Anda di halaman 1dari 19

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

a. Definisi

Hidrokel adalah penumpukan cairan berbatas tegas yang berlebihan di antara


lapisan parietalis dan viseralis tunika vaginalis. Dalam keadaan normal, cairan
yang berada di dalam rongga itu memang ada dan berada dalam keseimbangan
antara produksi dan reabsorbsi oleh sistem limfatik di sekitarnya.

b. Epidemiologi

Mayoritas pada bayi atau sangat umum di jumpai pada neonatus. Biasanya
berkembang selama 5 minggu kehamilan. Di Amerika Serikat Hidrokel
diperkirakan mempengaruhi 1% dari pria dewasa. Lebih dari 80% dari anak laki-
laki yang baru lahir memiliki prosesus vaginalis paten, tapi yang paling dekat
secara spontan dalam waktu 18 bulan. Insiden hidrokel meningkat dengan tingkat
peningkatan survival bayi prematur dan dengan meningkatnya penggunaan rongga
peritoneal untuk ventriculoperitoneal (VP) shunts, dialisis, dan transplantasi
ginjal. Hydroceles Kebanyakan kongenital dan dicatat pada anak usia 1-2 tahun.
Kronis atau hydroceles sekunder biasanya terjadi pada pria yang lebih tua dari 40
tahun.

c. Etiologi

Hidrokel yang terjadi pada bayi baru lahir dapat disebabkan karena belum
sempurnanya penutupan prosesus vaginalis sehingga terjadi aliran cairan
peritoneum ke prosesus vaginalis atau belum sempurnanya sistem limfatik di
daerah skrotum dalam melakukan reabsorbsi cairan hidrokel.1 Pada bayi laki-laki
hidrokel dapat terjadi mulai dari dalam rahim. Pada usia kehamilan 28 minggu
,testis turun dari rongga perut bayi ke dalam skrotum, dimana setiap testis ada
kantong yang mengikutinya sehingga terisi cairan yang mengelilingi testis
tersebut.
Pada orang dewasa, hidrokel dapat terjadi secara idiopatik (primer) dan sekunder.
Penyebab sekunder dapat terjadi karena didapatkan kelainan pada testis atau
epididimis yang menyebabkan terganggunya sistem sekresi atau reabsorbsi cairan
di kantong hidrokel. Kelainan pada testis itu mungkin suatu tumor, infeksi, atau
trauma pada testis atau epididimis. Kemudian hal ini dapat menyebabkan produksi
cairan yang berlebihan oleh testis, maupun obstruksi aliran limfe atau vena di
dalam funikulus spermatikus.

d. Klasifikasi

1. Berdasarkan kapan terjadinya, yaitu :

a) Hidrokel primer
Hidrokel primer terlihat pada anak akibat kegagalan penutupan prosesus
vaginalis. Prosesusvaginalis adalah suatu divertikulum peritoneum
embrionik yang melintasi kanalis inguinalisdan membentuk tunika
vaginalis. Hidrokel jenis ini tidak diperlukan terapi karena
dengansendirinya rongga ini akan menutup dan cairan dalam tunika akan
diabsorpsi.
b) Hidrokel sekunder
Pada orang dewasa, hidrokel sekunder cenderung berkembang lambat
dalam suatu masa dandianggap sekunder terhadap obstruksi aliran keluar
limfe. Dapat disebabkan oleh kelainantestis atau epididimis. Keadaan ini
dapat karena radang atau karena suatu proses neoplastik.Radang lapisan
mesotel dan tunika vaginalis menyebabkan terjadinya produksi
cairanberlebihan yang tidak dapat dibuang keluar dalam jumlah yang
cukup oleh saluran limfedalam lapisan luar tunika.

2. Menurut letak kantong hidrokel dari testis, yaitu :

a) Hidrokel testis
Kantong hidrokel seolah-olah mengelilingi testis sehingga testis tak dapat
diraba. Pada anamnesis, besarnya kantong hidrokel tidak berubah
sepanjang hari.
b) Hidrokel funiculus
Kantong hidrokel berada di funikulus yaitu terletak disebelah cranial dari
testis, sehingga pada palpasi, testis dapat diraba dan berada diluar kantong
hidrokel. Pada anamnesis kantong hidrokel besarnya tetap sepanjang hari.

c) Hidrokel Komunikan
Terdapat hubungan antara prosesus vaginalis dengan rongga peritoneum
sehingga prosesus vaginalis dapat terisi cairan peritoneum. Pada
anamnesis kantong hidrokel besarnya dapat berubah-ubah yaitu bertambah
pada saat anak menangis. Pada palpasi kantong hidrokel terpisah dari testis
dan dapat dimasukkan kedalam rongga abdomen.

3. Menurut onset :

a) Hidrokel akut
Biasanya berlangsung dengan cepat dan dapat menyebabkan nyeri. Cairan
berrwarna kemerahan mengandung protein, fibrin, eritrosit dan sel
polimorf.
b) Hidrokel kronis
Hidrokel jenis ini hanya menyebabkan peregangan tunika secara perlahan
dan walaupun akan menjadi besar dan memberikan rasa berat, jarang
menyebabkan nyeri.

e. Patofisiologi

Hidrokel adalah pengumpulan cairan pada sebagian prosesus vaginalis


yang masih terbuka. Kantong hidrokel dapat berhubungan melalui saluran
mikroskopis dengan rongga peritoneum dan berbentuk katup. Dengan demikian
cairan dari rongga peritoneum dapat masuk ke dalam kantong hidrokel dan sukar
kembali ke rongga peritoneum. Pada kehidupan fetal, prosesus vaginalis dapat
berbentuk kantong yang mencapai scrotum. Hidrokel disebabkan oleh kelainan
kongenital (bawaan sejak lahir) ataupun ketidaksempurnaan dari prosesus
vaginalis tersebut menyebabkan tidak menutupnya rongga peritoneum dengan
prosessus vaginalis. Sehingga terbentuklah rongga antara tunika vaginalis dengan
cavum peritoneal dan menyebabkan terakumulasinya cairan yang berasal dari
sistem limfatik disekitar. Cairan yang seharusnya seimbangan antara produksi
dan reabsorbsi oleh sistem limfatik di sekitarnya. Tetapi pada penyakit ini, telah
terganggunya sistem sekresi atau reabsorbsi cairan limfa. Dan terjadilah
penimbunan di tunika vaginalis tersebut.Akibat dari tekanan yang terus-menerus,
mengakibatkan Obstruksi aliran limfe atau vena di dalam funikulus spermatikus.
Dan terjadilah atrofi testis dikarenakan akibat dari tekanan pembuluh darah yang
ada di daerah sekitar testis tersebut.

Hidrokel dapat ditemukan dimana saja sepanjang funikulus spermatikus, juga


dapat ditemukan di sekitar testis yang terdapat dalam rongga perut pada
undensensus testis. Hidrokel infantilis biasanya akan menghilang dalam tahun
pertama, umumnya tidak memerlukan pengobatan, jika secara klinis tidak disertai
hernia inguinalis. Hidrokel testis dapat meluas ke atas atau berupa beberapa
kantong yang saling berhubungan sepanjang processus vaginalis peritonei.
Hidrokel akan tampak lebih besar dan kencang pada sore hari karena banyak
cairan yang masuk dalam kantong sewaktu anak dalam posisi tegak, tapi
kemudian akan mengecil pada esok paginya setelah anak tidur semalaman.

Pada orang dewasa hidrokel dapat terjadi secara idiopatik (primer) dan sekunder.
Penyebab sekunder terjadi karena didapatkan kelainan pada testis atau epididimis
yang menyebabkan terganggunya sistem sekresi atau reabsorpsi cairan di kantong
hidrokel. Kelainan tersebut mungkin suatu tumor, infeksi atau trauma pada testis
atau epididimis. Dalam keadaan normal cairan yang berada di dalam rongga
tunika vaginalis berada dalam keseimbangan antara produksi dan reabsorpsi
dalam sistem limfatik.

f. Diagnosa

Gambaran klinis hidrokel kongenital tergantung pada jumlah cairan yang


tertimbun. Bila timbunan cairan hanya sedikit, maka testis terlihat seakan – akan
sedikit membesar dan teraba lunak. Bila timbunan cairan banyak terlihat skrotum
membesar dan agak tegang. Pada pemeriksaan fisik didapatkan adanya benjolan
dikantong skrotum dengan konsistensi kistus dan pada pemeriksaan
penerawangan menunjukkan adanya transiluminasi. Menurut letak kantong
hidrokel terhadap testis, secara klinis dibedakan beberapa macam hidrokel, yaitu
hidrokel testis. Pada hidrokel testis, kantong hidrokel seolah – olah mengelilingi
testis sehingga testis tak dapat diraba. Pada anamnesis, besarnya kantong hidrokel
tidak berubah sepanjang hari. Pada hidrokel funikulus, kantong hidrokel berada di
funikulus yaitu terletak disebelah kranial testis, sehingga pada palpasi, testis dapat
diraba dan berada diluar kantong hidrokel.

1. Anamnesis

Pada anamnesis keluhan utama pasien adalah adanya benjolan di kantong skortum
yang tidak nyeri. Biasanya pasien mengeluh benjolan yang berat dan besar di
daerah skortum. Benjolan atau massa kistik yang lunak dan kecil pada pagi hari
dan membesar serta tegang pada malam hari. Tergantung pada jenis dari hidrokel
biasanya benjolan tersebut berubah ukuran atau volume sesuai waktu tertentu.

Pada hidrokel testis dan hidrokel funikulus besarnya kantong hidrokel tidak
berubah sepanjang hari. Pada hidrokel komunikan, kantong hidrokel besarnya
dapat berubah-ubah yang bertambah besar pada saat anak menangis. Pada riwayat
penyakit dahulu, hidrokel testis biasa disebabkan oleh penyakit seperti infeksi
atau riwayat trauma pada testis.

2. Pemeriksaan Fisik

Pada inspeksi Skrotum akan tampak lebih besar dari yang lain. Palpasi pada
skrotum yang hidrokel terasa ada fluktuasi, dan relatif kenyal atau lunak
tergantung pada tegangan di dalam hidrokel, permukaan biasanya halus. Palpasi
hidrokel seperti balon yang berisi air. Bila jumlah cairan minimum, testis relatif
mudah diraba. Sedangkan bila cairan minimum, testis relatif mudah diraba. Juga
penting dilakukan palpasi korda spermatikus di atas insersi tunika vaginalis.
Pembengkakan kistik karena hernia atau hidrokel serta padat karena tumor.
Normalnya korda spermatikus tidak terdapat penonjolan, yang membedakannya
dengan hernia skrotalis yang kadang-kadang transiluminasinya juga positif. Pada
Auskultasi dilakukan untuk mengetahui adanya bising usus untuk menyingkirkan
adanya hernia.
Langkah diagnostik yang paling penting adalah transiluminasi massa hidrokel
dengan cahaya di dalam ruang gelap. Sumber cahaya diletakkan pada sisi
pembesaran skrotum.Struktur vaskuler, tumor, darah, hernia, penebalan tunika
vaginalis dan testis normal tidak dapat ditembusi sinar. Trasmisi cahaya sebagai
bayangan merah menunjukkan rongga yang mengandung cairan serosa, seperti
hidrokel. Hidrokel berisi cairan jernih, straw-colored dan mentransiluminasi
(meneruskan) berkas cahaya.

Hidrokel biasanya menutupi seluruh bagian dari testis.Jika hidrokel muncul antar
18 – 35 tahun harus dilakukan aspirasi. Massa kistik yang terpisah dan berada di
pool atas testis dicurigai spermatokel. Pada aspirasi akan didapatkan cairan
kuning dari massa skortum. Berbeda dengan spermatokel, akan didapatkan cairan
berwarna putih, opalescent dan mengandung spermatozoa.

3. Pemeriksaan Penunjang

Ultrasonografi dapat mengirimkan gelombang suara melewati skrotum dan


membantu melihat adanya hernia, kumpulan cairan (hidrokel atau spermatokel),
vena abnormal (varikokel), dan kemungkinan adanya tumor.

g. Diagnosis Banding

Secara umum adanya pembengkakan skrotum memberikan gejala yang


hampir sama dengan hidrokel, sehingga sering salah terdiagnosis. Oleh karena itu
diagnosis banding hidrokel adalah :
1. Varikokel

Adalah varises dari vena pada pleksus pampiniformis akibat gangguan aliran
darah balik vena spermatika interna.7
Gambaran klinis :
a. Anamnesa

1. Pasien biasanya mengeluh belum mempunyai anak setelah beberapa tahun


menikah.
2. Terdapat benjolan di atas testis yang tidak nyeri.
3. Terasa berat pada testis

b. Pemeriksaan Fisik : (Pasien berdiri dan diminta untuk manuver valsava).


Inspeksi dan Palpasi terdapat bentukan seperti kumpulan cacing di dalam kantung,
yang letaknya di sebelah kranial dari testis, permukaan testis licin, konsistensi
elastis.

2. Torsi Testis

Adalah keadaan dimana funikulus spermatikus terpuntir sehingga terjadi


gangguan vaskularisasi dari testis yang dapat berakibat terjadinya gangguan aliran
darah daripada testis.

Gambaran klinis :
a. Anamnesa

1. Timbul mendadak, nyeri hebat dan pembengkakan skrotum.

2. Sakit perut hebat, kadang mual dan muntah.

3. Nyeri dapat menjalar ke daerah inguinal.

b. Pemeriksaan Fisik :

1. Inspeksi

Testis bengkak, terjadi retraksi testis ke arah kranial, karena funikulus


spermatikus terpuntir dan memendek, testis pada sisi yang terkena lebih tinggi dan
lebih horizontal jika dibandingkan testis sisi yang sehat.

2. Palpasi teraba lilitan / penebalan funikulus spermatikus.

3. Spermatokel

Adalah benjolan kistik yang berasal dari epididimis dan berisi sperma.
Gambaran klinis :
Anamnesa : Benjolan kecil, tidak nyeri
Pemeriksaan fisik : – teraba masa kistik
- Mobile
- Lokasi di cranial dari testis
- Transiluminasi (+)
- Aspirasi : cairan encer, keruh keputihan.

4. Hematokel

Adalah penumpukan darah di dalam tunika vaginalis, biasanya didahului oleh


trauma.
Gambaran klinik : benjolan pada testis
Pemeriksaan Fisik :

- Masa kistik

-Transiluminasi (-)

5. Hernia Inguinalis Lateral

Gambaran klinis :
a. Anamnesa :

Benjolan di daerah inguinal/skrotal yang hilang timbul. Timbul saat mengedan,


batuk, atau menangis, dan hilang bila pasien tidur.

b. Pemeriksaan fisik :
Terdapat benjolan di lipat paha/ skrotum pada bayi saat menangis dan bila pasien
diminta untuk mengedan. Benjolan menghilang atau dapat dimasukkan kembali
ke rongga abdomen.
Transiluminasi (-)

6. Tumor Testis

Keganasan pada pria terbanyak usia antara 15-35 tahun.


Gambaran klinis :
Anamnesa : Keluhan adanya pembesaran testis yang tidak nyeri.
Terasa berat pada kantong skrotum
Pemeriksaan Fisik :
Benjolan pada testis yang padat, keras, tidak nyeri pada palpasi.
Transiluminasi (-)

h. Penatalaksanaan

Hidrokel biasanya tidak berbahaya dan pengobatan biasanya baru dilakukan


jika penderita sudah merasa terganggu atau merasa tidak nyaman atau jika
hidrokelnya sedemikian besar sehingga mengancam aliran darah ke testis.

Hidrokel pada bayi biasanya ditunggu hingga anak mencapai usia 1 tahun
dengan harapan setelah prosesus vaginalis menutup, hidrokel akan sembuh
sendiri, tetapi jika hidrokel masih tetap ada atau bertambah besar perlu dipikirkan
untuk dilakukan koreksi.

Pengobatannya bisa berupa aspirasi (pengisapan cairan) dengan bantuan


sebuah jarum atau pembedahan. Tetapi jika dilakukan aspirasi, kemungkinan
besar hidrokel akan berulang dan bisa terjadi infeksi. Setelah dilakukan aspirasi,
bisa disuntikkan zat sklerotik tetrasiklin, natrium tetra desil sulfat atau urea untuk
menyumbat/menutup lubang di kantung skrotum sehingga cairan tidak akan
tertimbun kembali. Hidrokel yang berhubungan dengan hernia inguinalis harus
diatasi dengan pembedahan sesegera mungkin.

Beberapa indikasi untuk melakukan operasi pada hidrokel adalah :


(1) Hidrokel yang besar sehingga dapat menekan pembuluh darah
(2) Indikasi kosmetik
(3) Hidrokel permagna yang dirasakan terlalu berat dan mengganggu pasien

dalam melakukan aktivitasnya sehari-hari.

Tindakan pembedahan berupa hidrokelektomi. Pengangkatan hidrokel bisa


dilakukan anestesi umum ataupun regional (spinal).

Hidrokelektomi

Pada hidrokel kongenital dilakukan pendekatan inguinal karena seringkali


hidrokel ini disertai dengan hernia inguinalis sehingga pada saat operasi hidrokel,
sekaligus melakukanherniografi. Pada hidrokel testis dewasa dilakukan
pendekatan scrotal dengan melakukan eksisi dan marsupialisasi kantong hidrokel
sesuai cara Winkelman atau plikasi kantonghidrokel sesuai cara Lord. Pada
hidrokel funikulus dilakukan ekstirpasi hidrokel secara in toto. Pada hidrokel
tidak ada terapi khusus yang diperlukan karena cairan lambat laun akan diserap,
biasanya menghilang sebelum umur 1 tahun.

Teknik Operasi

Secara singkat tehnik dari hidrokelektomi dapat dijelaskan sebagai berikut:


• Dengan pembiusan regional atau umum.
• Posisi pasien terlentang (supinasi).
• Desinfeksi lapangan pembedahan dengan larutan antiseptik.
• Lapangan pembedahan dipersempit dengan linen steril.
• Insisi kulit pada raphe pada bagian skrotum yang paling menonjol lapis demi
lapis sampai tampak tunika vaginalis.
• Dilakukan preparasi tumpul untuk meluksir hidrokel, bila hidrokelnya besar
sekali dilakukan aspirasi isi kantong terlebih dahulu.
• Insisi bagian yang paling menonjol dari hidrokel, kemudian dilakukan:
• Teknik Jaboulay: tunika vaginalis parietalis dimarsupialisasi dan bila diperlukan
diplikasi dengan benang chromic cat gut.
• Teknik Lord: tunika vaginalis parietalis dieksisi dan tepinya diplikasi dengan
benang chromic cat gut.
• Luka operasi ditutup lapis demi lapis dengan benang chromic cat gut.

Komplikasi pasca bedah ialah perdarahan dan infeksi luka operasi.

Hidrokelektomi Pada Dewasa

Pendekatan pembedahan melalui skrotum

Pada tindakan pembedahan dengan pendekatan skrotum, insisi dapat dilakukan di


samping mediana raphe secara vertikal (pararaphe) atau insisi transversal. Teknik
hidrokeletomi memiliki berbagai macam variasi dan nama, secara garis besar
hidrokeletomi dibagi menjadi dua teknik yaitu dengan teknik eksisi dan teknik
dengan plikasi. Teknik-teknik hidrokelektomi tersebut yang populer dilakukan
adalah teknik Jaboulay (eksisi) dan teknik plikasi Lord.

Pada teknik Jaboulay, dilakukan eksisi pada kantong hidrokel secara tipis dengan
meninggalkan sisa lapisan kantong yang cukup banyak sehingga dapat dijahit
bersamaan setelah dlakukan eversi kantong kebelakang testis dan funikulus
spermatikus. Teknik ini sangat berguna untuk kantong hidrokel yang lebar, berat
dan tipis.

Teknik plikasi Lord dapat digunakan pada dinding hidrokel yang tipis namun
tidak dianjurkan untuk digunakan pada kantong yang lebar, panjang dan tebal
karena teknik ini akan meninggalkan ikatan-ikatan lipatan dari jaringan yang
diplikasi pada skrotum. Prinsip teknik Lord dilakukan dengan membuka kantong
hidrokel, mengeluarkan testis dari kantong, menjahit tepi kantong hidrokel dan
dengan menggunakan jahitan interrupted, secara radial dijahit untuk plikasi
kantong.

A B

Gambar 3. Pendekatan skrotal:

A. teknik Jaboulay, B. teknik plikasi Lord

Langkah-langkah pendekatan pembedahan melalui skrotum:

 Insisi dilakukan di paramediana raphe, sepanjang 6-10 cm pada


permukaan anterior skrotum diatas bagian dari hidrokel.
 Insisi lapis demi lapis dari kulit, lapisan otot dartos, fasia cremaster hingga
tampak lapisan parietal dari tunica vaginalis dimana lapisan ini adalah
dinding luar dari kantong hernia.
 Insisi dinding luar hidrokel, cairan hidrokel dievakuasi dengan
menggunakan suction
 Kantong hidrokel dipisahkan dari skrotum, setelah lalu dibuka secara utuh
sehingga tampak jelas bagian funikulus spermatikus dan testis..
 Pada teknik Jaboulay, dinding kantong hidrokel dipotong dengan gunting
dengan hanya menyisakan batas dinding sekitar 2 cm dari testis,
epididimis dan funikulus spermatikus tepi dinding hidrokel yang tersisa
lalu dijahitkan dibelakang testis dan funikulus spermatikus dengan
jahitan interrupted atau dapat menggunakan jahitan continues (untuk
meminimalisir rembesan darah dari tepi luka), sehingga bagian kantong
hidrokel tereversi.
 Pada teknik plikasi Lord, dilakukan jahitan plikasi (terbentuknya lipatan-
lipatan seperti plika) di sekitar dinding hidrokel dengan jahitan interupted
 Dilakukan kontrol perdarahan untuk mencegah terjadinya hematoma,
 Testis dan funikulus spermatikus ditempatkan kembali pada skrotum
secara hati-hati untuk menghindari pluntiran, bila perlu dilekatkan ke
bagian dasar dinding skrotum dengan satu hingga dua jahitan absorbable.
 Fasia dartos ditutup dengan jahitan interupted absorbable. Lalu dipasang
drainase Penrose pada celah insisi yang telah dibuat (jika diperlukan),
untuk mengurangi resiko terjadinya hematom
 Kulit ditutup dengan jahitan subkutan.
Gambar 4. Teknik operasi Jaboulay

Gambar 7. Teknik plikasi Lord

Pendekatan pembedahan melalui inguinal

Laki-laki yang didiagnosa dengan hidrokel, dimana dicurigai adanya keganasan,


sebaiknya dilakukan pembedahan dengan pendekatan inguinal agar dapat
mengendalikan funikulus spermatikus untuk persiapan kemungkinan dilakukan
orchiektomi.
Gambar 7. Pendekatan hidrokelektomi melalui inguinal (dewasa)

Langkah-langkah Teknik Inguinal Dewasa:

 Insisi pada kuadran bawah abdomen sepanjang 4-6 cm, ke arah lateral dari
titik tepat di atas tuberkulum pubikum.
 Insisi menembus kutis, subkutis, fascia camper, fascia scarpa. Aponeurosis
musculus obliqus externus terlihat.
 Aponeurosis musculus obliqus externus telah diincisi, tampak kantung
hidrokel dan spermatical cord. Spermatical cord dipreservasi lalu
keluarkan isi kantong hidrokel (cairan) dengan pungsi menggunakan spuit
atau diberikan insisi pada dinding kantong hidrokel lalu dimasukan
suction.
 Kantong hidrokel yang telah dinsisi kemudian dapat dilanjutkan dengan
penjahitan yang digunakan pada teknik Jaboulay atau teknik Lord.
 Testis dan spermatic cord dikembalikan ke tempat awal.
 Aponeurosis musculus oblique externus dijahit, lapis demi lapis ditutup.
 Kulit dijahit dengan jahitan subcuticular.
Hidrokelektomi pada Anak

Pada beberapa penelitian , temuan intraoperasi pada anak usia di bawah 10 tahun
terbanyak adalah hidrokel komunikans dimana merupakan indikasi dilakukan
teknik ligasi tinggi. Hidrokel komunikans kerap disertai dengan hernia inguinalis
sehingga diperlukan tindakan herniorafi . Sebaliknya, pada anak usia di atas 10-12
tahun, 80-86% temuan intraoperasi adalah hidrokel nonkomunikans sehingga
pendekatan melalui skrotum sudah dapat dilakukan. Tidak dianjurkan penanganan
hidrokel pada anak dengan menggunakan aspirasi-skleroterapi.

Langkah-langkah Teknik Inguinal (Ligasi Tinggi pada Anak):

 Insisi pada kuadran bawah abdomen sepanjang 2-4cm, ke arah lateral dari
titik tepat di atas tuberkulum pubikum.
 Fascia superfisialis telah diinsisi. Aponeurosis musculus obliqus externus
terlihat.
 Aponeurosis musculus obliqus externus telah diinsisi, tampak kantung
hidrokel dan cord. Lalu keluarkan isi kantong hidrokel (cairan).
 Aponeurosis oblique externus dijepit, memperlihatkan musculus cremaster
dan fascia spermaticus interna melapisi kantung dan cord.
 Kantung yang melalui canalis inguinalis dan annulus inguinalis externa
dipisahkan dari cord di bawahnya. Ujung distal telah dibuka sebagian.
Ujung proximal akan dilakukan high ligation pada leher kantung.
 Ujung proksimal kantung diangkat. Retroperitoneal fat pad yang selalu ada
dan merupakan indikasi titik untuk high ligation. Jahitan dilakukan pada
leher kantung. Setelah dijahit, jahitan kedua dilakukan pada distal dari
jahitan pertama untuk memastikan ligasi yang permanen.
 Aponeurosis musculus oblique externus dijahit, lapis demi lapis ditutup.
 Kulit dijahit dengan jahitan subkutis.
Gambar. Teknik hidrokelektomi pada Anak

i. Komplikasi

Hidrokel dapat mempengaruhi pasokan darah testis. Jika pasokan darah testis
kurang maka akan terjadi Iskemia yang dapat menyebabkan
penurunan kesuburan. Perdarahan ke dalam hidrokel dapat menyebabkan trauma
testis. Hidrokel menetap atau berhubungan dengan rongga peritoneum dapat
menyebabkan terjadinya Hernia Inguinalis. Pada saat bedah dapat terjadi
komplikasi sebagai berikut :

 Cedera ke vas deferens saat operasi ingunal


 2% pasca operasi dapat terjadi luka
 hemoragik pasca operasi, cedera langsung ke pembuluh spermatika
 Kompresi pada peredaran darah testis. Jika dibiarkan, hidrokel yang
cukup besar mudah mengalami trauma dan hidrokel permagna bisa
menekan pembuluh darah yang menuju ke testis sehingga menimbulkan
atrofi testis.
 Perdarahan yang disebabkan karena trauma dan aspirasi.
 Sekunder Infeksi.

j. Prognosis
Prognosis untuk hidrokel kongenital sangat baik. Sebagian besar kasus
bawaan menyelesaikan pada akhir tahun pertama kehidupan. Persistent hidrokel
kongenital adalah mudah diperbaiki melalui pembedahan. Prognosis hidrokel
menyajikan kemudian dalam kehidupan tergantung pada etiologi dari hidrokel
tersebut. Dewasa-onset hidrokel ini tidak jarang dikaitkan dengan keganasan yang
mendasarinya.
1. Adel L. Hydrocelectomy through the inguinal approach versus scrotal approach
for idiopathic hydrocele in adults. Journal of the Arab for medical research.
September 2012; 7:68-72
2. Agbakwuru EA, dkk. Hydrocelectomy under local anaesthesia in a Nigerian
adult population. African Health Science. 2008;8(3): 160-2
3. Parviz K, dkk. Surgery of the skrotum and seminal vesicles. Dalam: Campbell-
Walsh Urology, Louis R, dkk (editor). Vol 1. Edisi ke-10.Philadelphia: WB
Saunders Company. 2012. hal 1009-11.
4. Sudeep K, dkk. Comparison of aspiration-sclerotherapy with hydrocelectomy in
the management of hydrocele: A prospective randomized study. International
journal of surgery. Juli 2009; 40(29):392-5.
5. Sadler T. Langman’s medical embryology. New York: Lippincott Williams and
Wilkins; 2006. hal. 272-310.
6. Tanagho EA . Embriology of the genitourinary system. Dalam:Tanagho EA,
McAninch JW. Smith’s General Urology. Edisi ke-17. California:The McGraw
Hill companies; 2000. hal.23-45.
7. Zollinger RM, Ellison EC. Hydrocele repair. Dalam: Zollingers Atlas of
Surgical Operations, Marita dkk (edtior). California:The McGraw Hill companies;
2011. hal.474-5.
8. Khaniya S, Agrawal CS, Koirala R, Regmi R, Adhikary S. Comparison of
aspiration-sclerotherapy with hydrocelectomy in the management of hydrocele: A
prospective randomized study. Int J Surg. Aug 2009; 7(4):392-5.
9. Beiko DT, Kim D, Morales A. Aspiration and sclerotherapy versus
hydrocelectomy for treatment of hydroceles. Urol. April 2003; 61(4):708-12

Anda mungkin juga menyukai