BAB III
METODE PENELITIAN
1. Tempat Penelitian
Stroke Services.
2. Waktu Penelitian
B. Metode
desain penelitian berupa pre test – post test control group design. Pada
penelitian ini sample penelitian berjumlah 12 orang yang terbagi dalam dua
active stretching ankle exercise pada pemberian core stabillity exercise lebih
pasien post stroke (Modified Functional Reach Test). Hasil dari pengukuran
diberikan intervensi.
1. Kelompok kontrol
core stability
exercise
Penurunan Peningkatan
keseimbangan berdiri keseimbangan berdiri
sebelum intervensi setelah intervensi
2. Kelompok perlakuan
Penurunan Peningkatan
keseimbangan berdiri keseimbangan berdiri
sebelum intervensi setelah intervensi
exercise tidak lebih baik daripada pemberian core stabillity exercise dalam
penelitian ini adalah semua pasien stroke pria dan wanita yang berusia antara
35-70 tahun yang berkunjung ke Klinik Sasana Husada Stroke Services. Pada
penelitian ini sample penelitian berjumlah 12 orang yang terbagi dalam dua
pemeriksaaan berikut.
84
b. keluhan penyerta
umum jantung)
Pemeriksaan a. inspeksi
c. pemeriksaan fisik
musculoskeletal
e. pemeriksaan fungsional
4.
karena penelitian ini bersifat pre test-post test dan tidak ada interval
di tengahnya.
D. Instrumen Penelitian
2. Definisi Konseptual
tindakan sehari-hari secara efektif dan efisien. Hal ini memungkinkan kita
menjadi stabil dan aktif dalam kaitannya dengan gravisati dan base of
yang holistik dan interaksi perseptual antara lingkungan dan kita, dan
peredaran darah otak dapat berupa tersumbatnya pembuluh darah otak atau
Gangguan fungsi otak ini akan memunculkan gejala stroke (Pinzon dan
Asanti, 2010). Menurut Sofwan yang mengutip menurut WHO tahun 1988,
fokal ataupun global, yang berkembang dengan cepat, dengan gejala yang
Menurut Irfan (2010) dalam buku fisioterapi bagi insan stroke yang
gerak dari thrunk sampai pelvic yang digunakan untuk melakukan gerakan
saat aktivitas. Core stability merupakan salah satu faktor penting dalam
vertebral column thorax dan pelvic stability/mobility, dan ankle and hip
fungsi segmen yang saling berhubungan dari seluruh tubuh yang disebut
sebagai rantai kinetik selama gerakan fungsional. Hal ini juga memberikan
alat itu sendiri. Setiap perubahan dalam otot selalu dideteksi oleh
otot. Dari kondisi ini timbul gerak tubuh baru untuk disesuaikan dengan
kepada susunan saraf pusat. Respon dari susunan saraf pusat akan
selaput-selaput lain dan dalam labirin dari telinga dalam (Squire et al.,
2008).
otot adalah muscle proprioceptors, yang terdiri dari muscle spindle dan
89
golgi tendon organs. Jadi setiap proses pergerakan tidak lepas dari peranan
terjadinya sobekan otot, namun dapat juga bekerja sama dengan muscle
atau peregangan otot. Namun antara golgi tendon organs dengan muscle
secara tiba-tiba. Istilah lain untuk efek inhibisi adalah autogenic inhibition
atau juga inverse myotatic reflex. Efek inhibisi terjadi pada waktu
kontraksi atau regangan yang kuat pada suatu tendon. Keadaan ini
pada otot atau lepasnya tendo dari perlekatannya ke tulang. Hal ini hanya
3. Definisi Operasional
dalam meraih dari posisi berdiri tegak, adapun prosedur dari treatment
posisi dan gerak dari thrunk sampai pelvic yang digunakan untuk
tekanan dan gerakan saat aktivitas. Core stability merupakan salah satu
posisi dan gerakan sentral pada tubuh diantaranya: head and neck
secara efisien.
Latihan ini merupakan bagian dari key point pelvic control yang
3.2)
group/force.
Sementara tangan yang lain pada sisi lateral dan caudal pelvic
a b
Gambar 3.2 Letak fasilitasi gerak pada abdomen dan pelvic a. posisi
awal, b. posisi akhir
Sumber : koleksi pribadi data peneliti
dimengerti oleh insan stroke terutama mengenai arah dan otot yang
Pada posisi duduk kedua tangan pasien ditaruh di atas meja dan
(Gambar 3.3).
a b
Gambar 3.3 Letak fasilitasi gerak pada core stability exercise
foreward dan backward pelvic a. posisi awal, b. posisi akhir
Sumber : koleksi pribadi data peneliti
posisi duduk dan berdiri yaitu setelah pasien diberikan core stability
posisi dan gerakan sentral pada tubuh diantaranya: head and neck
dan ke dua tangan ditaruh di lutut. Pada lutut yang sehat fleksi 90 0
benar dan efisien. Karena pada pasien stroke active stretcing ankle
97
a b c
Gambar 3.4 Letak fasilitasi gerak pada active stretching ankle exercise a. posisi
awal, b. terapis memberikan arahan gerak, c. posisi akhir
Sumber : koleksi pribadi data peneliti
98
diatas bed atau overbed table, posisi hip ekstensi 300. Kemudian
belakang dan bisa juga tangan terapis berada di tungkai bawah dan
a b c
a b c
Gambar 3.5 Letak fasilitasi gerak pada active stretching ankle exercise a. posisi
awal, b. terapis memberikan arahan gerak, c. posisi akhir
Sumber : koleksi pribadi data peneliti
jauh ke depan yang Anda bisa tanpa mengambil langkah. Jarak dari
pasien 2 kali lebih mungkin untuk jatuh. Jarak yang lebih besar dari
Posisi subjek berdiri tegak rileks dengan sisi yang sehat dekat
ditandai lagi pada dinding sejajar dimana ujung jari pasien mampu
1990)
(Schenkmen, 1997).
pasien post stroke akan terlihat perubahan hasil evaluasi sebelum dan sesudah
berdiri pada pasien post stroke pada kelompok perlakuan I dan kelompok
menggunakan Shapiro Wilk Test karena sampelnya kecil kurang dari 30.
Uji Normalitas juga digunakan untuk menentukan Uji Hipotesis dan untuk
jika nilai p > α (0,05) sedangkan bila nilai p < α (0,05) berarti data sampel
tidak normal.
3. Uji Hipotesis
Uji hipotesis tergantung dari uji normalitas. uji hipotesis I dan II jika uji
namun jika hasilnya tidak normal maka menggunakan uji non parametric
(wilcoxon test). uji hipotesis III, jika uji normalis hasilnya normal maka
102