LANDASAN TEORITIS
A. Kerangka Teori
1. Kurikulum
a. Pengertian Kurikulum
istilah yang berasal dari bahasa Yunani. Pada awalnya istilah ini digunakan
untuk dunia olah raga, yaitu berupa jarak yang harus ditempuh oleh seorang
dalam perlombaan lari estafet yang dikenal dalam dunia atletik. Dalam proses
Dari sisi etimologi, kata kurikulum terambil dari bahasa latin yang
perlombaan. Kata kurikulum dalam bentuk kata kerja yang dalam bahasa latin
1
Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2010), hlm: 16
2
Ibid.
17
18
kurikulum.
pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan
sekolah atau sebagai suatu kerangka tujuan yang ingin dicapai atau dengan
kata lain dapat diartikan sebagai dokumen yang berisikan rumusan tentang
tujuan belajar mengajar, bahan ajar, kegiatan belajar, jadwal dan evaluasi.
pendidikan dan sistem masyarakat. Hasil dari suatu sistem kurikulum adalah
3
Nasution, Asas-Asas Kurikulum , (Jakarta: Bumi Aksara, 1995), hlm: 9
4
Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: Bumi Aksara, 2001), hlm: 66
19
Kurikulum dalam bentuk ini merupakan suatu bidang kajian bagi para
ahli kurikulum dan ahli pendidikan. Sedangkan tujuan dari kurikulum sebagai
kurikulum.5
dibagi menjadi lima kelompok program belajar-mengajar, yaitu (1) sikap dan
Kewarganegaraan.6
5
Nana Syaodih Sukmadinata, Prinsip dan Landasan Kurikulum, (Jakarta: Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan, 1988), hlm: 29
6
E. Nugroho, et. al., Ensiklopedi Nasional Indonesia, (Jakarta: PT. Delta Pamungkas, Jilid
9, 2004), hlm: 240
20
sikap dan nilai yang bertujuan memberikan bekal dasar, dengan tekanan pada
penghayatan dan pengamalan nilai dan sikap tersebut. Jadi, makin tinggi
untuk menilai kurikulum itu dan juga untuk menilai hasil belajar para siswa.
pendidik, ahli-ahli serta orang dewasa lainnya dalam masyarakat dan negara
7
Oemar Hamalik, Administrasi dan Supervisi Pengembangan Kurikulum, (Bandung:
Mandar Maju, 1992), hlm: 55
21
b. Tujuan Kurikulum
setiap rencana harus memiliki tujuan agar dapat ditentukan apa yang harus
dicapai serta apa yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut. Ada
lain adalah:
1. Tujuan erat kaitannya dengan arah dan sasaran yang harus dicapai oleh
kurikulum yang berlaku. Tujuan juga dapat ditentukan daya serap siswa dan
ada tiga klasifikasi atau tiga domain (bidang) yang harus dipahami. Yaitu:
8
Wina Sanjaya, Kurikulum Pembelajaran Teori dan Praktik Pengembangan Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), (Jakarta: Kencana, 2011), hlm: 101
22
a. Domain Kognitif
1. Pengetahuan
sudah dipelajari.
2. Pemahaman
3. Penerapan
4. Analisis
9
Ibid, hlm: 102
23
5. Sintesis
rencana atau melihat hubungan abstrak dari berbagai informasi yang tersedia.
6. Evaluasi
b. Domain Afektif
1. Penerimaan
2. Merespons
kegiatan tertentu.
10
Ibid, hlm: 104
24
3. Menghargai
4. Mengorganisasi
5. Karakterisasi Nilai
berperilaku.
c. Domain Psikomotor
1. Gerak reflex
2. Keterampilan dasar
3. Keterampilan perceptual
4. Keterampilan fisik
5. Gerakan keterampilan
6. Komunikasi nondiskursif
11
Ibid, hlm: 105
25
seimbang harus menjadi acuan dan target setiap guru dalam proses
pembelajaran.
c. Komponen Kurikulum
1. Tujuan
dengan filsafat atau sistem nilai yang dianut masyarakat. Sedangkan dalam
skala mikro tujuan kurikulum berhubungan dengan misi dan visi sekolah serta
pengalaman belajar yang harus dimiliki siswa. Isi kurikulum itu menyangkut
pelajaran.
12
Tim Pengembangan MKDP Kurikulum dan Pengembangan, Kurikulum dan
Pengembangan, (Jakarta: Rajawali Pers, 2011), hlm: 46
26
pembelajaran merupakan pola dan urutan umum perbuatan guru dan siswa
telah ditentukan.
4. Evaluasi
apakah tujuan yang ditetapkan telah tercapai atau belum atau evaluasi
ditetapkan.13
d. Jenis-Jenis Kurikulum
dan praktek pendidikan juga bervariasi sesuai dengan aliran atau teori
mata pelajaran yang terpisah-pisah. Subject atau mata pelajaran ialah hasil
13
Ibid, 56
14
Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulumm Teori dan Praktek, (Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya, 2012), hlm: 5
15
S. Nasution, Asas-Asas Kurikulum, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), hlm: 21
27
secara logis dan sistematis, disederhanakan dan disajikan kepada anak didik
Kelebihan dari jenis kurikulum ini adalah, 1). Bahan pelajaran dapat
disajikan secara logis dan sistematis. 2). Sederhana, mudah direncanakan dan
dilaksanakan. 3). Mudah dinilai. 4). Dipakai di Perguruan Tinggi. 5). Sudah
2. Corelated curriculum
3. Integrated curriculum
antara berbagai mata pelajaran dan menyajikan bahan pelajaran dalam bentuk
suatu keseluruhan yang bulat. 2). Menerobos batas-batas mata pelajaran. 3).
Didasarkan atas kebutuhan dan minat anak. 4). Life centered. 5). Perlu waktu
organisasi yang logis dan sistematis. 3). Memberatkan tugas guru. 4). Tidak
e. Pengembangan Kurikulum
yaitu:17
nasional yang meliputi jalur pendidikan sekolah dan luar sekolah baik secara
nasional.
16
Ibid
17
E. Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Praktis, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2007), hlm: 148
29
2. Pengembangan KTSP
pendidikan.
3. Pengembangan silabus
studi pada berbagai satuan pendidikan. Kegiatan yang dilakukan antara lain:
pencapaian kompetensi.
pembelajaran.
5. Kurikulum aktual
f. Implementasi Kurikulum
pendidikan atau proses yang mengaitkan satu komponen dengan yang lainnya
tersebut.
berikut:19
pembentuk kurikulum.
18
Ibid, hlm: 151
19
Sholeh Hidayat, Pengembangan Kurikulum Baru, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2013), hlm: 156
31
2. Kurikulum 2013
Perubahan yang paling esensi dalam sistem pendidikan nasional ini adalah
Kurikulum 2013.
itu membawa sekian banyak problem yang tidak mudah untuk dipecahkan,
20
M. Zainuddin, Reformasi Pendidikan (Kritikan Kurikulum dan Manajemen Berbasis
Sekolah), (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008), hlm: 215
32
pembiayaan serta etos kerja seluruh warga dan lingkungan sekolah atau
madrasah.21
bertahap, mulai tahun ajaran 2013 (Juli 2013) pada jenjang pendidikan dasar
dan menengah, dimulai kelas I dan IV untuk SD, kelas VII untuk SMP dan
30% SD dan 100% untuk SMP, SMA dan SMK, sehingga tahun 2016 semua
baru baik negeri maupun swasta. Artinya Kurikulum 2013 dapat diterapkan
pada setiap jenis dan jenjang pendidikan dan pada berbagai ranah pendidikan.
agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang
21
E. Mulyasa, Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2013), hlm: 9
22
Ibid
33
1). Belajar untuk beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang maha esa. 2).
melaksanakan dan berbuat secara efektif. 4). Belajar untuk hidup bersama
dan berguna bagi orang lain dan 5). Belajar untuk membangun dan
34
yang saling menerima dan menghargai, akrab, terbuka dan hangat dengan
prinsip ing ngarsa sung tulada,ing madia mangun karsa, tut wuri
teladan).
keterkaitan dan kesinambungan yang cocok dan memadai antar kelas dan
pelajaran, selain itu materi yang terlalu banyak dan terlalu tinggi tingkat
2006.
keberlanjutan pembelajaran.
e. Materi dan evaluasi yang dilakukan selama ini lebih banyak menekankan
pada aspek kognitif saja, belum banyak mengolah aspek afektif yang
sejenisnya.
23
Kunandar, Op. Cit., hlm: 142
36
baik para guru, kepala sekolah, dan lainnya dalam menyusun kurikulum,
sekolah di Indonesia juga bermasalah. Hal inilah yang akan diatasi melalui
siswa dituntut untuk paham atas materi, aktif dalam proses berdiskusi dan
presentasi serta memiliki sopan santun dan sikpa disiplin yang tinggi.
a. Landasan Yuridis
24
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Informasi Kurikulum untuk Masyarakat,
2013, hlm: 2-3
37
pendidikan.
b. Landasan Filosofis
bangsa masa kini, dan kehidupan bangsa di masa yang akan datang.
dengan zaman dimana peserta didik tersebut hidup dan mengembangkan diri.
umat manusia.
potensi peserta didik. Pancasila sebagai filsafat bangsa dan negara Indonesia
menjadi sumber utama dan penentu arah yang akan dicapai dalam kurikulum.
c. Filosofi ini yang banyak dikenal dengan nama rekonstruksi sosial yaitu
peserta didik sebagai subjek yang peduli pada lingkungan sosial, alam dan
lingkungan budaya.
26
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Naskah Akademik Pengembangan
Kurikulum, 2011, hlm: 46-49
39
c. Landasan Empiris
Sebagai negara bangsa yang besar dari segi geografis, suku bangsa,
kedaerah lain, sekecil apapun ancaman disintegrasi bangsa masih tetap ada.
tersebut berhulu dari kurikulum, namun beberapa ahli pendidikan dan tokoh
menantang peserta didik. Oleh karena itu, kurikulum perlu direorientasi dan
d. Landasan Teoritik
27
Hamdani Hamid, Pengembangan Kurikulum Pendidikan, (Bandung: CV. Pustaka Setia,
2012), hlm: 48
28
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kurikulum 2013: Rasional.....Op. Cit., hlm:
40
41
landasan atau pondasi yang kuat, maka ketika diterpa angin atau terjadi
pula dengan halnya kurikulum, apabila tidak memiliki landasan yang kuat,
kurikulum dalam bentuk mata pelajaran, posisi konten/ mata pelajaran dalam
beban belajar untuk mata pelajaran dan beban belajar per minggu untuk setiap
Menengah Atas (SMA) secara bertahap. Untuk jenjang SMA dan SMK hanya
tiga mata pelajaran saja yang menggunakan kurikulum baru tersebut. Menurut
29
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kurikulum 2013: Kompetensi Dasar Sekolah
Menengah Atas (SMA) dan Madrasah Aliyah (MA), 2013, hlm: 6
42
tahun ini Kurikulum 2013 yang dipakai di SMA/SMK hanya untuk tiga mata
buku mata pelajaran wajib bagi SMA baru akan dibuat pada tahun ini
sehingga buku tersebut baru dapat digunakan untuk tahun ajaran 2014/2015.
sebelumnya untuk SMA yaitu penjurusan tak lagi dilakukan pada kelas II
1. Mata pelajaran wajib diikuti oleh seluruh peserta didik disatu satuan
2. Mata pelajaran peminatan yang diikuti oleh peserta didik sesuai dengan
terdiri atas kelompok mata pelajaran wajib dan mata pelajaran pilihan. Mata
pelajaran wajib sebanyak 9 mata pelajaran dengan beban belajar 18 jam per
30
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Dokumen Kurikulum 2013, Desember 2012,
hlm: 13-17
43
konten serta label konten (mata pelajaran untuk mata pelajaran wajib bagi
SMA/MA dan SMK/MAK adalah sama. Mata pelajaran pilihan terdiri atas
didalamnya terdapat pilihan sesuai dengan minat peserta didik. Beban belajar
di SMA untuk kelas X, XI dan XII masing-masing 43 jam belajar per minggu.
Satu jam belajar adalah 45 menit.31 Adapun struktur kelompok mata pelajaran
Tabel II. 1
Struktur Kelompok Mata Pelajaran Wajib
31
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, op. Cit, hlm: 67
32
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kurikulum 2013: Rasional.....Op. Cit., hlm:
68
44
Kelompok C Permintaan
Mata Pelajaran Peminatan 18 20 20
Akademik (SMA/MA)
Jumlah jam pelajaran yang 42 44 44
harus ditempuh per minggu
Keterangan:
Mata Pelajaran Seni Budaya dapat memuat Bahasa Daerah
dasar yang sama bagi tamatan pendidikan menengah antara mereka yang
peminatan (sebagai ganti jurusan) dan pilihan antar kelompok peminatan dan
konotasi terbatas pada apa yang tersedia pada jurusan tersebut dan tidak boleh
Nama kelompok minat diubah dari IPA, IPS dan Bahasa, menjadi
Matematika, Sosial dan Bahasa. Nama-nama ini tidak diartikan sebagai nama
Tabel II. 2
Struktur Kelompok Mata Pelajaran Peminatan
terdiri atas mata pelajaran 1). Seni Budaya, 2). Pendidikan Jasmani, Olahraga,
dan Kesehatan, dan 3). Prakarya dan Kewirausahawan adalah kelompok mata
46
dapat menambah jam pelajaran per minggu sesuai dengan kebutuhan peserta
ilmu alam, peminatan ilmu-ilmu sosial, serta peminatan bahasa dan budaya.
Sejak kelas X peserta didik sudah harus memilih kelompok peminatan yang
tes penempatan (placement test) ketika mendaftar di SMA atau tes bakat
minat oleh psikolog atau rekomendasi guru BK di SMA. Pada akhir minggu
peminatannya.
33
Ibid, hlm: 69
34
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kurikulum 2013 Kompetensi....Op. Cit, hlm:
9-10
47
yang dipilih peserta didik harus diikuti. Setiap kelompok peminatan terdiri
jam pelajaran untuk kelas X, dan 4 pelajaran untuk kelas XI dan XII. Untuk
mata pelajaran pilihan lintas minat atau pendalaman minat kelas X, jumlah
jam pelajaran pilihan per minggu berdurasi 6 jam pelajaran yang dapat
lintas minat atau pendalaman minat dengan jumlah jam pelajaran pilihan per
minggu berdurasi 4 jam pelajaran yang dapat di ambil yaitu sebagai berikut:
yang didasarkan atas pemahaman potensi diri dan peluang yang ada
dilingkungannya.
sebagai dasar pertimbangan bagi arah peminatan yang akan ditempuh. Kelima
1. Bakat, minat, dan kecenderungan pribadi yang dapat diukur dengan tes
3. Kondisi dan kurikulum yang memuat mata pelajaran atau praktik atau
latihan yang dapat diambil atau didalami siswa atas dasar pilihan, serta
4. Prestasi hasil belajar, yaitu nilai hasil belajar yang diperoleh siswa di
sekolah atau madrasah, baik rata-rata pada umumnya, maupun per mata
5. Ketersediaan fasilitas sekolah atau madrasah, yaitu apa yang ada di tempat
siswa belajar yang dapat menunjang pilihan atau arah peminatan siswa.
sumber yang dapat membantu siswa, seperti orang tua dan kemungkinan
pendidikan.
35
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Panduan Pelayanan Bimbingan dan
Konseling: Arah Peminatan Siswa untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah SD/MI,
SMP/MTs/SMPLB, SMA/MA/SMALB dan SMK, 2013, hlm: 17-18
49
36
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Dokumen…….., Op. Cit., hlm: 18
50
kepala sekolah.
b. Juli 2014: kelas XI, pada tahun kedua ini hanya kelas terakhir SMA
c. Juli 2015: Seluruh kelas dan seluruh sekolah SMA telah melaksanakan
Kurikulum 2013.
tersebut.
3. Pengembangan buku siswa dan buku pegangan guru dari tahun 2013-2016
serta distribusi buku akan seluruhnya selesai pada awal tahun terakhir
juga berkenaan dengan tata kerja baru para guru dan kepemimpinan kepala
sekolah.
2013-2016.
seharusnya.37
37
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kurikulum 2013: Rasional..., Op. Cit., hlm:
80-84
38
E. Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Sebuah Panduan Praktis, (Bandung:
Remaja Rosdakarya, 2006), hlm: 8
39
M. Zainuddin, Reformasi Pendidikan: Kritik Kurikulum dan manajemen Berbasis
Sekolah, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008), hlm: 194
53
Kurikulum 2013 pada jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA) adalah sebagai
Berikut:40
dan komunikasi (TIK) adalah mata pelajaran yang berdiri sendiri atau
SMA dan SMK memiliki mata pelajaran wajib yang sama terkait dasar-
40
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Informasi Kurikulum Untuk Masyarakat,
2013, hlm: 15-16
54
pendalaman.
Tabel II. 3
Perbandingan Tata Kelola Pelaksanaan Kurikulum
41
E. Mulyasa, Op.Cit., hlm: 167-168
55
Tabel II. 4
Perbandingan Tata Kelola Pelaksanaan Kurikulum
Kecil, untuk
pengembangan dari
Guru Hampir mutlak
Penyusunan yang ada pada buku
Rencana teks
Pelaksanaan Supervisi
Supervisi pelaksanaan
Pembelajaran Pemerintah Daerah penyusunan dan
dan pemantauan
pemantauan
Guru Mutlak Hampir Mutlak
Pemantauan
Pelaksanaan Pemantauan
kesesuaian
Pembelajaran Pemerintah Daerah kesesuaian dengan
dengan rencana
buku teks (terkendali)
(variatif)
Penjaminan Sulit, karena Mudah, karena
Mutu Pemerintah variasi terlalu mengarah pada
besar pedoman yang sama
dengan lainnya terdapat perbedaan, tetapi juga masih ada persamaan di antara
kurikulum itu. Antara KTSP dan Kurikulum 2013 seperti, KTSP dan
suatu lembaga. Oleh karena itu, wajar bila kurikulum selalu berubah dan
B. Tinjauan Pustaka
urgensi kajian penelitian adalah sebagai bahan auto kritik terhadap penelitian
sama dan hampir sama dari seseorang maka peneliti akan memaparkan karya-
pada tahun 2013 dengan judul “Persepsi Guru SMA Negeri 1 Sekampung
guru tentang komponen tujuan pada Kurikulum 2013 berada dalam katagori
mendukung (55,6 %). Persepsi guru tentang komponen isi pada Kurikulum
atau kontekstual bagi peserta didik, yang memungkinkan mereka secara nyata
Bentuk dari penilaian tersebut adalah penilaian kinerja, proyek, portofolio dan
sehingga bersifat autentik dan bermakna bagi guru untuk menentukan cara-
cara terbaik agar semua siswa dapat mencapai hasil akhir, meski dengan
peran aktif dan kreatif. Keterlibatan peserta didik dalam melaksanakan tugas
saintifik, memahami aneka fenomena atau gejala dan hubungannya satu sama
lain secara mendalam, serta mengaitkan apa yang dipelajari dengan dunia
nyata yang luar sekolah. Disini, guru dan peserta didik memiliki tanggung
jawab atas apa yang terjadi. Peserta didik pun tahu apa yang mereka ingin
untuk tetap pada tugas. Asesmen autentik pun mendorong peserta didik
tes pilihan ganda, benar atau salah, menjodohkan, dan lain-lain telah gagal
mengetahui kinerja peserta didik yang sesungguhnya. Tes semacam ini telah
dari proses dan hasil belajar peserta didik. Ketika asesmen tradisional
mata pelajaran atau disiplin ilmu, ketika itu pula asesmen autentik
dipakai dalam penilaian tetap tidak luput dari kelemahan dan kelebihan.
lingkungannya melalui asesmen proses dan hasil belajar yang autentik. Data
atau deskripsi atas capaian hasil belajar peserta didik secara akurat, misalnya,
skor atau daftar cek (checklist) untuk menilai tanggapan relatif peserta didik
relatif terhadap kriteria dalam kisaran terbatas dari empat atau lebih tingkat
kemahiran (misalnya sangat mahir, mahir, sebagian mahir, dan tidak mahir).
Ketiga Jurnal yang disusun oleh Tina Rosiana Jurusan Kurikulum dan
itu secara umum konsep yang ada pada Kurikulum 2013 sebenarnya tidak
61
sebahagian masih tetap ada pada Kurikulum 2013. Masalah paling utama
yang telah ditetapkan oleh Kurikulum 2013. Dengan kata lain prinsip utama
dari perkembangan dunia, dengan modal yang cukup kuat, kita akan
sedang peneliti lakukan ini, yaitu tentang Kurikulum 2013. Akan tetapi
C. Konsep Operasional
a. Sikap
b. Pengetahuan
c. Keterampilan
2. Standar Isi
a. Materi
b. Kompetensi
3. Standar Proses
a. Kegiatan Pendahuluan
b. Kegiatan Inti
c. Kegiatan Penutup
63
4. Standar Penilaian