PENDAHULUAN
A. Judul Percobaan
Analisa dimensional
B. Tujuan Percobaan
Untuk menyelidiki faktor-faktor yang mempengaruhi volume”liquid
drop” yang terbentuk didalam air.
Menentukan dimensi persamaan yang dilakukan berdasarkan analisis
volume liquid drop yang terbentuk.
C.Latar Belakang
154
BAB II
LANDASAN TEORITIS
A. Defenisi Percobaan
Crossflow filtrasi adalah sebuah metode filtrasi yang digunakan untuk
menghilangkan air dari umpan yang mengandung senyawa-senyawa partikulat.
Selama proses filtrasi ini, pada sisi bagian dalam membran umumnya terbentuk
sebuah lapisan fouling yang stabil. Menurut Brambach (1989), pada seluruh
bagian dalam membran ketebalan lapisan fouling ini relatif konstan. Hal ini
menunjukkan bahwa penerapan metode crossflow filtrasi untuk proses-proses
yang membutuhkan sistem penyaringan adalah feasible. Selama ini, pemodelan
perpindahan massa yang menerangkan fenomena deposisi lapisan fouling
umumnya menunjukkan hasil prediksi fluks per meat yang kurang memuaskan
(under-predict permeate flux). Hal ini dikarenakan proses scouring lapisan
fouling oleh partikel-partikel berukuran besar atau enhanced diffusivity
partikel-partikel yang kembali ke aliran curah menyebabkan shear field pada
dinding membran (Fane et al., 1982; Green dan Belfort, 1980; Zydney dan
Colton, 1986). Fluks permeat (Jv) yang melalui sebuah membran, menurut
Fane et al. (1982), umumnya diekspresikan menurut persamaan berikut, Rm
dan Rf masing-masing adalah tahanan membran dan lapisan fouling.
Rfumumnya merupakan fungsi dari kecepatan umpan (v) dan tekanan
transmembran. Lebih lanjut Fane et al. (1982) mengatakan bahwa dalam
sistem mikrofiltrasi yang menangani fluida dengan ukuran partikel besar,
dimana Rf lebih kecil dari Rm, fluks permeat tidak dipengaruhi oleh
kecepatan umpan (v) dan berbanding lurus dengan P. Jika ukuran partikel
kurang dari 0.1 m, fluks permeat umumnya tidak dipengaruhi oleh tekanan
transmembran dan hanya dapat ditingkatkan dengan peningkatan kecepatan
umpan. Pada keadaan tersebut fluks dikendalikan oleh perpindahan massa
solut dari permukaan membran ke aliran curah (mass-transfer controlled). Tetapi
agar proses pemisahan dapat berlangsung terus, perlakuan tekanan masih harus
diterapkan. Sampai saat ini, belum ada sebuah model yang representatif
155
untuk memprediksi fenomena aliran-aliran dalam proses mikrofiltrasi dimana
fluks permeat dipengaruhi oleh tekanan transmembran ( P) dan kecepatan
umpan (v). Dalam paper ini diterangkan sebuah pengembangan model yang
menghubungkan antara fluks permeat dengan kecepatan umpan dan tekanan
transmembran.
PENGEMBANGAN MODEL
Menurut Asaadi dan White (1992), interpretasi data fluks steady state,
dimana pengaruh tekanan dan kecepatan umpan dipertimbangkan secara
simultan dalam perhitungan, dapat dilakukan dengan membuat hubungan antara
keduanya melalui analisis dimensional dari panjang, massa dan waktu. Dari
persamaan (1) diterangkan bahwa pada keadaan tunak, fluks permeat
berbanding lurus dengan tekanan transmembran ( P) dan berbanding terbalik
dengan tahanan membran (Rm) dan tahanan lapisan fouling (Rf). Dalam
pendekatan analisis dimesional, Rf diasumsikan sebagai fungsi-fungsi dari
kecepatan umpan (v), tekanan transmembran ( P) dan densitas fluida ( ).
Dari analisis faktorial dimensi-dimensi panjang, massa dan waktu ini akan
menghasilkan dua besaran tak berdimensi, yaitu (Rfv/ P) dan (v2 / P).
156
didefinisikan sebagai ukuran pengikisan/ pengurangan lapisan fouling oleh wall
shear. Wall shear ini disebabkan oleh adanya aliran fluida dalam membran.
Hasil dari pengembangan model ini, menurut Asaadi dan White (1992),
diharapkan dapat dijadikan dasar untuk optimasi parameter-parameter operasi
dari suatu proses mikrofiltrasi.
157
PrinsipBesarperumpamaan Prinsip dasaranalisis dimensionaldikenalIsaac
Newton (1686) yang disebutsebagai"Prinsip Besarperumpamaan" [1]. James
ClerkMaxwell memainkanperan utamadalam membangunpenggunaan
modernanalisis dimensionaldengan membedakan, panjang massa,dan
waktusebagai unitdasar, sementaramengacu padaunit lainnyayang berasal[2]. Ahli
matematikaPrancis abadke-19Joseph Fourierdibuatkontribusi penting[3] yang
didasarkan pada gagasan bahwahukum-hukum fisikaseperti F=maharus
independen dariunit digunakan untukmengukur variabelfisik.Hal inimembawa kita
pada kesimpulan bahwa hukumharusbermaknapersamaanhomogen dalamberbagai
unitmereka pengukuran,hasilyang akhirnyadiformalkandalam
teoremaBuckinghamπ. Teorema inimenggambarkan bagaimanasetiap
persamaanfisikyang berartimelibatkann variabeldapatditulis
sebagaiekuivalennyapersamaandari n– parameterberdimensim, di mana m
adalahjumlah dimensidasar yang digunakan.Selanjutnya, dan yang palingpenting,
memberikansuatu metode untuk menghitung parameter iniberdimensidari
variableyang diberikan.Sebuah persamaandimensi dapatmemiliki dimensi
yangdikurangi atau ihilangkan melaluinondimensionalization, yang
dimulaidengan analisisdimensi,dan melibatkanjumlahunitscaling
dengankarakteristikdari sistematau unitalami
darialam.Hal inimemberikan wawasanke dalam sifatdasardari sistem,seperti
yangdiilustrasikan padacontoh di bawah ini.
METODE
158
menghitung terlebih dahulu tegangan prinsipal dari sepuluh lokasi tersebut.
Tegangan prinsipal digunakan untuk menentukan tegangan geser maksimum.
Sayap ukuran penuh, atau prototipe, memiliki beberapa panjang chord, cp,
beroperasi pada kecepatan Vp, dan menghasilkan gaya angkat, Lp, yang bervariasi
dengan sudut serangan. Selain itu, sifat fluida yang penting dalam aliran adalah
densitas dan viskositas. Setelah desain awal, biasanya diperlukan melakukan
eksperimen untuk memverifikasi dan menyempurnakan desain. Untuk menghemat
waktu dan uang, tes ini biasanya dilakukan dengan model skala yang lebih kecil
dalam terowongan angin atau terowongan air. Dalam sketsa di atas, model
geometris serupa dibangun. Dalam hal ini, model lebih kecil dari prototipe. Dalam
beberapa kasus yang terjadi adalah sebaliknya, yakni mungkin lebih bijaksana
untuk membangun sebuah model besar dari beberapa prototipe kecil untuk
melakukan analisis eksperimental yang lebih akurat.
159
BAB III
MATERI DAN METODE
A. Materi
Alat
Seperangkat peralatan Dimensional Analisis
Beaker gelas 200 ml stop watch
Corong pemisah
Corong
Timbangan
Bahan
Benzene ( C6H6)
Etyl Asetat ( CH3COOC2H5 )
Aquades
B. Metode
Prosedur Kerja
- Alat dan bahan disiapkan
- Beaker glass 500ml ditimbang menggunakan neraca ohauss dan dicatat
beratnya
- Beaker glass 500ml yang ditimbang tersebut dimasukkan larutan benzene
sebanyak 150 ml.
- Beaker glass yang berisi larutan tersebut di timbang kembali di neraca
ohauss dan dicatat beratnya.
- Beaker glass yang berisi tersebut kemudian kemudian ditetesi sebanyak 25
tetes aguadest dengan diameter nozzle 0,2 cm dan beaker glass ditimbang
kembali dan dicatat beratnya.
160
- Pada diameter nozzle 0,2 cm diulangi sampai sebanyak 3 kali , sebanyak
25 tetes dan setiap 25 tetes beaker glass ditimbang
- Setelah diameter nozzle 0,2 cm selesai selanjutnya menggunakan nozzle
dengan diameter 0,4 cm dengan larutan yang sama. Dan perlakuan yang
sama seperti nozzle diameter 0,2 cm
- Kemudian larutan benzene yang bercampur dengan aquadest dipisahkan di
corong pemisah dengan berdasarkan berat jenis.
- Diulangi percobaan diatas dengan mengganti larutan benzene menjadi
larutan Etyl Asetat.
161
BAB IV
HASIL KERJA PRAKTEK DAN PEMBAHASAN
Dia.
Bahan Drops Weight
Nozzle 𝝆𝑨 𝝆𝑩 𝝈 g
n W
D (g/cm3) (g/cm3) (gr/sec2) (cm/sec2)
(-) (gr)
(cm)
162
B. Pembahasan
1. Menghitung V
a. Benzena
Untuk diameter nozzle 0,2
Berat 0,8333 𝑔
V = =
ρair x jlh drop 0,99533 𝑔/𝑐𝑚3 𝑥 25
= 0,0334 cm3
Untuk diameter nozzle 0,4
Berat 1,2333 𝑔
V = =
ρair x jlh drop 0,99533 𝑔/𝑐𝑚3 𝑥 25
= 0,0495 cm3
c. Etyl asetat
Untuk diameter nozzle 0,2
Berat 1,1666 𝑔
V = =
ρair x jlh drop 0,99533 𝑔/𝑐𝑚3 𝑥 25
= 0,0468 cm3
Untuk diameter nozzle 0,4
Berat 1,4333 𝑔
V = =
ρair x jlh drop 0,99533 𝑔𝑟/𝑐𝑚3 𝑥 25
= 0,0576 cm3
2. Menghitung ∆𝝆
a. Benzena
∆𝝆 = 𝝆𝑩 − 𝝆𝑨
= 0,99533 gr/cm3 – 0,87865gr/cm3
= 0,11668 gr/cm3
163
b. Etyl asetat
∆𝝆 = 𝝆𝑩 − 𝝆𝑨
= 0,99533 gr/cm3 – 0,90050 gr/cm3
= 0,09483 gr/cm3
3. Menghitung ∆𝝆/𝝆𝑩
a. Benzena
0,11668𝑔𝑟/𝑐𝑚3
∆𝜌/𝜌𝐵 =
0,99533 𝑔𝑟/𝑐𝑚3
= 0,1172
b. Etyl asetat
0,09483 𝑔𝑟/𝑐𝑚3
∆𝜌/𝜌𝐵 =
0,99533 𝑔𝑟/𝑐𝑚3
= 0,09527
4. Menghitung D3/V
a. Benzena
Untuk diameter nozzle 0,2
(0,2𝑐𝑚)3
D3/V=
0,0334𝑐𝑚3
= 0,0395 cm
Untuk diameter nozzle 0,4
(0,4𝑐𝑚)3
D3/V=
0,0495𝑐𝑚3
= 1,2929 cm
b. Etyl asetat
Untuk diameter nozzle 0,2
(0,2𝑐𝑚)3
D3/V=
0,0468𝑐𝑚3
= 0,1709 cm
164
Untuk diameter nozzle 0,4
(0,4𝑐𝑚)3
D3/V=
0,0576𝑐𝑚3
= 1,1111 cm
5. Menghitung 𝝈/D2𝝆𝑩 .g
a. Benzena
Untuk diameter nozzle 0,2
34,10
σ/D2ρB .g = 0,22 x 0,99533 x 980
= 0,8739
Untuk diameter nozzle 0,4
34,10
σ/D2ρB .g = 0,42 x 0,99533 x 980
= 0,2184
b. Etyl asetat
Untuk diameter nozzle 0,2
6,27
σ/D2ρB .g = 0,22 x 0,99533 x 980
= 0,1606
Untuk diameter nozzle 0,4
6,27
σ/D2ρB .g = 0,42 x 0,99533 x 980
= 0,0401
165
6. Menghitung Vc
Dik : a = 0,4 C = 0,03
b = 10
c = -11,3
d = 1,3
e = -1,3
a. Benzena
Untuk diameter nozzle 0,2
Vc = C. Da. (∆𝜌)𝑏 . 𝜌𝐵 𝐶 . 𝜎 𝑑 . 𝑔𝑒
= 0,03 x (0,2)0,4cm x (0,1168 gr/cm3) 10 x (0,99533 gr/cm3) -11,3 x (34,10
gr/s 2) 1,3 x (980 cm/s2)-1,3
= (0,03).(0,5253).(4,6769.10-10). (1,0543).(98,3061).(0,000129242)
= 9,8725 x 10 -14cm3
b. Etyl asetat
Untuk diameter nozzle 0,2
vc = C. Da. (∆𝜌)𝑏 . 𝜌𝐵 𝐶 . 𝜎 𝑑 . 𝑔𝑒
= 0,03 x (0,2)0,4cm x (0,09483 gr/cm3) 10 x (0,99533 gr/cm3) -11,3 x (6,27
gr/s 2) 1,3 x (980 cm/s2)-1,3
= 0,03 x 0,5253 x 5,8810.10 -11 x 1,0543 x 10,8754 x 0,000129242
= 1,3734x 10 -15 cm3
166
Untuk diameter nozzle 0,4
vc = C. Da. (∆𝜌)𝑏 . 𝜌𝐵 𝐶 . 𝜎 𝑑 . 𝑔𝑒
= 0,03 x (0,4)0,4cm x (0,09483 gr/cm3) 10 x (0,99533 gr/cm3) -11,3x (6,27
gr/s 2) 1,3x (980 cm/s2)-1,3
= 0,03 x 0,6931 x 5,8810.10-11 x 1,0543 x 10,8754 x 0,000129242
= 1,8120 x 10 -15 cm3
7. Menghitung Vc/V
a. Benzena
𝑉𝑐 9,8725x10−14 cm 3
Diameter 0,20 = = = 2,9558 x 10 -12
𝑐 0,0334 𝑐𝑚3
𝑉𝑐 1,3026x 10−13 cm 3
Diameter 0,40 = = = 2,6315 x 10 -12
𝑐 0,0495𝑐𝑚3
b. Etyl asetat
𝑉𝑐 1,3734 x 10 −15 cm 3
Diameter 0,20 = = = 2,9346 x 10 -14
𝑐 0,0468 𝑐𝑚3
𝑉𝑐 1,8120 x 10 −15 cm 3
Diameter 0,40 = = = 3,1458 x 10 -14
𝑐 0,0576 𝑐𝑚3
167
C. Grafik
168
169
C. Tabulasi Data
170
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
1) Faktor- faktor yang mempengaruhi liquid drop:
Diameter nozzle
Perbedaan density
Tegangan permukaan
Density disfhersion phase
Percepatan gravitasi
B. SARAN
Untuk praktikum selanjutnya,diharapkan digunakan timbangan digital untuk
menimbang berat sampel agar lebih akurat.
171
BAB VI
DAFTAR PUSTAKA
Bhaskar, R.; Nigam, Anil . 2015 . "Qualitative Physics Using Dimensional Analysis".
Artificial Intelligence. Jakarta.
172