Bahasa Indonesia tumbuh dan berkembang dalam masyarakat multikultural. Oleh karena itu, bahasa Indonesia mempunyai varian yang sangat banyak, baik varian akibat perbedaan daerah penggunaan maupun varian akibat kelompok sosial penggunanya. Perbedaan varian itu di satu sisi dapat dijadikan ciri yang menunjukkan dari daerah mana atau kelompok mana seorang penutur berasal, di sisi yang lain merupakan perbedaan yag mengganggu interaksi sosial antarkelompok yang menggunakan bahasa Indonesia. Oleh karena itu, untuk keperluan kedua itu, perlu ditetapkan bahasa Indonesia baku yang memiliki setiap varian yang ada. Bahasa Indonesia baku adalah inti semua varian bahasa Indonesia. Anda pasti ingat dengan diagram venn dalam matematika. Seandainya A = {1, 2, 3, 4, 5, 6} ; B = {3, 4, 5, 6, 7} dan C = {5, 6, 7, 8, 9} maka D = {5, 6}. Anggaplah dalam bahasa Indonesia terdapat dialek A, dialek B, dan dialek C. Bahasa Indonesia baku adalah anggota irisan dari semua dialek itu. Dengan kata lain, bahasa baku adalah inti dari bahasa yang dapat diterima oleh penutur semua dialek bahasa Indonesia. Dalam istilah ilmu bahasa, anggota himpunan irisan itu disebut inti bersama. Untuk menyebut orang tua laki-laki kita, misalnya dalam bahasa A digunakan kata babe, abah, bapak; dalam bahasa B digunakan kata abah, bapa, bapak; dan dalam bahasa C digunkan kata bapa, bapak dan rama. Dengan demikian, kata bapaklah yang dianggap baku. Akan tetapi, kondisi bahasa di Indonesia tidak sesederhana himpunan A∩ B ∩C, karena jumlah variasi penggunaan bahasa Indonesia sangat banyak. Menetapkan bahasa Indonesia baku juga jauh lebih sulit dibandingkan mencari irisan himpunan A, B, dan C seperti dalam ilustrasi tadi. Dengan bahasa Indonesia baku, Anda dapat berinteraksi secara baik dengan teman- teman Anda dari daerah mana pun mereka berasal. Itulah sebabnya, pemerintah selalu mengupayakan pembakuan bahasa baik ejaan, kosakata, maupun tata bahasanya agar komunikasi antara orang Indonesia dari daerah yang satu dan orang Indonesia dari daerah lain berjalan lancar, tanpa salah pengertian. Dengan memilih inti bersama varian-varian bahasa Indonesia, bahasa Indonesia baku mempunyai keunggulan dalam dua hal, yaitu keunggulan jangkauan wilayah penggunaan dan keunggulan waktu penggunaan. Dengan keunggulan wilayah penggunaan bahasa Indonesia baku dapat digunakan di wilayah yang sangat luas jangkauannya. Bahasa Indonesia baku dapat dituturkan dan dimengerti oleh semua orang Indonesia di mana pun mereka tinggal. Dengan keunggulan waktu pengunaan bahasa Indonesia baku dapat digunakan dalam kurun waktu yang relatif lama. Artinya, walaupun sudah dibuat sepuluh tahaun yang lalu, dokumen berbahasa Indonesia itu masih dapat dipahami oleh pembaca saat ini, dan akan dapat dipahami pula oleh pembaca pada masa yang akan datang. Selain memiliki keunggulan wilayah dan waktu penggunaan, apa lagi ciri bahasa baku? Masih ada beberapa ciri lain, yaitu kemantapan dinamis dan cendikia. Bahasa Indonesia baku memiliki kemantapan dinamis. Artinya, kaidah bahasa Indonesia relatif tetap serta tidak berubah setiap saat. Meskipun demikian, kaidah bahasa Indonesia harus dapat diterapkan ke semua gejala yang ada di dalam bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia terus berkembang, maka kaidah bahasa Indonesia harus berlaku juga unsur bahasa yang baru muncul itu. Bahasa Indonesia baku memiliki ciri cendikia. Artinya, bahasa Indonesia baku mencerminkan cara berpikir yag teratur, logis dan sistemati. Untuk mengungkapkan gagasan, bahasa Indonesia baku dapat dgunakan untuk menyampaikan isi pikiran secara teratur dan sistematis. Oleh karenanya, pemahamannya pun dapat dilakukan secara baik. Berpikir teratur, logis, dan sistematis itu adalah ciri pemikiran yang cendikia. Penetapan bahasa Indonesia baku bukan berarti melarang penggunaan bahasa Indonesia yang tidak baku. Bahasa Indonesia baku mempunyai ranah penggunaan yan berbeda dengan ranah penggunaan bahasa Indonesia tidak baku dan ranah pengunaan bahasa-bahasa lain yang ada di Indonesia. Kita akan menggunakan bahasa Indonesia untuk berbicara di tingkat nasional atau berbicara dengan saudara kita dari daerah lain. Jika forumnya tidak resmi, kita boleh menggunakan bahasa Indonesia yang tidak baku. Yang penting adalah penggunaan bahasa Indonesia harus disesuaikan degan konteksnya. Pemilihan bahasa yang tepat sesuai dengan konteks situasi menunjukkan kecakapan kita menggunakan bahasa Indonesia.