Disusun Oleh:
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini. Adapun
penyusunan makalah ini dimaksudkan guna menambah khazanah wawasan dan
memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Pediatrik II Jurusan Progam Studi ilmu
keperawatan (PSIK) Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal.
Pembuatan tugas ini pun tak lepas dari bantuan dan arahan dari berbagai
pihak sehingga dapat selesai tepat pada waktunya. Oleh karena itu, pada
kesempatan ini kami menguncapkan terima kasih kepada:
Akhirnya, semoga rangkuman yang kami buat ini menjadikan manfaat lebih
bagi kita semua.AMIEN.
Penyusun,
Kasus 1
Seorang bayi perempuan lahir 10 menit yang lalu. Berdasakan pemeriksaan fisik
didapatkan APGAR 12, terdapat banyak lanugo, bayi bernapas spontan, tubuh penuh
darah, rambut terdapat lendir darah, status kehamilan G3P2A0.
1. Klasifikasi kata
A. APGAR
B. Lanugo
C. Napas spontan
2. Pengertian
A. APGAR
a. Pengertian
b. Nilai normal
c. Karakteristik
B. Lanugo
a. Pengertian
b. Penyebab
c. Akibat
C. Napas spontan
a. Pengertian
b. Ciri-ciri
3. Menjawab pertanyaan
A. APGAR
a. APGAR adalah nilai ekstermitas kulit pada bayi saat bayi baru lahir.
b. Penilaian APGAR?
c. Karakteristik APGAR?
B. Lanugo
C. Napas spontan
a. Napas spontan adalah suatu kondisi dimana bayi dapat bernapas langsung
setelah lahir biasanya disertai dengan tangisan.
b. Ciri-ciri?
4. Pathway
Pemeriksaan fisik
APGAR 12
5. Sasaran belajar
a. Mahasiswa dapat mengetahui tentang anatomi fisiologi sistem integumen
b. Mahasiswa dapat mengetahui masalah-masalah pada sistem integumen usia
infant
c. Mahasiswa dapat mengetahui pemeriksaan fisik pada bayi baru lahir.
d. Mahasiswa dapat mengetahui tentang APGAR (karakteristik, rentang skala)
e. Mahasiswa dapat mengetahui tentang pewawatan Personal hygiene pada
bayi.
BAB 1
A. PENGERTIAN
Kulit adalah suatu organ pembungkus seluruh permukaan luar tubuh, merupakan
organ terberat dan terbesar dari tubuh. Seluruh kulit beratnya sekitar 16 % berat tubuh,
pada orang dewasa sekitar 2,7 – 3,6 kg dan luasnya sekitar 1,5 – 1,9 meter persegi.
Tebalnya kulit bervariasi mulai 0,5 mm sampai 6 mm tergantung dari letak, umur dan
jenis kelamin. Kulit tipis terletak pada kelopak mata, penis, labium minus dan kulit
bagian medial lengan atas. Sedangkan kulit tebal terdapat pada telapak tangan, telapak
kaki, punggung, bahu .
Secara embriologis kulit berasal dari dua lapis yang berbeda, lapisan luar adalah
epidermis yang merupakan lapisan epitel berasal dari ectoderm sedangkan lapisan dalam
yang berasal dari mesoderm adalah dermis atau korium yang merupakan suatu lapisan
jaringan ikat.
B. CIRI-CIRI KULIT
Setiap kulit yang mati akan terganti tiap 3- 4 minggu. Dalam epidermis terdapat 2 sel yaitu :
1. Sel merkel.
Fungsinya belum dipahami dengan jelastapi diyakini berperan dalam pembentukan
kalus dan klavus pada tangan dan kaki.
2. Sel langerhans.
Berperan dalam respon – respon antigen kutaneus. Epidermis akan bertambah tebal
jika bagian tersebut sering digunakan.
Persambungan antara epidermis dan dermis di sebut rete ridge yang berfunfgsi sebagai
tempat pertukaran nutrisi yang essensial. Dan terdapat kerutan yang disebut fingers prints.
2. DERMIS.( korium)
Lapisan terdalam yang banyak mengandung sel liposit yang menghasilkan banyak
lemak.
Merupakn jaringan adipose sebagai bantalan antara kulit dan setruktur internal
seperti otot dan tulang.
Sebagai mobilitas kulit, perubahan kontur tubuh dan penyekatan panas.
Sebagai bantalan terhadap trauma.
Tempat penumpukan energi.
D. RAMBUT.
Terdapat di seluruh kulit kecuali telapak tangan kaki dan bagian dorsal dari falang
distal jari tangan, kaki, penis, labia minora dan bibir.
Terdapat 2 jenis rambut :
a. rambut terminal ( dapat panjang dan pendek.)
b. Rambut velus( pendek, halus dan lembut).
Fungsi rambut
1. melindungi kulit dari pengaruh buruk:Alis mata melindungi mata dari keringat
agar tidak mengalir ke mata, bulu hidung (vibrissae)
2. menyarig udara.
3. serta berfungsi sebagai pengatur suhu,
4. pendorong penguapan kerngat dan
5. indera peraba yang sensitive.
RaMbut terdiri dari akar ( sel tanpa keratin) dan batang ( terdiri sel keratin ).Bagian
dermis yang masuk dalam kandung rambut disebut papil.
Terdapat 2 fase :
1. SEBAGAI PROTEKSI.
Vasokonstriksi pada suhu dingn dan dilatasi pada kondisi panas peredaran darah
meningkat terjadi penguapan keringat.
3. SENSIBILITAS
4. KESEIMBANGAN AIR
Sratum korneum dapat menyerap air sehingga mencegah kehilangan air serta
elektrolit yang berlebihan dari bagian internal tubuh dan mempertahankan
kelembaban dalam jaringan subcutan.
Air mengalami evaporasi (respirasi tidak kasat mata)+ 600 ml / hari untuk dewasa.
5. PRODUKSI VITAMIN.
Kulit yang terpejan sinar Uvakan mengubah substansi untuk mensintesis vitamin
D.
BAB II
Gangguan sistem integumen ini sering dialami oleh bayi dan anak. Meskipun sifatnya
relatif ringan, apabila tidak ditangani secara serius, maka hal tersebut dapat memperburuk
kondisi kesehatan bayi dan anak.
Bayi sering mengalami masalah kulit karena kelenjar minyaknya masih belum
berkembang sempurna. Ini biasanya akan membaik di usia sekitar 3-4 bulanan, dan bisa
sampai 6 bulan. Gangguan kulit pada bayi di Indonesia yang paling umum diantaranya ruam
popok dan biang keringat. Mungkin karena faktor cuaca juga. Tapi selain dua ini masih ada
lagi beberapa gangguan lain, seperti kerak kepala dan ruam susu.
Ruam popok umumnya terjadi karena terlambat mengganti popok ketika bayi pup.
Pup bayi bersifat lebih asam ketimbang pipisnya. Itu sebabnya ruam popok lebih sering
terjadi pada bayi ketika frekuensi pup lebih sering ketimbang biasanya. Alergi terhadap satu
merk diaper juga bisa jadi sebab. Ini juga dialami anak saya. Maksud hati ganti diaper yang
kabarnya daya tampungnya paling kuat, eh ternyata malah jadinya ruam-ruam parah. Saya
perhatikan diaper yang ada warna biru di pad-nya juga lebih gampang bikin ruam
ketimbang yang putih. Ruam popok pada kondisi yang parah bisa menimbulkan semacam
bintil kecil-kecil, melepuh dan pecah. Kalau sudah pecah, maka akan rentan infeksi.
Biang keringat atau keringet buntet kalo orang Jawa bilang terjadi karena proses
pengeluaran minyak/keringat pada bayi belum lancar. Jadi kalau kepanasan karena baju atau
selimut yang terlalu tebal atau berlapis-lapis, beda dengan orang dewasa yang bisa
berkeringat, bayi belum memiliki sistem untuk mengatur suhu tubuhnya. Akhirnya timbul
bintik-bintik kecil kemerahan.
Bintik-bintik ini akan berangsur hilang saat tubuh mulai mendingin. Mandi dengan
air suam-suam kuku juga bisa membantu.
Perlu diwaspadai, ketika bayi kepanasan resiko SIDS (sudden infant death
syndrome) jadi meningkat.
Penyebab kerak kepala belum bisa dipastikan. Tapi ada beberapa yang berpendapat
kalo salah satu sebabnya adalah sisa lemak bayi yang masi terbawa setelah lahir. Kerak
kepala mirip dengan ketombe pada orang dewasa. Gangguan ini tidak berbahaya dan akan
hilang dengan sendirinya saat bayi berusia sekitar 6 bulan.
D. Jerawat Bayi
Jerawat bayi umumnya timbul saat bayi berusia 3 atau 4 minggu. Biasanya timbul di
pipi, dagu, atau dahi bayi berupa bintik-bintik merah. Penyebabnya adalah sisa hormon yang
masi terbawa bayi dari rahim. Gangguan ini biasanya menghilang sendiri setelah bayi
berusia lebih dari 3 bulan.
E. Kulit Kering
Kadang bayi mengalami kulit kering atau bersisik. Ini biasanya terjadi di daerah
punggung atau lengan, daerah yang biasa berkeringat. Gangguan ini juga tidak berbahaya
dan nantinya menghilang dengan sendirinya saat bayi berusia 4-6 bulan.
Dermatitis atopik (DA) cirinya berwarna merah, bersisik, kering, dan gatal.
Umumnya yang terkena adalah bagian-bagian lipatan kulit seperti lekukan lengan ato
belakang lutut. Namun bisa juga timbul di muka sekitar mulut dan pipi. Gangguan ini hilang
timbul, dan bisa diperparah cuaca dingin atau kering.
Banyak anggapan bahwa kondisi ini disebabkan oleh air susu ibu yang terkena kulit
sensitif bayi sehingga menimbulkan iritasi, namun anggapan ini tidak benar. Pada bayi ASI,
iritasi tersebut bisa timbul karena bayi alergi terhadap makanan yang dikonsumsi ibunya
Penyebab dermatitis atopik belum diketahui secara jelas. Namun gangguan ini
cenderung menurun, sehingga diperkirakan berkaitan dengan alergi. Pada kebanyakan anak,
makin besar makin berkurang/jarang keluhan ini. Tapi bagi sebagian orang akan tetap
terbawa sampai dewasa.
G. ORAL TRUSH
Yaitu adanya bercak putih pada lidah, langit-langit dan pipi bagian dalam (Wong,
1995). Bercak tersebut sulit untuk dihilangkan dan jika dipaksa untuk diambil, maka akan
menyebabkan perdarahan. Oral trush ini sering juga disebut dengan oral candidiasis atau
moniliasis. Oral trush sering terjadi pada masa bayi. Seiring dengan bertambahnya usia,
maka angka kejadian makin jarang.
H. IMPETIGO
Impetigo adalah infeksi kulit yang disebabkan oleh bakteri, yang menyebabkan
terbentuknya lepuhan-lepuhan kecil yang berisi nanah (pustula). Impetigo biasanya
ditemukan di wajah, lengan dan tungkai, namun bisa juga di daerah mana saja pada kulit.
Impetigo paling sering menyerang anak-anak sekolah, sehingga sering disebut juga “ school
sores”.
I. IKTERUS FISIOLOGIS
Ikterus fisiologis adalah warna kekuningan pada kulit, yang timbul pada hari ke 2-3
setelah lahir dan tidak mempunyai dasar patologis dan akan menghilang dengan sendirinya
pada hari ke10.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
GANGGUAN INTEGRITAS KULIT MASA INFANT
Bayi :
Jaga kebersihan bayi
Untuk perawatan mulut bayi, bersihkan terlebih dahulu dengan jari
yang dibungkus dengan kain bersih/kassa yang telah dibasahi dengan
larutan garam. Kemudian oleskan gentian violet 0,25% pada mulut
dengan kapas lidi.
Atau bisa juga diberikan oral mycostatin 4xsehari sebanyak 1cc selama
1 minggu atau sampai gejal hilang.
Ibu :
Cuci tangan sebelum dan sesudah merawat bayi.
Ibu yang terinfeksi candida harus diobati untuk mencegah infeksi
berulang.
Jaga kebersihan putting susu.
Gunakan krem anti fungal pada putting untuk mencegah penyebaran
infeksi antara ibu dengan anak.
Bersihkan putting susu dengan air hangat setelah menetekkan bayi
Botol : jaga kebersihan botol.
1. Pengkajian
Umur, Ruam popok umumnya terjadi pada anak yang berusia kurang dari 2
tahun. Setelah umur lebih dari 2 tahun, anak jarang mengalami hal ini.insiden
terbanyak pada anak dengan usia 9-12 bulan.
Pola kebersihan cenderung kurang terutam pada daerah perianal, bokong dan
perut bagian bawah. Apabila selesai BAB/BAK, daerah pantat tidah
dibersihakan dengan air sebelum diganti dengan popok yang bersih. Selain itu,
popok basah terkena urin/feses yang tidak segera diganti, bahkan sampai kering
kembali akan mempermudah terjadinya ruam popok.Bayi sering menggunakan
popok plastik yang kedap air dan diposible, yang terbuat dari bahan sistesis,
dalam waktu lama.
Perlu dikaji bagaimana cara ibu mencuci pakaian dan popok. Apabila
menggunakan popok disposible, harus diganti setiap beberapa jam. Pencucian
yang tidak bersih dapat menyebabkan terjadinya ruam popok, akibat detergen
yang tertinggal pada pakaian.
Pada pemeriksaan daerah bokong, terjadi bintik-bintik kemerahan yang kadang
berisi nanah.demikian juga pada daerah perut.
Anamnesa faktor alergi.
2. Masalah Keperawatan
3. Diagnosa Keperawatan
4. Perencanaan
Dx : gangguan integritas kulit b. d infeksi pada daerah bokong
Kriteria hasil :
5. Intervensi
A. Pengkajian
C. Diagnosa Keperawatan
D. Rencana
Dx : gangguan integritas kulit b.d infeksi
Kriteria hasil :
E. Intervensi
Kriteria hasil:
Intervensi
1. Pengkajian
Usia anak 2-3 hari. Kadang-kadang timbul pada hari ke 4-5. apabila
kekuningan timbul pada usia sebelum 2 hari, maka dicurigai adanya ikterus
patologis.
Tampak warna kekuningan pada tubuh bayi.
Minum belum mencukupi, terutama pada bayi prematur yang refleks
hisapnya masih lemah. ASI juga belum keluar terutama pada hari-hari
pertama.
Riwayat kesehatan. Anak tampak sehat dan tidak terlihat adanya tanda-tanda
ikterus patologik dan kelainan lainnya.
Pemeriksaan kadar bilirubin. Kadar bilirubin indirect tdak lebih dari 10mg/dl
pada bayi atrem, dan tidak lebih dari 12,5 mg/dl pada bayi prematur.
Sementara kadar bilirubin direct tidak lebih dari 1mg/dl.
2. Masalah
3. Rencana
Pengkajian pada bayi baru lahir dapat dilakukan segera setelah lahir yaitu untuk
mengkaji penyesuaian bayi dari kehidupan intrauterine ke ekstrauterine. Selanjutnya
dilakukan pemeriksaan fisik secara lengkap untuk mengetahui normalitas & mendeteksi
adanya penyimpangan
a. Penilaian awal
APGAR SCORE
Merupakan alat untuk mengkaji kondisi bayi sesaat setelah lahir meliputi 5 variabel
(pernafasan, frek. Jantung, warna, tonus otot & iritabilitas reflek)
Ditemukan oleh Dr. Virginia Apgar (1950)
Dilakukan pada :
1 menit kelahiran
Menit ke-5
Menit ke-10
penilaian dapat dilakukan lebih sering jika ada nilai yg rendah & perlu tindakan
resusitasi. Penilaian menit ke-10 memberikan indikasi morbiditas pada masa
mendatang, nilai yg rendah berhubungan dg kondisi neurologis
SKOR APGAR
TANDA 0 1 2
Penilaian
A. Sistem Kardiovaskular
Sistem kardiovaskular mengalami perubahan yang mencolok setelah bayi lahir,
dimana foramen ovale,duktus arterious dan duktus venosus menutup. Arteri umbilikalis,
vena umbilikalis dan arteri hepatika menjadi ligamen.
Denyut jantung bayi saat lahir berkisar antara 120-160 kali/menit, kemudian
menurun 120-140 kali/menit. Tekanan darah bayi baru lahir rata-rata 78/42 mmHg.
Tekanan darah bayi berubah dari hari ke hari. Tekanan sistolik bayi sering menurun
sekitar 15mmHg selama 1 jam setelah kelahiran.
B. Sistem Pernapasan
Selama dalam uterus, janin mendapat O2 dari pertukaran gas melalui plasenta.
Setelah bayi lahir pertukaran gas harus melalui paru-paru bayi. Rangsangan untuk
gerakan pernapasan pertama adalah:
Tekanan mekanis dari thorak saat melewati jalan lahir
Penurunan Pa O2 dan kenaikan Pa CO2 merangsang khemoreseptor yang terletak
pada sinus karotis
Rangsangan dingin, bunyi, cahaya dan sensasi lain yang merangsang permukaan
pernapasan
Reflek deflasi Hering Breur
Pernafasan pertama pada bayi baru lahir normal dalam waktu 30 detik setelah lahir.
Tekanan pada rongga dada bayi pada saat melalui jalan lahir pervaginam mengakibatkan
kelahiran kehilangan cairan paru 1/3 dari jumlahnya (jumlah pada bayi normal 80-100
ml). Sehingga cairan ini diganti dengan udara. Pola pernapasan tertentu menjadi
karakteristik bayi baru lahir normal yang cukup bulan. Setelah pernafasan mulai
berfungsi, nafas bayi menjadi dangkaldan tidak teratur, bervariasi 30-60 kali/menit.
C. Sistem Hematopoiesis
Volume darah bayi baru lahir bervariasi dari 80-110 ml/kg selama hari pertama dan
meningkat dua kali lipat pada akhir tahun pertama. Nilai rata-rata hemoglobin dan sel
darah merah lebih tinggi dari nilai normal orang dewasa. Hemoglobin bayi baru lahir
berkisar antara 14,5-22,5 gr/dl, hematokrit bervariasi dari 44% sampai 72% dan SDM
berkisar antara 5-7,5 juta/mm3. Leukosit janin dengan nilai hitungsel daerah putih sekitar
18.000/mm3, merupakan nilai normal saat bayi lahir.
D. Sitem Gastrointestinal
Bayi baru lahir yang cukup bulan mampu menelan, mencerna, memetabolisme,
mengabsorbsi protein, karbohidrat sederhana dan mengemulsi lemak. Aktivitas
peristaltik esofagus belum dikoordinasi pada awal kelahiran tapi dengan cepat akan
menjadi pola yang terkoordinasi dan bayi akan mampu menelan dengan mudah. Bising
usus bayi dapat didengar satu jam setelah kelahiran. Konsentrasi bakteri tertinggi
terdapat dibagian bawah usus halus terutama di usus besar. Flora normal usus akan
membantu sintesis vitamin K, asam folat dan biotin. Kapasitas lambung bervariasi dari
30-90 ml tergantung ukuran bayi, begitu juga untuk waktu pengosongan lambung, ini
dapat dipengaruhi oleh waktu pemberian makanan, volume makanan jenis makanan,
suhu makanan dan stress psikis.
E. Sistem Imunitas
F. Sistem Integumen
Stuktur kulit bayi sudah terbentuk dari sejak lahir, tetapi masih belum matang.
Epidermis dan dermis tidak terikat dengan baik dan sangat tipis. Vernik kaseosa juga
berfungsi sebagai lapisan pelindung kulit. Kulit bayi sangat sensitif dan dapat rusak
dengan mudah. Bayi baru lahir yang cukup bulan memiliki kulit kemerahan yang akan
memucat menjadi normal beberapa jam setelah kelahiran. Kulit sering terlihat bercak
terutama sekitar ektremitas. Tangan dan kaki sedikit sianotik (Akrosianotik). Ini
disebabkan oleh ketidakstabilan vosomotor. Stasis kapiler dan kadar hemoglobin yang
tinggi. Keadaan ini normal, bersifat sementara dan bertahan selama 7-10 hari. Terutama
jika terpajan pada udara dingin.
G. Sistem Termogenik
Produksi panas pada bayi baru lahir dapat dihasilkan oleh aktivitas metabolisme
lemak cokelat. Lemak cokelat memilki vaskularisasi dan persarafan yang lebih kaya
daripada lemak biasa sehingga aktivitas metabolisme lipid dalam lemak cokelat dapat
menghangatkan bayi baru lahir dengan meningkatkan produksi panas sebesar 100%.
H. Sistem Reproduksi
Saat lahir ovarium bayi wanita berisi beribu-ribu sel germinal primitif yang akan
berkurang sekitar 90% sejak bayi lahir sampai dewasa. Peningkatan kadar estrogen
selama masa hamil yang diikuti dengan penurunan setelah bayi lahir mengakibatkan
pengeluaran bercak darah melalui vagina. Genetalia eksterna biasanya edematosa disertai
hiperpigmentasi. Pada bayi prematur, klitoris menonjol dan labia mayora kecil dan
terbuka.
Testis turun kedalam skrotum pada 90 % bayi baru lahir laki-laki. Prepusium yang
ketat sering kali dijumpai pada bayi baru lahir. Muara uretra dapat tertutup prepusium
dan tidak dapat ditarik kebelakang selama 3-4 tahun. Sebagai respon terhadap estrogen
ibu, ukuran genetalia bayi baru lahir cukup bulan dapat meningkat begitu juga
pigmentasinya. Terdapat rugae yang melapisi kantong skrotum. Hidrokel sering terjadi
dan akan mengecil tanpa pengobatan.
H. Sistem Neuromuskular
Bayi baru lahir memiliki banyak reflek primitif. Saat reflek muncul dan
menghilang menunjukkan kematangan dan perkembangan sistem syaraf yang baik.
1. Posture
a. Inspeksi
Bayi baru lahir akan memperlihatkan posisi didalam rahim selama beberapa hari
b. Riwayat persalinan
Tekanan saat dalam rahim pada anggota gerak atau bahu dapat menyebabkan
ketidaksimetrisan wajah untuk sementara atau menimbulkan tahanan saat ekstremitas
akstensi.
2. Tanda-tanda vital
d. Tekanan Darah:
78/42mmHg
Tekanan darah bayi baru lahir bervariasi seiring perubahan tingkat aktivitas
(terjaga,menangis atau tidur )
3. Pengukuran umum
c. Lingkar kepala: diukur pada bagian yang terbesar yaitu oksipito-frontalis 33-35cm
e. Lingkar abdomen: mengukur di bawah umbilikalis, ukuran sama dengan lingkaran dada.
4. Integumen
a. Warna: biasanya merah muda, ikterik fisiologis dialami oleh 50% bayi cukup bulan dan
hiperpigmentasi pada areola, genetalia dan linia nigra. Perubahan warna normal seperti
akrosianosis-sianosis tangan dan kaki dan kurtis marmorata- motting sementara ketika bayi
terpapar suhu rendah.
b. Kondisi: hari kedua sampai ketiga, mengelupas, kering. Tidak terdapat edema kulit,
beberapa pembuluh darah terlihat jelas di abdomen. Vernik kaseosa, putih seperti keju, tidak
berbau dengan jumlah dan tempat yang bervariasi, Lanugo di daerah bahu, pinna, telinga
dan dahi dengan jumlah yang bervariasi
c. Turgor kulit: dengan mencubit kulit bagian daerah perut dan paha bagian dalam, turgor
kulit baik saat kulit segera kembali kekeadaan semula setelah cubitan dilepas. Indikator
terbaik untuk dehidrasi adalah kehilangan berat badan pada bayi baru lahir kehilangan 10%
BB setelah lahir adalah normal.
5. Kepala
a. Kulit kepala: rambut keperakan, helai rambut satu-satu, jumlah bervariasi. Kadang
terdapat kaput suksedaneum: bisa memperlihatkan adanya ekimosis
b. Bentuk dan ukuran: ukuran kepala bayi baru lahir seperempat panjang tubuh, kadang
sedikit tidak simetris akibat posisi dalam rahim.
c. Fontanel: fontanel anterior bentuk berlian, 2-5 sampai 4,0 cm. Fontanel posterior bentuk
segitiga 0,5 sampai 1 cm. Fontanel harus datar, lunak dan padat.
6. Mata
a. Letak: pada wajah dengan jarak antar mata masing-masing 1/3 jarak dari bagian luar
kantus ke bagian luar kantus yang lain.
b. Bentuk dan ukuran: ukuran dan bentuk simetris, kedua bola mata ukuran sama, refleks
kornea sebagai respons terhadap sentuhan, refleks pupil sebagai respo terhadap cahaya,
reflek berkedip sebagai respon terhadap cahaya atau sentuhan. Gerakan bola mata acak,
dapat fokus sebentar, dan dapat melihat kearah garis tengah.
7. Hidung
Berada di garis tengah wajah, tampak tidak ada tulang hidung, datar, lebar, terdapat sedikit
mucus tetapi tidak ada lender yang keluar. Kadang bersin untuk membersihkan hidung.
8. Telinga
Terletak pada garis sepanjang kantus luar, terdiri dari tulang rawan padat, berespon terhadap
suara dan bayi.
9. Mulut
Gerakan bibir simetris , gusi berwarna merah muda, palatum lunak dan palatum keras utuh,
uvula digaris tengah, terdapat reflek menghisap, rooting dan ekstrusi.
10. Leher
Leher pendek, dikelilingi lipatan kulit dan tidak terdapat selaput. Kepala terdapat digaris
tengah. Muskulus strenokleidomastoideus sama kuat dan tidak teraba massa, bebas bergerak
dari satu sisi ke sisi lain, terdapat reflek leher tonik, reflek neck-righting dan reflek orolith-
ligthing.
11. Dada
Bentuk hampir bulat (sperti tong), gerakan dada simetris, gerakan dada dan perut sinkron
dengan pernapasan. Putting susu menonjol dan simetris, nodul payudara sekitar 6 mm pada
bayi cukup bulan.
12. Abdomen
Bentuk abdomen bulat, menonjol, hati teraba 1-2 cm di bawah batas iga kanan. Tidak teraba
massa, tidak distensi. Bising usus terdengar 1-2 jam setelah lahir, mekonium keluar 24-28
jam setelah lahir. Batas antara tali pusat dan kulit jelas, tidak terdapat usus halus
didalamnya, tali pusat kering didasar dan tidak berbau.
13. Genetalia
a. Wanita: labia dan klitoris biasanya edema, labia minora lebih besar dari labia mayora,
meatus uretral di belakang klitoris, vernika kaseosa di antara labia, berkemih dalam 24 jam.
b. Laki-laki: lubang uretra pada puncak glen penis, testis dapat diraba di dalam setiap
skrotum, skrotum biasanya besar, edema, pendulus, dan tertutup dengan rugae, biasanya
pigmentasi lebih gelap pada kulit kelompok etnik. Smegma dan berkemih dalm 24 jam
14. Ekstremitas
Mempertahankan posisi seperti dalam rahim. Sepuluh jari tangan dan jari kaki, rentang
gerak penuh, punggung kuku merah muda, dengan sianosis sementara segera stelah lahir.
Fleksi ekstremitas atas dan bawah. Telapak biasanya datar, Ekstremitas simetris, Tonus otot
sama secara bilateral, Nadi brakialis bilateral sama.
Penatalaksanaan
1. mengeringkan dengan segera dan membungkus bayi dengan kain yang cukup hangat
untuk mencegah hipotermi.
2. Menghisap lendir untuk membersihkan jalan nafas sesuai kondisi dan kebutuhan.
3. Memotong dan mengikat tali pusat, memberi ntiseptik sesuai ketentuan setempat.
4. Bonding Attacment (kontak kulit dini) dan segera ditetekan pada ibunya.
6. Memberi identitas bayi: Pengecapan telapak kaki bayi dan ibu jari ibu, pemasangan
gelang nama sesuai ketentuan setempat
8. Memandikan/membersihkan badan bayi, kalau suhu sudah stabil (bisa tunggu sampai
enam jam setelah lahir)
1. Tidak efektif bersihan jalan napas berhubungan dengan mucus berlebihan, posisi tidak
tepat
Intervensi keperawatan
Hisap mulut dan naso faring dengan spuit bulb sesuai kebutuhan
Tekan bulb sebelum memasukkan dan mengaspirasi faring, kemudian hidung untuk
mencegah aspirasi cairan
Dengan alat penghisap mekanis, batasi setiap upaya penghisapan sampai lima detik
dengan waktu yang cukup antara upaya tersebut memungkinkan reoksigenisasi
Posisikan bayi miring ke kanan setelah memberikan makan untuk mencegah aspirasi
Posisikan bayi telungkup atau miring selama tidur
Lakukan sedikit mungkin prosedur pada bayi selama jam pertama dan sediakan
oksigen untuk digunakan bila terjadi distress pernapasan
Ukur tanda vital sesuai kebijakan institusional dan lebih sering bila perlu. Observasi
adanya tanda-tanda distres pernapasan dan laporkan adanya hal berikut dengan
segera: tacipnea, mengorok, stridor, bunyi napas abnormal, pernapasan cuping
hidung, sianosis.
Pertahankan popok, pakaian dan selimut cukup longgar untuk memungkinkan
ekspansi paru maksimum (abdomen) dan untuk menghindari terlalu panas
Bersihkan lubang hidung dari sekresi kering selama mandi atau bila perlu.
Periksa kepatenan lubang hidung.
2. Resiko tinggi perubahan suhu tubuh berhubungan dengan kontrol suhu yang imatur,
perubahan suhu lingkungan.
Intervensi keperawatan:
Intervensi keperawatan:
1. http://www.ivillage.co.uk/pregnancyandbaby/experts/famgp/articles/0,,30_180599,0
0.html
2. http://www.merck.com/mmhe/sec23/ch267/ch267g.html
3. http://www.associatedcontent.com/article/6290/common_baby_skin_conditions.html
?cat=25 Image Source:
4. mayoclinic.com, skinsight.com, personal documentation (biang keringat)
5. ASUHAN%20KEPERAWATAN%20PADA%20ANAK%20DENGAN%20GANG
GUAN%20SISTEM%20INTEGUMEN%20_%20desideswita.html
6. Bennett dan Brown, 1999, Myles Texbook for midwives, thirteennth edition.
Churchill Livingstone, Edinburgh
7. JHPIEGO.2003. Panduan pengajar asuhan kebidanan fisiologi bagi dosen diploma
III kebidanan , Buku 5 asuhan bayibaru lahir,Pusdiknakes.Jakarta
8. Johnson dan Taylor. 2005. Buku ajar praktik kebidanan.cetaka I. EGC.Jakarta
9. Saifudin Abdul Bahri. 2002. Buku panduan praktis pelayanan kesehatan maternal
neonatal.YBP_SP.Jakarta