Oleh:
Muhammad Hadi Trianto H1A015017
Perris Ardiyansyah H1A015008
Oleh:
Muhammad Hadi Trianto H1A015017
Perris Ardiyansyah H1A015008
Mengetahui,
Pembimbing Lapangan
Ir. Solida
i
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN.......................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................................ ii
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................... 1
1.1 Judul Kerja Praktik ............................................................................................ 1
1.2 Latar Belakang................................................................................................... 1
1.3 Ruang Lingkup .................................................................................................. 2
1.4 Tujuan Kerja Praktik ......................................................................................... 2
1.5 Manfaat Kerja Praktik ....................................................................................... 2
1.6 Waktu dan Tempat Kerja Praktik ...................................................................... 4
1.7 Metode Pengumpulan Data ............................................................................... 4
1.8 Sistematika Penulisan ........................................................................................ 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................ 6
2.1 SCADA.............................................................................................................. 6
2.2 Master Station .................................................................................................... 6
2.3 Remote Terminal Unit (RTU) .......................................................................... 7
2.5 Power Supply..................................................................................................... 8
BAB III PEMBAHASAN........................................................................................... 9
3.1 Konfigurasi Master Station Distribusi Level 3 .................................................. 9
3.2 Konfigurasi UPS .............................................................................................. 13
3.3 Konfigurasi RTU ............................................................................................. 14
BAB IV PENUTUP .................................................................................................. 17
5.1 Kesimpulan ...................................................................................................... 17
5.2 Saran ................................................................................................................ 17
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 18
ii
DAFTAR GAMBAR
iii
BAB I
PENDAHULUAN
PT PLN (Persero) merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
yang bergerak dalam bidang penyediaan tenaga listrik yang keberadaannya sangat
dibutuhkan oleh masyarakat. Dengan bantuan anak perusahaan PT. PLN Persero yaitu
PT. Prima Layanan Nasional (PLN) Enjiniring yang bergerak dalam bidang
perencanaan pembangunan pembangkit, gardu induk serta transmisi dan distribusi.
Setiap pembangunan, PLN Enjiniring memberikan rancangan kelayakan, survey
dibeberapa titik lokasi dari permintaaan stakeholder atau PT. Perusahaan Listrik
Negara (Persero) untuk pengujian kelayakan dan ekonomis dalam pembangunannya.
Salah satu divisi enjiniring yang berada di PT. PLN Enjiniring adalah divisi
transmisi dan distribusi. Oleh karena itu, mahasiswa memilih PT. Prima Layanan
Nasional Enjiniring dibidang transmisi dan distribusi sebagai tempat pelaksanaan kerja
praktek agar bisa mengetahui dan terlibat secara langsung ikut dalam kegiatan
1
perencanaan saluran transmisi maupun distribusi pada pengerjaan suatu proyek yang
didapatkan oleh perusahaan tersebut.
1. Secara umum akan membahas tentang konfigurasi SCADA di PT. Prima layanan
Nasional Enjiniring, Jakarta
2. Secara khusus akan membahas tentang prinsip kerja Master Station, RTU, dan
UPS di PT. Prima Layanan Nasional Enjiniring, Jakarta.
1. Bagi mahasiswa
a. Menambah pengetahuan dan pengalaman di lapangan pada kerja praktik
terutama yang berhubungan dengan perancangan dokumen dan juga kerja
sama tim yang baik dalam suatu proyek.
2
b. Meningkatkan keterampilan teknik yang relevan dengan bidang jurusan yang
ditekuni.
c. Mengenal situasi dan kondisi lingkungan dalam suatu perusahaan tentang
manajemen yang diterapkan, teknologi yang digunakan dan juga kinerja dari
para karyawan dalam proses perancangan pembangunan.
d. Membina hubungan yang baik dengan perusahaan sehingga memungkinkan
untuk dapat bekerja di perusahaan tempat pelaksanaan Kerja Praktik tersebut
setelah lulus kuliah nanti.
3. Bagi perusahaan
a. Sebagai wujud pengabdian kepada masyarakat khususnya di bidang pendidikan
dan memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk Kerja Praktik.
b. Memperoleh masukan-masukan baru dari lembaga pendidikan melalui
mahasiswa yang melakukan kegiatan Kerja Praktik.
c. Menjalin hubungan kerja sama dengan lembaga pendidikan terutama
Universitas Jenderal Soedirman sehingga perusahaan tempat pelaksanaan Kerja
Praktik yaitu PT. Prima Layanan Nasional Enjiniring semakin dikenal oleh
lembaga pendidikan sebagai pemasok tenaga kerja dan masyarakat sebagai
konsumen.
3
1.6 Waktu dan Tempat Kerja Praktik
Pelaksanaan Kerja Praktik ini dilaksanakan selama satu bulan, yaitu pada:
Waktu : 28 Januari – 28 Februari 2018
Tempat : PT. Prima Layana Nasional Enjinering, Jakarta
4
Bab III. Pembahasan. Bab III menjelaskan tentang komponen-komponen,
prinsip kerja, sistem kontrol dan perawatan atau maintenance pada RTU, UPS dan
Master Station
Bab IV. Penutup. Bab IV berisikan kesimpulan dari pengamatan yang
dilakukan dan saran untuk perusahaan serta pembaca.
Daftar Pustaka. Daftar pustaka berisikan asal didapatkannya mengenai materi,
data, gambar ataupun penjelasan-penjelasan lainnya.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 SCADA
SCADA (Supervisory Control And Data Acquisition) merupakan sistem kendali
industri berbasiskan computer yang dipakai untuk pengontrolan suatu proses,
contohnya seperti pengontrolan proses industri, proses infrastruktur, dan proses fasilitas.
Di era sekarang SCADA sangatlah banyak digunakan untuk berbagai sarana
infrastruktur, contohnya yaitu pembuatan infrastruktur alat pendistribusian aliran listrik
di Sulawesi dan Sumatra, atau sistem SCADA juga dapat diaplikasikan sebagai sistem
komunikasi yang kompleks. Pada PT. Prima Layanan Enjiniring menjalankan bisnis
konsultan proyek yang berkecimbung pada ketenagaan listrik nasional oleh karena itu
di PT. Prima Layanan Enjiniring ini banyak berkecimbung dengan proyek – proyek
yang berkaitan dengan pembuatan pendistribusian dan juga transmisi listrik untuk
daerah tertentu.
SCADA juga dapat diartikan sebagai sistem yang dapat memonitor dan
mengontrol suatu peralatan atau sistem dari jarak jauh secara real time dan melakukan
pengumpulan data dari peralatan yang diperlukan untuk selanjutnya diolah. SCADA
memiliki tiga fungsi yaitu fungsi telecontroling, fungsi telesignaling, dan fungsi
telemetering. Fungsi telecontroling berfungsi untuk melakukan perintah Remote
Control (Open/Close) terhadap peralatan yang berada dilapangan. Fungsi telesignaling
berfungsi untuk mengumpulkan data status dan alarm (Open, Close, Power Supply
Fault, indikasi relay atau parameter lainnya) yang dianggap perlu yang dapat membantu
dispatcher dalam memonitor peralatan yang berada dilapangan. Fungsi telemetering
berfungsi untuk mengumpulkan data besaran ukur tenaga listrik (Ampere, Voltage,
Daya Aktif, Frequency, dan lain – lain) semua peralatan yang berada di lapangan.
6
dikatakan sebuah sistem besar yang dapat dikendalian oleh remote station, dimana
remote station disini merupakan remote control yang berada pada suatu tempat dengan
skala kecil. Dalam master station juga terdapat adanya control center yang merupakan
pusat kendali dari pengoperasian sistem tenaga listrik dimana master station
ditempatkan. Di dalam Master Station memiliki perangkat keras seperti workstation,
server, switch, projection multimedia, static display.
Peralatan yang terpasang di master station harus mempunyai syarat sebagai
berikut:
a. Keamanan, keandalan, dan ketersediaan sistem computer;
b. Kemudahan, kelangsungan, dan keakuratan pengiriman, penyimpanan,
dan pemrosesan data;
c. Kebutuh dan kapabilitas sistem computer;
d. Kemudahan untuk dioperasikan dan dipelihara;
e. Kemampuan untuk dikembangkan.
Kapasistas dari master station yang dibangun harus mempunyai minimum
Input/Output (I/O) sebanyak 3 kali dari jumah I/O yang terpasang. Kinerja master
station dapat diukur dengan menguji kapasitas maksimum sesuai spesifikasi dimana
peak-nya tidak boleh melebihi 50% dari RAM, tidak boleh melebihi 50% dari
kemampuan CPU, dan tidak boleh melebihi 40% dari kapasitas LAN. Respon time
terhadap SCADA paling lambat dari telesignaling 3 detik, telemetering 10 detik,
remote control 6 detik mulai dari eksekusi remote sampai denan perubahan status di
master station, remote tap charger 20 detik, dan remote LFC 4 detik.
7
2.5 Power Supply
Untuk catu daya yang digunakan oleh master station sebagai berikut:
a. UPS (Uninterruptible Power Supply) digunakan apabila daya mati sesaat
tidak mengakibatkan sistem kerja computer menjadi terganggu.
b. ATS (Automatic Transfer Switch) berfungsi sebagai transfer switch dari
suplai PLN ke GenSet/Battery secara otomatis pada saat suplai PLN hilang.
c. Genset berfungsi sebagai penyedia catu daya cadangan dengan berbahan
bakar minyak (solar)
d. Trafo 20 kV sebagai penyedia catu daya utama yang berasal dari Gardu
Induk PLN
8
BAB III
PEMBAHASAN
Keterangan Gambar :
1. Workstation dispatcher (2 set)
2. Workstation enjiner & update database (3 set)
3. Server SCADA (1 set redundant)
4. GPS (1 set redundant)
5. Server DMS (1 set redundant)
6. Server data historical dan update database (1 set redundant)
7. Projection multimedia (1 set)
8. Switch Gigabit Ethernet LAN
9. Server sub sistem komunikai (1 set redundant)
10. Switch 100 Megabit Ethernet LAN
11. Workstation di luar control center
12. Static display
13. Printer laser hitam putih (1 buah)
14. Printer laser berwarna (1 buah)
15. Gateway atau router + firewall (1 set)
16. Kinerja SCADA, Operasi (1 set)
17. Offline database server (1 set)
9
Penjelasan dari sub – sub sistem dari Master Station DMS Level 3.
1. Workstation Dispacther
Workstation dispatcher merupakan perangkat yang digunakan dispacther kerja.
Workstation dispacther berfungsi untuk pengawasan dan pengontrolan sistem
tenaga listrik.
3. Server SCADA
Server SCADA berfungsi sebagai berfungsi sebagai pengolah dan penyimpan
semua data informasi yang diperoleh dari sub sistem komunikasi untuk
dikirimkan kepada server yang lain sesuai dengan kebutuhan.
4. Server DMS
Server DMS, berfungsi sebagai pengolah data dari server SCADA, server
historical, dan data snapshot dikombinasikan dengan logikal data yang ada di
server DMS untuk menjalankan aplikasi kelistrikan baik secara real time
maupun study.
6. Projection Multimedia
Projection multimedia merupakan layar yang berfungsi menampilkan seluruh
sistem distribusi yang dikontrol SCADA.
10
10. Workstation di Luar Control Center
Workstation di Luar Control Center adalah workstation yang berada diluar
master station yang terdiri dari workstation dispatcher, berfungsi sama seperti
workstation dispatcher.
11
Persyaratan Umum Peralatan – peralatan yang terpasang di master station harus
memiliki syarat yaitu berdasarkan SPLN S3.001-01 2011 (Master Station : Spesifikasi
Teknis Fungsi SCADA) sebagai berikut:
Kinerja master station dapat diukur dengan menguji kapasitas maksimum sesuai
spesifikasi dimana peak-nya yaitu berdasarkan SPLN S3.001 (Peralatan SCADA
sistem) sebagai berikut:
1) tidak boleh melebihi 50% dari RAM
2) tidak boleh melebihi 50% dari kemampuan CPU
3) tidak boleh melebihi 40% dari kapasitas LAN.
12
3.2 Konfigurasi UPS
UPS (Uninterrptible Power Supply) merupakan salah satu bagian dari power
supply. Alat ini digunakan apabila daya mati sesaat sehingga tidak mengakibatkan
sistem kerja komputer menjadi terganggu. Dapat dilihat pada gambar, terdapat 2 buah
UPS dengan catu daya dari sumber listrik utama PLN (Trafo 20 kV) dan paralel dengan
Gen Set. Masing-masing UPS terdapat jalur catu daya utama untuk mengalir ke Master
Station dan jalur ke pengisian battery. Sebelum mencatu daya Master Station terdapat
ATS (Automatic Transfer Switch) sebagai alternatif bilamana sumber utama listrik
padam. Battery pada UPS akan terisi secara terus menerus bila sumber listrik terus
13
menyala. Dengan menggunakan charger (rectifier) mengubah arus AC dari PLN ke DC
untuk mengisi battery.
Bilamana terjadi pemadaman listrik oleh PLN, maka battery yang terisi penuh
akan menggantikan tugas sumber listrik utama untuk menyuplai master station. Battery
mengalirkan arus DC kemudian dikonversikan oleh inverter menjadi arus AC dan ATS
secara otomatis akan menyambungkannya ke Gen Set sehingga sistem dapat segera
tersuplai. Bila sumber listrik utama telah menyala kembali, ATS secara otomatis
kembali menyambungkan saklar ke jalur utama dan battery yang telah terpakai dapat
terisi kembali.
Speksifikasi UPS yang digunakan bila bertuliskan 220V 100AH, maka battery
tersebut memiliki tegangan 220 Volt dan akan habis bila digunakan selama 1 jam
dengan besar arus 100 Ampere. Untuk dapat menghidupkan master station selama
pemadaman (selama 8 jam) dibutuhkan 8 UPS sejenis yang digunakan secara seri.
14
(terdiri dari telesignal, telecontrol dan telemetering). RTU dapat dihubungkan dengan
satu atau dua Master Station. Selain dengan Master Station, RTU juga dapat
dihubungkan dengan RTU lainnya (remote RTU) melalui jalur komunikasi. Untuk
RTU generasi baru komunikasi dapat dilakukan dengan lebih dari satu master station
dengan menggunakan database yang dipartisi dan protokol komunikasi yang berbeda-
beda.
Dalam proses input output, peralatan yang ada di Gardu Induk dihubungkan
dengan RTU melalui modul input/output digital dan analog dan dapat mengakuisisi
data dari IEDs (Intelegence Electronic Devives) seperti smart meters dan relay
pengaman. RTU juga dapat digunakan sebagai even logger. Dengan menghubungkan
satu atau dua printer dan terminal alphanumeric, maka jika terjadi perubahan
status dapat dicetak secara lokal. Terkait manajemen database, pengguna RTU dapat
melakukan konfigurasi sesuai dengan kebutuhan. Konfigurasi tersebut dilakukan
dengan menggunakan sistem database. Database tersebut kemudian diloading ke RTU
dan disimpan pada RAM. RTU yang digunakan di PLNE adalah RTU jenis
Automation, memiliki fungsi automation seperti Programable Logic Control dimana
RTU ini tersambung ke peralatan IED yang meliliki program automat is jika dipenuhi
kondisi tertentu maka RTU tersebut akan melakukan perintah control secara automatis
misalnya untuk fungsi load shading ataupun interlock.
Berikut adalah persyaratan fungsi utama RTU:
1. Akuisisi Data
2. Akumulasi Data
3. Sequence-of-Events (SOE) Pulling untuk peralatan tersebut
4. Perintah Automatic Generation Control (AGC)
5. Kendali Peralatan
15
5. Melakukan otomatisasi (proteksi dan meter energi).
6. Melakukan akuisisi data Sub-RTU dan IED
7. Display HMI Lokal di Gardu Induk.
16
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
1. Lingkup supervisi untuk tiap level konfigurasi Master Station berdasarkan perhitungan
kapasitas I/O dan kapasitas sistem tenaga listrik yang diaturnya serta berdasarkan
persyaratan tingkatan pembangunan sistem SCADA yang efektif.
2. UPS pada master station berfungsi untuk menangani pemadaman PLN yang tak terduga
dan menjaga sistem SCADA tetap dapat berfungsi selama beberapa waktu.
3. HMI (Panel Digital) atau SCADA berupa Software yang terinstal di Computer/PC
membantu User memahami/mengawasi/mengontrol (value adjustment) proses yg
berlangsung atau juga kondisi equipment di Plant melalui Layar Monitor (di Control
Room), data-data yang telah terbaca tersebut disimpan dalam storage disk, sehingga
Trend dari proses bisa diketahui (per-day/per-week/per-month/dst)
4.2 Saran
1. Sebaiknya perawatan dilakukan secara rutin terhadap peralatan, untuk memaksimalkan
kerja dari sistem SCADA agar pengontrolan dapat bekerja dengan baik serta
memaksimalkan kualitas dari real-time sistem.
2. Mahasiswa yang sedang melaksanakan kerja praktik sebaiknya selalu aktif bertanya
kepada pembimbing Kerja Praktik sehingga bisa mendapatkan ilmu langsung.
3. Sebelum melaksanakan kerja praktik sebaiknya mahasiswa bersangkutan melakukan
survei terlebih dahulu ke perusahaan yang akan dijadikan tempat kerja praktik sehingga
bisa menentukan judul yang pasti untuk dibahas dalam laporan.
17
DAFTAR PUSTAKA
[1] SPLN S3.001_2008, Peralatan SCADA Sistem Tenaga Listrik. Jakarta: PT. PLN,
2008.
[2] SPLN S3.001-01_2011, Master Station - Spesifikasi Teknis Fungsi SCADA.
Jakarta: PT. PLN, 2011.
[3] SPLN S3.001-3_2012, Spesifikasi Remote Station. Jakarta: PT. PLN, 2012.
18