Anda di halaman 1dari 32

MAKALAH 7 JUMP

GANGGUAN INTEGRITAS KULIT MASA INFANT

Merupakan Tugas Mata Kuliah Keperawatan Pediatrik II

Dosen Pengampu: Andriyani Mustika S.Kep, Ns.& Tim

Disusun Oleh:

1. Neny Dwi Artanti 6. Suci faiqotul Hikmah

2. Maya Marisna 7. Susi Puji Astuti

3. Nur Khamid 8. Septa Aryono

4. Nurul Inayah 9. Sri wijayanti

5. Sarwendah 10. Yayan Gondo.p

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KENDAL

TAHUN AJARAN 2010/2011


KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini. Adapun
penyusunan makalah ini dimaksudkan guna menambah khazanah wawasan dan
memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Pediatrik II Jurusan Progam Studi ilmu
keperawatan (PSIK) Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal.

Pembuatan tugas ini pun tak lepas dari bantuan dan arahan dari berbagai
pihak sehingga dapat selesai tepat pada waktunya. Oleh karena itu, pada
kesempatan ini kami menguncapkan terima kasih kepada:

1. Direktur Stikes Kendal Ibu Hj. Kunsianah, Spd, Mkes.


2. Andriyani Mustika S.Kep, Ns. & Tim selaku dosen pembimbing kami.
3. Bapak dan Ibu karyawan Perpustakaan STIKes KENDAL.
4. Sahabat-sahabat kami di STIKes KENDAL.
5. Semua pihak yang tak mungkin kami sebut satu persatu yang telah ikut
serta membantu penyusunan makalah ini.
Kami menyadari dalam penyusunan makalah ini masih terdapat kekurangan-
kekurangan yang sekiranya kurang memuaskan berbagai pihak, sehingga kami pun
siap untuk dapat menerima kritikan, masukan, usul, pendapat dan sarannya yang
mungkin dapat membantu dan demi kesempurnaanya makalah ini, maka kami
berharap dengan sungguh-sungguh akan perhatian dan minat saudara.

Akhirnya, semoga rangkuman yang kami buat ini menjadikan manfaat lebih
bagi kita semua.AMIEN.

Kendal, mei 2011

Penyusun,
Kasus 1

Seorang bayi perempuan lahir 10 menit yang lalu. Berdasakan pemeriksaan fisik
didapatkan APGAR 12, terdapat banyak lanugo, bayi bernapas spontan, tubuh penuh
darah, rambut terdapat lendir darah, status kehamilan G3P2A0.

1. Klasifikasi kata
A. APGAR
B. Lanugo
C. Napas spontan
2. Pengertian
A. APGAR
a. Pengertian
b. Nilai normal
c. Karakteristik
B. Lanugo
a. Pengertian
b. Penyebab
c. Akibat
C. Napas spontan
a. Pengertian
b. Ciri-ciri
3. Menjawab pertanyaan

A. APGAR

a. APGAR adalah nilai ekstermitas kulit pada bayi saat bayi baru lahir.
b. Penilaian APGAR?
c. Karakteristik APGAR?

B. Lanugo

a. Lanugo adalah rambut halus pada bayi baru lahir.


b. Penyebab?
c. Akibat?

C. Napas spontan
a. Napas spontan adalah suatu kondisi dimana bayi dapat bernapas langsung
setelah lahir biasanya disertai dengan tangisan.
b. Ciri-ciri?
4. Pathway

Bayi lahir (G3P2A0)

Pemeriksaan fisik

Lanugo tubuh penuh darah rambut berlendir penuh darah

APGAR 12

Gangguan personal hygiene

5. Sasaran belajar
a. Mahasiswa dapat mengetahui tentang anatomi fisiologi sistem integumen
b. Mahasiswa dapat mengetahui masalah-masalah pada sistem integumen usia
infant
c. Mahasiswa dapat mengetahui pemeriksaan fisik pada bayi baru lahir.
d. Mahasiswa dapat mengetahui tentang APGAR (karakteristik, rentang skala)
e. Mahasiswa dapat mengetahui tentang pewawatan Personal hygiene pada
bayi.
BAB 1

ANATOMI DAN FISIOLOGI KULIT

A. PENGERTIAN

Kulit adalah suatu organ pembungkus seluruh permukaan luar tubuh, merupakan
organ terberat dan terbesar dari tubuh. Seluruh kulit beratnya sekitar 16 % berat tubuh,
pada orang dewasa sekitar 2,7 – 3,6 kg dan luasnya sekitar 1,5 – 1,9 meter persegi.
Tebalnya kulit bervariasi mulai 0,5 mm sampai 6 mm tergantung dari letak, umur dan
jenis kelamin. Kulit tipis terletak pada kelopak mata, penis, labium minus dan kulit
bagian medial lengan atas. Sedangkan kulit tebal terdapat pada telapak tangan, telapak
kaki, punggung, bahu .

Secara embriologis kulit berasal dari dua lapis yang berbeda, lapisan luar adalah
epidermis yang merupakan lapisan epitel berasal dari ectoderm sedangkan lapisan dalam
yang berasal dari mesoderm adalah dermis atau korium yang merupakan suatu lapisan
jaringan ikat.

B. CIRI-CIRI KULIT

1. Pembungkus yang elastis yang melindungi kulit dari pengaruh lingkungan.


2. Alat tubuh yang terberat : 15 % dari berat badan.
3. Luas : 1,50 – 1,75 m.
4. Tebal rata – rata : 1,22mm.
5. Daerah yang paling tebal : 66 mm, pada telapak tangan dan t. kaki dan paling tipis :
0,5 mm.pada daerah penis.
C. ANATOMI FISIOLOGI KULIT

KULIT TERBAGI MENJADI 3


LAPISAN:
1. EPIDERMIS
Terbagi atas 4 lapisan:
a. Lapisan basal / stratum germinativum

 terdiri dari sel – sel kuboid yang


tegak lurus terhadap dermis.
 Tersusun sebagai tiang pagar atau palisade.
 Lapisan terbawah dari epidermis.
 Terdapat melanosit yaitu sel dendritik yang yang membentuk melanin( melindungi
kulit dari sinar matahari.

b. lap. Malpighi/ stratum spinosum.

 Lapisan epidermis yang paling tebal.


 Terdiri dari sel polygonal
 Sel – sel mempunyai protoplasma yang menonjol yang terlihat seperti duri.

c. lap. Granular / s. granulosum.

 Terdiri dari butir – butir granul keratohialinyang basofilik.

d. lapsan tanduk / korneum.

 Terdiri dari 20 – 25 lapis sel tanduk tanpa inti.


Setiap kulit yang mati banyak mengandung keratin yaitu protein fibrous insoluble yang
membentuk barier terluar kulit yang berfungsi:

1. Mengusir mikroorganisme patogen.


2. Mencegah kehilangan cairan yang berlebihan dari tubuh.
3. Unsure utam yang mengerskan rambut dan kuku.

Setiap kulit yang mati akan terganti tiap 3- 4 minggu. Dalam epidermis terdapat 2 sel yaitu :
1. Sel merkel.
Fungsinya belum dipahami dengan jelastapi diyakini berperan dalam pembentukan
kalus dan klavus pada tangan dan kaki.
2. Sel langerhans.
Berperan dalam respon – respon antigen kutaneus. Epidermis akan bertambah tebal
jika bagian tersebut sering digunakan.
Persambungan antara epidermis dan dermis di sebut rete ridge yang berfunfgsi sebagai
tempat pertukaran nutrisi yang essensial. Dan terdapat kerutan yang disebut fingers prints.

2. DERMIS.( korium)

 merupakan lapisan dibawah epidermis.


 Terdiri dari jaringan ikat yang terdiri dari 2 lapisan:pars papilaris.( terdiri dari sel
fibroblast yang memproduksi kolagen DAN Retikularis YG Terdapat banyak p.
darah , limfe, dan akar rambut, kelenjar kerngat dan k. sebaseus.

3. JARINGAN SUBKUTAN ATAU HIPODERMIS / SUBCUTIS.

 Lapisan terdalam yang banyak mengandung sel liposit yang menghasilkan banyak
lemak.
 Merupakn jaringan adipose sebagai bantalan antara kulit dan setruktur internal
seperti otot dan tulang.
 Sebagai mobilitas kulit, perubahan kontur tubuh dan penyekatan panas.
 Sebagai bantalan terhadap trauma.
 Tempat penumpukan energi.
D. RAMBUT.

Terdapat di seluruh kulit kecuali telapak tangan kaki dan bagian dorsal dari falang
distal jari tangan, kaki, penis, labia minora dan bibir.
Terdapat 2 jenis rambut :
a. rambut terminal ( dapat panjang dan pendek.)
b. Rambut velus( pendek, halus dan lembut).
Fungsi rambut

1. melindungi kulit dari pengaruh buruk:Alis mata melindungi mata dari keringat
agar tidak mengalir ke mata, bulu hidung (vibrissae)
2. menyarig udara.
3. serta berfungsi sebagai pengatur suhu,
4. pendorong penguapan kerngat dan
5. indera peraba yang sensitive.

RaMbut terdiri dari akar ( sel tanpa keratin) dan batang ( terdiri sel keratin ).Bagian
dermis yang masuk dalam kandung rambut disebut papil.

Terdapat 2 fase :

1. fase pertumbuhan (Anagen)


kecepatan pertumbuhan rambut bervariasi rambut janggut tercepat diikuti kulit
kepela.
Berlangsung sampai dengan usia 6 tahun. 90 % dari 100.000 folikel rambut kulit
kepala normal mengalami fase pertumbuhan pada satu saat.
2. Fase Istirahat( Telogen)
Berlangsung + 4 bulan, rambut mengalami kerontokan 50 – 100 lembar rambut
rontok dalam tiap harinya. Gerak merinding jika terjadi trauma , stress, dsbt
Piloereksi. Warna rambut ditentukan oleh jumlah melanin . Pertumbuhan rambut
pada daerah tertentu dikontrol oleh hgormon seks( rambut wajah, janggut, kumis,
dada, punggung, di kontrol oleh H. Androgen.
Kuantitas dan kualitas distribusi ranbut ditentukan oleh kondisis Endokrin.
Hirsutisme ( pertumbuhan rambut yang berlebihan pada S. Cushing(wanita).
E. KUKU
Permukaan dorsal ujung distal jari tangan atau kaki tertdapat lempeng keatin yang
keras dan transparan.tumbuh dari akar yang disebut kutikula. Berfungsi mengangkat
benda – benda kecil. Pertumbuhan rata- rata 0,1 mm / hari.pembaruan total kuku jari
tangan : 170 hari dan kuku kaki: 12- 18 bulan.

F. KELENJAR – KELENJAR PADA KULIT


1. Kelenjar Sebasea
berfungsi mengontrol sekresi minyak ke dalam ruang antara folikel rambut dan
batang rambut yang akan melumasi rambut sehingga menjadi halus lentur dan lunak.
2. Kelenjar keringat
diklasifikasikan menjadi 2 kategori:
a. kelenjar Ekrin terdapat disemua kulit.
Melepaskan keringat sebgai reaksi penngkatan suhu lingkungan dan suhu
tubuh. Kecepatan sekresi keringat dikendalkan oleh saraf simpatik.pengekuaran
keringat oada tangan, kaki, aksila, dahi, sebagai reaksi tubuh terhadap setress,
nyeri dll.
b. kelenjar Apokrin.
Terdapat di aksil, anus, skrotum, labia mayora, dan berm,uara pada folkel
rambut. Kelenjar ininaktif pada masa pubertas,pada wanit a akan membesar dan
berkurang pada sklus haid. K.Apokrin memproduksi keringat yang keruh seperti
susu yang diuraikan oleh bajkteri menghasilkan bau khas pada aksila. Pada
telinga bagian luar terdapat kelenjar apokrin khusus yang disebut K. seruminosa
yang menghasilkan serumen(wax).

G. FUNGSI KULIT SECARA UMUM.

1. SEBAGAI PROTEKSI.

 Masuknya benda- benda dari luar(benda asing ,invasi bacteri.)


 Melindungi dari trauma yang terus menerus.
 Mencegah keluarnya cairan yang berlebihan dari tubuh.
 Menyerap berbagai senyawa lipid vit. Adan D yang larut lemak.
 Memproduksi melanin mencegah kerusakan kulit dari sinar UV.
2. PENGONTROL/PENGATUR SUHU.

 Vasokonstriksi pada suhu dingn dan dilatasi pada kondisi panas peredaran darah
meningkat terjadi penguapan keringat.

Proses hilangnya panas dari tubuh:

 Radiasi: pemindahan panas ke benda lain yang suhunya lebih rendah.


 Konduksi : pemindahan panas dari ubuh ke benda lain yang lebih dingin yang
bersentuhan dengan tubuh.
 Evaporasi : membentuk hilangnya panas lewat konduksi
 Kecepatan hilangnya panas dipengaruhi oleh suhu permukaan kulit yang ditentukan
oleh peredaran darah kekulit.(total aliran darah N: 450 ml / menit.)

3. SENSIBILITAS

 mengindera suhu, rasa nyeri, sentuhan dan rabaaan.

4. KESEIMBANGAN AIR

 Sratum korneum dapat menyerap air sehingga mencegah kehilangan air serta
elektrolit yang berlebihan dari bagian internal tubuh dan mempertahankan
kelembaban dalam jaringan subcutan.
 Air mengalami evaporasi (respirasi tidak kasat mata)+ 600 ml / hari untuk dewasa.

5. PRODUKSI VITAMIN.

 Kulit yang terpejan sinar Uvakan mengubah substansi untuk mensintesis vitamin
D.
BAB II

GANGGUAN INTEGRITAS KULIT MASA INFANT

Gangguan sistem integumen adalah suatu gangguan yang berhubungan dengan


jaringan penutup permukaan tubuh, seperti membran mukosa dan kulit, yang sering terjadi
dan bersifat relatif ringan( Nursalam)

Gangguan sistem integumen ini sering dialami oleh bayi dan anak. Meskipun sifatnya
relatif ringan, apabila tidak ditangani secara serius, maka hal tersebut dapat memperburuk
kondisi kesehatan bayi dan anak.

Bayi sering mengalami masalah kulit karena kelenjar minyaknya masih belum
berkembang sempurna. Ini biasanya akan membaik di usia sekitar 3-4 bulanan, dan bisa
sampai 6 bulan. Gangguan kulit pada bayi di Indonesia yang paling umum diantaranya ruam
popok dan biang keringat. Mungkin karena faktor cuaca juga. Tapi selain dua ini masih ada
lagi beberapa gangguan lain, seperti kerak kepala dan ruam susu.

A. Ruam Popok (Diaper Rash/Ammoniacal Dermatitis)

Ruam popok umumnya terjadi karena terlambat mengganti popok ketika bayi pup.
Pup bayi bersifat lebih asam ketimbang pipisnya. Itu sebabnya ruam popok lebih sering
terjadi pada bayi ketika frekuensi pup lebih sering ketimbang biasanya. Alergi terhadap satu
merk diaper juga bisa jadi sebab. Ini juga dialami anak saya. Maksud hati ganti diaper yang
kabarnya daya tampungnya paling kuat, eh ternyata malah jadinya ruam-ruam parah. Saya
perhatikan diaper yang ada warna biru di pad-nya juga lebih gampang bikin ruam
ketimbang yang putih. Ruam popok pada kondisi yang parah bisa menimbulkan semacam
bintil kecil-kecil, melepuh dan pecah. Kalau sudah pecah, maka akan rentan infeksi.

B. Biang Keringat (Heat Rash)

Biang keringat atau keringet buntet kalo orang Jawa bilang terjadi karena proses
pengeluaran minyak/keringat pada bayi belum lancar. Jadi kalau kepanasan karena baju atau
selimut yang terlalu tebal atau berlapis-lapis, beda dengan orang dewasa yang bisa
berkeringat, bayi belum memiliki sistem untuk mengatur suhu tubuhnya. Akhirnya timbul
bintik-bintik kecil kemerahan.

Bintik-bintik ini akan berangsur hilang saat tubuh mulai mendingin. Mandi dengan
air suam-suam kuku juga bisa membantu.

Perlu diwaspadai, ketika bayi kepanasan resiko SIDS (sudden infant death
syndrome) jadi meningkat.

C. Kerak Kepala (Cradle Cap/Infantile Seborrhoeic Eczema)

Penyebab kerak kepala belum bisa dipastikan. Tapi ada beberapa yang berpendapat
kalo salah satu sebabnya adalah sisa lemak bayi yang masi terbawa setelah lahir. Kerak
kepala mirip dengan ketombe pada orang dewasa. Gangguan ini tidak berbahaya dan akan
hilang dengan sendirinya saat bayi berusia sekitar 6 bulan.

D. Jerawat Bayi

Jerawat bayi umumnya timbul saat bayi berusia 3 atau 4 minggu. Biasanya timbul di
pipi, dagu, atau dahi bayi berupa bintik-bintik merah. Penyebabnya adalah sisa hormon yang
masi terbawa bayi dari rahim. Gangguan ini biasanya menghilang sendiri setelah bayi
berusia lebih dari 3 bulan.

E. Kulit Kering

Kadang bayi mengalami kulit kering atau bersisik. Ini biasanya terjadi di daerah
punggung atau lengan, daerah yang biasa berkeringat. Gangguan ini juga tidak berbahaya
dan nantinya menghilang dengan sendirinya saat bayi berusia 4-6 bulan.

F. Eksim (Eczema/Dermatitis Atopic)

Dermatitis atopik (DA) cirinya berwarna merah, bersisik, kering, dan gatal.
Umumnya yang terkena adalah bagian-bagian lipatan kulit seperti lekukan lengan ato
belakang lutut. Namun bisa juga timbul di muka sekitar mulut dan pipi. Gangguan ini hilang
timbul, dan bisa diperparah cuaca dingin atau kering.
Banyak anggapan bahwa kondisi ini disebabkan oleh air susu ibu yang terkena kulit
sensitif bayi sehingga menimbulkan iritasi, namun anggapan ini tidak benar. Pada bayi ASI,
iritasi tersebut bisa timbul karena bayi alergi terhadap makanan yang dikonsumsi ibunya

Penyebab dermatitis atopik belum diketahui secara jelas. Namun gangguan ini
cenderung menurun, sehingga diperkirakan berkaitan dengan alergi. Pada kebanyakan anak,
makin besar makin berkurang/jarang keluhan ini. Tapi bagi sebagian orang akan tetap
terbawa sampai dewasa.

G. ORAL TRUSH

Yaitu adanya bercak putih pada lidah, langit-langit dan pipi bagian dalam (Wong,
1995). Bercak tersebut sulit untuk dihilangkan dan jika dipaksa untuk diambil, maka akan
menyebabkan perdarahan. Oral trush ini sering juga disebut dengan oral candidiasis atau
moniliasis. Oral trush sering terjadi pada masa bayi. Seiring dengan bertambahnya usia,
maka angka kejadian makin jarang.

H. IMPETIGO

Impetigo adalah infeksi kulit yang disebabkan oleh bakteri, yang menyebabkan
terbentuknya lepuhan-lepuhan kecil yang berisi nanah (pustula). Impetigo biasanya
ditemukan di wajah, lengan dan tungkai, namun bisa juga di daerah mana saja pada kulit.
Impetigo paling sering menyerang anak-anak sekolah, sehingga sering disebut juga “ school
sores”.

I. IKTERUS FISIOLOGIS

Ikterus fisiologis adalah warna kekuningan pada kulit, yang timbul pada hari ke 2-3
setelah lahir dan tidak mempunyai dasar patologis dan akan menghilang dengan sendirinya
pada hari ke10.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
GANGGUAN INTEGRITAS KULIT MASA INFANT

A. Asuhan anak dengan oral trush


1. Pengkajian
 Tampak bercak keputihan pada mulut, terutama pada lidah dan pipi bagian
dalam yang sulit dibersihkan.
 Anak kadang-kadang menolak untuk minum.
 Pola kebersihan cenderung kurang. Orang tua jarang mencuci tangan saat
merawat atau menetekkan bayinya. Selain itu, kebersihan botol atau putting
ketika menyusui bayi juga kurang diperhatikan.
2. Masalah
 Infeksi pada mukosa oral
 Gangguan integritas kulit
 Perubahan kenyamaan : nyeri
 Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh
 Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit
3. Diagnosa
 Gangguan integritas kulit(mukosa oral) b.d infeksi pada mukosa oral
 Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d intake tidak adekuat.
4. Perencanaan
Dx : gangguan integritas kulit (mukosa oral) b.d infeksi pada mukosa oral
Kriteria hasil :
 anak menunjukkan tanda-tanda penyembuhan mukosa oral
 Anak tidak menunjukkan tanda-tanda komplikasi, seperti diare
 Ibu menunjukkan cara perawatan putting susu dan botol susu yang tepat
 Ibu mencuci tangan sebelum dan sesudah menyusukan bayi
5. intervensi

 Bayi :
 Jaga kebersihan bayi
 Untuk perawatan mulut bayi, bersihkan terlebih dahulu dengan jari
yang dibungkus dengan kain bersih/kassa yang telah dibasahi dengan
larutan garam. Kemudian oleskan gentian violet 0,25% pada mulut
dengan kapas lidi.
 Atau bisa juga diberikan oral mycostatin 4xsehari sebanyak 1cc selama
1 minggu atau sampai gejal hilang.
 Ibu :
 Cuci tangan sebelum dan sesudah merawat bayi.
 Ibu yang terinfeksi candida harus diobati untuk mencegah infeksi
berulang.
 Jaga kebersihan putting susu.
 Gunakan krem anti fungal pada putting untuk mencegah penyebaran
infeksi antara ibu dengan anak.
 Bersihkan putting susu dengan air hangat setelah menetekkan bayi
 Botol : jaga kebersihan botol.

B. Asuhan anak dengan ruam popok

1. Pengkajian

 Umur, Ruam popok umumnya terjadi pada anak yang berusia kurang dari 2
tahun. Setelah umur lebih dari 2 tahun, anak jarang mengalami hal ini.insiden
terbanyak pada anak dengan usia 9-12 bulan.
 Pola kebersihan cenderung kurang terutam pada daerah perianal, bokong dan
perut bagian bawah. Apabila selesai BAB/BAK, daerah pantat tidah
dibersihakan dengan air sebelum diganti dengan popok yang bersih. Selain itu,
popok basah terkena urin/feses yang tidak segera diganti, bahkan sampai kering
kembali akan mempermudah terjadinya ruam popok.Bayi sering menggunakan
popok plastik yang kedap air dan diposible, yang terbuat dari bahan sistesis,
dalam waktu lama.
 Perlu dikaji bagaimana cara ibu mencuci pakaian dan popok. Apabila
menggunakan popok disposible, harus diganti setiap beberapa jam. Pencucian
yang tidak bersih dapat menyebabkan terjadinya ruam popok, akibat detergen
yang tertinggal pada pakaian.
 Pada pemeriksaan daerah bokong, terjadi bintik-bintik kemerahan yang kadang
berisi nanah.demikian juga pada daerah perut.
 Anamnesa faktor alergi.

2. Masalah Keperawatan

 Infeksi pada daerah bokong


 Gangguan integritas kulit
 Ganggua rasa nyaman: nyeri
 Gangguan pola tidur

3. Diagnosa Keperawatan

 Gangguan integritas kulit b.d infeksi pada daerah bokong


 Gangguan pola tidur b. d nyeri

4. Perencanaan
Dx : gangguan integritas kulit b. d infeksi pada daerah bokong

Kriteria hasil :

 Anak menunjukkan tanda-tanda penyembuhan ruam pada bokong


 Ibu dapat menjaga kulit bayi agar tetap kering

5. Intervensi

 Hindari penggunaan sabun yang berlebihan untuk membersihkan daerah


pantat atau bokong.
 Sebaiknya bunakan kapas dengan air hangat atau kapas dengan minyak
untuk membersihkan daerah perianal segera setelah BAB/BAK.
 Bila terdapat bintik kemerahan, berikan krem atau salep dan biarkan
terbuka untuk beberapa saat.
 Jaga agar kulit tetap kering dengan cara :

 Apabila menggunakan popok kain, perhatikan agar sirkulasi udara tetap


terjaga.
 Apabila menggunakan popok disposible, pilihlah yang menggunakan
bahan super absorbent yaitu popok yang terbuat dari bahan yang
mengandung gel penyerap.
 Hindari menggunakan popok/ celana yang tebuat dari plastik atau karet.
 Berikan posisi tidur yang selang-seling, terutama daerah pantat agar
tidak tertekan dan dapat memberikan kesempatan pada bagian tersebut
untuk kontak dengan udara.
 Jaga kebersihan tubuh dan lingkungan secara umum.
 Biarkan bayi tanpa popok selama beberapa saat.
 Penggunaan bedak talk dapat menjaga kulit bayi tetap kering.
 Pakaian, celana atau popok yang kotor sebelum dicuci, sebaiknya
direndam dulu dengan air yang dicampur acidum boricum, kemudian
dibilas, lalu dikeringkan. Hindari penggunaan detergen ataupun
pengharum pakaian.

C. Asuhan keperawatan pada anak dengan impetigo

A. Pengkajian

 Usia. Sering terjadi pad anak berusia di bawah 5 tahun.


 Terdapat bulae(lepuh) pada bagian tubuh tertentu. Dalam 1-2 hari lepuh akan
pecah kemudian membentuk krustae (keropeng).
 Pola kebersihan relatif kurang. Orang tua yang mengabaikan masalah kebersihan
merupakan faktor yang mempermudah terjadinya penularan, seperti, pakaian
dan handuk dipakai bersama, serta tidak mencuci tangan sebelumdan sesudah
memegang lepuh/krustae.
B. Masalah

 Gangguan integritas kulit


 Infeksi
 Resiko penularan
 Gangguan rasa nyaman : nyeri

C. Diagnosa Keperawatan

 gangguan integritas kulit b.d infeksi


 resiko penularan b.d adanya agen infeksius pada kulit

D. Rencana
Dx : gangguan integritas kulit b.d infeksi

Kriteria hasil :

 Anak menunjukkan tanda-tanda penyembuhan impetigo


 Anak mendapat nutrisi yang adekuat

E. Intervensi

 Rawat bulae/krustae dengan prinsip aseptik. Untuk melepaskan krustae


(keropeng), basahi dulu bagia tersebut dengan larutan aseptik (misal:savlon).
Bila di rumah tangga bahan tersebut tidak tersedia, maka bisa menggunakan
air matang dan sabun. Jika krustae sudah hilang, oleskan salep antibiotik 2-3
kali sehari.
 Usahakan agar salep tetap berada pada luka dan anak tidak menggaruknya.
 Bila tidak ada perbaikan, ajurkan agar anak dibawa kedokter lagi.
Kemungkinan dokter akan mengkultur dan memberikan antibiotik jenis lain.
 Berikan nutrisi yang cukup.
Dx : resiko penularan b.d adanay agen infeksius pada kulit

Kriteria hasil:

 Anggota keluarga dapat menjaga diri dari penderita impetigo


 Keluarga dapat melakukan perawatan segera pada anak yang menderita
impetigo

Intervensi

 Jaga kebersihan tubuh dan lingkungan. Pisahkan celana/pakaian yang kotor,


pakaian anak yang menderita impetigo saat mencucinya.
 Jauhkan kontak dari anak lain untuk sementara. Orang tua harus hati-hati,
hindari kontak dengan anak sehat.
 Jelaskan tentang impetigo kepada anggota keluarga lain, agar masing-masing
dapat menjaga dirinya sendiri. Apabila ada anggota keluarga yag tertular,
segera rawat dan obati.

D. Asuhan keperawatan Anak Dengan Ikterus Fisiologis

1. Pengkajian

 Usia anak 2-3 hari. Kadang-kadang timbul pada hari ke 4-5. apabila
kekuningan timbul pada usia sebelum 2 hari, maka dicurigai adanya ikterus
patologis.
 Tampak warna kekuningan pada tubuh bayi.
 Minum belum mencukupi, terutama pada bayi prematur yang refleks
hisapnya masih lemah. ASI juga belum keluar terutama pada hari-hari
pertama.
 Riwayat kesehatan. Anak tampak sehat dan tidak terlihat adanya tanda-tanda
ikterus patologik dan kelainan lainnya.
 Pemeriksaan kadar bilirubin. Kadar bilirubin indirect tdak lebih dari 10mg/dl
pada bayi atrem, dan tidak lebih dari 12,5 mg/dl pada bayi prematur.
Sementara kadar bilirubin direct tidak lebih dari 1mg/dl.
2. Masalah

 Resiko terjadinya ikterik patologis

3. Rencana

 Bayi dengan ikterik fisiologis sebenarnya tidak memerlukan penanganan


khusus karena menghilang dengan sendirinya pada hari ke10.
 Segera berikan ASI unutk merangsang pengeluaran mekonium
 Pemberian minum secara mencukupi sengat diperlukan pada bayi karena
dapat membantu hati untuk mengekskresikan bilirubin, oleh karea itu, hindari
puasa panjang pada bayi yang baru lahir.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN BAYI BARU LAHIR & APGAR SCORE

Pengkajian pada bayi baru lahir dapat dilakukan segera setelah lahir yaitu untuk
mengkaji penyesuaian bayi dari kehidupan intrauterine ke ekstrauterine. Selanjutnya
dilakukan pemeriksaan fisik secara lengkap untuk mengetahui normalitas & mendeteksi
adanya penyimpangan

1. Pengkajian segera BBL

a. Penilaian awal

Nilai kondisi bayi :

 APAKAH BAYI MENANGIS KUAT/BERNAFAS TANPA KESULITAN ?


 APAKAH BAYI BERGERAK DG AKTIF/LEMAS?
 APAKAH WARNA KULIT BAYI MERAH MUDA, PUCAT/BIRU?

APGAR SCORE

 Merupakan alat untuk mengkaji kondisi bayi sesaat setelah lahir meliputi 5 variabel
(pernafasan, frek. Jantung, warna, tonus otot & iritabilitas reflek)
 Ditemukan oleh Dr. Virginia Apgar (1950)

Dilakukan pada :

 1 menit kelahiran

yaitu untuk memberi kesempatan pd bayi untuk memulai perubahan

 Menit ke-5
 Menit ke-10

penilaian dapat dilakukan lebih sering jika ada nilai yg rendah & perlu tindakan
resusitasi. Penilaian menit ke-10 memberikan indikasi morbiditas pada masa
mendatang, nilai yg rendah berhubungan dg kondisi neurologis
SKOR APGAR
TANDA 0 1 2

Appearance Biru,pucat Badan Semuanya merah


pucat,tungkai muda
biru
Pulse Tidak teraba < 100 > 100

Grimace Tidak ada Lambat Menangis kuat

Activity Lemas/lumpuh Gerakan Aktif/fleksi tungkai


sedikit/fleksi baik/reaksi
tungkai melawan
Respiratory Tidak ada Lambat, tidak Baik, menangis kuat
teratur

Preosedur penilaian APGAR

 Pastikan pencahayaan baik


 Catat waktu kelahiran, nilai APGAR pada 1 menit pertama dg cepat & simultan.
Jumlahkan hasilnya
 Lakukan tindakan dg cepat & tepat sesuai dg hasilnya
 Ulangi pada menit kelima
 Ulangi pada menit kesepuluh
 Dokumentasikan hasil & lakukan tindakan yg sesuai

Penilaian

Setiap variabel dinilai : 0, 1 dan 2

Nilai tertinggi adalah 10

 Nilai 7-10 menunjukkan bahwa by dlm keadaan baik


 Nilai 4 - 6 menunjukkan bayi mengalami depresi sedang & membutuhkan tindakan
resusitasi
 Nilai 0 – 3 menunjukkan bayi mengalami depresi serius & membutuhkan resusitasi
segera sampai ventilasi
Adaptasi bayi baru lahir

A. Sistem Kardiovaskular
Sistem kardiovaskular mengalami perubahan yang mencolok setelah bayi lahir,
dimana foramen ovale,duktus arterious dan duktus venosus menutup. Arteri umbilikalis,
vena umbilikalis dan arteri hepatika menjadi ligamen.
Denyut jantung bayi saat lahir berkisar antara 120-160 kali/menit, kemudian
menurun 120-140 kali/menit. Tekanan darah bayi baru lahir rata-rata 78/42 mmHg.
Tekanan darah bayi berubah dari hari ke hari. Tekanan sistolik bayi sering menurun
sekitar 15mmHg selama 1 jam setelah kelahiran.
B. Sistem Pernapasan
Selama dalam uterus, janin mendapat O2 dari pertukaran gas melalui plasenta.
Setelah bayi lahir pertukaran gas harus melalui paru-paru bayi. Rangsangan untuk
gerakan pernapasan pertama adalah:
 Tekanan mekanis dari thorak saat melewati jalan lahir
 Penurunan Pa O2 dan kenaikan Pa CO2 merangsang khemoreseptor yang terletak
pada sinus karotis
 Rangsangan dingin, bunyi, cahaya dan sensasi lain yang merangsang permukaan
pernapasan
 Reflek deflasi Hering Breur
Pernafasan pertama pada bayi baru lahir normal dalam waktu 30 detik setelah lahir.
Tekanan pada rongga dada bayi pada saat melalui jalan lahir pervaginam mengakibatkan
kelahiran kehilangan cairan paru 1/3 dari jumlahnya (jumlah pada bayi normal 80-100
ml). Sehingga cairan ini diganti dengan udara. Pola pernapasan tertentu menjadi
karakteristik bayi baru lahir normal yang cukup bulan. Setelah pernafasan mulai
berfungsi, nafas bayi menjadi dangkaldan tidak teratur, bervariasi 30-60 kali/menit.
C. Sistem Hematopoiesis
Volume darah bayi baru lahir bervariasi dari 80-110 ml/kg selama hari pertama dan
meningkat dua kali lipat pada akhir tahun pertama. Nilai rata-rata hemoglobin dan sel
darah merah lebih tinggi dari nilai normal orang dewasa. Hemoglobin bayi baru lahir
berkisar antara 14,5-22,5 gr/dl, hematokrit bervariasi dari 44% sampai 72% dan SDM
berkisar antara 5-7,5 juta/mm3. Leukosit janin dengan nilai hitungsel daerah putih sekitar
18.000/mm3, merupakan nilai normal saat bayi lahir.
D. Sitem Gastrointestinal
Bayi baru lahir yang cukup bulan mampu menelan, mencerna, memetabolisme,
mengabsorbsi protein, karbohidrat sederhana dan mengemulsi lemak. Aktivitas
peristaltik esofagus belum dikoordinasi pada awal kelahiran tapi dengan cepat akan
menjadi pola yang terkoordinasi dan bayi akan mampu menelan dengan mudah. Bising
usus bayi dapat didengar satu jam setelah kelahiran. Konsentrasi bakteri tertinggi
terdapat dibagian bawah usus halus terutama di usus besar. Flora normal usus akan
membantu sintesis vitamin K, asam folat dan biotin. Kapasitas lambung bervariasi dari
30-90 ml tergantung ukuran bayi, begitu juga untuk waktu pengosongan lambung, ini
dapat dipengaruhi oleh waktu pemberian makanan, volume makanan jenis makanan,
suhu makanan dan stress psikis.
E. Sistem Imunitas

Ig A yang melindungi membran, lenyap dari traktus napas, urinarius dan


gastrointestinal kecuali jika bayi diberi ASI. Bayi yang menyusui mendapat kekebalan
pasif dari kolostrum dan ASI. Tingkat proteksi bervariasi tergantung pada usia,
kematangan bayi serta sistem imunitas yang dimiliki ibu.

F. Sistem Integumen

Stuktur kulit bayi sudah terbentuk dari sejak lahir, tetapi masih belum matang.
Epidermis dan dermis tidak terikat dengan baik dan sangat tipis. Vernik kaseosa juga
berfungsi sebagai lapisan pelindung kulit. Kulit bayi sangat sensitif dan dapat rusak
dengan mudah. Bayi baru lahir yang cukup bulan memiliki kulit kemerahan yang akan
memucat menjadi normal beberapa jam setelah kelahiran. Kulit sering terlihat bercak
terutama sekitar ektremitas. Tangan dan kaki sedikit sianotik (Akrosianotik). Ini
disebabkan oleh ketidakstabilan vosomotor. Stasis kapiler dan kadar hemoglobin yang
tinggi. Keadaan ini normal, bersifat sementara dan bertahan selama 7-10 hari. Terutama
jika terpajan pada udara dingin.

G. Sistem Termogenik

Produksi panas pada bayi baru lahir dapat dihasilkan oleh aktivitas metabolisme
lemak cokelat. Lemak cokelat memilki vaskularisasi dan persarafan yang lebih kaya
daripada lemak biasa sehingga aktivitas metabolisme lipid dalam lemak cokelat dapat
menghangatkan bayi baru lahir dengan meningkatkan produksi panas sebesar 100%.
H. Sistem Reproduksi

Saat lahir ovarium bayi wanita berisi beribu-ribu sel germinal primitif yang akan
berkurang sekitar 90% sejak bayi lahir sampai dewasa. Peningkatan kadar estrogen
selama masa hamil yang diikuti dengan penurunan setelah bayi lahir mengakibatkan
pengeluaran bercak darah melalui vagina. Genetalia eksterna biasanya edematosa disertai
hiperpigmentasi. Pada bayi prematur, klitoris menonjol dan labia mayora kecil dan
terbuka.

Testis turun kedalam skrotum pada 90 % bayi baru lahir laki-laki. Prepusium yang
ketat sering kali dijumpai pada bayi baru lahir. Muara uretra dapat tertutup prepusium
dan tidak dapat ditarik kebelakang selama 3-4 tahun. Sebagai respon terhadap estrogen
ibu, ukuran genetalia bayi baru lahir cukup bulan dapat meningkat begitu juga
pigmentasinya. Terdapat rugae yang melapisi kantong skrotum. Hidrokel sering terjadi
dan akan mengecil tanpa pengobatan.

Pembengkakan payudara pada bayi baru lahir disebabkan oleh peningkatan


estrogen selama masa kehamilan. Pada beberapa bayi baru lahir terlihat rabas encer
(witch’s milk), ini tidak memiliki makna klinis, tidak perlu diobati, akan hilang seiring
dengan penurunan hormon ibu dalam tubuh bayi.

H. Sistem Neuromuskular

Bayi baru lahir memiliki banyak reflek primitif. Saat reflek muncul dan
menghilang menunjukkan kematangan dan perkembangan sistem syaraf yang baik.

Pengkajian fisik bayi baru lahir

1. Posture

a. Inspeksi

Bayi baru lahir akan memperlihatkan posisi didalam rahim selama beberapa hari
b. Riwayat persalinan

Tekanan saat dalam rahim pada anggota gerak atau bahu dapat menyebabkan
ketidaksimetrisan wajah untuk sementara atau menimbulkan tahanan saat ekstremitas
akstensi.
2. Tanda-tanda vital

a. Suhu: aksila 36,5-37°C, suhu stabil setelah 8-10 jam kelahiran


b. Frekuensi Jantung: 120-140 denyut/menit, bisa tidak teratur untuk periode singkat,
terutama setelah menangis

c. Pernafasan: 30-60 kali/menit

d. Tekanan Darah:

 78/42mmHg

 Pada waktu lahir, sistolik 60-80mmHg dan diastolik 40-50mmHg

 Setelah 10 hari, sistolik 95-100mmHg dan diastolik sedikit meningkat

 Tekanan darah bayi baru lahir bervariasi seiring perubahan tingkat aktivitas
(terjaga,menangis atau tidur )

3. Pengukuran umum

a. Berat: berat badan lahir 2500-4000gr

b. Panjang badan: dari kepala sampai tumit 45-55cm

c. Lingkar kepala: diukur pada bagian yang terbesar yaitu oksipito-frontalis 33-35cm

d. Lingkar dada: mengukur pada garis buah dada, sekitar 30-33cm

e. Lingkar abdomen: mengukur di bawah umbilikalis, ukuran sama dengan lingkaran dada.

4. Integumen

a. Warna: biasanya merah muda, ikterik fisiologis dialami oleh 50% bayi cukup bulan dan
hiperpigmentasi pada areola, genetalia dan linia nigra. Perubahan warna normal seperti
akrosianosis-sianosis tangan dan kaki dan kurtis marmorata- motting sementara ketika bayi
terpapar suhu rendah.

b. Kondisi: hari kedua sampai ketiga, mengelupas, kering. Tidak terdapat edema kulit,
beberapa pembuluh darah terlihat jelas di abdomen. Vernik kaseosa, putih seperti keju, tidak
berbau dengan jumlah dan tempat yang bervariasi, Lanugo di daerah bahu, pinna, telinga
dan dahi dengan jumlah yang bervariasi
c. Turgor kulit: dengan mencubit kulit bagian daerah perut dan paha bagian dalam, turgor
kulit baik saat kulit segera kembali kekeadaan semula setelah cubitan dilepas. Indikator
terbaik untuk dehidrasi adalah kehilangan berat badan pada bayi baru lahir kehilangan 10%
BB setelah lahir adalah normal.

5. Kepala

a. Kulit kepala: rambut keperakan, helai rambut satu-satu, jumlah bervariasi. Kadang
terdapat kaput suksedaneum: bisa memperlihatkan adanya ekimosis

b. Bentuk dan ukuran: ukuran kepala bayi baru lahir seperempat panjang tubuh, kadang
sedikit tidak simetris akibat posisi dalam rahim.

c. Fontanel: fontanel anterior bentuk berlian, 2-5 sampai 4,0 cm. Fontanel posterior bentuk
segitiga 0,5 sampai 1 cm. Fontanel harus datar, lunak dan padat.

d. Sutura: teraba dan tidak menyatu

6. Mata

a. Letak: pada wajah dengan jarak antar mata masing-masing 1/3 jarak dari bagian luar
kantus ke bagian luar kantus yang lain.

b. Bentuk dan ukuran: ukuran dan bentuk simetris, kedua bola mata ukuran sama, refleks
kornea sebagai respons terhadap sentuhan, refleks pupil sebagai respo terhadap cahaya,
reflek berkedip sebagai respon terhadap cahaya atau sentuhan. Gerakan bola mata acak,
dapat fokus sebentar, dan dapat melihat kearah garis tengah.

7. Hidung

Berada di garis tengah wajah, tampak tidak ada tulang hidung, datar, lebar, terdapat sedikit
mucus tetapi tidak ada lender yang keluar. Kadang bersin untuk membersihkan hidung.

8. Telinga

Terletak pada garis sepanjang kantus luar, terdiri dari tulang rawan padat, berespon terhadap
suara dan bayi.

9. Mulut
Gerakan bibir simetris , gusi berwarna merah muda, palatum lunak dan palatum keras utuh,
uvula digaris tengah, terdapat reflek menghisap, rooting dan ekstrusi.

10. Leher

Leher pendek, dikelilingi lipatan kulit dan tidak terdapat selaput. Kepala terdapat digaris
tengah. Muskulus strenokleidomastoideus sama kuat dan tidak teraba massa, bebas bergerak
dari satu sisi ke sisi lain, terdapat reflek leher tonik, reflek neck-righting dan reflek orolith-
ligthing.

11. Dada

Bentuk hampir bulat (sperti tong), gerakan dada simetris, gerakan dada dan perut sinkron
dengan pernapasan. Putting susu menonjol dan simetris, nodul payudara sekitar 6 mm pada
bayi cukup bulan.

12. Abdomen

Bentuk abdomen bulat, menonjol, hati teraba 1-2 cm di bawah batas iga kanan. Tidak teraba
massa, tidak distensi. Bising usus terdengar 1-2 jam setelah lahir, mekonium keluar 24-28
jam setelah lahir. Batas antara tali pusat dan kulit jelas, tidak terdapat usus halus
didalamnya, tali pusat kering didasar dan tidak berbau.

13. Genetalia

a. Wanita: labia dan klitoris biasanya edema, labia minora lebih besar dari labia mayora,
meatus uretral di belakang klitoris, vernika kaseosa di antara labia, berkemih dalam 24 jam.

b. Laki-laki: lubang uretra pada puncak glen penis, testis dapat diraba di dalam setiap
skrotum, skrotum biasanya besar, edema, pendulus, dan tertutup dengan rugae, biasanya
pigmentasi lebih gelap pada kulit kelompok etnik. Smegma dan berkemih dalm 24 jam

c. Periksa anus ada atau tidak menggunakan termometer anus

14. Ekstremitas

Mempertahankan posisi seperti dalam rahim. Sepuluh jari tangan dan jari kaki, rentang
gerak penuh, punggung kuku merah muda, dengan sianosis sementara segera stelah lahir.
Fleksi ekstremitas atas dan bawah. Telapak biasanya datar, Ekstremitas simetris, Tonus otot
sama secara bilateral, Nadi brakialis bilateral sama.
Penatalaksanaan

1. mengeringkan dengan segera dan membungkus bayi dengan kain yang cukup hangat
untuk mencegah hipotermi.

2. Menghisap lendir untuk membersihkan jalan nafas sesuai kondisi dan kebutuhan.

3. Memotong dan mengikat tali pusat, memberi ntiseptik sesuai ketentuan setempat.

4. Bonding Attacment (kontak kulit dini) dan segera ditetekan pada ibunya.

5. Menilai apgar menit pertama dan menit kelima

6. Memberi identitas bayi: Pengecapan telapak kaki bayi dan ibu jari ibu, pemasangan
gelang nama sesuai ketentuan setempat

7. Mengukur suhu, pernafasan, denyut nadi.

8. Memandikan/membersihkan badan bayi, kalau suhu sudah stabil (bisa tunggu sampai
enam jam setelah lahir)

9. Menetesi obat mata bayi untuk mencegah opthalmia – neonatorum.

10. Pemerikksaan fisik dan antropometri.

11. Pemberian vitamin K oral/parenteral sesuai kebijakan setempat.

12. Rooming in (rawat gabung): penuh atau partial.

Diagnosa keperawatan dan intervensi pada bayi baru lahir

1. Tidak efektif bersihan jalan napas berhubungan dengan mucus berlebihan, posisi tidak
tepat
Intervensi keperawatan
 Hisap mulut dan naso faring dengan spuit bulb sesuai kebutuhan
 Tekan bulb sebelum memasukkan dan mengaspirasi faring, kemudian hidung untuk
mencegah aspirasi cairan
 Dengan alat penghisap mekanis, batasi setiap upaya penghisapan sampai lima detik
dengan waktu yang cukup antara upaya tersebut memungkinkan reoksigenisasi
 Posisikan bayi miring ke kanan setelah memberikan makan untuk mencegah aspirasi
 Posisikan bayi telungkup atau miring selama tidur
 Lakukan sedikit mungkin prosedur pada bayi selama jam pertama dan sediakan
oksigen untuk digunakan bila terjadi distress pernapasan
 Ukur tanda vital sesuai kebijakan institusional dan lebih sering bila perlu. Observasi
adanya tanda-tanda distres pernapasan dan laporkan adanya hal berikut dengan
segera: tacipnea, mengorok, stridor, bunyi napas abnormal, pernapasan cuping
hidung, sianosis.
 Pertahankan popok, pakaian dan selimut cukup longgar untuk memungkinkan
ekspansi paru maksimum (abdomen) dan untuk menghindari terlalu panas
 Bersihkan lubang hidung dari sekresi kering selama mandi atau bila perlu.
 Periksa kepatenan lubang hidung.
2. Resiko tinggi perubahan suhu tubuh berhubungan dengan kontrol suhu yang imatur,
perubahan suhu lingkungan.

Intervensi keperawatan:

 Selimuti bayi dengan rapat dalam selimut hangat


 Tempatkan bayi dalam lingkungan yang dihangatkan sebelumnya di bawah
penghangat radian atau di dekat ibu
 Tempatkan bayi pada permukaan yang diberi bantalan dan penutup
 Ukur suhu bayi pada saat tiba di tempat perawatan atau kamar ibu: lakukan sesuai
kebijakan rumah sakit mengenai metode dan frekuensi pemantauan
 Pertahankan temperatur ruangan antara 24°C-25,5°C dan kelembaban sekitar 40%
sampai 50%
 Berikan mandi awal sesuai kebijakan rumah sakit, cegah menggigil pada bayi
sebelum mandi dan tunda mandi bila ada pertanyaan mengenai stabilisasi suhu tubuh
 Beri pakaian dan popok pada bayi dan bedong dalam selimut
 Berikan penutup kepala pada bayi bila kehilangan panas menjadi masalah karena
area permukaan besar dari kepala memungkinkan terjadinya kehilangan panas
 Buka hanya satu area tubuh untuk memeriksa atau prosedur
 Waspada terhadap tanda hipotermia atau hipertermia.
3. Resiko tinggi infeksi atau inflamasi berhubungan dengan kurangnya pertahanan
imunologis, faktor lingkungan, penyakit ibu
Intervensi keperawatan:

 Cuci tangan sebelum dan setelah merawat setiap bayi


 Pakai sarung tangan ketika kontak dengan sekresi tubuh
 Periksa mata setiap hari untuk melihat adanya tanda-tanda inflamasi
 Jaga bayi dari sumber potensial infeksi
 Bersihkan vulva pada arah posterior untuk mencegah kontaminasi fecal terhadap
vagina atau uretra
4. Resiko tinggi trauma berhubungan dengan ketidakberdayaan fisik

Intervensi keperawatan:

 Hindari penggunaan termometer rektal karena resiko perforasi rektal


 Jangan pernah meninggalkan bayi tanpa pengawasan di atas permukaan tinggi tanpa
pagar
 Jaga agar objek tajam atau runcing berada jauh dari tubuh bayi
 Jaga agar kuku jari sendiri tetap pendek dan tumpul, hindari perhiasan yang dapat
melukai bayi
 Lakukan metode yang tepat dalam penanganan dan pemindahan bayi
DARTAR PUSTAKA

1. http://www.ivillage.co.uk/pregnancyandbaby/experts/famgp/articles/0,,30_180599,0
0.html
2. http://www.merck.com/mmhe/sec23/ch267/ch267g.html
3. http://www.associatedcontent.com/article/6290/common_baby_skin_conditions.html
?cat=25 Image Source:
4. mayoclinic.com, skinsight.com, personal documentation (biang keringat)
5. ASUHAN%20KEPERAWATAN%20PADA%20ANAK%20DENGAN%20GANG
GUAN%20SISTEM%20INTEGUMEN%20_%20desideswita.html
6. Bennett dan Brown, 1999, Myles Texbook for midwives, thirteennth edition.
Churchill Livingstone, Edinburgh
7. JHPIEGO.2003. Panduan pengajar asuhan kebidanan fisiologi bagi dosen diploma
III kebidanan , Buku 5 asuhan bayibaru lahir,Pusdiknakes.Jakarta
8. Johnson dan Taylor. 2005. Buku ajar praktik kebidanan.cetaka I. EGC.Jakarta
9. Saifudin Abdul Bahri. 2002. Buku panduan praktis pelayanan kesehatan maternal
neonatal.YBP_SP.Jakarta

Anda mungkin juga menyukai