TUGAS 4 Print
TUGAS 4 Print
(A) Pulsion
Cara kerja alat jigging adalah pada saat feed dimasukkan dengan
laju konstan, diafragma akan naik dan turun sehingga menimbulkan
tekanan pada air didalam alat jigging. Pada saat diafragma turun, maka
akan menimbulkan tekanan yang menyebabkan air naik. Pada saat air naik,
partikel yang lebih ringan akan terangkat lebih tinggi daripada partikel yang
lebih berat. Pada saat diafragma turun, partikel yang lebih ringan akan
terlambat turun dan partikel yang lebih berat akan turun dengan cepat,
yang sering disebut dengan pulsion dan suction. Lalu pada saat melewati
ragging, partikel yang lebih kecil akan tersaring sehingga akan terpisah
antara partikel berat dan partikel ringan. Partikel berat akan turun melewati
ragging dan menuju hutch sedangkan partikel yang ringan akan terangkat
dan keluar bersama overflow.
Bila KK > 2,5 atau harganya negatif, maka antar mineral berat dengan
mineral ringan dalam bahan galian mudah untuk dipisahkan secara
konsentrasi gravimetric.
Bila KK = 1.75 maka pemisahan dapat berjalan dengan baik mana kalau
ukuran butirnya 60 mesh hingga 100 mesh.
1. Tekanan ( pultion )
3. Operasional Jigging
Umpan berupa slurry dengan 25% - 45% padatan masuk pada salah
satu ujung jig mengalir membentuk arus horizontal dipermukaan
jig.Partikel – partikel terutama yang berbutir halus terbawa arus dan keluar
pada ujung yang lainnya.Pengendapan partikel pada arus horizontal ini
mengikuti mekanisme pengendapan seperti pada palong.
1–5 30 – 50 30 – 60
1 – 0, 2 10 – 15 150 – 200
1 – 0, 1 3 -6 200- 400
B. FLOTASI
1. Kolektor
Kolektor adalah senyawa organic yang ditambahkan kedalam pulp
untuk mengubah permukaan mineral dari hidropilik menjadi
hidropobik dengan proses penyerapan (adsorbsi). Klasifikasi dari
kolektor berdasarkan sifat ionnya, yaitu kationik dan anionic
umumnya kolektor dari golongan ini dipakai pada pekerjaan flotasi
sulfide. Tetapi ini juga memungkinkan dipakai dalam pekerjaan
flotasi mineral non sulfida . sedangkan kolektor kationic untuk
flotasi non sulfide. Dalam pemakaian harus diperhatikan mengenai
jumlah kolektor. Kolektor yang digunakan bila digunakan terlalu
sedikit tidak dapat mengapungkan mineral secara selektif,
sedangkan bila terlalu banyak akan menghasilkan flotasi yang tidak
terlalu baik.
Asam oleik
2. Modifier
Modifier adalah reagen kimia yang diperlukan dalam proses flotasi
untuk mengintensifkan selektifitas dari pekerjaan kolektor. Efek
yang umum dihasilkan adalah menaikaan dan menurunkan
hidropobisitas dari suatu permukaan partikel tertentu. Jenis
modifier ini adalah PH regulator ( pengatur pH), activator, depresan
dan dispersan. pH regulartor adalah media yang digunakan untuk
mengatur pH. Pengaturan pH dari pulp ini dilakukan dengan
penabahan kapur, sodium karbonat, sodium hidroksida atau
ammonium untuk menaikkannya dengan penambaahan sulfuric,
sulfuros atau asam klorida.
3. Frother
Frother (pembuih) akan terkonsentrasi pada antar muka udara dan
air. Kehadiran froter pada fasa cair pada larutan reagen kimia yang
dipakai dalam flotasi untuk membentuk buih atau busa. Reagen ini
mempunyai permukaan yang aktif dan biasanya pada flotasi
berguna untuk meningkatkan gelembung udara dan menolong
supaya gelembung menyebar. Ini berarti memperbaiki kondisi
penempelan partikel mineral dan menaikaan stabilitas busa. Kontak
antar mineral udara dan air dikenal dengan kontak tiga fasa dan
sudut yang terbentuk antara mineral dengan antar muka udara-air
yang diukur pada fasa air disebut dengan sudut kontak. Sudut
kontak = 0, berarti permukaan padatan diselimuti air (hidropilik) dan
0
sudut kontak = 180 udara menutupi padatan. Sudut kontak sering
digunakan sebagai ukuran kehidropobikan permukaan mineral.
Pemakaian frother pada proses flotasi sangat penting dilihat dari
fungsinya yaitu:
B. Flotasi Cell
Beberapa variabel yang mempengaruhi hasil flotasi dengan
menggunakan flotasi cell adalah kecepatan pengaliran udara, gelas poros
dari alat, densitas dari pulp, ukuran alat (ketinggian kolom dari dasar
sampai permukaan pulp) dan kondisi dari pulp (PH, adsorbsi, desorbsi).
Dengan kondisi yang tertentu dari kecepatan aliran udara, ukuran atau
diameter bukaan (P = opening) dari gelas poros menghasilkan gelembung
udara dengan diameter yang kecil. Densitas dari pulp, volume dari pulp
dan ukuran alat juga merupakan faktor variabel yang penting. Jika
densitasnya terlalu tinggi, tabrakan antar partikel akan lebih besar dan
kemungkinan penempelan partikel-partikel yang mengapung harus
diapungkan. Salah satu faktor penentu dalam proses flotasi yang
mempengaruhi kemampuan flotasi dari mineral – mineral adalah mesin
flotasi perbaikan dari perencanaan impeller dan bentuk dari pada cell, dan
beberapa harga parameter operasi seperti kecepatan impeller/konsumsi
udara dan tenaga, memegang peranan penting. Setiap perusahaan
mempunyai karakteristik tersendiri dalam merencanakan cell ini. Sebagai
contoh ratio kedalaman dan panjang dari tank, jumlah sudut – sudut pada
impeller dan ratio dari ketebalan impeller terhadap diameternya
mempuinyai harga – harga berlainan.. Flotasi cell (flotation cell) dan
flotasi cell mikro (mikro flotation cell) merupakan contoh dari jenis alat
flotasi. Untuk skala laboratorium alat flotasi yang digunakan adalah
mikroself flotasi. Gambaran skematis dari flotasion cell ditunjukan pada
gambar berikut ini.
Gambar B.1 Flotation Cell