaput atau membran serosa rangkap dua atau disebut pleura yang
bertugas melapisi paru – paru. Diantara kedua lapisan pleura itu terdapat
eksudat yang berfungsi untuk meminyaki permukaannya sehingga dapat
mencegah terjadinya gesekan antara paru – paru dan dinding dada yang
bergerak ketika kita bernapas. Dalam kondisi yang normal kedua lapisan itu
akan saling bersentuhan. Namun dalam keadaan tidak normal, udara atau
cairan akan memberi jarak pada kedua pleura itu sehingga mengakibatkan
ruang di antaranya menjadi tidak jelas (Pearce, 1995).

2. Jelaskan cara-cara sederhana dalam mendeteksi kelainan pada sistem respirasi !

Jawab :

Spirometri dapat membantuu untuk mendeteksi (screening) berbagai


penyakit yang menggangu fungsi paru. Antaranya adalah asma, chronic
obstructive pulmonary disease (COPD), emfisema, dan kelainan kronik paru yang
lain. Jika nilai spirometri menunjukkan nilai dibawah batas normal, maka dapat
dipastikan adanya kelainan fungsional paru. Prosedur spirometri dapat dilakukan
dengan cepat tanpa menyebabkan nyeri (Blonshine, 2000). Pada saat pengujian,
dipasangkan suatu pipa yang panjangnya sekitar 7 cm dan diameter sekitar 3 cm
yang akan dimasukkan ke dalam mulut. Pipa tersebut tersambung ke spirometri.
Kemudian, napas diambil sedalam-dalamnya lalu dihembuskan kembali secara
perlahan sampai habis. Hal ini diulangi sampai tiga kali, lalu diambil nilai terbaik.
Pengujian ini dilakukan untuk kapasitas vital volume paru-paru, yang
menunjukkan ada atau tidaknya kelainan dalam organ pernapasan (Bastiansyah,
2008).

3. Tata cara penggunaan metered dose inhaler ?

Jawab :

- Pertama buka tutup inhaler


- Kocok inhaler beberapa kali
- Berdiri dan pada posisi kepala tegak, pastikan memegang inhaler dengan bagian
mouthpiece (mulut inhaler) berada pada posisi bagian bawah.
- Hembuskan nafas secara perlahan sampai tidak ada sisa udara yang dapat
dihembuskan.
- Posisikan mulut inhaler mengarah ke rongga mulut yang terbuka dan aliran udara
tidak terganggu, dengan jalan lidah tidak menutupi bagian mulut inhaler
- Tekan canister (ujung bagian atas inhaler) untuk mengeluarkan dosis, dan pada
waktu bersamaan mulailah menarik nafas dalam secara perlahan (koordinasi)
- Lanjutkan untuk bernapas perlahan-lahan selama 4-5 detik
- Tahan napas selama 10 detik
- Hembuskan nafas secara perlahan lahan
(Lorensia dan Jessica, 2017).
Dafar Pustaka

Bastiansyah, Eko. 2008. Panduan lengkap : Membaca Hasil Tes Kesehatan. Jakarta :
Penebar Plus
Blonshine. 2000. Spirometry: Asthma and COPD Guidelines Creating Opportunities for
RTs. AARC Times. 43-47.
Lorensia, Amelia., Jessica Nathania. 2017. Studi Kelengkapan Penjelasan Informasi Cara
Penggunaan Controller Metered Dose Inhaler (MDI) yang Mengandung
Kortikosteroid sebagai Terapi Asma di Apotek Kabupaten Tuban. Jurnal Ilmiah
Manuntung, 3(1): 14-25.
Pearce, Evelyn, C. 1995. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta: PT. Gramedia.
Syaifudin. 1997. Anatomi Fisiologi Untuk Siswa Perawat Cetakan 1. Jakarta: Kedokteran
EGC.
Tambayong, Jan, 2001. Anatomi dan Fisioligi Untuk Keperawatan.Jakarta: Buku
Kedokteran EGC.
Watson, Roger . 2002. Anatomi Dan Fisiologi Edisi 10. Jakarta :Buku Kedokteran ECG.

Anda mungkin juga menyukai