Anda di halaman 1dari 19

Nilai :

LAPORAN PRAKRIKUM
TEKNIK BIOPROSES
(Proses Produksi Bahan Minyak Nabati (Minyak Kelapa) Cara Kering)

Oleh :
Nama : Lisa Oktavia Br Napitupulu
NPM : 240110150057
Hari,Tanggal Praktikum : Selasa, 3 Oktober 2017
Waktu/Shift : 7.30 – 10.00 WIB/A
Asisten : M. Hanief Bayhaqqi

LABORATORIUM PASCA PANEN DAN TEKNOLOGI PROSES


DEPARTEMEN TEKNIK PERTANIAN DAN BIOSISTEM
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2017
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Tanaman kelapa (Cocos nucifera) merupakan salah satu tanaman industri
yang memegang peranan penting bagi kelangsungan bangsa Indonesia. Kelapa
merupakan salah satu komoditas perkebunan yang telah lama dikenal dan hampir
ditanam diseluruh Indonesia. Hal tersebut karena kelapa memiliki nilai ekonomis
yang cukup tinggi untuk dijadikan sebagai sebuah produk. Seluruh bagian pada
buah kelapa dapat diproduksi untuk diolah dan digunakan pada kehidupan sehari-
hari sehingga dianggap sebagai tumbuhan yang serba guna. Beragam manfaat
yang terdapat pada buah kelapa diperoleh dari daging buah yang dapat dikonsumsi
langsung saat keadaan kelapa masih muda, air yang juga dapat dikonsumsi secara
langsung, sabut dan tempurung kelapa yang dapat dijadikan sebagai biobriket.
Namun bagian utama yang memiliki nilai ekonomis paling tinggi adalah daging
buah kelapa. Daging buah kelapa dapat diolah menjadi minyak kelapa yang
memilki banyak manfaat. Minyak tersebut dapat diproduksi dengan berbagai cara
yaitu melalui cara kering dengan daging buah kelapa yang dikeringkan atau yang
disebut dengan kopra dan cara lain yaitu dengan cara basah dengan menggunakan
santan yang diperoleh dengan memeras campuran parutan kelapa dengan air atau
tanpa air.
Kandungan minyak pada daging buah kelapa tua sebanyak 34,7%. Semakin
tua umur fisiologis buah kelapa maka kandungan lemak atau minyak pada daging
buah kelapa semakin banyak. Minyak kelapa sudah dikenal di Indonesia sejak
lama. Minyak kelapa dapat dimanfaatkan untuk keperluan pangan, seperti
minyak goreng, bahan margarin dan mentega putih. Sementara itu, pemanfaatan
minyak kelapa untuk keperuan non-pangan antara lain sebagai obat-obatan atau
farmasi, bahan pembuat sabun, pembuat minyak rambut, dan kosmetika.
Banyak cara yang dapat digunakan untuk membuat minyak kelapa namun
pada praktikum kali ini percobaan yang dilakukan adalah dengan proses kering ,
yaitu daging buah kelapa dikeringkan mencapai kadar air 5 % yang disebut kopra.
Kopra nantinya akan dihaluskan kemudian dipress hingga minyak kelapa keluar.
1.2. Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum kali ini adalah :
1. Mahasiswa mampu memahami proses produksi bahan minyak nabati
(minyak kelapa).
2. Mahasiswa dapat melakukan proses produksi minyak kelapa dari bahan
dasar kopra.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Buah Kelapa


Kelapa (Cocos nucifera) adalah tanaman dalam famili Palmae yang sangat
lazim ditemukan di ddaerah tropis. Kelapa sangat populer di masyarakat karena
memiliki banyak manfaat bagi kehidupan manusia. Beragam manfaat tersebut
diperoleh dari daging buah, air, sabut, tempurung, daun, dan batangnya. Bagian
terpenting dari kelapa adalah buahnya karena bagian tersebut dapat diolah
menjadi berbagai produk seperti, kopra, dessicated cocont, santan kelapa, dan
minyak kelapa. (Andi Nur Alam Syah. 2015). Buah kelapa berbentuk bulat
panjang dengan ukuran kurang lebih sebesar kepala manusia. Buah kelapa terdiri
atas sabut (eksokarp dan mesokarp), tempurung (endokarp), daging buah
(endosperm), dan air buah. Tebal sabut kelapa sekitar 5 cm dan tebal daging
buahnya 1 cm atau lebih. Komposisi buah kelapa ditunjukkan pada tabel dibawah
ini. (Andi Nur Alam Syah, 2015)

Tabel 1. Komposisi buah kelapa


Daging Buah (Buah Tua) Jumlah Berat (%)
Sabut 35
Tempurung 12
Daging buah 28
Air buah 25
(sumber : Andi Nur Alam Syah. 2015)

Buah kelapa terdiri atas 28% daging buah dan 25% air buah. Daging buah
kelapa segar kaya akan lemak dan karbohidrat serta protein dalam jumlah cukup.
Lemak pada daging kelapa merupakan komponen terbesar kedua setelah air.
Lemak merupakan cadangan energi bagi prtumbuhan embrio tanaman kelapa.
Kadar lemak daging buah kelapa segar bervariasi menurut pmanenan dan varietas
tanaman kelapa. Pada saat berumur 8 bulan, kadar lemak daging buah kelapa
sebanyak 31% berat kering, dan mencapai 71% berat kering saat berumur 12
bulan. Berdasarkan varietasnya, kadar lemak bervariasin antara 68,57 – 70,64%
bk. Kadar lemak pada daging buah kelapa meningkat dengan semakin
bertambahnya umur buah dan mncapai maksimal pada umur 12 bulan. Daging
buah kelapa yang sudah matang dapat dijadikan kopra, minyak kelapa, dan bahan
makanan lainnya. Daging buah merupakan sumber protein yang penting dan
mudah dicerna. Komposisi kimia daging buah kelapa ditentukan oleh umur buah.

Tabel 2. Komposisi kimia daging buah kelapa pada berbagai tingkat


kematangan
Komposisi Kimia Satuan Buah muda Buah setengah Buah Tua
(dalam 100 g) Tua
Kalori kal 68,0 180,0 359,0
Protein g 1,0 4,0 3,4
Lemak g 0,9 13,0 34,7
Karbohidrat g 14,0 10,0 14,0
Kalsium mg 17,0 8,0 21,0
Fosfor mg 30,0 35,0 21,0
Besi mg 1,0 1,3 2,0
Aktivitas vitamin A lu 0,0 10,0 0,0
Thiamin mg 0,0 0,5 0,1
(Sumber: Andi Nur Alam Syah. 2015)

Protein kelapa menunjukkan asam amino yang relatif lebih disukai. Seperti
halnya protein pada tanaman lain, kelapa mempunyai kandungan jumlah asam
glutamat yang lebih tinggi. Komposisi asam amino esensial dalam protein yang
terdapat pada daging buah kelapa terdapat pada tabel. Protein kelapa mempunyai
jumlah asam amino yang cukup mengandung sulfur dan triptofan, tetapi sedikit
mengandung lisin. (Andi Nur Alam Syah, 2015)

Tabel 3. Komposisi asam amino dalam protein daging buah kelapa


Asam Amino Jumlah (%)
Lisin 5,80
Methionin 1,43
Fenilalanin 2,05
Triptofan 1,25
Valin 3,57
Leusin 5,96
Histidin 2,42
Tirosin 3,18
Cistin 1,44
Arginin 15,92
Prolin 5,54
Serin 1,76
Asam Aspartat 5,,12
Asam Glutamat 19,07
(sumber : Andi Nur Alam Syah. 2015)

2.2 Kopra
Kopra adalah nama daging buah kelapa kering atau inti, yang terdiri dari 65%
minyak yang dapat diambil dengan diperas atau ditekan. Untuk mendapatkan
kualitas minyak yang baik maka kopra yang dihasilkan pun memiliki kualitas
yang baik. Untuk memperoleh kopra yang baik, belahan buah kelapa harus sudah
dikeringkan dalam waktu empat jam, bla lebih lambat putih lembaha dapat
mengalami kerusakan karena gangguan mikroorganisme yang dapat
membusukannya (Suhadirman, 1989 ; dalam Anderson, 2006)
Tahap akhir dalam proses pengolahan buah kelapa menjadi kopra adalah
proses pengeringan, yaitu untuk menurunkan kandungan air putih lembaga 50%
menjadi 5-7%. Kopra yang terlalu kering sulit untuk dipecah jaringannya, selain
itu pun dapat terjadi proses hidrolisa (Palungkun, 1992 ; Anderson, 2006)
Daging kelapa didapat dengan mencungkil dari tempurung secara manual atau
memakai mesin cungkil kopra kemudian dikeringkan dengan bantuan sinar
matahari atau panas buatan. Kopra yang baik sebaiknya hanya memiliki
kandungan air 6% – 7% agar tidak mudah terserang organisme pengganggu.
Kerusakan yang terjadi pada kopra pada umumnya disebabkan oleh serangan
bakteri dan serangan cendawan. Serangan tersebut mudah terjadi jika kadar air
dalam kopra tinggi, kelembaban udara mencapai 80% atau lebih dan suhu
atmosfer mencapai 30°C.
2.3 Minyak Kelapa
Minyak kelapa merupakan minyak yang diperoleh dari kopra (daging buah
kelapa yang dikeringkan) atau dari perasan santannya. Minyak kelapa sebagaimana
minyak nabati lainnya merupakan senyawa trigliserida yang tersusun atas berbagai
asam lemak dan 90% diantaranya merupakan asam lemak jenuh. Selain itu minyak
kelapa yang belum dimurnikan juga mengandung sejumlah kecil komponen bukan
lemak seperti fosfatida, gum, sterol (0,06-0,08%), tokoferol (0,003%), dan asam
lemak bebas (< 5%) dan sedikit protein dan karoten. Sterol berfungsi sebagai
stabilizer dalam minyak dan tokoferol sebagai antioksidan (Ketaren, 1986). Setiap
minyak nabati memiliki sifat dan ciri tersendiri yang sangat ditentukan oleh struktur
asam lemak pada rangkaian trigliseridanya . Minyak kelapa kaya akan asam lemak
berantai sedang (C – C ), khususnya asam laurat dan asam meristat. Adanya asam
8 14

lemak rantai sedang ini (medium chain fat) yang relatif tinggi membuat minyak
kelapa mempunyai beberapa sifat daya bunuh terhadap beberapa senyawaan yang
berbahaya di dalam tubuh manusia. Sifat inilah yang didayagunakan pada pembuatan
minyak kelapa murni (VCO, virgin coconut oil).
Minyak kelapa secara fisik berwujud cairan yang berwarna bening sampai kuning
kecoklatan dan memiliki karakteristik bau yang khas. Zat warna yang termasuk
golongan ini terdapat secara alamiah didalam bahan yang mengandung minyak dalam
proses ekstraksi. Warna pada minyak kelapa disebabkan oleh zat warna dan kotoran-
kotoran lainnya. Zat warna alamiah yang terdapat pada minyak kelapa adalah
karoten yang merupakan hidrokarbon tidak jenuh dan tidak stabil pada suhu tinggi.
Proses pengolahan minyak kelapa dengan udara panas menyebabkan warna kuning
akibat karoten mengalami degradasi. Warna minyak kela dipengaruhi oleh bahan
dasar dan suhu selama proses pengolahan. Pada pemrosesan suhu tinggi (100°C),
daging kelapa yang mengandung protein dan karbohidrat akan menghasilkan minyak
kelapa dengan warna kecokelatan. Hal ini disebabkan, selama pengolahan terjadi
reaksi antara karbonil dari protein. (Andi Nur Alam Syah, 2015)
Didaerah tropis, minyak kelapa berbentuk cair pada suhu 26-35 °C, tetapi berubah
menjadi lemak beku jika suhunya turun. Minyak kelapa pada keadaan padat, titik
lelehnya 24-27°C dan diindikasikan lebih mudah rusak dibandingkan fase cairnya.di
anara minyak nabati pada umumnya, minyak kelapa memiliki turbiitas minimum.
Secara kimiawi, minyak kelapa terbentuk dari rantai karbon, hydrogen, dan oksigen
yang disebut dengan asam lemak. Komponen-komponen asam lemak tersebut akan
membentuk gliserida saat bergabung dengan gliserol. Gliserida yang umum terdapat
pada lemak dan minyak adalaha triglisrida atau lipida. Dibandingkan dengan lemak
dan minyak lainnya, minyak kelapa memiliki kandungan gliserol terbanyak.
Kandungan gliserol ini bervariasi antara 13,5-15%, sementara pada lemak dan
minyak lainnya hanya 9,5-11%. Gliserol merupakan karbohidrat dengan komposisi
kimiawi yang mirip dengan gula. Hal ini mengimplikasikan bahwa minyak kelapa
adalah lemak diet, asupan akktual substansi lemaknya jauh lebih rendah dibandingkan
dengan minyak lainnya pada jumlah yang sama. Perbedaan ini menjadi signifikan saat
beragam minyak diet dibandingkan untuk referensi konsumsi kesehatan.(Andi Nur
Alam Syah, 2015)
Adapun minyak goreng memiliki standar mutu yang akan menentukan kulitas
dari minyak goreng, yang dapat dipasarkan atau tidak.

Tabel 4. Standar Mutu Minyak Goreng Berdasarkan SNI - 3741- 1995


No Kriteria Persyaratan
1 Bau dan Rasa Normal
2 Warna Muda jernih
3 Kadar Air Maksimal 0,3%
4 Berat Jenis 0,9 g/liter
5 Asam lemak bebas Maksimal 0,3%
6 Bilangan Peroksida Maksimal 2 Meg/kg
7 Bilangan Iod 45 – 46
8 Bilangan Penyabunan 196 – 206
9 Indeks Bias 1,448 – 1,450
10 Cemaran Logam Maksimal 0,1 mg/kg
(Sumber :Badan Standarisasi Nasional. 1995)

2.4 Minyak Kelapa Cara kering


Metode pembuatan minyak kelapa dengan cara kering, terlebih dahulu daging
buah kelapa dibuat dalam bentuk kopra. Untuk dibuat dalam bentuk kopra, maka
daging buah kelapa dibuat menjadi kering dengan jalan menjemur pada terik
matahari atau dikeringkan melalui oven. Pengeringan daging kelapa dengan
penjemuran sangat tergantung pada kondisi cuaca, sehingga pengeringan akan
lebih baik ketika berada pada musim panas. Dan apabila pengeringan dilakukan
pada musim penghujan, proses pengeringan dapat memakan waktu yang lebih
lama. Waktu yang lama dalam proses pengeringan akan sangat mengganggu
kualitas kopra yang dihasilkan yang disebabkan karena adanya proses biologis.
Untuk proses pengeringan dengan menggunakan oven akan lebih cepat
dibandingankan dengan cara pengeringan melalui penjemuran pada sinar
matahari. Pengeringan dengan menggunakan oven akan memakan biaya
operasional yang lebih besar. Adapun langkah-langkah pembuatan minyak kelapa
dengan cara kering adalah sebagai berikut :
1. Kopra dicacah, kemudian dihaluskan menjadi serbuk kasar.
2. Serbuk kopra dipanaskan, kemudian dipres sehingga mengeluarkan minyak.
Ampas yang dihasilkan masih mengandung minyak. Ampas digiling sampai
halus, kemudian dipanaskan dan dipres untuk mengeluarkan minyaknya.
3. Minyak yang terkumpul diendapkan dan disaring.
4. Minyak hasil penyaringan diberi perlakuan berikut:
a. Penambahan senyawa alkali (KOH atau NaOH) untuk netralisasi
(menghilangkan asam lemak bebas).
b. Penambahan bahan penyerap (absorben) warna, biasanya menggunakan
arang aktif agar dihasilkan minyak yang jernih dan bening.
c. Pengaliran uap air panas ke dalam minyak untuk menguapkan dan
menghilangkan senyawa-senyawa yang menyebabkan bau yang tidak
dikehendaki. ‘
5. Minyak yang telah bersih, jernih, dan tidak berbau dikemas di dalam kotak
kaleng, botol plastik atau botol kaca.
BAB III
METODOLOGI

3.1 Alat dan Bahan


3.1.1 Alat
Adapun alat yang digunakan saat praktikum antara lain adalah:
1. Alat Cungkil
2. Grinder
3. Kain Press
4. Kompor
5. Oven
6. Pemanas
7. Pengaduk
8. Pisau
9. Timbangan analitik
10. Wajan

3.1.2 Bahan
Adapun bahan yang digunakan adalah daging buah kelapa.

3.2 Prosedur Percobaan


3.2.1 Prosedur Pembuatan Kopra
1. Menyiapkan alat dan bahan
2. Membelah buah kelapa menjadi dua bagian kemudian membuang air
buah kelapa
3. Menimbang massa buah kelapa
4. Mengukur kadar air awal buah kelapa (massa awal)
5. Mengeringkan daging buah kelapa dalam oven pada suhu 65 ᵒC hingga
kadar air mencapai 5% dilakukan selama 3 hari
6. Mengukur kadar air dan menimbang berat daging buah kelapa setiap 24
jam selama pengeringan.
7. Jika kadar air sudah mencapai 5% - 6%, pengeringan dihentikan
8. Mencungkil daging kelapa yang sudah kering dari tempurungnya
3.2.2 Prosedur Pembuatan Minyak kelapa Cara Kering
1. Menimbang massa awal kopra
2. Mengiris kopra menjadi potongan-potongan kecil kemudian keringkan
kembali kedalam oven hingga kadar air mencapai 3%
3. Menimbang massa kopra yang telah dikeringkan
4. Menghaluskan kopra dengan menggunakan grinder
5. Menimbang massa serbuk kopra
6. Memanaskan serbuk kopra sekitar 5 menit
7. Kemudian dipress hingga mengeluarkan minyak
8. Menampung minyak yang sudah dihasilkan kedalam botol
9. Menimbang minyak kelapa yang dihasilkan
10. Membersihkan dan menyimpan kemabli alat yang digunakan
BAB IV
HASIL

4.1 Hasil Pengamatan Pembuatan Kopra


Massa awal buah kelapa = 2386,01 gram
Massa kopra = 833,22 gram
𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑘𝑜𝑝𝑟𝑎
Rendemen kopra = 𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑘𝑒𝑙𝑎𝑝𝑎 × 100%
833,22 𝑔𝑟𝑎𝑚
= 2386,01 𝑔𝑟𝑎𝑚 × 100%

= 34,92106068%

Tabel 1. Pengukuran Kadar Air Kopra


Massa Massa Susut
Persentase Susut Kadar
Hari Awal Akhir Massa
Massa (%) Air Dokumentasi
ke- (g) (g) (g)
[((a-b)/a)x100%] (%)
[a] [b] [a-b]

0 729,78 - - - 59,8

1 729,78 622,69 107,09 14,6742 24,6

2 622,69 508,77 113,92 18,2949 5,2

4.2 Perhitungan Pembuatan Minyak Kelapa


1. Kadar Air
m1−(m2−m) 5 gram−(7,01 gram−5 gram)
KA0 = x100% = x 100%
m1 5 gram

= 59,8%
m1−(m2−m) 5 gram−(8,77 gram−5 gram)
KA1 = x100% = x 100%
m1 5 gram

= 24,6%
m1−(m2−m) 5 gram−(9,74 gram−5 gram)
KA2 = x100% = x 100%
m1 5 gram

= 5,2%

2. Presentase susut massa


(a−b)x 100 %
Persentase susut massa hari ke 1 =
a
107,09x 100 %
= = 14,6742 %
729,78

(a−b)x 100 %
Persentase susut massa hari ke 2 =
a
113,92 x 100 %
= = 18,2948 %
622,69

3. Proses Penghalusan Kopra


Massa Kopra sebelum dihaluskan = 833,22 gram
Massa kopra setelah dihaluskan = 800 gram
𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟
Rendemen penghalusan kopra = × 100%
𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑎𝑤𝑎𝑙
800 𝑔𝑟𝑎𝑚
= 833,22 𝑔𝑟𝑎𝑚 × 100%

= 96,01305778%
4. Rendemen Minyak Kelapa
Massa kopra awal = 833,22gram
Massa miyak kelapa = 66,97 gram
𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑚𝑖𝑛𝑦𝑎𝑘
Rendemen minyak kelapa = 𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑘𝑜𝑝𝑟𝑎 𝑎𝑤𝑎𝑙 × 100%
66,97 gram
= 833,22 gram × 100%

= 8,037493099%
BAB V
PEMBAHASAN

Pada pratikum kali ini kegiatan praktikum yang dilakukan adalah proses
pembuatan minyak kelapa dengan kopra. Kopra merupakan daging buah kelapa
yang dikeringkan. Praktikum ini dilakukan agar praktikan dapat memahami dan
melakukan proses pembuatan minyak kelapa. Minyak kelapa sendiri merupakan
minyak yang terbentuk dari daging buah kelapa yang dapat diproduksi dengan
cara kering dan cara basah. Jumlah kandungan minyak kelapa pada buah kelapa
sendiri dipengaruhi oleh umur fisiologis buah kelapa dan juga varietas buah
kelapa. Semakin tua buah kelapa maka akan semakin banyak kandungan minyak
didalamnya. Kandungan minyak kelapa pada kelapa tua yaitu 30%-35%. Proses
pembuatan minyak kelapa dengan menggunakan kopra merupakan pembuatan
minyak secara kering. Praktikum kali ini cara kering dilakukan dengan
mengekstrak minyak secara mekanis dengan mengepress kopra yag telah
dihaluskan atau.
Pada praktikum ini buah kelapa yang digunakan sebanyak 2386,01 gram.
Berat daging buah kelapa ini masih terhitung dengan tempurungnya. Kemudian
daging buah kelapa diukur kadar air awalnya sebelum dikeringkan. Didapatkan
bahwa kadar air awal daging buah kelapa segar yaitu 59,8%. Kemudian daging
buah kelapa segar dikeringkan selama 3 hari berturut-turut untuk mendapatkan
kadar air kopra sebesar 4-6 %. Setelah 24 jam pertama kadar air daging buah
kelapa yang dikeringkan adalah 24,6 %. Dan pada 24 jam kedua kadar air daging
buah kelapa yang dikeringkan sudah mencapai 5,2%. Kadar air pada hari kedua
sudah sesuai untuk kadar air kopra sehingga pengeringan dihentikan. Hal ini tidak
sesuai dengan literature yang mengatakan bahwa pengeringan daging buah kelapa
untuk menjadi kopra dibutuhkan waktu selam 3 hari hingga kadar air mencapai 4-
6%. Terjadinya hal ini bisa saja dikarenakan suhu oven yang digunakan terlalu
besar atau tidak benar. Sehingga panas yang diberikan berlebihan.
Dari pengeringan yang dilakukan dengan menggunakan oven sampai kadar air
mencapai 5,2% didapatkan massa kopra sebesar 833,22 gram. Sehingga nilai
rendemen kopra sebesar 34,92106068%. Rendemen tersebut dipengaruhi oleh
berat tempurungnya, sehingga rendemen yang dihasilkan tidak banyak. Pada
proses ini tempurung daging buah kelapa tidak digunakan atau akan menjadi
limbah. Kemudian kopra akan mengalami olahan lebih lanjut. Buah kopra diris
menjadi bagian-bagian kecil agar memudahkan dalam penghalusan. Kemudian
kopra yang telah dikecilkan ukurannya dikeringkan kembali dengan oven sampai
kadar air kopra menjadi 3%. Selanjutnya kopra masuk pada tahap pengecilan
ukuran atau penghalusan dengan menggunakan grinder. Dengan tujuan agar
nantinya kopra lebih mudah untuk diproses lebih lanjut baik secara kering, setelah
dilakukan proses penghalusan diketahuilah bahwa massa kopra yang telah
dihaluskan adalah 800 gram dan nilai rendemen penghalusan yang didapatkan
adalah 96,01305778%. Rendemen penghalusan kopra tidak 100% itu dikarenakan
ada kopra yang tertinggal pada permukaan grinder atau wadah atau dapat pula
karena tercecer. Setelah dihaluskan kopra kemudian dipanaskan kembali atau
disangrai selama 5 menit dengan api yang kecil. Dengan tujuan suhu kopra
menjadi panas agar saat dipress akan menghasilkan minyak yang banyak. Setelah
disangrai kopra yang telah dihaluskan kemudian dipress. Pada cara kering ini
didapat minyak kelapa sebesar 66,97 gram dengan nilai rendemen sebesar
8,037493099%. Rendmen yang dihaslikan terbilang sangat sedikit. Hal ini dapat
terjadi karena pengolahan yang mungkin belum terbilang baik, kualitas daging
buah kelapa yang rendah, ataupun umur fisiologis buah kelapa yang belum
terbilang tua. Selain itu hasil rendemen yang sedikit dapat disebabkan oleh
banyaknya minyak yang tertinggal pada permukaan mesin press.
Jika dibandingkan dengan hasil minyak yang didapat dan rendemen maka
cara basah terbilang cara yang baik untuk menghasilkan minyak kelapa. Selain
hasil minyak dan rendemen yang didapat terbilang cukup besar, dengan cara
basah juga waktu yang dibutuhkan tidak terlalu lama. Namun dengan
menggunakan cara kering, waktu yang dibutuhkannya sangat lama dan juga
melalui proses pengolahan yang cukup banyak. Pada minyak yang dihasilkan juga
terlihat bahwa cara basah menghasilkan minyak yang lebih jernih dan bening.
Namun dengan menggunakan cara kering didapatkan minyak yang cukup keruh
dan berwarna kecoklatan. Hal ini dapat terjadi karena saat proses penyimpanan
kopra sebelum diolah pada suhu kamar mengalami kontaminasi dengan udara
bebas sehingga beberapa kopra terkena jamur. Juga terjadi karena kopra
dikeringan dan dipanaskan lagi sehingga kopra berubah warna. Hal ini jelas
terlihat bahwa kuliatas minyak yang dihasilkan kurang baik.

BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa :
1. Minyak kelapa merupakan minyak yang terbentuk dari daging buah
kelapa yang dapat diproduksi dengan cara kering dan cara basah.
2. Pembuatan minyak kelapa cara kering dilakukan dengan menggunakan
kopra. cara kering yang digunakan adalah dengan ekstraksi mekanis
dengan cara dipres.
3. Kopra merupakan daging buah kelapa yang telah dikeringkan.
4. Kandungan minyak kelapa pada daging buah kelapa dipengaruhi oleh
umur fisiologis buah kelapa dan varietasnya.Semakin tua umur buah
kelapa maka kandungan minyaknya semakin banyak.
5. Rendemen kopra yang didapatkan adalah sebesar 34,92106068%.
6. Rendemen daging buah kelapa yang dijadikan kopra terbilang cukup
sedikit karena dipengaruhi oleh tempurung. Tempurung buah kelapa
nantinya akan dijadikan limbah.
7. Rendemen minyak pada cara kering adalah sebesar 8,037493099%.
8. minyak yang didapatkan dengan cara kering ini memiliki kuantitas yang
sediki dan juga kualitas yang tidak baik jika dibandingkan dengan cara
basah.

6.2. Saran
Adapun saran dari praktikum yang telah dilakukan adalah :
1. Praktikan harus lebih menguasai materi agar praktikum berjalan lancar.
2. Praktikan harus fokus dan tidak bercanda saat praktikum berlangsung.
3. Lebih berhati-hati selama proses praktikum agar tidak menimbulkan
kerusakan alat.
DAFTAR PUSTAKA

Andi Nur Alam Syah . 2015. Virgin Coconut Oil Minyak Penakluk Aneka
Penyakit.. AgroMedia : Depok

Badan Standarisasi Nasional. 1995. Standar Mutu Minyak Goreng. SNI - 3741-
1995. Jakarta

Setiaji, B dan Surip Prayugo. 2006. Andi Nur Alam Syah. Penebar Swadana.
Jakarta.

Qazuini, M. 1993. Proses Pembentukan Bau Pada Minyak Kelapa. Liberty :


Yogyakarta.

Widiandani, Tri. 2015. Upaya Peningkatan Kualitas Minyak Kelapa Yang Dibuat
Dari Cocos nucifera L Dengan Beragai Metode Kimiawi dan Fisik.
Departemen Kimia Farmasi. Fakultas Farmasi. Universitas Airlangga.
Surabaya.

Cristianti, L dan Adi, HP. 2009. Pembuatan Minyak Kelapa Murni (Virgin
Coconut Oil) Menggunakan Fermentasi Ragi Tempe. Jurusan Teknik
Kimia. Fakultas Teknik. Universitas Sebelas Maret. Surakarta

Palungkun, R. 2004. Aneka Produk Olahan Kelapa. Penebar Swadaya, Jakarta

Huda, Thoriqul. 2009 . Teknik-Teknik Pembuatan Minyak. Terdapat pada


Kelapahttp://diploma.chemistry.uii.ac.id/index.php?option=com_content&
task=view&id=48 (Diakses pada tanggal 7 Oktober 2017 pukul 10.37
WIB)
LAMPIRAN

Dokumentasi Praktikum

Anda mungkin juga menyukai