Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Menurut Undang-Undang No. 13 tahun 1998 tentang Kesejahteraan
Lansia, Lansia adalah orang yang telah berusia 60 tahun ke atas. [1] Sebagai
wujud dari penghargaan terhadap orang lanjut usia, pemerintah membentuk
Komnas Lansia ( Komisi Nasional Perlindungan Penduduk Lanjut Usia), dan
merancang Rencana Aksi Nasional Lanjut Usia di bawah koordinasi kantor
Menko Kesra. Komnas Lansia dibentuk berdasarkan Keppres Nomor 52 tahun
2004 dan bertugas sebagai koordinator usaha peningkatan kesejahteraan sosial
orang lanjut usia di Indonesia.Pemerintah daerah memperingati Hari Lansia
dengan kegiatan yang melibatkan orang lanjut usia, seperti acara senam
bersama, berbagai perlombaan, dan penyerahan paket bantuan bagi orang
lanjut usia. Selain itu, Hari Lansia juga diperingati dengan mengadakan
seminar dan diskusi bertemakan orang lanjut usia.
(https://id.wikipedia.org/wiki/Hari_Lanjut_Usia_(Indonesia)
Sekarang ini, ragam alternatif hunian lansia di Indonesia sudah
tersedia. Di Indonesia cukup lazim bagi warga lansia (senior) di atas 60 tahun
untuk tinggal dengan anaknya. Namun tidak semua orang mempunyai anak,
mungkin anaknya tinggal di kota/negara lain, atau karena satu dan lain hal
seorang warga lansia tidak dapat tinggal bersama dengan anaknya. Dalam
situasi demikian tentunya seorang warga lansia perlu mempunyai solusi
alternatif hunian lansia yang lain.
Panti werdha (kerap disebut panti jompo) adalah sarana hunian
bersama bagi warga senior yang dikelola oleh badan pemerintah atau yayasan
swasta. Pada saat ini, panti werdha adalah alternatif hunian lansia bersama
yang paling lazim di Indonesia. Tergantung fasilitas dan kelas kamar yang
tersedia, seorang warga senior bisa menyewa dari kamar tidur sendiri,
sekamar berdua atau lebih, hingga ruangan bangsal, dan memakai sarana
umum untuk kegiatan sehari-hari lainnya seperti ruang makan, area kegiatan,
dan ruang duduk bersama.
Cukup sering terjadi di Palangka Raya terdengar kabar ada lansia yang
terlantar, dalam kondisi fisik yang diatas umur 60. Bukan berarti sebagian dari
mereka tanpa keluarga tetapi karena masalah perekonomian. (Dinas Sosial. 22
januari 2020 ). Di Palangka Raya terdapat Panti Sosial Tresna Werdha
(PSTW) Sinta Rangkang atau lebih dikenal dengan nama Panti Jompo
Tangkiling merupakan Unit Pelaksana Teknis yang memberikan pelayanan
kepada Lanjut Usia (lansia). Jumlah lansia di PSTW sebanyak 56 orang
dengan pengurus atau pegawai berjumlah 29 orang. Kegiatan yang
dilaksanakan di PSTW Sinta Rangkang meliputi bimbingan sosial, bimbingan
keterampilan, pemeriksaan kesehatan dan pemberian jaminan hidup. (Berita
Dinsos, 03 Agustus 2020)
Oleh karna itu dengan memperhatikan pola aktifitas keseharian lansia
menjadi penghubung untuk melihat keterkaitan kenyamanan aksesibilitas
yang terjadi didalam suatu hunian. Kebutuhan perancangan ditinjau dari
karakteristik, perilaku dan pergerakan lansia terhadap pemakaian didalam
kegiatan keseharian.

1.2 Identifikasi Masalah


Masih banyak detail perancangan kurang diperhatikan dalam memberi
keamanan dan kenyamanan lansia. Sehingga konteks pembangunan
perumahan bagi lansia tergolong rendah didalam mendukung keberhasilan
penyejahteraan.Berdasarkan kebutuhan perancangan ditinjau dari
karakteristik, perilaku dan pergerakan lansia dengan tujuan agar dapat
menjawab harapan masyarakat terhadap hunian lansia aktif produktif.
Terutama didalam mengutamakan kenyamanan aksesibilitas ruang antar ruang
dalam dan luar bangunan hunian didalam perancangan.
1.3 Rumusan Masalah
Bagaimana kriteria desain bangunan hunian lansia di Palangka raya
dengan menerapkan mengutamakan kenyamanan aksesibilitas ruang antar
ruang dalam dan luar bangunan hunian didalam perancangan.

Anda mungkin juga menyukai