Anda di halaman 1dari 3

1.

Bahasa Indonesia Baku


Bahasa Indonesia tumbuh dan berkembang dalam masyarakat
multikultural. Oleh karena itu, bahasa Indonesia mempunyai varian yang sangat
banyak, baik varian akibat perbedaan daerah penggunaan maupun varian akibat
kelompok sosial penggunanya. Perbedaan varian itu di satu sisi dapat dijadikan
ciri yang menunjukkan dari daerah mana atau kelompok mana seorang penutur
berasal, di sisi yang lain merupakan perbedaan yag mengganggu interaksi sosial
antarkelompok yang menggunakan bahasa Indonesia. Oleh karena itu, untuk
keperluan kedua itu, perlu ditetapkan bahasa Indonesia baku yang memiliki setiap
varian yang ada.
Bahasa Indonesia baku adalah inti semua varian bahasa Indonesia. Anda
pasti ingat dengan diagram venn dalam matematika. Seandainya A = {1, 2, 3, 4, 5,
6} ; B = {3, 4, 5, 6, 7} dan C = {5, 6, 7, 8, 9} maka D = {5, 6}. Anggaplah dalam
bahasa Indonesia terdapat dialek A, dialek B, dan dialek C. Bahasa Indonesia
baku adalah anggota irisan dari semua dialek itu. Dengan kata lain, bahasa baku
adalah inti dari bahasa yang dapat diterima oleh penutur semua dialek bahasa
Indonesia. Dalam istilah ilmu bahasa, anggota himpunan irisan itu disebut inti
bersama.
Untuk menyebut orang tua laki-laki kita, misalnya dalam bahasa A
digunakan kata babe, abah, bapak; dalam bahasa B digunakan kata abah, bapa,
bapak; dan dalam bahasa C digunkan kata bapa, bapak dan rama. Dengan
demikian, kata bapaklah yang dianggap baku. Akan tetapi, kondisi bahasa di
Indonesia tidak sesederhana himpunan A∩ B ∩C, karena jumlah variasi
penggunaan bahasa Indonesia sangat banyak. Menetapkan bahasa Indonesia baku
juga jauh lebih sulit dibandingkan mencari irisan himpunan A, B, dan C seperti
dalam ilustrasi tadi.
Dengan bahasa Indonesia baku, Anda dapat berinteraksi secara baik
dengan teman- teman Anda dari daerah mana pun mereka berasal. Itulah
sebabnya, pemerintah selalu mengupayakan pembakuan bahasa baik ejaan,
kosakata, maupun tata bahasanya agar komunikasi antara orang Indonesia dari
daerah yang satu dan orang Indonesia dari daerah lain berjalan lancar, tanpa salah
pengertian.
Dengan memilih inti bersama varian-varian bahasa Indonesia, bahasa
Indonesia baku mempunyai keunggulan dalam dua hal, yaitu keunggulan
jangkauan wilayah penggunaan dan keunggulan waktu penggunaan. Dengan
keunggulan wilayah penggunaan bahasa Indonesia baku dapat digunakan di
wilayah yang sangat luas jangkauannya. Bahasa Indonesia baku dapat dituturkan
dan dimengerti oleh semua orang Indonesia di mana pun mereka tinggal. Dengan
keunggulan waktu pengunaan bahasa Indonesia baku dapat digunakan dalam
kurun waktu yang relatif lama. Artinya, walaupun sudah dibuat sepuluh tahaun
yang lalu, dokumen berbahasa Indonesia itu masih dapat dipahami oleh pembaca
saat ini, dan akan dapat dipahami pula oleh pembaca pada masa yang akan datang.
Selain memiliki keunggulan wilayah dan waktu penggunaan, apa lagi ciri
bahasa baku? Masih ada beberapa ciri lain, yaitu kemantapan dinamis dan
cendikia. Bahasa Indonesia baku memiliki kemantapan dinamis. Artinya, kaidah
bahasa Indonesia relatif tetap serta tidak berubah setiap saat. Meskipun demikian,
kaidah bahasa Indonesia harus dapat diterapkan ke semua gejala yang ada di
dalam bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia terus berkembang, maka kaidah bahasa
Indonesia harus berlaku juga unsur bahasa yang baru muncul itu.
Bahasa Indonesia baku memiliki ciri cendikia. Artinya, bahasa Indonesia
baku mencerminkan cara berpikir yag teratur, logis dan sistemati. Untuk
mengungkapkan gagasan, bahasa Indonesia baku dapat dgunakan untuk
menyampaikan isi pikiran secara teratur dan sistematis. Oleh karenanya,
pemahamannya pun dapat dilakukan secara baik. Berpikir teratur, logis, dan
sistematis itu adalah ciri pemikiran yang cendikia.
Penetapan bahasa Indonesia baku bukan berarti melarang penggunaan
bahasa Indonesia yang tidak baku. Bahasa Indonesia baku mempunyai ranah
penggunaan yan berbeda dengan ranah penggunaan bahasa Indonesia tidak baku
dan ranah pengunaan bahasa-bahasa lain yang ada di Indonesia. Kita akan
menggunakan bahasa Indonesia untuk berbicara di tingkat nasional atau berbicara
dengan saudara kita dari daerah lain.
Jika forumnya tidak resmi, kita boleh menggunakan bahasa Indonesia
yang tidak baku. Yang penting adalah penggunaan bahasa Indonesia harus
disesuaikan degan konteksnya. Pemilihan bahasa yang tepat sesuai dengan
konteks situasi menunjukkan kecakapan kita menggunakan bahasa Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai