PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
merupakan salah satu bagian pokok dan esensial dari kualitas hidup yang
kondisi yang tidak saja bebas dari penyakit, namun juga sehat secara mental
dan sosial. Sehat juga merupakan salah satu unsur hak azasi manusia.
Pada masa sekarang yang lebih di kenal dengan istilah era globalisasi, di
mana terjadi perubahan perilaku dan gaya hidup individu, yang akan
tinggi. Demikian juga dengan tuntutan lingkungan dan pekerjaan yang akan
raga dan kerja berlebihan yang mengakibatkan stress yang berlebihan (Aurin,
tahun sejak usia 35 tahun, resiko stroke meningkat dua kali lipat. Sekitar lima
persen orang berusia di atas 65 tahun pernah mengalami setidaknya satu kali
stroke.
1
2
yang terjadi mendadak dan disebabkan oleh gangguan peredaran darah otak.
darah otak dapat berupa tersumbatnya pembuluh darah otak atau pecahnya
akan memunculkan kematian sel saraf (neuron). Gangguan fungsi otak ini
akan memunculkan gejala stroke. Kasus stroke baru terjadi pada 100 sampai
300 orang per 100.000 penduduk per tahun. Stroke merupakan pembunuh
nomor tiga setelah penyakit jantung dan kanker, namun merupakan penyebab
setelah serangan jantung, yang diikuti kanker di urutan ketiga. Begitu juga di
dunia, stroke menjadi penyebab utama kematian nomor dua. Di masa depan,
2010).
kesemutan atau mengalami kelemahan pada satu sisi tubuh, tiba-tiba merasa
pusing dan sakit kepala yang hebat, kesulitan untuk berbicara atau tidak
2004).
akibat stroke sangatlah kompleks. Oleh karena itu, penanganan dalam kasus
stroke ini berpacu dengan waktu. Karena dengan penanganan sedini mungkin
akan menekan angka kecacatan dan kemungkinan akan pulih kembali. Dalam
hal ini sangat diperlukan tenaga ahli kesehatan yang professional yaitu
penting, karena kasus ini tidak cukup hanya dengan medika mentosa saja
gerak dan fungsi tubuh. Latihan yang diberikan bertujuan agar insan pasca
neuromuskuler yang bertingkat dan terkoordinasi dari seluruh tubuh pada saat
yang sama (Gjelsvik, 2008). Banyak dari tindakan ini melibatkan anggota
gerak bagian bawah yang mendukung dan menggerakkan massa tubuh (body
mass) melalui kaki pada saat berdiri atau duduk, atau saat meraih dan tugas
gravity (COG) yang dilawan oleh aktivitas otot dan gerakan nyaris kecil tidak
support (BOS). Untuk mencapai tujuan ini, ankle strategi digunakan di mana
secara otomatis dan selektif diaktifkan untuk melawan ayunan tubuh dalam
arah yang berbeda. Otot-otot lain yang sifatnya tonik aktif selama posisi
tenang untuk mempertahankan postur tegak adalah otot gluteus medius dan
tensor fasciae latae, iliopsoas untuk mencegah hiperekstensi dari hip, dan
5
dalam sikap yang tenang. Berdiri dengan tubuh dalam kesejajaran tubuh yang
jumlah energi yang dikeluarkan oleh otot (Cisner dan Colby, 2007).
Core stability merupakan salah satu faktor penting dalam postural set.
and pelvic stability/mobility, ankle dan strategi hip (Barr et al., 2005). Core
core stability akan membatu memelihara postur yang baik dalam melakukan
gerak serta menjadi dasar untuk semua gerakan pada lengan dan tungkai. Hal
core stability) yang optimal, maka mobilitas pada ektremitas dapat dilakukan
B. Identifikasi Masalah
akibat stroke sangatlah kompleks, karena menyerang dari fungsi luhur kita.
Gangguan-gangguan yang timbul adalah kelemahan otot salah satu sisi tubuh,
berdiri dan berjalan base of support lebih kecil dan center of gravity lebih
tinggi sehingga dalam posisi ini sangatlah tidak stabil dibandingkan dengan
stroke akan terjadi gangguan pada salah satu atau beberapa sistem tersebut
limit maka keseimbangan seseorang akan semakin baik. Serta core stability
merupakan salah satu faktor penting dalam postural set. Dalam kenyataanya
mengendalikan posisi dan gerakan sentral pada tubuh diantaranya: head and
stroke.
7
C. Perumusan Masalah
core stability exercise lebih baik dari pada pemberian core stability
stroke?
D. Tujuan Penelitian
1. Umum
exercise tidak lebih baik dari pada pemberian core stability exercise.
2. Khusus
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Akademik
keseimbangan berdiri.
2. Bagi Peneliti
3. Bagi Masyarakat