Anda di halaman 1dari 23

PERTEMUAN 3

TEORI DAN PERKEMBANGAN


ARSITEKTUR 2
(Titiani Widati, ST., MSc.)

27 September 2016
PENDEKATAN DALAM
PERANCANGAN ARSITEKTUR

1. Perancangan dengan Pendekatan Perilaku (Psikologi)


2. Perancangan dengan Pendekatan Budaya
3. Perancangan dengan Pendekatan Teknologi
4. Perancangan dengan Pendekatan Ekologi
PENDEKATAN DALAM
PERANCANGAN ARSITEKTUR

Perancangan dengan Pendekatan


Perilaku/ Psikologi
Ilmu Psikologi Lingkungan : Ilmu Perilaku yang berkaitan dengan
lingkungan fisik.

Teori Besar (Grand Theories) yang sering dipakai dalam Psikologi


Lingkungan yaitu :
1. Teori Kognitif
2. Teori Behavioristik
3. Teori Medan
• Teori Kognitif
Teori yang dipakai adalah Teori Gestalt. Menurut teori ini, proses
persepsi dan kognisi lebih penting daripada mempelajari perilaku
yang tampak-nya. Bagi Gestalt, perilaku manusia lebih disebabkan
oleh proses-proses persepsi.

• Teori Behavioristik
Menurut Teori Behavioristik, perilaku terbentuk karena pengaruh
umpan balik (pengaruh positif atau negatif) dari lingkungan. Salah
satu aplikasinya yaitu geographical determinant, yaitu teori yang
memandang perilaku manusia lebih ditentukan oleh faktor dimana
dia hidup.

• Teori Medan
Teori Medan Kurt dan Lewin, yaitu perilaku merupakan fungsi/
hubungan antara lingkungan dan organisme. B = f (E. O)
Dari tiga Grand Theories di atas, diturunkan beberapa teori kecil,
diantaranya :
1. Teori Beban Lingkungan
2. Teori Hambatan Perilaku
3. Teori Level Adaptasi
1. Teori Beban Lingkungan

Premis dasar teori ini adalah manusia mempunyai kapasitas yang


terbatas pemrosesan informasi.

Ketika stimulus lingkungan melebihi kapasitas pemrosesan informasi,


proses perhatian tidak bisa dilakukan secara optimal.

Ketika stimulus sedang berlangsung, maka dibutuhkan renspon adaptif.


Jika stimulus dapat diprediksi dan dikontrol, maka stimulus akan
mempunyai makna untuk diproses lebih lanjut. Tetapi jika stimulus tidak
dapat diprediksi atau dikontrol maka pemberian perhatian kecil atau
pengabaian akan dilakukan.
2. Teori Hambatan Perilaku

Premis dasar teori ini adalah bahwa stimulasi berlebih atau yang tidak
diinginkan akan mendorong terjadinya hambatan dalam kapasistas
memproses informasi.
Akibatnya, orang akan merasa kehilangan kontrol akan situasi yang
sedang terjadi. Perasaan kehilangan kontrol merupakan langkah awal
dari teori Hambatan perilaku.

Dalam situasi kehilangan kontrol, orang akan berusaha mengambil


kembali kontrol/ kendali. Usaha seseorang untuk mengambil kontrol
merupakan proses sosial antar hal-hal berikut :
1. Ruang Personal
2. Teritorialitas
3. Kesesakan dan Kepadatan
4. Privasi
2. Teori Hambatan Perilaku

• Ruang Personal
Ruang personal itu seolah-olah merupakan tabung atau balon
imajiner yang menyelubungi kita dan membatasi jarak dengan orang
lain. Tabung itu membesar dan mengecil tergantung dengan siapa
kita sedang berhadapan.

• Teritorialitas
Teritorialitas merupakan sesuatu yang berkaita dengan ruang fisik,
tanda, kepemilikan, pertahanan, penggunaan yang eksklusif,
personalisasi dan identitas.
Apabila ruang personal adalah teritori yang bisa berpindah-pindah,
teritolialitas merupakan sebuah tempat yang nyata, relatif tetap,
merupakan wilayah atau daerah yang menjadi hak seseorang.
2. Teori Hambatan Perilaku

• Kesesakan dan Kepadatan


Bentuk lain dari persepsi terhadap lingkungan adalah kesesakan
(crowding) yang juga berhubungan dengan kepadatan (density) yaitu
banyaknya jumlah manusia pada suatu batas ruang tertentu. Makin
banyak manusia berbanding luas ruangannya maka makin padat
keadaannya.
Kepadatan adalah kendala keruangan, sedangkan kesesakan adalah
respon subjektif terhadap ruang yang padat/sesak.

• Privasi
Privasi adalah keinginan seseorang untuk tidak diganggu
kesendiriannya. Privasi adalah kemampuan seseorang atau
sekelompok orang untuk mengendalikan interaksi mereka dengan
orang lain, baik secara visual, audial atau kontak fisik langsung.
3. Teori Level Adaptasi

Menurut teori ini, stimulasi yang levelnya rendah atau tinggi akan
berakibat negatif bagi perilaku.

Yang diiginkan adalah terjadinya adaptasi yang menjadi proses


modifikasi kehadiran stimulus yang berkelanjutan.

Dalam teori adaptasi yang optimal dinyatakan ada 3 dimensi hubungan


perilaku lingkungan, yaitu :
1. Intensitas, terlalu banyak akan menyebabkan rasa kesesakan
sedangkan terlalu sedikit akan menyebabkan rasa keterasingan
2. Keberagaman, terlalu banyak akan berakibat kewalahan (overload)
sedangkan terlalu sedikit akan berakibat kemonotonan atau
kebosanan
3. Keterpolaan, berkaitan dengan kemampuan untuk memprediksi.
Terlalu rumit maka akan sulit diprediksi sedangkan yang jelas akan
mudah untuk diprediksi.
TEORI PSIKOLOGI LINGKUNGAN/ PERILAKU
DALAM ARSITEKTUR

1. Ruang Personal dalam Desain Arsitektur


Meskipun ruang personal bukan penentu desain suatu tatanan ruang
dan jarak, pengetahuan itu akan melengkapi arsitek agar peka
terhadap kebutuhan ruang para pengguna ruang.
a. Ruang Sosiopetal, yaitu tatanan ruang yang memfasilitasi
interaksi sosial
b. Ruang Sosiofugal, yaitu tatanan ruang yang mampu mengurangi
interaksi sosial

2. Teritorialitas dalam Desain Arsitektur


Pertimbangan penerapannya dalam desain ditujukan untuk
mengurangi agresi, meningkatkan kontrol dan membangkikan rasa
tertib dan aman.
a. Publik dan Privat
b. Ruang Peralihan
TEORI PSIKOLOGI LINGKUNGAN/ PERILAKU
DALAM ARSITEKTUR

3. Kesesakan dalam Desain Arsitektur


Untuk masalah kesesakan, solusi desainnya jelas menyediakan
banyak ruang, dengan pertimbangan :
1. Biaya
2. Kesesakan tidak selalu berarti kepadatan tinggi
Contoh aplikasinya diantaranya :
1. Kontrol terhadap ruang
2. Ketersediaan ruang publik/ terbuka

4. Privasi dalam Desain Arsitektur


tujuannya adalah memberikan privasi sebesar mungkin kepada setiap
orang sesuai yang diinginkan atau dibutuhkannya.
• Ruang publik
• Ruang semipublik
• Ruang semiprivat
• Ruang privat
PENDEKATAN DALAM
PERANCANGAN ARSITEKTUR

Perancangan dengan Pendekatan


Budaya
Kebudayaan
1. Keseluruhan gagasan dan karya manusia yang harus dibiasakan,
2. Keseluruhan dari hasil budi dan karyanya tersebut

Unsur-unsur Universal Kebudayaan :


1. Sistem Religi
2. Sistem Organisasi Masyarakat
3. Sistem Pengetahuan
4. Bahasa
5. Kesenian
6. Sistem Mata Pencaharian
7. Sistem Teknologi
Hirarki Budaya Manusia (Maslow)
MODERNISASI, ADAPTASI DAN WESTERNISASI

Modernisasi
• Suatu usaha untuk hidup sesuai jaman dunia sekarang. Untuk orang
Indonesia, itu berarti merubah sifat dan mentalitas yang tidak cocok dengan
kehidupan masa sekarang. Modernisasi tidak berarti merubah kepribadian
bangsa Indonesia. Contoh : Kritis, analitis, teknologi, globalisasi, dll

Adaptasi Budaya Barat


• Penggunaan unsur-unsur kebudayaan Barat tanpa perlu hidup dengan gaya
hidup orang Barat. Contoh : sistem pendidikan, sistem administrasi, dll

Westernisasi
• Usaha meniru gaya hidup orang Barat. Orang Indonesia dengan gaya
westernisasi/ kebarat-baratan belum tentu memiliki mentalitas yang modern.
Contoh : Rumah gaya Spanyol, Mediteranian, dll

MODERNISASI TIDAK MEMERLUKAN WESTERNISASI


JATI DIRI ARSITEKTUR INDONESIA

Tantangan Bagi Arsitek Indonesia


• Arsitektur merupakan suatu bidang yang sangat cocok untuk mempertinggi
rasa bangga dan identitas suatu bangsa
• Sumber-sumber untuk mengembangkan sifat-sifat khas dalam arsitektur
Indonesia dapat dicari dalam seni bangunan suku-suku bangsa di daerah-
daerah atau karakter alam Indonesia
• Banyak gedung baru di berkota Indonesia belum memperlihatkan kepribadian
yang kuat walaupun usaha mengolah unsur-unsur khas seni Indonesia sudah
dicoba
JATI DIRI ARSITEKTUR INDONESIA

Tantangan Bagi Arsitek Indonesia

• Suatu karya arsitektur akan dirasakan dan dilihat sebagai karya yang bercorak
Indonesia bila karya tersebut mampu untuk :
• Membangkitkan perasaaan dan suasana ke-Indonesia-an lewat rasa dan
suasana
• Menampilkan unsur dan komponen arsitektural yang nyata-nyata
menampakkan corak kedaerahannya, tetapi tidak sebagai tempelan saja.

• Gaya/ Aliran Arsitektur yang selaras dengan Pendekatan Budaya dalam


Arsitektur diantaranya :
• Tradisionalisme
• Neo Vernakular
• Kontekstualisme
• Post Modern

Anda mungkin juga menyukai