Anda di halaman 1dari 9

BAB IX.

DIFERENSIAL FUNGSI SEDERHANA

9.1. Pengertian

 Diferensial : Membahas tentang tingkat perubahan suatu fungsi,


sehubungan dengan perubahan kecil dalam variabel bebas fungsi
yang bersangkutan (  X  dibaca delta X ).

 Diferensial : Dapat juga digunakan untuk mempelajari titik maksimum,


titik minimum, dan titik belok. Oleh karena itu diferensial merupakan
salah satu alat analisis yang penting dalam bisnis dan ekonomi.

 Diferensial / Turunan  dilambangkan sebagai berikut :

dY Y df ( x )
a. dX
b. limit X
c. y 1 d. f 1 (x) e.
dx
dimana  X  0

Diferensiasi adalah proses penurunan sebuah fungsi

9.2. Kaidah-kaidah Diferensiasi

1. Diferensiasi Konstanta

Jika y = k  y ‘ = 0  y=5  y‘=0

2. Diferensiasi Fungsi Pangkat

Jika y = x n  y ‘ = n x n-1  y = x 3  y ‘ = 3 x 3-1 = 3 x 2

3. Diferensiasi perkalian konstanta dengan fungsi


dv
Jika y = k v dimana v = h (x)  y ’ = k dx

 y = 5 x 3  y ’ = 5 ( 3 x 3-1 ) = 15 x 2
4. Diferensiasi pembagian konstanta dengan fungsi
dv
k k
Jika y = v
dimana v = h (x)  y ‘ =  dx
v2
5 5(3 x 2 ) 15 x 2 15
 y=  y’= = =
x3 (x3 )2 x6 x4

5. Diferensiasi perkalian fungsi


y = u v  u = g (x) dan v = h (x)
52
dy
dx
= u v‘ + v u ‘

 y = 4 x 2( x 3)  y ‘ = 4 ( x 2) ( 3 x 2) + ( x 3) 4 ( 2 x )
= 12 x 4 + 8 x 4 = 20 x 4

6. Diferensiasi pembagian fungsi


U dy VU 1  UV 1
y=  =
V dx V2

4X 2 X 3 ( 4.2 X )  4 X 2 (3 X 2 ) 8 X 4  12 X 5
 y=  y’= =
X3 ( X 3 )2 X6

7. Diferensiasi fungsi komposit (fungsi di dalam fungsi)


dy dy du
y = f(U)  y = f {g(x)} 
dx
= du
. dx

 y = ( 4 x 3 + 5 ) 2  y ‘ = 2 ( 4 x 3 + 5 ) .12 x 2
= (8 x 3 + 10).12 x 2 = 96 x 5 + 120 x 2

8. Diferensiasi fungsi pangkat


dy dy
y = u n dimana u = g (x)  dx
= n u n–1 . dx

y = ( 4 x 3 + 5 ) 2  y’ = 2 ( 4 x 3 + 5 ).12 x 2
= ( 8 x 3 + 10 ).12 x 2 = 96 x 3 + 120 x 2

9. Fungsi Log
1
y = a log x  y ’ = x ln a
1
 y = 5 log 2  y’ = 2 ln 5

a
log e du
10. Fungsi y = a log u  y ‘ = . dx
u

a
log e du
11. y = ( a log u) n  y ‘ = . dx
u

1
12. y = ln x  y ‘ = x

1 du
13. y = ln u  y ‘ = u
. dx

53
dy 1 du
14. y = (ln u) n  y ‘ = du
. u
. dx

15. y = a x  y ‘ = a x ln a

du
16. y = a 4  y ‘ = a u ln a dx

du dv
17. y = u v  y ‘ = v u v-1 . dx
+ u v ln u . dx

18. Fungsi Invers y = f(x) dan x = g(y) adalah fungsi yang saling

1
dy
berbalikan dx
= dx
dy

Latihan lihat dumairy hal 207 no. 1 s/d no. 10

dy
Turunan pertama = dx
= y‘

d2y
Turunan kedua = = y ‘’
dx 2

d3y
Turunan ketiga = = y ‘’’ dst.
dx 3

9.3. Hubungan Antar Fungsi dan Derivatifnya

Y= 1
3 x 3 – 4 x 2 + 12 x – 5  Fungsi kubik
Y ‘ = x 2 – 8 x + 12  Fungsi kuadrat (turunan
pertamanya)
Y ‘’ = 2 x – 8  Fungsi linier (turunan keduanya)
Y ‘’’ = 2  Konstanta (turunan ketiganya)

1. Fungsi Menaik dan Menurun pada fungsi non linier

54
 Turunan pertama dari fungsi non linier dapat dipergunakan untuk
menentukan apakah kurvanya menaik atau menurun dan
menentukan letak titik ekstrim.

Jika nilai y I > 0  fungsi menaik


Y I < 0  fungsi menurun
Y I = 0  berada pada titik ekstrim
 jika f I (a) > 0 untuk x < a
titik ekstrimnya  titik maksimum
 jika f I (a) < 0 untuk x > a

 jika f I (a) > 0 untuk x > a


titik ekstrimnya  titik minimum
 jika f I (a) < 0 untuk x < a

Contoh :
Y = f (x) = 1
3 x 3 – 4 x 2 + 12 x – 5 
Apakah fungsi menaik atau fungsi menurun pada x = 5 dan x = 7 dan
selidiki juga pada x = 6
Y ‘ = f ‘ (x) = x 2 – 8 x + 12
f ‘ (5) = (5) 2 – 8 (5) + 12 = - 3 < 0  maka f (x) tsb. Menurun pada x = 5
f ‘ (7) = (7) 2 – 8 (7) + 12 = 5 > 0  maka f (x) tsb. Menaik pada x = 7
f ‘ (6) = (6) 2 – 8 (6) + 12 = 0  maka f (x) tsb. berada pada titik ekstrim
karena f ’ (x) < 0 untuk x < 6 dan f ’ (x) > 0 untuk x > 6
maka titik ekstrimnya adalah titik minimum

2. Titik Ekstrim Fungsi Parabolik

Fungsi Parabola y = f (x)  akan mencapai titik ekstrim pada y ‘ = 0


 Jika y ‘’ < 0  parabola terbuka ke bawah (titik maksimum)
 Jika y ‘’ > 0  parabola terbuka ke atas (titik minimum)

Contoh :
i. y = x 2 – 8 x + 12  y ‘ = 2 x - 8  y ‘’ = 2 > 0  titik minimum
55
ii. y = - x 2 + 6 x + 4  y ‘ = - 2 x + 6  y ‘’ = - 2 < 0  titik maksimum

3. Titik Ekstrim dan Titik Belok Fungsi Kubik

Fungsi kubik y = f ( x ) mencapai titik ekstrim pada y ‘ = 0


 Jika y ‘’ < 0 pada y ‘ = 0  titik ekstrimnya maksimum
 Jika y ‘’ > 0 pada y ‘ = 0  titik ekstrimnya minimum

Fungsi kubik ada pada titik belok pada y ‘’ = 0

Contoh :
1
f (x) = 3 x 3 – 3 x 2 + 8 x – 3  fungsi kubik
Jika y ‘ = 0  x 2 – 6 x + 8 = 0  (x – 2) (x – 4) = 0  x 1 = 2 dan x 2 = 4

 Untuk x = 2  y ‘’ = 2 x – 6 = 2 (2) – 6 = - 2 < 0


1
 Untuk x = 2  y = f (2) = 3 (2) 3 – 3 (2) 2 + 8 (2) – 3 = 3,67
 maka pada titik (2; 3,67) fungsi tsb. ada pada titik maksimum

 untuk x = 4  y ‘’ = 2 x – 6 = 2 (4) – 6 = 2 > 0


1
 untuk x = 4  y = f ( 4) = 3 (4) 3 – 3 (4) 2 + 8 (4) – 3 = 2,33
 maka pada titik (4; 2,33) fungsi tsb. ada pada titik minimum

Latihan : dumairy hal 219, 220

9.4. Penerapan Ekonomi Diferensial

1. Elastisitas

Elastisitas merupakan persentase perubahan y yang disebabkan oleh
persentase perubahan x.
dy x
Rumus Elastisitas  = dx
. y

a). Elastisitas Permintaan adalah besarnya perubahan jumlah


permintaan barang, akibat adanya perubahan harga.
dQd P

Rumus elastisitas permintaan   d = . Qd
dP

Elastis  jika  d > 1


56
Inelastis  jika  d < 1
Uniter  jika  d = 1


Contoh : Fungsi permintaan akan suatu barang  Q = 25 – 3 P 2
Tentukan elastisitas permintaannya pada tingkat harga P = 5.
dQd P P (5)

Jawab :   d = . Qd =(-6P) = - 6 (5) 25  3(5) 2
=3
dP 25  3P 2
  d = 3 ( elastis ) artinya pada kedudukan harga P = 5, jika harga
barang naik sebesar 1 %, maka permintaannya akan turun sebanyak
3 %.

b). Elastisitas Penawaran adalah adalah besarnya perubahan jumlah


barang yang ditawarkan, jika ada perubahan harga.
dQs P

Rumus Elastisitas Penawaran  s = . Qs
dP

Contoh : Fungsi penawaran suatu barang diperlihatkan oleh
 Q = - 200 + 7 P 2
Tentukan elastisitas penawarannya, pada tingkat harga P = 10
dQs P P

Jawab :   s = . Qs = ( 14 P )
dP  200  7 P 2
(10)

Pada P = 10   s = (14)(10)  200  (7)(10) 2 = 2,8 ( elastis )
  s = 2,8 artinya pada kedudukan harga P = 10, jika harga barang naik

1 % , maka jumlah barang yang ditawarkan juga akan naik sebanyak


2,8 %.

c). Elastisitas Produksi adalah besarnya perubahan jumlah output yang


dihasilkan, karena adanya perubahan jumlah input.
dP x
 Rumus Elastisitas Produksi  = dx
. P

Contoh : Fungsi produksi suatu barang ditunjukkan  P = 6 X 2
– X3
Hitung elastisitas produksinya, pada tingkat penggunaan
faktor produksi (input) sebesar X = 3
dP x X
 Jawab :   s = dx . = ( 12 X – 3 X 2 )
P 6X  X 3
2

57
3
 Pada X = 3   s = ( 12 . 3 – 3 . 3 2 ) 6(3) 2  (3) 3
=1

  s = 1 (uniter) artinya pada tingkat penggunaan input X = 3 , jika input


ditambah 1 %, maka jumlah produksi (output) juga akan bertambah 1
%.

2. Biaya Marjinal / Marginal Cost ( MC )

 Biaya Marjinal ( MC ) adalah besarnya biaya yang harus ditambahkan ,


jika jumlah produksi ditambah 1 unit.
dC
 Rumus biaya marjinal MC = TC I = dQ dan MC minimum jika MC I =

0
 Contoh : Biaya total (TC) = f (Q) = Q 3 – 3 Q 2 + 4 Q + 4
Biaya Marjinal (MC) = TC ‘ = 3 Q 2 – 6 Q + 4
Pada tingkat produksi/ penjualan berapakah biaya marjinal
minimum ?
Berapa besarnya biaya marjinal minimum tersebut ?

 Jawab :
MC minimum pad MC ‘ = 0
MC ‘ = 6 Q – 6 = 0  6 Q = 6  Q = 1  MC minimum
MC minimum = 3 Q 2 – 6 Q + 4 = 3 ( 1 ) 2 – 6 ( 1 ) + 4 = 6

 Jadi besarnya biaya marjinal minimum sebesar RP. 6 pada tingkat


produksi 1 unit.

3. Penerimaan Marginal / Marginal Revenu (MR)

 Penerimaan Marjinal adalah besarnya tambahan penerimaan, jika


jumlah produksi atau barang yang terjual bertambah 1 unit.
I dR
 Rumus penerimaan marjinal MR = TR = dQ dan TR maks. Jika
MR = 0

 Contoh : fungsi permintaan suatu barang  P = 16 – 2 Q


Berapakah besarnya penerimaan maksimum ?
58
 Jawab : Fungsi Penerimaan Total (TR) = P.Q = (16 – 2 Q) (Q)
= 16 Q – 2 Q 2
Penerimaan Marjinal (MR) = TR ‘ = 16 – 4 Q
TR akan maksimum jika MR = 0  16 – 4 Q = 0
 4 Q = 16  Q = 4
TR Maks = 16 Q – 2 Q 2 = 16 (4) – 2 (4) 2 = 32
 Jadi besarnya penerimaan total maksimum sebesar Rp. 32,00

4. Keuntungan Maksimum (  Maks. )

Fungsi keuntungan   = TR – TC dan  akan optimum jika  I = 0


Jika   ’’ < 0   maksimum = keuntungan maksimum
Jika   ’’ > 0   minimum = kerugian maksimum

Contoh : jika fungsi penerimaan  TR = - 2 Q 2 + 1000 Q


Dan fungsi biaya total  TC = Q 3 – 59 Q 2 + 1315 Q + 2.000
Berapakah tingkat keuntungan maksimum ?

Jawab :
  = TR – TC
= (- 2 Q 2 + 1000 Q) – (Q 3 – 59 Q 2 + 1315 Q + 2.000)
  = - Q 3 + 57 Q 2 - 315 Q – 2.000

Keuntungan maks   ’ = 0

  ’ = - 3 Q 2 + 114 Q – 315 = 0  - Q 2 + 38 Q – 105 = 0


 ( - 3 Q + 3 ) ( Q – 35 ) = 0
Q=1

dU
5. Utilitas Marginal MU  U I = dQ MU = 0  U maksimum

dP
6. Produk Marginal MP  P I = dQ MP = 0  P maksimum

59
d
P Pada titik belok > jika MP I = 0, MP maks dQ

60

Anda mungkin juga menyukai