LP Demam Dengue
LP Demam Dengue
Oleh:
Amar Husni Yunji
NIM. 170070301111047
Demam Dengue (DD) dan Demam Berdarah Dengue (DBD) disebabkan virus dengue
yang termasuk kelompok B Arthropod Borne Virus (Arboviroses) yang sekarang dikenal
sebagai genus Flavivirus, famili Flaviviridae, dan mempunyai 4 jenis serotipe, yaitu; DEN-
1, DEN2, DEN-3, DEN-4. Infeksi salah satu serotipe akan menimbulkan antibodi terhadap
serotipe yang bersangkutan, sedangkan antibodi yang terbentuk terhadap serotipe lain
sangat kurang, sehingga tidak dapat memberikan perlindungan yangmemadai terhadap
serotipe lain tersebut (Hanim, 2013).
DBD ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti. Virus dengue dipindahkan dari satu
orang ke orang lain bersama liur nyamuk pada waktu nyamuk mengisap darah. Virus itu
akan berada dalam sirkulasi darah (viremia) selama 4 – 7 hari. Akibat infeksi virus
bermacam-macam tergantung imunitas seseorang yaitu asimtomatik, demam ringan,
dengue fever (demam dengue) dan dengue haemorrhagic fever (DHF/DBD). Penderita
yang asimtomatik dan demam ringan merupakan sumber penularan yang efektif, karena
mereka dapat pergi kemanamana dan menyebarkan virus dengue (Niluh, 2009).
B. Etiologi
Host alami Demam Dengue adalah manusia, agentnya adalah virus dengue yang
termasuk ke dalam famili Flaviridae dan genus Flavivirus, terdiri dari 4 serotipe yaitu Den-
1, Den-2, Den3 dan Den-4 ,ditularkan ke manusia melalui gigitan nyamuk yang terinfeksi,
khususnya nyamuk Aedes aegypti dan Ae. Albopictus yang terdapat hampir di seluruh
pelosok Indonesia.
C. Klasifikasi
Klasifikasi menurut WHO 2009
E. Pemeriksaan Penunjang
Langkah penegakkan diagnosis suatu penyakit seperti anamnesis, pemeriksaan fisik,
pemeriksaan penunjang tetap berlaku pada penderita infeksi dengue.
Riwayat penyakit yang harus digali adalah saat mulai demam/sakit, tipe demam,
jumlah asupan per oral, adanya tanda bahaya, diare, kemungkinan adanya
gangguan kesadaran, output urin, juga adanya orang lain di lingkungan kerja,
rumah yang sakit serupa.
Pemeriksaan fisik selain tanda vital, juga pastikan kesadaran penderita, status
hidrasi, status hemodinamik sehingga tanda-tanda syok dapat dikenal lebih dini,
adalah takipnea/pernafasan Kusmaul/efusi pleura, apakah ada
hepatomegali/asites/kelainan abdomen lainnya, cari adanya ruam atau ptekie atau
tanda perdarahan lainnya, bila tanda perdarahan spontan tidak ditemukan maka
lakukan uji torniket. Sensitivitas uji torniket ini sebesar 30 % sedangkan
spesifisitasnya mencapai 82 %9.
Pemeriksaan laboratorium yang perlu dilakukan adalah pemeriksaan hematokrit
dan nilai hematokrit yang tinggi (sekitar 50 % atau lebih) menunjukkan adanya
kebocoran plasma, selain itu hitung trombosit cenderung memberikan hasil yang
rendah
Uji torniket yaitu :
1. Periksa tekanan darah
2. Berikan tekanan di antara sistolik dan diastolik pada alat pengukur yang
dipasang pada lengan di atas siku; tekanan ini diusahakan menetap
selama percobaan.
3. Setelah dilakukan tekanan selama 5 menit perhatikan timbulnya
petekiae di kulit lengan bawah bagian medial pada sepertiga bagian
proksimal.
4. Uji dinyatakan positif bila pada satu inci persegi (2,8 x 2,8 cm) didapat
lebih dari 20 petekiae.
F. Komplikasi
Komplikasi demam dengue adalah orkhitis atau ovaritis, keratitis, dan retinitis.
Berbagai kelainan neurologis dilaporkan diantaranya penurunan kesadaran,
paralisis sensorium yang bersifat sementara, meningismus, dan ensefalopati
G. Penatalaksanaan
Menurut Niluh, 2009 yaitu:
a. Penatalaksanaan demam dengue
Dasar penatalaksanaan demam dengue ialah simtomatik dan suportif. Selama
demam dianjurkan untuk istirahat baring. Antipiretik diberikan bila diperlukan.
Analgesik atau sedatif ringan diberikan untuk penderita dengan keluhan nyeri
hebat. Cairan dan elektrolit peroral dianjurkan diberikan pada penderita dengan
demam tinggi yang disertai muntah, diare atau pengeluran keringat berlebihan
DAFTAR PUSTAKA
Sudjana, P. (2010). Diagnosis Dini Penderita DBD Dewasa. Pusat Data
dan Surveilans Epidemiologi Kementerian Kesehatan RI
Hanim, D. (2013). Program Pengendalian Penyakit Menular: Demam
Berdarah Dengue. Field LAB Fakultas Kedokteran Universitas Negeri Surakarta