Mine surveying merupakan bagian dari ukur tanah, mencakup teknik-teknik khusus yang
diperlukan untuk menentukan posisi dan gambaran proyeksi objek baik di bawah tanah (tambang
bawah tanah) maupun di permukaan tanah (tambang terbuka).
Memerlukan alat penerang, karena kondisi di bawah tanah gelap sehingga pandangan sangat
terbatas. Di samping itu penerangan juga diperlukan untuk pembacaan sudut vertikal maupun
horizontal, pembacaan benang silang pada instrumen, serta pembacaan pita ukur.
Area pengukuran bawah tanah tak sebebas seperti di permukaan tanah, sehingga lebih sulit
dalam pemasangan instrumen maupun dalam pelaksanaan pengukuran.
Rambu tidak digunakan, karena tinggi mine haulage tunnel biasanya lebih pendek dari pada
panjang rambu. Sebagai pengganti rambu adalah plumb bobs yang digantung pada titik-titik
station.
Plumb bob yang digunakan digantung pada titik station yang ada di langit-langit tambang (roof),
sehingga penempatannya lebih sulit daripada di permukaan tanah.
Adanya medan magnet di area pengukuran (disebabkan adanya rel, lori, alat angkut maupun dari
bijih yang bersifat magnetit-hematit, pyroksite, dll) akan mempengaruhi ketelitian bacaan sudut
ukuran.
Memerlukan ventilasi (penyaliran udara) yang baik, agar pekerja dapat bekerja dengan aman dan
nyaman.
Instrument harus dilindungi dari adanya rembesan atau genangan air yang ada di area
pengukuran.
Apabila lubang bukaan tambang masih aktif digunakan, maka instrument, plumb bob, dan pita
ukur yang direntangkan harus diamankan dari lalu-lalang kendaraan angkut (lori dan alat
angkut).
Pengukuran tambang bawah tanah dilakukan pada suatu kedalaman tertentu di bawah permukaan
tanah. Untuk mencapai kedalaman tersebut diperlukan pembuatan lubang bukaan atau
terowongan-terowongan yang menuju posisi di mana endapan bahan galian berada. Lubang
bukaan tambang harus dibuat dengan akurasi tinggi baik arah maupun kemiringannya, sehingga
endapan bahan galian bisa dijangkau sesuai dengan peta rencana tambang. Ketepatan pembuatan
lubang bukaan menuju posisi endapan sangat berkaitan dengan biaya dan waktu yang dibutuhkan
serta tercapainya target produksi yang direncanakan.
Tujuan pengukuran tambang bawah tanah adalah untuk membuat peta tambang bawah tanah
yang dapat digunakan untuk:
Mengetahui posisi/kedudukan lubang bukaan terhadap permukaan topografi dan posisi lubang
bukaan yang satu terhadap lubang bukaan yang lainnya.
Mengetahui arah dan kemajuan penggalian.
Mengetahui volume batuan/broken ore yang telah digali.
Memecahkan berbagai permasalahan dalam kegiatan pertambangan (eksplorasi, konstruksi dan
eksploitasi).
Pada prinsipnya pelaksanaan pengukuran tambang bawah tanah sama dengan pengukuran di
permukaan tanah. Bedanya adalah pada pengukuran tambang bawah tanah diperlukan orientasi
untuk membawa koordinat di permukaan tanah ke dalam area pengukuran tambang bawah tanah.
Semua pekerjaan tersebut harus dilakukan menurut petunjuk baku yang ditetapkan dalam survei
tambang, yaitu:
Survei harus dimulai dari pekerjaan menentukan kerangka pengukuran (titik kontrol) di bawah
tanah, selanjutnya titik kontrol tersebut digunakan untuk pengukuran detil.
Survei harus akurat sehingga dapat digunakan sebagai acuan dalam menentukan metode
penambangan yang aman, memperkirakan kerusakan area kerja bawah tanah, dan dapat
mencegah kecelakaan pekerja.
Pengukuran dan perhitungan harus diikuti dengan pengecekan yang handal dan tidak bias agar
terhindar dari kesalahan kasar. Untuk pengecekan, sisi-sisi poligon harus diukur dengan
pengamatan depan dan belakang, sedangkan sudut-sudut diukur secara repetisi.
Instrument (alat ukur) yang dapat digunakan untuk pengukuran orientasi dan koneksi adalah:
- Kompas
- Teodolit
- Total Station
- Gyro-theodolite.
Gambar 1. Orientasi dan koneksi melalui satu shaft dengan dua plummet