Anda di halaman 1dari 14

Olahraga untuk Penderita Diabetes

Olahraga adalah kegiatan penting yang harus dilakukan setiap orang agar tetap sehat. Bagi
penderita diabetes melitus, baik yang terkontrol maupun belum terkontrol, manfaat yang
didapat dari berolah raga bahkan lebih banyak lagi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa olah
raga atau aktivitas fisik dapat:

 Meningkatkan sensitivitas sel-sel tubuh terhadap insulin sehingga membantu


menurunkan kadar gula dan kadar lemak darah.
 Menurunkan tekanan darah dan kadar kolesterol jahat darah (LDL), meningkatkan
kolesterol baik (HDL) sehingga menurunkan risiko penyakit jantung.
 Mengontrol berat badan.
 Menurunkan risiko komplikasi penyakit DM.
 Menguatkan jantung, otot dan tulang.
 Menurunkan tingkat stress.

Jenis-jenis olahraga yang baik untuk pasien DM antara lain:

Aerobik

Latihan aerobik membuat jantung dan tulang kuat, mengurangi


stress dan meningkatan aliran darah. Aerobik juga menurunkan risiko DM tipe 2, penyakit
jantung dan stroke dengan menjaga kadar gula, kolesterol dan tekanan darah dalam rentang
normal. Lakukan latihan aerobik selama 30 menit minimal 5 kali seminggu. Jika Anda
belum terbiasa berolah raga, lakukan 5- 10 menit sehari, lalu tingkatkan secara bertahap
setiap minggu.

Contoh latihan aerobik yang dapat dilakukan adalah berjalan cepat, berdansa atau
mengikuti kelas aerobik. Jika Anda memiliki masalah pada saraf kaki atau sendi lutut,
sebaiknya Anda mengurangi beban pada kaki dengan memilih berenang, bersepeda atau
mendayung.

Angkat beban (weight lifting)


Latihan angkat beban dapat membantu meningkatkan kekuatan
tulang dan otot sambil membakar lemak, serta menjaga kepadatan tulang. Lakukan latihan
beban 2-3 kali seminggu sebagai tambahan latihan aerobik.

Latihan beban dapat dilakukan dengan sit up, push up, mengangkat barbel di rumah atau
menggunakan alat-alat latihan di pusat kebugaran.

Peregangan (stretching)

Stretching atau peregangan dapat mencegah kram otot, kekakuan dan


cedera otot. Beberapa jenis latihan fleksibilitas seperti yoga dan tai chi melibatkan meditasi
dan teknik bernapas sehingga mengurangi stress. Lakukan latihan peregangan 5 – 10 menit
sebelum berolah raga (pemanasan) dan lakukan lagi setelah berolah raga (pendinginan).

Aktivitas lain?

Selain berolah raga, aktivitas fisik dapat juga dilakukan sambil melakukan kegiatan sehari-
hari secara ekstra, misalnya:

 Memilih naik tangga dari pada naik escalator atau elevator


 Parkir mobil di tempat yang jauh dari pintu masuk mal
 Berjalan cepat atau bersepeda saat ada kesempatan
 Bermain dengan anak-anak
 Mengajak anjing peliharaan berjalan-jalan
 Bangun dari temat duduk untuk mengganti saluran TV daripada menggunakan remote
control
 Berkebun, membersihkan rumah dan mencuci mobil sendiri
 Saat di pasar swalayan, berjalan menyusuri setiap lorong yang ada

Olahraga harus dilakukan secara RUTIN agar kondisi tubuh Anda menjadi STABIL.
Terutama bagi penderita DM, aerobik merupakan jenis olahraga yang sangat baik.
Read more: http://diabetesmelitus.org/olahraga-untuk-penderita-diabetes/#ixzz2gLM5yUZS
Hipoglikemia saat olah raga

Olahraga, tidak diragukan lagi, membawa efek positif bagi kesehatan penderita diabetes
melitus. Olah raga merupakan salah satu cara yang dianjurkan untuk mengontrol kadar gula
darah dan mencegah komplikasi DM jangka panjang seperti kerusakan saraf dan penyakit
jantung. Namun, Anda harus tetap berhati-hati akan risiko terjadinya penurunan gula darah
terlalu rendah, atau yang sering disebut sebagai hipoglikemi. Sangat penting bagi Anda dan
orang yang mendampingi Anda berolah raga untuk mengetahui gejala-gejala dan penanganan
awal jika Anda mengalami hipoglikemia.

Saat berolah raga, tubuh kita membutuhkan energi lebih banyak. Energi tersebut berasal dari
metabolisme tubuh yang mengolah glukosa dalam darah. Lama kelamaan, kadar glukosa
menurun karena sudah berubah menjadi energi. Ini sebabnya, olah raga baik untuk membantu
menjaga kadar gula darah pasien DM. Namun, jika glukosa yang terpakai terlalu banyak,
maka kadar gula darah akan turun menjadi terlalu rendah sehingga terjadi
hipoglikemia.

Gejala hipoglikemia antara lain:

 perasaan lemah dan kelelahan


 bingung
 lapar
 gemetar
 berkeringat dingin
 nyeri kepala
 pingsan atau kejang (dalam kasus yang berat)
Respon tubuh terhadap kegiatan yang Anda lakukan berbeda-beda, sehingga Anda harus
selalu mempersiapkan diri untuk keadaan darurat jika terjadi hipoglikemia saat Anda berolah
raga ataupun segera setelah Anda selesai berolah raga.

Tips untuk mencegah hipoglikemia saat Anda berolah raga:

 Berkonsultasilah dengan dokter Anda untuk menyesuaikan jenis olah raga yang Anda
lakukan dengan dosis obat atau insulin serta pola diet Anda.
 Periksalah kadar gula darah Anda sebelum Anda berolah raga.
 Makanlah makanan kecil sebelum memulai olah raga, jika kadar gula darah Anda
dalam batas normal.
 Kenalilah gejala hipoglikemia, dan segeralah menghentikan olah raga Anda jika Anda
merasakannya. Segera periksa lagi kadar gula darah Anda, lalu lakukan penanganan
sesuai hasilnya.
 Bawalah selalu makanan kecil atau permen yang dapat langsung Anda konsumsi saat
hipoglikemia terjadi (untuk menambah kadar gula darah).
 Jika Anda berolah raga lebih dari satu jam, periksalah kadar gula darah secara
berinterval. Anda mungkin perlu memakan makanan kecil di tengah olah raga Anda.
 Periksa kadar gula darah setelah Anda berolah raga.

Read more: http://diabetesmelitus.org/hipoglikemia-saat-olah-raga/#ixzz2gLMJfGia

Tips Olahraga untuk Pasien Diabetes

Aktivitas fisik untuk pengendalian dan pencegahan diabetes melitus yang direkomendasikan
adalah sesi 30 menit minimal 3-4x seminggu (atau idealnya setiap hari) bagi orang dewasa
dan 60 menit bagi anak-anak dan remaja.

Aktivitas dapat dibagi menjadi beberapa sesi, setiap sesi 10-15 menit. Kegiatan yang
direkomendasikan adalah kegiatan yang meningkatkan pernapasan dan denyut jantung
dan menyebabkan sedikit berkeringat, misalnya berjalan, berkebun, berenang, atau
membersihkan rumah. Lakukan peningkatan intensitas dan lama latihan secara bertahap.

Sebagai alternatif, Anda juga dapat memilih sesi olah raga 3 kali seminggu masing-masing
selama 20 menit dengan kegiatan yang lebih berat, misalnya jogging, berlari, kelas aerobik,
dan sebagainya. Jangan lupa untuk tetap melakukan pemasanan dan pendinginan untuk
mencegah cedera otot.
PERINGATAN
Jangan lakukan aktivitas fisik terlalu berat atau terlalu lama. Jika Anda melakukannya, tubuh
akan menghasilkan hormon adrenalin dan hormon-hormon lain yang akan melawan fungsi
insulin. Dengan begitu, gula darah Anda akan semakin meningkat.

TIPS Latihan Untuk Pasien Diabetes

 Sebelum memulai latihan, pasien diabetes sebaiknya berkonsultasi dulu dengan


dokternya, untuk memastikan bahwa kegiatan latihan yang dipilihnya cukup aman
dan sesuai dengan keadaan fisiknya, misalnya jika pasien sudah memiliki masalah
pada saraf kaki atau pembuluh darah matanya. Selain itu, dokter dapat menyesuaikan
kadar obat atau insulin serta porsi makanan yang diberikan sehingga mencegah
terjadinya keadaan hipoglikemik.
 Berlatihlah dengan seseorang yang mengetahui bahwa Anda adalah seorang penderita
diabetes dan mengetahui apa yang harus ia lakukan jika Anda mendadak mengalami
hipoglikemik.
 Bawalah makanan kecil saat berolah raga, misalnya sekotak kismis atau permen,
untuk digunakan jika Anda mengalami hipoglikemik.
 Jika tidak didampingi, gunakanlah gelang atau atribut yang menunjukkan bahwa Anda
adalah penderita diabetes.
 Gunakan sepatu dan kaos kaki katun yang nyaman. Gantilah kaos kaki yang sudah
basah.
 Setelah berolah raga, lakukan pemeriksaan pada kaki Anda untuk mencari adanya
kemerahan, lecet, luka atau kulit melepuh.
 Minumlah cukup air putih sebelum, selama dan setelah latihan untuk mencegah
dehidrasi.
 Jangan mengabaikan nyeri yang Anda rasakan. Segera hentikan latihan jika tiba-tiba
Anda merasakan nyeri.
 Pilihlah aktivitas yang Anda gemari sehingga Anda dapat menjalani aktivitas tersebut
dengan senang hati secara rutin. Kegiatan yang dapat dipilih misalnya berjalan,
mendaki gunung, aerobik, berdansa, bersepeda, bermain basket, tenis, voli, dan lain
sebagainya.

Read more: http://diabetesmelitus.org/tips-olahraga-untuk-pasien-diabetes/#ixzz2gLMQ1V4b

Perawatan Kaki Bagi Penderita Diabetes


Salah satu komplikasi yang sering terjadi pada pasien diabetes melitus adalah
masalah kaki. Misalnya luka pada kaki yang tidak kunjung sembuh, infeksi bakteri atau
jamur, dan yang paling parah adalah pembusukan jaringan sehingga perlu dilakukan
amputasi. Masalah pada kaki penderita DM disebabkan oleh dua hal, yakni:

1. Aliran darah yang buruk. Hal ini terjadi karena kerusakan pembuluh darah yang
disebabkan oleh kadar gula darah yang tinggi dalam waktu lama. Aliran darah yang
terganggu menyebabkan kaki tidak mendapatkan nutrisi yang cukup, sehingga kulit
kaki menjadi lemah, mudah luka dan sukar sembuh jika terjadi luka.
2. Kerusakan saraf. Hal ini juga terjadi karena kadar gula darah yang tinggi dalam
waktu lama. Kerusakan saraf menyebabkan kepekaan seorang pasien DM terhadap
rasa nyeri menjadi berkurang, sehingga pasien tidak sadar saat kakinya terluka.

Untuk mencegah terjadinya masalah kaki pada pasien DM, langkah pertama yang harus
dilakukan adalah mengendalikan kadar gula darah seoptimal mungkin dan berhenti
merokok. Selain itu, pasien DM juga harus membiasakan diri merawat kakinya.

Perawatan harian yang dapat dilakukan adalah mencuci kaki dengan sabun dan air hangat.
Setelah itu, kaki harus dikeringkan dengan benar sampai ke sela-sela jari agar tidak terinfeksi
jamur. Oleskan pelembab untuk mencegah kulit kering, tetapi jangan oleskan pelembab pada
sela-sela jari. Jangan merendam kaki Anda, karena akan membuat kulit rusak, sehingga
mudah terkena infeksi.

Saat mencuci atau mengoleskan pelembab pada kaki, perhatikan kaki


Anda! Apakah terdapat bercak merah, kapalan, luka, kuku yang tumbuh menusuk jari kaki,
kuku kuning dan rapuh, pembengkakan kaki, kulit kaki pecah pecah ataupun melepuh.
Perhatikan juga warna kulit kaki yang menjadi biru atau hitam. Hal ini menandakan aliran
darah yang buruk sehingga butuh penanganan segera. Jika sulit untuk melihat telapak kaki,
gunakanlah cermin atau minta tolong kepada orang serumah.

Guntinglah kuku kaki Anda setiap bulan dengan arah lurus, kikir ujung-ujung kuku yang
tajam dengan pengikir kuku dan jangan menggunting kutikula kuku Anda.

Pasian DM harus selalu menggunakan alas kaki yang nyaman dipakai, baik di dalam
maupun di luar rumah. Alas kaki tidak boleh kebesaran maupun kekecilan karena dapat
menyebabkan kaki lecet. Periksalah bagian dalam sepatu sebelum menggunakannya untuk
memastikan tidak ada benda tajam yang dapat melukai kaki.
Untuk menjaga aliran darah ke kaki tetap baik, angkat kaki Anda saat duduk, lalu gerakkan
jari-jari kaki dan pergelangan kaki ke atas dan ke bawah selama 5 menit sebanyak 2 -3 kali
sehari. Jangan melipat kaki Anda dalam waktu lama!

Selain merawat kaki sendiri di rumah, pasien diabetes juga perlu memeriksakan kakinya ke
dokter sambil memeriksakan kadar gula darahnya. Dokter akan memeriksa denyut nadi kaki
Anda, sensibilitas, dan kelainan-kelainan yang mungkin terjadi pada kaki Anda.

Read more: http://diabetesmelitus.org/perawatan-kaki-diabetes/#ixzz2gLW7k5PI

Daftar Indeks Glikemik Makanan

Seperti dijelaskan pada artikel tentang indeks glikemik, peningkatan kadar gula darah
dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu: JUMLAH dan JENIS karbohidrat yang dikonsumsi.

Semakin banyak JUMLAH karbohidrat yang dikonsumsi (dengan kata lain: semakin banyak
Anda mengkonsumsi suatu jenis makanan), maka kadar glukosa darah akan semakin
meningkat.

Sedangkan JENIS karbohidrat suatu makanan dapat diketahui berdasarkan indeks glikemik
makanan tersebut. Makanan dengan indeks glikemik yang tinggi akan meningkatkan gula
darah secara cepat. Jadi, bagi penderita diabetes disarankan untuk memilih makanan dengan
indeks glikemik yang rendah.

Di bawah ini adalah tabel indeks glikemik yang dapat Anda gunakan untuk mengatur pola
makan diet. Selain indeks glikemik, ditampilkan juga takaran saji dan beban glikemik yang
dihasilkan jika suatu makanan dikonsumsi sebesar takaran sajinya:

Indeks Takaran Saji Beban


Jenis makanan Nama
Glikemik (gram) Glikemik
BAKERY Tortila gandum 30 50 8
Sponge cake 46 63 17
Cake pisang dengan gula 47 60 14
Tortila jagung 52 50 12
Cake pisang tanpa gula 55 60 12
Roti hamburger 61 30 9
Pita bread 68 30 10
Roti putih 71 30 10
Roti gandum utuh (whole wheat) 71 30 9
Bagel putih 72 70 25
Baguette putih 95 30 15
Nasi merah 50 150 14
Oatmeal 55 250 13
Jagung rebus 60 150 20
SEREAL Muesli 66 30 16
Oatmeal instan 83 250 30
Nasi putih 89 150 43
Cornflakes™ 93 30 23
Jus apel tanpa pemanis 44 250 ml 30
MINUMAN Jus jeruk tanpa pemanis 50 250 ml 12
Soft drink 68 250 ml 23
Susu skim 32 250 ml 4
Yoghurt rendah lemak dengan buah 33 200 11
Dairy Product
Susu penuh lemak 41 250 ml 5
Es Krim 57 50 6
Jeruk Bali 25 120 3
Pear 38 120 4
Apel 39 120 6
Jeruk 40 120 4
Peach kalengan 40 120 5
BUAH
Peach 42 120 5
BUAHAN
Pear kalengan 43 120 5
Anggur 59 120 11
Pisang 62 120 16
Kismis 64 60 28
Semangka 72 120 4
KACANG Kacang tanah 7 50 0
KACANGAN
Kacang kedelai 15 150 1
Kacang mede asin 27 50 3
Kacang merah 29 150 7
Kacang hitam 30 150 7
Kacang panggang 40 150 6
Fettucini 32 180 15
PASTA Makaroni 47 180 23
Spaghetti direbus 20 menit 58 180 26
Keripik jagung asin 42 50 11

MAKANAN Keripik kentang 51 50 12


RINGAN Berondong jagung tawar 55 20 6
Pretzel 83 30 16
Wortel 35 80 2
Green peas 51 80 4
SAYURAN Talas 54 150 20
Ubi 70 150 22
Mashed potato instan 87 150 17
Chicken nuggets dipanaskan di 46 100 7
LAIN LAIN microwave
Madu 61 25 12

Sebagai catatan: jika indeks glikemik glukosa adalah 100, maka:

 indeks glikemik rendah adalah ≤ 55


 indeks glikemik sedang adalah 56 -69
 indeks glikemik tinggi adalah ≥ 70

Read more: http://diabetesmelitus.org/daftar-indeks-glikemik-makanan/#ixzz2gLY1Pkgi

Pengertian Indeks Glikemik

Dalam memilih makanan untuk dikonsumsi, penderita diabetes harus memperhatikan jenis
karbohidrat yang terkandung dalam makanan tersebut. Ada jenis karbohidrat yang cepat
diserap tubuh (sehingga kadar gula darah melonjak dan cepat terasa lapar lagi), ada juga
karbohidrat yang lambat diserap (sehingga kadar glukosa darah lebih stabil dan terasa
kenyang lebih lama).
Indeks glikemik adalah ukuran seberapa besar efek suatu makanan yang mengandung
karbohidrat dalam meningkatkan kadar gula darah setelah dimakan, dibandingkan dengan
glukosa atau roti putih. Makanan dengan indeks glikemik tinggi adalah makanan yang
cepat dicerna dan diserap sehingga kadar gula darah akan meningkat dengan cepat
secara signifikan. Makanan dengan indeks glikemik yang rendah mengalami pencernaan dan
penyerapan yang lebih lambat sehingga peningkatan kadar glukosa dan insulin dalam darah
akan terjadi secara perlahan-lahan. Makanan dengan indeks glikemik rendah telah terbukti
memperbaiki kadar glukosa dan lemak pada pasien-pasien diabetes melitus dan memperbaiki
resistensi insulin. Selain itu, makanan dengan indeks glikemik rendah juga membantu
mengontrol nafsu makan, memperlambat munculnya rasa lapar sehingga dapat membantu
mengontrol berat badan pasien.

Indeks glikemik menunjukkan jenis karbohidrat yang terkandung dalam makanan, bukan
jumlah karbohidrat. Peningkatan kadar gula darah dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu
JUMLAH dan JENIS karbohidrat yang dikonsumsi. Pada sebagian besar orang, kadar
glukosa darah lebih dipengaruhi oleh jumlah karbohidrat yang dikonsumsi. Namun, jenis
karbohidrat juga berpengaruh terhadap gula darah. Jadi, strategi yang optimal adalah
mengontrol kedua aspek tersebut, yaitu jumlah dan jenis karbohidrat yang dikonsumsi.

Efek dari indeks glikemik suatu makanan akan berubah jika dikonsumsi bersamaan dengan
makanan lain. Maka, jika seseorang mengonsumsi makanan dengan indeks glikemik tinggi
sebaiknya dikombinasikan dengan makanan dengan indeks glikemik rendah, sehingga
menyeimbangkan efek terhadap kadar glukosa darah.

Read more: http://diabetesmelitus.org/pengertian-indeks-glikemik/#ixzz2gLaZVzoC

Tatalaksana Pasien Diabetes

Tujuan tatalaksana pasien diabetes melitus tipe 2 adalah menurunkan kadar glukosa darah
menjadi normal atau mendekati normal, sehingga mencegah terjadinya komplikasi pada
pasien tersebut. Pada pasien DM tipe 2, tatalaksana diawali dengan mengubah gaya hidup
yakni melakukan pola makan sehat dan meningkatkan aktivitas fisik sehingga tercapai berat
badan ideal. Jika dalam 2-4 minggu kadar glukosa darah tetap tidak mencapai target, maka
harus diberikan satu macam obat hipoglikemik oral (OHO) untuk membantu menurunkan
kadar glukosa darah. Jika kadar glukosa darah tetap belum mencapai sasaran, maka dapat
ditambahkan satu macam OHO lagi atau ditambahkan suntikan insulin.

Diabetes melitus memang tidak dapat disembuhkan, tapi masih bisa dikontrol.

Pada pasien diabetik, diet merupakan aspek penting untuk mengontrol peningkatan kadar
glukosa darah. Asosiasi Diabetes Amerika (The American Diabetes Association (ADA))
menganjurkan diet seimbang dan bernutrisi yang rendah lemak, kolesterol serta gula
sederhana. Saat ini ADA bahkan telah melarang konsumsi gula sederhana kecuali dalam
jumlah kecil dan dikonsumsi bersama dengan makanan kompleks. Penurunan berat badan
dan olah raga sangatlah penting karena akan meningkatkan sensitivitas tubuh terhadap
insulin, sehingga membantu mengontrol peningkatan kadar glukosa darah. Olah raga yang
bersifat aerobik seperti jalan kaki, bersepeda santai, jogging, dan berenang dianjurkan
dilakukan secara teratur selama 30 menit, 3-4 kali seminggu. Selain itu aktivitas sehari-hari
dapat tetap dilakukan seperti berkebun, membersihkan rumah, berjalan ke pasar dan naik
turun tangga. Yang harus diperhatikan di sini, untuk pasien DM tipe 2 yang sudah memiliki
komplikasi pada mata atau kaki harus dilakukan penyesuaian pada aktivitas fisiknya.

Pasien DM tipe 2 yang merokok akan meningkatkan risiko terjadinya komplikasi diabetes
yaitu penyakit jantung koroner, stroke dan gangguan sirkulasi darah pada anggota gerak. Hal
ini terjadi karena rokok merusak struktur pembuluh darah. Oleh karena itu pasien DM sangat
dianjurkan untuk berhenti merokok.

Pasien DM dianjurkan untuk berkonsultasi secara rutin ke dokter untuk mengontrol hasil
pengobatan. Jika kadar glukosa darah belum mencapai angka yang diharapkan, maka dokter
akan menyesuaikan dosis obat atau insulin yang diberikan. Selain itu, pemantauan kadar
glukosa darah dapat dilakukan secara mandiri oleh pasien dengan menggunakan glukometer.
Pasien dapat mencatat hasil pemeriksaannya dan memberikannya kepada dokter saat
berkonsultasi. Jika kadar glukosa darah sudah menjadi atau mendekati nilai normal dengan
meminum obat atau insulin, pasien harus tetap meminum OHO atau memakai insulin sesuai
dosis yang telah diberikan oleh dokter dan kembali berkonsultasi sesuai jadwal yang telah
ditentukan.

Read more: http://diabetesmelitus.org/tatalaksana-pasien-diabetes/#ixzz2gMIunA48

Pencegahan Diabetes Melitus

Pencegahan penyakit diabetes melitus tipe 2 terutama ditujukan kepada orang-orang yang
memiliki risiko untuk menderita DM tipe 2. Tujuannya adalah untuk memperlambat
timbulnya DM tipe 2, menjaga fungsi sel penghasil insulin di pankreas, dan mencegah atau
memperlambat munculnya gangguan pada jantung dan pembuluh darah. Faktor risiko DM
tipe 2 dibedakan menjadi faktor yang dapat dimodifikasi dan faktor yang tidak dapat
dimodifikasi. Usaha pencegahan dilakukan dengan mengurangi risiko yang dapat
dimodifikasi.

Faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi contohnya ras dan etnik, riwayat anggota
keluarga menderita DM, usia >45 tahun, riwayat melahirkan bayi dengan BB lahir bayi>4000
gram atau riwayat pernah menderita DM gestasional (DMG), dan riwayat lahir dengan berat
badan rendah, kurang dari 2,5 kg.

Faktor risiko yang dapat dimodifikasi contohnya berat badan berlebih, kurangnya aktivitas
fisik, hipertensi (> 140/90 mmHg), gangguan profil lipid dalam darah (HDL < 35 mg/dL dan
atau trigliserida > 250 mg/dL, dan diet tak sehat tinggi gula dan rendah serat. Pencegahan
DM juga harus dilakukan oleh pasien-pasien prediabetes yakni mereka yang mengalami
intoleransi glukosa (GDPP dan TGT) dan berisiko tinggi mederita DM tipe 2.

Pencegahan DM tipe 2 pada orang-orang yang berisiko pada prinsipnya adalah dengan
mengubah gaya hidup yang meliputi olah raga, penurunan berat badan, dan pengaturan pola
makan. Berdasarkan analisis terhadap sekelompok orang dengan perubahan gaya hidup
intensif, pencegahan diabetes paling berhubungan dengan penurunan berat badan. Menurut
penelitian, penurunan berat badan 5-10% dapat mencegah atau memperlambat munculnya
DM tipe 2. Dianjurkan pula melakukan pola makan yang sehat, yakni terdiri dari karbohidrat
kompleks, mengandung sedikit lemak jenuh dan tinggi serat larut. Asupan kalori ditujukan
untuk mencapai berat badan ideal.

Akitivitas fisik harus ditingkatkan dengan berolah raga rutin, minimal 150 menit perminggu,
dibagi 3-4 kali seminggu. Olah raga dapat memperbaiki resistensi insulin yang terjadi pada
pasien prediabetes, meningkatkan kadar HDL (kolesterol baik), dan membantu mencapai
berat badan ideal. Selain olah raga, dianjurkan juga lebih aktif saat beraktivitas sehari-hari,
misalnya dengan memilih menggunakan tangga dari pada elevator, berjalan kaki ke pasar
daripada menggunakan mobil, dll.

Merokok, walaupun tidak secara langsung menimbulkan intoleransi glukosa, dapat


memperberat komplikasi kardiovaskular dari intoleransi glukosa dan DM tipe 2. Oleh karena
itu, pasien juga dianjurkan berhenti merokok.

Read more: http://diabetesmelitus.org/pencegahan-diabetes-melitus/#ixzz2gMJAsD87

Anda mungkin juga menyukai