TINJAUAN PUSTAKA
RAMBUNG 12
puncaknya. Pada masa ini remaja memiliki kesempatan yang sebesar-besarnya dan
dirinya. Masa remaja awal dimulai pada usia 12-15 tahun, pada masa inilah individu
akan berjuang untuk tumbuh dan menjadi “sesuatu”, menggali serta memahami arti
Usia 12 tahun merupakan salah satu indeks umur yang dianjurkan WHO
dalam melakukan pemeriksaan kesehatan rongga mulut, dimana pada usia ini
merupakan awal dimana anak memasuki masa remaja, pada masa ini anak akan mulai
gigi yang berpusat pada diagnosa dan terapi dari penyakit mukosa mulut
(stomatologi), termasuk didalamnya diagnosa dan terapi dari keluhan mulut lainnya
sistemik di rongga mulut, atau fase-fase dari praktek dokter gigi yang khususnya
memusatkan perawatan gigi pada pasien yang memiliki resiko secara fisiologis.15
Beberapa hasil penelitian yang dilakukan oleh Parlak, Tomar, Shulman dan
juga penelitian M Del Rosario pada anak-anak muali dari usia 2 sampai dengan 17
tahun, terdapat beberapa penyakit mulut yang umum dijumpai pada anak-anak,
tersebut tidak terlepas dari beberapa faktor yang mempengaruhinya seperti adanya
Seperti yang telah dijelaskan di atas, penyakit yang dijumpai di rongga mulut
dapat disebabkan oleh berbagai faktor. Di bawah ini akan dijelaskan beberapa faktor
Berbagai jenis flora normal terdapat di dalam rongga mulut yang membentuk
tubuh pejamu yang rendah infek.4 Beberapa penyakit mulut yang dapat terjadi akibat
infeksi yaitu Keilitis angularis yang disebabkan oleh Stafilokokus aureus dan
Candida albicans, serta herpes labialis dan gingivostomatitis herpetika primer yang
terjadi akibat infeksi virus herpes simpleks tipe1 dan 2, apabila terjadi kontak
mukokutan langsung dari sekresi-sekresi yang terinfeksi virus ini maka penularan
2.3.2 Trauma
Penyebab traumatik dari ulserasi rongga mulut bisa berupa trauma fisik atau
kimiawi. Kerusakan fisik pada mukosa mulut dapat disebabkan oleh permukaan
tajam, seperti tepi-tepi protesa, peralatan ortodontik, kebiasaan mengigit pipi, atau
gigi yang fraktur. Trauma kimiawi pada mukosa mulut biasanya dikarenakan tablet
aspirin atau krim sakit gigi yang diletakkan pada gigi-gigi yang sakit.4
2.3.3 Hormonal
perubahan-perubahan mukosa mulut. Pada fase luteal siklus menstruasi wanita, ketika
perdarahan gingiva.17,18
terjadinya kelainan hematologis maupun defisiensi nutrisi. Lesi-lesi oral yang sering
dijumpai pada keadaan ini adalah keilitis angularis, glossitis dan ulserasi oral.4
a) Anemia
Anemia defisiensi zat besi diperkirakan 8% terjadi pada wanita usia subur,
sedangkan anemia pernisiosa lebih sering terjadi pada lansia dengan kelainan
paling menonjol pada lidah. Dorsum lidah pada awalnya tampak pucat dengan papila-
papila filiformis yang rata. Atrofi yang berlanjut dari papila berakibat permukaan
lidah tampak licin, kering dan mengkilat (disebut bald tongue). Pada tahap akhir lidah
tampak seperti daging merah dan terdapat apthae oral. Manifestasi oral yang lain
dari anemia mencakup keilitis angularis, ulserasi apthosa dan erosi mukosa.16
b) Leukemia
retikular mukosa mulut dan kelenjar limfe serta menurunya mekanisme pertahanan
tubuh dan kadar trombosit di dalam darah, keadaan ini menyebabkan terjadinya
sistem kekebalan tubuh. Oleh karena itu, suatu kerusakan pada sistem ini akan
berakibat pada timbulnya infeksi. Hal ini digambarkan secara jelas oleh infeksi
oportunistik yang timbul dalam mulut penderita AIDS. Jumlah Candida albicans
dalam saliva bertambah pada penderita HIV. Kandidosis oral sering merupakan gejala
awal dari infeksi HIV dan dapat dibedakan menjadi empat bentuk:
Infeksi virus yang terjadi pada penderita HIV yaitu virus Epstein-Barr yang
menyebabkan hairy leukoplakia dan virus HSV I yang menyebabkan penyakit herpes
simpleks. Infeksi HSV I terlihat pada bibir sebagai herpes labialis dan herpes intraoral
yang bersifat kambuhan, lebih sering menetap sehingga terlihat lebih parah
dibandingkan herpes simpleks pada orang yang tidak mengidap penyakit AIDS.16
2.3.6 Tembakau
Tembakau adalah faktor resiko utama terjadinya kanker rongga mulut dan
faring. Indonesia menempati urutan ketiga jumlah perokok terbanyak yang mencapai
146.860.000 jiwa. Remaja umumnya mulai merokok di usia remaja awal atau SMP.
mungkin.20 mmmm
mmm Secara histologi, karakteristik dari kanker rongga mulut akibat tembakau
adalah adanya hiperkeratinisasi dan vakuolisasi epitel, akantosis, dan proliferasi sel-
sel inflamatori. Penyakit mulut yang sering terjadi akibat penggunaan tembakau
terutama melalui kebiasaan merokok yaitu stomatitis nikotina dan keratosis rokok.
Kelainan ini umumnya mengenai orang dewasa dan jarang pada usia muda.16,21
yang besar terhadap pertumbuhan dan perkembangan tubuh serta dampaknya pada
mencapai 21% dari total populasi penduduk yaitu sekitar 44 juta jiwa (BPS, 2003).
Masalah gizi pada remaja masih terabaikan karena banyaknya faktor yang belum
diketahui (WHO,2003). Oleh karena itu, dokter gigi sebagai tenaga kesehatan harus
mampu ambil bagian dalam upaya menurunkan angka gizi buruk dikemudian hari
dengan melakukan pemeriksaan mulut yang dapat memberikan informasi cepat dan
Manifestasi oral yang sering ditemukan pada penderita kurang gizi antara lain
keilitis angularis, cheilosis, glossitis dan RAS. Kekurangan gizi yang menimbulkan
Angka penyakit gigi dan mulut diduga lebih tinggi di daerah serta pada anak
dari golongan ekonomi menengah kebawah.2 Hal ini sesuai dengan pernyataan The
World Oral Health Report (2003), bahwa perawatan penyakit gigi dan mulut
kekurangan gizi yang merupakan salah satu penyebab penyakit di rongga mulut,
tentang kesehatan akan lebih baik, sehingga berpengaruh pada prilakunya untuk
hidup sehat yang berdampak pada penurunan resiko terkena suatu penyakit
untuk memberi dukungan optimal dalam upaya mencegah bahkan juga mengobati
penyakit mulut. Dari hasil penelitian tahun 2008 di Iranian, dilaporkan bahwa adanya
hubungan antara kebersihan rongga mulut yang buruk dengan lesi pada lidah.24 Selain
itu, kebersihan rongga mulut yang buruk juga dapat meningkatkan peluang
Herpes Labialis
Kelompok virus yang dapat menyebabkan infeksi di rongga mulut yaitu virus
Herpes simpleks tipe-I, Herpes simpleks tipe-II, Varicella zoster, virus Epstein-Barr
dan Sitomegalovirus. Pada infeksi herpes simpleks secara khas menimbulkan herpes
labialis. Gejala-gejala yang timbul diawali perasaan menusuk atau perasaan terbakar
pada satu tempat di bibir. Dalam 24 jam timbul vesikel yang akan pecah dalam waktu
48 jam dan akan menimbulkan erosi epitel dengan batas jelas berwarna merah,
selanjutnya akan menjadi keropeng dan sembuh dalam beberapa waktu. Faktor
predisposisi yang dapat menimbulkan herpes labialis pada individu yang rentan
adalah sinar matahari, trauma, stres, demam, haid, dan imunosupresi. Selain daerah
bibir, palatum keras dan sulkus bukal bawah merupakan daerah yang sering terserang
Kandidosis Oral
Merupakan infeksi jamur pada mukosa mulut maupun lidah yang biasanya
disebabkan oleh Candida albicans . Infeksi ini meningkat pada penderita HIV,
terlihat adanya plak putih pada mukosa mulut dan lidah, berwarna merah, diikuti
sensasi terbakar ataupun rasa sakit di daerah setempat. Pada lidah terjadi perubahan
nafsu makan.
Keilitis Angularis
Keilitis angularis merupakan inflamasi pada salah satu atau kedua sudut
mulut. Penyakit ini disebabkan oleh Streptokokus aureus dan Candida albicans,
secara klinis keilitis angularis tampak merah dan pecah-pecah, dengan tepi lesi yang
penderita penyakit imunologis (penurunan daya tahan tubuh), defisiensi nutrisi, dan
Gambaran klinis dari cheek bite yaitu adanya abrasi traumatik dari permukaan
epitel mukosa mulut serta plak keputih-putihan dengan dasar berwarna merah. Cheek
bite biasanya terjadi pada mukosa labial dan mukosa bukal dekat garis oklusal. Lesi
ini tidak berpotensi mengarah kepada keganasan. Terjadinya lesi ini sering
mandibula.29
30
Gambar 5. Cheek Bite
kesehatan umum seseorang. Hal ini sesuai dengan pernyataan beberapa peneliti yang
karena ditemukan adanya hubungan antara lesi pada lidah dengan penyakit sisemik
seperti lidah geografik pada penderita stres emosional, alergi, dan defisiensi nutrisi,
serta lidah atrofik (glossitis atrofic) pada penderita defisiensi zat besi dan riboflavin.31
Lidah berfisur adalah variasi dari anatomi lidah normal yang bersifat jinak,
terdiri atas satu fisura garis tengah, fisura ganda atau fisura multipel pada permukaan
dorsal dari dua pertiga anterior lidah. Pola dan panjang fisur bermacam-macam dan
Fisur tersebut dapat terkena radang sekunder dan menyebabkan halitosis sebagai
Lidah Geografik
diketahui, tetapi diperkirakan karena stres emosional, alergi, defisiensi nutrisi dan
faktor herediter. Lidah geografik ditandai adanya bercak-bercak gundul dari papila
filiformis, berwarna merah muda sampai merah, dapat tunggal atau multipel yang
dibatasi ataupun tidak dibatasi oleh pinggiran putih yang timbul. Dapat juga disertai
Glossitis Atrofic
Merupakan radang pada lidah yang sering dialami penderita anemia. Dorsum
lidah pada awalnya tampak pucat dengan papila-papila filiformis yang rata. Atrofi
yang berlanjut dari papila mengakibatkan suatu permukaan tanpa papila-papila, yang
tampak licin, kering dan mengkilat. Pada tahap akhir tampak lidah seperti daging atau
merah padam dan terasa sakit apabila terkena minuman maupun makanan yang panas
dan pedas.16
Para ahli berpendapat bahwa lesi ini timbul bukan hanya sebagai penyakit
Keluhan awal sebelum terjadinya lesi yaitu rasa terbakar dan diikuti nyeri
setempat di sekitar mukosa mulut selama 2-48 jam sebelum munculnya ulser. Selama
masa prodormal ini terjadi suatu daerah kemerahan setempat dan dalam beberapa jam
terbentuk papula putih yang secara berangsur-angsur menjadi ulser dan membesar
dalam waktu 48-72 jam. Lesi yang terbentuk umumnya dangkal, bulat, simetris dan
tidak ada koyakan jaringan. Besar lesi bisa mencapai 2-5 mm, kadang-kadang ulkus
Sosioal-ekonomi
Keluarga
Penyakit
Mulut Tingkat Pendidikan
Orang tua
Herpes Labialis
Lesi
Vesikul-
obulosa Gingivostomatitis Herpetika Primer
Kandidosis
Lesi Merah
dan Putih Keilitis Angularis
Cheek Bite
Lidah Geografik
Kelainan
Lidah Lidah Berfisur
Glossitis
Lesi RAS
Ulseratif