Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.

DENGAN GANGGUAN SISTEM HEMATOLOGI : ANEMIA

RS UMUM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH CIREBON

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Keperawatan


Medikal Bedah - 1 Yang Di Ampu Oleh :

Erida Fadila, M.Kep., Ners

Disusun Oleh :

ANDI SITTI ARMIANA

NIM. 160611033

JURUSAN S-1 KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAHCIREBON

2018
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Anemia adalah kumpulan gejala yang ditandai dengan kulit dan membran
mucosa pucat, dan pada test laboratorium didapatkan Hitung Hemoglobin(Hb),
Hematokrit(Hm), dan eritrosit kurang dari normal. Rendahnya kadar hemoglobin
itu mempengaruhi kemampuan darah menghantarkan oksigen yang dibutuhkan
untuk metabolisme tubuh yang optimal.

Anemia adalah penurunan kuantitas atau kualitas sel-sel darah merah dalam
sirkulasi, yang dapat disebabkan oleh gangguan pembentukan sel darah merah,
peningkatan kehilangan sel darah merah melalui perdarahan kronik atau mendadak,
atau lisis (destruksi) sel darah merah yang berlebihan (Elizabeth Corwin,2002).

Dimana insidennya 30 % pada setiap individu di seluruh dunia. Prevalensi terutama


tinggi di negara berkembang karena faktor defisiensi diet dan atau kehilangan darah
akibat infeksi parasit gastrointestinal.

Umumnya anemia asemtomatid pada kadar hemoglobin diatas 10 gr/dl,


tetapi sudah dapat menyebabkan gangguan penampilan fisik dan mental. Bahaya
Anemia yang sangat parah bisa mengakibatkan kerusakan jantung, otak dan organ
tubuh lain, bahkan dapat menyebabkan kematian.

Sel darah merah mengandung hemoglobin yang memungkinkan mereka


mengangkut oksigen dari paru-paru, dan mengantarkannya ke seluruh bagian
tubuh. Anemia menyebabkan berkurangnya jumlah sel darah merah atau jumlah
hemoglobin dalam sel darah merah, sehingga darah tidak dapat mengangkut
oksigen dalam jumlah sesuai yang diperlukan tubuh .

Anemia bukan suatu penyakit tertentu, tetapi cerminan perubahan


patofisiologik yang mendasar yang diuraikan melalui anamnesis yang seksama,
pemeriksaan fisik, dan konfirmasi laboratorium (Baldy, 2006).
Anemia merupakan masalah medik yang paling sering dijumpai di klinik di
seluruh dunia, disamping berbagai masalah kesehatan utama masyarakat, terutama
di negara berkembang, yang mempunyai dampak besar terhadap kesejahteraan
sosial dan ekonomi, serta kesehatan fisik (Bakta, 2006).

Masyarakat Indonesia masih belum sepenuhnya menyadari pentingnya zat gizi,


karena itu prevalensi anemia di Indonesia sekarang ini masih cukup tinggi, terutama
anemia defisiensi nutrisi seperti besi, asam folat, atau vitamin B12. Setelah
menentukan diagnosis terjadinya anemia, maka selanjutnya perlu disimpulkan tipe
anemia itu sendiri. Penatalaksanaan anemia yang tepat sesuai dengan etiologi dan
klasifikasinya dapat mempercepat pemulihan kondisi pasien.

B. Rumusan Masalah

Penulis telah menyusun beberapa masalah yang akan dibahas dalam laporan ini
sebagai batasan dalam pembahasan bab ini. Beberapa masalah tersebut antaralain :

1. Bagaimana dan seperti apa pola asuhan keperawatan pada pasien dengan
gangguan anemia ?
2. Apa saja yang jadi penyebab utama anemia ?

C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan dalam penulisan laporan ini
bertujuan agar kami memahami dan mengaplikasikannya langsung dalam proses
keperawatan tentang gejalanya serta penanganan utamanya.

D. Sistematika Penulisan
Sistematika dalam pembuatan makalah ini adalah :
Bab I : berisi tentang Pendahuluan
Bab II : berisi tentang Tinjauan Teoritis
Bab III : berisi tentang Asuhan Keperawatan
Bab IV : berisi tentang Kesimpulan dan Saran
BAB II
TINJAUAN TEORITIS

A. Definisi
Anemia adalah penurunan kadar hemoglobin (Hb), hematokrit atau hitung
eritrosit (Red Cell Count) berakibat pada penurunan kapasitas pengangkutan
oksigen oleh darah. Tetapi harus diingat pada keadaan tertentu dimana ketiga
parameter tersebut tidak sejalan dengan masa eritrosit, seperti pada dehidrasi,
pendarahan akut, dan kehamilan. Oleh karena itu dalam diagnose anemia cukup
hanya sampai kepada label anemia tetapi harus dapat ditetapkan penyakit dasar
yang menyebabkan anemia tersebut. (Sudoyo Aru).
Kriteria anemia menurut WHO (dikutip dari Hoffbrand AV, et al. 2001)
Kelompok Kriteria Anemia Hb

Laki-laki dewasa < 13 g/dl

Wanita dewasa tidak hamil < 12 g/dl

Wanita hamil < 11 g/dl

B. Etiologi
Anemia bukanlah suatu kesatuan penyakit tersendiri (Disease Entity) tetapi
merupakan gejala berbagai macam penyakit dasar. Pada dasarnya anemia
disebabkan oleh karena:
1. Gangguan pembentukan eritrosit oleh sumsum tulang;
2. Kehilangan darah keluar tubuh (Pendarahan);
3. Proses penghancuran eritrosit oleh tubuh sebelum waktunya
(hemolisis). Gambaran lebih rinci tentang etiologi anemia sebagai
berikut : Klasifikasi anemia menurut Etiopatogenesis
a. Anemia karena gangguan pembentukan eritrosit dalam sumsum tulang
1. Kekurangan bahan esensial pembentukan eritrosit
- Anemia difesiensi besi
Anemia defisiensi besi adalah anemia yang timbul akibat
berkurangnya penyediaan besi untuk eritropoiesis, karena
cadangan besi kosong yang pada akhirnya mengakibatkan
pembentukan hemoglobin berkurang.
- Anemia difesiensi asam folat
Asam folat terutama terdapat dalam daging, susu dan daun yang
hijau umumnya berhubungan dengan mal nutrisi.
- Anemia difesiensi vitamin B12
Kekurangan vitamin B12 bisa disebabkan oleh faktor intrinsik
dan faktor ekstrinsik kekurang B12 akibat faktor instrinsik terjadi
karena gangguan karena gangguan absorbsi vitamin yang
merupakan penyakit herediter autoimun. Kekurangan vitamin
B12 karena faktor instrinsik ini tidak dijumpai diindonesia. Yang
lebih sering dijumpai di Indonesia adalah penyebab instrinsik
karena kekurangan masukan vitamin B12 dengan gejala-gejala
yang tidak berat.
2. Gangguan penggunaan besi
- Anemia akibat penyakit kronik
Penyakit kronis sering menyebabkan anemia, terutama pada
penderita usia lanjut. Keadaan-keadaan seperti infeksi,
peradangan dan kanker, menekan pembentukan sel darah merah
di sumsum tulang. Karena cadangan zat besi di dalam tulang
tidak dapat digunakan oleh sel darah merah yang baru, maka
anemia ini sering disebut anemia penggunaan ulang zat besi.
- Anemia sederoblastik
3. Kerusakan sumsum tulang
- Anemia aplastik
Terjadi karena ketidak sanggupan sumsum tulang untuk
membentuk sel-sel darah.
- Anemia mieloptisik
- Anemia pada keganasan hematologi
- Anemia diseritropoietik
- Anemia pada sindrom mielodisplastik
Anemia akibat kekurangan eritropoietin : anemia pada gagal
ginjal kronik
b. Anemia akibat hemoragi
1. Anemia pasca pendarahan akut
2. Anemia akibat pendarahan kronik
c. Anemia Hemolitik
Pada anemia hemolitik terjadi penurunan usia sel darah merah (normal 120
hari) baik sementara atau terus menerus.
1. Anemia Hemolitik Intrakorpuskular
- Gangguan membrane eritrosit (membranopati)
- Gangguan enzim eritrosit (enzimipati) anemia akibat defisiensi
G6PD
- Gangguan hemoglobin (hemoglobinopati); talasemia dan
hemoglobin structural
2. Anemia hemolitik ekstrakorpuskular
- Anemia hemolitik autoimun
- Anemia hemolitik mikroangiopatik
d. Anemia dengan penyebab tidak diketahui atau dengan pathogenesis yang
komplek. Klasifikasi anemia berdasarkan morfologi dan etiologi
1. Anemia hipokromik mikrositer, bila MCV <80 fl dan MCH <27 pg
- Anemia defisiensi besi
- Anemia akibat penyakit kronik
- Thalassemia major
- Anemia sideroblastik
2. Anemia nomorkromik normositer, bila MCV 80-95 fl dan MCH
27-34 pg
- Anemia paska pendarahan akut
- Anemia aplastik
- Anemia hemolitik
- Anemia akibat penyakit kronik
- Anemia pada gagal ginjal kronik
- Anemia pada keganasan hematologic
3. Anemia makrositer, bila MCV > 95 fl
Bentuk megaloblastik :
- Anemia difesiensi asam folat
- Anemia defisiensi B12 , termasuk anemia pernisiosa
Bentuk non-megaloblastik :
- Anemia pada penyakit hati kronik
- Anemia pada hipotiroidisme
- Anemia pada sindrom mielodisplastik

C. Manifestasi klinis
1. Manifiestasi klinis yang sering muncul
a. Pusing
b. Mudah berkunang-kunang
c. Lesu
d. Aktivitas kurang
e. Rasa mengantuk
f. Susah konsentrasi
g. Cepat lelah
h. Prestasi kerja/pikiran menurun
2. Gelaja khas masing-masing anemia
a. Pendarahan berkurang/kronik pada anemia pasca pendarahan, anemia
difesiensi besi
b. Ikterus, urin berwarna kuning tua/coklat, perut mrongkol/makin buncit
pada anemia hemolitik
c. Mudah infeksi pada anemia aplastik dan anemia karena keganasan
3. Pemeriksaan fisik
a. Tanda-tanda anemia umum : pucat, takikardi, pulsus, celer, suara
pembuluh darah spontan, bising karotis, bising sistolik anorganik,
pembesaran jantung
b. Manifestasi khusus pada anemia :
- Defisiensi besi : spoon nail, glositis
- Defisiensi B12: paresis, ulkus ditungkai
- Hemolitik : ikterus, splenomegali
- Aplastik : anemia biasanya berat, pendarahan, infeksi

D. Pemeriksaan penunjang
1. Pemeriksaan laboratorium
a. Tes penyaring, tes ini dikerjakan pada tahap awal pada setiap kasus
anemia. Dengan pemeriksaan ini, dapat dipastikan adanya anemia dan
bentuk morfologi anemia tersebut. Pemeriksaan ini meliputi pengkajian
pada komponen-komponen berikut ini : kadar hemoglobin, indeks
eritrosit, (MCV dan MCHC) apusan darah tepi
b. Pemeriksaan darah seri anemia : hitung leukosit, trombosit, laju endap
darah (LED), dan hitung retikulosit
c. Pemeriksaan sumsum tulang : pemeriksaan ini memberikan informasi
mengenai keadaan sistem hematopoesis
d. Pemeriksaan atas indikasi khusus : pemeriksaan ini untuk
mengonfirmasi dugaan diagnosis awal yang memiliki komponen berikut
ini :
- Anemia defisiensi besi : serum ion, TIBC, saturasi transferin, dan
feritin serum
- Anemia megaloblastik : asam folat darah/ertrosit, vitamin b12
- Anemia hemolitik : hitung retikulosit, tes coombs, dan elektroforesis
- Anemia pada leukeumia akut biasanya dilakukan pemeriksaan
sitokimia
2. Pemeriksaan laboratorium nonhematologis : faal ginjal, faal endokrin, asam
urat, faal hati, perkembangbiakan kuman
3. Radiologi : torak, bone survey, USG, atau linfangiografi
4. Pemeriksaan sitogenetik
5. Pemeriksaan biologi molekuler (PCR = polymerase chain raction, FISH =
fluorescence in situ hybridization)

E. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan anemia ditunjukan untuk mencari penyebab dan mengganti
darah yang hilang. Penatalaksanaan anemia berdasarkan penyebabnya, yaitu :
1. Anemia aplastik
Dengan transplantasi sumsum tulang dan terapi immunosupresif dengan
antithimocyte globulin (ATG) yang diperlukan melalui jalur sentral selama 7
– 10 hari. Prognosis buruk jika transplantasi sumsum tulang tidak berhasil.
Bila diperlukan dapat diberikan transfuse RBC rendah leukosit dan platelet.
2. Anemia pada penyakit ginjal
Padaa pasien dialysis harus ditangani dengan pemberian besi dan asam folat.
Kalau tersedia dapat diberikan eritropoietin rekombinan.
3. Anemia pada pennyakit kronis
Kebanyakan pasien tidak menunjukan gejala dan tidak memerlukan
penanganan untuk anemianya, dengan menangani kelainan yang
mendasarinya, maka anemia akan terobati dengan sendirinya.
4. Anemia pada defisiensi besi dan asam folat
Dengan pemberian makanan yang adekuat. Pada defisiensi besi diberikan
sulfas ferosus 3x10 mg/hari. Transfuse darah diberikan bila kadar Hb kurang
dari 5 gr%
5. Anemia megaloblastik
a. Devisiensi vitamin B12 ditangani dengan pemberian vitamin B12, bila
difisiensi disebabkan oleh defek absorbs atau tidak tersedianya faktor
intrinsik dapat diberikan vitamin B12 dengan injeksi IM
b. Untuk mencegah kekambuhan anemia, terapi vitamin B12 harus
diteruskan selama hidup pasien yang menderita penyakit anemia
pernisiosa atau malabsorbsi yang tidak dapat dikoreksi
c. Pada anemia defisiensi asam folat diberikan asam folat 3x5 mg/hari
d. Anemia difesiensi asam folat pada pasien dengan gangguan absorbs,
penganganannya dengan diet dan penambahan asam folat 1 mg/hari
secara IM
6. Anemia asca perdarahan
Dengan memberikan transfuse darah dan plasma. Dalam keadaan darurat
diberikan cairan intravena dengan cairan infuse apa saja yang tersedia.
7. Anemia hemolitik
Dengan pemberian transfuse darah menggantikan darah yang hemolisis

F. Discharge Planning
1. Menjalani diet dengan gizi seimbang
2. Asupan zat besi yang terlalu berlebihan bisa membahayakan yang
menyebabkan sirosis, kardiomiopati, diabetes, dan kanker jenis tertentu.
Suplemen zat besi hanya boleh dikonsumsi atas anjuran dokter
3. Makan makanan yang tinggi asam folat dan vitamin B12, seperti ikan,
produk susu, daging, kacang-kacangan, sayuran berwarna hijau tua, jeruk
dan biji-bijian
4. Batasi minum alcohol dan pada ibu hamil dianjurkan untuk mengkonsumsi
suplemen asam folat untuk mencegah terjadinya anemia difesiensi asam
folat
5. Pastikan untuk menggunakan sepatu atau sandal untuk menghindari resiko
kecacingan
6. Hindari pemaparan berlebihan terhadap minyak, insektisida, zat kimia dan
zat toksik lainnya karena juga dapat menyebabkan anemia
7. Konsultasi kembali jika gejala anemia menetap dan untuk mengetahui
faktor penyebab
8. Ajarkan kepada orang tua tentang cara-cara melindungi anak dari infeksi
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN
1. Identitas
a. Identitas pasien
Nama : Tn. H
Umur : 49 thn
Tanggal lahir : 7 Februari 1969
Agama : Islam
Alamat : Jayapura Kidum Manis I, Kec. Astana Japura
Tanggal masuk RS : Senin, 5 Maret 2018
Tanggal pengkajian : Senin, 5 Maret 2018
Diagnose medis : Anemia

b. Identitas penanggung jawab


Nama : Ny. H
Agama : Islam
Pekerjaan : Wiraswasta
Status : Istri
Alamat : Jayapura Kidum Manis I, Kec. Astana Japura

c. Keluhan utama
Kliem mengatakan sesak nafas.
d. Riwayat Kesehatan
1. Riwayat Kesehatan Sekarang
Klien mengatakan sudah 2 hari sesak nafas, lemas, pusing, tidak nafsu
makan, oedema tungkai.
Palliative : Klien merasa sesak nafas saat berbaring,
klien merasa pusing saat melakukan
aktivitas
Quantity & Quality : Pusing akan bertambah saat klien
melakukan aktivitas berat atau terlalu lama
berbaring.
Region & Radiation : Sesak terasa di bagian dada
Skala : Skala nyeri 5
Time : Sesak nafas sudah 2 hari.

2. Riwayat Kesehatan Masa Lalu


Klien memiliki riwayat penyakit Diabetes Mellitus tipe 2 dan transfusi
darah
3. Riwayat Kesehatan Keluarga
Keluarga klien mengatakan bahwa dalam anggota keluarga tidak ada
yang sakit seperti yang dialami oleh klien.
e. Keadaan umum
Tingkat kesadaran : Compos mentis
Eyes : 4 Verbal : 5 Motorik : 6
Tekanan darah : 110/70 mmHg
Nadi : 108 x/menit
Respirasi : 28 x/menit
Suhu : 36,5 c
SPO2 : 95 %
GDS : 146
f. Pemeriksaan fisik
I. Kulit, rambut, kuku
a. Kulit

Warna kulit pucat, oedema tungkai, turgor kulit tidak elastis, tidak
ada lesi.

b. Rambut
Warna rambut hitam sedikit beruban, keadaan rambut kotor dan
tidak ada lesi dan oedema
c. Kuku
Warna kuku putih pucat, bentuk kuku normal. Keadaan kuku kotor
dan panjang
II. Kepala
a. Mata
Bentuk mata simetris, sklera putih, pupil n ormal, konjungtiva
anemis, tidak ada lesi dan oedema
b. Hidung
Bentuk hidung normal, tidak ada sinus, lesi dan oedema
c. Telinga
Bentuk telinga simetris, tidak ada lesi dan oedema
d. Mulut
Bentuk mulut normal, mukosa mulut kering, tidak ada lesi dan
oedema
e. Leher
Tidak ada lesi, refleks menelan normal
III. Dada dan paru
Bentuk dada simetris, tidak ada lesi dan oedema
IV. Abdomen
Tidak ada lesi dan oedema
V. Genetalia
Bentuk normal tidak ada lesi
VI. Ekstermitas
Oedema pada tungkai kaki kanan dan kiri

g. Data Diagnostik dan Laboratorium


1. Pemeriksaan darah rutin
Hematocrit : 25,1 %
Leukosit : 5.100 /mm3
Trombosit : 238.000 /mm3
Hemoglobin : 7,6 gr/dl

2. Electrocardiogram
ANALISA DATA

No Data Fokus Etiologi Masalah Keperawatan


1 DS: Anemia Ketidak efektifan pola
nafas b.d sindrom
- Klien mengatakan sesak ↓
hipoventilasi,
nafas
Defisiensi besi, vit.b12, penurunan transfer
DO: asam folat, depresi ksigen ke paru
- Klien tampak lemas sumsum tulang
eritropoetin
- TTV

produksi SDM menurun
T: 110/70 mmHg
P: 108 x/menit ↓
R: 28 x/menit
Penurunan jumlah
S: 36,5 c
eritrosit
SPO2: 95 %

- Hb : 7,6 %
Penurunan kadar Hb
- Klien menggunakan

oksigen, canul nasal
kompensasi paru

- Tangan Klien terpasang ↓


infus RL peningkatan frekuensi
nafas

Dsypnea

Penurunan transport
oksigen

Hipoksia

Ketidak efektifan pola


napas

2 DS: Anemia Ketidak seimbangan


nutrisi kurang dari
- Klien mengatakan tidak ↓
kebutuhan tubuh b.d
nafsu makan
Defisiensi besi, vit.b12, intake yang kurang
asam folat, depresi
DO: sumsum tulang
eritropoetin
- Klien tampak lemas dan
pucat ↓
produksi SDM menurun
- Terpasdang infus RL

Penurunan jumlah
eritrosit

Penurunan kadar Hb

Efek GI

Gangguan penyerapan
nutrisi & devisiensi folat

Glositis berat, diare,


hilang nafsu makan

Intake nutrisi turun

Ketidak seimbangan
nutrisi kurang dari
Anemia
3 DS: Intoleransi aktivitas b.d
↓ ketidak seimbangan
- Klien mengatakan lemas
antar suplai dan
saat berbaring Defisiensi besi, vit.b12,
kebutuhan oksigen ,
asam folat, depresi
DO: proses metabolisme
sumsum tulang
-Klien tampak pucat yang terganggu
eritropoetin
- Klien tampak lemas

-TTV
produksi SDM menurun

T: 110/70 mmHg ↓
P: 108 x/menit
Penurunan jumlah
R: 28 x/menit
eritrosit
S: 36,5 c
SPO2: 95 % ↓

- Hb : 7,6 %
Penurunan kadar Hb
-Terpasang oksigen canul

nasal
kompensasi paru
-Terpasang infus RL

peningkatan frekuensi
nafas

Dsypnea

Penurunan transport
oksigen

Hipoksia

Lemah, lesu, ataksia,


gangguan koordinasi,
bingung

Intoleransi aktivitas
DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Ketidak efektifan pola nafas b.d sindrom hipoventilasi, penurunan transfer


ksigen ke paru
2. Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d intake yang
kurang, anoreksia
3. Intoleransi aktivitas b.d ketidak seimbangan antar suplai dan kebutuhan
oksigen , proses metabolisme yang terganggu
INTERVENSI KEPERAWATAN

NO DIAGNOSA KRITERIA INTERVENSI RASIONAL


(NIC)
HASIL (NOC)

1 Ketidak efektifan - Respiratory status - Observasi tanda- -Untuk mengetahui


pola nafas b.d ventilation tanda vital klien keadaan umum klien
sindrom - Vital sign status
hipoventilasi, Kriteria hasil: - Auskultasi suara - Untuk mengetahui
penurunan nafas, catat suara nafas klien
- Vital sign dalam
transfer ksigen ke adanya suara
keadaan normal
paru nafas tambahan
- Mampu bernafas
- Berikan terapi - Agar kebutuhan
dengan baik
oksigen nasal oksigen klien
- Frekuensi nafas
canul terpenuhi
dalam rentang
normal
- Bersihkan mulut, - Untuk mencegah
hidung dengan terjadinya iritasi
tisu atau kasa

- Anjurkan teknik - Untuk memberikan


relaksasi kenyamanan pada
klien

- Berikan transfusi -Agar kadar Hb


darah 2 unit klien dalam rentang
normal
.

2 Ketidak - Nutritional status - Kaji adanya alergi - Untuk mengetahui


seimbangan - Nutritional status: makanan alergi klien
nutrisi kurang food and terhadap makana
dari kebutuhan fluidintake
tubuh b.d intake - Nutritional
yang kurang, status:nutrient - Kolaborasi dengan - Untuk menentukan
anoreksia intake ahli gizi untuk intake gizi sesuai
menentukan dengan kebutuhan
Weight control
jumlah kalori yang pasien secara
Kriteria hasil: dibutuhkan pasien optimal

-tidak ada tanda-


tanda malnutrisi - Untuk
- Anjurkan klien
mempercepat
- Tidak terjadi untuk
proses pemulihan
penurunan berat meningkatkan
klien
badan intake fe

- Berikan makanan
- Agar jumlah klaori
yg terpilih ( sudah
dan nutrisi klien
dikonsulkan ke
terpenuhi
ahli gizi )
3 Intoleransi - Energy - Monitor tanda- - Untuk mengetahui
aktivitas b.d conservation tanda vital keadaan umum
ketidak klien
- Activity tolerance
seimbangan antar
suplai dan - Self care ADLs
kebutuhan - Untuk
- Kolaborasikan
oksigen , proses mengindentifikasi
denga tenaga
metabolism yang Kriteria hasil: tingkat
rehabilitasi medik
terganggu perkembangan klien
- Tanda-tanda vital dalam
terhadap simtomatik
normal merencanakan
program terapi
- Mampu melakukan
yang tepat
aktivitas sehari-
hari scara mandiri
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

No Tanggal Diagnosa Tindakan Nama dan


dan Keperawatan
TTD
Waktu
Perawat

1 Senin, 5 Ketidak efektifan - Mengobservasi tanda-tanda vital


maret pola nafas b.d klien
2018 sindrom - Mengauskultasi suara nafas klien
hipoventilasi, - Memberikan terapi oksigen nasal
09.30
penurunan transfer canul
ksigen ke paru - Membersihkan hidung dan mulut
memnggunakan tisu dan kasa
- Menganjurkan teknik relaksasi
- Memberikan transfusi darah 2
unit

2 Senin, 5 Ketidak seimbangan - Mengkaji adanya alergi makanan


maret nutrisi kurang dari - Berkolaborasi dengan ahli gizi
2018 kebutuhan tubuh b.d untuk menentukan jumlah kalori
intake yang kurang yang dibutuhkan pasien
15.00
- Menganjurkan kiln untuk
meningkatkan intake fe
- Memberikan mkana yang terpilih
yang sudah dikonsulkan ke ahli
gizi
Intoleransi aktivitas
3 Senin, 5 - Mengobservasi tandan-tanda vital
b.d ketidak
maret klien
seimbangan antar
2018
suplai dan kebutuhan - berkolaborasi dengan tenaga
16.00 oksigen , proses rehabilitasi medik dalam
metabolism yang merencanakan program terapi
terganggu yang tepat
EVALUASI

No Tangal Diagnosa Evaluasi Nama dan


dan Keperawatan
TTD
Waktu Perawat

1 Senin, 5 Ketidak efektifan pola S: klien mengatakan sesak nafas


maret nafas b.d sindrom
O: Pasien tampak masih sesak,
2018 hipoventilasi,
menggunakan oksigen
penurunan transfer
ksigen ke paru A : Masalah belum teratasi .

P : Lanjutkan intervensi

2 Senin, 5 Ketidak seimbangan S: klien mengatakan tidak nafsu


maret nutrisi kurang dari makan
2018 kebutuhan tubuh b.d
O: Pasien tampak masih lemas dan
intake yang kurang
pucat

A: Masalah belum tertasi

P : Lanjutkan intervensi

3 Senin, 5 Intoleransi aktivitas S: klien mengatakan lemas


maret b.d ketidak
O: klien tampak lemas
2018 seimbangan antar
suplai dan kebutuhan A: Masalah belum teratasi
oksigen ,proses
P : Lanjutkan intervensi
metabolism yang
terganggu
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Anemia adalah istilah yang menunjukan rendahnya hitungan sel darah merah
dan kadar hemoglobin dan hematokrit dibawah normal (Smeltzer, 2002 : 935).
Anemia adalah berkurangnya hingga dibawah nilai normal sel darah merah, kualitas
hemoglobin dan volume packed red bloods cells (hematokrit) per 100 ml darah
(Price, 2006 : 256).

B. Saran
Kesehatan adalah harta yang paling penting dalam kehidupan kita, maka dari itu
selayaknya kita menjaga kesehatan dari kerusakan dan penyakit. Cara mengatasi
anemia yaitu dengan cara pola hidup yang sehat dapat mencegah penyakit anemia,
hidup terasa lebih nyaman dan indah dengan melakukan pencegahan terhadap
penyakit anemia dari pada kita sudah terkena dampaknya.
DAFTAR PUSTAKA

1. Doenges, Marilynn E, dkk.2000.rencana asuhan keperawatan, edisi


3.(EGC. Jakarta).

2. Wikjnjo Sastro Hanifa.2002.Ilmu kebidanan.(yayasan bina pustaka sarwono


prawirohardjo, Jakarta).

3. Mansjoer, dkk.2001.Kapita selekta kedokteran jilid I.(Media aesculapius


fakultas universitas indonesia, Jakarta).

4. Tucker susan martin, dkk.2003.Standar perawatan pasien, proses


keperawatan, diagnosis dan evaluasi,edisi V, Vol IV. (EGC Jakarta).

Anda mungkin juga menyukai