Hospitalisasi Revisi
Hospitalisasi Revisi
“Hospitalisasi”
Disusun Oleh:
Kelompok 1
ISLAMIAH
MUSLIMIN. A
Keperawat B
Dosen Pembimbing
Huriati, S.Kep,Ns,M.Kes
PRODI KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2018-2019
DAFTAR ISI
Kata Pengantar…………………………………………………………………….
Daftar Isi…………………………………………………………………………...
Bab 1 Pendahuluan
A. Latar Belakang…………………………………………………………….
B. Rumusan Masalah…………………………………………………………
C. Tujuan Penulisan………………………………………………………….
Bab II Pembahasan
A. Definisi Hospitalisasi………………………………………………………
Pada Anak………………………………………………………………….
A. Kesimpulan………………………………………………………………...
B. Saran ……………………………………………………………………….
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
dapat menimbulkan trauma dan stress pada klien yang baru mengalami rawat inap
dirumah sakit. Hospitalisasi dapat diartikan juga sebagai suatu keadaan yang
memaksa seseorang harus menjalani rawat inap dirumah sakit untuk menjalani
pengobatan maupun terapi yang dikarenakan klien tersebut mengalami sakit. (Yupi
Supartini, 2012).
sakit. Pengalaman hospitalis yang dialami klien selama rawat inap tersebut hanya
menggangu psikologi klien, tetapi juga akan sangat berpengaruh pada psikososial
klien dalam berinteraksi terutama pada pihak rumah sakit termasukpada perawat.
(Ambarwati, 2012).
cemas, rasa kehilangan, dan takut akan tindakan yang dilakukan oleh pihak rumah
sakit, jika masalah tersebut tidak diatasi maka akan mempengaruhi perkembangan
B. Rumusan Masalah
C. Tujan Penulisan
PEMBAHASAN
A. Definisi Hospitalisasi
Selama proses tersebut, anak dan orang tua dapat mengalami berbagai
yang sangat traumatik dan penuh dengan stress. (Yupi Supartini, 2012).
Berbagai perasaan yang sering muncul pada anak, yaitu cemas, marah,
sedih, takut, dan rasa bersalah (Wong, 2000).Perasaan tersebut dappat timbul
karena menghadapi sesuatu yang baru dan belum pernah dialami sebelumnya,
rasa tidak aman dan tidak nyaman, perasaan kehilangan sesuatu yang biasa
orang tua juga mengalami hal yang sama. Beberapa penelitian menunjukkan
bahwa orang tua mengalami kecemasan yang tinggi saat perawatan anaknya
sakit, dan orang tua yang kurang mendapat dukungan emosi dan sosial dari
Apabila anak stress selama dalam perawatan, orang tua menjadi stress
pula, dan stress orang tua akan membuat stress anak semakin meningkat,
(Supatini, 2000). Anak adalah bagian dari kehidupan orang tuanya sehingga
berfokus pada anak, tetapi juga pada orang tuanya. (Yupi Supartini, 2012).
protes, putus asa, dan pengingkaran (denial). Pada tahap protes, perilaku
atau menolak perhatian yang diberikan orang lain. Pada tahap putus asa,
kurang menunjukkan minat untuk bermain dan makan, sedih dan apatis.
anak dan orang tua untuk tindakan prosedur yang menimbulkan rasa
sebagai hukuman sehingga anak akan merasa malu, bersalah, atau takut.
itu, hal ini menimbulkan reaksi agresif dengan marah dan berontak,
hindarkan pembatasan fisik jika anak dapat kooperatif, bila anak diisolasi
rasa takut terhadap cedera tubuh dan rasa nyeri. (Wilkinson, 2006).
(Wilkinson, 2006).
yang dilakukan padanya atau anak tidak mau kooperatif dengan petugas
kesehatan atau menarik diri dari keluarga, sesama pasien, dan petugas
orang lain dan hak-hak orang lain dan membantu klien mengidentifikasi
Pada Anak
1. Perkembangan Usia
Pasien anak usia sekolah umumnya takut pada dokter dan suster.
(Nursalam. 2008.)
2. Pola Asuh Keluarga
anaknya juga dapat mempengaruhi reaksi takut dan cemas anak dirawat
untuk aktivitas sehari-hari anak akan lebih kooperatif bila di rumah sakit.
(Nursalam. 2008.)
3. Keluarga
rumah sakit akan menyebabkan anak menjadi semakin stress dan takut.
(Nursalam. 2008.)
perawatan yang baik dan menyenagkan maka anak akan lebih kooperatif
dilakukan treatment padanya, minta dipeluk saat merasa takut dan cemas
perawat meliputi :
pada anak.
memberi informasi yang baik pada anak. Informasi yang baik tersebut
pada anak usia sekolah dan fungsi alat yang digunakan serta efek yang
perawat dalam merawat anak harus dekat engan orang tua anak.Perawat
harus dapat berkomunikasi pada orang tua anak dilibatkan juga dalam
sakit dan apabila orang tua mau pergi atau bekerja seharusnya ada
di rumah sakit untuk mengatasi anak yang cemas dan takut. Berbagai
anak, dan agar anak dapat beradaptasi dengan stressor yang dialaminya
5. Terapi Bermain
Meskipun demikian dirawat dirumah sakit tetap merupakan
dapat menjadi sebab anak dirawat dirumah sakit menurut (Priyoto, 2014).
sosial.Oleh karena itu, sangat penting adanya ruang bermain khusus bagi
sangat penting karena anak akan merasa aman sehingga dia mampu
(Nursalam, 2008).
2008).
hari mampu mengalihkan perhatian anak dari hal-hal yang membuat anak
mengalami stres sedang dan 1 anak mengalami stres berat hal itu
lingkungan sekitar, sudah tidak menangis ketika perawat datang, dan mau
jika dibujuk untuk makan. Riwayat pernah menjalani rawat inap di rumah
dan 26 anak mengalami stres sedang, hal ini terjadi karena anak sudah
pemeriksaan oleh dokter atau perawat, anak mau minum obat, anak tidak
terlihat memeluk orang tua, anak lebih terlihat aktif dan mau bermain
serta anak sudah tidak menolak makan ini menunjukkan anak sudah
piala. Anak yang ketika dirawat dirumah sakit diberikan terapi bermain
perilaku pada anak. Anak akan lebih sering merengek karena perlukaan
pada tubuh, dan juga anak akan meminta untuk ditemani orang tuanya
anak yang berkurang, anak sering menolak makan ketika dirumah sakit
dan porsi makan anak selalu tidak habis.Perubahan perilaku diatas anak
terapi yang cocok diberikan kepada anak prasekolah yang dapat memberi
rasa aman dan menyenangkan bagi anak. Ketika anak mulai nyaman dan
dengan teori Wong tahun 2009 yang menyatakan bermain dirumah sakit
2017).
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Selama proses tersebut, anak dan orang tua dapat mengalami berbagai
yang sangat traumatik dan penuh dengan stress. (Yupi Supartini, 2012).
B. Saran
kesehatan lainnya untuk bisa lebih memahami tentang ciri ataupun kebiasaan
anak saat berada di Rumah Sakit dan lebih memahami lagi mengenai
Salemba Medika.
Ambarwati, Fitri Respati. 2012. Buku Pintar Asuhan Keperawatan Bayi dan
Nursalam. 2008. Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak (untuk perawat dan bidan).
Saputro, Heri, dkk. 2017. Anak Sakit Wajib Bermain di Rumah Sakit. Jakarta :
Anak Prasekolah dengan Terapi Bermain diRS. Baptis Kediri. Diakses tanggal 4
Pada Anak Usia Toddler Yang Mengalami Hospitalisasi Di Ruang Tanjung Rsud