TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Testis adalah organ genetalia pria yang pada orang normal jumlahnya ada dua
yang masing-masing terletak di dalam skrotum kanan dan kiri. Bentuknya ovoid
dan pada orang dewasa ukurannya adalah 4x3x2,5cm dengan volume 15-25ml.
Kedua buah testis terbungkus oleh jaringan tunika albugenia yang melekat pada
testis. Di luar tunika albugenia terdapat tunika vaginalis yang terdiri atas lapisan
viseralis dan parietalis, serta tunika dartos. Otot kremaster yang berada di sekitar
testis memungkinkan testis dapat digerakkan mendekati rongga abdomen untuk
mempertahankan temperature testis agar tetap stabil.5
2
3
Secara histopatologis, testis terdiri atas ± 250 lobuli dan tiap lobulus terdiri
atas tubuli seminefri. Di dalam tubulus seminiferous terdapat sel spermatogonia
dan sel sertoli, sedangkan diantara tubuli seminiferi terdapat sel leydig. Sel-sel
spermatogenia pada proses spermatogenesis menjadi sel spermatozoa. Sel-sel
sertoli berfungsi memberi makanan pada bakal sperma, sedangkan sel-sel leydig
atau disebut sel interstisial testis berfungsi dalam menghasilkan hormone
testosteron.5
2.3 Epidemiologi
Mayoritas pada bayi atau sangat umum di jumpai pada neonatus. Biasanya
berkembang selama 5 minggu kehamilan. Di Amerika Serikat Hidrokel
diperkirakan mempengaruhi 1% dari pria dewasa. Lebih dari 80% dari anak laki-
laki yang baru lahir memiliki prosesus vaginalis paten, tapi yang paling dekat
secara spontan dalam waktu 18 bulan. Insiden hidrokel meningkat dengan tingkat
peningkatan survival bayi prematur dan dengan meningkatnya penggunaan rongga
peritoneal untuk ventriculoperitoneal (VP) shunts, dialisis, dan transplantasi
ginjal. Hydroceles Kebanyakan kongenital dan dicatat pada anak usia 1-2 tahun.
Kronis atau hydroceles sekunder biasanya terjadi pada pria yang lebih tua dari 40
tahun.2
2.4 Etiologi
Hidrokel yang terjadi pada bayi baru lahir dapat disebabkan karena : 3
Pada bayi laki-laki hidrokel dapat terjadi mulai dari dalam rahim. Pada usia
kehamilan 28 minggu ,testis turun dari rongga perut bayi ke dalam skrotum,
dimana setiap testis ada kantong yang mengikutinya sehingga terisi cairan yang
mengelilingi testis tersebut.
Pada orang dewasa, hidrokel dapat terjadi secara idiopatik (primer) dan
sekunder. Penyebab sekunder dapat terjadi karena didapatkan kelainan pada testis
atau epididimis yang menyebabkan terganggunya sistem sekresi atau reabsorbsi
cairan di kantong hidrokel. Kelainan pada testis itu mungkin suatu tumor, infeksi,
atau trauma pada testis atau epididimis. Kemudian hal ini dapat menyebabkan
produksi cairan yang berlebihan oleh testis, maupun obstruksi aliran limfe atau
vena di dalam funikulus spermatikus.
5
2.5 Klasifikasi
a) Hidrokel primer
Hidrokel primer terlihat pada anak akibat kegagalan penutupan prosesus
vaginalis. Prosesusvaginalis adalah suatu divertikulum peritoneum
embrionik yang melintasi kanalis inguinalisdan membentuk tunika
vaginalis. Hidrokel jenis ini tidak diperlukan terapi karena
dengansendirinya rongga ini akan menutup dan cairan dalam tunika akan
diabsorpsi.
b) Hidrokel sekunder
Pada orang dewasa, hidrokel sekunder cenderung berkembang lambat
dalam suatu masa dandianggap sekunder terhadap obstruksi aliran keluar
limfe. Dapat disebabkan oleh kelainantestis atau epididimis. Keadaan ini
dapat karena radang atau karena suatu proses neoplastik.Radang lapisan
mesotel dan tunika vaginalis menyebabkan terjadinya produksi
cairanberlebihan yang tidak dapat dibuang keluar dalam jumlah yang
cukup oleh saluran limfedalam lapisan luar tunika.
a) Hidrokel testis
Kantong hidrokel seolah-olah mengelilingi testis sehingga testis tak dapat
diraba. Pada anamnesis, besarnya kantong hidrokel tidak berubah
sepanjang hari.
6
b) Hidrokel funiculus
Kantong hidrokel berada di funikulus yaitu terletak disebelah cranial dari
testis, sehingga pada palpasi, testis dapat diraba dan berada diluar kantong
hidrokel. Pada anamnesis kantong hidrokel besarnya tetap sepanjang hari.
c) Hidrokel Komunikan
Merupakan hidrokel yang terjadi pada anak-anak akibat terdapat hubungan
antara prosesus vaginalis dengan rongga peritoneum sehingga prosesus
vaginalis dapat terisi cairan peritoneum. Pada anamnesis kantong hidrokel
besarnya dapat berubah-ubah yaitu bertambah pada saat anak menangis.
Pada palpasi kantong hidrokel terpisah dari testis dan dapat dimasukkan
kedalam rongga abdomen.
d) Hidrokel Non-komunikan
Merupakan jenis hidrokel yang biasa terjadi pada orang dewasa. Pada
hidrokel jenis ini tidak didapatkan hubungan antara tunika vaginalis
dengan rongga peritoneum dan prosesus vaginalis paten
7
3. Menurut onset :
a) Hidrokel akut
Biasanya berlangsung dengan cepat dan dapat menyebabkan nyeri. Cairan
berrwarna kemerahan mengandung protein, fibrin, eritrosit dan sel
polimorf.
b) Hidrokel kronis
Hidrokel jenis ini hanya menyebabkan peregangan tunika secara perlahan
dan walaupun akan menjadi besar dan memberikan rasa berat, jarang
menyebabkan nyeri.
2.6 Patofisiologi
Pada orang dewasa hidrokel dapat terjadi secara idiopatik (primer) dan
sekunder. Penyebab sekunder terjadi karena didapatkan kelainan pada testis atau
epididimis yang menyebabkan terganggunya sistem sekresi atau reabsorpsi cairan
di kantong hidrokel. Kelainan tersebut mungkin suatu tumor, infeksi atau trauma
pada testis atau epididimis. Dalam keadaan normal cairan yang berada di dalam
rongga tunika vaginalis berada dalam keseimbangan antara produksi dan
reabsorpsi dalam sistem limfatik.3
2.7 Diagnosa
tidak berubah sepanjang hari. Pada hidrokel funikulus, kantong hidrokel berada di
funikulus yaitu terletak disebelah kranial testis, sehingga pada palpasi, testis dapat
diraba dan berada diluar kantong hidrokel.3
1. Anamnesis
Pada hidrokel testis dan hidrokel funikulus besarnya kantong hidrokel tidak
berubah sepanjang hari. Pada hidrokel komunikan, kantong hidrokel besarnya
dapat berubah-ubah yang bertambah besar pada saat anak menangis. Pada riwayat
penyakit dahulu, hidrokel testis biasa disebabkan oleh penyakit seperti infeksi
atau riwayat trauma pada testis.
2. Pemeriksaan Fisik
Pada inspeksi Skrotum akan tampak lebih besar dari yang lain. Palpasi pada
skrotum yang hidrokel terasa ada fluktuasi, dan relatif kenyal atau lunak
tergantung pada tegangan di dalam hidrokel, permukaan biasanya halus. Palpasi
hidrokel seperti balon yang berisi air. Bila jumlah cairan minimum, testis relatif
mudah diraba. Sedangkan bila cairan minimum, testis relatif mudah diraba. Juga
penting dilakukan palpasi korda spermatikus di atas insersi tunika vaginalis.
Pembengkakan kistik karena hernia atau hidrokel serta padat karena tumor.
Normalnya korda spermatikus tidak terdapat penonjolan, yang membedakannya
dengan hernia skrotalis yang kadang-kadang transiluminasinya juga positif. Pada
Auskultasi dilakukan untuk mengetahui adanya bising usus untuk menyingkirkan
adanya hernia.
Hidrokel biasanya menutupi seluruh bagian dari testis. Jika hidrokel muncul
antar 18 – 35 tahun harus dilakukan aspirasi. Massa kistik yang terpisah dan
berada di pool atas testis dicurigai spermatokel. Pada aspirasi akan didapatkan
cairan kuning dari massa skortum. Berbeda dengan spermatokel, akan didapatkan
cairan berwarna putih, opalescent dan mengandung spermatozoa.
3. Pemeriksaan Penunjang
Gambaran klinis :
a. Anamnesa
1. Pasien biasanya mengeluh belum mempunyai anak setelah beberapa tahun
menikah.
2. Terdapat benjolan di atas testis yang tidak nyeri
3. Terasa berat pada testis
Gambaran klinis :
a. Anamnesa
1. Timbul mendadak, nyeri hebat dan pembengkakan skrotum.
2. Sakit perut hebat, kadang mualdan mual dan muntah
3. Nyeri dapat menjalar ke daerah inguinal
b. Pemeriksaan Fisik :
Inspeksi
Testis bengkak, terjadi retraksi testis ke arah kranial, karena funikulus
spermatikus terpuntir dan memendek, testis pada sisi yang terkena lebih tinggi
dan lebih horizontal jika dibandingkan testis sisi yang sehat.
Gambaran klinis :
Anamnesa : Benjolan kecil, tidak nyeri
Pemeriksaan fisik :
- Teraba masa kistik
- Mobile
- Lokasi dari cranial dari testis
- Transiluminasi (+)
- Aspirasi : cairan encer, keruh keputihan
Pemeriksaan fisik :
- Masa kistik
- Transiluminasi (+)
Gambaran klinis :
Anamnesa
Benjolan didaerah iguninal/skrotal yang hilang timbul. Timbul saat mengedan,
batuk, atau menangis, dan hilang bila pasien tidur.
13
Pemeriksaan fisik :
Terdapat benjolan di lipat paha/skrotum pada bayi saat menangis dan bila
pasien diminta untuk mengedan. Benjolan menghilang atau dapat dimasukkan
kembali ke rongga abdomen.
Transiluminasi (-)
6. Tumor Testis : Keganasan pada pria terbanyak usia antara 15-35 tahun.
Gambaran klinis :
Anamnesa : Keluhan adanya pembesaran testis yang tidak nyeri.
Terasa berat pada kantong skrotum
Pemeriksaan Fisik :
Benjolan pada testis yang padat, keras, tidak nyeri pada palpasi.
Transiluminasi (-)
2.9 Penatalaksanaan
Hidrokel pada bayi biasanya ditunggu hingga anak mencapai usia 1 tahun
dengan harapan setelah prosesus vaginalis menutup, hidrokel akan sembuh
sendiri, tetapi jika hidrokel masih tetap ada atau bertambah besar perlu dipikirkan
untuk dilakukan koreksi.7
Teknik Operasi
9. Teknik Lord : tunika vaginalis parietalis dieksisi dan tepinya diplikasi dengan
benang chromic cat gut.
10. Luka operasi ditutup lapis demi lapis dengan benang chromic cat gut.
Pada teknik Jaboulay, dilakukan eksisi pada kantong hidrokel secara tipis
dengan meninggalkan sisa lapisan kantong yang cukup banyak sehingga dapat
dijahit bersamaan setelah dilakukan eversi kantong kebelakang testis dan
funikulus spermatikus. Teknik ini sangat berguna untuk kantong hidrokel yang
lebar, berat dan tipis.
Teknik plikasi Lord dapat digunakan pada dinding hidrokel yang tipis
namun tidak dianjurkan untuk digunakan pada kantong yang lebar, panjang dan
tebal karena teknik ini akan meninggalkan ikatan-ikatan lipatan dari jaringan yang
diplikasi pada skrotum. Prinsip teknik Lord dilakukan dengan membuka kantong
hidrokel, mengeluarkan testis dari kantong, menjahit tepi kantong hidrokel dan
dengan menggunakan jahitan interrupted, secara radial dijahit untuk plikasi
kantong.8
16
A B
Insisi pada kuadran bawah abdomen sepanjang 4-6 cm, ke arah lateral dari
titik tepat di atas tuberkulum pubikum.
Insisi menembus kutis, subkutis, fascia camper, fascia scarpa. Aponeurosis
musculus obliqus externus terlihat.
Aponeurosis musculus obliqus externus telah diincisi, tampak kantung
hidrokel dan spermatical cord. Spermatical cord dipreservasi lalu
keluarkan isi kantong hidrokel (cairan) dengan pungsi menggunakan spuit
20
leher kantung. Setelah dijahit, jahitan kedua dilakukan pada distal dari
jahitan pertama untuk memastikan ligasi yang permanen.
Aponeurosis musculus oblique externus dijahit, lapis demi lapis ditutup.
Kulit dijahit dengan jahitan subkutis.
2.10 Komplikasi
Hidrokel dapat mempengaruhi pasokan darah testis. Jika pasokan darah testis
kurang maka akan terjadi Iskemia yang dapat menyebabkan
penurunan kesuburan. Perdarahan ke dalam hidrokel dapat menyebabkan trauma
testis. Hidrokel menetap atau berhubungan dengan rongga peritoneum dapat
menyebabkan terjadinya Hernia Inguinalis. Pada saat bedah dapat terjadi
komplikasi sebagai berikut : 9
2.11 Prognosis
DAFTAR PUSTAKA