Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kanker payudara adalah keganasan pada sel-sel yang terdapat pada
jaringan pada payudara, berasal dari komponen kelenjarnya (epitel saluran
maupun lobulusnya) maupun komponen selain kelenjar seperti jaringan
lemak, pembuluh darah, dan persyarafan jaringan payudara (Rasjidi, 2010).
Kanker payudara memiliki dampak fisik, psikologis dan sosial. Dampak
fisik berupa penurunan fungsi salah satu organ tubuh yang dioperasi atau di
amputasi, rasa nyeri dan perubahan fisik karena efek samping dari
pengobatan yang dijalani pasien. Dampak psikologis dapat berupa reaksi
psikologis terhadap diagnosa kanker payudara yang harus dihadapi,
rangkaian terapi atau pengobatan yang di jalani pasien dan kondisi fisik
yang baru. Dampak sosial yang dapat terjadi yaitu perubahan status sosial
karena kehilangan pekerjaan dari tempat pasien, perubahan peran dan tugas
karena tidak mampu melakukan tugasnya sebagai salah satu anggota
keluarga (Rachmadahniar,2005).

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan keganasan pada payudara (Ca Mamae) ?
2. Apa etiologi dari keganasan pada payudara (Ca Mamae) ?
3. Bagaimana patofisiologi dari keganasan pada payudara (Ca Mamae) ?
4. Bagaimana tanda dan gejala dari keganasan pada payudara (Ca Mamae)
?
5. Apa saja macam-macam stadium dari keganasan pada payudara (Ca
Mamae) ?
6. Apa saja komplikasi dari keganasan pada payudara (Ca Mamae) ?
7. Bagaimana pmeriksaan diagnostic dari keganasan pada payudara (Ca
Mamae) ?
8. Bagaimana penatalaksanaan dari keganasan pada payudara (Ca Mamae)
?
9. Bagaimana cara pencegahan dari keganasan pada payudara (Ca
Mamae) ?

1
10. Bagaimana asuhan keperawatan dari keganasan pada payudara (Ca
Mamae)?

A. Tujuan
1. Untuk mengetahui maksud dengan keganasan pada payudara (Ca
Mamae)
2. Untuk mengetahui etiologi dari keganasan pada payudara (Ca Mamae)
3. Untuk mengetahui patofisiologi dari keganasan pada payudara (Ca
Mamae)
4. Untuk mengetahui tanda dan gejala dari keganasan pada payudara (Ca
Mamae)
5. Untuk mengetahui macam-macam stadium dari keganasan pada
payudara (Ca Mamae)
6. Untuk mengetahui komplikasi dari keganasan pada payudara (Ca
Mamae)
7. Untuk mengetahui pemeriksaan diagnostic dari keganasan pada
payudara (Ca Mamae)
8. Untuk mengetahui penatalaksanaan dari keganasan pada payudara (Ca
Mamae)
9. Untuk mengetahui pencegahan dari keganasan pada payudara (Ca
Mamae)
10. Untuk mengetahui asuhan keperawatan dari keganasan pada payudara
(Ca Mamae)

BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi keganasan pada payudara (Ca Mamae)


Kanker payudara merupakan penyakit yang disebabkan karena
terjadinya pembelahan sel-sel tubuh secara tidak teratur sehingga
pertumbuhan sel tidak dapat di kendalikan dan akan tumbuh menjadi
benjolan tumor (kanker) sel (Brunner dan Suddarth, 2005).
2
Kanker payudara adalah suatu penyakit seluler yang dapat timbul dari
jaringan payudara dengan manifestasi yang mengakibatkan kegagalan untuk
mengontrol proliferasi dan maturasi sel (Brunner dan Suddarth, 2005).
Kanker payudara adalaah suatu penyakit yang menggambarkan gangguan
pertumbuhan seluler dan merupakan kelompok penyakit,bukan penyakit
tunggal (Tucker dkk,1998).

B. Etiologi dari keganasan pada payudara (Ca Mamae)


Tidak satupun penyebab spesifik dari kanker payudara,sebaliknya
serangkaian faktor genetik, hormonal, dan kemungkinan kejadian
lingkungan dapt menunjang terjadinya kanker ini. Bukti yang terus
bermunculan menunjukan bahwa perubahan genetik belum berkaitan
dengan kanker payudara, namun apa yang menyebabkan perubahan genetik
masih belum diketahui. Perubahan genetik ini termasuk perubahan atau
mutasi dalam gen normal, dan pengaruh protein yang menekan atau
menigkatkan perkembangan kanker payudara. Hormon steroid yang
dihasilkan oleh ovarium mempunyai peran penting dalam kanker
payudara. Dua hormon ovarium utama-estradiol dan progesterone
mengalami perubahan dalam lingkungan seluler, yang dapat mempengaruhi
faktor pertumbuhan bagi kanker payudara (Brunner dan Sudart, 2001).
Faktor resiko timbul kanker payudara terdiri dari faktor resiko yang
tidak dapat di ubah (unchangeable) dan dapat di ubah (changeable) yaitu :
1. Faktor resiko yang tidak dapat di ubah (unchangable) :
a. Umur
b. Menarche Usia Dini
c. Menoupause usia lanjut
d. Riwayat keluarga
e. Riwayat penyakit payudara jinak
1. Faktor resiko yang dapat diubah / dicegah (changeable)
a. Riwayat kehamilan
b. Obesitas dan konsumsi lemak tinngi
c. Penggunaan Hormone dan Kontrasepsi Oral
d. Konsumsi Rokok
e. Riwayat Keterpaparan Radiasi

3
A. Patofisiologi dari keganasan pada payudara (Ca Mamae)
Kanker payudara berasal dari jaringan epitel dan paling sering terjadi
pada sistem duktal, mula-mula terjadi hiperplasia sel-sel dengan
perkembangan sel-sel atipik. Sel-sel ini akan berlanjut menjadi karsinoma
insitu dan menginvasi stroma. Karsinoma membutuhkan waktu 7 tahun
untuk bertumbuh dari sel tunggal sampai menjadi massa yang cukup besar
untuk dapat diraba (kira-kira berdiameter 1 cm). Pada ukuran itu kira-kira
seperempat dari karsinoma mammae telah bermetastasis. Karsinoma
mammae bermetastasis dengan penyebaran langsung ke jaringan sekitarnya
dan juga melalui saluran limfe dan aliran darah (Prince, Sylvia, Wilson
Lorrairee M,1995).
Tumor / neoplasma merupakan kelompok sel yang berubah dengan ciri
: proliferasi yang berlebihan dan tak berguna, yang tak mengikuti pengaruh
jaringan sekitarnya. Proliferasi abnormal sel kanker akan mengganggu
fungsi jaringan normal dengan meninfiltrasi dan memasukinya dengan cara
menyebarkan anak sebar keorgan-organ yang jauh. Didalam sel tersebut
telah terjadi perubahan secara biokimiawi terutama dalam maligna dan
berubah menjadi sekelompok sel ganas diantara sel normal (Prince,A
Sylvia.2006).
Transformasi sel-sel kanker dibentuk dari sel-sel normal dalam suatu
proses rumut yang disebut transformasi, yang terdiri dari tahap
inisiasi, promosi dan progresi. Pada tahap inisiasi terjadi suatu perubahan
dalam genetic sel yang memancing sel menjadi maligna. Perubahan dalam
denetic sel ini disebabakan oleh suatu gen yang disebut dengan karsinogen,
yang bisa berupa bahan kimia, virus, radiasi atau penyinaran dan
sinar matahari. Tetapi, tidak semua sel memiliki kepekaan yang sama
terhadap suatu karsinogen harus merupakan mutagen yang dapat
menimbulkan mutasi pada gen (Sukarja,2000).

B. Tanda dan gejala dari keganasan pada payudara (Ca Mamae)


Gejala- gejala kanker payudara yang tidak di sadari dan tidak di rasakan
pada stadium dini menyebabkan bayak penderita yang berobat dalam
kondisi stadium lanjut (Ramli M, 2013).
Gejala yang timbul data penyakit memasuki stadium lanjut semakin bayak ,
seperti:
4
1. Timbul benjolan pada payudara yang dapat di raba dengan
tangan, makin lama benjolan makin keras dan bentuknya tidak beraturan.
2. Saat benjolan mulai membesar,barulah mulai terasa nyeri saat
ditekan,karena terbentuk penebalan pada kulit payudara.
3. Bentuk, ukuran, berat salah satu payudara berubah bentuk karena
terjadi pembengkakan.
4. Pembesaran kelenjar getah bening di ketiak atau timbul benjolan kecil
di bawah ketiak.
5. Bentuk atau arah puting berubah, misalnya puting susu tertarik ke
dalam yang tadinya berwarna merah muda berubah menjadi kecoklatan.
6. Keluar darah, nanah, atau cairan encer dari puting susu pada
wanita yang tidak sedang hamil.
7. Luka pada payudara tidak sudah lama dan tidak sembuh walau sudah
diobati.
8. Kulit payudara seperti mengerut kulit jeruk (peuau d’orange) akibat
dari neoplasma menyekat drainase limfatik sehingga terjadi edema dan piting
kuli.

A. Macam-macam stadium dari keganasan pada payudara (Ca


Mamae)
1. Stadium I
Tumor teraba dalam payudara, bebas dari stadium jaringan sekitarnya, tidak
ada fixasi/ infiltrasi ke kulit dan jaringan yang di bawahnya (otot). Besar tumor
1-2 cm dan tidak dapat terdeteksi dari luar. Kelenjer getah bening regional
belum teraba. Perawatan yang sangat sistematis diberikan tujuannya agar sel
kanker tidak dapat menyebar dan tidak berlanjut pada stadium selanjutnya.
Pada stadium ini, kemungkinan penyembuhan pada penderita adalah 70%.
2. Stadium II
Tumor terbebas dalam payudara, besar tumor 2,5-5 cm, sudah ada atau
beberapa kelenjer getah bening axila yang masih bebas dengan diameter
kurang dari 2 cm. Untuk mengangkat sel-sel kanker biasanya dilakukan operasi
dan setelah operasi dilakukan penyinaran untuk memastikan tidak ada lagi sel-
sel kanker yang tertinggal. Pada stadium ini, kemungkinan sembuh penderita
adalah 30-40%.
3. Staium III A
5
Tumor sudah meluas pada payudara, besar tumor 5-10 cm, tapi masih bebas di
jaringan sekitarnya, kelenjar getah bening axila masih bebas satu sama lain.
Menurut data Depkes, 87% kanker payudara ditemukan pada stadium ini.
4. Stadium III B
Tumor melekat pada kulit atau dinding dada, kulit merah, ada edema(lebih dari
sepertiga permukaan kulit payudara) ulserasi, kelenjar getah bening axila
melekat satu sama lain atau ke jaringan sekitarnya dengan diameter 2-5
cm. Kanker sudah menyebar pada seluruh bagian payudara,bahkan mencapai
kulit, dinding dada, tulang rusuk dan otot dada.
5. Stadium IV
Tumor seperti pada stadium I,II,III tapi sudah disertai dengan kelenjar getah
bening axila supra-klafikula dan metastasis jauh. Sel-sel kanker sudah
merembet menyerang bagian tubuh lainnya, biasanya tulang, paru-paru, hati,
otak, kulit, kelenjar limfa yang ada di batang leher. Tindakan yang harus
dilakukan adalah mengangkat payudara. Tujuan pengobatan pada palliative
bukan lagi kuratif(menyembuhkan).

A. Komplikasi dari keganasan pada payudara (Ca Mamae)


1. Limpedema
limfedema terjadi jika saluran limfe untuk menjamin aliran balik limfe
bersirkulasi umum tidak berfungsi dengan kuat. Jika nodus axilaris dan
sistem limfe di angkat maka sistem kolater dan axilaris harus mengambil
ahli fungsi mereka. Limfedema dapat dicegah dengan meninggikan
setiap sendi lebih tinggi dari sendi yang prokximal. Jika terjadi
limfedema keluasan biasanya berhubungan dengan jumlah saluran
limfatik kolateral yang diangkat selama pembedahan (Brunner &
Suddharta,2011).
2. Sidroma hiperkalsemik
Sidroma hiperkalsemik terjadi jika kanker menghasilkan hormon yang
meningkatkan kadar kalsium darah/ hormon yang secara langsung
mempengaruhi tulang.

A. Pemeriksaan diagnostic dari keganasan pada payudara (Ca


Mamae)
1. Non Invasive
6
a. Mammografi
Mammografi yaitu pemeriksaan dengan metode radiologis sinar X
yang diradiasikan pada payudara. Kelebihan mammografi adalah
kemampuan mendeteksi tumor yang belum teraba (radius 0,5 cm)
sekalipun masih dalam stadium dini.Waktu yang tepat untuk
melakukan mammografi pada wanita usia produktif adalah hari ke 1-
14 dari siklus haid. Pada perempuan usia nonproduktif dianjurkan
untuk kapan saja. Ketepatan pemeriksaan ini berbeda-beda berkisar
antara 83%-95%.
b. Ultrasound
Ultrasound telah digunakan sejak awal 50-an. Alat tersebut sangat
berguna dan akurat dalam mengevaluasi densitas payudara dan dan
akurat dalam membedakan antara kista dengan massa padat.Namun
untuk masa yang lebih kecil antara 5-10 mm tidak dapat divisualisasi
dan massa pada jaringan lemak payudara sulit dievaluasi.
Keuntungannya adalah tidak ada radiasi dan tidak ada nyeri.
c. Computed Tomografi dan Magnetic Resonance Imaging Scans
Penggunaan CT dan MRI untuk scanning untuk mengevaluasi
kelainan payudara sekarang sudah mulai diselidiki. Teknik ini
mengambil peran dalam mengevaluasi axila, mediastinum dan area
supralivikula untuk adenopati dan membantu dalam melakukan stging
pada proses keganasan.
1. Invasiv
a. Sitologi Aspirasi
Sitologi aspirasi dilakukan menggunakan jarum halus (ukuran 20 atau yang
lebih kecil) dengan spuit untuk mengaspirasi sel pada area yang dicuriga, lalu
dismear di atas slide dan difiksasi segera dan diwarnai untuk evaluasi sitologi.
Jika specimen diambil secara tepat, prosedur ini sangat akurat. Namun
pemeriksaan ini tidak dapat untuk memeriksa gambaran histopatologi jaringan
sebab pemeriksaan ini tidak mampu mengambil struktur jaringan sekitar.
Teknik stereotaktik untuk sampling lesi nonpalble sudah menjadi hal umum
diamerika serikat. Kelemahan teknik ini adalah ketidak mampuan untuk
menentukan secara akurat resptor estrogen dan progesterone pada specimen
yang sangat kecil. Untuk menegtahui resptor menggunakan teknik ini sudah

7
dikembangkan namun masih belum merata keberadaanya dilaboratorium
patologi anatomi.
b. Core Needle Biopsy (CNB)
Biopsi jarum dengan menggunakan jarum bor yang besar sering dilakukan. Hal
tersebut lebih invasive dibandingkan dengan aspires jarum. CNB lebih akurat
dan bisa digunakan untuk menentukan reseptor estrogen dan progesterone serta
bisa dilakukan untuk memeriksa gambaran histopatologi.
c. Biopsy
Ini bisa dilakukan secara stereotaktik atau dengan bantuan ultrasound. Biopsi
TerbukaTerdapat berbagai macam teknik biopsy terbuka yaitu:
1) Biopsy Eksisi
Istilah biopsy Eksisi merujuk pada istilah yang berarti dengan
mengangkat seluruh massa yang terlihat dan biasanya dengan
sedikit batas jaringan yang sehat.
2) Biopsi Insisi
Untuk lesi yang besar dan sulit untuk dilakukan biopsy eksisi
biasanya dilakukan biopsy insisi dengan hanya mengambil sedikit
jaringan.
3) Needle-Guided Biopsy (GNB)
Skrinning mammografi bisa digunakan untuk melihat lesi
mencurigakan sebelum muncul secara klinis. Teknik ini dilakukan
atas dasar prinsip menghilangkan lesi secara presisi tanpa
mengorbankan jaringan sehat sekitar. Jadi bisa disimpulkan NGB
merupakan biopsy dengan bantuan mamograf.
4) Ultrasound-Guided Biopsy (UGB)
Untuk lesi yang tidak teraba anamun terlihat gambarannya melalui
ultrasound. Bisa dilakukan dengan pasien pada posisi supine, dan
payudara discan menggunakan tranducer. Lalu kulitnya ditandai
dengan pensil; lalu dilakukan biopsy secara standard. Aspirasi kista
juga bisa dilakukan dengan bantuan ultrasound.
5) Nipple Discharge Smear (NDS)
Setelah menekan daerah puting maka akan keluar cairan .cairan
yang bisa keluar bisa diusap pada gelas kaca difikasi dan dapat
dilihat untuk dievaluasi secara sitologi. Dilaporkan, sitologi dari
NDS memiliki hasil negative palsu sebesar 18% dan positif sebesar
8
2,5% jadi dibutuhkan ketelitian dan kehatihatian dalam
menginterprestasi hasil tersebut.
6) Nipple Biopsy
Perubahan epithelium dari puting sering terkait dengan gatal atau
nipple discharge biasa diperbolehkan untuk dilakukan biopsy
puting. Sebuah potongan nipple /areola complex bisa dieksisi
dalam lokal anatesi dengan tepi minimal.

A. Penatalaksanaan dari keganasan pada payudara (Ca Mamae)


1. Pembedahan/operasi
Pembedahan dilakukan untuk mengangkat sebagian atau seluruh
payudara yang terserang kanker payudara. Pembedahan paling utama
dilakukan pada kanker payudara stadium I dan II. Pembedahan dapat
bersifat kuratif (menyembuhkan) maupun paliatif (menghilangkan
gejala-gejala penyakit).
Tindakan pembedahan atau operasi kanker payudara dapat dilakukan
dengan 3 cara yaitu:
1) Masektomi radikal (lumpektomi), yaitu operasi pengangkatan
sebagian dari payudara. Operasi ini selalu diikuti dengan pemberian
pemberian terapi. Biasanya lumpektomi direkomendasikan pada
penderita yang besar tumornya kurang dari 2 cm dan letaknya di
pinggir payudara.
2) Masektomi total (masetomi), yaitu operasi pengangkatan
seluruh payudara saja, tetapi bukan kelenjer di ketiak.
3) Modified Mastektomi radikal, yaitu operasi pengangkatan
seluruh payudara, jaringan payudara di tulang dada, tulang selangka
dan tulang iga, serta benjolan disekitar ketiak.
1. Radioterapi
Radiologi yaitu proses penyinaraan pada daerah yang terkena kanker
dengan menggunakan sinar X dan sinar gamma yang bertujuan
membunuh sel kanker yang masih terisisa di payudara setelah
payudara.tindakan ini mempunyai efek kurang baik seperti tubuh
menjadi lemah, nafsu makan berkurang, warna kulit disekitar payudara
menjadi hitam, serta Hb dan leukosit cendrung menurun sebagai akibat

9
dari radiasi. Pengobatan ini biasanya diberikan bersamaan dengan
lumpektomi atau masektomi.
2. Kemoterapi
Kemoterapi merupakan proses pemberian obat-obatan anti kanker dalam
bentuk pil cair atau kapsul atau melalui infuse yang bertujuan
membunuh sel kanker. Sistem ini diharapkan mencapai target pada
pengobatan kanker yang kemungkinan telah menyebar ke bagian tubuh
lainnya. Dampak dari kemoterapi adalah pasien mengalami mual dan
muntah serta rambut rontok karena pengaruh obat-obatan yang diberikan
pada saat kemoterapi.
3. Terapi hormonal
Pertumbuhan kanker payudara bergantung pada suplai hormone
estrogen, oleh karena itu tindakan mengurangi pembentukan hormone
dapat menghambat laju perkembangan sel kanker, terapi hormonal
disebut juga dengan therapi anti estrogen karena system kerjanya
menghambat atau menghentikan kemampuan hormone estrogen yang
ada dalam menstimulus perkembangan kanker pada payudara

A. Pencegahan dari keganasan pada payudara


1. Pencegahan Primodial
Pencegahan primodial yaitu upaya pencegahan yang ditujukan kepada
orang sehat yang memiliki faktor resiko. Upaya yang dimaksudkan
dengan menciptakan kondisi pada masyarakat yang memungkinkan
kanker payudara tidak mendapat dukungan dasar dari kebiasaan, gaya
hidup dan faktor resiko lainnya. Pencegahan primodial dilakukan
melalui promosi kesehatan yang ditunjukan pada orang sehat melalui
upaya pola hidup sehat.
2. Pencegahan Primer
Pencegahan primer pada kanker payudara dilakukan pada orang sehat
yang sudah memiliki faktor resiko untuk terkena kanker payudara.
Pencegahan primer dilakukan melalui upaya menghindari diri dari
keterpaparan berbagai faktor resiko dan melaksanakan pola hidup sehat.
Konsep dasar dari pencegahan primer adalah menurunkan insiden
kanker payudara yang dapat dilakukan dengan:
a) Mengurangi makanan yang mengandung lemak tinggi.
10
b) Memperbanyak aktivitas fisik dengan berolahraga.
c) Menghindari terlalu banyak terkena sinar X atau jenis radiasi
lainnya.
d) Mengkonsumsi makanan yang mengandung banyak
serat.Serat akan menyerap zat-zat yang bersifat karsinigen dan
lemak, yang kemudian membawanya keluar melalui feces.
e) Mengkonsumsi produk kedelai serta produk olahan seperti
tahu atau tempe. Kedelai mengandung flonoid yang berguna untuk
mencegah kanker dan genestein yang berfungsi sebagai ektrogen
nabati (fitoestrogen). Ektrogen nabati ini akan menempel pada
reseptor estrogen sel-sel epitel saluran kelenjer susu, sehingga akan
menghalangi estrogen asli untuk menempel pada saluran susu yang
akan merangsang tumbuhnya sel kanker.
f) Memperbanyak mengkonsumsi buah-buahan dan sayuran,
terutama yang mengandung vitamin C, zat antioksidan dan fitokimia,
seperti jeruk, wortel, tomat, labu, pepaya, mangga, brokoli, lobak,
kangkung, kacang-kacangan dan biji-bijian.
1. Pencegahan Sekunder
Pencegahan sekunder ditujukan untuk mengobati para penderita dan
mengurangi akibat-akibat yang lebih serius dari penyakit kanker
payudara melalui diagnosa dan deteksi dini dan pemberian pengobatan.

A. Asuhan keperawatan dari keganasan pada payudara (Ca


Mamae)
1. Pengkajian
a. Identitas Klien
Terdiri dari nama, umur, jenis kelamin, pekerjaan, suku bangsa,
agama, status perkawinan, alamat, nomor MR, tanggal masuk dan
penanggung jawab.
b. Riwayat Kesehatan
1) Riwayat Kesehatan Dahulu
a) Pasien pernah mengalami penyakit yang sama sebelumnya
seperti penyakit payudara jinak ,hyperplasia tipikal.
b) Wanita yang mempunyai tumor payudara disertai
perubahan epitel proliferative mempunyai resiko dua kali lipat
11
biasanya mengalami kanker payudara, wanita dengan hyperplasia
tipikal mempunyai resiko empat kali lipat untuk mengalami
penyakit ini
c) Biasanya pasien mempunyai riwayat pemakaian terapi
penggantian hormon dalam waktu yang lama (lebih dari 10-15
tahun)seperti estrogen suplemen.
d) Biasanya klien mempunyai riwayat pemakaian kontrasepsi
oral.
1) Riwayat perokok, konsumsi alkohol dan tinggi lemak, dan
makanan yang memakai penyedap dan pengawet.
a) Biasanya klien mempunyai riwayat menarche atau
menstruasi pertama pada usia yang relative mudah dan
menopause pada usia yang relative lebih tua
b) Biasanya klien mempunyai riwayat nulipara (belum
pernah melahirkan), infertilitas, dan melahirkan anak pertama
pada usia yang relative lebih tua(lebih dari 35 tahun), serta tidak
menyusui
1) Riwayat kesehatan sekarang
a) Biasanya klien mengatakan timbul benjolan pada
payudara yang dapat diraba dengan tangan, makin lama benjolan
ini makin mengeras dan bentuknya tidak beraturan.
b) Klien mengatakan terasa nyeri pada payudara saat
benjolan mulai membesar.
c) Klien mengeluh keluar nanah, darah atau cairan encer
dari puting susu pada wanita yang tidak hamil.
d) Kulit payudara mengerut seperti kulit jeruk akibat
neoplasma menyekat drainase limfatik sehingga terjadi edema
dan piting kulit.
e) Biasanya klien mengatakan tubuh terasa lemah, tidak
nafsu makan , mual, muntah, ansietas.
f) Terdapat edema ( bengkak) pada lengan atau kelainan
kulit, ruam kulit, dan ulserasi.
1) Riwayat Kesehatan Keluarga
a) Kemungkinan ada keluarga yang menderita kanker
terutama ibu, anak perempuan serta saudara perempuan.
12
Risikonya meningkat dua kali jika ibunya terkena kanker pada
usia kurang dari 60 tahun. Risiko meningkat 4-6 kali jika terjadi
pada dua orang saudara langsung.
b) Tiga atau lebih keluarga dari sisi keluarga yang sama
terkena kanker payudara atau ovarium.
c) Dua atau lebih keluarga dari sisi yang sama terkena
kanker payudara atau ovarium dibawah 40 tahun.
d) Adanya keluarga dari sisi yang sama yang terkena
kanker payudara atau ovarium.
e) Adanya riwayat kanker payudara bilateral pada keluarga.
1)

Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum klien, biasanya di kaji tingkat kesadaran
klien,BB,Tinggi badan, tekanan darah, suhu, RR, Nadi.
2) Pemerik
saan laboratorium/penunjang
a) Pemerik
saan darah hemoglobin biasanya menurun, leukosit
meningkat,trombosit meningkat.
b) Pemerik
saan urin, diperiksa apakah ureum dan kreatini meningkat
c) Tes
diagnostik yang biasanya di lakukan pada penderita karsinoma
mammae adalah sinar X, sinar X ini di perlukan selain untuk
screening pra-operasi,juga untuk melihat apakah ada penyebaran
kanker ke paru-paru, ultrasonografi : diperlukan bersamaan
dengan mammografi untuk membedakan krista yang berisi
cairan dengan jenis lesi lainnya.
1. Analisa Data
Merupakan proses intelektual yang merupakan kemampuan
pengembangan daya fikir berdasarkan ilmiah,pengetahuan yang
sama dengan masalah yang di dapat pada pasien (Gusneli,2007)
2. Diagnosa Keperawatan
a. Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan penyakit

13
b. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan desakan paru oleh
diafragma
c. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
status hipermetabolik berkenaan dengan kanker, konsekwensi
kemoterapi, radiasi, pembedahan misalnya, anoreksia, iritasi
lambung, penyimpangan, rasa mual, distress emosional, control nyeri batuk
(Marilynn E.doenges, 2000)
d. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan penurunan produksi
energi,peningkatan energi (status hipermetabolik) kebutuhan psikologis atau
emosional berlebihan dan perubahan kimia tubuh: efek samping obat-obatan :
kemoterapi (Marilynn E.Doenges, 2000)
e. Gangguan intergritas kulit / jaringan berhubungan dengan Penurunan
imunologis, Penurunan status nutrisi, anemia (Marilyn E Dongees,2000).
f. Gangguan rasa nyaman
g. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan efek samping kemoterapi
atau radioterapi (Marilynn E.Doenges 2000).
h. Kurangnya pengetahuan tentang kondisi, prognosis dan serta
pengobatan penyakit berhubungan dengan kurang informasi (Marilynn E.
Doenges 2000
1. Implementasi
Merupakan langkah keempat dalam proses keperawatan pada kasus
kanker payudara dengan melaksanakan berbagai strategi keperawatan
(tindakan keperawatan) khususnya pada kanker payudara diman ini telah
direncanakan dalam rencana tindakan keperawatan (Lukman and
Sorensen, 2000).
2. Evaluasi
Evaluasi merupakan proses akhir dari keperawatan khususnya pada
kanker payudara dengan cara identifikasi/ melihat sejauh mana tujuan
dari implementasi kanker payudara tercapai atau tidak (Lukman and
Sorensen, 2000).

14
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kanker payudara merupakan salah satu penyakit degenerative yang endemicpada
wanita hampir diseluruh dunia yang disebabkan oleh berbagai macam
factor,diantaranya faktor lifestyle dan gizi. Setiap orang di dunia ini
memiliki resiko untuk terkena kanker payudara, walaupun wanita lebih
berresiko daripada laki-laki. Olehkarena itu, sangat diperlukan pencegahan
dini dimulai dari diri sendiri denganSADARI, memperbaiki pola makan/gizi
dan gaya hidup/lifestyle. Karena menurutpenelitian World Cancer Research
Fund (WCRF), memperbaiki gizi dan lifestyledapat mencegah kanker payudara
hingga 42%.

B. Saran
Kita harus selau waspada dan secara rutin memeriksa payudara agar
apabila terdapat kelainan, bisa langsung diobati sebelum mengalami tahap
yang paling tinggi dan sebelum kanker payudara itu bermetastasis lebih
jauh.

15

Anda mungkin juga menyukai