OLEH :
NIM. P07120115063
“HALUSINASI”
menganggap jumlah serta pola stimulus yang datang (baik dari dalam maupun
dari luar) tidak sesuai dengan kenyataan, disertai distorsi dan gangguan respons
terhadap stimulus tersebut baik respons yang berlebihan maupun yang kurang
memadai (Townsend, 2010). Halusinasi adalah satu gejala gangguan jiwa pada
Halusinasi adalah persepsi atau tanggapan dari panca indera tanpa adanya
rangsangan (stimulus) eksternal (Stuart & Laraia, 2005; Laraia, 2009). Halusinasi
II. PENYEBAB
Halusinasi merupakan salah satu gejala dalam menentukan diagnosis klien
A. Factor predisposisi
1. Nature
aniaya fisik, saksi aniaya fisik maupun sebagai pelaku, konsep diri
stres rendah), self control (ada riwayat terpapar stimulus suara, rabaan,
dalam politik tidak bisa dilakukan, pengalaman sosial buruk, dan tidak
2. Origin
a. Internal :Persepsi individu yang tidak baik tentang dirinya, orang lain
dan lingkungannya.
3. Timing: stres terjadi dalam waktu dekat, stress terjadi secara berulang-
serotonine
dan tertawa sendiri, daya tilik diri kurang, kurang dapat mengontrol
SUMBER KOPING
adekuat
boros atau santa pelit, tidak mempunyai uang untuk berobat, tidak
gangguan
MEKANISME KOPING
1. Konstruktif
2. Destruktif
Regresi
Proyeksi
Denial
Withdrawal
Tanda dan gejala halusinasi dinilai dari hasil observasi terhadap pasien serta
ungkapan pasien. Tanda dan gejala pasien halusinasi adalah sebagai berikut:
A. Data Obyektif
4. Menutup telinga.
8. Menutup hidung.
9. Sering meludah.
10. Muntah.
sedang sendirian.
peraba)
1. Tujuan
obat.
aktifitas.
2. Tindakan Keperawatan
1) Menghardik halusinasi
1. Tujuan
halusinasi.
aktivitas.
halusinasi.
Doenges, M.E, Townsend, M.C dan Moorhouse, M.F. (2007). Rencana Asuhan
Keliat, B.A dan Akemat. (2010). Model Praktik Keperawatan Profesional Jiwa.
EGC