Anda di halaman 1dari 12

PERBANDINGAN PAKAN BUATAN DAN ALAMI

PEMELIHARAAN LEBAH MADU

WAHYU PALAGUNA
1307105057

PROGRAM STUDI PETERNAKAN


FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2016
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa, Tuhan Yang
Maha Kuasa karena atas Waranugraha Nya penulis mampu menyelesaikan paper mata kuliah
ilmu nutrisi aneka ternak yang berjudul “Perbandingan Pakan Buatan dan Alami
Pemeliharaan Lebah Madu” dengan baik dan lancar.

Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada orang tua penulis karena telah
memberikan dukungan moral dan doa, dosen pembimbing lapangan yang telah membimbing
dan memberikan ilmunya, rekan-rekan mahasiswa yang telah memberikan saran dan
semangat serta semua pihak yang telah membantu mendoakan dalam penyelesaian paper ini.

Akhirnya penulis berharap semoga paper ini dapat memberikan bahan acuan dan
manfaat pada pembaca sekalian, serta penulis mengucapkan mohon maaf yang apabila ada
kekurang sempurnanya dalam paper ini.

Desember, 24 Desember 2016

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................................... i


KATA PENGANTAR .................................................................................................. ii
DAFTAR ISI................................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................... 1


1.1 Latar Belakang ............................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................... 2
1.3 Tujuan ......................................................................................................... 2
1.4 Manfaat ....................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN .............................................................................................. 3


2.1 Perbandingan Pakan Alami dan Buatan Lebah Madu ................................ 3
2.2 Manfaat Serbuk Sari Bagi Koloni Lebah Madu ......................................... 4
2.3 Pakan Buatan Lebah Madu ........................................................................ 5
2.4 Proses Pembuatan Pakan Buatan ............................................................... 5

BAB III PENUTUP


4.1 Kesimpulan ................................................................................................. 7

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Apis cerana adalah serangga sosial yang mempunyai susunan kasta. Kasta dalam
koloni ini terdiri atas satu ratu sebagai betina, puluhan atau ratusan lebah jantan dan ribuan
lebah pekerja. Pembagian kasta ini menunjukkan pembagian tugas yang jelas dalam koloni
tersebut (Akratanakul, 2000). Apis cerana membutuhkan pakan yang mengandung
karbohidrat, protein, vitamin, mineral dan air untuk kehidupan. Pakan tersebut penting untuk
perkembangan koloni, perawatan ratu, peningkatan produksi telur dan cadangan pakan untuk
musim tidak berbunga. Sumber karbohidrat diperoleh dari nektar, sedangkan protein
diperoleh dari polen (Herbert, 1992). Karbohidrat digunakan untuk tumbuh, berkembang
biak, energi untuk terbang dan memelihara kehangatan suhu tubuh dan koloni (Winston,
1987). Lebah pekerja memperlihatkan suatu pola dalam mencari pakan baik mencari nektar
atau polen. Lebah pekerja diketahui 28% mencari polen dan sisanya mencari nektar dan air
(Kevan, 1995).

Salah satu faktor yang berpengaruh dalam keberhasilan budidaya lebah madu adalah
tersedianya pakan lebah (bee forage). Sumber pakan (bee forage) lebah madu adalah tanaman
yang meliputi tanaman buah, tanaman sayuran, tanaman hias, tanaman pangan, tanaman
hutan dan tanaman perkebunan. Bunga dari tanamantanaman tersebut mengandung nektar,
polen, atau nektar dan polen yang sangat berpengaruh dalam produksi madu yang akan
dihasilkan oleh lebah madu (Howes, 1979).

Perilaku pencarian pakan pada lebah madu dipengaruhi oleh kualitas dan kuantitas
nutrisi, termasuk gula, asam amino dan air (Stone, 1994) dan kondisi iklim mikro (Bosch &
Kemp, 2002). Preferensi lebah madu dalam menentukan kualitas serbuk sari ditentukan oleh
warna dan aromanya. Berdasarkan pembelajaran terhadap warna dan aroma, lebah madu
dapat menentukan kualitas makanannya (Cook et al., 2003).
1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang didapat yaitu :

1. Bagaimana perbandingan nutrisi pakan lebah madu alami dan pakan lebah madu
buatan?

1.3 Tujuan

Tujuan dari penulisan paper ini yaitu untuk mengetahui kandungan nutrisi pakan
lebah madu alami dan pakan buatan lebah madu

1.4 Manfaat

Manfaat yang didapat dari penulisan paper ini yaitu sebagai bahan dan tambahan
informasi mengenai pakan lebah madu alami dan pakan lebah madu buatan.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Perbandingan Pakan Alami dan Pakan Buatan Lebah Madu

Serbuk sari atau pollen merupakan sel gamet jantan pada bunga yang merupakan
sumber protein bagi lebah madu. Serbuk sari diambil oleh lebah madu pekerja pada saat
mengunjungi bunga. Satu koloni lebah madu dalam periode 12 bulan akan mengkonsumsi 20
– 40 kg serbuk sari, tergantung kepada ukuran koloni dan ketersediaan serbuk sari
(Somerville, 2000:6). Serbuk sari akan menempel pada permukaan tubuh lebah madu,
kemudian dengan bantuan sikat pollen pada kaki-kakinya dan air liur dari mulutnya. Lebah
madu akan mengumpulkan butir-butir serbuk sari di dua kaki belakangnya (corbiculata). Pada
corbiculata, terdapat struktur khusus yang membentuk pollen basket untuk untuk
mengumpulkan butir-butir serbuk sari.

Komposisi bee bread berbeda dengan serbuk sari segar. Bee bread memiliki nilai
nutrisi yang lebih tinggi dibandingkan dengan serbuk sari segar. Bee bread memiliki pH yang
rendah dan kandungan tepung rendah (Brodschneider dan Crailsheim, 2010:282). Selain itu
Huang (2011:5) menyatakan bahwa bee bread juga mengalami proses fermentasi dan reaksi
enzimatik dengan adanya bakteri dan khamir.

Kualitas serbuk sari tidak sama pada masing-masing bunga. Kualitas serbuk sari
diukur berdasarkan dua metoda, yaitu kandungan protein kasar atau komposisi asam amino.
Lebah madu selain membutuhkan protein tinggi dari serbuk sari, juga membutuhkan sepuluh
jenis asam amino esensial. Asam amino esensial artinya lebah madu tidak dapat mensistesis
asam amino-asam amino tersebut dan harus diperoleh dari makanannya (Keller dkk., 2005:5;
Huang, 2011:6). DeGroot pada tahun 1953 yang menyatakan bahwa untuk pertumbuhan dan
perkembangan lebah madu dibutuhkan 10 asam amino esensial seperti yang tercantum pada
Tabel 1 (Somerville,2000:2).
Lebah madu membutuhkan minimal 20% protein dalam makanannya untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya (Somerville, 2000:2). Serbuk sari sebagai satu-satunya
sumber protein bagi lebah madu ternyata memiliki kandungan protein serbuk sari setiap
bunga berbeda-beda, bervariasi antara 2,3% pada tanaman Cupressus arizonica dan 61,7%
pada tanaman Dodecatheon clevelandii (Primulaceae) (Keller dkk., 2005:5). Kandungan
protein kasar menandakan jumlah protein yang ada pada serbuk sari. Kandungan protein
serbuk sari yang tinggi lebih baik dibandingkan dengan yang kandungan proteinnya rendah.
Namun demikian, bila ke-sepuluh asam amino esensialnya tidak terpenuhi atau tidak
seimbang, lebah madu tidak dapat memanfaatkan nutrisi serbuk sari secara keseluruhan
(Huang,2011:6). Untuk memenuhi kebutuhan protein dan asam amino esensial, lebah madu
harus mengunjungi banyak bunga (Somerville,2005:4).

2.2 Manfaat Serbuk Sari Bagi Koloni Lebah Madu

Serbuk sari sebagai sumber protein memiliki fungsi sangat penting bagi
perkembangan koloni lebah madu. Serbuk sari yang telah diubah menjadi bee bread
merupakan makanan bagi lebah madu pekerja muda yang merupakan pemelihara dan perawat
bagi anakan. Konsumsi protein yang tinggi dalam bee bread dalam 7–10 hari berturut-turut
akan membuat kelenjar hypopharyngeal dan mandibula berkembang dengan baik. Sekresi
pertama sepasang kelenjar hypopharyngeal yang berada di kepala lebah perawat adalah royal
jelly yang tinggi protein. Royal jelly merupakan makanan larva lebah madu dan makanan ratu
lebah selama hidupnya. Dengan semakin bertambahnya umur lebah pekerja, kelenjar
hypopharyngeal akan mengeluarkan enzim invertase yang mengkonversi sukrosa menjadi
fruktosa dan glukosa.
Kelenjar mandibula pada awalnya akan menghasilkan komponen tinggi lipid dalam
royal jelly, dan akan menghasilkan alarm pheromone(2-heptanone) pada lebah pekerja
pencari makanan (Huang,2011:5). Protein dari serbuk sari dibutuhkan oleh lebah pekerja
muda dalam perubahan fisiologisnya seperti maturasi otot terbang, memaksimalkan massa
toraks, berkembangnya ovarium ratu, serta memperpanjang umur lebah madu (Brodschneider
dan Crailsheim,2010:283). Ketersediaan dan kualitas serbuk sari bunga juga sangat
menentukan perkembangan dan kondisi kesehatan koloni terutama bagi jumlah telur,
perkembangan larva hingga mencapai dewasa, dan produktivitas koloni (DeGrandiHoffman
dkk.2008:231).

2.3 Pakan Buatan Lebah Madu

Pollen substitute adalah pakan pengganti serbuk sari dengan kandungan protein tinggi
untuk lebah madu, tanpa penambahan serbuk sari alami. Pollen substitute dibuat dari satu
atau lebih bahan alami dengan kandungan protein tinggi dan komposisi yang sesuai dengan
kebutuhan lebah madu (Somerville 2000:3). Selain pollen substitute, dikenal pula pollen
supplement yaitu pollen substitute yang ditambah 10-25% serbuk sari (Somerville,2005:33).

2.4 Komposisi dan Pembuatan Pakan Buatan

Sesuai dengan fungsinya, pollen substitute harus dapat menyerupai serbuk sari di
alam yaitu harus memiliki kandungan protein tinggi dan lemak rendah. Somerville (2000:6)
menyatakan beberapa bahan yang dapat digunakan untuk pollen substitute antara lain tepung
kedelai, tepung canola, tepung biji bunga matahari, tepung sorgum, tepung triticale, khamir
Torula, brewer yeast, dan baker yeast. Bahan-bahan tersebut masih harus diproses atau
ditambah dengan bahan-bahan lain untuk dapat menarik perhatian dan disukai lebah madu,
serta memenuhi nilai nutrien. Pollen substitute direkomendasikan memiliki ukuran partikel di
bawah 500 µm agar dapat dimakan oleh lebah.

Tepung kedelai merupakan bahan pollen substitute yang paling banyak digunakan dan
direkomendasikan, karena harganya yang murah dan kandungan proteinnya mencapai 50%.
Tepung kedelai yang seharusnya digunakan adalah tepung kedelai yang telah diturunkan
kadar lipidnya hingga di bawah 7%. Tepung kedelai tidak mengandung asam amino triptofan,
sehingga dalam penggunaannya harus ditambahkan dengan komponen lain untuk melengkapi
triptofan (Somerville, 2000:6). Zat antinutrien pada tepung kedelai antara lain trypsin
inhibitor, lectin, •-amylase inhibiting factor, dan goitrin yang dapat mengganggu proses
metabolisme dan penyerapan nutrisi dihilangkan atau dilemahkan dengan cara pemanasan.
Kedelai harus direbus dalam air mendidih selama satu jam atau difermentasi menjadi tempe
akan menurunkan zat antinutrisi hingga dapat dicerna dengan baik oleh lebah pekerja
(Kuntadi, 2008:368-369).

Brewer yeast dan baker yeast adalah Saccharomyces cerevisiae, khamir yang
digunakan untuk pembuatan bir dan roti. Khamir ini juga mengandung protein hingga 50%,
dengan asam amino yang seimbang. Khamir lebih atraktif dibandingkan tepung kedelai
(Somerville, 2005:30). Pemberian khamir menjadikan pollen substitute lebih atraktif bagi
lebah madu, selain itu pula khamir melengkapi pollen substitute dengan vitamin B kompleks
(Somerville, 2005:32). Khamir juga membantu menyerupai proses perubahan kimiawi dari
serbuk sari menjadi bee bread.

Komposisi pollen substitute yang direkomendasikan Scottish Beekeepers Association


(2007:1) dan Gowda (2011:4) adalah campuran dari tepung kedelai yang dihilangkan
lemaknya (defatted soybean flour), khamir, dan susu skim dengan perbandingan 3:1:1.
Penambahan susu skim (susu rendah lemak) dimaksudkan untuk melengkapi kebutuhan asam
amino dari pollen substitute (Haydak, 1967:3).
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang didapat yaitu :

1) Pakan buatan merupakan serbuk sari buatan yang dapat dibuat oleh peternak lebah
madu.
2) Pakan buatan dapat dibuat dari bahan-bahan lokal yang relatif mudah ditemui dan
murah harganya berupa kedelai rendah lemak, khamir, dan susu skim.
3) Pakan buatan diberikan pada saat tidak musim bunga, serbuk sari yang tersedia di
alam berkualitas rendah, dan keterbatasan lebah pekerja mencari pakan karena faktor
cuaca.
4) Pollen substitute dapat berfungsi sebagai pakan, mencegah kanibalisme lebah pekerja
kepada larva, menambah jumlah lebah pekerja, memelihara dan menyiapkan
kesehatan koloni untuk menghadapi musim bunga selanjutnya
DAFTAR PUSTAKA

Abd El-Wahab, T.E. & A.M. Gomaa. Application of Yeast Culture (Candida tropicalis) as
Pollen Substitute in Feeding Honey Bee Colonies (Apis mellifera L.) In Egypt.
Journal of Applied Sciencse Research. 1 (5). 2005.

Brodschneider, R. & K. Crailsheim. Nutrition and health in honey bees. Apidologie. 41.
2010.

DeGrandi-Hoffman, G., G. Wardell, F. Ahumada-Secura, T.E. Rinderer, R. Danka & J.


Pettis. Comparisons of pollen substitute diets for honeybees: consumption rates by
colonies and effects on brood and adult populations. Journal of Apicultural Research
47. 2008.

Gowda, G. Management of Indian bee colonies. Department of Apiculture. UAS, GKVK,


Bangalore. http://www.culturaapicola.com.ar/apuntes/
libros/21_total_trabajos122.pdf. 10 Juli 2011, pk. 00.22 WIB.

Kuntadi. Perkembangan koloni Apis mellifera yang diberi tiga formula kedelai sebagai
pakan buatan pengganti serbuksari. Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam. V
(4). 2008.

Prakash, S., N.S. Bhat, M.I. Naik & B.C.Hanumanthaswamy. Evaluation of Pollen
Supplement and Substitute on Honey and Pollen Stores of Honeybee, Apis cerana
Fabricius. Karnataka J. Agric. Sci. 20 (1). 2007.

Scottish Beekeepers Association. SBA Technical Data Sheet Number 9. Pollen Substitute.
Issued No 3
Februari.2007.http://www.scottishbeekeepers.org.uk/learning/documents/
number%209%20pollen%20substitute.pdf, 19 Mei 2011, pk. 02.17. 2007.

Sihombing, D.T.H. Ilmu ternak lebah madu. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
xiii + 243 hlm. 2005.

Somerville, D. Honey bee nutrition and supplementary feeding. NSW Agriculture.


DAI/178/July. 2000.
Somerville, D. Fat Bees Skinny Bees – a manual on honey bee nutrition for beekeepers.
Rural Industries Research and Development Corporation. 142 + viii . 2005.

Anda mungkin juga menyukai