PENGERTIAN FELLOWSHIP
Kolegium Dokter Spesialis Bedah di luar Indonesia
semuanya merasa dan melaksanakan tanggungjawab
untuk menjamin kompetensi setiap Fellow yang pernah
dihasilkan oleh Kolegium tersebut. Penjaminan
kompetensi ini berlaku sepanjang Fellow tersebut masih
melakukan praktik profesinya. Kolegium Ilmu Bedah
Indonesia juga berniat secara sungguh-sungguh untuk
dapat melakukan tugas ini secara bertanggungjawab.
Setiap dokter spesialis bedah yang bekerja dan
melakukan praktik profesi bedah di rumah sakit di
Indonesia hanya dapat melakukan tugas mendidik dan
melatih calon dokter spesialis bedah dan melakukan
pelayanan profesinya jika ia memiliki Surat Izin Praktik
(SIP) yang masih berlaku, yang diterbitkan oleh Dinas
Kesehatan di wilayah kerjanya. Tanpa SIP yang berlaku,
maka ia tidak mungkin mempunyai hubungan
1
professional dengan pasien bedah di rumah sakit
tersebut. Proses pendidikan dan pelatihan tidak dapat
ia lakukan dalam situasi klinis yang dihadiri oleh calon
dokter spesialis bedah.
Untuk mendapatkan SIP ini, maka Surat Tanda Registrasi
(STR) dan Sertifikat Kompetensi (SK) menjadi syarat.
Tanpa SK yang diterbtkan oleh Kolegium Ilmu Bedah
Indonesia maka tidak mungkin diperoleh STR dan SIP.
SIP di Indonesia harus diperbaharui setiap lima tahun
(berdasarkan Undang-Undang nomor 29 tahun 2004
tentang Praktik kedokteran). Keharusan ini membawa
serta kewajiban Kolegium Ilmu Bedah Indonesia secara
terus-menerus menjaga kompetensi setiap Fellow yang
bekerja sebagai spesalis bedah di seluruh Indonesia.
Kewajiban ini juga membawa serta adanya tanggung-
jawab yang dilaksanakan secara teliti, agar kompetensi
(yang diwakili dengan perolehan Satuan Kredit
Partisipasi –SKP - dalam bidang-bidang yang diwajibkan)
tetap terjaga setiap saat; secara praktis harus diperolah
sejumlah 50 SKP setiap 12 bulan.
Direncanakan agar perolehan SKP ini secara terus
menerus dipantau dan dicatat langsung setelah
2
diperoleh oleh setiap Fellow, dilaporkan kepada
Kolegium Ilmu Bedah Indonesia melalui sistem
pencatatan berdasarkan IT. Hal ini sangat dimungkinkan,
karena peralatan yang mendukung sudah tersedia di
kantor Kolegium Ilmu Bedah Indonesia. Tidak perlu lagi
kewajiban melaporkan secara kolektif melalui organisasi
tingkat cabang maupun wilayah. Dengan demikian,
maka akurasi data akan dapat terjaga sebaik-baiknya.
Setiap Fellow harus mendapatkan nomor Fellow yang
diberikan oleh Kolegium Ilmu Bedah Indonesia. Fellow
dapat menggunakan alamat email sendiri, namun dalam
melaporkan perolehan SKP kepada Kolegium Ilmu
Bedah Indonesia, ia harus menyertakan nomor Fellow
tersebut. Jika perolehan SKP masih di bawah 50 SKP
dalam tahun yang berjalan, maka Fellow tersebut akan
mendapat peringatan seperlunya. Validasi setiap SKP
akan disampaikan kepada Fellow bersangkutan.
Dengan demikian, maka penerbitan Sertifikat
Kpmpetensi setiap lima tahun akan terjadi secara
otomatis, dan tanpa ada pungutan biaya tambahan
apapun.
3
FELLOWSHIP SUBSCRIPTION
Semua kegiatan yang dilakukan oleh Pengurus Kolegium
Ilmu Bedah Indonesia yang berkaitan dengan
pemantauan SKP sepanjang waktu dan penerbitan
Sertifikat Kompetensi setiap lima tahun perlu mendapat
dukungan dana yang mencukupi. Di luar negeri, dana ini
diperoleh melalui Fellowship Subscription, yang
besarnya bervariasi. Di Australia, Royal Australasian
College of Surgeons mewajibkan setiap Fellow yang
berpraktik membayar Fellowship Subscription ini
sebesar sekitar 250 Dollar Australia setiap tahun pada
tahun 1990-an. Nilai ini jika dikonversi ke dalam Rupiah
menjadi sekitar dua juta limaratus ribu rupiah setiap
tahun.
Kolegium Ilmu Bedah Indonesia menghitung untuk
keperluan ini yang akan dimulai bulan Agustus 2016.
Diperkirakan, Fellowship Subscription yang akan dibayar
oleh setiap Fellow adalah sekitar satu juta rupiah setiap
tahun. Jika Fellow memilih membayar bulanan, maka
akan dikenakan Rp 100.000 setiap bulan, Jika memilih
4
memayar sekaligus setahun dapat dibulatkan menjadi
Rp 1 juta saja setiap tahun.
6
Terima kasih atas pengertian dan kesediaan semua
Fellow untuk turut menjamin berlangsungnya upaya
mempertahankan kompetensi sepanjang masa aktif
melakukan praktik profesi Bedah.