2
silang tempat terdiri atas 4 kabupaten dan 1 kota, sedangkan data runtut waktu
yang diamati 10 tahun, maka jumlah observasi yang dimiliki sebanyak 50 (5
kali 10).
4) Data Menurut Sumber
a. Data Primer
Data primer merupakan sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung
dari sumber asli (tidak melalui media perantara). Data primer secara khusus
dikumpulkan oleh peneliti untuk menjawab pertanyaan penelitian. Data primer
dapat berupa opini subyek (orang) secara individual atau kelompok, hasil
observasi terhadap suatu benda (fisik), kejadian atau kegiatan, dan hasil
pengujian.
b. Data Sekunder
Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara
tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat pihak lain). Data
sekunder umumnya berupa bukti, catatan atau laporan historis yang telah
tersusun dalam arsip yang dipublikasikan dan tidak dipublikasikan.
3
Jadi data sekunder berasal dari tangan kedua, ketiga dan seterusnya. Bentuk data
sekunder ada 2 kategori yaitu :
a. Internal
Dokumen-dokumen akuntansi dan operasi yang dikumpulkan, dicatat dan
disimpan di dalam suatu organisasi merupakan tipe data internal. Beberapa
contoh data internal misalnya faktur penjualan, jurnal penjualan, laporan
penjualan periodik, surat-surat, notulen hasil rapat, dan memo manajemen.
b. Eksternal
Data sekunder eksternal umumnya disusun oleh satu entitas selain peneliti
dari organisasi yang bersangkutan. Data eksternal diperoleh dari sumber-
sumber luar misalnya data sensus penduduk dan registrasi. Data yang
diperoleh dari badan atau perusahaan yang aktivitasnya mengumpulkan
keterangan-keterangan yang relevan dalam berbagai masalah. Misalnya,
indeks atau pedoman referensi, data sensus, data statistik, data pasar, data
industri, direktori perusahaan, data investasi.
4
7) Dapat atau tidaknya dilakukan pengujian terhadap akurasi pengumpulan data.
Ada 2 kategori tujuan penelitian bisnis yang umumnya menggunakan data
sekunder yaitu :
a. Pengungkapan fakta
Tujuan penelitian untuk memungkapkan fakta merupakan salah satu kategori
penelitian bisnis yang memerlukan data sekunder. Misal, penelitian yang
mengungkapkan kinerja dan kondisi keuangan suatu perusahaan atau beberapa
perusahaan dalam satu industri memerlukan data sekunder berupa informasi
keuangan.
b. Penyusunan model
Tujuan penelitian untuk menyusun model yang menunjukkan hubungan antara
dua variabel atau lebih, merupakan kategori penelitian dengan data sekunder
yang lebih kompleks dibandingkan dengan pengungkapan fakta. Contohnya,
penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi praktik perataan laba.
Penelusuran data sekunder dapat dilakukan dengan 2 cara :
a) Penelusuran secara manual untuk data dalam format kertas hasil cetakan
Data sekunder yang disajikan format kertas hasil cetakan diperoleh melalui
penelusuran secara manual. Cara penelusuran ini relatif lebih lama
dibandingkan dengan menggunakan komputer. Data sekunder yang
disajikan dalam format kertas hasil cetakan antara ain berupa: jurnal,
majalah, buletin dan sumber data lainnya.
b) Penelusuran dengan komputer untuk data dalam format elektronik
Penelusuran data sekunder dengan komputer relatif lebih cepat, lengkap dan
efektif. Data sekunder yang memerlukan penelusuran dengan komputer
adalah data yang disajikan dalam format elektronik. Data elektronik
(database) dapat berupa numeric dan text database. Data sekunder yang
tersedia antara lain berupa: katalog perpustakaan, database informasi,
laporan-laporan atau artikel hasil penelitian.
9.5 Metode Pengumpulan Data Primer
9.5.1 Metode Survei
Metode survei merupakan metode pengumpulan data primer yang mengunakan
pertanyaan lisan dan tertulis. Metode ini memerlukan adanya kontak atau hubungan
5
antara peneliti dengan subyek penelitian (responden) untuk memperoleh data yang
diperlukan. Metode survei merupakan metode pengumpulan data primer
berdasarkan komunikasi antara peneliti dengan responden. Ada 2 teknik
pengumpulan data dalam metode survei yaitu :
1) Wawancara
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data, apabila peneliti ingin
melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang diteliti,
dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal yang dari responden yang
lebih mendalam dan jumlah respondennya sangat sedikit. Sugiyono (2007)
mengemukakan bahwa anggapan yang perlu dipegang oleh peneliti dalam
menggunakan interview dan juga kuisioner adalah sebagai beikut:
a. Bahwa subyek atau responden adalah orang yang paling tahu dirinya
sendiri.
b. Bahwa apa yang dinyatakan oleh subyek kepada peneliti adalah benar dan
dapat dipercaya.
c. Bahwa interpretasi subyek tentang pertanyaan-pertanyan yang diajukan
peneliti kepadanya adalah sama dengan apa yang dimaksud peneliti.
Menurut Sugiyono (2007:130-131), wawancara dapat dilakukan dengan dua
cara yaitu wawancara terstruktur dan wawancara tidak terstruktur.
a) Wawancara terstruktur
Wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan data bila
peneliti atau pengumpul data telah mengetahui dengan pasti tentang informasi
yang akan diperoleh. Dengan wawancara terstruktur ini setiap responden diberi
pertanyaan yang sama dan alternatif jawaban yang sama.
b) Wawancara tidak terstruktur
Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang bebas dimana peneliti
tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis
dan lengkap untuk pengumpulan datanya. Wawancara tidak terstruktur atau
terbuka, sering digunakan dalam penelitian pendahuluan atau penelitian yang
lebih mendalam terhadap responden.
6
Nur Indriantoro dan Bambang Supomo (2014) dalam bukunya Metodologi
Penelitian Bisnis menyatakan teknik wawancara dapat dilakukan dengan 2 cara
yaitu :
a. Wawancara tatap muka
Wawancara tatap muka dapat dilakukan di tempat bekerja responden, di rumah
responden, atau di tempat lain. Teknik wawancara tatap muka mempunyai
kelebihan dibandingkan wawancara melalui telepon dan teknik kuisioner.
Teknik ini memungkinkan untuk mengajukan banyak pertanyaan dan
memerlukan waktu lebih lama dibandingkan dengan wawancara melalui
telepon. Teknik ini memungkinkan bagi pewawancara untuk memahami
kompleksitas masalah dan menjelaskan maksud penelitian kepada responden.
Di sisi lain teknik ini memerlukan banyak biaya dan tenaga jika jumlah
responden penelitian relatif banyak dan lokasi wawancara secara geografis
terpencar.
b. Wawancara dengan telepon
Teknik ini dapat mengatasi kelemahan wawancara tatap muka karena dapat
mengumpulkan data dari responden yang letak geografisnya terpencar dengan
biaya relatif lebih murah dan waktu yang lebih cepat. Kelemahannya,
pewawancara tidak dapat mengamati ekspresi wajah responden ketika
menjawab pertanyaan pada kondisi tertentu diperlukan untuk meyakinkan
apakah responden menjawab pertanyaan sesuai fakta.
2) Kuisioner
Kuisioner merupakan metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberi seperangkat pertanyaan-pertanyaan tertulis kepada responden untuk
dijawabnya. Kuisioner merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila
peneliti mengetahui variabel-variabel yang akan diukur. Uma Sekaran (1992)
mengemukakan beberapa prinsip penulisan angket sebagai metode pengumpulan
data prinsip penulisan angket menyangkut beberapa faktor, yaitu:
a. Isi dan tujuan pertanyaan
b. Bahasa mudah
c. Pertanyaan tertutup, terbuka, positif, negatif
d. Pertanyaan tidak mendua
7
e. Tidak menanyakan hal-hal yang sudah lupa
f. Pertanyaan tidak mengarahkan
g. Panjang pertanyaan
h. Acuan pertanyaan
Penampilan fisik dicetak dalam kertas bagus sehingga direspon oleh responden.
Bila menggunakan kertas buram akan kurang direspon oleh responden. Nur
Indriantoro dan Bambang Supomo (2014) dalam bukunya Metodologi Penelitian
Bisnis menyatakan kuisioner dapat didistribusikan dengan berbagai cara, antara
lain:
a) Kuisioner secara personal
Jika lokasi antar responden relatif berdekatan, penggunaan teknik kuisioner
yang disampaikan dan dikumpulkan langsung peneliti merupakan cara yang
sesuai. Peneliti dapat berhubungan langsung dengan responden dan
memberikan penjelasan seperlunya.
b) Kuisioner lewat pos
Teknik ini memungkinkan peneliti memperoleh jawaban dari responden yang
letak geografisnya terpencar. Jumlah pertanyaan yang diajukan relatif banyak
yang tidak efisien jika pertanyaan tersebut diajukan lewat telepon.
Kelemahannya, seringnya responden menolak menjawab dan tidak
mengirimkan kembali kuisioner kepada peneliti.
9.5.2 Metode Observasi
Observasi sebagai teknik pengumpulan data mempunyai ciri yang spesifik
dibandingkan dengan metode yang lain. Metode pengumpulan data dengan
observasi digunakan bila, penelitian berkenaan dengan perilaku manusia, proses
kerja, gejala-gejala alam dan bila responden yang diamati tidak terlalu besar. Dari
segi proses pelaksanaan pengumpulan data, observasi dapat dibedakan menjadi dua
yakni :
1) Observasi partisipan
Dalam observasi ini, peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang yang
sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian. Dengan
observasi partisipan ini, maka data yang diperoleh akan lebih lengkap, tajam, dan
sampai mengetahui pada tingkat makna dari setiap perilaku yang nampak. Sambil
8
mengamati, peneliti ikut melakukan apa yang dikerjakan oleh sumber data.
Misalnya, mengamati bagaimana perilaku karyawan dalam bekerja, bagaimana
semangant kerjanya, bagaimana hubungan karyawan dengan karyawan lain, dan
sebagainya.
2) Observasi Nonpartisipan
Dalam observasi nonpartisipan peneliti tidak terlibat dan hanya sebagai
pengamat independen. Pengumpulan data dengan observasi nonpartisipan ini tidak
akan mendapatkan data yang mendalam dan tidak sampai pada tingkat makna.
Makna adalah nilai-nilai di balik perilaku yang tampak, yang terucapkan dan yang
tertulis. Misalnya, mengamati perilaku pembeli, mengamati barang-barang apa saja
yang diminati pembeli.
Dari segi instrumen yang digunakan, maka observasi dibedakan menjadi:
a. Observasi terstruktur
Observasi terstruktur adalah observasi yang telah dirancang secara sistematis
tentang apa yang akan diamati dimana tempatnya. Peneliti telah tahu dengan
pasti tentang variabel apa yang akan diamati. Dalam melakukan pengamatan,
peneliti menggunakan instrumen yang telah teruji validitas dan reliabilitasnya.
b. Observasi tidak terstruktur
Merupakan observasi yang tidak dipersiapkan secara sistematis tentang apa
yang akan diobservasi. Dalam melakukan pengamatan peneliti tidak
menggunakan instrumen yang telah baku, tetapi hanya berupa rambu-rambu
pengamatan.
9.6.1 Pewawancara
Pewawancara adalah orang yang menggunakan metode wawancara
sekaligus bertindak sebagai ”pemimpin” dalam proses wawancara tersebut. Dia
juga berhak menentukan materi yang akan diwawancarakan serta kapan dimulai
dan di akhiri. Namun seringkali informan pun dapat menentukan perannya dalam
hal kesepakatan mengenai kapan waktu wawancara mulai dilaksanakan dan di
akhiri. Informan adalah orang yang diwawancarai, diminta informasi oleh
pewawancara. Informan adalah orang yang diperkirakan menguasai dan memahami
data, informasi, ataupun fakta dari suatu obyek penelitian.
10
9.6.2 Materi dan Jalannya Wawancara Mendalam (Indepth-Interview)
Materi wawancara adalah tema yang ditanyakan kepada informan, berkisar
antara masalah atau tujuan penelitian. Materi wawancara yang baik terdiri dari:
pembukaan, isi dan penutup. Pembukaan wawancara adalah kata-kata tegur sapa,
seperti nama ibu siapa, alamatnya dimana, berapa anaknya, umurnya berapa dsb.
Isi wawancara sudah jelas, yaitu pokok pembahasan yang menjadi masalah atau
tujuan penelitian. Sedangkan, penutup adalah bagian akhir dari suatu wawancara.
Bagian ini dihiasa dengan kalimat-kalimat penutup pembicaraan, antara lain: saya
kira cukup sampai disini wawancara kita, terimakasih atas bantuan bapak, bapak
sudah banyak membantu saya, dsb. Bagian penutup biasanya dihiasi dengan janji
untuk ketemu lagi pada waktu lain (Rahyuda, 2016).
Metode wawancara mendalam (in-depth interview) adalah sama seperti metode
wawancara lainnya, hanya peran pewawancara, tujuan wawancara, peran informan,
dan cara melakukan wawancara yang berbeda dengan wawancara pada umumnya.
Wawancara mendalam dilakukukan berkali-kali dan membutuhkan waktu yang lam
bersama informan di lokasi penelitian, hal mana kondisi ini tidak terjadi pada
wawancara pada umumnya.
11
9.7.2 Non participant Observation
Berlawanan dengan participant observation, non participant merupakan
observasi yang penelitinya tidak ikut secara langsung dalam kegiatan atau proses
yang sedang diamati. Misalnya penelitian tentang pola pembinaan olahraga,
seorang peneliti yang menempatkan dirinya sebagai pengamat dan mencatat
berbagai peristiwa yang dianggap perlu sebagai data penelitian. Kelemahan dari
metode ini adalah peneliti tidak akan memperoleh data yang mendalam karena
hanya bertindak sebagai pengamat dari luar tanpa mengetahui makna yang
terkandung di dalam peristiwa. Alat yang digunakan dalam teknik observasi ini
antara lain : lembar cek list, buku catatan, kamera photo, dll.
12
DAFTAR PUSTAKA
Cooper, Donald R. and C. W. Emory. 1996. Metode Penelitian Bisnis, Jilid 1, Edisi
Kelima. Jakarta: Erlangga.
Indrianto, Nur. 2014. Metodologi Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi & Manajemen,
BPFE-Yogyakarta.
Kuncoro, Mudrajad. 2014. Metode Riset untuk Bisnis & Ekonomi. Jakarta:Erlangga.
Sekaran, Uma. 1992. Research Methods for Business. Jakarta: Salemba Empat
13