SKRIPSI
Oleh :
DEFRIA SUBEKTI
NPM. 14142013079 B-S1
Oleh :
DEFRIA SUBEKTI
NPM. 14142013079 B-S1
Defria Subekti
NPM. 14142013079 B-S1
vi
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
penulis panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada penulis,sehingga penulis
dapat menyelesaikan tugas skripsi ini dengan judul: “Hubungan Antara
Lingkungan Keluarga Dengan Kecenderungan Menggunakan Napza Pada
Remaja Di SMK Negeri 1 Kuala Kapuas”.
Tugas ini untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan studi serta dalam
rangka memperoleh gelar Sarjana Keperawatan Strata Satu pada Program Studi
Keparawatan Ners B Stikes Muhammadiyah Banjarmasin.
vii
6. Ibu Tati S.pd selaku guru (BK) sekolah SMK Negeri 1 Kuala Kapuas,
yang telah banyak membantu memberikan data yang dibutuhkan penulis
dalam menyelesaikan skripsi ini.
7. Kepada seluruh responden yaitu siswa/siswi SMK Negeri 1 Kuala Kapuas
yang telah bersedia menjadi responden dalam penelitian ini.
8. Kedua Orang tua yang serta kedua kakak penulis yang telah mencurahkan
segenap cinta dan kasih sayang serta perhatian moril maupun materil.
Semoga Allah SWT selalu melimpahkan Rahmat, Kesehatan, Karunia dan
keberkahan di dunia dan di akhirat atas budi baik yang telah diberikan
kepada penulis.
Akhir kata penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan. Karena itu, penulis memohon saran dan kritik yang sifatnya
membangun demi kesempurnaan skripsi ini dan semoga bermanfaat bagi kita
semua. Amiin
Penulis
viii
DAFTAR ISI
Hal
HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ...................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ................................................................. iii
PERNYATAAN ORISINALITAS PENELITIAN .............................................. iv
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ................................................ v
ABSTRAK.......................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR ......................................................................................... vii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ ix
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xi
DAFTAR SKEMA ............................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xiii
ix
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................... 49
4.1 Deskriptif Data ............................................................................. 49
4.2 Karakteristik Siswa dan Siswi ....................................................... 50
4.3 Analisa Univariat .......................................................................... 51
4.4 Analisa Bivariat ............................................................................ 52
4.5 Pembahasan .................................................................................. 53
4.6 Keterbatasan Peneliti .................................................................... 57
4.7 Implikasi Hasil Penelitian Dalam Keperawatan ........................... 57
x
DAFTAR TABEL
Hal
Tabel 3.1 Definisi Operasional .................................................................... 35
Tabel 3.2 Rincian Kuesioner Lingkungan Keluarga ................................... 41
Tabel 3.3 Klasifikasi Nilai Lingkungan Keluarga ...................................... 41
Tabel 3.4 Rincian Kuesioner Kecenderungan Menggunakan Napza .......... 42
Tabel 3.5 Klasifikasi Nilai Kecenderungan Menggunakan Napza .............. 42
Tabel 4.1 Distribusi frekuensi berdasarkan umur siswa .............................. 50
Tabel 4.2 Distribusi frekuensi berdasarkan jenis kelamin siswa ................. 51
Tabel 4.3 Distribusi frekuensi Lingkungan Keluarga ................................ 51
Tabel 4.4 Distribusi frekuensi Kecenderungan menggunakan NAPZA ...... 52
Tabel 4.5 Hubungan antara lingkungan keluarga dengan kecenderungan
menggunakan NAPZA................................................................. 52
xi
DAFTAR SKEMA
Hal
Skema 1. Kerangka Konsep .......................................................................... 34
xii
DAFTAR LAMPIRAN
xiii
BAB 1
PENDAHULUAN
1
2
beresiko pada remaja cenderung meningkat pada saat orang tua tidak
mendampingi.
Pada sebuah pertemuan tingkat Asia Tenggara yang diadakan oleh UNODC
(United Nations office on drugs and crime), Februari 2007, Malaysia dan
Thailand mempresentasikan upaya pencegahan di masing-masing negara
yang dititik beratkan pada keluaraga sebagai terget utama sebagai tindak
lanjut penilaian kebutuhan ( need assesment ) yang telah dilakukan dengan
masalah penyalahgunaan narkoba pada remaja.
Laporan tahunan United Nations office on drugs and crime (UNODC) 2013,
menyebutkan bahwa pada tahun 2011, diperkirakan antara 167 sampai
dengan 315 juta orang ( 3,6-6,9 %) dari populai penduduk dunia yang
berumur 15 – 64 tahun menggunakan narkoba minimal sekali dalam setahun.
Dari jenis narkotika secara global, narkoba jenis ganja paling banyak di
temukan. Prevalensi penyalahgunaan ganja berkisar 2,9 – 4,3 % per tahun
dari jumlah penduduk dunia yang berumur 15 – 64 Tahun.
Hasil penelitian UI dengan BNN pusat tahun 2011 Kalteng masuk dalam
kategori berbahaya karena pengguna didaerah ini terus meningkat bahkan
sudah memasuki tempat ke enam dari sembilan provinsi di indonesia. Badan
Nasional Narkotika (BNN) Provinsi Kalimantan Tengah memprediksi angka
pelaku penyalahgunaan narkoba di Kalteng akan mencapai 38.362 jiwa
sampai 2015. Jumlah ini meningkat yaitu sebesar 1,47% bila dibandingkan
data tahun 2011 yang mencapai 34.543 jiwa.
4
Pada penelitian Browning & Loeber, (dalam Brank dkk, 2008) ada dua
kelompok besar faktor yang mempengaruhi kenakalan remaja: perilaku orang
tua dan hubungan orang tua-anak. Salah satu perilaku orangtua, pemantauan
orang tua, telah menjadi fokus dari banyak proyek-proyek penelitian.
Pemantauan orang tua yang lebih besar, ditandai dengan mengetahui
keberadaan anak-anak mereka atau mengawasi mereka, tampaknya berkaitan
dengan perilaku kurang nakal.
tahun 2010 sampai dengan tahun 2013, Namun bentuk kenakalan tersebut
sudah mulai berkurang dari tahun ketahun.
Berdasarkan uraian data diatas tentang lingkungan keluarga serta data tentang
penggunaan Napza didapatkan hasil bahwa peran keluarga sangat
berpengaruh terhadap tumbuh kembang anggota keluarga terutama pada
anggota keluarga yang berusia remaja, terhadap penyalahgunaan Napza
dikalangan remaja yang saat ini terus meningkat dari tahun ke tahun.
Lingkungan keluarga diharapkan dapat menjadi perlindungan awal bagi
remaja agar tidak mudah terpengaruh efek negatif dari lingkungan pergaulan.
1.5.2 Penelitian Nur Aiziyah Komariati Boru Tompul (2014), dengan judul
“ Hubungan Antara Peran Keluarga Denga Resiko Kekambuhan Pada
Pasien Post Rehabilitasi Ketergantungan Napza Di kampus Unitra
RSJD Sabang Lihum Gambut Kabupaten Banjar”. Metode penelitian
yang digunakan adalah analitik dengan rancangan Cross Sectional.
Variabel yang digunakan adalah peran keluarga dan resiko
kekambuhan pada pasien post rehabilitasi ketergantungan Napza.
Besar sampel 30 responden. Hasil dari penelitian ini menunjukkan
adanya hubungan yang signifikan antara peran keluarga dengan resiko
kekambuhan pada pasien post rehabilitasi ketergantungan Napza
dengan nilai signifikasi 0,015 (p<α). Perbedaan penelitian diatas
dengan yang akan dilakukan adalah jumlah populasi sebesar 860 dan
sampel yang digunakan adalah 273, dan variabel bebas yang
digunakan adalah lingkungan keluarga dan variabel terkait adalah
kecenderungan menggunakan Napza. Sedangkan persamaan
penelitian adalah metode penelitian yaitu analitik dengan rancangan
penelitian cross sectional.
8
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala
keluarga dan beberapa orang yang berkumpul serta tinggal di suatu
tempat di bawah satu atap dalam keadaan saling bergantung. Keluarga
9
10
juga dapat diartikan dua atau lebih individu yang bergabung karena
hubungan darah, perkawinan, dan adopsi dalam satu rumah tangga,
yang berinteraksi satu dengan lainnya dalam peran dan menciptakan
serta mempertahankan suatu budaya (Departemen Kesehatan RI, 1988
dalam Ali, 2010).
c. Dyadic Nuclear
Suatu keluarga dimana suami-istri sudah berumur dan
tidak mempunyai anak yang keduanya atau salah satunya
bekerja di luar rumah.
d. Single Parent
Keluarga yang hanya mempunyai satu orang tua ssebagai
akibat perceraian atau kematian pasangannya dan anak-
anaknya dapat tinggal di rumah atau di luar rumah.
e. Dual Carrier
Keluarga dengan suami – istri yang kedua-duanya orang
karier dan tanpa memiliki anak.
f. Three Generation
Keluarga yang terdiri atas tiga generasi atau lebih yang
tinggal dalam satu rumah.
g. Comunal
Keluarga yang dalam satu rumah terdiri dari dua
pasangan suamiistri atau lebih yang monogamy berikut
anak-anaknya dan bersama-sama dalam penyediaan
fasilitas.
12
2.2.2.2 Psikotropika
Psikotropika adalah zat adiktif yang dapat mempengaruhi
psikis melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat
otak menyebabkan perubahan yang khas pada aktifitas mental
dan perilaku, di dalam Undang-Undang No. 5 tahun 1997
diuraikan bahwa psikotropika adalah zat atau obat baik
alamiah maupun sintesis bukan narkoba yang bersifat
psikoaktif memalui pengaruh seleksi pada susunan syaraf
pusat menyebabkan perubahan khas pada perilaku dan
mental. Kedua rumusan psikotropika tersebut menyatakan
bahwa psikotropika adalah jenis-jenis obat yang diproduksi
untuk tujuan penyembuhan maupun pemulihan kesehatan
bagi penderita penyakit tertentu tetapi apabila disalahgunakan
atau tidak mengikuti petunjuk dokter, dapat mengakibatkan
ketergantungan obat yang selanjutnya mengakibatkan
terganggunya mekanisme susuanan syaraf pusat (otak).
2.2.3.2 Psikotropika
a. Golongan I yaitu psikotropika yang hanya dapat
digunakan untuk tujuan ilmu pengetahuan dan tidak
digunakan untuk terapi, tetapi berpotensi tinggi untuk
ketergantungan (MDMA), misalnya ekstesi, amfhetamine,
misalnya sabu-sabu).
2.2.4.1 Opioida
Opioida dihasilkan dari getah opium poppy yang diolah
menjadi morfin, kemudian dengan proses tertentu
mengasilkan putaw, dimana putaw mempunyai kekuatan 10
kali melebihi morfin. Opioid sintetik mempunyai kekuatan
400 kali lebih kuat dari morfin.
2.2.4.2 Kokain
Kokain adalah zat yang adiktif yang sering disalah gunakan
dan merupakan zat yang sangat berbahaya. Kokain
merupakan alkaloid yang didapatkan dari tanaman belukar
erythoxylon coca, yang berasal dari Amerika Selatan, dimana
daun dari tanaman belukar ini biasanya dikunyah-kunyah
oleh penduduk setempat untuk mendapatkan efek stimulant.
2.2.4.3 Kanabis
Kanabis (ganja) mengandung delta-9 tetra-hidrokanabinol
(THC). Ganja yang dibentuk seperti rokok merupakan
tanaman yang sudah dikeringkan dan dirajang, kemudian
dilinting seperti tembakau. Komplikasi yang mungkin terjadi
adalah sindrom amotivasional, yaitu sekumpulan gejala yang
timbul karena penggunaan ganja dalam jangka waktu yang
21
2.2.4.4 Amphetamine
Amphetamine adalah D-pseudo efinefrin, yang digunkaan
sebagai dekongestan. Amphetamine terdiri dari dua jenis
yaitu MDMA (Methilene dioxy methamphetamine) atau
ekstesi dan metamfetamin (sabu-sabu). Penggunaannya
melalui oral dalam bentuk pil, kristal yang dibakar dengan
menggunakan kertas aluminium foil dan asapnya dihisap atau
dibakar dengan menggunakan botol kaca yang dirancang
khusus (bong) atau kristal yang dilarutkan disuntikan melalui
intravena. Komplikasi kesehatan yang dapat ditimbulkan
adalah meningkatkan denyut jantung dan pernapasan.
2.2.4.8 Alkohol
Alkohol diperoleh dari proses fermentasi madu, gula, sari
buah, atau umbi-umbian. Hasil fermentasi dapat diperoleh
23
2.2.5.2 Stimulan
Stimulan adalah zat yang mempunyai khasiat merangsang
kerja otak, sehingga menyebabkan pemakainya menjadi aktif,
segar, dan bersemangat. Yang termasuk golongan ini adalah
kokain, amfetamin (sabu-sabu dan extasi), kafein, dan
nikotin.
2.2.5.3 Halusinogen
Halusinogen adalah zat yang dapat menimbulkan efek
halusinasi yang dapat merubah perasaan dan pikiran dan
seringkali menciptakan daya pandang yang berbeda sehingga
seluruh perasaan dapat terganggu, golongan ini tidak
digunakan dalam terapi medis. Yang termasuk golongan ini
24
itu ada pola asuh Permisif yaitu pola asuh yang terlalu
memanjakan anak, pola asuh ini juga beresiko membuat anak
melakukan kenakalan remaja seperti penyalahgunaan
NAPZA.
2.2.7.2 Preventif
Disebut juga program pencegahan. Program ini ditujukan
kepada remaja sehat yang belum mengenal Narkotika agar
mengetahui seluk beluk Narkotika sehingga tidak tertarik
untuk menyalahgunakannya.
26
2.2.7.3 Kuratif
Disebut juga program pengobatan. Program kuratif ditujukan
kepada pemakai Narkotika. Tujuannya adalah mengobati
ketergantungan dan menyembuhkan penyakit sebagai akibat
dari pemakai Narkotika, Sekaligus menghentikan pemakaian
Narkotika.
2.2.7.4 Rehabilitatif
Rehabilitasi adalah upaya pemulihan kesehatan dan raga yang
ditunjukan kepada pemakai Narkotika yang sudah menjalani
program kuratif. Tujuannya adalah agar remaja tidak memakai
lagi dan bebas dari penyakit ikutan yang disebabkan oleh
bekas pemakaian Narkotika.
2.2.7.5 Refresif
Program refresif adalah program penindakan terhadap
produsen, bandar, pengedar, dan pemakai berdasar hukum
(BNN, 2010 : 33 ).
Pola Asuh
Keluarga
li
Pola Komunikasi
Keluarga li
Lingkungan
li
ke Lingkungan
Lingkungan
ke
ke Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
li
Lingkungan
2.6 Hipotesis
ke
li
Hipotesis dari penelitian ini adalah Terdapat hubungan antara lingkungan
Lingkungan
keluarga dengan kecenderungan menggunakan Napza pada remaja di SMK
ke
Negeri 1 Kuala Kapuas.
BAB 3
METODE PENELITIAN
35
36
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa dan siswi SMK
Negeri 1 Kuala Kapuas yaitu 860 orang. Dengan rincian kelas X
terdapat sebelas kelas dengan total siswa 373, kelas XI terdapat
sepuluh kelas dengan total siswa 252 dan, kelas XII terdapat sembilan
kelas dengan total siswa 235. Jumlah seluruh kelas yang digunakan
adalah 30 kelas.
3.3.2 Sampel
3.3.2.1 Besar sampel
Sampel merupakan dari populasi yang akan diteliti atau
sebagian jumlah dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi
(Hidayat, 2014).
populasi 860 orang siswa dan siswi dan rumus besar sampel
(Hidayat, 2014).
𝑁
n=
1+(𝑁.𝑑2 )
860
n=
1+(860.0.052 )
keterangan:
N: jumlah populasi
n : jumlah sampel
d: tingkat kepercayaan atau ketepatan yang digunakan.
Keterangan:
r : koefisien korelasi product moment
ƩXi : skor tiap pertanyaan/ item
ƩYi : skor total
n : jumlah responden
3.8.1.1 Editing
Setelah semua angket atau kuesioner terkumpul yang harus
dilakukan peneliti adalah penyuntingan (editing) terlebih
dahulu. Editing merupakan kegiatan untuk pengecekan dan
berbentuk kalimat atau huruf menjadi data angka atau
bilangan. Dataperbaikan isian kuesioner. Mengecek
kelengkapan identitas demi keperluan pengolahan data
selanjutnya, melihat kembali apakah semua pernyataan sudah
terisi.
3.8.1.2 Coding
Setelah semua kuesioner diedit atau disunting, selanjutnya
dilakukan peng “kodean” atau “coding”, yakni mengubah
data berbentuk kalimat atau huruf menjadi data angka atau
bilangan. Dalam pengolahan data dengan komputer semua
variabel diberi kode.
a. Lingkungan Keluarga: Positif (diberi kode 1), Negatif
(diberi kode 0)
b. Kecenderungan menggunakan NAPZA: Rendah (diberi
kode 1), Tinggi (diberi kode 0).
3.8.1.3 Entry
Setelah tahap pengkodean, selanjutnya peneliti memasukkan
semua data yakni jawaban-jawaban dari masing-masing
responden yang dalam bentuk kode angka ke dalam program
komputer.
3.8.1.4 Cleaning
Sebelum dilakukan análisis data, semua data dari setiap
responden yang telah dimasukkan sebaiknya dicek kembali,
46
6 ∑ 𝑑2
rs = 1
n ( n2 – 1 )
Keterangan:
Pengambilan keputusan:
Kriteria hubungan variabel ditentukan oleh p value ≤ α (0,05).
Apabila nilai p ≤ 0,05, maka H0 ditolak dan H1 diterima berarti
ada hubungan antara variabel bebas dengan variabel terkait.
Apabila p > 0,05, maka H0 gagal ditolak tidak ada hubungan
antara variabel independen dengan variabel dependen.
49
50
Karakteristik siswa dan siswi yang diteliti meliputi umur, jenis kelamin dan
kelas.
4.2.1 Karakteristik Umur
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Siswa dan Siswi Berdasarkan
Umur Siswa dan Siswi di SMK Negeri 1 Kuala Kapuas
0,000. Jadi hasil nilai P < α = 0,05. Dengan demikian dapat diberikan
kesimpulan Ho ditolak dan Ha diterima yang artinya ada hubungan yang
bermakna antara lingkungan keluarga dengan kecenderungan menggunakan
NAPZA pada remaja di SMK Negeri 1 Kuala Kapuas.
4.5 Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa lingkungan keluarga
berhubungan dengan kecenderungan menggunakan NAPZA pada remaja di
SMK Negeri 1 Kuala Kapuas dapat diberikan pemaparan sebagai berikut:
4.5.1 Lingkungan Keluarga
Berdasarkan hasil penelitian diatas menunjukan bahwa gambaran
lingkungan keluarga di SMK Negeri 1 Kuala Kapuas dengan presentasi
terbanyak adalah kategori positif sebanyak 176 responden (64,5%),
sedangkan dengan persentasi terendah adalah kategori negatif sebanyak
97 responden (35,5%).
Hasil analisa yang didapat bahwa siswa dan siswi SMK Negeri 1 Kuala
Kapuas dengan gambaran lingkungan keluarga kategori positif
sebanyak 179 responden (64,5%), mereka mengganggap bahwa
lingkungan keluarga dapat memberi dampak yang positif, dimana
mereka mendapatkan pembelajaran pertama .
Hal ini didukung oleh teori (Gunarsa), 2009 yang menyatakan bahwa
lingkungan keluarga secara garis besar bisa diartikan sebagai
lingkungan pertama yang mula-mula memberikan pengaruh yang
mendalam bagi seseorang dalam hal ini anak. Dari anggota-anggota
keluarganya (ayah, ibu, dan saudara-saudaranya) anak memperoleh
segala kemampuan dasar, baik intelektual maupun sosial. Setiap sikap,
pandangan, dan pendapat orang tua atau anggota keluarga lainnya akan
dijadikan contoh oleh anak dalam berperilaku. Dalam hal ini berarti
lingkungan keluarga sebagai lingkungan pendidikan yang pertama ini
sangat penting dalam membentuk pola kepribadian anak. Karena di
54
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan
yang berkaitan dengan hubungan lingkungan keluarga dengan kecenderungan
menggunakan NAPZA pada remaja di SMK Negeri 1 Kuala Kapuas sebagai
berikut:
5.1.1 Lingkungan keluarga pada remaja di SMK Negeri 1 Kuala Kapuas
sebagian besar berperan positif yaitu 176 (64,5%).
5.1.2 Kecenderungan menggunakan NAPZA pada remaja di SMK Negeri 1
Kuala Kapuas tergolong rendah 165 (60,4%).
5.1.3 Terdapat hubungan yang bermakna antara lingkungan keluarga dengan
kecenderungan menggunakan NAPZA pada remaja di SMK Negeri 1
Kuala Kapuas.
5.2 Saran
58
59
membuat lingkungan keluarga yang nyaman bagi anak agar anak tidak
mencari kenyamanan diluar lingkungan keluarga.
DAFTAR RUJUKAN
Badan Narkotika Nasional dan Polri. 2014 Data Peringkat Potensi Kerawanan
Peredaran Gelap Narkoba Aspek Supply Reduction Tahun 2013. Jakarta,
Indonesia.
Dharma K Kelana. 2011. Metodologi Penelitian Keperawatan. Jakarta: TIM.
Djamarah, Syaiful Bahri . 2004. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka
Cipta.
Departemen Kesehatan RI. 2007. Komunikasi Efektif Buku Bantu Bidan Siaga.
Jakarta: Depkes RIDan Teknik Analis Data. Jakarta: Salemba Jakarta.
Komariati Boru Tompul, Nur Aiziyah (2014).“ Hubungan Antara Peran Keluarga
Denga Resiko Kekambuhan Pada Pasien Post Rehabilitasi Ketergantungan
Napza Di kampus Unitra RSJD Sabang Lihum Gambut Kabupaten Banjar.
Potter, P & Perry, Anne. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan Edisi 4
Jakarta: EGC.
United Nation On Drug Crime ( UNODC ), 2014. World Drug Report 2013.
Bangkok Thailand
Wong, Donna, L. 2009. Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik. Volume 2.
Jakarta: EGC.
Zainal. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: CV. Yarma Widya.
Jadwal Pelaksanaan Penelitian
Defria Subekti
PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN
Kepada Yth :
Saudara/i (Responden)
di SMK Negeri 1 Kuala Kapuas
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membentuk remaja yang dapat bersikap
dan berprilaku sebaik-baiknya tanpa menggunakan NAPZA. Keuntungan bagi
responden yang bersedia membantu dalam penelitian ini akan memberikan
tambahan pengetahuan dan wawasan kepada responden. Kerugian bagi responden
yang tidak berpartisipasi dalam penelitian ini akan menghambat pengumpulan
data yang berkaitan dengan penelitian.
Defria Subekti
LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN
OLEH :
DEFRIA SUBEKTI
14142013079 B-S1
Setelah membaca maksud dan tujuan dari peneliti ini, maka saya dengan sadar
dan menyatakan bahwa saya bersedia menjadi responden dalam penelitian ini.
Tanda tangan saya di bawah ini sebagai bukti kesediaan saya menjadi responden.
Hari/Tanggal :
Tanda tangan :
LEMBAR KUESIONER
B. Data Responden.
1. Usia :
2. Jenis Kelamin :
SS : Sangat Setuju
S : Setuju
TS : Tidak Setuju
STS : Sangat Tidak Setuju