Puji syukur kami panjatkan ke hadirat ALLAH SWT, karena atas karunia-Nya lah
kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini.
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah merupakan tugas yang diberikan oleh
dosen mata kuliah ’’Mikrobiologi Dasar’’. Sebagai pembelajaran pada mahasiswa
dalam mengembangkan salah satu pokok bahasan dalam mata kuliah tersebut.
Di kesempatan kali ini pula, penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu penyusunan makalah ini. Harapan penulis,
kiranya makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca untuk dijadikan sebagai
bahan referensi dalam mempelajari bahasan ini.
Akhir kata, tak ada gading yang tak retak. Penulis menyadari bahwa makalah ini
masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis dengan senang hati akan
menerima kritik, saran dan masukan yang membangun.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN
HALAMAN SAMPUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Sterilisasi...............................................................................
2.2 Mikroskopis..........................................................................
2.3 Pewarnaan............................................................................
2.5 Isolasi...................................................................................
2.6 Identifikasi..........................................................................
2.7 Perbanyakan......................................................................
2.8 Pemeliharaan....................................................................
3.2 Saran.......................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adala untuk memahami lebih jauh
teknik mempelajari mikroorganisme.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Sterilisasi
1. Metode Fisika
a) Peanmasan kering
Digunakan untuk sterilisasi alat gelas yang tidak berskala, alat bedah,
minyak lemak, parafin, petrolatum, serbuk stabil seperti talk, kaolin, ZnO. Suhu
sterilisasi yang digunakan adalah 170oC selama 1 jam, 160oC selama 2 jam, 150-
oC selam 3 jam.
- Pemijaran langsung
Digunakan untuk sterilisasi alat logam, bahan yang terbuat dari porselen, tidak
cocok untuk alat yang berlekuk karena pemanasannya tidak rata. Suhu yang
digunakan 500-600oC dalam waktu beberapa detik, untuk alat logam sampai
berpijar.
Digunakan untuk sterilisasi alat bedah seperti gunting bedah sebagai lubrikan
menjaga ketajaman alat, bahan kimia stabil dalam ampul. Bahan atau alat
dicelupkan dalam penangas dicelupkan dalam penangas yang berisi minyak
mineral pada suhu 160oC. Larutan natrium atau amonium klorida jenuh dapat
digunakan pula sebagai pengganti minyak mineral.
Digunakan untuk sterilisasi larutan berair atau suspensi obat yang tidak stabil
dalam autoklaf. Tidak digunakan untuk larutan obat injeksi intravena dosis
tunggal lebih dari 15 ml, injeksi intratekal, atau intrasisternal. Larutan yang
ditambahkan bakterisida dipanaskan dalam wadah bersegel pada suhu 100 oC
selama 10 menit di dalam pensteril uap atau penangas air. Bakterisida yang
digunakan 0,5% fenol; 0,5% klorobutanol; 0,002 % fenil merkuri nitrat; 0,2%
klorokresol.
- Air mendidih
Digunakan untuk sterilisasi alat bedah seperti jarum spoit. Hanya dilakukan dalam
keadaan darurat. Dapat membunuh bentuk vegetatif mikroorganisme tetapi tidak
sporanya.
Prinsipnya adalah radiasi menembus dinding sel dengan langsung mengenai DNA
dari inti sel sehingga mikroba mengalami mutasi. Digunakan untuk sterilisasi
bahan atau produk yang peka terhadap panas (termolabil). Ada dua macam radiasi
yang digunakan yakni gelombang elektromagnetik (sinar x, sinar γ) dan arus
partikel kecil (sinar α dan β).
2. Metode Kimia
Dalam pensterilan digunakan bahan kimia seperti alkohol 70%, dan fenol 5%.
Dalam pensterilan digunakan bahan kimia dalam bentuk gas atau uap, seperti
etilen oksida, formaldehid, propilen oksida, klorin oksida, beta propiolakton,
metilbromida, kloropikrin. Digunakan untuk sterilisasi bahan yang termolabil
seperti bahan biologi, makanan, plastik, antibiotik. Aksi antimikrobialnya adalah
gas etilen oksida mengadisi gugus –SH, -OH, -COOH,-NH2 dari protein dan
membentuk ikatan alkilasi sehingga protein mengalami kerusakan dan mikroba
mati.
3. Metode mekanik
- Filtrasi
2.2 Mikroskopi
mikroskop jenis ini digunakan untuk memeriksa bahan dan kultur dari sediaan
basah atau sediaan yang diwarnai.
Mikroskop elektron memiliki berkas gelombang sinar sangat pendek (0,005 nm)
yang dihasilkan oleh elektron dari tabung hampa udara, yang menggantikan
sumber cahaya sehingga memungkinkan dicapainya perbesaran sampai hampir
jutaan kali. Dengan memakai mikroskop elektron ini, maka dapat dilihat virus dan
molekul-molekul yang sangat kecil lainnya.
2.3 Pewarnaan
- Melihat reaksi jasad terhadap pewarna yang diberikan sehingga sifat-sifat fisik
dan kimia dapat diketahui.
1. Macam-Macam Pewarnaan
Secara garis besar teknik pewarnaan bakteri dapat dikategorikan sebagai berikut :
a) Pewarnaan sederhana
Zat warna yang dipakai hanya terdiri dari satu zat yang dilarutkan dalam
bahan pelarut. Pewarnaan Sederhana merupakan satu cara yang cepat untuk
melihat morfologi bakteri secara umum. Beberapa contoh zat warna yang banyak
digunakan adalah biru metilen (30-60 detik), ungu kristal (10 detik) dan fukhsin-
karbol (5 detik).
- Pewarnaan Gram
Pewarnaan Gram atau metode Gram adalah suatu metode untuk membedakan
spesies bakteri menjadi dua kelompok besar, yakni gram-positif dan gram-negatif,
berdasarkan sifat kimia dan fisik dinding sel mereka. Metode ini diberi nama
berdasarkan penemunya, ilmuwan Denmark Hans Christian Gram (1853–1938)
yang mengembangkan teknik ini pada tahun 1884 untuk membedakan antara
pneumokokus dan bakteri Klebsiella pneumoniae.
· Pencuci / peluntur zat warna (alcohol / aseton) yaitu solven organic yang
digunakan uantuk melunturkan zat warna utama.
· Zat warna kedua / cat penutup (safranin) digunakan untuk mewarnai
kembali sel-sel yang telah kehilangan cat utama setelah perlakuan denga alcohol.
Bakteri Gram-negatif adalah bakteri yang tidak mempertahankan zat warna metil
ungu pada metode pewarnaan Gram. Bakteri gram-positif akan mempertahankan
zat warna metil ungu gelap setelah dicuci dengan alkohol, sementara bakteri
gram-negatif tidak. Pada uji pewarnaan Gram, suatu pewarna penimbal
(counterstain) ditambahkan setelah metil ungu, yang membuat semua bakteri
gram-negatif menjadi berwarna merah atau merah muda. Pengujian ini berguna
untuk mengklasifikasikan kedua tipe bakteri ini berdasarkan perbedaan struktur
dinding sel mereka.
· lapisan kaku, sebelah dalam dengan jumlah sedikit ± 10% dari berat kering,
tidak mengandung asam tekoat.
· Struktur dinding selnya tebal, sekitar 15-80 nm, berlapis tunggal atau
monolayer.
· Pertumbuhan dihambat secara nyata oleh zat-zat warna seperti ungu kristal.
- Pewarnaan flagel
Pewarnaan flagel dengan memberi suspense koloid garam asam tanat yang tidak
stabil, sehingga terbentuk presipitat tebal pada dinding sel dan flagel.
- Pewarnaan kapsul
Pewarnaan ini menggunakan larutan Kristal violet panas, lalu larutan tembaga
sulfat sebagai pembilasan menghasilkan warna biru pucat pada kapsul, karena jika
pembilasan dengan air dapat melarutkan kapsul. Garam tembaga juga memberi
warna pada latar belakang. Yang berwana biru gelap.
Medium biakan dapat disiapkan dalam keadaan cair maupun gel (semi padat).
Dari cair dapat diubah menjadi padat dengan penambahan agar. Medium biakan
yang mengandung agar dapat disimpan dalam bentuk lempeng pada cawan Petri
tertutup, dimana sel mikroba dapat tumbuh dan membentuk massa yang terlihat
sebagai koloni sel. Disamping itu medium biakan yang mengandung agar dapat
pula disimpan dalam tabung reaksidengan kemiringan tertentu, dimana sel
mikroba dapat tumbuh dengan memberikan karakteristik pertumbuhan yang khas.
Medium cair yang biasa dipakai ialah kaldu yang disiapkan sebagi berikut.
1 L air murni ditambahkan 3 gram kaldu lembu dan 5 gram pepton. Medium ini
kemudian di tentukan pHnya 6,8 sampai 7 jadi sedikit asam atau netral, keadaan
yang demikian tersebut sesuai bagi kebanyakan bakteri.
Suatu penemuaan yang baik sekali ialah medium dari kaldu yang sedikit di
campur dengan agar-agar. Setelah medium itu disterilkan, dan kemudian medium
itu dibiarkan mendingin, maka kita memperoleh mdium yang padat. Gelatin dapat
juga dipakai sebagai bahan pengental dan memang orang dulu bias
mengkklaimnya-tetapi sejak lama orang lebih suka menggunakan agar-agar.
4. Medium kering
Untuk menyiapkan medium kering, cukup mengambil sekian gram serbuk
kering tersebut untuk dilarutkan sekian liter dan kemudian lautan tersebut
disterilkan. Penentuan pH tidak lagi, karena hal itu sudah dilakukan terlebih
dahulu pada pembuatan serbuk.
5. Medium sintetik
Medium sintetik berupa ramuan. Ramuan zat organic yang tertentu yang
mengandung zat karbon dan nitrogen. Bakteri outotrof dapat hidup dalam medium
ini. Bakteri safprofit juga dapat hidup didalam medium ini asalkan ditambahkan
natriun-sitrat dan patrium. Amonicium posfat yang pertama merupakan sumber
karbon, sedang yang kedua merupakan sumber nitrogen.
Habitat mikroorganisme
Medium pertumbuhan
Cara mengidentifikasi
Cara pemeliharaannya
Metode isolasi pada medium cair dilakukan bila mikroorganisme tidak dapat
tumbuh pada agar cawan (medium padat), tetapi hanya dapat tumbuh pada kultur cair.
Metode ini juga perlu dilakukan pengenceran dengan beberapa serial pengenceran.
Semakin tinggi pengenceran peluang untuk mendapatkan satu sel semakin besar.
Adapun prinsp dari metode cawan ini adalah jika sel jasad renik yang masih
hidup ditumbuhkan pada suatu medium agar, maka sel jasad renik tersebut akan
berkembang biak dan membentuk koloni yang dapat dilihat langsung dan dihitung dengan
mata tanpa menggunakan alat bantu seperti mikroskop dan sebagainya. Metode hiting
cwan ini merupakan cara yang paling sensitive untuk menentukan jumlah jasad renik
karena beberapa hal yaitu:
3. Dapat digunakan untuk mengisolasi dan identifikasi jasad renik kerena koloni yang
terbentuk mungkin berasal dari suatu jasad renik yang mempunyai penampakan yang
spesifik (Muslim, 2011).
· Berikut ini beberapa sifat-sifat koloni pada agar lempeng mengenai bentuk,
permukaan dan tepi yaitu:
§ Bentuk koloni dilukiskan sebagai titik-titik, bulat, berbenang, takteratur seruapa akar
dan serupa kumparan
· Sedangkan menurut Nuniek isolasi mikroba dapat dilakukan dengan dua cara yaitu
cara yaitu:
Goresan T
Goresan kuadran
Goresan radian
Perbanyakan Mikroba dapat ditempuh dengan berbagai cara, antara lain dengan
Biopestisida. Biopestisida adalah Suatu pestisida yang mengandung mikroorganisme
seperti bakteri patogen, virus dan jamur. Pestisida biologi yang saat ini telah banyak
dipakai adalah jenis insektisida biologi (mikroorganisme pengendali serangga) dan jenis
fungisida biologi (mikroorganisme pengendali jamur). Meskipun jenis-jenis lain seperti
bakterisida, nematisida dan herbisida biologi telah banyak diteliti, tetapi saat ini belum
banyak dipakai dan juga untuk dikomersilkan.
Morfologi Mikroskopi : dilakukan dengan mengamati ukuran, bentuk, isi sel, organel
sel, dan susunan sel ketika diamati dengan mikroskop pada perbesaran tertentu.
Subseluler : menentukan bagian – bagian molekuler sel yang menjadi tipe pada beberapa
takson, kelompok organisme, dengan menggunakan metode analisis. Contohnya,
komponen dinding sel, membran sel, dan komponen dari enzim dari sel membrane
Salah satu cara dalam penyimpanan dan pemeliharaan mikroba adalah dengan cara
peremajaan berkala. Peremajaan yakni dengan cara memindahkan atau memperbaharui
biakan mikroorganisme dari biakan lama ke media tumbuh yang baru secara berkala.
Pertumbuhan suatu mikroba dapat ditinjau dari 2 segi :
Tetapi pada mikroba pertumbuhan individu (sel) dapat berubah menjadi pertumbuhan
populasi sehingga batas antara pertumbuhan sel sebagai individu dan satu kesatuan
populasi yang kemudian terjadi kadang-kadang karena terlalu cepat perubahannya
sehingga sulit untuk diamati.
Adapun temperatur merupakan salah satu faktor untuk mempengaruhi mikroba batas
temperatur bagi kehidupan mokroba terletak antara 0 - 900 C. Batas temperatur bagi
miokroba dibagi 3, yaitu:
- Minimum
- Optimum
- Maksimum
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat di tarik dari penbuatan makalah ini adalah
sebagai berikut:
- Metode fisika
- Metode kimia
- Metode mekanik
- Melihat reaksi jasad terhadap pewarna yang diberikan sehingga sifat-sifat fisik
dan kimia dapat diketahui.
- Medium kering
- Medium sintetik
Saran
Adapun saran dari penulis kepada pembaca dalam makalah ini agar pembaca
dapat emberikan masukan yang membangun demi penyempurnaan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.generasibiologi.com/2016/11/metode-teknik-cara-isolasi-mikroba.html
http://rustan-biologiofscience.blogspot.co.id/2009/08/teknik-pewarnaan-
mikroorganisme.html
http://windanurdiani.blogspot.co.id/2009/10/media-biakan.html
https://mydokterhewan.blogspot.com/2015/01/media-pertumbuhan-buatan-
mikrobiologi.html
http://foryourmicrobionotes.blogspot.co.id/2017/05/normal-0-false-false-false-in-x-
none-x.html