Anda di halaman 1dari 140

perpustakaan.uns.ac.

id

digilib.uns.ac.id

BAB IV
ANALISIS PENDEKATAN KONSEP PERENCANAAN DAN
PERANCANGAN APARTEMEN DENGAN PENDEKATAN
DESAIN BIOPHILIK DI JAKARTA SELATAN

4.1 Analisis Konsep Perencanaan


4.1.1 Analisis Pelaku Kegiatan
Pelaku kegiatan dalam apartemen terdiri dari penghuni apartemen, pengunjung
apartemen dan pengelola apartemen. Berikut ini merupakan penjelasan dari masing
masing pelaku kegiatan, antara lain:
A. Penghuni Apartemen
Penghuni Apartemen ini adalah pemilik unit apartemen atau penyewa unit
apartemen yang merupakan pelaku kegiatan yang secara rutin tinggal/datang di
dalam apartemen dengan tujuan tinggal dengan menyewa sesuai jangka waktu
tertentu atau dengan membeli unit hunian apartemen. Penyewa apartemen dapat
digolongkan menjadi penyewa jangka panjang (penyewa fasilitas utama, yaitu
hunian, dan fasilitas penunjang bangunan dan penyewa jangka pendek (penyewa
fasilitas penunjang yang kegiatannya berlangsung dalam waktu yang singkat
seperti ruang serba guna).
Sasaran penghuni apartemen yang direncanakan ini adalah para pebisnis dan
pekerja kantoran dengan tingkat ekonomi menengah ke atas. Pengelompokkan
penghuni apartemen dibedakan menjadi lajang dan keluarga. Berikut ini merupakan
analisa calon dan karakter penghuni apartemen (Tabel 4.1)

commit to user

IV-1
perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

Tabel 4.1 Analisa Calon Penghuni Apartemen

Tipe Lajang
Tipe Keluarga
x Terdiri dari satu orang penghuni. x Terdiri dari 2-3
xTerdiri dari 3-5 orang penghuni
orang
penghuni.
x Target pengguna adalah eksekutif
xTarget pengguna adalah keluarga
x Target pengguna
muda yang belum berkeluarga
besar atau sekelompok orang
yang masih memiliki hubungan
adalah pasangan
dengan usia 20-35 tahun
muda, maupun
keluarga, yang terdiri dari:
kelurga kecil yang
- Ayah, seorang kepala rumah
terdiri dari:
tangga dengan pekerjaan
pebisnis atau eksekutif
- Ayah, seorang
pekerja
- Ibu, seorang ibu rumah
kantoran atau
tangga atau seorang wanita
pebisnis
karir
- Ibu, seorang ibu
- Anak, berjumlah 1-2 orang
rumah tangga
dengan umur antara 1-17
atau
tahun
- Anak, seorang
- Pembantu atau seseorang
balita
yang memiliki hubungan
dekat (keluarga) dengan
penghuni
Karakter Tipe Lajang
Karakter Tipe Keluarga
- Aktivitas penghuni di luar
- Aktivitas penghuni di luar apartemen padat
apartemen padat dan serba
- Unit hunian hanya digunakan sebagai tempat
cepat
istirahat dan berkumpul keluarga
- Unit hunian hanya digunakan
- Hunian merupakan cerminan dari tingkat sosial
sebagai tempat istirahat setelah
- Perlunya komunikasi dengan keluarga
seharian bekerja
- Kebutuhan akan efisiensi dan efektifitas yang tinggi
- Tidak memiliki waktu luang
- Cenderung membawa tamu ke dalam unit hunian
yang banyak untuk mengurus
unit hunian
- Kebutuhan akan efisiensi dan
efektifitas yang tinggi
- Cenderung membawa tamu ke
dalam unit hunian
(Sumber: Analisa Pramarti, 2016)

B. Pengunjung Apartemen
Pengunjung apartemen ini dapat dikategorikan menjadi dua, yaitu tamu
penghuni apartemen yang tidak secara rutin tinggal/datang dalam apartemen dan
pengguna fasilitas umum merupakan pengunjung ataupun penghuni apartemen yang
memiliki

kepentingan untuk menggunakan fasilitas-fasilitas umum yang ada di

apartemen, seperti ATM Center, jogging track, kolam renang, cafetaria, dan lain
sebagainya. Pengunjung apartemen pada umumnya, yaitu:
x

Keluarga /kerabat dekat

Rekan bisnis/relasi bisnis

commit to user

IV-2
perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

Teman atau pengunjung luar apartemen yang ingin menggunakan fasilitas


penunjang yang disediakan oleh apartemen.

C. Pengelola Apartemen
Pengelola Apartemen dilakukan oleh Manajemen Properti yang meliputi
pemasaran, persyaratan sewa kontrak, penagihan harga sewa, perawatan gedung
dan pelayanan kepada penghuni serta kegiatan administrasi. Berikut ini merupakan
tugas dan tanggungjawab pengelola apartemen:
x

Direktur
Merupakan seseorang yang bertugas sebagai koordinator, komunikator,
pengambil

keputusan,

pemimpin,

pengelola

dan

eksekutor

dalam

menjalankan dan memimpin perusahaan.


x

Divisi Operasional dan Manage Building


Seseorang yang bertugas untuk menjaga kondisi Keamanan, Ketertiban dan
Keselamatan. Untuk menjamin ketiga fungsi tersebut, maka dibawah
Property Manager akan unit-unit kerja Security, safety, parking, cleaning,
housekeeping, landscaping, dan engineering.

HRD
Merupakan seseorang yang bertugas untuk bertanggung jawab mengelola dan
mengembangkan sumber daya manusia. Dalam hal ini termasuk perencanaan,
pelaksanaan dan pengawasan sumber daya manusia dan pengembangan
kualitas sumber daya manusia.

Sales
Merupakan seseorang yang bertugas untuk memasarkan unit apartemen.
Mengatur penawaran dan penjualan mapaun penyewaan terhadap konsumen.

Divisi PR
Merupakan
seseorang

yang

bertugas

untuk

menumbuhkan

dan

mengembangkan hubungan baik antara pihak pengelola dengan penghuninya,


internal

maupun

eksternal

dalam

rangka

menanamkan

pengertian,

menumbuhkan motivasi dan partisipasi publik dalam upaya menciptakan


iklim pendapat (opini publik) yang menguntungkan bagi perusahaan.
x

Divisi Keuangan

commit to user

IV-3
perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

Gambar 4. 1 Struktur Organisasi Pengelola Apartemen


(Sumber: Analisa Pramarti, 2016)

Bagian administrasi keuangan adalah bagian yang menjalankan fungsi


akuntansi yang bertanggung jawab mencatat transaksi keuangan dan
menyusun laporan keuangan. Dalam apartemen, divisi keuangan dibagi lagi
menjadi staff purcashing, tax office, legal official dan leasing (Gambar 4.1).
4.1.2 Analisis Fasilitas dalam Apartemen
Studi penentuan fasilitas apartemen dapat ditentukan berdasarkan preseden
fasilitas yang terdapat pada apartemen. Selain itu juga dapat ditentukan
berdasarkan studi mengenai sasaran calon penghuni apartemen yang
merupakan kalangan ekonomi menengah ke atas yang memiliki karakter dan
kebiasaan-kebiasan sebagai berikut:
x

Karakter:
- Ambisius, professional dan optimistic
- Produktivitas yang tinggi
commit to user

IV-4
perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

- Dinamis dan efisien


- Waktu tinggal di tempat hunian relatif lebih sedikit karena hanya
digunakan untuk istirahat saja
x

Kebiasaan

Memiliki rasa individualitas yang tinggi

Menyukai hal-hal yang bersifat tenang

Memprioritaskan keamanan dan kenyamanan yang tinggi

Lebih mengutamakan kepraktisan

Sebagian merupakan keluarga kecil, pasangan muda bahkan sebagian


menempati apartemen yang ditinggali sendiri

Gaya hidup

Olahraga yang banyak digemari adalah fitness dan renang

Lebih senang makan di luar sehingga tidak begitu membutuhkan dapur,


meskipun keberadaan pantry mutlak diperlukan

Perbedaan karakter penghuni berpengaruh pula pada perbedaan jenis


hunian, misalnya antara lajang dan keluarga

Memerlukan jasa pendukung kehidupan manusia

Perlu disiasati adanya fasilitas bagi pembantu

-
Senang berkumpul, berbincang-bincang dengan kerabat atau rekan bisnis

Berdasarkan preseden dan karakter dan gaya hidup yang biasa dimiliki oleh
penguin apartemen, maka fasilitas yang tersedia dalam perencanaan
apartemen ini adalah sebagai berikut:
x

Fasilitas utama apartemen berupa unit-unit hunian yang memiliki akses


visual terhadap alam

Fasilitas pendukung berdasarkan studi preseden, antara lain:


- Fasilitas kesehatan berupa medical center atau apotek
- Fasilitas food court, café maupun restaurant
- Fasilitas olahraga berupa kolam renang, jogging track, fitness center,
lapangan futsal dan lapangan tenis
- Fasilitas rekreasi berupa taman tematik, children playground,
commit to user

IV-5
perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

- Fasilitas pemenuhan kebutuhan sehari-hari berupa swalayan, laundry,


ATM, retail
- Fasilitas ibadah berupa mushola
4.1.3 Analisis Tipe Apartemen
Tujuan
Tujuan dari analisis ini adalah untuk menentukan tipe apartemen yang akan
disediakan pada apartemen dengan pendekatan desain biophilik di Jakarta
Selatan.
Dasar Pertimbangan
x

Menentukan jenis unit hunian yang diminati berdasarkan preseden yang


diperoleh dari apartemen lain

Sesuai dengan kenyamanan, kemudahan dan kriteria biophilic design


Jika dilihat dari beberapa preseden yang telah ada, terdapat beberapa tipe

unit hunian yaitu tipe 1 kamar tidur, 2 kamar tidur, 2 kamar tidur deluxe dan 3
kamar tidur.
Dalam segi penyediaan fasilitas, apartemen yang direncanakan ini
bersifat fully serviced dan fully furnished, yaitu semua pelayanan mulai dari
penyediaan perabot, cleaning service, laundry, dan pelayanan (room boy)
telah disediakan oleh pihak apartemen.
4.1.4 Analisis Jumlah Unit yang Direncanakan
Tujuan
Tujuan dari analisis ini adalah untuk menentukan jumlah unit hunian yang
akan disediakan pada apartemen yang direncanakan.
Dasar pertimbangan
x

Jumlah pengguna/konsumen berdasarkan preseden hunian apartemen

Jumlah kebutuhan apartemen dihitung dari ketersdiaan ruang pada lokasi

Kebijakan pemerintah (Persyaratan bangunan pada lokasi tapak)

Berikut ini merupakan perhitungan jumlah unit apartemen:


x
x

Luas Site
KDB 30%

: 20.000 m2
: 6.000 to
m2user
commit

IV-6
perpustakaan.uns.ac.id

x
x
x
x

digilib.uns.ac.id

KLB 2,5
: 50.000 m2
Ketinggian Bangunan
: 8 lantai
KDH 45%
: 9.000 m2
Kebutuhan Ruang
Perhitungan
: 50.000 m2 : 8 lantai = 6.250 m2
Zona Penunjang
= 2.570 m2
Zona Service
= 1.010 m2
Zona Umum
= 4.096 m2
Zona Pengelola
= 1.608 m2
Setiap lantai memiliki maksimal luas bangunan sebesar 6.250 m2
Koefisien dasar hijau 45 % diterapkan pada level hunian sehingga maksimal
luas bangunan sebesar 2.812 m2
Terdapat 5 level yang diperuntukkan sebagai zona hunian.
Tipe hunian Apartemen terdiri dari 1 BR (45 m2), 2 BR (102,7 m2), 2BR
Deluxe (89,8 m2), 3 BR (195,5m2)
Level 1 terdiri dari tipe 1 BR dan 2 BR
Perhitungan
= 2.812 – sirkulasi 30% = 1969 : 2 = 984 m2
1 BR = 984 m2 : 45 m2 = 22 unit
2 BR = 984 m2 : 102,7 m2 = 9 unit
Level 2 terdiri dari tipe 2 BR, 2 BRD dan 3 BR
Perhitungan
= 2.812 – sirkulasi 30% = 1969 : 3 = 656 m2
2 BR = 656 m2 : 102,7 m2 = 6 unit
2 BRD = 656 m2 : 89,8 m2 = 7 unit
3 BR = 656 m2 : 195,5 m2 = 4 unit
Level 3 terdiri dari tipe 1 BR dan 2 BR
Perhitungan
= 2.812 – sirkulasi 30% = 1969 : 2 = 984 m2
1 BR = 984 m2 : 45 m2 = 22 unit
2 BR = 984 m2 : 102,7 m2 = 9 unit
Level 4 terdiri dari tipe 2 BR, 2 BRD dan 3 BR
Perhitungan
= 2.812 – sirkulasi 30% = 1969 : 3 = 656 m2
2 BR = 656 m2 : 102,7 m2 = 6 unit
2 BRD = 656 m2 : 89,8 m2 = 7 unit
3 BR = 656 m2 : 195,5 m2 = 4 unit
Jumlah 1 BR
= 72 unit
Jumlah 2 BR
= 36 unit
Jumlah 2 BR Deluxe = 48 unit
Jumlah 3 BR
= 14 unit
Total Jumlah Unit hunian adalah 170 unit

commit to user

IV-7
perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

4.1.5 Analisis Penerapan Desain Biophilik pada Apartemen yang


Direncanakan
Tujuan
Tujuan dari analisis ini adalah untuk menentukan pola desain biophilik yang
akan digunakan sebagai penerapan desain pada apartemen yang direncanakan.
Dasar Pertimbangan
x

Efek psikologis dan fisik terhadap pengurangan stres berdasarkan tabel


hubungan alam dengan kesehatan yang terdapat pada bab 2

Kesesuaian dengan kebutuhan ruang

Pengaplikasian

commit to user

IV-8
Koneksi NonVisual dengan
Alam

Stimuli nonritmik

3.

x Tata lanskap dan


kebun

x Holtikultura
x Simulasi digital
suara alam
x Wangi bunga
x Suara burung
x Ventilasi alami

Indikator

Koneksi visual dengan alam merupakan


hal yang penting dalam penerapan desain
biophilik karena pola ini menghubungkan
antara manusia dengan alam secara visual.
Tidak hanya itu, pola ini pun memiliki
fungsi dari segi emosi, kinerja kognitif
dan mengurangi stress. Pola ini perlu
ditekankan dalam penerapan desain
biophilik

IV-9

x Desain mampu mendukung


terjadinya koneksi visual dengan
alam setidaknya 5-20 menit per hari
x Mampu menarik perhatian dan
mampu membangkitkan semangat
atau menenangkan
x Menghadirkan peluang ruang untuk
berada dekat dengan ruang hijau
x Diterapkan pada ruang yang paling
sering dilalui oleh pengguna
Pola
ini
menghubungkan
manusia
dengan
Mengurangi tekanan darah
x Memiliki kemudahan akses dari
alam secara langsung baik melalui visual,
sistolik dan hormon stress
satu atau beberapa lokasi untuk
pendengaran maupun penciuman.
memperoleh koneksi non-visual
Berdampak positif pada
Dampak terhadap kesehatan manusia yang
dengan alam setidaknya 5-20 menit
kinerja kognitif
dihasilkan
pola
ini
pun
bermanfaat
dan
per hari
Terasa perbaikan dalam
mudah
dalam
pengaplikasian.
Bentuk
x Desain koneksi visual dan nonkesehatan mental dan
penerapan pada pola ini dibutuhkan dalam
visual dapat dirasakan secara
ketenangan
sebuah hunian sehingga pola ini perlu
bersamaan untuk memaksimalkan
ditekankan dalam penerapan desain
dampak positif bagi kesehatan.
biophilik
Penerapan pola ini memiliki dampak
Memberikan dampak
x Pemilihan jenis tanaman yang
positif pada denyut jantung, positif terhadap kesehatan manusia dan
mampu menarik kehadiran
dalam
penerapannya
dapat
digabungkan
tekanan darah sistolik dan
serangga
dengan koneksi non-visual terhadap alam x Memiliki akses yang mudah
aktivitas sistem syaraf
simpatik
dicapai secara visual
Mengamati dan mengukur
tingkat perhatian dan
eksplorasi manusia

Analisa

Tabel 4. 2 Analisa Penerapan Desain Biophilik

Pola Desain
Bentuk Penerapan
Fungsi
Biophilik
Koneksi Visual x Green wall
x Menurunkan tekanan darah
dengan Alam
dan denyut jantung
x Aliran air
x Meningkatkan ikatan
x Akuarium
mental
x Vegetated roof
x Berdampak positif pada
x Taman
perilaku dan kebahagiaan

2.

1.

No.
Air

Dynamic &
Diffuse Light

5.

6.

4.

Pola Desain
Biophilik
Thermal &
Variasi Aliran
Udara

No.
x Meningkatkan
kenyamanan, kesejahteraan
dan produktivitas
x Berpengaruh positive pada
konsentrasi
x Meningkatkan persepsi
temporal dan alliesthesis
x Mengurangi stress,
meningkatkan perasaan
tenang, menurunkan denyut
jantung dan tekanan darah
x Meningkatkan konsentrasi
dan pemilihan ingatan
x Mengamati hal yang lebih
disukai dan respon
emosional yang positif

Fungsi

x Sinar matahari
x Memberikan dampak
dari berbagai
positif terhadap
sudut
berlangsungnya sistem
sirkadian
x Cahaya matahari
langsung
x Aksen
pencahayaan
x Lampu
x Kontrol
peredupan cahaya

x Pencahayaan
alami
x Bayangan
x Orientasi
bangunan
x HVAC
x Cross ventilation
x Water wall
x Akses visual
terhadap air hujan
x Kolam

Bentuk Penerapan

Indikator

IV-10

x Perancangan fitur yang mampu


memudahkan pengguna dalam
beradaptasi dan memodifikasi
kondisi termal seiring dengan
perubahan lingkungan.
x Memanfaatkan sinar matahari dan
angin melalui bukaan
Fungsi yang membawa dampak positif
x Memprioritaskan penggunaan
bagi kesehatan ini menjadikan pola ini
elemen air yang dapat dirasakan
hal penting yang akan ditekankan dalam
oleh berbagai indera
desain. Pola ini mudah dalam penerapan x Pemberian bayangan pada air,
dan sesuai dengan kebutuhan sebuah
penggunaan permukaan yang dapat
hunian.
memantulkan sinar matahari, dan
mengurangi luasan permukaan air
yang terpapar sinar matahari secara
langsung
x Kualitas suara dan kelembaban
yang ditimbulkan oleh air sesuai
dengan standar kenyamanan
Pola ini berkaitan dengan sistem
x Sinar matahari dapat tersebar ke
pencahayaan baik alami dan buatan. Oleh
berbagai sudut bangunan
karena itu, penerapan pola ini merupakan x Penghuni dapat merasakan
hal dasar yang harus ada pada bangunan
pergantian waktu dan cuaca melalui
pergerakan sinar matahari

Keberadaan pola ini pada sebuah


bangunan sangat penting dan membawa
dampak positif baik dari segi emosi,
kinerja maupun pengurangan stress
sehingga penekanaan pola ini diperlukan
pada penerapan desain biophilik.

Analisa
Koneksi antar
Sistem Alami

10.

Pola ini akan diterapkan dalam sistem


pengolahan air buangan yang akan
dibahas pada sub bab utilitas. Penerapan
pola ini akan ditekankan pada sistem
bangunan dan tidak pada unit unit ruang.

x Desain wallpaper
dan karpet
x Mengekspose
struktur&bahan
x Kontur dan
tekstur material
x Mengintegrasikan
penangkap air
hujan dengan
sistem
pengolahan air

Complexity &
Order

9.

x Berdampak positif pada


respon terhadap stress
secara psikologis
x Memperhatikan
pemandangan yang lebih
disukai
x Meningkatkan tekanan
darah diastolic
x Meningkatkan kenyamanan

Selain meningkatkan kenyamanan dan


menurunkan tekanan darah diastolic,
penerapan pola ini akan menciptakan
suasana yang lebih alami dan
menciptakan persepsi ruang yang berbeda
bagi pengguna, sehingga penekanan pola
ini pada bangunan dirasa perlu dan sesuai
dengan kebutuhan ruang pada bangunan.
Penerapan pola ini akan digabungkan
dengan penerapan pola koneksi material
dengan alam.

7.

x Penggunaan
x Menurunkan tekanan darah
material alami
diastolic
atau material
x Meningkatkan kenyamanan
yang menyerupai
material alami

Analisa

Koneksi
Material
dengan Alam

8.

Fungsi
Pada dasarnya efek terhadap kesehatan
yang ditimbulkan dari pola ini tidak
berdampak besar. Namun penerapan pola
ini akan berpegaruh terhadap citra
bangunan dan suasana yang hendak
diciptakan. Penggunaan bentuk dan pola
biomorphic pun akan berpengaruh
terhadap struktur. Manusia memiliki
kencederungan untuk lebih menyukai
bentuk dan pola alam sehingga
penekanan pola ini dalam desain dirasa
perlu.

Bentuk Penerapan

x Bentuk bangunan x Memperhatikan


pemandangan yang lebih
dan elemen
arsitektur
disukai

Pola Desain
Biophilik
Bentuk dan
Pola
Biomorphic

No.

IV-11

x Mampu menarik perhatian dan


meningkatkan konsentrasi
x Hindari pengulangan penggunaan
bentuk dan pola yang dapat
menggangu penglihatan
x Digunakan sebagai komponen
dekoratif atau digunakan pada
komponen struktur
x Penggunaan pola pada pengaturan
sistem struktur (misalnya kolom
berbentuk seperti pohon), bentuk
bangunan, dinding atau plafond,
bentuk furniture, maupun lorong
x Kuantitas bahan dan warna harus
ditentukan berdasarkan pada fungsi
ruang
Indikator
x Meningkatkan konsentrasi,
perhatian dan persepsi
terhadap keselamatan

x Shelter
x Perlindungan
modular

x Cahaya dan
x Dapat menimbulkan respon
bayangan
bahagia
x Aroma
x Suara dan getaran
x Artwork atau
instalasi
x Material yang
tembus cahaya
x Architectural
x Dapat menimbulkan respon
cantilever
bahagia
x Fasad dengan
bahan transparan
mulai dari lantai
hingga plafon
x Railing dan lantai
yang transparan

Misteri

Risk

13.

14.

Penerapan pola ini bertujuan untuk


menciptakan rasa bahaya sehingga
manusia memiliki kewaspadaan lebih
terhadap sekitarnya. Pola ini tidak
menjadi penekanan pada penerapan
desain biophilik karena suasana ini tidak
dibutuhkan dalam sebuah hunian
apartemen.

Jika dilihat pada contoh penerapannya,


beberapa diantara telah terdapat pada
penerapan pola sebelumnya sehingga
pola ini akan diterapkan pada pola
sebelumnya namun tidak menjadi
penekanan pada penerapan desain
biophilik.
Fungsi pola refuge dibutuhkan
keberadaannya dalam sebuah bangunan
hunian sehingga pola ini akan menjadi
salah satu pola yang ditekankan dalam
penerapan desain biophilik
Jika dilihat pada contoh penerapannya,
beberapa diantara telah terdapat pada
penerapan pola sebelumnya sehingga
pola ini tidak akan menjadi penekanan
pada penerapan desain biophilik.

Analisa

x Mudah diakses dan memberi


perlindungan bagi pengguna

x Orientasi bangunan, peletakkan


koridor dan balkon mampu
membantu pengguna dalam
memaksimalkan view terhadap
outdoor maupun indoor.

Indikator

IV-12

Berdasarkan hasil analisa di atas maka terdapat beberapa pola yang tidak menjadi
penekanan dan ada pula yang penerapannya bersamaan dengan pola
lainnya. Pola yang menjadi penekanan pada desain adalah koneksi visual terhadap
alam, koneksi non-visual terhadap alam, stimuli non-ritmik, thermal &
variasi aliran udara, air, bentuk dan pola biomorphic, koneksi material dengan
alam, dan refuge.

(Sumber: Analisa Pramarti, 2016)

11.

Refuge

12.

Fungsi
x Mengurangi stress
x Mengurangi kebosanan,
iritasi, dan kelelahan
x Meningkatkan kenyamanan
dan rasa keamanan

Bentuk Penerapan

x Material
transparan
x Orientasi
bangunan

Pola Desain
Biophilik
Prospect

No.
perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

4.2 Analisis Konsep Perancangan


4.2.1 Analisis Kegiatan dan Kebutuhan Ruang
Tujuan
Analisa ini bertujuan untuk menentukkan kebutuhan ruang yang harus disediakan
dalam objek rancang bangunan berdasarkan kegiatan pengguna. Analisa kegiatan
ini dikategorikan berdasarkan zonasi ruang yaitu, hunian, penunjang, pengelola,
service dan ruang terbuka hijau.
Dasar pertimbangan
x

Karakter pengguna

Karakter kegiatan

Efisiensi dan efektifitas pengguna apartemen

Analisa dan Hasil


A. Zona Hunian
Pada zona hunian, pelaku kegiatan terbagi menjadi 2 yaitu tipe lajang dan tipe
keluarga. Berikut ini merupakan kegiatan pelaku kegiatan pada zona hunian
1. Kegiatan Penghuni Apartemen
Sasaran penghuni apartemen yang direncanakan ini adalah para pebisnis,
ekspatriat dan pekerja kantoran dengan tingkat ekonomi menengah ke atas.
Pengelompokkan penghuni apartemen dibedakan menjadi lajang dan
keluarga.
a. Analisa Kegiatan Penghuni Apartemen Tipe Lajang
Tabel 4. 3 Analisa Kegiatan Penghuni Apartemen Tipe Lajang

Pelaku Kegiatan
Individu/eksekutif
muda

Kegiatan
Menerima tamu
Istirahat (membaca, nonton
TV, mendengarkan musik,
duduk bersantai)
Makan/minum
Mandi, cuci tangan,
berwudhu
Ibadah
Bekerja
Tidur

Kebutuhan Ruang
Ruang tamu
Ruang duduk atau balkon
-

Ruang makan atau pantry


Kamar Mandi

Ruang Tidur
Ruang Duduk
Ruang Tidur

(Sumber: Analisa Pramarti, 2016)

commit to user

IV-13
perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

b. Karakter penghuni tipe lajang


x

Aktivitas penghuni di luar apartemen padat dan serba cepat

Unit hunian hanya digunakan sebagai tempat istirahat setelah seharian


bekerja

Tidak memiliki waktu luang yang banyak untuk mengurus unit hunian

Kebutuhan akan efisiensi dan efektifitas yang tinggi

Cenderung membawa tamu ke dalam unit hunian

c. Analisa Kebutuhan Suasana Ruang


x

Membutuhkan ruang yang praktis dan desain furniture yang ergonomis

Suasana kamar yang sesuai dengan karakter penghuni menentukkan


kualitas kerja dan istirahat yang dilakukan

Membutuhkan suasana kamar mampu memberikan kenyamanan dan


ketenangan sehingga mampu membantu menurunkan tingkat stress

Diperlukan adanya bukaan untuk view ke arah luar ruangan

d. Analisa Kegiatan Penghuni Apartemen Tipe Keluarga


Tabel 4. 4 Analisa Kegiatan Penghuni Apartemen Tipe Keluarga

Pelaku Kegiatan
Ayah

Ibu

Anak

Kegiatan
- Masuk
- Menerima tamu
- Istirahat (membaca, nonton
TV, mendengarkan musik,
duduk bersantai)
- Berkumpul dengan keluarga
- Makan/minum

Kebutuhan Ruang
- Ruang Tamu
- Ruang tamu
- Ruang duduk atau balkon

Kamar Mandi
Ruang Tidur
Ruang Kerja
Ruang Tidur
Ruang tamu
Ruang tamu
Ruang duduk atau balkon

Ruang Keluarga
Ruang makan atau pantry
Kamar Mandi
Ruang Tidur
Dapur
Ruang Tidur
Ruang tamu

Mandi, cuci tangan, berwudhu


Ibadah
Bekerja
Tidur
Masuk
Menerima tamu
Istirahat (membaca, nonton
TV, mendengarkan musik,
duduk bersantai)
Berkumpul dengan keluarga
Makan/minum
Mandi, cuci tangan, berwudhu
Ibadah
Memasak
Tidur
Istirahat
(membaca,
nonton
commit
to user
TV, mendengarkan musik,

- Ruang Keluarga
- Ruang makan atau pantry
IV-14
perpustakaan.uns.ac.id

Pembantu

digilib.uns.ac.id

duduk bersantai)
Berkumpul dengan keluarga
Makan/minum
Mandi, cuci tangan, berwudhu
Ibadah
Mengerjakan PR/Belajar
Tidur
Istirahat
Berkumpul dengan keluarga
majikan
Makan/minum
Mandi, cuci tangan, berwudhu
Ibadah
Tidur
Keluar

Ruang duduk atau balkon


Ruang Keluarga
Ruang makan atau pantry
Kamar Mandi
Ruang Tidur
Ruang Tidur
Ruang Tidur
Ruang Duduk atau balkon
Ruang keluarga
Ruang makan
Kamar mandi pembantu

- Ruang tidur pembantu


- Ruang tidur pembantu
- Foyer

(Sumber: Analisa Pramarti, 2016)

e. Karakter penghuni tipe keluarga


x

Aktivitas penghuni di luar apartemen padat

Unit hunian hanya digunakan sebagai tempat istirahat dan berkumpul


keluarga

Hunian merupakan cerminan dari tingkat sosial

x
Perlunya komunikasi dengan keluarga

Kebutuhan akan efisiensi dan efektifitas yang tinggi

Cenderung membawa tamu ke dalam unit hunian

f. Analisa Kebutuhan Suasana Ruang


x

Ukuran dan jumlah ruang lebih besar dibandingkan dengan tipe lajang

Suasana kamar yang sesuai dengan karakter penghuni menentukkan


kualitas kerja dan istirahat yang dilakukan

Membutuhkan suasana kamar mampu memberikan kenyamanan dan


ketenangan sehingga mampu membantu menurunkan tingkat stress

Pemisahan ruang satu dengan yang lainnya dibuat terbuka agar


komunikasi tetap bisa berjalan

g. Interaksi Sosial antar Penghuni


Dalam sebuah lingkungan diperlukan adanya sebuah interaksi sosial. Oleh
karena itu, mewadahi kegiatan interaksi sosial penting adanya dalam sebuah
pemukiman guna menciptakan suasana yang keakraban dan harmonis antar
penghuni. Berikut ini merupakan analisa kegiatan interaksi sosial antar
commit to user
penghuni (Tabel 4.5).
IV-15
perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

Tabel 4. 5 Analisa Kegiatan Interaksi Sosial antar Penghuni

Pelaku
Lajang-Lajang

Lajang-Keluarga

KeluargaKeluarga

Kegiatan
Bertegur sapa
Berbincang
Bersantai
Bertegur sapa
Berbincang
Bersantai
Bertegur sapa
Berbincang
Bersantai
Bermain

Kebutuhan Ruang
Ruang Sirkulasi
Ruang komunal
Taman
Ruang Sirkulasi
Ruang komunal
Taman
Ruang Sirkulasi
Ruang komunal
Taman
Taman

(Sumber: Analisa Pramarti, 2016)

Hasil:
Tabel 4. 6 Kebutuhan Ruang pada Zona Hunian

Zona Ruang

Hunian: 1 BR

Hunian: 2 BR

Hunian: 2 BR
Deluxe

Hunian: 3 BR

Jumlah
Ruang
1
1
1
1
1
1
1
2
2
1
1
1
1
1
2
2
1
1
1
1
1
1
1
3
2
1
1
1
1
1
1

(Sumber: Analisa Pramarti, 2016)

Nama Ruang
R. Tamu
R. Tidur
Kamar Mandi
Pantry
R. Makan
R. Kerja
R. Tamu
R. Tidur
Kamar Mandi
Dapur
R. Makan
R. Kerja
Balkon
R. Tamu
R. Tidur
Kamar Mandi
Dapur
R. Makan
R. Kerja
Balkon
R. Tidur Pembantu
R. Mandi Pembantu
R. Tamu
R. Tidur
Kamar Mandi
Dapur
R. Makan
R. Kerja
Balkon
R. Tidur Pembantu
R. Mandi Pembantu

Kriteria
x
x
x
x

Efisien
Efektif
Penggunaan
Material Alami
Akses visual ke alam

commit to user

IV-16
perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

B. Zona Penunjang
Zona penunjang pada apartemen ini dikategorikan ke dalam 5 bagian yaitu,
fasilitas kesehatan, olahraga, pemenuh kebutuhan sehari-hari, foodcourt dan
ruang terbuka hijau. Berikut ini merupakan analisis kegiatan pada zona
penunjang
1. Fasilitas Kesehatan
Fasilitas pada apartemen ini berupa medical center dimana fasilitas ini melayani
pemeriksaan kesehatan dan pembelian obat bagi penghuni apartemen maupun
pengunjung apartemen.
a. Analisa Kegiatan pada Fasilitas Kesehatan
Tabel 4. 7 Analisa Kegiatan pada Fasilitas Kesehatan

Kegiatan Penunjang

Pelaku

Kebutuhan Ruang

Kesehatan
Registrasi
Menunggu
Pemeriksaan kesehatan
Administrasi
Pembelian obat
Lavatory

Receptionist, Pasien
Umum
Dokter, Pasien
Karyawan, umum
Karyawan, umum
Dokter, karyawan, umum

R. Receptionist
R.Tunggu
R. Periksa
R. Administrasi
R. Apotek
Toilet

(Sumber: Analisa Pramarti, 2016)

b. Alur Kegiatan pada Fasilitas Kesehatan

Gambar 4. 2 Alur Kegiatan pada Fasilitas Kesehatan


(Sumber: Analisa Pramarti, 2016)

commit to user

IV-17
perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

c. Kebutuhan Suasana Ruang


x

Letak ruang yang mudah diakses bagi penghuni maupun pengujung


apartemen

Membutuhkan

suasana

yang

dapat

menenangkan

dan

memberi

kenyamanan bagi pasien


x

Penggunaan material alami dan furniture sesuai dengan kriteria Desain


Biophilik guna memberikan efek healing pada pengguna

Memiliki akses visual terhadap unsur alam seperti tumbuhan, air,


bebatuan, dll.

2. Fasilitas Olahraga
Fasilitas olahraga terbagi menjadi beberapa bagian yaitu kegiatan renang,
fitness, futsal, tenis dan jogging track. Berikut ini merupakan analisa kegiatan
pada fasilitas olahraga.
a. Analisa Kegiatan pada Fasilitas Olahraga
Tabel 4. 8 Analisa Kegiatan pada Fasilitas Olahraga

Kegiatan Penunjang Olahraga


Kolam
Renang
Renang
Ganti Pakaian
Penyimpanan
Lavatory
Administrasi

Pelaku
Penghuni/Pengunjung
Penghuni/Pengunjung
Karyawan
Umum
Karyawan,
Penghuni/Pengunjung

Kebutuhan Ruang
Kolam Renang
R. Ganti/Loker
Gudang
Toilet/kamar mandi
R. Administrasi

Fitness
Center

Training/Fitness
Ganti Pakaian
Penyimpanan
Lavatory
Administrasi

Penghuni/Pengunjung
Penghuni/Pengunjung
Karyawan
Umum
Karyawan,
Penghuni/Pengunjung

R. Fitness
R. Ganti/Loker
Gudang
Toilet/kamar mandi
R. Administrasi

Futsal/Tenis

Bermain Futsal
Bermain Tenis
Ganti Pakaian
Penyimpanan
Lavatory
Administrasi

Lapangan Futsal
Lapangan tenis
R.Ganti/Loker
Gudang
Toilet/kamar mandi
R. Administrasi

Jogging track

Jogging
Istirahat

Penghuni/Pengunjung
Penghuni/Pengunjung
Penghuni/Pengunjung
Karyawan
Umum
Karyawan,
Penghuni/Pengunjung
Umum
Umum

Jogging track
R. duduk outdoor

(Sumber: Analisa Pramarti, 2016)

commit to user

IV-18
perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

b. Alur Kegiatan pada Fasilitas Olahraga

Gambar 4. 3 Alur Kegiatan pada Fasilitas Olahraga


(Sumber: Analisa Pramarti, 2016)

c. Kebutuhan Suasana Ruang


x Letak ruangan berada di area publik yang memiliki kemudahan akses bagi
penghuni maupun pengunjung apartemen
x Ruang fitness bersifat indoor namun memiliki akses visual terhadap alam
x Kolam renang, lapangan futsal, lapangan tenis dan jogging track bersifat
outdoor
x Ruang-ruang berada di area public dan dikelompokkan dalam zona
fasilitas olahraga sehingga keberadaan ruang-ruang tersebut berdekatan
dan masih berada dalam satu area
x Suasana yang dibutuhkan dalam zona ini adalah playful, energic dan
dinamis. Suasana ruang harus mampu menimbulkan keinginan pengguna
untuk beraktivitas
x Kenyamanan dan efektifitas ruang menjadi hal yang penting dalam zona
ini
3. Fasilitas Anak
Fasilitas anak merupakan fasilitas yang disediakan untuk mengakomodasi
kegiatan bermain anak dan penitipan anak. Berikut ini adalah analisa kegiatan
pada fasilitas anak.

commit to user

IV-19
perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

a. Analisa Kegiatan pada Fasilitas Anak


Tabel 4. 9 Analisa Kegiatan pada Fasilitas Anak

Kegiatan Penunjang Anak


Playground
Bermain
Megawasi anak

Pelaku
Penghuni/Pengunjung
Penghuni/Pengunjung

Kebutuhan Ruang
Playground
R. tunggu

(Sumber: Analisa Pramarti, 2016)

b. Alur Kegiatan pada Fasilitas Anak

Gambar 4. 4 Alur Kegiatan pada Area Playground


(Sumber: Analisa Pramarti, 2016)

c. Kebutuhan Suasana Ruang


x

Ruang playground bersifat outdoor, dimana pengguna dapat berhubungan


langsung dengan alam

Letak ruang harus memiliki kemudahan akses bagi penghuni maupun


pengunjung apartemen

Kenyamanan dan keamaan menjadi hal yang penting bagi ruang ini
mengingat sebagian besar pengguna merupakan anak-anak usia dini

Penggunaan material dan furniture disesuaikan dengan pola Desain


Biophilik dan dipilih atas dasar pertimbangan keamanan bagi pengguna.

4. Fasilitas Penunjang Kebutuhan Sehari-hari


Fasilitas penunjang kebutuhan sehari-hari terdiri dari mini-market, laundry,
ATM, dan retail. Berikut ini merupakan analisa kegiatan yang terdapat pada
fasilitas penunjang kebutuhan sehari-hari.

commit to user

IV-20
perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

a. Analisa Kegiatan pada Fasilitas Penunjang Kebutuhan Sehari-hari


Tabel 4. 10 Analisa Kegiatan pada Fasilitas Penunjang Kebutuhan Sehari-hari

Kegiatan Penunjang
Kebutuhan Sehari-hari
Minimarket
Jual Beli
/Swalayan
Membayar
Loading barang
Penyimpanan
Lavatory
Istirahat
Laundry
Mencuci
Menyetrika
Menjemur
Penyimpanan
Lavatory
ATM
Pengambilan
uang
Retail

Ibadah

Jual Beli
Penyimpanan
Loading barang
Lavatory
Berwudhu
Menaruh sepatu
Sholat
Lavatory
Penyimpanan

Pelaku

Kebutuhan Ruang

Karyawan, Umum
Karyawan, Umum
Karyawan
Karyawan
Karyawan
Karyawan
Karyawan
Karyawan
Karyawan
Karyawan
Karyawan
Umum

R. Display
R. Kasir
Loading dock
Gudang
Toilet
R. Karyawan/Loker
R. Cuci
R. Setrika
R. Menjemur
R. Penyimpanan/Loker
Toilet
R. Counter

Karyawan, umum
Karyawan
Karyawan
Karyawan
Umum
Umum

R. Display
Gudang
Loading dock
Toilet
R. wudhu
Rak
Sepatu/
barang
Musholla
Toilet
Gudang

Umum
Umum
Karyawan

penitipan

(Sumber: Analisa Pramarti, 2016)

b. Alur Kegiatan pada Fasilitas Penunjang Kebutuhan Sehari-hari

Gambar 4. 5 Alur Kegiatan pada Area Swalayan


(Sumber: Analisa Pramarti, 2016)

commit to user

IV-21
perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

Gambar 4. 6 Alur Kegiatan pada Area Laundry


(Sumber: Analisa Pramarti, 2016)

Gambar 4. 7 Alur Kegiatan pada Area ATM


(Sumber: Pramarti, 2016)

Gambar 4. 8 Alur Kegiatan pada Area Musholla


(Sumber: Analisa Pramarti, 2016)

c. Kebutuhan Suasana Ruang


x

Letak ruang harus memiliki kemudahan akses bagi penghuni maupun


pengunjung apartemen

Berada di zona publik

Kenyamanan dan keamanan sangat dibutuhkan bagi penunjang kegiatan di


dalamnya

Keberadaan ruang harus mudah terlihat dan mudah dicapai

5. Fasilitas Foodcourt
Fasilitas foodcourt terdiri dari restaurant dan café. Berikut ini merupakan
analisa kegiatan yang terdapat pada fasilitas foodcourt.
a. Analisa Kegiatan pada Fasilitas Foodcourt

commit to user

IV-22
perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

Tabel 4. 11 Analisa Kegiatan pada Fasilitas Foodcourt

Kegiatan Penunjang Fodcourt


Makan/Minum
Pembayaran
Hiburan
Memasak
Persiapan
Penyimpanan
Istirahat
Mengganti pakaian
Lavatory
Administrasi
Ibadah

Pelaku
Karyawan, umum
Karyawan, umum
Penampil
Karyawan
Karyawan
Karyawan
Karyawan
Karyawan
Karyawan, umum
Karyawan
Umum

Kebutuhan Ruang
Bar/Ruang makan
Kasir
Panggung
Dapur
Ruang persiapan
Gudang
R. Istirahat
R. Loker
Toilet
R. Administrasi
Musholla

(Sumber: Analisa Pramarti, 2016)

b. Alur Kegiatan pada Fasilitas Foodcourt

Gambar 4. 9 Alur Kegiatan pada Area Restaurant


(Sumber: Analisa Pramarti, 2016)

c. Kebutuhan Suasana Ruang


x

Ruang foodcourt dapat bersifat indoor maupun outdoor

x
Membutuhkan suasana yang nyaman dan tenang

Kesan terbuka dan menyatu dengan alam cocok untuk diterapkan dalam
konsep ruang foodcourt, selain untuk menciptakan efek relaks dan segar,
hal ini dapat menjadi daya tarik bagi pengunjung

6. Fasilitas Ruang terbuka hijau


Fasilitas ruang terbuka hijau merupakan penyediaan ruang terbuka hijau yang
terdapat dalam apartemen. Pengaplikasian fasilitas ini atas dasar pertimbangan
Perda No. 1 Tahun 2014 Pasal 386 yaitu Pengembangan perumahan vertikal
dengan intensitas tinggi melalui peremajaan lingkungan dilengkapi prasarana
dan penyediaan RTH. Berikut ini merupakan analisa kegiatan dan sifat ruang
terbuka hijau pada apartemen. commit to user

IV-23
perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

a. Analisa Kegiatan pada Ruang Terbuka Hijau


Tabel 4. 12 Analisa Kegiatan pada Ruang Terbuka Hijau

Penyediaan Ruang
- Taman RT
- Roof Garden
-

Playground
Holtikultur

Sifat RTH
- Privat
- Semi
Publik
- Publik
- Publik

Kegiatan
Bersantai
Interaksi sosial
Rekreasi/Interaksi
sosial/Bermain
Edukasi
(Menanam)

Pelaku
Penghuni/Pengunjung
Penghuni

Penghuni/Pengujung
Penghuni

(Sumber: Analisa Pramarti, 2016)

C. Zona Pengelola
a. Analisa Kegiatan pada Zona Pengelola
Tabel 4. 13 Analisa Kegiatan Pengelola Apartemen

Kegiatan Pengelola
Melaksanakan Pekerjaan

Pelaku
Direktur
Div. Operasional
Manage Building
HRD
Sales
Divisi Keuangan
\Divisi PR
Semua Karyawan
Semua Karyawan
Semua Karyawan
Semua Karyawan
Semua Karyawan
Semua Karyawan
Semua Karyawan
Semua Karyawan

Menerima Tamu
Penyimpanan pribadi
Rapat Koordinasi
Makan/Minum
Istirahat
Fotocopy
Ibadah
Lavatory

Kebutuhan Ruang
R. Direktur
dan R. Staff operasional dan manage
building
R. Staff HRD
R. Staff Sales
R. Staff Keuangan
R. Staff PR
R. Tamu
R. Loker
R. Rapat
Pantry
R. Istirahat
R. Fotocopy
Musholla
Toilet

(Sumber: Analisa Pramarti, 2016)

b. Alur Kegiatan

Gambar 4. 10 Alur Kegiatan Pengelola Apartemen


(Sumber: Analisa Pramarti, 2016)

commit to user

IV-24
perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

c. Kebutuhan Suasana Ruang


x

Berada pada zona pengelola dan bersifat indoor

Pengaplikasian pola Desain Biophilik pada ruang kerja guna meningkatkan


produktivitas kerja

Akses visual terhadap alam pada ruang-ruang umum

Membutuhkan suasana yang nyaman, tenang dan kondusif sebagai ruang


kerja

Pemisah antar ruangan dibuat semi terbuka sesuai dengan jenis pekerjaan

Efektifitas sirkulasi antar ruang sangat diperlukan

D. Zona Umum
Zona umum merupakan zona yang dipergunakan untuk pelayanan umum. Zona
ini bersifat public sehingga dapat diakses oleh siapapun baik penghuni,
pengunjung maupun pengelola. Berikut ini merupakan analisa kegiatan yang
terdapat pada zona service.
abel 4. 14 Analisa Kegiatan Zona Umum

Kegiatan
Datang
Parkir

Informasi
Sirkulasi
Duduk/ Menunggu
Lavatory
Pulang

Pelaku
Penghuni, pengunjung,
pegelola
Penghuni
Pengunjung
Pengelola
Pengunjung, Pengelola
Penghuni, pengunjung,
pengelola
Penghuni, pengunjung,
pengelola
Penghuni, pengunjung,
pengelola
Penghuni, pengunjung,
pengelola

Kebutuhan Ruang
Entrance
Front Office
R. Parkir penghuni
R. Parkir pengelola
R. Parkir tamu
R. Informasi
Lobby, hall, koridor
Lounge
Lavatory
Exit

(Sumber: Analisa Pramarti, 2016)


Tabel 4. 15 Analisa Kegiatan pada Zona Service

Kegiatan Service
Pelaku
Kebutuhan Ruang
Memeriksa tanki bahan bakar
Teknisi
R. tanki bahan bakar
Memerikasa tanki air
Mekanikal
dan R. tanki air bersih
bersih/kotor
Elektrikal
Menjalankan pompa
R. Pompa
Water treatment
R. water treatment
Menjalankan genset
R. genset
Memeriksa transformator
R. Transformator
Melakukan control terhadap commit to user
R. Kontrol
utilitas

IV-25
perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

Memeriksa panel
Maintainance
Istirahat
Rapat
Pengiriman barang
Lavatory
Mengontrol dan menjaga
keamanan
Tidur
Lavatory

Petugas
keamanan

R. Panel
R. Maintainance, bengkel kerja
R. istirahat, cafeteria
R. engineer, house keeper
Loading dock, parkir mobil dan
motor
Toilet
R. Jaga
R. Tidur
Toilet

(Sumber: Analisa Pramarti, 2016)

Gambar 4. 11 Alur Kegiatan pada Area Service


(Sumber: Analisa Pramarti, 2016)

E. Zona Service
Zona service merupakan zona yang dipergunakan untuk ruang-ruang penunjang
dalam menjalankan fungsi apartemen. Ruang service hanya dapat diakses oleh
karyawan, tidak dapat diakses secara umum oleh penghuni maupun pengunjung
tanpa izin pengelola. Berikut ini merupakan analisa kegiatan yang terdapat pada
zona service.
a. Analisa Kegiatan pada Zona Service
Kegiata pada zona service yang berisi keterangan mengenai kegiatan service,
pelaku dan kebutuhan ruang dapat dilihat pada (Tabel 4.15)
b. Alur Kegiatan pada Area Service
Alur kegiatan pada area service dapat dilihat pada (Gambar 4.11)
c. Kebutuhan Suasana Ruang
x

Berada jauh dari zona hunian dan zona public

Kemudahan akses bagi karyawan yang bekerja dalam bidang tersebut

Dapat meredam kebisingan dan getaran yang ditimbulkan oleh mesin


commit to user
Peletakkan ruang harus mempertimbangkan segi keamanan
x

IV-26
perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

4.2.2 Analisis Besaran Ruang


Tujuan
Analisa ini bertujuan untuk mendapatkan besaran tiap-tiap ruang dalam Apartemen
Dasar pertimbangan
x

Kenyamanan penggunga seperti sirkulasi, penataan furniture, dan keprivasian

Pendekatan kebutuhan perabot

Pendekatan kapasitas jumlah pelaku kegiatan di dalam ruangan terhadap


kesesakan dan kepadatan

Standar luasan ruangan menggunakan standar referensi arsitektural dari


beberapa sumber, seperti:

DA : Data Arsitek (Ernest Neufert),

TS : Time Saver Standart for Building Type (Joseph de Chiara dan John
Callender), dan

SNI : Standar Nasional Indonesia

Besaran flow gerak sebagai berikut (Sumber: Time Saver Standart of Building
Type, 2nd Edition)

5% - 10%

: Standart minimum

20%

: Kebutuhan keleluasaan fisik

30%

: Tuntutan kenyamanan fisik

40%
: Tututan kenyamanan psikologis

50%

: Tuntutan spesifikasi kegiatan

70-100%

: Keterkaitan dengan banyak kegiatan

Flow gerak yang sering digunakan yakni flow gerak sebesar 20% yang
diterapkan pada setiap unit hunian. Sedangkan ruang-ruang lainnya
menggunakan flow sebesar 30% sesuai dengan tuntutan kenyaman fisik.

commit to user

IV-27
perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

Analisis
a. Unit Hunian
Tabel 4. 16 Analisa Besaran Ruang Hunian

Nama
Ruang

Sumber

Kapasitas

R. Tidur

DA

2 orang

R. Tamu

DA

4 orang

Kamar
Mandi

DA

1 orang

Pantry
dan
Ruang
Makan

4 orang

Ruang
Kerja
Luas Tipe 1 BR

1 orang

Perhitungan Luas
1 BR
1 double bed 1,8 x 2 = 2,7 m2
2 beside table 0,5 x 0,4 x 2 = 4 m2
1 lemari 1 x 0,6 x 1,25 = 0,75 m2
1 kursi santai 1 x 0,85 x 0,8 = 0,68 m2
Luas furniture: 8,13 m2
Flow gerak 20% x 8,13 m2 = 0,2
Jarak personal 0,75 dengan kapasitas 2
orang = 3,14 x 0,75 x 0,75 x 2 = 3.5 m2
1 sofa 2 x 0,8 = 1,6 m2
1 coffe table 0,5 x 0,4 = 0,2 m2
1 meja TV 0,66 x 1,5 = 0,99 m2
Luas furniture: 2,8 m2
Flow gerak 20% x 2,8 m2 = 0.56 m2
Jarak personal 0,75 dengan kapasitas 4
orang = 3,14 x 0,75 x 0,75 x 4 = 7 m2
1 closet 0,6 x 0,65 = 0,39 m2
1 wastafel 0,65 x 0,55 = 0,35 m2
1 shower 1 x 1 = 1 m2
Luas furniture: 1,74
Jarak personal 1 dengan kapasitas 1 orang
= 3,14 x 1 x 1 x 1 = 3,14 m2
1 meja makan 0,8 x 1,8 = 1,44
2 kursi makan 2 x 0,6 x 0,58 = 0,7
1 Kompor 0,59 x 0,6 = 0,35 m2
1 bak cuci piring 0,6 x 1 = 0,6 m2
1 kulkas 1 x 0,8 x 0,75 = 0,6 m2
1 lemari simpan 1 x 0,5 x 1,25 = 0,63 m2
Luas furniture: 4,32 m2
Flow gerak 30% x 4,32 m2 = 1,3 m2
Jarak personal 0,75 dengan kapasitas 4
orang = 3,14 x 0,75 x 0,75 x 4 = 7 m2

Total
10 m2

9,5 m2

4,25 m2

14,3 m2

4 m2
45 m2
2 BR

Nama
Ruang
R. Tidur

Sumber
DA

Kapasitas
2 orang

Perhitungan Luas
1 double bed 1,35 x 2 = 2,7 m2
2 beside table 0,5 x 0,4 x 2 = 4 m2
1 lemari 1 x 0,6 x 1,25 = 0,75 m2
1 kursi santai 1 x 0,85 x 0,8 = 0,68 m2
Luas furniture: 8,13 m2
Flow gerak 20% x 8,13 m2 = 0,2
commit
to user
Jarak
personal
1,3 dengan kapasitas 2

Total
20 m2

IV-28
perpustakaan.uns.ac.id

R. Tidur 2

digilib.uns.ac.id

1 orang

R. Tamu

DA

4 orang

Kamar
Mandi

DA

1 orang

Kamar
Mandi 2

DA

1 orang

Pantry
dan
Ruang
Makan

5 orang

Balkon

3 orang

R. Kerja

1 orang

orang = 3,14 x 1,3 x 1,3 x 2 = 10,6 m2


1 single bed 1,00 x 2 = 2 m2
1 lemari 1 x 0,6 x 1,25 = 0,75 m2
1 kursi santai 1 x 0,85 x 0,8 = 0,68 m2
Luas furniture: 3,43 m2
Flow gerak 20% x 3,43 m2 = 0,68 m2
Jarak personal 1,3 dengan kapasitas 2
orang = 3,14 x 1,3 x 1,3 x 1 = 5,3 m2
1 sofa 2 x 0,8 = 1,6 m2
1 coffe table 0,5 x 0,4 = 0,2 m2
1 meja TV 0,66 x 1,5 = 0,99 m2
Luas furniture: 2,8 m2
Flow gerak 20% x 2,8 m2 = 0.56 m2
Jarak personal 0,75 dengan kapasitas 4
orang = 3,14 x 0,75 x 0,75 x 4 = 7 m2
1 closet 0,6 x 0,65 = 0,39 m2
1 wastafel 0,65 x 0,55 = 0,35 m2
1 shower 1 x 1 = 1 m2
1 bathup 0,7 x 1,6 = 1,12
Luas furniture: 2,86
Jarak personal 1 dengan kapasitas 1 orang
= 3,14 x 1 x 1 x 1 = 3,14 m2
1 closet 0,6 x 0,65 = 0,39 m2
1 wastafel 0,65 x 0,55 = 0,35 m2
1 shower 1 x 1 = 1 m2
Luas furniture: 1,74
Jarak personal 1 dengan kapasitas 1 orang
= 3,14 x 1 x 1 x 1 = 3,14 m2
1 meja makan 0,8 x 1,8 = 1,44 m2
4 kursi makan 4 x 0,6 x 0,58 = 1,3 m2
Kompor 0,59 x 0,6 = 0,35 m2
1 bak cuci piring 0,6 x 1 = 0,6 m2
1 kulkas 1 x 0,8 x 0,75 = 0,6 m2
1 lemari simpan 1 x 0,5 x 1,25 = 0,63 m2
Luas furniture: 5 m2
Flow gerak 30% x 5 m2 = 1,5 m2
Jarak personal 0,75 dengan kapasitas 4
orang = 3,14 x 0,75 x 0,75 x 5 = 8,8 m2
1 meja kopi 0,5 x 1,2 = 0,6 m2
2 kursi santai 2 x 0,85 x 0,8 = 1,3 m2
Luas furniture: 1,9 m2
Flow gerak 50% x 1,9 = 0,95 m2
Jarak personal 0,75 dengan kapasitas 4
orang = 3,14 x 0,75 x 0,75 x 4 = 7 m2
1 meja 1,2 x 0,6 = 0,72 m2
1 kursi 0,4 x 0,5 = 0,2 m2
Luas furniture: 0,92 m2
Flow gerak 30 % x 0,92 = 0,2 m2
Jarak personal 1 dengan kapasitas 1 orang
= 3,14 x 1 x 1 x 1 = 3,14 m2

10 m2

13 m2

6 m2

5 m2

15 m2

10 m2

9 m2

commit to user

IV-29
perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

102,7m2

Luas Tipe 2 BR
Nama
Ruang
R. Tidur

Sumber
DA

R. Tidur 2

Kapasitas
2 orang

1 orang

R. Tamu

DA

4 orang

Kamar
Mandi

DA

1 orang

Kamar
Mandi 2

DA

1 orang

Kamar
Pembantu

DA

1 orang

Kamar
Mandi
Pembantu

DA

1 orang

Pantry

5 orang
2 BR DELUXE
Perhitungan Luas
1 double bed 1,35 x 2 = 2,7 m2
2 beside table 0,5 x 0,4 x 2 = 4 m2
1 lemari 1 x 0,6 x 1,25 = 0,75 m2
1 kursi santai 1 x 0,85 x 0,8 = 0,68 m2
Luas furniture: 8,13 m2
Flow gerak 20% x 8,13 m2 = 0,2
Jarak personal 1,3 dengan kapasitas 2
orang = 3,14 x 1,3 x 1,3 x 2 = 10,6 m2
1 single bed 1,00 x 2 = 2 m2
1 lemari 1 x 0,6 x 1,25 = 0,75 m2
1 kursi santai 1 x 0,85 x 0,8 = 0,68 m2
Luas furniture: 3,43 m2
Flow gerak 20% x 3,43 m2 = 0,68 m2
Jarak personal 1,3 dengan kapasitas 2
orang = 3,14 x 1,3 x 1,3 x 1 = 5,3 m2
1 sofa 2 x 0,8 = 1,6 m2
1 coffe table 0,5 x 0,4 = 0,2 m2
1 meja TV 0,66 x 1,5 = 0,99 m2
Luas furniture: 2,8 m2
Flow gerak 20% x 2,8 m2 = 0.56 m2
Jarak personal 0,75 dengan kapasitas 4
orang = 3,14 x 0,75 x 0,75 x 4 = 7 m2
1 closet 0,6 x 0,65 = 0,39 m2
1 wastafel 0,65 x 0,55 = 0,35 m2
1 shower 1 x 1 = 1 m2
1 bathup 0,7 x 1,6 = 1,12
Luas furniture: 2,86
Jarak personal 1 dengan kapasitas 1 orang
= 3,14 x 1 x 1 x 1 = 3,14 m2
1 closet 0,6 x 0,65 = 0,39 m2
1 wastafel 0,65 x 0,55 = 0,35 m2
1 shower 1 x 1 = 1 m2
Luas furniture: 1,74
Jarak personal 1 dengan kapasitas 1 orang
= 3,14 x 1 x 1 x 1 = 3,14 m2
1 single bed 0,9 x 2 = 1,8 m2
1 lemari 1 x 0,6 x 1,25 = 0,75 m2
Luas furniture: 2,55 m2
Flow gerak 20% x 2,55 m2 = 0,51 m2
Jarak personal 1,3 dengan kapasitas 1
orang = 3,14 x 1,3 x 1,3 x 1 = 5,3 m2
1 closet 0,6 x 0,65 = 0,39 m2
1 bak 0,8 x 0,8 = 0,64 m2
Luas furniture: 1,03
Jarak personal 1 dengan kapasitas 1 orang
= 3,14 x 1 x 1 x 1 = 3,14 m2
commit to user
1 meja makan 0,8 x 1,8 = 1,44 m2

Total
20 m2

10 m2

13 m2
6 m2

5 m2

9 m2

4 m2

15 m2

IV-30
perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

dan
Ruang
Makan

Balkon

3 orang

R. Kerja

1 orang

4 kursi makan 4 x 0,6 x 0,58 = 1,3 m2


Kompor 0,59 x 0,6 = 0,35 m2
1 bak cuci piring 0,6 x 1 = 0,6 m2
1 kulkas 1 x 0,8 x 0,75 = 0,6 m2
1 lemari simpan 1 x 0,5 x 1,25 = 0,63 m2
Luas furniture: 5 m2
Flow gerak 30% x 5 m2 = 1,5 m2
Jarak personal 0,75 dengan kapasitas 4
orang = 3,14 x 0,75 x 0,75 x 5 = 8,8 m2
1 meja kopi 0,5 x 1,2 = 0,6 m2
2 kursi santai 2 x 0,85 x 0,8 = 1,3 m2z
Luas furniture: 1,9 m2
Flow gerak 50% x 1,9 = 0,95 m2
Jarak personal 0,75 dengan kapasitas 4
orang = 3,14 x 0,75 x 0,75 x 4 = 7 m2
1 meja 1,2 x 0,6 = 0,72 m2
1 kursi 0,4 x 0,5 = 0,2 m2
Luas furniture: 0,92 m2
Flow gerak 30 % x 0,92 = 0,2 m2
Jarak personal 1 dengan kapasitas 1 orang
= 3,14 x 1 x 1 x 1 = 3,14 m2

10 m2

9 m2

89,8 m2

Luas Tipe 2 BR Deluxe


3 BR
Nama
Ruang
R. Tidur

Sumber
DA

Kapasitas
2 orang

R. Tidur 2

1 orang
R. Tidur 3

1 orang

R. Tamu

DA

4 orang

Perhitungan Luas
1 double bed 1,35 x 2 = 2,7 m2
2 beside table 0,5 x 0,4 x 2 = 4 m2
1 lemari 1 x 0,6 x 1,25 = 0,75 m2
1 kursi santai 1 x 0,85 x 0,8 = 0,68 m2
Luas furniture: 8,13 m2
Flow gerak 20% x 8,13 m2 = 0,2
Jarak personal 1,3 dengan kapasitas 2
orang = 3,14 x 1,3 x 1,3 x 2 = 10,6 m2
1 single bed 1,00 x 2 = 2 m2
1 lemari 1 x 0,6 x 1,25 = 0,75 m2
1 kursi santai 1 x 0,85 x 0,8 = 0,68 m2
Luas furniture: 3,43 m2
Flow gerak 20% x 3,43 m2 = 0,68 m2
Jarak personal 1,3 dengan kapasitas 2
orang = 3,14 x 1,3 x 1,3 x 1 = 5,3 m2
1 single bed 1,00 x 2 = 2 m2
1 lemari 1 x 0,6 x 1,25 = 0,75 m2
1 kursi santai 1 x 0,85 x 0,8 = 0,68 m2
Luas furniture: 3,43 m2
Flow gerak 20% x 3,43 m2 = 0,68 m2
Jarak personal 1,3 dengan kapasitas 2
orang = 3,14 x 1,3 x 1,3 x 1 = 5,3 m2
1 sofa 2 x 0,8 = 1,6 m2
1 coffe table 0,5 x 0,4 = 0,2 m2
1 meja TV 0,66 x 1,5 = 0,99 m2
Luas furniture: 2,8 m2
commit
to user
Flow
gerak
20% x 2,8 m2 = 0.56 m2

Total
20 m2

12 m2

12 m2

18 m2

IV-31
perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

Kamar
Mandi

DA

1 orang

Kamar
Mandi 2

DA

1 orang

Kamar
Pembantu

DA

1 orang

Kamar
Mandi
Pembantu

DA

1 orang

Pantry
dan
Ruang
Makan

7 orang

Teras

2 orang

Balkon

5 orang

R. Kerja

2 orang

Luas Tipe 3 BR
(Sumber: Analisa Pramarti, 2016)

Jarak personal 1,3 dengan kapasitas 4


orang = 3,14 x 1,3 x 1,3 x 4 = 7 m2
1 closet 0,6 x 0,65 = 0,39 m2
1 wastafel 0,65 x 0,55 = 0,35 m2
1 shower 1 x 1 = 1 m2
1 bathup 0,7 x 1,6 = 1,12
Luas furniture: 2,86
Jarak personal 1 dengan kapasitas 1 orang
= 3,14 x 1 x 1 x 1 = 3,14 m2
1 closet 0,6 x 0,65 = 0,39 m2
1 wastafel 0,65 x 0,55 = 0,35 m2
1 shower 1 x 1 = 1 m2
Luas furniture: 1,74
Jarak personal 1 dengan kapasitas 1 orang
= 3,14 x 1 x 1 x 1 = 3,14 m2
1 single bed 0,9 x 2 = 1,8 m2
1 lemari 1 x 0,6 x 1,25 = 0,75 m2
Luas furniture: 2,55 m2
Flow gerak 20% x 2,55 m2 = 0,51 m2
Jarak personal 1,3 dengan kapasitas 1
orang = 3,14 x 1,3 x 1,3 x 1 = 5,3 m2
1 closet 0,6 x 0,65 = 0,39 m2
1 bak 0,8 x 0,8 = 0,64 m2
Luas furniture: 1,03
Jarak personal 1 dengan kapasitas 1 orang
= 3,14 x 1 x 1 x 1 = 3,14 m2
1 meja makan 0,8 x 1,8 = 1,44 m2
4 kursi makan 4 x 0,6 x 0,58 = 1,3 m2
Kompor 0,59 x 0,6 = 0,35 m2
1 bak cuci piring 0,6 x 1 = 0,6 m2
1 kulkas 1 x 0,8 x 0,75 = 0,6 m2
1 lemari simpan 1 x 0,5 x 1,25 = 0,63 m2
Luas furniture: 5 m2
Flow gerak 50% x 5 m2 = 2,5 m2
Jarak personal 1 dengan kapasitas 7 orang
= 3,14 x 1 x 1 x 7 = 22 m2
Jarak personal 1 dengan kapasitas 2 orang
= 3,14 x 1 x 1 x 2 = 6,28 m2
1 meja kopi 0,5 x 1,2 = 0,6 m2
4 kursi santai 4 x 0,85 x 0,8 = 2,7 m2
Luas furniture: 3,3 m2
Flow gerak 50% x 3,3 = 1,65 m2
Jarak personal 0,75 dengan kapasitas 5
orang = 3,14 x 0,75 x 0,75 x 5 = 8,8 m2
1 meja 1,2 x 0,6 = 0,72 m2
1 kursi 0,4 x 0,5 = 0,2 m2
Luas furniture: 0,92 m2
Flow gerak 30 % x 0,92 = 0,2 m2
Jarak personal 1 dengan kapasitas 1 orang
= 3,14 x 1 x 1 x 2 = 6,28 m2

commit to user

6 m2

4,3 m2

9 m2

4 m2

30 m2
27 m2
5,3 m2

7,5 m2

195,5m2

IV-32
perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

b. Unit Penunjang
Tabel 4. 17 Analisa Besaran Ruang Zona Penunjang

Nama
Ruang
Bar

Sumber

DA

Kapasitas

10 orang

R. Makan

100 orang

Kasir

2 orang

Dapur

DA

10 orang
(kapasitas
100-200
porsi
makanan)

Gudang

DA

2 orang

R.
Administr
asi

DA

4 orang

R. Ganti
Pria

DA

7 orang

R. Ganti
DA

5 orang

Perhitungan Luas
Restaurant
10 kursi 10 x 0,6 x 0,55 = 3,3 m2
1 meja panjang 0,6 x 10 = 6 m2
2 rak minum 2 x 0,6 x 1,25 = 1,5 m2
Luas furniture: 10,8 m2
Flow gerak 30% x 10,8 m2 = 0,3
Jarak personal 0,75 dengan kapasitas 10
orang = 3,14 x 0,75 x 0,75 x 10 = 17,6 m2
70 kursi makan 70 x 0,6 x 0,55 = 23 m2
10 meja makan 10 x 1 x 1 = 10 m2
14 meja makan 14 x 2,5 x 1= 35 m2
Luas furniture: 68 m2
Flow gerak 40% x 68 m2 = 27 m2
Jarak personal 0,75 dengan kapasitas 100
orang = 3,14 x 0,75 x 0,75 x 100 = 5,3 m2
1 meja 0,9 x 1,5 = 1,35 m2
1 kursi 1 x 0,6 x 0,55 = 0,33 m2
Luas furniture: 1,65 m2
Flow gerak 20% x 1,65 m2 = 0,33 m2
Jarak personal 1 dengan kapasitas 2 orang
= 3,14 x 1 x 1 x 2 = 6,28 m2
Panci pemasak
Kuali 80 L
Area kerja
Fleming stove
Oven 2 muka dengan lemari penghangat
Panggangan
2 baris meja bumbu
Bak cuci
Gudang makanan
4 rak simpan 4 x 0,6 x 1,25 = 3 m2
Luas furniture: 3
Flow gerak 30% x 3 m2 = 0,9 m2
Jarak personal 1 dengan kapasitas 2 orang
= 3,14 x 1 x 1 x 2 = 6,28 m2
2 meja 2 x 0,9 x 1,5 = 2,7 m2
4 kursi 4 x 0,6 x 0,55 =1,3 m2
2 lemari 2 x 1,25 x 0,6 = 1,5 m2
Luas furniture: 5,5 m2
Flow gerak 30% x 5,5 m2 = 1,65 m2
Jarak personal 1 dengan kapasitas 4 orang
= 3,14 x 0,75 x 0,75 x 4 = 7 m2
7 loker 7 x 0,6 x 1,5 = 6,3 m2
Luas furniture: 6,3 m2
Flow gerak 20% x 6,3 m2 = 1,26 m2
Jarak personal 0,75 dengan kapasitas 7
orang
= 3,14
x 0,75 x 0,75 x 7 = 12 m2
commit
to user
5 loker 5 x 0,6 x 1,5 = 4,5 m2
Total
28 m2

270 m2

8 m2

30 m2

9,5 m2

14 m2

19,5 m2

14 m2

IV-33
perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

Wanita

Panggung

Asumsi

5 orang

R.
Persiapan

Asumsi

7 orang

Luas furniture: 4,5 m2


Flow gerak 20% x 4,5 m2 = 0,9 m2
Jarak personal 0,75 dengan kapasitas 5
orang = 3,14 x 0,75 x 0,75 x 5 = 8,8 m2
1 drum 2 x 2 = 4 m2
Luas furniture: 4 m2
Flow gerak 30% x 4 m2 = 1,2 m2
Jarak personal 1 dengan kapasitas 5 orang
= 3,14 x 0,5 x 0,5 x 5 = 4 m2
1 meja panjang 1 x 1 x 5 = 5 m2
Luas furniture: 5 m2
Flow gerak 30% x 5 m2 = 1,5 m2
Jarak personal 1 dengan kapasitas 7 orang
= 3,14 x 0,5 x 0,5 x 7 = 5,5 m2

Sumber

Kapasitas

DA

6 orang

R.
Audience

100 orang

R.
Persiapan

10 orang

Gudang

DA

12 m2

386 m2
Luas Restaurant
Nama
Ruang
Panggung

9 m2

2 orang

Hall

100 orang

Toilet
Wanita

2 orang

Toilet Pria

2 orang

R. Serbaguna
Perhitungan Luas
6 kursi 6 x 0,6 x 0,55 = 2 m2
2 meja panjang 2x 0,6 x 10 = 12 m2
Luas furniture: 14 m2
Flow gerak 30% x 14 m2 = 4,2 m2
Jarak personal 0,75 dengan kapasitas 6
orang = 3,14 x 0, 5 x 0, 5 x 6 = 4,5 m2
100 kursi 100x 0,6 x 0,55 = 33 m2
Luas furniture: 33 m2
Flow gerak 30% x 33 m2 = 9,9 m2
Jarak personal 0,75 dengan kapasitas 100
orang = 3,14 x 0,75 x 0,75 x 100 = 176 m2
1 meja 0,9 x 1,5 = 1,35 m2
1 kursi 1 x 0,6 x 0,55 = 0,33 m2
Luas furniture: 1,65 m2
Flow gerak 20% x 1,65 m2 = 0,33 m2
Jarak personal 1 dengan kapasitas 10
orang = 3,14 x 0,75 x 0,75 x 10 = 17,6 m2
4 rak simpan 4 x 0,6 x 1,25 = 3 m2
Luas furniture: 3
Flow gerak 30% x 3 m2 = 0,9 m2
Jarak personal 1 dengan kapasitas 2 orang
= 3,14 x 1 x 1 x 2 = 6,28 m2
Jarak personal 1 dengan kapasitas 100
orang = 3,14 x 0,5 x 0,5 x 100 = 76,5 m2
2 wastafel 2 x 0,65 x 0,55 = 0,7 m2
2 closet 2 x 0,6 x 0,65 = 0,78 m2
2 bak 2 x 0,6 x 0,6 = 0,72 m2
Luas furniture: 2,2 m2
Jarak personal 1 dengan kapasitas 1 orang
= 3,14 x 1 x 1 x 2 = 6,28 m2
2 wastafel 2 x 0,65 x 0,55 = 0,7 m2
2 closet 2 x 0,6 x 0,65 = 0,78 m2
2 bak 2 x 0,6 x 0,6 = 0,72 m2
commit to user
2 urinoir 2 x 0,65 x 0,6 = 0,78

Total
22 m2

118 m2

20 m2

9,5 m2

76,5 m2
9 m2

9 m2

IV-34
perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

Luas furniture: 3 m2
Jarak personal 1 dengan kapasitas 2 orang
= 3,14 x 1 x 1 x 2 = 6,28 m2
264 m2

Luas R. Serbaguna
Nama
Ruang
Kolam
Renang

Sumber

Kolam Renang
Kapasitas
Perhitungan Luas

Total

DA

40 orang

636 m2

Kamar
mandi
wanita

4 orang

Kamar
mandi Pria

4 orang

R.
Administra
si

DA

2 orang

R. Pompa
Reservoir

2 orang

R. Water
treatment

2 orang

Gudang
2 orang

Jarak personal 0,75 dengan kapasitas 6


orang = 3,14 x 1,3 x 1,3 x 40 = 212 m2
Terdapat 3 buah kolam sehingga 212 x 3
= 636 m2
2 closet 2 x 0,65 x 0,6 = 0,78 m2
4 shower 4 x 1 x 1 = 4 m2
2 bak mandi 2 x 0,6 x 0,6 = 0,72 m2
2 westafel 2 x 0,65 x 0,55 = 0,7 m2
Luas furniture: 6,2 m2
Flow gerak 20% x 6,2 m2 = 1,24 m2
Jarak personal 0,75 dengan kapasitas 4
orang = 3,14 x 0,75 x 0,75 x 4 = 7 m2
4 loker 4 x 0,6 x 1,5 = 3,6 m2
Luas furniture: 3,6 m2
Flow gerak 30% x 3,6 m2 = 1 m2
Jarak personal 1 dengan kapasitas 4 orang
= 3,14 x 1 x 1 x 4 = 13 m2
2 closet 2 x 0,65 x 0,6 = 0,78 m2
4 shower 4 x 1 x 1 = 4 m2
2 bak mandi 2 x 0,6 x 0,6 = 0,72 m2
2 westafel 2 x 0,65 x 0,55 = 0,7 m2
2 urinoir 2 x 0,6 x 0,65 = 0,78 m2
Luas furniture: 6,2 m2
Flow gerak 20% x 6,2 m2 = 1,24 m2
Jarak personal 0,75 dengan kapasitas 4
orang = 3,14 x 0,75 x 0,75 x 4 = 7 m2
4 loker 4 x 0,6 x 1,5 = 3,6 m2
Luas furniture: 3,6 m2
Flow gerak 30% x 3,6 m2 = 1 m2
Jarak personal 1 dengan kapasitas 4 orang
= 3,14 x 1 x 1 x 4 = 13 m2
1 meja 1 x 0,9 x 1,5 = 1,35 m2
3 kursi 3 x 0,6 x 0,55 = 1 m2
1 lemari 1 x 0,6 x 1,25 = 0,75 m2
Luas furniture: 3 m2
Flow gerak 30% x 3 m2 = 0,9 m2
Jarak personal 1 dengan kapasitas 2 orang
= 3,14 x 1 x 1 x 2 = 6,28 m2
1 pompa reservoir = 10 m2
Jarak personal 1 dengan kapasitas 2 orang
= 3,14 x 1 x 1 x 2 = 6,28 m2
2 tangki air = 18 m2
Jarak personal 1 dengan kapasitas 2 orang
= 3,14 x 1 x 1 x 2 = 6,28 m2
to user 4 x 0,6 x 1,25 = 3 m2
4commit
rak penyimpanan

108 m2

84 m2

10 m2

16 m2
24 m2
10 m2

IV-35
perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

Jarak personal 1 dengan kapasitas 2 orang


= 3,14 x 1 x 1 x 2 = 6,28 m2
888 m2

Luas Kolam Renang


Nama
Ruang
R. Fitness

Sumber

Kapasitas

DA

20 orang

R. Ganti
Wanita

4 orang

R. Ganti
Pria

4 orang

Kamar
mandi
wanita

4 orang

Kamar
mandi Pria

4 orang

R.
Administra
si

DA

Gudang

2 orang

2 orang

Fitness Area
Perhitungan Luas
Standar ruang fitness untuk 12 orang
sebesar 40 m2
4 loker 4 x 0,6 x 1,5 = 3,6 m2
Luas furniture: 3,6 m2
Flow gerak 30% x 3,6 m2 = 1 m2
Jarak personal 1 dengan kapasitas 4 orang
= 3,14 x 1 x 1 x 4 = 13 m2
4 loker 4 x 0,6 x 1,5 = 3,6 m2
Luas furniture: 3,6 m2
Flow gerak 30% x 3,6 m2 = 1 m2
Jarak personal 1 dengan kapasitas 4 orang
= 3,14 x 1 x 1 x 4 = 13 m2
2 closet 2 x 0,65 x 0,6 = 0,78 m2
4 shower 4 x 1 x 1 = 4 m2
2 bak mandi 2 x 0,6 x 0,6 = 0,72 m2
2 westafel 2 x 0,65 x 0,55 = 0,7 m2
Luas furniture: 6,2 m2
Flow gerak 20% x 6,2 m2 = 1,24 m2
Jarak personal 0,75 dengan kapasitas 4
orang = 3,14 x 0,75 x 0,75 x 4 = 7 m2
2 closet 2 x 0,65 x 0,6 = 0,78 m2
4 shower 4 x 1 x 1 = 4 m2
2 bak mandi 2 x 0,6 x 0,6 = 0,72 m2
2 westafel 2 x 0,65 x 0,55 = 0,7 m2
2 urinoir 2 x 0,6 x 0,65 = 0,78 m2
Luas furniture: 6,2 m2
Flow gerak 20% x 6,2 m2 = 1,24 m2
Jarak personal 0,75 dengan kapasitas 4
orang = 3,14 x 0,75 x 0,75 x 4 = 7 m2
1 meja 1 x 0,9 x 1,5 = 1,35 m2
3 kursi 3 x 0,6 x 0,55 = 1 m2
1 lemari 1 x 0,6 x 1,25 = 0,75 m2
Luas furniture: 3 m2
Flow gerak 30% x 3 m2 = 0,9 m2
Jarak personal 1 dengan kapasitas 2 orang
= 3,14 x 1 x 1 x 2 = 6,28 m2
4 rak penyimpanan 4 x 0,6 x 1,25 = 3 m2
Jarak personal 1 dengan kapasitas 2 orang
= 3,14 x 1 x 1 x 2 = 6,28 m2

Total
78 m2
17,6 m2

17,6 m2

15 m2

15 m2

10 m2

10 m2
156 m2

Luas Ruang fitness


Lapangan Futsal dan Tenis
Kapasitas
Perhitungan Luas

Nama
Sumber
Ruang
Lapangan
10 orang
futsal
Luas Lapangan Tenis dan Futsal

Standar lapangan futsal 15 x 25 m

commit to user

Total
375 m2
375 m2

IV-36
perpustakaan.uns.ac.id

Nama
Ruang
Playground

digilib.uns.ac.id

Sumber

Kapasitas

Asumsi

30 orang

Sumber

Kapasitas

Asumsi

4 orang

Sumber

Kapasitas

DA

10 orang

Playground
Perhitungan Luas
2 balance beam 2 x 1,8 x 6 = 21,6 m2
1 unit swings (set of 3) 1 x 7,5 x 10,5 =
78,7 m2
1 unit circular travelling ring 7,5 x 7,5 =
56,2 m2
1 perosotan 1 x 0,6 x 2 = 1,2 m2
Luas furniture: 158 m2
Flow gerak 50% x 158 m2 = 79 m2
Jarak personal 1 dengan kapasitas 30
orang = 3,14 x 1 x 1 x 30 = 94 m2

Total
330 m2

ATM
Nama
Ruang
Counter
ATM

Nama
Ruang
R. Display

R. Kasir
2 orang

R. Loker

4 orang

R.
Administra
si

DA

Gudang

2 orang

2 orang

Perhitungan Luas

Total

4 mesin ATM 4 x 0,8 x 0,6 = 2 m2


Jarak personal 1 dengan kapasitas 4 orang
= 3,14 x 1 x 1 x 4 = 13 m2
Minimarket
Perhitungan Luas

22 m2

10 rak 10 x 0,6 x 1,25 = 7,5 m2


Flow gerak 50 % x 7,5 m2 = 3,75 m2
Jarak personal 1 dengan kapasitas 10
orang = 3,14 x 1,3 x 1,3 x 10 = 53 m2
2 meja 2 x 0,6 x 1,5 = 1,8
Flow gerak 20 % x 1,8 m2 = 0,36 m2
Jarak personal 1 dengan kapasitas 2 orang
= 3,14 x 1 x 1 x 2 = 6,28 m2
4 loker 4 x 0,6 x 1,5 = 3,6 m2
Luas furniture: 3,6 m2
Flow gerak 30% x 3,6 m2 = 1 m2
Jarak personal 1 dengan kapasitas 4 orang
= 3,14 x 1 x 1 x 4 = 13 m2
1 meja 1 x 0,9 x 1,5 = 1,35 m2
3 kursi 3 x 0,6 x 0,55 = 1 m2
1 lemari 1 x 0,6 x 1,25 = 0,75 m2
Luas furniture: 3 m2
Flow gerak 30% x 3 m2 = 0,9 m2
Jarak personal 1 dengan kapasitas 2 orang
= 3,14 x 1 x 1 x 2 = 6,28 m2
4 rak penyimpanan 4 x 0,6 x 1,25 = 3 m2
Jarak personal 1 dengan kapasitas 2 orang
= 3,14 x 1 x 1 x 2 = 6,28 m2

63 m2

8,5 m2
17,6 m2

10 m2

10 m2
104 m2

Luas Minimarket
Nama
Ruang
Musholla

Total

Sumber

Kapasitas

DA

10 orang

Musholla
Perhitungan Luas
200
sajadah
200 x 0,75 x 1,1 = 8,25 m2
commit
to user
2 lemari 2 x 1,25 x 0,6 = 1,5

Total
20 m2

IV-37
perpustakaan.uns.ac.id

R. Wudhu
Pria
R. Wudhu
Wanita
Gudang +
Rak Sepatu

digilib.uns.ac.id

10 orang
10 orang
2 orang

Luas furniture: 9,75


Flow gerak 20 % x 9,75 m2 = 1,95 m2
Jarak personal 0,5 dengan kapasitas 10
orang = 3,14 x 0,5 x 0,5 x 10 = 7,85 m2
Jarak personal 0,5 dengan kapasitas 10
orang = 3,14 x 0,5 x 0,5 x 10 = 7,85 m2
Jarak personal 0,5 dengan kapasitas 10
orang = 3,14 x 0,5 x 0,5 x 10 = 7,85 m2
2 rak sepatu 2 x 0,4 x 1,25 =1
4 rak penyimpanan 4 x 0,6 x 1,25 = 3 m2
Jarak personal 1 dengan kapasitas 2 orang
= 3,14 x 1 x 1 x 2 = 6,28 m2

7,85 m2
7,85 m2
10 m2

45.7 m2

Luas Musholla
(Sumber: Analisa Pramarti, 2016)

c. Unit Ruang Umum


Tabel 4. 18 Analisa Besaran Ruang Zona Umum

Nama
Ruang
R.
Pimpinan
Front
Office

Sumber

Kapasitas

DA

3 orang

R.
Informasi

2 orang
R. Lobby

10 orang

Lounge

15 orang

Toilet
wanita

4 orang

Toilet Pria

4 orang

Perhitungan Luas

Total

1 meja 1 x 0,9 x 1,5 = 1,35 m2


1 coffe table 1 x 0,5 x 0,4 = 0,2 m2
1 sofa 1 x 2 x 0,8 = 1,6 m2
1 lemari 1 x 0,6 x 1,25 = 0,75 m2
Luas furniture: 4 m2
Flow gerak 20% x 4 m2 = 0,8 m2
Jarak personal 1 dengan kapasitas 3 orang
= 3,14 x 1 x 1 x 3 = 9,4 m2
1 meja 1 x 0,9 x 1,5 = 1,35 m2
2 kursi 2 x 0,6 x 0,55 = 0,67 m2
2 lemari 2 x 0,6 x 1,25 = 1,5 m2
Luas furniture: 3,5 m2
Flow gerak 20% x 3,5 m2 = 0,7 m2
Jarak personal 1 dengan kapasitas 2 orang
= 3,14 x 1 x 1 x 2 = 6,28 m2
Jarak personal 1 dengan kapasitas 10
orang = 3,14 x 1 x 1 x 10 = 32 m2
3 meja kopi 3 x 0,5 x 0,4 = 0,6 m2
12 kursi 12 x 0,6 x 0,55 = 4 m2
Luas furniture: 4,6 m2
Flow gerak 40% x 4,6 m2= 1,86 m2
Jarak personal 1 dengan kapasitas 15
orang = 3,14 x 1 x 1 x 15 = 47 m2
4 closet 4 x 0,65 x 0,6 = 1,56 m2
6 westafel 6 x 0,65 x 0,55 = 2,15 m2
Luas furniture: 3,71 m2
Flow gerak 20% x 3,71 m2 = 0,74 m2
Jarak personal 0,75 dengan kapasitas 6
orang = 3,14 x 0,75 x 0,75 x 6 = 10,6 m2
4 closet 4 x 0,65 x 0,6 = 1,56 m2
3 westafel 3 x 0,65 x 0,55 = 1,07 m2
6commit
urinoir to
6 xuser
0,6 x 0,65 = 2,34 m2
Luas furniture: 5 m2
14 m2

10,5 m2

32 m2
53 m2

15 m2

15 m2

IV-38
perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

Parkir
Penghuni
Parkir
Pengunjung
Parkir
Pengelola

176 orang

Flow gerak 20% x 5 m2 = 1 m2


Jarak personal 0,75 dengan kapasitas 4
orang = 3,14 x 0,75 x 0,75 x 4 = 7 m2
176 mobil 176 x 5 x 3 = 2.640 m2

100 orang

63 mobil 63 x 5 x 3 = 945 m2

30 orang

7 mobil 7 x 5 x 3 = 105 m2
23 motor 23 x 1 x 1,5 = 34,5 m2
Flow gerak 80 % x 139,5 = 112 m2

251,5
m2

Parkir
Motor
Luas Ruang Umum

80 orang

80 motor 80 x 1 x 1,5 = 120 m2

120 m2

2.640
m2
945 m2

4.096m2

(Sumber: Analisa Pramarti, 2016)

d. Unit Ruang Service


Tabel 4. 19 Analisa Besaran Ruang Zona Service

Nama
Ruang
R. Tanki
bahan
bakar

Sumber
Kapasitas

DA

2 orang

R. Tanki air
bersih

2 orang

R. tanki air
kotor

2 orang

R. Pompa
reservoir

2 orang

R. Water
treatment

2 orang

AHU
Room

2 orang

R. Genset

2 orang

Tempat
Sampah

2 orang

R. Boiler

2 orang

R. STP

2 orang

Perhitungan Luas

Total

1 unit tangki kapasitas 700 liter asumsi 18


m2
Jarak personal 1 dengan kapasitas 2 orang
= 3,14 x 1 x 1 x 2 = 6,28 m2
1 unit tangki kapasitas 700 liter asumsi 18
m2
Jarak personal 1 dengan kapasitas 2 orang
= 3,14 x 1 x 1 x 2 = 6,28 m2
1 unit tangki kapasitas 700 liter asumsi 18
m2
Jarak personal 1 dengan kapasitas 2 orang
= 3,14 x 1 x 1 x 2 = 6,28 m2
1 unit pompa air asumsi 18 m2
Jarak personal 1 dengan kapasitas 2 orang
= 3,14 x 1 x 1 x 2 = 6,28 m2
2 tangki air asumsi 16 m2
Jarak personal 1 dengan kapasitas 2 orang
= 3,14 x 1 x 1 x 2 = 6,28 m2
1 unit AHU asumsi 9 m2
Jarak personal 1 dengan kapasitas 2 orang
= 3,14 x 1 x 1 x 2 = 6,28 m2
3 unit genset asumsi 18 m2
Jarak personal 1 dengan kapasitas 2 orang
= 3,14 x 1 x 1 x 2 = 6,28 m2
1 bak sampah asumsu 9 m2
Jarak personal 1 dengan kapasitas 2 orang
= 3,14 x 1 x 1 x 2 = 6,28 m2
1 unit boiler asumsi 12 m2
Jarak personal 1 dengan kapasitas 2 orang
= 3,14 x 1 x 1 x 2 = 6,28 m2
2
1commit
unit pengolahan
to user limbah asumsi 12 m
Jarak personal 1 dengan kapasitas 2 orang

24 m2

24 m2

24 m2

24 m2
22 m2
15 m2
24 m2
15 m2
18 m2
18 m2

IV-39
perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

Water
Chiller

2 orang

R. pipa

1 orang

R. PABX

4 orang

R.
Transforato
r
R. Kontrol

2 orang

R. Panel

2 orang

R.
Maintance

10 orang

Cafetaria

30 orang

R. Engineer

20 orang

2 orang

= 3,14 x 1 x 1 x 2 = 6,28 m2
1 unit alat water chiller asumsi 9 m2
Jarak personal 1 dengan kapasitas 2 orang
= 3,14 x 1 x 1 x 2 = 6,28 m2
5 buah pipa 3” asumsi 0,5 m2
Jarak personal 1 dengan kapasitas 1 orang
= 3,14 x 1 x 1 x 1 = 3,14 m2
2 meja 2 x 0,9 x 1,5 = 2,7 m2
4 kursi 4 x 0,6 x 0,55 = 1,32 m2
Luas furniture: 4 m2
Flow gerak 30% x 4 m2 = 1,2 m2
Jarak personal 1 dengan kapasitas 4 orang
= 3,14 x 1 x 1 x 4 = 12,56 m2
Transformator asumsi 0,6 m2
Jarak personal 1 dengan kapasitas 2 orang
= 3,14 x 1 x 1 x 2 = 6,28 m2
1 unit mesin control 0,6 x 2 = 1,2 m2
2 kursi 2 x 0,6 x0,55 = 0,66 m2
1 meja 1 x 0,9 x 1,5 = 1,35 m2
1 lemari 1 x 1,25 x 0,6 = 0,75 m2
Luas furniture: 4 m2
Flow gerak 30% x 4 m2 = 1,2 m2
Jarak personal 1 dengan kapasitas 2 orang
= 3,14 x 1 x 1 x 2 = 6,28 m2
Panel listrik 2 x 0,6 x 0,4 = 0,48 m2
Jarak personal 1 dengan kapasitas 2 orang
= 3,14 x 1 x 1 x 2 = 6,28 m2
2 rak 2 x 0,6 x 1,25 = 1,5 m2
2 meja 2 x 0,9 x 1,2 = 2,16 m2
4 bangku panjang 4 x 1,2 x 0,4 = 1,92 m2
Luas furniture: 5,5 m2
Flow gerak 30% x 5,5 m2= 1,65 m2
Jarak personal 0,75 dengan kapasitas 10
orang = 3,14 x 0,75 x 0,75 x 10 = 17,7 m2
1 meja panjang 0,9 x 3 = 2,7 m2 m2
8 meja makan 8 x 0,8 x 1,3 = 8,32
32 kursi 32 x 0,6 x 0,55 = 10,56 m2
2 wastafel 2 x 0,65 x 0,55 = 0,67 m2
Luas furniture: 22 m2
Flow gerak 40% x 22 m2 = 8,8 m2
Jarak personal 0,75 dengan kapasitas 30
orang = 3,14 x 0,75 x 0,75 x 30 = 52 m2
20 unit loker 20 x 0,5 x 1,5 = 15 m2
2 meja kopi 2 x 0,5 x 0,4 = 0,4 m2
2 sofa 2 x 2 x 0,8 = 3,2 m2
5 kursi 5 x 0,55 x 0,6 = 1,65 m2
1 kulkas 1 x 1 x 0,75 = 0,75 m2
1 kompor 1 x 1,5 x 0,5 = 0,75 m2
Luas furniture: 22 m2
Flow gerak 30% x 22 m2= 6,6 m2
Jarak personal 0,75 dengan kapasitas 20
commit
to user
orang
= 3,14
x 0,75 x 0,75 x 20 = 35 m2

15 m2
3,6 m2
18 m2

6,6 m2
11,5 m2

7 m2
25 m2

82 m2

63 m2

IV-40
perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

R. House
keeper

20 orang

Loading
dock
Gudang
alat
Gudang
bahan
bakar
Gudang
umum

6 orang

20 unit loker 20 x 0,5 x 1,5 = 15 m2


2 meja kopi 2 x 0,5 x 0,4 = 0,4 m2
2 sofa 2 x 2 x 0,8 = 3,2 m2
5 kursi 5 x 0,55 x 0,6 = 1,65 m2
1 bak cuci piring 1 x 0,5 x 1 = 0,5 m2
1 kulkas 1 x 1 x 0,75 = 0,75 m2
1 kompor 1 x 1,5 x 0,5 = 0,75 m2
Luas furniture: 22 m2
Flow gerak 30% x 22 m2= 6,6 m2
Jarak personal 0,75 dengan kapasitas 20
orang = 3,14 x 0,75 x 0,75 x 20 = 35 m2
6 truck 6 x 3 x 10 = 180 m2
Flow gerak 50% x 180 m2 = 90 m2

63 m2

270 m2

4 orang

50 m2

4 orang

50 m2

4 orang

50 m2

R. Jaga

2 orang

R. Tidur

2 orang
Toilet

2 orang

Laundry

4 orang

Keamanan
3 kursi 3 x 0,6 x 0,55 = 0,99 m2
1 meja 0,9 x 1,5 = 1,35 m2
Luas furniture: 2,34 m2
Flow gerak 30% x 2, 34 m2 = 0,7 m2
Jarak personal 0,75 dengan kapasitas 2
orang = 3,14 x 0,75 x 0,75 x 2 = 3,5 m2
1 lemari 1 x 1,25 x 0,6 = 0,75 m2
2 tempat tidur 2 x 0,9 x 2 = 3,6 m2
Luas furniture: 4,35 m2
Flow gerak 20% x 4, 35 m2 = 0,8 m2
Jarak personal 0,75 dengan kapasitas 2
orang = 3,14 x 0,75 x 0,75 x 2 = 3,5 m2
2 closet 2 x 0,65 x 0,6 = 0,78 m2
2 bak mandi 2 x 0,6 x 0,6 = 0,72 m2
2 westafel 2 x 0,65 x 0,55 = 0,7 m2
Luas furniture: 2,2 m2
Flow gerak 30% x 2,2 m2 = 0,66 m2
Jarak personal 0,75 dengan kapasitas 2
orang = 3,14 x 0,75 x 0,75 x 2 = 3,5 m2
House keeping
6 kursi 6 x 0,55 x 0,6 = 1,98 m2
1 meja 0,9 x 4,3 = 3,9 m2
3 meja panjang 3 x 0,9 x 1,2 = 3,24 m2
10 mesin cuci 10 x 1 x 1,1 = 11 m2
4 mesin pengering 4 x 1 x 1,8 = 7,2 m2
1 setrika mesin 1,35 x 5,4 = 7,29 m2
1 tempat setrika 2,4 x 1,54 = 3,7 m2
Luas furniture: 38,31 m2
Flow gerak 30% x 41,5 m2 = 12,4 m2
Jarak personal 0,75 dengan kapasitas 4
commit
to user
orang
= 3,14
x 0,75 x 0,75 x 4 = 7 m2

6,5 m2

9 m2

6 m2

42 m2

IV-41
perpustakaan.uns.ac.id

Toilet

digilib.uns.ac.id

2 orang

2 closet 2 x 0,65 x 0,6 = 0,78 m2


2 bak mandi 2 x 0,6 x 0,6 = 0,72 m2
2 westafel 2 x 0,65 x 0,55 = 0,7 m2
Luas furniture: 2,2 m2
Flow gerak 30% x 2,2 m2 = 0,66 m2
Jarak personal 0,75 dengan kapasitas 2
orang = 3,14 x 0,75 x 0,75 x 2 = 3,5 m2

6 m2

1.010m2

Luas Ruang Service


(Sumber: Analisa Pramarti, 2016)

e. Unit Ruang Pengelola


Tabel 4. 20 Analisa Besaran Ruang Zona Pengelola

Nama
Ruang

Sumber

Kapasitas

Sumber

R. Direktur dan General Manager


3 orang
1 kursi 0,7 x 0,8 = 0,56 m2
2 kursi 2 x 0,6 x 0,55 = 0,66 m2
1 meja 1 x 0,9 x 1,5 = 1,35 m2
1 lemari 1 x 1,25 x 0,6 = 0,75 m2
Luas furniture: 3,32 m2
Flow gerak 40% x 3,32 m2 = 1,3 m2
Jarak personal 1 dengan kapasitas 3 orang
= 3,14 x 1,3 x 1,3 x 3 = 15,9 m2
3 orang
3 kursi 3 x 0,6 x 0,55 = 1 m2
1 meja 1 x 0,9 x 1,5 = 1,35 m2
1 lemari 1 x 1,25 x 0,6 = 0,75 m2
Luas furniture: 3 m2
Flow gerak 40% x 3 m2 = 1,2 m2
Jarak personal 1 dengan kapasitas 3 orang
= 3,14 x 1,3 x 1,3 x 3 = 15,9 m2
2 orang
3 kursi 3 x 0,6 x 0,55 = 1 m2
1 meja 1 x 0,9 x 1,5 = 1,35 m2
1 lemari 1 x 1,25 x 0,6 = 0,75 m2
Luas furniture: 3 m2
Flow gerak 40% x 3 m2 = 1,2 m2
Jarak personal 1 dengan kapasitas 2 orang
= 3,14 x 1,3 x 1,3 x 2 = 6,28 m2
8 orang
8 kursi 8 x 0,6 x 0,55 = 2,64 m2
8 meja 8 x 0,9 x 1,5 = 10,8 m2
8 lemari 8 x 1,25 x 0,6 = 6 m2
Luas furniture: 19,5 m2
Flow gerak 40% x 19,5 m2 = 7,8 m2
Jarak personal 1 dengan kapasitas 8 orang
= 3,14 x 1,3 x 1,3 x 8 = 42 m2
R. Operasional dan Manage Building
Kapasitas
Perhitungan Luas

Direktur

General
Manager

Sekretaris

R. Tamu

Nama
Ruang
R. Manager

1 orang

Perhitungan Luas

1 kursi 1 x 0,6 x 0,55 = 0,33 m2


1 meja 1 x 0,9 x 1,5 = 1,35 m2
1 lemari 1 x 1,25 x 0,6 = 0,75 m2
Luas furniture: 2,43 m2
commit
to user
Flow
gerak
40% x 2,43 m2 = 0,97 m2

Total
20 m2

20 m2

10,5 m2

63,5 m2

Total
9 m2

IV-42
perpustakaan.uns.ac.id

R. Staff

Nama
Ruang
R. Manager

8 orang

Sumber

8 orang

Sumber

Kapasitas
1 orang

R. Staff

Nama
Ruang
R. Manager

Kapasitas
1 orang

R. Staff

Nama
Ruang
R. Manager

digilib.uns.ac.id

8 orang

Sumber

Kapasitas
1 orang

Jarak personal 1 dengan kapasitas 1 orang


= 3,14 x 1,3 x 1,3 x 1= 5,3 m2
8 kursi 8 x 0,6 x 0,55 = 2,64 m2
8 meja 8 x 0,9 x 1,5 = 10,8 m2
8 lemari 8 x 1,25 x 0,6 = 6 m2
Luas furniture: 19,5 m2
Flow gerak 40% x 19,5 m2 = 7,8 m2
Jarak personal 1 dengan kapasitas 8 orang
= 3,14 x 1,3 x 1,3 x 8 = 42 m2
R. Sales
Perhitungan Luas
1 kursi 1 x 0,6 x 0,55 = 0,33 m2
1 meja 1 x 0,9 x 1,5 = 1,35 m2
1 lemari 1 x 1,25 x 0,6 = 0,75 m2
Luas furniture: 2,43 m2
Flow gerak 40% x 2,43 m2 = 0,97 m2
Jarak personal 1 dengan kapasitas 1 orang
= 3,14 x 1,3 x 1,3 x 1= 5,3 m2
8 kursi 8 x 0,6 x 0,55 = 2,64 m2
8 meja 8 x 0,9 x 1,5 = 10,8 m2
8 lemari 8 x 1,25 x 0,6 = 6 m2
Luas furniture: 19,5 m2
Flow gerak 40% x 19,5 m2 = 7,8 m2
Jarak personal 1 dengan kapasitas 8 orang
= 3,14 x 1,3 x 1,3 x 8 = 42 m2
R. Keuangan
Perhitungan Luas
1 kursi 1 x 0,6 x 0,55 = 0,33 m2
1 meja 1 x 0,9 x 1,5 = 1,35 m2
1 lemari 1 x 1,25 x 0,6 = 0,75 m2
Luas furniture: 2,43 m2
Flow gerak 40% x 2,43 m2 = 0,97 m2
Jarak personal 1 dengan kapasitas 1 orang
= 3,14 x 1,3 x 1,3 x 1= 5,3 m2
8 kursi 8 x 0,6 x 0,55 = 2,64 m2
8 meja 8 x 0,9 x 1,5 = 10,8 m2
8 lemari 8 x 1,25 x 0,6 = 6 m2
Luas furniture: 19,5 m2
Flow gerak 40% x 19,5 m2 = 7,8 m2
Jarak personal 1 dengan kapasitas 8 orang
= 3,14 x 1,3 x 1,3 x 8 = 42 m2
R. HRD
Perhitungan Luas
1 kursi 1 x 0,6 x 0,55 = 0,33 m2
1 meja 1 x 0,9 x 1,5 = 1,35 m2
1 lemari 1 x 1,25 x 0,6 = 0,75 m2
Luas furniture: 2,43 m2
Flow gerak 40% x 2,43 m2 = 0,97 m2
commit to user
Jarak personal 1 dengan kapasitas 1 orang

63,5 m2

Total
9 m2

63,5 m2

Total
9 m2

63,5 m2

Total
9 m2

IV-43
perpustakaan.uns.ac.id

R. Staff

Nama
Ruang
R. Manager

8 orang

Sumber

Kapasitas
1 orang

R. Staff

Nama
Ruang
R. Tamu

digilib.uns.ac.id

8 orang

Sumber

Kapasitas
6 orang

R. Loker
R. Rapat

30 orang
16 orang

Pantry

2 orang

= 3,14 x 1,3 x 1,3 x 1= 5,3 m2


8 kursi 8 x 0,6 x 0,55 = 2,64 m2
8 meja 8 x 0,9 x 1,5 = 10,8 m2
8 lemari 8 x 1,25 x 0,6 = 6 m2
Luas furniture: 19,5 m2
Flow gerak 40% x 19,5 m2 = 7,8 m2
Jarak personal 1 dengan kapasitas 8 orang
= 3,14 x 1,3 x 1,3 x 8 = 42 m2
R. PR
Perhitungan Luas
1 kursi 1 x 0,6 x 0,55 = 0,33 m2
1 meja 1 x 0,9 x 1,5 = 1,35 m2
1 lemari 1 x 1,25 x 0,6 = 0,75 m2
Luas furniture: 2,43 m2
Flow gerak 40% x 2,43 m2 = 0,97 m2
Jarak personal 1 dengan kapasitas 1 orang
= 3,14 x 1,3 x 1,3 x 1= 5,3 m2
8 kursi 8 x 0,6 x 0,55 = 2,64 m2
8 meja 8 x 0,9 x 1,5 = 10,8 m2
8 lemari 8 x 1,25 x 0,6 = 6 m2
Luas furniture: 19,5 m2
Flow gerak 40% x 19,5 m2 = 7,8 m2
Jarak personal 1 dengan kapasitas 8 orang
= 3,14 x 1,3 x 1,3 x 8 = 42 m2
Umum
Perhitungan Luas
1 meja kopi 1 x 0,5 x 0,4 = 0,2 m2
2 sofa 2 x 2 x 0,8 = 3,2 m2
Luas furniture: 3,4 m2
Flow gerak 80% x 3,4 m2 = 2,72 m2
Jarak personal 1 dengan kapasitas 6 orang
= 3,14 x 1,3 x 1,3 x 6 = 31 m2
30 loker 30 x 0,6 x 1,5 = 27 m2
16 kursi 16 x 0,6 x 0,55 = 5,28 m2
1 meja panjang 1,5 x 9 = 13,5 m2
Luas furniture: 18,8 m2
Flow gerak 30% x 18,8 m2 = 5,6 m2
Jarak personal 0,75 dengan kapasitas 16
orang = 3,14 x 0,75 x 0,75 x 16 = 28,26
m2
1 kabinet 1 x 2 x 0,7 = 1,4 m2
1 bak cuci 1 x 1,2 x 0,5 = 0,6 m2
1 dispenser 1 x 0,4 x 0,4 = 0,16 m2
1 kompor 1 x 0,7 x 0,4 = 0,28 m2
2 kursi 2 x 0,6 x 0,55 = 0,66 m2
1 meja 1 x 0,9 x 1,5 = 1,35 m2
1 kulkas 1 x 0,5 x 0,6 = 0,3 m2
Luas furniture: 4,75 m2
Flow gerak 30% x 4,75 m2 = 1,4 m2
commit to user
Jarak personal 1 dengan kapasitas 2 orang

63,5 m2

Total
9 m2

63,5 m2

Total
37 m2

27 m2
52,5 m2

12,5 m2

IV-44
perpustakaan.uns.ac.id

R.
Fotocopy

Musholla

digilib.uns.ac.id

2 orang

DA

10 orang

Toilet
wanita

4 orang

Toilet Pria

4 orang

= 3,14 x 1 x 1 x 2 = 6,28 m2
1 mesin fotocopy 1 x 1,2 x 0,6 = 0,12 m2
2 rak 2 x 0,6 x 1,5 = 1,8 m2
Jarak personal 1 dengan kapasitas 2 orang
= 3,14 x 1,3 x 1,3 x 2 = 10,6 m2
200 sajadah 200 x 0,75 x 1,1 = 8,25 m2
2 lemari 2 x 1,25 x 0,6 = 1,5
Luas furniture: 9,75
Flow gerak 20 % x 9,75 m2 = 1,95 m2
Jarak personal 0,5 dengan kapasitas 10
orang = 3,14 x 0,5 x 0,5 x 10 = 7,85 m2
4 closet 4 x 0,65 x 0,6 = 1,56 m2
4 westafel 4 x 0,65 x 0,55 = 1,43 m2
Luas furniture: 2,2 m2
Flow gerak 20% x 2,2 m2 = 0,44 m2
Jarak personal 1 dengan kapasitas 4 orang
= 3,14 x 1 x 1 x 4 = 12,56 m2
4 closet 4 x 0,65 x 0,6 = 1,56 m2
3 westafel 3 x 0,65 x 0,55 = 1,7 m2
4 urinoir 4 x 0,6 x 0,65 = 1,56 m2
Luas furniture: 5 m2
Flow gerak 20% x 5 m2 = 1 m2
Jarak personal 1 dengan kapasitas 4 orang
= 3,14 x 1 x 1 x 4 = 12,56 m2

Luas Ruang Pengelola

12,5 m2

20 m2

27 m2

27 m2
1.698
m2

(Sumber: Analisa Pramarti, 2016)

Berikut ini merupakan rekapitulasi kebutuhan luas dari zona-zona yang terdapat pada
apartemen (Tabel 4.21)
Tabel 4. 21 Rekapitulasi Analisa Besaran Ruang

Kebutuhan Ruang
Zona Hunian
Zona Penunjang
Zona Umum
Zona Pengelola
Zona Service
Total
Sirkulasi 30%
Total

Luas Ruang
13.887 m2
2.570 m2
4.096 m2
1.698 m2
1.010 m2
23.261 m2
6978 m2
30.239 m2

(Sumber: Analisa Pramarti, 2016)

4.2.3 Analisis Hubungan Ruang


Tujuan
Analisis ini bertujuan untuk mengetahui keterkaitan antar ruang yang ada pada
Apartemen dengan pendekatan desain biophilik di Jakarta Selatan.
Analisis
Berikut ini merupakan diagram hubungan ruang yang terbagi dalam zona hunian,
commit to user
zona penunjang, zona umum, zona pengelola, dan zona service.
IV-45
perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

a. Zona Hunian

Gambar 4. 13 Hubungan Ruang


Hunian tipe 1 BR
(Sumber: Analisa Pramarti, 2016)

Gambar 4. 15 Hubungan Ruang Hunian tipe 2 BR


Deluxe
Analisa Pramarti, 2016)
b. Zona(Sumber:
Penunjang

Gambar 4. 17 Hubungan Ruang Zona


commit
Penunjang
(Sumber: Analisa Pramarti, 2016)

Gambar 4. 12 Hubungan Ruang Hunian tipe


2 BR
(Sumber: Analisa Pramarti, 2016)

Gambar 4. 14 Hubungan Ruang Hunian tipe 3 BR


(Sumber: Analisa Pramarti, 2016)

Gambar 4. 16 Hubungan Ruang Zona Umum


(Sumber: Analisa Pramarti, 2016)

to user

IV-46
perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

4.2.4 Analisis Pemilihan Site


Tujuan
Analisis pemilihan lokasi site ini bertujuan untuk mendapatkan lokasi site yang
terpilih berdasarkan kriteria-kriteria yang sesuai dengan kebutuhan lokasi untuk
sebuah apartemen.
Dasar pertimbangan
Berikut ini adalah dasar pertimbangan dalam memnentukkan lokasi site yang
terpilih, antara lain:
-

Kesesuaian dengan tata guna lahan yang diperuntukkan bagi kawasan hunian
vertikal

Luasan site mampu mewadahi semua kegiatan dalam apartemen

Strategis dalam segi pencapaian, sirkulasi jalan, fasilitas umum di sekitarnya

Memiliki orientasi view dan lingkungan yang baik, aman dan nyaman

Analisis dan Hasil

Gambar 4. 18 Alternatif Pemilihan Site


(Sumber: Google earth, 2016)

Dalam pemilihan site ini terdapat 3 alternatif site (Tabel 4.22), Alternatif site
terpilih, antara lain:
Tabel 4. 22 Alternatif Site

Alternatif
Site

Eksisting

Lahan kosong dan beberapa


rumah warga
Lahan kosong

Zona Hunian Vertikal KDB Rendah

Lahan kosong yang sedang


dalam pembangunan

Zona Hunian Vertikal KDB Rendah, Zona


Perkantoran dan Jasa, Zona Hijau

2
3
(Sumber: Analisa Pramarti, 2016)

Peruntukkan Lahan

Zona Hunian Vertikal KDB Rendah

commit to user

IV-47
perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

Tabel 4. 23 Kriteria Pemilihan Site

No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Kriteria (Skala 1-3)


Peruntukkan lahan sesuai dengan RDTR
Kecamatan Pasar Cilandak
Kemudahan akses menuju site dari dan
menuju ke luar kota
Sarana Transportasi umum
Utilitas dan jaringan struktur yang lengkap
Mempunyai orientasi dan view yang baik
Berada dekat dengan kawasan perkantoran
Kualitas Topografi (pohon, pemandangan,
lingkungan sekitar)
Jumlah

Alternatif
Site 1
3

Alternatif
Site 2
3

Alternatif
Site 3
1

3
3
3
2
3

3
2
1
1
1

3
2
3
3
2

20

12

18

Keterangan:
1 : Kurang
2 : Tinggi
3 : Sangat Tinggi
(Sumber: Analisa Pramarti, 2016)

Dari hasil analisis di atas (Tabel 4.23), site yang terpilih menjadi lokasi site
Apartemen dengan pendekataran Desain Biophilik adalah site alternatif 1 yang
berada di Jl. Lebak Bulus 1, Cilandak, Jakarta Selatan.
4.2.5 Eksisting Site Terpilih
a. Site terletak di Jl. Lebak Bulus 1, Cilandak, Jakarta Selatan.
b. Bentuk site berupa persegi panjang dan memiliki luas site sebesar 2 hektar
dengan
bentuk dan ukuran sebagai berikut (Gambar 4.20)
c. Lingkungan sekitar site berupa perkantoran, apartemen dan pemukiman warga
d. Lokasi sangat strategis, memiliki pencapaian yang mudah
e. Terletak di perempatan jalan sehingga memiliki 2 akses jalan
f. Batas-batas site terpilih:

g.

Batas Utara

: Apartemen

Batas Timur

: Pemukiman Warga

Batas Selatan : Jl. Lebak Bulus 1

Batas Barat

: South Quarter

Peraturan Bangunan
x

Peruntukkan lahan yaitu sebagai Zona Perumahan Vertikal KDB Rendah,


x

Perumahan KDB Rendah dan Zona Taman Kota


commit to user
Menurut Perda Nomor 1 tahun 2014
IV-48
perpustakaan.uns.ac.id

Gambar 4. 20 Bentuk dan Ukuran Site


Terpilih
(Sumber: Google earth, 2016)

digilib.uns.ac.id

Gambar 4. 20 Kondisi Eksisting Site Terpilih


(Sumber: Google street view dan Dokumentasi Pribadi, 2016)

Site berada di Cilandak pada zona 06.060.R.10.b dimana memiliki ketentuan


RDTR sebagai berikut:
-

Koefisien Dasar Bangunan

: 30%

Koefisien Lantai Bangunan

: 2,5

Ketinggian Bangunan

: 8 lantai

Koefisien Dasar Hijau

: 45%

Koefisien Tapak Basement

: 40

4.2.6 Analisis Pengolahan Site


a. Analisis Pola Sirkulasi dan Pencapaian
Tujuan
Tujuan dari analisis pola pencapaian adalah untuk menentukkan Main Entrance
(ME) dan Side Entrance (SE) menuju tapak berdasarkan dasar pertimbangan yang
ada.
Dasar Pertimbangan
Berikut ini adalah dasar pertimbangan untuk menentukka pola pencapaian pada
tapak yang terpilih:
x

Letak ME diusahakan mudah dicapai dan terlihat jelas bagi penghuni maupun
pengunjung

x
Letak ME berada dekat dengan jalur kendaraan umum

Letak akses yang tidak mengganggu sirkulasi lalu lintas umum

Letak akses yang menunjang kegiatan akomodasi

Faktor keamanan dan kenyamanan pengguna

Ditempatkan sedemikian rupa agar tidak bersilangan dengan jalur pedestrian


commit to user
Letak SE tidak mengganggu ME

IV-49
perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

Analisa dan Hasil


Tabel 4. 24 Alternatif Main Entrance pada Tapak

Alternatif 1

Alternatif 2

Alternatif 3

Alternatif 4

Pencapaian melalui Jl.

Pencapaian melalui

Pencapaian melalui Jl.

Pencapaian melalui Jl.

Kaimun Jaya (6m,

Jalan yang berada di

H Naseri (3,5m, 1

Lebak Bulus 1 (15m,

dapat dilalui 2 mobil)

utara tapak

jalur)

dapat dilalui 2 mobil)

Gang kecil namun

Gang kecil dimana sisi

Gang kecil dimana sisi

Jalan Besar

memiliki akses

sisinya merupakan

sisinya merupakan

langsung ke Jl. TB

pemukiman warga

pemukiman warga
Kondisi jalan sepi

Kondisi jalan sepi

Simatupang
Kondisi jalan cukup

Kondisi jalan ramai

ramai
(Sumber: Analisa Pramarti, 2016)

Lokasi site dikelilingi oleh 4 jalan yaitu, Jl. Lebak Bulus 1, Jl. Kaimun Jaya, Jl.
H
Naseri dan jalan pemukiman warga. Jl. Lebak Bulus 1 merupakan jalan utama yang
memiliki lebar jalan 15 m dan merupakan jalan yang akan mengalami pengembangan
menurut RDTR Jakarta Selatan. Jalan ini cukup ramai dilalui dan menjadi alternatif
ketika terjadi kemacetan pada Jl. TB Simatupang. Jl. Kaimun Jaya merupakan jalan
yang berada di sisi barat tapak dengan lebar 6 m. Jalan ini cukup ramai dilalui
karena
memiliki akses langsung menuju Jl. TB Simatupang. Jl.H Naseri merupakan jalan
yang berada di tengah tengah pemukiman warga sehingga jalan ini cukup sempit dan
cenderung sepi. Pada perancangan Apartemen, pencapaian menuju bangunan
dibedakan menjadi:
a. Pencapaian pengguna yang berjalan kaki
b. Pencapaian pengguna yang menggunakan kendaraan pribadi, pengelola dan
servis

commit to user

IV-50
perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

c. Pencapaian penggunaan yang menggunakan transportasi umum


Hasil
Dari analisis di atas maka pencapaian terhadap site terpilih pada alternative 4
(Jl.
Lebak Bulus 1) sebagai pencapaian utama dan alternative 1 (Jl. Kaimun Jaya)
sebagai pencapaian sekunder dengan pertimbangan sebagai berikut:
a. Kemudahan akses dan ketersediaan jalan yang lebar. Jalan Lebak Bulus 1 pun
berada tidak jauh dari Jl. TB Simatupang dan sering dilalui oleh pengguna jalan
b. Jl. Lebak Bulus 1 memiliki lebar jalan yang cukup untuk dilewati segala jenis
kendaraan dan didukung oleh Jl. Kaimun Jaya
c. Berdasarkan pertimbangan di atas, Jl. Lebak Bulus 1 terpilih sebagai main
entrance. Jl. Kaimun Jaya memiliki akses langsung menuju Jl. TB Simatupang,
namun lebar jalan cenderung sempit sehingga Jl. Kaimun Jaya dipilih sebagai
side entrance
b. Analisis View
Tujuan
Tujuan dari analisis view dan orientasi adalah untuk menentukan orientasi bangunan
dan spot view yang sesuai dengan kebutuhan ruang pada zona kegiatan.
Dasar pertimbangan
Berikut ini merupakan dasar pertimbangan yang dibutuhkan guna menganalisis
faktor view pada tapak yang terpilih.
Analisis
a. View dari tapak yang diilustrasikan pada (Gambar 5.21)
1. Pada sisi utara, view pada ketinggian 5m merupakan pemukiman warga.
Namun, pada ketinggian diatas 10m dapat terlihat Jl. TB Simatupang dan
hiruk pikuk kota Jakarta

commit to user

IV-51
perpustakaan.uns.ac.id

Gambar 4. 21 Analisa View dari Site


(Sumber: Analisa Pramarti, 2016)

digilib.uns.ac.id

Gambar 4. 22 Analisa View Menuju Site


(Sumber: Analisa Pramarti, 2016)

2. Pada sisi barat, view pada ketinggian 5m merupakan area residential dari
South Quarter. Namun, pada ketinggian diatas 10m dapat terlihat sungai,
perumahan warga dan perkantoran
3. Pada sisi selatan, view pada ketinggian 5m merupakan pemukiman warga
4. Pada sisi barat, view pada ketinggian 5m merupakan pemukiman warga
b.

View Menuju Tapak yang diilustrasikan pada (Gambar 5.22)


1. View utama dari Jl. Lebak Bulus 1. Pada titik ini, site dapat terlihat dengan
jelas karena Jl. Lebak Bulus 1 cukup lebar. Pada bagian selatan tapak
dapat dioptimalkan untuk point of interest bangunan dikarenakan posisi ini
merupakan akses main entrance ke bangunan.
2. View kedua dari Jl. Kaimun Jaya yang merupakan view dari akses side
entrance
3. View ketiga dan keempat dari Jalan di sebelah utara tapak dan Jl. H Naseri
yang merupakan view dari pemukiman penduduk

c. Analisis Kebisingan dan Klimatologi


Tujuan
Tujuan dari analisis ini adalah untuk menentukkan respon bangunan terhadap
matahari, angin dan kebisingan pada tapak.
Dasar pertimbangan
Berikut ini merupakan dasar pertimbangan yang dibutuhkan guna menganalisis
faktor klimatologi dan kebisingan pada tapak yang terpilih.
x Mengoptimalkan sinar matahari sebagai pencahayaan alami pada bangunan dan
commit
to user
meminimalisir panas matahari pada
bangunan

IV-52
perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

Gambar 4. 24 Analisa Kebisingan


(Sumber: Analisa Pramarti, 2016)

Gambar 4. 23 Analisa Klimatologi


(Sumber: Analisa Pramarti, 2016)

x Mengoptimalkan angin sebagai penghawaan alami pada bangunan


x Meminimalisir kebisingan di sekitar tapak yang masuk ke dalam bangunan
x Respon zoning bertujuan untuk menghasilkan respon desain yang tepat terhadap
kondisi matahari, angin dan kebisingan.
Analisa
a. Kebisingan
Berdasarkan ilustrasi (Gambar 4.23), Jl. Lebak Bulus 1 dan Jl. Kaimun Jaya
merupakan jalan yang cukup ramai dan sering dilalui oleh kendaraan sehingga kedua
jalan tersebut merupakan posisi yang memiliki sumber kebisingan yang cukup tinggi.
Pada jalan di sebelah utara dan timur site cenderung lebih tenang karena sisi sisi
tersebut merupakan pemukiman warga.
b. Klimatologi
Berdasarkan ilustrasi (Gambar 4.24), intensitas angin yang bertiup dari utara ke
selatan atau sebaliknya lebih besar dibandingkan dengan angin yang bertiup dari
barat ke timur atau sebaliknya, namun kemungkinan adanya angin yang bertiup pada
arah barat-timur bisa saja terjadi. Pada bagian utara tapak, angin tidak terhalang
oleh
bangunan tinggi karena di bagian utara tapak merupakn perumahan warga dengan
ketinggian 5-7m. Hal ini juga terjadi pada bagian selatan, angin dapat mengalir
dengan bebas.
Berdasarkan ilustrasi (Gambar 4.24), analisis mengenai pergerakkan matahari pada
tapak, yaitu:

commit to user

IV-53
perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

x Cahaya matahari dari arah timur merupakan sinar matahari yang dapat berpotensi
sebagai sumber pencahayaan alami bagi bangunan, sinar matahari yang dipancarkan
pun tidak memberikan efek panas yang berlebihan.
x Cahaya matahari pada siang hari ketika matahari tepat berada di atas bangunan
dapat
dimanfaatkan sebagai sumber pencahayaan alami melalui skylight.
x Cahaya matahari di arah barat tidak dapat dimanfaatkan secara maksimal sebagai
pencahayaan alami dikarenakan cahayanya yang cenderung redup dan memberikan
panas yang cukup tinggi ke dalam bangunan
x Diperlukan secondary skin sebagai penghalang panas matahari yang datang dari arah
barat.
Hasil

Gambar 4. 25 Dari Kiri ke Kanan: Hasil Analisa View, Kebisingan, dan Klimatologi
(Sumber: Analisa Pramarti, 2016)

commit to user

IV-54
perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

a. View
Untuk merespon analisa view dari luar maupun view ke dalam bangunan, maka
hasil dari analisa peletakkan zoning pada tapak sebagai berikut (Gambar 4.25):
x

Zona umum diletakkan di area dasar sisi selatan site agar mudah
pencapaiannya, mudah dilihat dari jalan dan memiliki posisi yang dekat
dengan main entrance

Zona pengelola diletakkan dibagian tengah site dan di lantai 2 dikarenakan


zona ini membutuhkan view ke luar namun bersifat semi private

Zona Penunjang diletakkan pada lantai 1, 2 dan 8. Pada lantai 8, view menuju
keluar bangunan dapat dijadikan sebagai daya tarik bagi pengunjung,
sementara diletakkan di lantai 1 dan 2 atas dasar pertimbangan pencapaian.

Zona Hunian berada mulai dari lantai 3 sampai lantai 7 dengan posisi
dominan berada di bagian utara site karena bagian utara memiliki view
terbaik.

b. Kebisingan
Untuk merespon analisa bangunan terhadap kebisingan, maka hasil dari analisa
peletakkan zoning pada tapak sebagai berikut (Gambar 4.25):
x

Zona umum diletakkan di area dasar sisi selatan site karena zona ini dekat
dengan main antrance dan tidak membutuhkan suasana yang tenang.

Zona Penunjang diletakkan dibagian tengah site dan di lantai 2 dikarenakan


zona ini tidak membutuhkan suasana yang tenang sehingga tidak masalah
apabila diletakkan dekat dengan sumber kebisingan. Namun tetap ada barrier
tanaman pada sisi selatan site.

Zona Pengelola diletakkan pada lantai 2 sisi selatan menuju tengah karena

Zona Hunian berada mulai dari lantai 3 sampai lantai 8 dengan penambahan
zona hijau di bagian selatan dan barat guna meredam kebisingan.

commit to user

IV-55
perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

Penzoningan Akhir

Gambar 4. 26 Zoning Akhir


(Sumber: Analisa Pramarti, 2016)

Hasil Penzoningan Akhir adalah sebagai berikut (Gambar 4.26):


x

Zona umum terdapat di bagian selatan site dimana letak tersebut paling dekat
dengan main entrance.

Zona Pengelola terletak di bagian level 2 berdekatan dengan zona penunjang

Zona Service terletak di bagian paling utara site berdekatan dengan side
entrance dan zona penunjang

Zona penunjang dibagi menjadi 2 yaitu pertama berapda di bagian selatan


pada level satu dan kedua berada di bagian level 2 berdampingan dengan
zona pengelola

Zona hunian berada pada level 3-8 berdampingan dengan zona hijau

Zona Hijau pada level satu merupakan 45% dari luas bangunan

4.2.7 Analisis Bentuk dan Gubahan Massa


Tujuan
Tujuan dari analisa ini adalah menentukan bentuk dan gubahan masa yang mampu
mewadahi aktivitas kegiatan di dalamnya serta dapat memaksimalkan konektivitas
dengan alam.
commit to user

IV-56
perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

Dasar Pertimbangan
- Desain bentuk dan peletakkan massa dirancang sesuai dengan pertimbangan
orientasi, analisis site, kebutuhan ruang, bentuk dan pola sesuai dengan desain
biophilik.
- Desain bentuk dan peletakkan massa disesuaikan dengan kebutuhan ruang,
hubungan ruang dan zonasi ruang yang memungkinkan kemudahan akses bagi
penghuni untuk dapat menikmati ruang terbuka hijau.
-

Bentuk massa bangunan mengambil unsur dasar dari bentuk-bentuk bimorphic


yang ada di alam.
Analisa
a. Lanskap Eksisting
Pada eksisting site, terdapat beberapa pohon besar yang telah tertanam pada
site. Dalam penerapan konsep desain biophilik dimana bangunan bekerjasama
dengan alam, maka keberadaan pepohonan ini penting adanya dan sebisa
mungkin dimanfaatkan secara utuh.
Dalam pemilihan dan penentuan bentuk massa bangunan perlu adanya
pertimbangan yang dilihat dari bentuk penerapan pola desain biophilik yaitu
penerapan bentuk-bentuk alami pada massa bangunan atau pengaplikasian
pada bagian struktur, dinding maupun plafond. Dilihat dari karakteristiknya,
bentuk dasar ruang yang berasal dari bentuk alam dan memiliki bentuk paling
efisien dari segi ruang dan

commit to user

Gambar 4. 27 Pepohonan Eksisting pada Site


(Sumber: Analisa Pramarti, 2016)

IV-57
perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

bahan bangunan adalah segi enam. Bentuk segi enam memiliki kelebihan yaitu
ketika masing-masing dari bentuk tersebut disusun, mereka saling mengisi satu sama
lain sehingga tidak ada ruang yang tersisa. Selain itu, segi enam memiliki kekuatan
yang kokoh apabila dijadikan struktur. Dalam penentuan bentuk massa bangunan
apartemen yang direncanakan, perlu adanya beberapa pertimbangan, yaitu:
-

Koneksi unit hunian dengan ruang hijau

Posisi core sebagai lokasi sistem transportasi vertikal pada bangunan

Dalam analisis ini, pengembangan bentuk dasar segi enam menghasilkan 3 buah
bentuk. Bentuk segi enam analisis ini telah mengalami transformasi bentuk dengan
cara menduplikasi, menggabungkan, mengurangi dan menambahkan bentuk hingga
tercapai bentuk yang sesuai dengan kriteria. Pada (Gambar 4.28), bentuk dasar segi
enam diperbanyak hingga 3 buah lalu tercipta sebuah bentuk baru. Bentuk inilah
digunakan sebagai dasar dari pengembangan bentuk selanjutnya. Bentuk yang
diciptakan dibuat berbeda dan saling mengisi antara satu dengan lainnya. Hal ini
dimaksudkan agar ketika bentuk tersebut disusun secara vertikal dapat menciptakan
ruang-ruang baru yang dapat dimanfaatkan sebagai ruang terbuka hijau. Perbedaan
bentuk juga dapat memberikan lebih banyak sudut pandang dari dalam bangunan dan
memberikan kesan dinamis.
Hasil
Penerapan bentuk segi enam sebagai bentuk dasar yang kemudian akan
ditransformasikan menjadi modul melalui proses duplikasi, perakutan dan
penggabungan, serta mirroring. Modul yang telah tercipta kemudian disusun secara
berselang-seling dan terjadi beberapa pengurangan bentuk guna menciptakan bentuk
massa yang dinamis dan menciptakan ruang-ruang kosong untuk dimanfaatkan
sebagai roof garden.

commit to user

IV-58
perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

Gambar 4. 28 Pengembangan Bentuk Dasar Segi Enam pada Massa yang Direncanakan
(Sumber: Analisa Pramarti, 2016)

Gambar 4. 29 Gambaran Bentuk Gubahan Massa pada Apartemen


(Sumber: Analisa Pramarti, 2016)

commit to user

IV-59
perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

4.2.8 Analisis Struktur Bangunan


Tujuan
Tujuan dari analisis struktur adalah untuk memperoleh jenis struktur bangunan
yang sesuai dengan kebutuhan ruang dalam bangunan.
Dasar pertimbangan
x

Sesuai dengan kebutuhan bentuk yang direncanakan

Bersifat kuat dan tahan lama

Bersifat ramah terhadap lingkungan

Kemudahan dalam hal pemasangan saat konstruksi

Ekonomis dalam segi material dan pemasangannya

Memiliki daya tahan (awet) yang cukup tinggi

Faktor kemampuan struktur dalam mengakomodasi sistem layanan gedung

Analisa
Sistem struktur yang membentuk bangunan terdiri atas 3 bagian berikut:
a. Upper Structure (atap)
Merupakan struktur bangunan bagian atas (atap) yang melindungi bangunan
dari radiasi matahari dan air hujan. Ketentuan dalam pemilihan upper
structure: kekuatan dan keamanan, dapat mengatasi pengolahan ruang,
kesesuaian dengan iklim setempat, dan efisiensi energy dalam proses
produksi, pemasangan, pemeliharaan dan pemusnahan. Berikut ini beberapa
alternative struktur, yaitu:
1) Struktur Baja
Kelebihan yang dimiliki oleh struktur baja adalah mudah dibongkar
pasang, namun dalam pelaksanaannya membutuhkan ketelitian dan
kecermatan.
2) Struktur Komposit
Struktur komposit merupakan struktur gabungan yang terdiri dari dua
jenis material atau lebih. Pada umumnya struktur komposit yang sering
commit to user

IV-60
perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

digunakan adalah kombinasi antar baja structural dengan beton


bertulang.
3) Struktur Beton Bertulang
Kelebihan penggunaan struktur beton bertulang ini adalah mempunyai
usia yang cukup panjang dan tidak diperlukan perawatan bahan karena
beton memiliki sifat tahan terhadap berbagai cuaca dan api. Namun
kerugiannya adalah berat mati beton yang mempengaruhi penggunaan
sistem sistem pondasi yang harus kuat menopang beban yang besar.
b. Super Structure
Struktur dinding dan kolom berfungsi sebagai penyalur beban dari atap
menuju pondasi bangunan dan melindungi ruang serta kegiatan di dalamnya
dari angin, matahari, dan hujan. Beberapa jenis super structure yang dapat
digunakan:
1) Struktur Rangka
Kelebihan dari struktur rangka adalah mudah diterapkan ke dalam
semua jenis bangunan, dapat dikombinasi dengan sistem lain, mudah
dalam menampilkan berbagai bentuk dan mudah dalam pelaksanaan.
2) Core Wall
Core wall berfungsi sebagai inti bangunan, dapat digunakan sebagai
unit servis, mempunyai kekakuan dalam menahan angina dan gaya
akibat gempa, pelaksanaan agak lama dan relative rumit, dan kurang
ekonomis.
c. Sub Structure (Pondasi)
1) Pondasi Dalam
Dasar pondasi memiliki kedalaman lebih dari 6 meter dari permukaan
tanah asli. Jenis pondasi yang termasuk pondasi dalam adalah pondasi
tiang pancang dan pondasi sumur bor.
commit to user

IV-61
perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

2) Pondasi Setempat
Merupakan jenis pondasi yang dipasang di bawah setiap kolom utama
karena seluruh beban yang ada pada bangunan akan dilimpahkan ke
kolom utama. Pondasi jenis ini memiliki kedalaman 1,5-4 meter.
Biasanya digunakan sebagai sub structure bangunan bertingkat antara 2
hingga 5 lantai. Yang termasuk dalam pondasi jenis ini, antara lain
pondasi setempat beton, pondasi foot plat, pondasi setempat kayu, dan
pondasi sumuran.
Berdasarkan analisa di atas, dapat disimpulkan bahwa sistem super struktur yang
digunakan pada bangunan yang direncanakan adalah sistem core dengan material
beton precast dan panel beton. Sistem upper struktur yang digunakan pada
bangunan ini adalah atap dak beton bertulang dan sistem sub structure
menggunakan pondasi tiang pancang.
4.2.9 Analisis Tampilan Bangunan
Tujuan
Tujuan dari analisis tampilan ini adalah mendapatkan panduan atau arahan dalam
merancang tampilan dasar massa bangunan yang sesuai dengan perencanaan dan
perancangan Apartemen dengan pendekatan desain biophilik di Jakarta Selatan.
Dasar Pertimbangan
x

Kuantitas bahan dan warna harus ditentukan berdasarkan pada fungsi ruang.

Penggunaan material alami lebih disukai dibandingkan dengan material sintetis

Analisa
a. Bahan/Material
Dalam salah satu pola koneksi material dengan alam pada desain biophilik
menyebutkan bahwa dalam pengaplikasian material atau bahan, penggunaan
material alami lebih disukai dibandingkan dengan material sintetis sehingga
penggunaan material alami menjadi prioritas utama dalam pengaplikasian pada
bangunan. Material alami yang dapat digunakan antara lain kayu, bamboo, batu,
dan penggunaan palet warna natural. Tidak hanya itu, material seperti kaca, batu
user kesan natural. Masing-masing
bata dan beton pun dapat digunakancommit
karenatomemiliki

IV-62
perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

dari material memiliki tekstur dan warna yang berbeda, dalam pengaplikasiannya
perlu adanya penentuan kuantitas bahan serta warna berdasarkan fungsi ruang. Jika
bahan dan warna diaplikasikan secara bersamaan, maka perbandingannya harus ada
yang lebih tinggi salah satu.
b. Dinding
Dinding pada ruang dalam diupayakan tetap mengutamakan segi kesehatan yaitu
menggunakan bahan finishing dinding dan system konstruksi yang mudah
dibersihkan, tidak menyimpan debu dan warna yang dipilih merupakan warna
hangat yang dapat memberikan efek relaks pada pengguna. Dinding tidak hanya
sebagai pembatas ruangan, dinding pun dapat menjadi suatu elemen estetik dengan
penambahan ornament-ornamen di permukaannya. Dalam menunjang penerapan
Desain Biophilik, penambahan unsur alam pada dinding seperti green wall,
ornament material alam, dan lukisan patra biomorphic dalam meningkatkan kesan
alami dan dapat menurunkan tekanan darah diastolic, meningkatkan kreativitas dan
meningkatkan kenyamanan. Kesan alami pada dinding pun dapat dihadirkan
melalui finishing dinding yang mengekspose material secara jujur, seperti dinding
batu bata ekspose, beton ekspose, batu kali dan guratan-guratan kayu.
c. Bahan Lantai
Dalam menentukkan bahan lantai perlu adanya penyesuaian dengan fungsi ruang
dan suasana ruang yang hendak diciptakan. Bahan yang dapat digunakan sebagai
lantai antara lain seperti keramik, marmer, parket kayu, karet, batu, semen dan
vynil. Dalam zona hunian, lantai yang digunakan dapat berupa keramik ataupun
parket kayu guna menciptakan kesan hangat. Untuk bagian sirkulasi dapat
menggunakan keramik maupun lantai semen. Penggunaan lantai semen
memberikan kesan lebih natural. Pada zona umum dapat menggunakan keramik
ataupun marmer untuk memberikan kesan mewah.
d. Ruang Terbuka Hijau
x Penyediaan RTH pada Bangunan
Terdapat 2 prinsip dalam penyediaan ruang terbuka hijau pada bangunan apartemen
ini, yaitu:
-

RTH Dasar

commit to user

IV-63
perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

RTH dasar ini merupakan ruang terbuka hijau yang berada pada lantai dasar
bangunan. Fungsi dari ruang terbuka hijau ini antara lain sebagai tempat
bersantai, bermain, jogging, bersosialisasi, mengadakan event, dan berkebun.
Berikut ini merupakan perhitungan luas RTH dasar pada bangunan apartemen.
Luas site = 27.000 m2
KDH

= 45%

Luas RTH = 27.000 m2 x 45% = 12.150 m2


Jadi, luas ruang terbuka hijau pada bangunan apartemen memiliki luas minimal
12.250 m2
-

RTH berdasarkan Jumlah Penduduk


Berdasarkan UU No. 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang, setiap unit
lingkungan dengan jumlah penduduk 250 jiwa harus memiliki 1 Taman RT
dengan luas minimal 250 m2 yang berada pada radius kurang dari 300 m dari
unit-unit apartemen yang dilayani. Luas area yang ditanami tanaman (ruang
hijau) minimal seluas 70% - 80% dari luas taman. Berikut ini perhitungan
penyediaan ruang terbuka hijau vertikal pada bangunan apartemen.
Jumlah unit:
1 BR = 2 orang x 72 unit = 144 orang
2 BR = 3 orang x 36 unit = 108 orang
2 BRD = 4 orang x 48 unit = 192 orang
3 BR = 5 orang x 14 unit = 70 orang
Jumlah perkiraan penghuni yaitu 514 orang. Jika setiap 250 orang = 1 Taman
RT, maka dengan jumlah penghuni 514 orang dibutuhkan 2 Taman RT.

x Lokasi Ruang terbuka Hijau


Lokasi ruang terbuka hijau pada bangunan apartemen terdapat pada bagian dasar dan
tersebar pada bagian vertikal. Setiap unit hunian memerlukan adanya koneksi visual
terhadap alam oleh karena itu, keberadaan ruang terbuka hijau secara vertikal di
setiap lantainya wajib ada. Besaran ruang terbuka hijau juga didasari oleh unit
hunian
apartemen yang akan difasilitasinya. Di setiap lantainya keberadan ruang terbuka
hijau memiliki luasan lebih dari 30% dari masing-masing luas lantai.
x Jenis Tanaman

commit to user

IV-64
perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

Tabel 4. 25 Analisa Jenis Tanaman

Jenis Tanaman
Tanaman Peneduh

Tanaman Indoor

Jenis Tanaman
Tanaman Rambat

Tanaman Ground Cover

Analisa
Memiliki daun lebat, dapat
tumbuh tinggi, menaungi dari
panas matahari dan hujan,
sebagai tempat burung
bersarang.
Penyerap polutan, ukuran
tanaman cenderung kecil,
menetralisir racun dan
mengasilkan udara segar dalam
ruangan
Analisa
Menciptakan udara segar,
menjadi ornamentasi bangunan,
perlindungan terhadap sinar
matahari
Menjaga permukaan tanah,
menguragi erosi

Tanaman Holtikultura

Dibudidayakan sebagai sumber


makanan dan obat

Bunga

Mempercantik taman, sumber


makanan serangga dan kupukupu, memiliki bunga
sepanjang tahun,cocok pada
iklim tropis

Nama Tanaman
Pohon Ketapang, Pohon
flamboyant, Pohon Trembesi
dan Pohon Liang liu

Lidah mertua, Spider plan,


Lidah buaya, Sirih gading,
Krisan, vergreen Cina, Palen
bamboo, Heart life
philodendron, Peace lily dan
Pakis Boston
Nama Tanaman
Dolar rambar, Li Kuan Yu,
Thunbergia dan Flame of Irian.

Rumput jepang, Rumput gajah,


Anggrek tanah, Bawangbawangan, Lily paris, Sutra
Bombay, Lantana Camara
Sayuran hidroponik:
Selada, Sawi, Kangkung
Sayuran media tanah:
Cabai, Tomat, Terong, Kacang
Panjang
Obat-Obatan:
Sambiloto, Mahkota dewa,
Kumis kucing, Jeruk nipis,
Brotowali, Jahe, Kencur,
Kunyit, Temulawak, Temu
kunci, Temu ireng dan lengkuas
Asoka, Kembang Sepatu,
Alamanda, dan Amarilis

(Sumber: Analisa Pramarti, 2016)

Jenis tanaman yang akan digunakan yaitu tanaman peneduh, tanaman indoor,
tanaman hias, tanaman holtikultur, dan tanaman rambat. Berdasarkan pertimbangan
desain biophilik, dalam penerapannya pada taman, jumlah keanekaragaman tanaman
lebih diutamakan dibandingkan luas. Contohnya manusia akan lebih tertarik pada
sebuah taman dengan jenis tanaman yang beraneka ragam dibandingkan dengan
lapangan luas hijau namun hanya ditanami dengan rumput. Tidak hanya itu, jenis
tanaman yang dipilih ini juga mempertimbangkan untuk kelangsungan serangga
maupun burung.
commit to user

IV-65
perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

Air
Air merupakan elemen penting dalam penerapan desain biophilik pada bangunan.
Sebuah lanskap yang di dalamnya terdapat unsur air mampu menciptakan suatu
respon restorative yang lebih tinggi dan umumnya memiliki preferensi yang lebih
besar dibandingkan dengan pemandangan yang tidak terdapat unsur air di dalamnya.
Mendengarkan, merasakan atau bersentuhan dengan air juga dapat mengurangi stress
(Alvarsson et al., 2010; Pheasant et al., 2010). Berikut ini merupakan penerapan
elemen air pada bangunan, yaitu:
Kolam
Jenis kolam yang dipilih adalah reflecting pond dan kolam koi. Reflecting pond
dapat
berada di dalam ataupun luar bangunan. Manfaat adanya kolam dalam sebuah
bangunan antara lain suara gemericik air dapat memberikan efek menenangkan bagi
manusia, menurunkan suhu pada iklim mikro. Kolam ikan koi juga mampu
memberikan efek menanangkan dengan melihat pergerakan ikan yang ada di dalam
kolam. Kolam identik dengan adanya nyamuk, oleh karena itu sebagai langkah
antisipasi adalah penanaman tanaman pengusir nyamuk pada kolam, seperti serai
wangi, lavender, dan zodia.
Water Features
Water features dapat diaplikasikan pada interior maupun eksterior bangunan. Pada
interior, water feature yang digunakan adalah yang dapat dinikmati oleh indera
penglihatan dan pendengaran. Sementara pada eksterior, water features akan
didesain agar manusia dapat mendengarkan suara air, melihat, merasakan dan
bersentuhan langsung dengan air. Bentuk yang dipilih pada bagian eksterior adalah
bentuk-bentuk yang menyerupai elemen air pada alam.

x Elemen Penutup Tanah


Elemen penutup tanah pada area taman antara lain tanaman, bebatuan, paving block,
dan beton. Dalam penggunaannya, kuantitas tanaman, paving block dan bebatuan
akan lebih banyak dikarenakan material ini tidak sepenuhnya menutup tanah,
sehingga masih memungkinkan adanya rongga-rongga untuk air masuk ke dalam
tanah. Berikut ini ilustrasi penggunaan elemen penutup tanah pada taman.
commit to user

IV-66
perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

x Elemen lainnya
Elemen lainnya antara lain pergola, tempat duduk, lampu taman, petunjuk arah dan
sculpture. Tempat duduk dapat digunakan untuk tempat bersantai ataupun
berbincang-bincang di taman sehingga hubungan sosial antar manusia dapat terjalin..
4.2.10 Analisis Sistem Utilitas Bangunan
A. Sistem Pencahayaan Bangunan
Tujuan
Tujuan dari analisa pencahayaan bangunan adalah untuk menentukkan sistem
pencahayaan yang akan digunakan pada bangunan Apartemen ini.
Dasar Pertimbangan
Berikut ini merupakan dasar pertimbangan dalam menganalisa sistem pencahayaan
bangunan, yaitu:
x Hemat energi
x Pengaruh cahaya terhadap kenyamanan penghuni
x Kebutuhan cahaya tiap ruang
x Durability
x Suasana yang ingin diciptakan
Analisa
a. Pencahayaan Alami
Pemanfaatan sinar matahari sebagai pencahayaan alami dapat dilakukan melalui cara
yaitu memasukkan cahaya dari sisi samping maupun atas bangunan melalui bukaan
jendela atau bidang transparan.
b. Pencahayaan Buatan
Dalam penggunaan pencahayaan buatan, lampu yang dipilih untuk digunakan adalah
lampu hemat energi. Berikut ini merupakan jenis lampu yang merupakan kategori
lampu hemat energi, yaitu:
a.

Lampu CFL (Compact Flourecent Lamp): Lampu ini menggunakan teknologi


yang memiliki tingkat efisiensi sekitar 75%

b.

Lampu LED (Light Emmitting Diode): Lampu ini dapat memiliki efisiensi
diatas 80% dan lebih hemat. Selain lebih hemat, usia lampu ini secara teori
dapat bertahan hingga 15 tahun.
commit to user

IV-67
perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

Hasil
Berikut ini merupakan hasil analisa mengenai sistem pencahayaan yang diterapkan
pada bangunan Apartemen dengan Pendekatan Desain Biophilik di Jakarta Selatan,
sebagai berikut:
Pencahayaan Alami
Sistem pencahayaan alami yang digunakan pada bangunan ini adalah penggunaan
bidang transparan pada sisi samping, penggunaan jendela, dan penggunaan skylight
pada bagia atas.
x

Pencahayaan alami dioptimalkan pada pemasukan cahaya matahari melalui jendela


maupun bidang transparan pada sisi samping bangunan. Penggunaan pencahayaan
alami dilakukan pada seluruh permukaan terluar dari bangunan. Pengaturan besaran
bukaan disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing ruang. Kontrol cahaya dapat
menggunakan secondary skin.

Penggunaan skylight sebagai sumber pencahayaan alami yang berasal dari atas
sehingga cahaya yang masuk lebih tersebar. Penggunaan skylight diaplikasikan pada
jalur-jalur sirulasi.

B. Sistem Penghawaan Bangunan


Tujuan
Analisa sistem penghawaan ini bertujuan untuk menentukan sistem pengendalian
udara agar tercapai suhu yang sesuai dengan kenyamanan thermal pada bangunan.
Dasar Pertimbangan
Terdapat beberapa dasar pertimbangan dalam menganalisis sistem penghawaan,
yaitu:
x

Kenyamanan suhu dan udara dalam ruang

Hemat energi

Sesuai dengan kebutuhan ruang

Analisa dan Hasil


Berikut ini merupakan sistem penghawaan alami dan buatan yang digunakan pada
bangunan apartemen, yaitu:

commit to user

IV-68
perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

Pemanfaatan penghawaan alami melalui jendela yang openable untuk


memfasilitasi penghuni jika ingin merasakan penghawaan alami dalam ruangan.

Pada bukaan jendela, diberikan penambahan barrier maupun secondary skin


sebagai filter udara dan pengontrol panas matahari yang masuk ke dalam
bangunan.

Penggunaan plafon yang tinggi guna menyediakan ruang pertukaran udara lebih
besar pada ruangan sehingga suhu di dalam ruangan lebih terasa sejuk.

Menghadirkan kolam di sekitar bangunan untuk menciptakan iklim mikro pada


bangunan.

AC central dapat digunakan pada zona pengelola dan penunjang agar suhu dari
ruang-ruang tersebut memiliki besaran suhu yang sama serta lebih mudah dalam
pengaturannya.

AC split dapat digunakan di unit-unit apartemen agar dapat disesuaikan dengan


kebutuhan masing-masing penghuni.

Exhaust Fan dapat digunakan pada zona service dan pada dapur restaurant yang
membutuhkan pertukaran udara.

C. Sistem Penyediaan Air Bersih


Tujuan
Tujuan dari analisa sistem penyediaan air bersih ini adalah untuk menentukkan
sistem air bersih yang sesuai dengan kebutuhan bangunan.
Dasar Pertimbangan
Terdapat beberapa dasar pertimbangan dalam menganalisis sistem penyediaan air
bersih ini, yakni sebagai berikut:
x

Kemampuan untuk menyediakan air bersih

Luas bangunan yang akan dilayani

Kesesuaian dengan kondisi sumber air


Analisa
Berdasarkan preseden pada (Gambar 4.30), dalam penyediaan air bersih terdapat
beberapa sistem pendistribusian air, yaitu sistem tangki atap, sistem tangki tekan
dan sistem tanpa tanki. Dilihat dari sumber air yang direncanakan yaitu PDAM
commit
to user sebanyak 8 lantai, maka sistem
dan sumur serta jumlah lantai yang
harus dilayani

IV-69
perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

Gambar 4. 30 Sistem Utilitas Air Bersih pada RS Hermina


(Sumber: Tugas RSBG 3)

yang akan dianalisa untuk penerapan pada bangunan ini adalah sistem tangki atap.
Pada sistem ini air dari sumber air (PAM/sumur) ditampung lebih dahulu di tangki
bawah (ground tank), kemudian dipompa ke tangki atas (elevated water tank).
Tangki atas biasanya diletakan di atas atap, di lantai tertinggi bangunan, atau
menara air tersendiri. Kemudian dari tangki atas ini air dialirkan ke lantai-lantai
dibawahnya dengan sistem gravitasi.
Hasil
Dari analisis sistem penyediaan air bersih di atas dapat disimpulkan bahwa
bangunan Apartemen dengan Pendekatan Desain Biophilik di Jakarta Selatan ini
akan menggunakan sistem tangki atap sebagai sistem pendistribusian air bersih.
Sumber air pada bangunan ini berasal dari PDAM dan sumur.
D. Sistem Pengolahan Air Buangan
Tujuan
Tujuan dari analisis ini adalah menentukkan system pengelolaan air buangan
pada bangunan sehingga dapat didaur ulang untuk digunakan kembali sebagai
sumber air.
Dasar Pertimbangan
x

Pembuangan air kotor tidak mengganggu kesehatan, lingkungan, penciuman dan


visual

Meminimalisir air yang dibuang ke saluran kota


commit to user

IV-70
perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

Analisa
Berdasarkan sumbernya air kotor dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, yaitu:
a. Air limbah
Air limbah dibedakan menjadi 2 yaitu grey water dan black water. Grey
water merupakan air yang berasal dari buangan kamar mandi dan westafel.
Sementara black water merupakan air yang bercampur dengan kotoran.
b. Air limbah khusus
Air limbah khusus pada bangunan ini adalah air bekas cucian kotoran seperti
air sisa dari restaurant yang banyak mengandung lemak.
c. Air hujan
Air hujan yang jatuh ke permukaan tanah dapat ditangkap dengan
penggunaan permukaan tanah yang mampu menyerap air dengan baik atau
dengan pembuatan biopori sebagai resapan.
Hasil
Dari hasil analisis sistem pengelolaan air buangan dapat disimpulkan bahwa
sistem utilitas air buangan dibedakan menjadi 3 yaitu air yang berasal dari toilet,
air limbah pantry atau restaurant dan air hujan. Berikut ini merupakan sistem yang
digunakan dalam pengelolaan air kotor berdasarkan analisa diatas (Gambar 4.31).

commit to user

Gambar 4. 31 Skema Sistem Pengolahan Air Buangan


(Sumber: Analisa Pramarti, 2016)

IV-71
perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

a. Air buangan dari wastafel, toilet dan air hujan akan disalurkan melalui pipa-
pipa
menuju grey water tank yang kemudian melewati proses filter dan dipompakan
kembali ke saluran air bersih yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber air untuk
flushing toilet, air untuk membersihkan lantai, menyiram tanaman dan sprinkler
pemadam kebakaran.
b. Air limbah pantry dan restaurant yang mengandung lemak disalurkan ke bak
penangkap lemak, kemudian disalurkan ke roil kota.
E. Sistem Pengolahan Sampah
Tujuan
Tujuan dari analisis ini adalah untuk menentukkan sistem pengolahan sampah
pada bangunan sehingga bangunan lebih nyaman digunakan.
Dasar pertimbangan
Berikut ini merupakan beberapa dasar pertimbangan dalam analisa sistem
pengolahan sampah, yaitu:
x

Pembuangan sampah tidak mengganggu kesehatan, penciuman dan visual

Meminimalisir pembuangan sampah ke TPA


Analisa
Dalam jenisnya, sampah dibedakan menjadi 2 yaitu sampah organik dan
anorganik. Dalam upaya meminimalisir sampah, maka perlu adanya pemisahan
berdasarkan jenisnya. Sampah organik dapat diolah kembali menjadi pupuk
kompos yang kemudian digunakan sebagai pupuk pada tanaman, sehingga
sampah yang dibuang ke TPA kota hanyalah sampah anorganik. Dalam
menyelaksanakan pengolahan sampah organik ini diperlukan kesadaran dari
penghuni untuk memilah sampah yang kemudian dapat disetorkan atau diambil
oleh cleaning service dan disalurkan menuju tempat pengumpulan sampah
melalui shaft sampah yang ada di dalam core.
Hasil
Berdasarkan hasil analisis diatas maka sistem pengelolaan sampah pada bangunan
Apartemen yang akan direncakanan adalah sebagai berikut.

commit
to user pada setiap unit hunian
Penyediaan tempat sampah organik
dan anorganik

IV-72
perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

Sampah anorganik dari setiap unit hunian diangkut oleh cleaning service untuk
dikumpulkan dan dibuang menuju tempat pembuangan akhir (TPA) melalui shaft
sampah pada core

Sampah organik dari setiap unit hunian diangkut oleh cleaning service dimana
setiap satu bak sampah mendapatkan reward 1 keping bambu yang dikemudian
hari dapat ditukarkan dengan kantung belanja, tempat minum, bibit tanaman atau
benda-benda lain yang ramah lingkungan.

Sampah organik yang didapatkan dari tiap unit hunian kemudian diolah menjadi
pupuk kompos yang dapat digunakan untuk pupuk pada tanaman yang ada di
apartemen.

F. Sistem Penyediaan Listrik


Tujuan
Tujuan dari analisa ini adalah untuk menentukan sistem penyediaan listik pada
bangunan Apartemen dengan Pendekatan Desain Biophilik ini.
Dasar Pertimbangan
Berikut ini merupakan dasar pertimbangan dalam analisa sistem penyediaan
listrik, yaitu:
x

Efektifitas dan efisiensi sumber listrik terhadap bangunan

Macam aktivitas yang membutuhkan tenaga listrik seperti pencahayaan,


penghawaan buatan, system suara dan lain-lain.

Kemudahan dalam distribusi

Analisa
Sumber listrik utama adalah listrik yang berasal dari PLN yang didukung oleh
genset. Hal ini dilakukan atas dasar pertimbangan apabila terjadi kerusakan pada
pendistribusian listrik dari PLN, maka akan diganti dengan menggunakan genset.
Instalasi listrik di dalam bangunan secara umum dibagi menjadi 2 jenis yaitu:
a. Instalasi untuk penerangan dan unit-unit hunian
Instalasi yang mendistribusikan energi listrik untuk seluruh unit-unit hunian
dan jaringan penerangan baik di dalam maupun di luar bangunan.
b. Instalasi untuk power

commit to user

IV-73
perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

Instalasi yang mendistribusikan listrik untuk alat-alat pendukung bangunan


seperti lift, AC, pompa dan sebagainya.
Hasil
Dari analisis sistem jaringan listrik dapat disimpulkan bahwa sumber listrik yang
berasal dari PLN dan genset merupakan sumber listrik utama pada bangunan.
Jaringan listrik dibagi menjadi 2 yaitu instalasi untuk unit hunian dan instalasi
untuk peralatan bangunan.
G. Sistem Pemadam Kebakaran
Tujuan
Tujuan dari analisa ini adalah untuk menentukan system pemadam kebakaran
pada bangunan Apartemen dengan Pendekatan Desain Biophilik ini.
Dasar Pertimbangan
Berikut ini merupakan dasar pertimbangan dalam menganalisa system pemadam
kebakaran dalam bangunan, yaitu:
x

Keselamatan penggunan bangunan

Kecepatan evakuasi bangunan

Kemudahan penggunaan alat pemadam kebakaran

Analisa dan Hasil


Terdapat beberapa langkah yang perlu dilakukan dalam mencegah dan
menanggulangi bahaya kebakaran dalam suatu bangunan, yaitu pendeteksiaan,
evakuasi, dan pemadaman.
a. Pendeteksian kebakaran menggunakan smoke/heat detector yang dihubungkan
dengan alarm dan fire alarm junction box, kemudian ke main control fire
alarm. Apabila kebakaran terjadi, smoke/heat detector akan mendeteksi asap
dan panas yang secara otomatis akan menghidupkan alarm. Kemudian
menghidupkan pompa di GWR ke sprinkler dan FDC (Fire House Cabinet)
pada tiap lantai.
b. Evakuasi, dilakukan ketika terjadi keadaan darurat pada bangunan, misalnya
kebakaran, dan bencana alam. Dalam arsitektur, beberapa hal yang perlu
dilakukan dalam perancangan jalur evakuasi adalah sebagai berikut:
commit to user

IV-74
perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

Penggunaan bahan bangunan yang tidah mudah terbakar

Jalur evakuasi yang jelas

Perawatan alat pemadam kebakaran secara teratur

Penggunaan penanda audio dan visual ketika terjadi keadaan darurat

Penggunaan penerangan darurat pada koridor, tangga darurat dan pintu


keluar sebagai petunjuk ke arah luar bangunan

Tangga darurat memiliki lebar 1,25 meter dan lebar pintu 90 cm

c. Penanggulangan kebakaran dengan cara pemadaman. Berikut ini merupakan


alat-alat pemadam kebakaran.
x

Sistem Sprinkler

Sistem Hydrant

Sistem APAR

Sistem Gas

H. Sistem Penangkal Petir


Tujuan
Tujuan dari analisa ini adalah untuk menentukan system penangkal petir pada
bangunan Apartemen dengan Pendekatan Desain Biophilik ini.
Dasar Pertimbangan
Berikut ini merupakan dasar pertimbangan dalam analisa system penangkal petir,
yaitu:
x

Kemampuan untuk melindungi bangunan dari sambaran petir

x
Praktis dan ekonomis

Tidak menyebabkan efek flashover pada saat penangkal petir mengalirkan


arus listrik ke grounding

Analisa
Berikut ini merupakan perbandingan dari beberapa jenis penangkal petir, antara
lain:
Sistem Konvensional
(Sistem Franklin)

Batang runcing dari bahan copper spit, dipasang


bangunan, dan dihubungkan dengan tembaga
menuju elektroda di tanah. (untuk memudahkan
pemeriksaan dan pengetesan dibuat bak kontrol di
commitSistem
to user ini praktis, murah, namun
tanah).

IV-75
perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

jangkauannya terbatas
Sistem Sangkar Farady

Hampir sama dengan sistem Franklyn, tetapi


dapat dibuat memanjang sehingga jangkauannya
luas. Biaya sedikit mahal dan agak mengganggu
estetika.

Sistem Radioaktif / semi


radioaktif (sistem Thomas)

Sistem ini cocok untuk bangunan tinggi dan


besar, pemasangan tidak perlu tinggi karen sistem
payung yang digunakan untuk melindungi. Dalam
satu bangunan cukup menggunakan satu tempat
penangkal petir. Namun penggunaan system ini
sudah dilarang karena mengganggu kesehatan
manusia.

Sistem Elektrostatis

System ini bersifat menarik petir untuk


menyambar ke kepalanya dengan cara
memancarkan ion-ion ke udara. System ini dapat
dikenali dari kepalanya yang dikelilingi 3 buah
pembangkit beda tegangan dan dipasang pada
tiang tinggi. System ini dikenal mudah dalam
pemasangan dan perawatannya.

Hasil
Berdasarkan pertimbangan dari beberapa system di atas maka dapat disimpulkan
bahwa system penangkal petir yang akan digunakan adalah system penangkal
petir elektrostatis. Penangkal petir ini memiliki teknologi bersistem ESE (Early
Streamer Emission) yang bersifat aktif. Di penangkal petir Aktif terdapat bagian
yang disebut dengan Head Terminal. Bagian ini diberikan listrik statik yang
berfungsi untuk menarik atau mengumpulkan ion-ion (+) dari tanah atau bumi,
ketika diawan terdapat ion-ion(-) yang akan berpotensi menimbulkan petir yang
dahsyat, ion-ion (+) dari head terminal akan menariknya sehingga petir
kekuatannya berkurang atau bahkan tidak terbentuk atau terjadi. Jika jangkauan
head Terminal tinggi maka akan semakin jauh radius perlindungannya. Tidak
hanya kelebihan dari fungsi sistem tersebut, sistem ini dipilih karena dari segi
estetika

penggunaan

dan

tidak

membutuhkan

banyak

tempat
dalam

pemasangannya.

commit to user

IV-76
perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

I. Sistem Keamanan
Tujuan
Tujuan dari analisa ini adalah untuk menentukan system keamanan pada
bangunan Apartemen dengan Pendekatan Desain Biophilik ini.
Dasar Pertimbangan
x

Memberikan keamanan pada pengguna

Kemudahan dalam pemantauan

Diletakkan pada setiap ruangan yang membutuhkan

Analisa
Sistem pengaman yang dapat diterapkan terhadap bangunan dan penghuni adalah
sebagai berikut:
a. Access card
Access card berfungsi sebagai kartu pembuka kunci untuk memasuki area
pengelola dan lift. Kartu ini hanya dapat dimiliki oleh penghuni apartemen.
b. CCTV
CCTV dapat digunakan sebagai alat pengontrol semua kegiatan. CCTV dapat
bekerja selama 24 jam atau sesuai kebutuhan dan setiap gambar yang dihasilkan
dapat ditayangkan ulang pada waktu yang diinginkan.
c. Petugas Keamanan
Petugas keamanan dapat diposisikan baik di dalam gedung maupun di luar
gedung dengan tugas menjaga kemananan gedung. Petugas keamanan biasa
diposisikan pada pintu masuk bangunan.
d. Alarm
Alarm pesan ini dapat digunakan untuk memperingatkan operator atau
administrator mengenai adanya masalah atau bahaya pada jaringan. Alarm
memberikan tanda bahaya berupa sinyal dan bunyi.
Hasil
Hasil dari analisa sistem keamanan pada bangunan apartemen ini adalah
penggunaan sistem CCTV, Access card, alarm dan petugas keamanan baik di
dalam bangunan maupun di luar bangunan.
commit to user

IV-77

Anda mungkin juga menyukai